Tumgik
theoutlierdjournal · 9 months
Text
Tumblr media
Mentor kehidupan
Ternyata, dalam kehidupan berumah tanggapun, kami perlu mentor. Meminta masukkan dari pasutri senior yang memiliki value yang hampir mirip, bisa menjadi guide perjalanan rumah tangga kita juga.
Beliau adalah Kak Ivan dan Mbak Maghleb. Senior kami di FIM, bos Mogi di kantor. Karena Mogi udh kerja di Maxima dari kuliah dan biasa minta pendapat tentang masalah pribadi ke beliau berdua, saya pun yg wkt itu lagi berproses sama Mogi, akhirnya memutuskan untuk ngobrol sm Kak Ivan dan Mbak Maghleb untuk mengenal Mogi lebih jauh. Pulang dari kampus, nyetir ke Cibubur, pulang jam 10 malam dari Cibubur nyetir sendiri ke Bintaro. Sungguh effort tapi begitulah ya, namanya jg mau menikah hrs banyak effort-nya 😂
Tapi kayanya sebelum kenal di Cibubur itu, aku juga udh meminta Kak Ivan untuk menjadi Pembina di Yayasan Emcekaqu Sehat Berdaya, karena beliau wkt itu mentor juga di program Community Leaders yg aku ikuti di 2016.
Long story short, semakin kesini, nasihat-nasihat kehidupan mereka cukup signifikan. Beberapa kali kami zoomeet atau bertemu berempat, duduk bareng dan ngobrol tentang rencana hidup dan karir kedepan. Waktu itu kita ngobrol - semi coaching - berempat di awal 2020 (sebelum pendemi) karena waktu itu kami baru menikah. Mogi bilang ada rencana kuliah 2-3 tahun kedepan. (Yang qadarullah-nya malah 2021 udh mulai kuliah kan, dan itu infonya dari kaivan juga).
Terus 2021 bahkan saat saya praktik profesi kami sempat tinggal beberapa minggu di rumah kaivan karena saya lagi hamil udah cukup besar dan sangat melelahkan PP naik gojek tiap hari dari Serua - RS Fatmawati. Rumah kaivan yg di Lebak Bulus cuman 10-15 menit ke RS Fatmawati, such a good choice 😂👍 Disana juga beberapa kali ngobrol tentang renacana kedepan, Apa Ainna akan kerja after punya anak atau gimana? Banyak refleksi sama Mbaleb tentang menjadi ibu rumah tangga atau ibu bekerja.
2022, meminta izin untuk bisa work from Yogya karena sudah harus kuliah tatap muka tapi gak bisa juga hidup hanya dgn stipend beasiswa. Dan kaivan dgn legowo memberikan izin tersebut. Wow?!!
Di 2022 pertengahan saat mas mogi juga sudah selesai kuliahnya dan memasuki fade thesis, kami zoomeet berempat dan ditanya lagi tentang rencana karir mas mogi after lulus MBA Program ini. Rasanya kaya ada yg membimbing krn hampir tiap “ganti fase” kehidupan selalu ditanya dan diberikan saran. Inget banget waktu itu kaivan bilang, Mogi mau jadi profesional atau wirausaha karena kalau dgn keadaan finansial yg pas2an, gabisa digenggam dua2nya harus fokus milih salah satu. Terus kalau jadi profesional, Mogi mau berkarir di BUMN yang settle atau di MNC? Dari situ akhirnya aku sama mas mogi juga banyak ngobrol, apa pros and cons nya dua pilihan tsb, dan memutuskan untuk ga ambil jalur BUMN krn we don’t strive for “settlement”. Masih banyak yg pengen dilakukan, termasuk Ainna yg pengen sekolah lebih lanjut dan bs jadi require utk move out of indo (dan benar terjadi insyaa Allah).
Dan 2023 ketika financial needed hits us very hard, kita ngobrol lagi berempat. Di mobil, perjalanan dari Lebak Bulus ke Lab Pela. Bagaimana kami mengutarakan kebutuhan finansial kami, tapi maxima belum bisa provide sejumlah yg kami butuhkan sehingga kami harus memilih tempat lain yang lebih tinggi salary-nya. Mogi awalnya ngerasa sgt bersalah dan gak enak, krn udh diberitahu info beasiswa, diizinkan bekerja remotely dan skrg pas udh lulus malah cabut dr maxima, tp kaivan dan mbaleb sgt fair. Mereka bukan tipikal yg nge-keep orang, mereka letting go Mogi krn memahami betul kondisi yg sdg kami alami. Disitu kami juga lagi2 banyak diskusi arah karir mas mogi dan strategi rumah tangga gimana karena Ainna akan bekerja juga. Sangat merasa terbantu krn bs denger sharing dr senior yg sudah lebih banyak makan asam garam :”)
Dan 3 bulan after pindah kerja, hari ini kami berkunjung lagi ke rumah mereka. Dengan berita bahagia Alhamdulillah Ainna (insyaAllah) akan lanjut kuliah, dan tentu tentang drama resign Ainna HAHHAAH (gak abis2) kenapa dibahas juga? Karena Si Rofi sebelumnya juga bermasalah sm Maxima (pas mogi masih kerja disana lagi) sampe bawa2 pengacara segala :)) jd emg tabiat yg problematik itu td kita bahas di meja makan krn aku ssghnya gak nyaman bgt punya hubungan buruk sm org lain. Jadi ngerasa hhhh gapapa bermasalah sm org problematik soalnya emg dia yg cari masalah??!! Wkwkwk. Lah jd bahas Rofi.
