Tumgik
#tak igin macam
rhinaajung · 29 days
Text
Apa boleh
0 notes
saedatulfrd · 5 years
Text
Mawar itu tak lagi putih, bersih ?
Aku ingat betul, perasaan 2 tahun lalu ketika aku benar-benar yakin dengan seorang pria yang hingga kini masih menjadi pasanganku. Aku yakin, dia laki-laki baik yang akan menjadi teman hidupku hingga aku menghembuskan nafas terakhirku. Entah darimana keyakinan itu muncul, padahal saat itu kami belum tertalu saling mengenal. Akupun yakin perasaanku saat itu belum terlalu besar. Ada ketulusan dan sayang murni yang aku rasakan saat itu. Tanpa ada embel-embel yang berkaitan dengan fisik, materil dan alasan logis lainnya. Seumur aku hidup dan memiliki hubungan dengan beberapa pria, baru kali ini aku merasa sesayang dan setulus ini. Bahkan aku bisa melihat cerita masa depan yang akan aku lalui dengan dia. Iya, aku seyakin itu. 
Aku juga ingat betul di perayaan anniv kami yang pertama, aku mengutarakan rasa sayangku pada dia hingga meneteskan air mata. Apakah iya aku sesayang itu pada dia? Padahal di tahun pertama adalah tahun dimana aku sedang remuk-remuknya. Berkali-kali igin menyerah karena aku yang tidak tahan dengan sikap dia yang begitu-begitu saja, tidak tahan dengan ke abu abuan nya, tidak tahan dengan tekanan dari lingkungan kami berdua.
Ada dua kondisi yang selalu aku rasakan ketika berhadapan dengan dia. Aku merasa layak dan berharga, atas segala nilai dan kelebihan yang aku punya. Aku merasa tidak layak, karena kamu pantas mendapatkan pendamping yang lebih baik dariku. Kedua kondisi ini muncul karena aku melihat reaksi dan pandangannya tentangku. Aku merasa layak dan berharga, saat dia selalu memperjuangkanku dikala aku lelah dan ingin menyerah. Aku merasa tidak layak, saat ia terlihat abu-abu dan tidak mengapresiasi kehadiranku. 
Di tahun kedua, banyak hal yang berubah dariku. Aku akui itu, aku tidak banyak melakukan hal terbaik untuknya seperti di tahun-tahun pertama. Mungkin aku lelah atau memasuki fase jenuh.  Banyak kesalahan yang aku lakukan di tahun kedua ini. Baik kesalahan untuk diriku sendiri maupun kesalahan yang menyakiti dia. Hal terbesarnya adalah, ada hal berbentuk prinsipal yang sudah aku langgar pada diriku sendiri. Aku tak lagi hati-hati dalam bersikap, berucap dan bertindak.
Lalu, atas segala macam kesalahanku. Aku tau aku bukan lagi mawar putih bersih yang kau sebut-sebut saat itu. :)
3 notes · View notes
ohh-reality · 7 years
Text
Seseorang telah datang kepada seorang Syeikh dan berkata "Ya sheikh, aku ingin mimpi jumpa Nabi saw" "Kalau kamu nak mimpi jumpa nabi, datang kerumahku" Sampai dirumah si fulan tadi dijamu makanan yg diberi garam sehingga hamba Allah td kehausan. Selepas makan, syeikh melarang si fulan untuk minum. "Ya sheikh macam mana makan tak minum" "Kamu nak mimpi jumpa Nabi saw tak?" Tanya sheikh "Ya" jawab si fulan. Akhirnya si fulan tidur dan mimpi minum air, mandi dan berenang. "Ya sheikh, aku bukan mimpi nabi, aku mimpi minum air, mandi dan berenang" kata si fulan "Kamu kalau nak mimpi jumpa Nabi saw kamu harus betul-betul ingin mimpi berjumpa dengan Nabi saw sebagaimana kamu betul-betul haus igin minum (sampai masuk dalam mimpi)"..😢😭 Allahu'alam.. (Lebih kurangnya begitu) - Kisah diceritakan oleh Al-Habib Ali Zaenal Abidin Al-Hamid
12 notes · View notes
hadacircle · 6 years
Text
Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan
DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN TUGAS Tugas mata kuliah Pengantar Antropologi Semester 1 Oleh: Fitria Yuliana Fitriasti Hareta Fitriyani Srisanjaya Harianah Humaedi Suhada PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2016 PRAKATA Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan, karena pertama atas karunia-Nya maka makalah ini bisa terselesaikan dengan baik sebelum batas waktu yang ditentukan sehingga akan siap dengan baik pula untuk dipresentasikan nantinya. Makalah ini dibuat atas kepentingan pemenuhan tugas kelompok lima, pada mata kuliah Pengantar Antropologi, sub pokok bahasan “Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan” dengan batasan masalah: pada masyarakat dinamis, mobilitas penduduk, peristiwa kebudayaan, dinamika sosial, internalisasi dan sosialisasi. Dalam proses penyusunan makalah ini pun tak lepas dari keaktifan semua anggota kelompok dengan visi yang sama yaitu bisa menyajikan makalah ini dalam sebaik-baiknya. Ucapan terimakasih kami ucapkan pula, khususnya kepada Sdr./Bpk. Dr. Hamidsyukrie, ZM, M.Hum. Selaku dosen pengampu mata kuliah bersangkutan. Harapan kami tentunya makalah ini bisa bermanfaat bagi semua yang memanfaatkan dan mendapat nilai sebaik-baiknya, nilai terbaik dari dosen pengampu. Terimakasih dan mohon maaf atas segala bentuk kekurangan atau ketidaksuaian yang mungkin semua temukan dalam makalah ini. Mataram, 24 September 2016 Penyusun (Kelompok 5)    DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i PRAKATA ………………………………………………………………….. ii DAFTAR ISI ………………………………………………………………… iii BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. 1 1.1 Latar Belakang ……………………………………………………… 1 1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………….. 1 1.3 Tujuan ……………………………………………………………….. 2 1.4 Manfaat ………………………………………………………………. 2 BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………… 3 2.1 Pengertian Dinamika, Masyarakat dan Kebudayaan ………………… 3 2.2 Masyarakat Dinamis ………………………………………………… 4 2.3 Mobilitas Penduduk ………………………………………………… 6 2.4 Peristiwa Kebudayaan ……………………………………………… 7 2.5 Dinamika Sosial ……………………………………………………. 9 2.6 Internalisasi ………………………………………………………… 11 2.7 Sosialisasi ………………………………………………………….. 13 BAB III  PENUTUP …………………………………………………………. 16 3.1 Kesimpulan ………………………………………………………… 16 3.2 Saran ……………………………………………………………….. 17 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua dari kita hidup dalam masyarakat dan menerapkan nilai-nilai budaya, maka semua dari kita juga merupakan bagian dari dinamika dalam masyarakat dan kebudayaan. Menjadi sangat perlu untuk mengetahui istilah tersebut secara mendalam karena kita semua ada di dalam dinamika tersebut. Dinamika merupakan bagian tak terpisahkan dari setiap kegiatan kelompok manusia. Menjadi sangat perlu untuk memahami apa itu dinamika masyarakat dan kebudayaan, maka kami mencoba menyusun makalah ini untuk memberi pemahaman tentang topik bahasan tersebut serta beberapa topik sub bahasan yang menjadi titik berat rumusan masalah dalam makalah ini. 1.2 Rumusan Masalah a) Apa definisi dinamika masyarakat dan kebudayaan, serta penjelasan yang relevan dengan itu? b) Apa definisi masyarakat, dan apa itu kebudayaan, serta penjelasan yang relevan dengan itu? c) Apa definisi masyarakat dinamis, serta penjelasan yang relevan dengan itu? d) Apa definisi dan contoh peristiwa kebudayaan seperti cultural lag, survival, conflict dan shock? e) Apa definisi dinamika sosial, serta penjelasan yang relevan dengan itu? f) Apa definisi internalisasi dan sosialisasi, serta penjelasan yang relevan dengan itu? 1.3 Tujuan a) Sebagai referensi perkuliahan dan bisa dipahami sebagai materi yang relevan untuk mata kuliah pengantar Antropologi, berkaitan tentang “Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan” b) Sebagai pemenuhan tugas kelompok yang akan dinilai dengan ekspektasi bagus nantinya. 1.4 Manfaat a) Memahami dan menguasai materi Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan b) Dapat lebih memahami fenomena sosial, masyarakat dan kebudayan setelah memahami isi makalah ini.     BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Dinamika, Masyarakat dan Kebudayaan Dinamika ialah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi antara anggota kelompok dengan kelompoknya secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi selama ada kelompok, semangat kelompok, yang terus menerus ada dalam kelompok itu yang mana kelompok itu bersifat dinamis, artinya dapat selalu berubah dalam setiap keadaan. Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dinamika masyarakat dan kebudayaan adalah cara kehidupan masyarakat yang selalu bergerak, berkembang dan menyesuaikan diri dengan setiap keadaan. 2.2 Masyarakat Dinamis Secara istilah dinamis adalah : sifat yang hidup penuh semangat, terus bergerak, untuk menghasilkan perubahan yang membawa kemajuan.Demikian pula halnya dengan kehidupan masyarakat. Di dalam masyarakat yang merupakan kumpulan manusia, tentu akan mengalami perubahan karena ada dinamika sosial di dalamnya yang menandakan adanya kehidupan. Perubahan dalam suatu masyarakat dapat berlangsung dengan cepat atau lambat. Ada perubahan yang banyak memberikan pengaruh dan ada pula yang tidak. Masyarakat yang dinamis adalah masyarakat yang senantiasa bekerja keras dalam rangka memenuhi kebutuhannya dengan segala kekuatan yang dimilikinya. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan yang diperlukan baik yang berhubungan dengan kepentingan individu maupun kepentingan bersama. Contoh : a) Seorang petani akan berusaha agar hasil pertaniannya meningkat b) Seorang pedagang akan terus berusaha agar usaha dagangnya berkembang. • Beberapa sifat yang dimiliki orang yang dinamis adalah : • Bersungguh-sungguh, sehingga cepat dalam berpikir dan bertindak • Tidak mau berdiam terlalu lama di suatu persoalan • Cepat beradaptasi terhadap suatu kondisi dan perubahan • Membuang hal-hal dan beban yang tidak perlu • Sehingga tetap tenang dan bahagia meski banyak persoalan yang dihadapi • Ada beberapa karakter manusia dinamis yang mungkin bisa di pelihara dalam diri kita : 1. Selalu berusaha igin tahu Seseorang yang dinamis selalu ingin megetahui letak sebuah persoalanmengapa demikian? Ia berusaha ingin tahu seluk beluk segala macam apa saja. Meski ia ahli di satu bidang tertentu. Ia menghimpun berbagai fakta seperti juga orang-orang menghimpun perangko atau kalori di tubuhnya. Ia tidak merasa dirinya berkecukupan soal pengetahuan. Ia ingin belajar tentang segala bidang yang baru. Meski ia memiliki minat besar pada bidang tertentu. Ia sangat senang mempelajari suatu keterampilan baru. Bertemu, berkenalan dengan orang-orang baru. Setidaknya ia ingin melakukan semua hal meski hanya sekali. 2. Bersikap Independen  Seseorang yang dinamis bersifat independen. Namun bukanlah seorang yang bertindak ngawur atau tidak masuk akal. Ia menghormati buah pikiran orang lain. Tetapi ia menjalankan tugasnya tanpa bergantung dengan orang lain. Ia menyadari jika ia terlampau menggantungkan nasibnya pada orang lain, maka hanya sedikit yang bisa ia capai dalam hidup ini. 3. Memiliki Daya Cipta Yang Kuat Seseorang yang dinamis biasanya terangsang apabila berhadapan dengan sesuatu yang baru. Ia sangat antusias terhadap segala sesuatu yang baru dan ingin ia dekati . Ia tidak mau menolak sebuah gagasan begitu saja. Ia bersedia merasakan, memikirkan dan menjalani gagasan itu jika dirasakan tepat dan berguna. Dalam hal-hal yang penting seringkali, ia menelurkan ide-ide yang luar biasa dan sesuai kebutuhan orang banyak. Bahkan ia bisa mananggulangi berbagai permasalahan yang mengintarinya dengan pembiayaan hemat dan metode yang praktis. 