Tumgik
temu-homala · 3 years
Quote
Jangan Mudah Tersinggung
~Spreadloveamma
0 notes
temu-homala · 3 years
Text
Ditulis 3 Februari 2021
Rapihkan lagi caramu menyimpan rasa, tenangkan lagi setiap gemuruh yang selalu ingin mendapatkan dan memiliki, dan simpanlah dengan baik apa yang seharusnya kamu jaga. Sebab tidak baik menuruti nafsu dengan apa yang dunia tawarkan, lebih baik diam dan menjernihkan rasa daripada salah langkah dan kecewa.
Untuk semua hal yang sedang kamu hadapi, jernihkan pikiran dan jangan asal melangkah. Pertimbangkan lagi soal resiko dan bagaimana langkah kedepan, jangan kamu hanya melibatkan nafsu tanpa bertanya pada hati, sebab banyak yang akhirnya kecewa dan menyalahkan keadaan.
Dewasalah dalam memilih dan menentukan, pandailah dalam mengelola hati dan rasa yang sedang tidak tertahan. Semoga Allah berikan ketenangan dan kejernihan untuk semuanya.
0 notes
temu-homala · 3 years
Text
Ditulis 11 Januari 2021
Kalau keluhmu hadir setiap hari, syukurmu harus lahir setiap detik.
0 notes
temu-homala · 3 years
Quote
Di semesta ini, banyak hal yang kita anggap dekat ternyata jauh. Sangat jauh hampir tak bisa ditangkap di dalam ruang yang sempit sekalipun.
#jgnlupaberharapitukepadasiapa
0 notes
temu-homala · 3 years
Text
ditulis akhir bulan november 2020 :) Pencari kebenaran
sebagai seorang manusia, beruntunglah ilmu pengetahuan berada dalam otoritas tangan manusia. karena manusia diberkahi nalar yang luar biasa untuk memandang diri, sekitar dan segala sesuatu yang ada dengan cara pandang yang amat berbeda. manusia mampu melihat dunia ini dengan perspektif yang amat beragam. dengan kemampuan nalarnya, manusia mampu melihat dunia sekelilingnya dengan mekanisme yang unik bahkan multidimensi
1 note · View note
temu-homala · 3 years
Text
The ultimate goal of all my endeavors is to enhance the effective policy making process in Indonesia. I want to be the first female Secretary General of Indonesia Ministry of Education and Culture.
1 note · View note
temu-homala · 3 years
Text
Guru Baik  (ditulis pada 8 November 2020)
Indonesia has a teacher population of 3.5 million, but less than 1.6 million of these teachers are certified. With the national average of teachers’ competency exam score of 53 out of 100, teachers quality in Indonesia is in an alarming situation. Furthermore, the existing teacher training model is not sustainable as the majority of teachers return to the conventional teaching after training due to time and resource constraints that are lack of practical use in local context and curriculum. I was a product of schoolings in Indonesia and I worked as a science teacher in Japan. Stephanie, my project partner, is a HGSE alumni and a current teachers PD instructor in Indonesia. We both feel that the gap between teachers’ skills and children’s thirst for knowledge that was unmet in Indonesia. We are motivated to help these teachers gain teaching competencies, especially 21st century skills that are pertinent for teachers and students in line with the Indonesian national curriculum.
1 note · View note
temu-homala · 3 years
Text
STANDAR
[ditulis : 31 Oktober 2020]
pagi ini aku bangun dengan perasaan cukup menyebalkan. entahlah, ketidaktahuan yang membuatku sibuk menerka-nerka apa yang benar pun salah dan akhirnya menimbulkan persepsi yang tidak berdasar membuatku sedikit gusar.
bukankah manusia memang begitu? kehidupan sosial akan menuntut manusia sebagai makhluk yang hidup saling berdampingan untuk memenuhi standar orang lain, dengan banyak tuntutan alasan.
seakan-akan, kita punya kewajiban untuk tidak mengecewakan orang lain.
seakan-akan pula, standar kepuasan orang lain menjadi tanggung jawab kita. dan, kita harus di dera dengan rasa bersalah atau bahkan disalahkan ketika gagal memenuhi hal tersebut.
ini bergulir lebih jauh.
di kehidupan sosial yang nyata, kita nantinya akan bertemu dengan orang orang yang bersikeras menuntut standar miliknya dipenuhi. lalu, jika kita dianggap mengecewakan, kita akan di dakwa dengan kesalahan ‘gagal memenuhi standar’ yang ia inginkan dengan hukuman rasa bersalah yang mau tidak mau harus kita rasakan. padahal, siapa mereka hingga kita harus selalu berusaha-mengusahakan? agak berbelit, tapi semoga kalian paham.