Ya td juga disarankan utk Mogi yg mulai cari kerja di Aussie dan mungkin malah dibalik??!! Mogi yg dpt kerja duluan disana, jd stay disana pake visa kerja, bukan visa dependent ke aku. Ya bener juga sih??!! Karena sempet ngobrol sm beberapa student di Aussie emg easy money-nya kerjaan2 blue collar, cuman… kesian amat suami w lulusan M.BA luar negeri kalau ngerjain kerjaan blue collar 😂😂 gabisa jadi portofolio sayang amaat!
Intinya ku merasa amat bersyukur punya mentor rumah tangga yg bisa dijadikan tempat bertanya, tempat berefleksi. Duduk berempat, suami dan istri senior dan junior untuk saling align dan berbagi isi kepala menurutku sgt worth untuk dilakukan ;”) just like a business mentor, they will guide you dan memberikan advice agar gak masuk ke jurang yg mgkn pernah mereka alami :”)
Dis you guys have a mentor?
1 note · View note
theoutlierdjournal · 1 year
Text
A change
saya bilang sama suami kalau salah satu privilage kita adalah kita hampir selalu tahu,harus kepada siapakita ngobrol/ minta pendapat / nasihat untuk urusan-urusan kehidupan. Alhamdulillah Allah berikan kesempatan untuk berjejaring dengan orang2 yang sangat luarr biasa baik, di FIM, RK, IPB, UI, dan masih banyak lagi. 
sepagi ini saya ikut suami ke kantor. kami tinggalkan anak bayi yang masih terlelap itu untuk kami bertemu dengan bos nya mas mogi di kantor, ngobrol mengenai rencana resign mas dari kantor. Berhubung bosnya mogi adalah mentornya kita (bahkan menjadi salah satu orang yang kuajak deep talk mengenai mas mogi sebelum ku memutuskan untuk menikah dengannya) jadi, saya pun ingin ikut berdiskusi mengenai keputusan ini.
dalam perjalanan dari lebak bulus ke blok a, di tengah hujan deras di dalam mobil yang agak dingin kami berempat berdiskusi serius. Mengenai apa kekhawatiran mas, mengenai pertimbangan resign, mengenai relasi, bahkan tantangan yang terjadi kedepan setelah memutuskan bekerja di tempat yang baru karena dunianya completely different dan pasti akan sangat banyak adjustment.
 Hal yang paling saya suka dari obrolan ini, kita semua bisa mengeluarkan semua yang kita pikirkan tanpa ditahan. Mas bilang mengenai rasa gak enaknya resign padahal ia sudah dikasih kesempatan untuk kuliah. Tapi di satu sisi kami juga udh gak bisa “hidup” dengan gaji yang ditawarkan oleh bosnya mogi. Bukan karena kita mau nyari enak dengan gaji yg besar, bukan :”) hidup kita tuh udah bener2 semepet ituu sampe 3 bulan kebelakang kita ngutang tiap bulan hanya untuk menghidupi keluarga :”) dan alhamdulillah tipikal bosnya mas mogi tuh emang tipikal yang suka melihat talent mereka berkembang dan bukan nge-keep talent mereka gitu, jadi resign diterima dengan ketentuan tetap one month notice. Alhamdulillah.
Aku juga udah mencoba mempersiapkan diri kalau kedepannya akan lebih banyak tantangan. Mas yang lebih tertekan karena pekerjaan. flexibility times yg mgkn kurang oke selama masa probation. Mungkin keluhan mas karena banyak gak ngerti sama play field baru ini. Huufftt bismillah semoga aku juga bs membersamai dengan baik, sambill ku juga ikhtiyar mengetukpintu-pintu proyek ataupun beasiswa :”)
rasanya setelah ngobrol hati jadi penuuhhh banget. banyak pr untuk ngobrol sam mas mogi, tapi jadi kaya lebih clear aja keputusan-keputusan ini. Bismillah,selalu, selalu memohon perlindungan dan petunjuk dari Allah. Dan kalau emang ternyata belum cocok nanti di masa probation, ku merasa, memang takdir Allah sudah harus begini. Apapun keputusan kita hari ini udh tertulis di laul mahfuz. 
HUHUHU LAA HAWLAA WALLA QUWWATA ILLA BILLAH!!!
