Terkadang seseorang akan paham makna berarti kehadiran secara fisik maupun secara hati setelah ditinggalkan terlebih dahulu

Tuangkan sebuah pewarna, pada segelas air bening tak beraroma. Maka, akan menampakkan warna pekat yang menyatu.

Seperti air yang menyatu dengan pewarna, seperti kita yang sepakat untuk saling mengikat. Kita pun sepakat untuk memegang, bahkan takkan ada melonggarkan. Ada banyak selalu yang ingin bersiap menjadi selamanya. Ada hitungan detik disetiap hari,yang bersiap untuk membersamai.Lalu ada rapuh yang terhapus oleh sembuh.

Jika baris kata-kata dalam sebuah tulisan terhambur, maka ada garis pada sebuah kertas yang mengembalikan tulisan itu hingga sedemikian rapi.

Jika sendiri adalah awal, maka kita yang bersama adalah akhir. Oleh sebab itu, apakah kau masih beranggapan bahwa aku sanggup membunuh sebuah akhir yang disebut bahagia?

Ku pastikan kepadamu jawabannya adalah tidak.

Kalau kamu bilang kamu sibuk, apa iya kamu sibuk terus? Kalau kamu bilang kamu sedang lelah, Fikirmu, aku tidak mengalami hal yang sama? Kita sama lelahnya, tapi bungkus dari lelah kita yang berbeda.

Selelah-lelahnya aku, aku masih berusaha menghubungi kamu. Berusaha dengan hal yang mungkin sepele menurut kamu, tapi aku lakukan. Sederhana, untuk tetap lancar komunikasi.

Bukan sibuknya yang jadi permasalahan. Tapi bagaimana cara kamu mencari celah dari sibuk itu, supaya komunikasi tetap lancar. Apa memang kamu sedang jenuh? Baiklah aku mundur.

Kalau karena sibuk jadi hal sulit komunikasi, 24 jam tidak mungkin kalau tidak buka ponsel. Kamu sedang menemukan titik, di mana kamu membuka akses menuju mundur.

Tahukah rasanya bosan menghampiri dalam suatu hubungan? Seperti menggenggam pasir. Jika terlalu erat, dia membuat sesak di telapak tangan. Sebaliknya, ketika dilonggarkan, ia pasti jatuh tak berurutan. Ibarat hubungan, terlalu kuat seakan mengikat. Terlalu membebaskan, akan terlepas.

Sebuah ketakutan akan terlahir saat kamu mulai cinta dan menyayangi seseorang.

Pekat yang pernah hadir, biarkan ia tetap ada. Terkadang berkunjung, lalu kembali sunyi.

Seperti detak, ia adalah jantung yang tak pernah berhenti dalam aliran darah.

Seperti detik, ia adalah waktu yang terus bergulir tanpa akhir.

Sebetulnya ada hal lebih penting yang harus dijaga, selain yang disebut dengan perasaan. Yaitu tentang ekspektasi. Semakin melambung jauh dan meninggi anggapan diri pada hal yang masih abu-abu, semakin rapuh saat terjatuh. Ada diri yang berupaya memenuhi ekspektasi tentang seseorang. Namun apakah seseorang yang dijagakan tersebut juga memenuhi ekspektasi diri dari orang yang menaruh kepercayaan dengan tulus ini?

Jawabannya belum tentu.

Kamu sibuk merapikan ruang untuk dia sedangkan dia masih sibuk bermain dengan banyak tawa lainnya.

Jadi, apa yang harus dilakukan untuk menjaga ekspektasi?

Benar, dengan tidak terbawa jerat terlalu dalam. Yang cuma ingin ngobrol biasa, harusnya kamu tanggapi ia dengan tawa. Jangan berlebihan!

Kelak, saat kau mulai jatuh cinta, berdoalah dan meminta akan cinta yang kau jatuhkan bukan pada orang yang salah. Bukan pada orang yang menguras perasaan dan air mata berhargamu.

Memohonlah didoamu agar kau bertemu dengan seseorang yang buatmu berpikir bahwa cinta tak rumit dan tak ada alasan tentang sakit.

Sebuah tulisan yang ku buat setelah aku melihat seseorang yang ketika merasa tersakiti dan dilukai, ia menangis dan bersedih juga kecewa. Namun, saat si pemberi luka datang lagi, lalu menawarkan harapan baru dengan sebuah cinta yang entah berbeda atau sama. Ia bersedia menerima kembali. 😩

----------------------------------------------

Ujung-ujung jari yang ku sambut lalu ku genggam dengan erat, ia telah sepakat untuk saling melonggarkan.

Kenapa? Di mana yang salah?

Hari-hari berlalu, ia tak pernah tersedia melepaskan barang di ujung kuku pun. Sebelum hari ini, ujung jari-jari itu masih setia, saling mengaitkan.

Berpisah sejenak, lalu bertemu kembali. Berjalan beriringan di bawah langit sore hingga membuat senja tertunduk lalu menghamburkan tepuk.

Namun, saat ujung jari-jari yang terlepas ini menyusuri kosong dan dingin, lalu ia pun menutup tiap-tiap ruang. Ujung jari-jari yang pernah berseberangan itu pun muncul kembali lagi.

Waktu seakan berhenti dan jam seperti rusak. Suasana tak bergeser sama sekali. Lalu dengan sedikit gemetar, jari-jari itu pun menangkup dan menggenggam. Enggan pergi, juga tak yakin untuk tak menyakiti.

Menariknya, ujung jari-jari itu menerima meski sedikit gundah dan takut. Jari-jari itu paham tentang menyakiti diri sendiri secara sadar. Jari-jari itu paham, ia menerima lagi yang sewaktu-waktu dapat melukai kembali bagian jari yang sudah ia sembuhkan, lalu dengan dalih "aku mencoba memberi kesempatan dan bertahan".