menurutku, sebenarnya hal ini juga masih rancu. kalau kalian bersandar pada petuah “kalau tidak ingin dikecewakan, jangan mengecewakan orang lain.” maka opini ini pasti akan sangat bersebrangan. tapi, bukankah kepuasan dan kekecewaan orang lain sebenarnya diluar kuasa kita? apakah kita harus selalu memenuhi standar orang lain agar diterima dan dapat hidup berdampingan?
setelah kupikir-pikir lagi, tuntutan untuk memenuhi kepuasan dan standar orang lain ini berpotensi menjadi cikal bakal standarisasi berskala besar yang sebenarnya sangat mengganggu.
contoh gamblangnya? standar kecantikan, standar ekonomi, standar ini dan itu- agar orang orang dapat diterima dalam sebuah kelompok masyarakat. kalian pernah merasakannya? wah, ternyata kita memang hidup dengan penuh tuntutan. kenyataannya tidak mudah untuk selalu bersikap apatis ketika menghadapi standar yang bersebrangan dengan standar kita sendiri.
selayaknya manusia, opini ini tentu ditulis dengan banyak kecacatan di sana sini. ini hanyalah bagian dari kebingunganku dalam menentukan sikap yang seharusnya kugunakan. rancu disana sini. semoga maksud baik dapat tersampaikan dengan baik pula dan kita bisa saling mengintropeksi diri. oiya, kecewa ditanggung sendiri, oke? hahaha
-kritik dan saran sangat diperkenankan-
1 note · View note
temu-homala · 4 years
Text
Saya pergi sendiri, dan Senang (Ditulis 10 Oktober 2020)
Rasa sendiri, tidak soal menyoal tentang keramaian. Sendiri adalah ketetapatan yg tidak dapat dibandingkan. bukan menghindar dari kehidupan sosial dalam dunia. 
Tetapi, sendiri akan menghidupkan cahaya-cahaya kebangkitan motivasi dan intropeksi. “Memang terkesan aneh dimata orang tentang keluar sendiri” di hantui dengan dogma masyarakat yang komprehensif dengan celotehan-celotehan yang dianggapnya adalah kebenaran. 
Menurut ku meskipun mempunyai kuantitas pertemanan yang begitu banyak, serta kumpulan orang dilingkungan sekitar. menyoal untuk keluar sendiri akan merasakan kehidupan gejolak-gejolak dunia luar dan memprediksinya dengan berbagai asumsi pribadi. 
-How to make motivation by me
1 note · View note
temu-homala · 4 years
Text
Sebuah Awal, Kompleksnya Harapan (ditulis: 05 Juli 2020)
“jadi setelah ini, apa?”
sebaris pertanyaan singkat itu terngiang-ngiang dikepalaku bersamaan dengan gegap gempita suasana malam yang penuh hiasan mercon, ribuan bintang dan sinar bulan. pergantian tahun selalu memberikan asa baru bagi setiap orang. umpama zona start dalam permainan ular tangga, semua orang seakan diberi harapan baru untuk memulai kembali perjalanan dalam satu tahun kedepan; sebelum memijak zona demi zona dalam kertas ular tangga kembali. untuk bertemu fase sedih, senang, kecewa, marah dan fase-fase hidup yang lainnya. 
Tahun 2019 punya ceritanya sendiri yang tentu akan divergen dengan tahun sebelum dan sesudahnya. sangat menyenangkan pun sedih hingga lubuk hati terdalam; semuanya sesuai porsi; terimakasih kepada Allah swt dan semua orang yang telah membuat 2019ku berkesan. ditengah sibuknya halang rintang lalu lalang humans yang berdatangan dan pergi, hidupku rasanya berputar bagai roda yang sedang digayuh dengan cepat sekali. ada bayak hari dimana aku mencoba menggengam erat yang tersisa, namun sepertinya jemari kecilku yang tidak cukup kuat untuk menahan semuanya; alhasil aku merasa banyak kehilangan. mungkin begitulah cara tuhan mendewasakan para manusianya yang kurang tahu diri dan sepele dalam menghadapi kompleksnya kehidupan. 
jadi, “setelah ini, apa?”
saatnya membuat langkah pertama. harus selalu siap baik suka maupun duka.
I want to think, I want to write, I want to be there.
cogito, ergo sum
-Amma
2 notes · View notes