6 notes · View notes
theoutlierdjournal · 1 year
Text
Mentoring kelompok rumah bertumbuh 7 Happiness Family
Disaat sesi sudah mau ditutup, ada satu pertanyaan dari mentee kami “Kak, kalau hapfam tujuannya adalah melahirkan orang2 yang bisa membuat usaha sosial / organisasi sosial, apa hubungannya materi mengenal diri kaya river of life dan lain-lain dengan tujuan hapfam?”
Pertanyaan yang cukup menggelitik. Mentoring Hapfam ini memang menarik, karena mentornya adalah kami berdua - saya dan suami - jadi kami bisa berbagi perspektif dalam satu sesi. Suamiku menjelaskan mengenai self awareness, sebelum melakukan sesuatu untuk orang lain. Along the way suamiku ngomong aku sambil mikir juga dan tiba-tiba dapat contoh nyata yg bisa jadi gambaran pas untuk adik-adik.
Ku coba menambahkan dari pemaparan suamiku,
Tadi kak mogi cerita kan ya, tentang usaha yang ia bangun dengan teman2nya, namanya Farmee. Nah sebenernya sadar gak sadar, pertanian itu ada di rekan jejak - pengalaman - masa lalu Kak Mogi, sehingga ia pun tertarik kepada dunia pertanian karena ia sudah terpapar dunia pertanian sejak kecil. Orangtuanya punya kebun bunga di puncak, tahun 90an kak mogi sering banget bolak-balik kesana. Itulah juga mgkn kenapa kak mogi, masuk ke pertanian, concern sama food waste, etc
Nah tapi buatku yang dari kecil gak pernah terpapar pertanian, aku gak relate. Mana pernah aku kepikiran pertanian. Hal yang aku gak paham sama sekali. Pengalamanku dari kecil adalah rumah sakit. Aku sakit-sakita dan bolaaak-balik rumah sakit sampe bosen. Sehingga, referensiku adalah hal yang terkait dengan kesehatan, dan itu juga yg membawaku akhirnya ngambil jurusan keperawatan dan juga punya gerakan sosial di kesehatan - sanitasi untuk peningkatan kesehatan.
Jadi, kalau ditanya apa hubungan mengenal diri dengan mendirikan usaha / gerakan sosial, tentu sangat erat sekali :) dari mengenal diri kita mungkin bisa menemukan “panggilan” kita yang biasanya erat sama masa lalu atau pengalaman yang pernah kita alami. Jadi, bukan sekadar teori tentang bagaimana mendirikan usaha / organisasi sosial saja yg kita butuhkan, tapi juga tentang “The Why” atau “Calling” itu juga yang kita butuhkan.
Weewww.. jadi mentornya yang berefleksi. Betapaa.. kalau abis sharing sama orang tuh jadi banyak insight juga utk diri kita sendiri 💕 yeayy seneng bgt buat kesempatannya. Terima kasih hapfams!
2 notes · View notes
theoutlierdjournal · 1 year
Text
Lg di fase ini… kemarin minta kerjaan sm Allah pas dtg tawaran kerja kok deg2an mikirin anak sama siapa? Huhuhu bismillah… yg terbaik menurut Allah.. kita sih jalanin aja ya
Menjalani Doa
Ya Allah,
Tahun 2023 ini aku sedang menjalani doaku sendiri. Dan aku deg-deg-an sekali menjalaninya. Dahulu, kupikir kalau doa terkabul itu rasanya akan pasti bahagia, tenang, benar-benar super senang. Tapi, ternyata semenegangkan ini, super deg-deg-an, takut, khawatir, dan banyak pertanyaan di kepala “apakah aku mampu menjalani doaku yang terkabul ini?” Tapi aku sadar, satu-satunya jalan untuk aku tahu kalau aku mampu atau tidak adalah dengan menjalaninya. Jadi ya, se-deg-deg-an dan setakut ini tetap saja kujalani.
Kayak apa ya rasanya? Takut iya, tapi kan itu cuma di kepala. Besar kemungkinan nggak akan terjadi kalau kita jalani. Menjalani ketakutan itu adalah keberanian. Kalau aku menjalaninya, memang ada kemungkinan berhasil dan gagal, tapi aku tahu betul kalau aku tidak menjalaninya itu 100% gagal. Daripada penasaran seumur hidup, aku memilih menjalaninya, gimanapun risikonya, gimanapun perasaan yang kurasakan.
Kalau takut karena sendirian, ya jangan sendirian.
Kalau takut karena nggak paham, ya belajar.
Kalau takut karena nggak tahu apa yang di depan, ya tanya sama orang yang pernah menjalaninya. Bismillah.
454 notes · View notes
theoutlierdjournal · 1 year
Text
Coaching S2
I wanna share some insight notes after i’ve done coaching with my senior on Rumah Kepemimpinan. Kenapa coaching? Karena saya buruh temen berefleksi, butuh di challenge dengan objektif, apa benar saya butuh s2 atau hanya pengaruh lingkungan karena beberapa teman terdekat saya dan juga suami saya udah s2?