Kalimantan Tengah, 25 Maret 2021

Lelakiku,

Kau tahu bukan, malam tak selalu ingin tinggal

Pun taburan bintang tak selalu menepati janji

Deru angin malam tak selalu peduli yang kau sebut rindu

Malam yang larut semakin menggenggam ilusi yang meretakan, memaksa pada hal tak siap untuk kau jajaki

Menggila pada sebuah kata yang sejenak buatmu lupa, ia bisa mati dan berpindah sisi

Kau terlalu dimainkan olehnya, hati..

Kau boleh merindu

Merindulah seakan jeda tak memiliki kuasa tentang batas

Namun, kembalilah pada pelukku. Jika kau rasakan realita mulai menggerus banyak harapan lalu buatmu terhempas

Doa memang yang paling mujarab, saat harapan terdesak realita

2021 apa yang mau dicapai?

*Segala harapan yang sempat tertunda ditahun-tahun sebelumnya. Semoga ada jalan di 2021.

*Keadaan lekas membaik dan pulih kembali ini menjadi bagian terbesar dari semoga.

*Diri yang lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya, menjadi makhluk yang setidaknya berguna bagi sesama. Tebaran senyuman dan langkah positif untuk siapapun tanpa terkecuali.

*Berbuat kebaikan lebih lebih lagi, bahkan sekecil apapun kebaikan itu. Sebab namamu sudah jelas tertulis di langit yang sering mendengarkan dan ucapan-ucapan indah dari dirimu. Kebaikanmu tercatat rapi di buku kehidupan.

Untuk 2021 dan selamat datang untukmu

Ternyata individu tak melulu mengerti tentang yang dirasakan, tapi juga membuat suatu semangat dipukul dengan harapan-harapan yang diinginkan tanpa melihat kenyataan.

Satu hal yang mencakup banyak hal tentang dewasa, rumit. Bahuku yang kadang kokoh memikul beban, kadang seketika jatuh lalu berusaha bangkit lagi. Banyak topeng yang ku pasang di wajah lalu berganti topeng lain. Otak yang bekerja cepat memproses berjuta-juta pikiran, ia menyerap banyak informasi entah dari obrolan orang yang suka atau tidak. Terbungkus makna merendahkan atau memuji dengan tulus. Sudut bibir yang terpaksa senyum namun hati luka menganga. Aku ingin meletakkan barang sebentar saja beban dan sedihku, lalu aku merasa tentram. Namun, hidup tentang berpacu antara lemah dan kuat.

Satu pesanku pada diri sendiri, ragaku jiwaku kamu paling tangguh dan kuat. Dua puluh lima tahun kamu membersamaiku, tanda kamu tak bisa terkalahkan meski yang bertumpu kian menggunung.

Malam ini aku iseng coba buka-buka folder foto setelah aku menulis cerpen. Fotonya tentang tahun yang sudah berlalu. Ada satu foto yang membuat aku diam sejenak lalu berpikir, aku pernah melewati ini dan aku pernah dengan masa ini. Dulu akrab, ibarat klop berbagi apapun selama bisa dibahas. Terkadang parahnya sampai membuat ngakak. Sungkan tidak pernah terbesit, ketika ingin chat, langsung tanpa harus pikir-pikir. Sekarang, nafas mungkin bisa saja sama, namun keadaan yang berbeda. Dulu pertemanan yang paling dari segala paling, sekarang asing.

Aku ingin berpikir, bahwa dulu awalnya tak kenal, jadi sekarang tak apa juga bila tak kenal. Namun, nurani bukan tempat yang tepat untuk berdusta, aku tipe yang cinta akan pertemanan.

Lalu aku berpikir, semua hal yang sejatinya serasa kita miliki sesungguhnya tak pernah benar-benar kita miliki. Itu hanya klaim diri, sedikit ingkar tentang fana dan berusaha menutupi perasaan bahwa hal yang bisa berakhir takkan pernah berakhir. Selama tentang dunia, selama itu pula semua fana sekalipun terlihat indah.

Salah satu hal di dunia ini yang paling penting adalah bersyukur. Ketika kamu bisa bersyukur tentang yang kamu dapat, Allah selalu berikan bahagia. Belajar lihatlah orang-orang yang memiliki keadaan tak seberuntung kamu, maka kamu akan banyak-banyak mengucapkan Alhamdulillah. Dunia itu tempatnya ujian. Kalau ingin tempat bahagia kekal, yaitu di surga.

Sekian tentang kisah hari ini. Semoga Allah senantiasa menyertai langkah kita. Aamiin aamiin ya robbal'alamin 🤲

Kamu tau, bahkan meski raga terkunci. Diantara langit malam dan bulan bintang yang menyembunyikan diri. Ada rindu bertandang yang tiba-tiba mendudukkan diri. Ia sangat paham, ragamu sedang tak berada di sini dan memaksa menemukan, bayang raga yang sedang ku cinta. 🌜

Semoga November membawa segala cinta dan tercapai serta terwujudnya banyak harapan. Jadilah Lovember penuh suka cita setelah oktrouble dan sadtember yang menorehkan luka 🤲.

November, baik-baik ya. Bulan yang datang bersama musim hujan, mengguyur deras di setiap titik tenang. Kemudian, bantulah entah hati, fikiran maupun perasaan dengan dingin mu.

Agar yang disebut dengan luka, tidak lagi menghampiri lalu memilih lebih baik pergi.

Jadilah Lovember nya rasa dan asa.