Ridha itu seperti mata air yang datang dari kedalaman hati. Sedangkan maaf itu ada di permukaan.
Seseorang bisa saja memberi maaf sekalipun ada luka yang belum sembuh, tergantung seluas apa hatinya. Lisannya bisa saja berkata ia ridha, tapi jika ridha itu ada di hati yang paling dalam, maka bagaimana mungkin orang yang sedang terluka bisa ridha begitu saja?
Ridha adalah perasaan itu sendiri dalam wujudnya yang paling murni. Sedih, senang, puas, atau kecewa. Ridha ada di dalam rasa-rasa itu yang saling berkelindan.
“Ridha itu diraih dengan susah payah, tidak seperti maaf yang bisa diminta kapan saja.”
Suatu ketika sebuah rombongan perang mendatangi Rasulullah. Terlihat seorang ibu yang kelabakan mencari bayinya. Seketika bayinya ketemu, ibu tersebut lantas memeluk dan memberikan asi kepada bayinya.
Melihat hal tersebut Rasulullah bertanya “Apakah ibu tersebut akan tega melempar bayinya dalam sebuah kobaran api yang menyala?". Kami menjawab, “Tak akan mungkin, Demi Allah, bahkan ibu itu mampu untuk mencegah bayinya terlempar ke dalam kobaran api.” Atas jawaban tersebut, Rasulullah bersabda,”Sungguh Allah lebih sayang kepada semua hamba-Nya daripada seorang ibu ini kepada anaknya.” Hadis tersebut riwayat Bukhari dan Muslim
Pertanyaannya adalah mengapa perumpamaan sayang itu adalah rasa sayangnya ibu kepada anaknya?
Karna puncak rasa sayang tertinggi didunia ini adalah cinta ibu kepadanya anaknya.
Bukan cinta kepada suami, bukan cinta kepada istri, bukan cinta kepada orangtua, tapi cinta dari seorang ibu kepada anaknya.
Dan kenapa perumpamaannya adalah saat ibu sedang menyusui? Kenapa bukan saat ibu hamil atau saat anaknya sudah dewasa?
Karna saat masa menyusui itu, anaknya masih sangat membutuhkan ibunya. Ia hanya bisa makan dan minum dari asi ibunya. Sehingga bertambah-tambahlah cinta ibu itu kepada anaknya.
speechless
Ya allah, sungguh engkau benar-benar Maha Penyayang ❤️
Ya Robb, bila mataku sembab kembali karena menangisi hal yang sama, tolong maafin aku. Bukan berarti aku tidak bersabar dan menerima takdir yang tercipta. Air mata yang jatuh hanya-lah ungkapan sisi lemahku sebagai manusia.
Ya Robb, bila mataku sembab kembali karena menangisi hal yang sama. Aku hanya sedang lelah, bukan menyerah. Maka aku mohon pada-Mu, tolong temani aku selalu di saat aku sedang merasa tidak baik-baik saja menghadapi dunia yang begitu riuh.
Tentang perasaan tidak baik-baik saja yang sedang membelenggu hati, Allah mengetahuinya meski tak sepatah katapun terdengar dari bibirmu.
Tentang perasaan menyesal yang terus menyelimuti diri sebab terlampau sering mengecewakan Allah, Ia mengetahuinya sayang meski hanya air mata yang pada akhirnya jatuh mengenai sajadahmu.
Menangislah bila itu menjadi jalanmu untuk menenangkan diri. Ada kalanya tangis taubat meluruhkan perasaan yang sedang berkecamuk dalam diri. Tangis taubat melembutkan hati yang keras.
Menangislah, tidak mengapa. Menangislah hingga lega.
Sekuat apapun ombak menerjang bila perahumu kuat, maka perahumu takkan kalah atas izin Allah. Maka untuk hal-hal yang menurutmu begitu membuat perasaanmu koyak, jatuh dan lara, sebenarnya kamu tak benar-benar jatuh karena ada Allah yang senantiasa menguatkanmu di setiap langkah hidupmu.
Seberapapun membingungkan jalan hidupmu saat ini, bukankah paling tenang adalah menyerahkan sepenuhnya kepada Allah yang secara sempurna merencanakan semuanya dengan baik untukmu? Sebab Allah tak mungkin memberikan yang buruk kepada hamba-Nya. Mustahil. Maka jalan satu-satunya di kala keadaanmu dirasa tak baik-baik saja saat ini adalah terus berdzikir kepada Allah, berpasrah tanpa tapi kepada Allah, dan sepenuhnya percaya Allah pasti memberikan yang paling baik kepada hamba-Nya.
Sebab setiap manusia buta terhadap masa depannya sedangkan penglihatan Allah terhadap masa depan begitu terang.
Semoga selalu bisa menghargai diri sendiri; menghargai perjuangannya, kerja kerasnya. Semoga kita selalu mencintai diri sendiri, tidak mencaci, tidak memaki. Karena selama ini diri kita yang menemani kala sedang resah, kala sedang kalah. Semoga kita tidak berhenti untuk mencintai diri kita sendiri.
Nggak apa-apa kalau hari ini rasanya kamu belum bisa memberi yang terbaik untuk orang lain, nggak segalanya harus dari penilaian orang lain, setidaknya ingatlah bahwa kamu sudah melakukan yang terbaik untuk dirimu sendiri hingga hari ini, berikan penghargaan, berikan hadiah, dan bersyukur atas pencapaian diri sendiri. Meski rasanya impian masih terlihat sangat jauh, setidaknya berterima kasih, juga atas segala ketentuan hidup yang sekarang kamu pilih. Tetaplah berdoa dan berbangga, juga ingat bahwa dirimu berharga.