Sebelum coaching, saya udh bikin SWOT mengenai S2. Apa strength, weaknesses, opportunity dan threat-nya dan mana yang lebih dominan? Ternyata even sudah bikin SWOT saya tetap nggak bs memutuskan, makanya ttp butuh coaching.
Coaching selama 1.5 jam. Pertanyaannya cuman 1 : Apa bener saya mau dan butuh S2?
Di awal saya memaparkan swot saya, and you know what? Saya dapet feedback dari coach-nya “dari paparan kamu, saya merasa bahwa S2 kamu lebih banyak krn opportunity-nya, dorongan eksternal-nya seperti Hannah blm sekolah shg lebih fleksibel dan tmpt kerja suami yg juga msh fleksibel. Saya ngerasa strength-nya blm terlalu kuat, tp take the opoortunity juga gak salah kok.”
Gue kaya “wow?? Ternyata itu jawabannya. Dan ternyata gak salah kalau gue take the opportunity walau strength dalam diri gue utk s2 blm kuat. Terus coach-nya menambahkan
“Opportunity itu biasanya jadi alasan kamu untuk memulai. Tapi strength, the why kamu S2 ini akan menjadi penyemangat kamu untuk menyelesaikan S2.”
Gue kaya wow??!!!!! Cool!!! New insight bgt!! Jadi PR gue adalah bener2 nyari strength atau motivasi internal untuk sekolah dan ssgh nya ini akan menjadi bahan coaching selanjutnya.
The second one, gue di”korek” lagi. Kenapa mau S2? Ada 5 point yang ternyata jadi alasan gue
1. Mau berkarya
2. Mau contribute kepada peningkatan kesehatan masyarakat
3. Impacted local (yes lokal aja lah, yg feasible dicapai)
4. Menjadi ibu yang berdaya dan berkarya (agak redundat sama bo.1 yaa)
5. Menjadi inspirasi untuk anak2 untuk sekolah setinggi2nya
Dan gue ditanya, apa harus S2 utk mencapai 5 hal tsb? Dan jawaban gue “NGGAK 😭” wkwkwkw semua bs dicapai dengan keadaan gue yg skrg kan? Wk, kenapa jadi “prasyarat” untuk ina inu? Wkwkwkw, lol.
Jadi sadar kan. Gausah kebanyakan prasyarat idup lo, Na wkwkwk.
Kemudian gue ditanya, dari kelima hal tsb mana hal yang paliiingggg penting menurut lo? Gue jawab poin 1 dan 4.
Kenapa?
Gue bilang bahwa gue mau menjadi “someone” i dont wanna be a mediocre.
Why you don’t wanna be a mediocre?
Well bitter truth is, my number 1 strength is significance. Gue baru ngerasa berharga, berdaya, penuh hatiku kalau aku punya signifikansi thd org lain.
BUT, quote and quote orang significance itu ternyata (baru tau dari talents mapping thanks to mbak @arum) tipikal ya agak narsis. I wanna get spotlight (jujur ya agak malu nih :”) somehow, that spotlight really leads me to a greater good alhamdulillah. Gue bener2 makes something thus i got that spotlight.
Terus si coach bilang “oke spot light is one thing, i still don’t get it, why would you be SOMEONE? Kenapa lo harus berkarya dan menjadi ibu berdaya?”
I am asking myself. Terus tiba2 kaya ada petir nyamber di hati gue, terus gue meneteskan air mata. “The answer is related to my inner child…….”
I am trying to hold my tears but i can’t…. Dengan bercucuran air mata, gue bilang sm coach,
“I wanna be someone because gue mau dihargai. Aku mau jadi perempuan yang dilihat sama orang.”
“Because i used to see my father beat my mom… gue selalu melihat bokap gue merendahkan nyokap gue. I don’t wanna be like that. Gue mau jadi perempuan yg dihargai. Gue mau berkarya buat buktiin kalau gue bisa dan berharga.”
I am still on tears…….
Rasanya plong banget asli pas ngomong kaya gitu….. Bahkan… gue gak bisa jujur sm diri gue sendiri. Gue harus di prompt sama orang dulu baru gue bisa menemukan jawabannya….
Gitu……..
Oke Lanjut, Talking about spotlight ini juga yang “diarahkan” oleh coach. Jangan sampe, lo silau sama spotlight orang lain dan pengen dapat spotlight yang sama. Ainna tetep bisa dapet spotlight untuk diri lo sendiri tanpa harus menjadi seperti orang lain :)
Kenapa hal ini bs keluar dari coach gue? Because i force myself to pursue my degree on Ivy League. Karena alasannya shallow banget “Gue pengen juga membuktikan walau sudah jadi mamah-mamah gue ttp bisa masuk Harvard.” 🥲 hati gue kotor bgt wk. besides, gue juga tau di Harvard jurusan yang gue pengen emang align bgt sm tujuan hidup gue, tapi alasan tadi ituloh yg hmmmmmm…. Yang membuat gue insist utk mengambil Ivy League while i know US not as safety as European country ya kl mau raising kids tapi karena ada alasan “mamah mamah” itu tadi yg bikin gue insist mau masuk harvard.
I still can have my own spotlight wherever i am. Itu yg harus gue sadari…..
Karena sejujur gue kaya bump into NZ gitu tapi my half heart kaya “Hey Harvard ajalah, people will be more looking at you if you are in Harvard.” 🙃👍 how pathetic i am.
Jadi gue kaya skrg lebih lega aja skrg :”) bahwa gue gak HARUS berada di SUATU TEMPAT untuk ORANG MELIHAT GUE.
Huhuhu Allah bener2 nge-guide gue bgt ngerasanya Alhamdulillah 😭
Tapi mengenai tempat kuliah itu, kujuga pernah konfirmasi ke salah satu lulusan Columbia. Kubilang “Salah gak sih Mbak aku milih Ivy League just because IT IS IVY LEAGUE?” Dan kata senior gue ya gapapa, karena emg ada positifnya juga kan sekolah di Ivy League. Dari Alumni Network-nya, dari kurikulum, research, pasti emg ada banyak hal positif di Univ tsb shg mereka bs jadi univ top dunia kan?
Another point!
But somehow, sebagai mamah-mamah yang ingin kuliah lagi, tentu saja bukan sekadar kurikulum dan hal academic yg perlu dipertimbangkan. Tapi juga lingkungan negara tsb, atau bahkan kalau di support grup @labbelajaribu sampe harga day care juga jd pertimbangan seseorang utk kuliah di negara tsb 🥲 wkwkwk.
Dah begitu aja sharing tentang coaching hari ini. I am so blessed mulai paham sm diri sendiri, kapan gue ngerasa butuh mentoring, kapan gue ngerasa butuh coaching, kapan gue ngerasa butuh konseling. Huffttt.. ini privilage bgt krn gue Alhamdulillah punya akses dan terpapar tentang hal2 tsb in early years.
Alhamdulillah tsumma alhamdulillah
3 notes · View notes
theoutlierdjournal · 1 year
Text
Space
Salah satu hal yang paling menarik ketika mendengar quran story yang dibawakan oleh ustadz NAK adalah ketika ia membahas 5 love language dengan cara beliau. Dan… 5 love language yang dicontohkan adalah relasi antara orangtua dan anak.
Misalkan word of affirmation, gimana kita harus bener bisa mengungkapkan rasa sayang ke anak bukan rasa sayang yg gak bisa didefinisikan smp hanya bs dilukisakan dengan… “yeah, ya know?!” Wkwkw like, you know what?
Kemudian juga act of service, gift, physical touch dan yang terakhir adalah…. SPACE!
Mungkin pembaca gary chapman seperti gue akan, wait? It supposed to be quality time gaksih? Tapi penjelasan ustadz Nouman yang sangat indah membuat gue bisa menerima mengenai SPACE sebagai salah satu tanda cinta YANG HARUS HADIR (bukan sebuah pilihan) jika memang kita sayang atau cinta sama seseorang.
Space adalah ketika kita memberikan ruang dan waktu kepada seseorang. Memberikan ruang dan waktu untuk mendengarkan mereka, memberikan ruang dan waktu untuk bersama mereka. So yes, mirip sama quality time tapi menurut gue lebih pas aja.
Contoh yang ustadz kasih utk menjelaskan masalah space adalah, bagaimana anak-anak itu semakin besar lebih merasa nyaman sama temen sebaya mereka, karena mereka lebih diberi ruang oleh teman sebaya mereka. Diberi ruang untuk memberi pendapat, diberi ruang untuk mengekespresikan dirinya sendiri.
Contrary ketika seorang anak berhadapan dengan org tua mereka. Sering kali anak harus menjadi seseorang yg hanya mendengar tanpa banyak didengarkan. Dia merasa tidak diberikan ruang. Sehingga ia pun tidak nyaman dengan orangtuanya. Ya wajar dong ya sebagai manusia kita pasti nyari nyaman.
Dan ustadz Nouman berkata lagi, “Kalau kalian gak bisa kasih space sama orang terkasih kalian. Maka love language yang lain itu gak ada gunanya.”
Deg! Benarkah?
Tapi ya bener juga sih.
Dibilang sayang seribu kali, tapi kita gak pernah didenger kalau mau kasih pendapat.
Dikasih emas, berlian, logam mulai, tapi kalau orang terkasih kita gak bener-bener “hadir” untuk kita, pasti kita tetep merasa kosong hatinya.
Kita dipeluk, dielus-elus kepalanya, tapi pas kita cerita, dia lebih sibuk sama hape. Ngerasanya tetep gak disayang oleh orang tersebut.
Right?
Bener juga ustadz. SPACE. Dan saya bener-bener coba menganalisa di hubungan-hubungan saya sendiri, sih.. misalkan ngasih space buat hannah nyoba sesuatu walaupun tau kl dia nyoba pasti kacau dan berusaha untuk gak ngomong, “Tuh kaan.. udh dibilang.” Atau “Udah dibilangin gak nurut sih! Makanya dengerin.” Sebuah auto respon yang sebenernya kita melakukan hal tsb karena kita sering mendengar orangtua kita ngomong kaya gitu.
Space. Berikan ruang dan waktu untuk anak kita. Mulai dari mencoba hal baru. Ruang dan waktu untuk membersamainya. Ruang dan waktu untuk mendengar dia. Bahkan ruang dan waktu kalau kelak dia sedang ingin menyendiri.
Aih, powerful sekali padanan kata itu. Terima kasih banyak ustadz.
Sukabumi, 20 November 2022
5 notes · View notes
theoutlierdjournal · 1 year
Text
Tumblr media
Aku up lagi buku ini di story biar semakin banyak yg baca. Bukan karena biar terkenal tp aku suka aja kalau ada yg merasa “ditemenin” , “dingertiin”, “dipeluk” sama buku tsb :”)
Aaakk terima kasih temen2ku yg baik hati. Buku ini adalah hadiah untuk anakku Hannah Batrisya Ghaitsanah. Jika berminat utk baca silahkan ke bio instagram saya : afisabila dan klik link di bio, pilih e-book tentang hubungan
Semoga ada hal baik yg bisa diambil. Love ❤️
1 note · View note
theoutlierdjournal · 1 year
Text
Karena bahasannya ustadz nouman hari ini tentang hubungan dengan orangtua. Akhirnya saya sekalian aja rilis buku. Huhuhu seneng bgt alhamdulillah nemu momen yang pas.
Bismillah semoga ada hal baik yg dpt diambil dari buku ini
Tumblr media
Aaakk background nya bagus bgt menangisssss!!! Terima kasih suamiku!!
Yg mau baca bisa ke bio di instagram @afisabila yaaa!
1 note · View note
theoutlierdjournal · 2 years
Text
Mengapa ibu mau melanjutkan studi?
Ya jujur aja sih mumpung bocahnya masih kecil, saya jadi bisa lebih leluasa untuk kesana kemari,. Pindah untuk sekolah dan menjntut ilmu.
OH! Biar saya bisa berkontribusi lebih besar si kesehatan ibu dan anak karena sudah lebih memahami ilmunya :)
1 note · View note
theoutlierdjournal · 2 years
Text
Mulai overthinking lg karena berantem sm ibu. Capek bgt. Mau pergi dari rumah cepet2
0 notes
theoutlierdjournal · 2 years
Text
Tumblr media
Untukmu.. terima kasih dan maaf sebanyak-banyaknya ❤️
Selama 10 bulan ini pasti ambu banyak kurangnya. Dan.. bisa jadi ambu gak selamanya sama hannah di dunia ini. Tapi semoga kita ketemu di surgaNya Allah bareng kakak Qilla. Selalu pengen nangis kalau inget bisa jadi ambu gak bisa nemenin hannah sampe besar, dan membuat luka bagi hannah. Tapi.. entahlah gak mau dibayangin tapi bisa jadi terjadi.
Rabbi habli minassholihin..
Semoga Appa dan Ambu panjang umur dan bisa nemenin kamu dan adik kamu sampai dewasa nanti ❤️
0 notes
theoutlierdjournal · 2 years
Text
Sebagai seorang ibu yang pernah kehilangan anaknya. Tidak lantas membuat perjalanan menjadi seorang ibu mulus - lancar hanya penuh derai tawa. Sama seperti ibu-ibu lainnya, banyak juga rasa sedih, marah, kecewa, tertekan, karena saya tetap manusia.
Namun yang berbeda, dalam beberapa kali kesempatan, saat "emosi negatif" Itu hadir, saya mencoba mengingat lagi, betapa yang saya punya saat ini adalah hal yang pernah saya pinta dengan amat sangat, setelah kehilangan Qilla.
Sebagai seorang Ibu baru, Saya sempat krisis identitas diri, namun saya mencoba bangkit agar saya tetap menjadi "saya" walau sudah bertambah titel menjadi seorang ambunya hannah.
Dalam perjalanan 1 tahun menjadi seorang ibu, saya belajar, bahwa kita - perempuan, perlu menyadari bahwa kita memiliki hubungan-hubungan kepada orang-orang terdekat kita. Hubungan sebagai seorang anak. Hubungan sebagai seorang kakak atau adik. Hubungan sebagai seorang istri. Hubungan sebagai seorang ibu.
Namun sayangnya, saking sibuknya dengan hubungan-hubungan itu semua, seorang ibu seringkali lupa mengenai hubungan dengan dirinya sendiri.
Bagi saya, selain sebagai anaknya Pak Ricky dan Bu Sylvi, saya juga Kakaknya Sasa dan Hamka. Saya juga istrinya Mogi dan juga saya adalah Ambunya Hannah. Dan tentu saja saya Ainna. Seorang yang sudah dikenal sangat passionate di bidang sosial kemasyarakatan dan senang bercerita.
Hubungan terhadap diri sendiri itulah yang sering terlupa, terabaikan, saking cintanya ia kepada orang di sekitarnya.
Padahal, jika hubungan dengan dirinya sendiri itu terabaikan, ibu seringkali merasa tidak berdaya, bahkan merasa asing dengan dirinya sendiri. "Saya yang dulu kemana ya? "
"Padahal saat masih mahasiswa saya mampu memimpin orang banyak"
"Padahal ketika saya kerja, saya sangat luwes berhadapan dengan orang. Kok sekarang agak canggung?"
Perasaan-perasaan tersebut yang seringkali ibu abaikan dengan dalih "Ah aku memang sudah berubah, aku sudah menjadi ibu"
Padahal.. Jika ibu bisa menjaga hubungan dengan dirinya sendiri. Tidak mengabaikan suara-suara hatinya tadi, Ibu akan dapat lebih berdaya dan bahagia. Karena kita sebagai seorang perempuan, juga tetap dapat memaksimalkan potensi yg kita miliki, berkontribusi dan berkarya walau mungkin "hanya" dari rumah saja.
Jadi.. Jangan abaikan hubungan dengan dirimu sendiri. Jangan kau matikan potensi-potensi kebaikan dalam dirimu. Semoga engkau dapat segera terhubung kembali dengan dirimu sendiri :)
Refleksi hasil ngobrol dengan beberapa ibu yang merasa kehilangan dirinya setelah memiliki anak
0 notes
theoutlierdjournal · 2 years
Text
Tumblr media
Hari ini mengantar salah satu teman terdekatku di asrama untuk sekolah ke chicago, amerika serikat. Rasanya kaya agak mimpi karena aku dan nida adalah salah satu orang yang paling sering di asrama, rebahan, makan siang bareng, pokoknya idup sesantuy itu wkwkwkw.
Tapi emang takdir tuh baik untuk penghafal quran macem nida ya 🤣 walau skripsinya agak drama tapi abis lulus nida keterima kerja di IBM, walau gak seindah keliatannya 🤣🤣🫶
Nida awalnya keterima LPDP di monash awalnya, tp dia mencoba lagi dan akhirnya keterima di salah satu perguruan tinggi utama dunia, university of chicago. Dan… hari ini hari keberangkatannya. Dia minta dibeliin payung we bare bear untuk bekal di amerika, so baiklah mari belikan payung seharga 139rb itu 🤣
Huft.. pengen ke luar negeri lagi. Tapi bener2 lg mikir, kayanya harus bagusin portofolio dulu biar nanti sekolahnya gak clueless.. lagi pengen ambil sertifikasi2 dulu aja. Nyelesein beberapa course di coursera dan udemy. Tentang maternal health dan juga grief and bereavement counseling.
Tadi ngobrol juga sepanjang jalan sama sasa tentang rencana women wellness kedepan. Salah satunya adalah ketertarikan saya utk jadi konselor bagi orang berduka dan kehilangan dan menspesialisasikan diri menjadi konselor menyusui bagi ibu yg kehilangan anaknya.
Semoga Allah mudahkan ❤️ kedepan kayanya akan buat 1 kelas webinar setiap bulan dengan topik2 tertentu! Dan l berbayar even cuman 25k! Bismillah semoga Allah mudahkan ❤️
0 notes
theoutlierdjournal · 2 years
Text
Jujur selalu suka ngobrol sama senior yang bisa diambil ilmunya ya sis atau yg sedang memperjuangkan hal yang sama. Setelah super sedih berpisah dengan @ajinurafifah bestie ku di jogja, alhamdulillah menemukan teman seperjuangan yg lg sama2 berjuang les ielts untuk memenuhi standar minimum nilai ielts untuk daftar chevening dan LPDP tahun depan wkwkwk. Siapa kah dia? Teh uli!
Walau rumahnya gak sedeket waktu dulu aku sm apika, tp ya mayanlah ada temen semangat2 berjuang dan saling ngingetin kl deadline beasiwa udh deket wkwkw.
Terus hari ini ngejapriin beberapa close friend untuk datang di acara women wellness. Selain karena baru sedikit yg RSVP, aku juga kaya pengen bgt ketemu sm tmn2ku yg aku japriin itu huhuhu. Since start the motherhood phase gak banyak ketemu org dan pengen bgt connect lg sm banyak orang :”) so i decided to send personal massage ke mereka bahwa mereka personally invited by me.
Ya gitu deh lah. Katanya ada yg di post story sm indah trs followersnya naik jadi 1500 wkwkwk apaan women wellness boro2 wkwk cm di repost aja sm kmrn engagement nya kurang ya sis. Tadi sih udh di post teh uli. Masih mau bantu post apika sama qoni. Bismillah lah ya sis.
Tumblr media
Semoga lancarrr
0 notes
theoutlierdjournal · 2 years
Text
Tumblr media
Selalu nyempetin nonton video course pas malem bocah bobo krn kapan lgi kita belajar bund kl bukan pas anak bobo? Wkwkwk alhamdulilllah week 3 udh mau selesai. Masih ada 5 week lagi sih, tp jadi kebayang banget mengenai maternal and child health.
Setiap abis belajar beneran nanya ke diri sendiri. Yakin mau belajar ini lebih dalam? Dan jawabannya so far adalah : yakin banget! Ini seru! Banyak yg bs di explore tp pasti udh banyak expert nya juga jd hrs twtw
Bismillah!!! Bisa jadi bahan cuap2 nulis esai beasiswa ya 🤣🤣
15 juli 2022
2 notes · View notes
theoutlierdjournal · 2 years
Text
Small things, matter.
Ketika usia pernikahan menginjak belasan tahun, hal kecil yang terlihat sepele ternyata berdampak besar pada keharmonisan pernikahan.
Cara berbicara, cara menegur, cara berkomunikasi, semua menjadi terasa "semakin biasa", karena semakin memahami satu sama lain.
Disinilah agama itu berperan. Keindahan akhlak, konsistensi ibadah, saling mengingatkan. Pada akhirnya pesona akhlak lah yang akan tetap membuat rasa cinta itu tumbuh, membuat bertahan dan menguatkan.
Apakah aku terlalu jauh?
1 note · View note
theoutlierdjournal · 2 years
Text
28 juni 2022
Udah jam 22.17 tp kaya blm mau tidur, tp kaya mager juga ngerjain pr ielts dan finishing draft buku. Kaya udh mode pengen istirahat tp blm mau terpejam. Mungkin kaya pengen ngobrol sama orang. Pengen chat-chatan kali ya lebih tepatnya krn kan ngobrol cm bisa sama suami as if ngobrol itu direct ngobrol.
Anyway.. masih sisa 1 pasien lg, huft sumpah keingetan lsg wa ps yg td udh sempet dm-dm-an di ig, biar gak lupa!
Hufttt alhamdulillah draft buku udh 95%! Finallyyy tinggal di proof read sama nambahin konten tentang perusratan organisasi sedikit, itu bagian mas mogi (eh? Knp gak nyari di google aja ya wk) oke! Ohya sm reference blm. Huhuhuhu alhamdulillah bangettt selama 5 bulan di jogja ini bs contribute nulis dua buku!!!!! Bener2 am proud of myself :”) ternyata saya gak gabut2 bgt huhuhu. Satu buku antologi perjalanan pas YSEALI dan skrg nulis buku panduan program OSIS dibawah direktorat SMK kemendikbud, wkwkwk!!
Dann.. hari ini pertemuan ketiga les ielts! Uwaaw seru bgt jd punya kegiatan lain selain momong bocah :”) setiap selasa dan jumat. Terus gurunya enak alhamdulillah!!! Dikasih PR terus biar latihan, tp pr nya dikit2 pas lah utk kita yg ibu2 wkwkwk. Dan beliau tuh ngejelasin kunci2nya gitu huwaaa bismillah laahhh!! Sebenernya terget tes ielts nya januari 2023 yaaa.. tp karena tahun lalu melihat chevening buka dari aug-nov jadi berpikir… apakah aku tes aja pas bukaan chevening??!? Idk bingung juga.
Ya ngomongin chevening, wkt josu kesini dia blg chevening lg buka. W udh tanya2 ke senior eh salah hhh malu deh! Tapi jadi lebih aware kl bukaan chevening biasanya aug-nov, terus esainya ada 3!!!! LoA bisa disusulkan dan tes ielts juga bs disusulkan WALAUUUU pasti peluan diterimanya lebih besar kl udh ada LoA dan IELTS yg mencukupi.
Ohiya udh bikin akun juga di application-nya king’s, dia lg buka smp akhir juli, tp utk spring skrg. Gajadi apply drpd diterima trs hrs defer?? Wakkakaka sok banget bakal diterima 🤣 gak deng.. lebih karena nungguin yg pengumam. program persiapan beasiswa luar negeri kemendikbud itu dulu, siapa tau w bs dpt insight2.
Jadi gamau buru2….. bersabar….
Jalanin aja les ielts nya. Tunggu dulu pengumuman program persiapannya.
Baru ambil langkah utk daftar sekolah. Bismillah, yuk? Gatau knp gak pengen lpdp hahha 🥲🫠
Tumblr media
2 notes · View notes