4. Mendahulukan Yang Lebih Penting Seseorang yang dinamis menyadari bahwa ia tidak bisa menjalankan seluruh pekerjaan secara serentak bersama-sama. Oleh sebab itu ia menyusun rencana bagi dirinya sendiri dengan memberikan prioritas pada hal-hal yang lebih urgen dan penting terlebih dahulu. Ia tidak boleh dikalahkan oleh waktu. Akan tetapi waktu itu justru harus ia taklukkan demi kepentingan pekerjaannya. Mungkin ini sebabnya, manusia dinamis sangat menghargai waktu dan bisa memanfaatkan waktu. 5. Dedikasi Yang Besar Seseorang yang dinamis menyukai dan menekuni pekerjaannya dengan sungguh-sungguh. Ia menyenangi seluruh bidang kehidupannya. Ia menyukai lingkungan tempatnya berada. Ia selalu bersungguh-sungguh menggunakan sejumlah besar waktu, tenaga dan sumber perlengkapan lain untuk memberikan yang terbaik pada tugasnya. Seorang yang dinamis selalu berusaha menjadi yang terbaik di bidangnya. 6. Tahan Uji Seseorang yang dinamis tidak akan menyerah sebelum kemampuannya berakhir. Ia akan terus berupaya dan berusaha sekuat tenaga mencapai cita-citanya. Meski ia harus berhadapan dengan tembok besar tantangan dan hambatan. Ia mampu merobohkan tembok besar itu. Dalam perjalanannya pasti ia akan menemui cemoohan orang-orang yang iri kepadanya. Tetapi ia menanggapi dengan tenang dan tidak putus asa. 2.3 Mobilitas Penduduk Mobilitas penduduk yaitu perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas dibedakan 2 yaitu mobilitas non permanen (tidak tetap) dan mobilitas permanen (tetap) atau disebut pula migrasi. Jenis-jenis mobilitas penduduk permanen (migrasi) : a) Urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota. b) Transmigrasi yatiu perpindahan penduduk dari pulau yang padat ke pulau yang kurang padat penduduknya. Transmigrasi diatur oleh pemerintah. c) Imigrasi yaitu masuknya penduduk dari satu negara ke negara lain. d) Emigrasi yaitu keluarnya penduduk suatu negara untuk masuk ke negara lain. e) Remigrasi yaitu kembalinya penduduk ke negara asalnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas penduduk: a) Faktor dari daerah asal yang disebut faktor pendorong seperti adanya bencana alam, panen yang gagal, lapangan kerja terbatas, keamanan terganggu, kurangnya sarana pendidikan, dll. b) Faktor yang ada di daerah tujuan yang disebut faktor penarik seperti  tersedianya lapangan kerja, upah tinggi, tersedia sarana pendidikan,  kesehatan dan hiburan. c) Faktor yang terletak di antara daerah asal dan daerah tujuan yang disebut  penghalang, contohnya jarak dan akses teleportasi. d) Faktor yang terdapat pada diri seseorang disebut faktor individu. Faktor ini  sangat mempengaruhi keinginan seseorang untuk melakukan mobilitas atau  tidak, contoh faktor ini antara lain tingkat pendidikan, umur dan jenis  kelamin. 2.4 Peristiwa Kebudayaan Adalah peristiwa yang terjadi berkaitan dengan aspek-aspek kebudayaan. Pembagiannya sebagai berikut: 2.4.1 Cultural lag Cultural Lag adalah peristiwa kebudayaan yang terjadi karena tidak bisanya masyarakat untuk memahami atau mengikuti suatu perubahan yang terjadi di dalam budaya. Ini dapat dicontohkan dengan bagaimana teknologi terus berkembang tetapi di lain pihak, masyarakat sendiri tidak melakukan sebuah perkembangan, dan banyak dari masyarakat yang masih belum bisa mengejar ketertinggalangan era modernitas karena kurangnya pengetahuan dan kurangnya kemampuan dalam segi ekonomi. Karena teknologi yang baru ini tidak bisa dengan begitu saja diperoleh secara gratis oleh masyarakat melainkan harus membayar harga yang begitu mahal dan tidak semua masyarakat dapat menggapainya. Maka dari itu terjadilah cultural lag. 2.4.2 Cultural Survival Cultural Survival adalah peristiwa kebudayaan yang terjadi karena masyarakat masih menggunakan budaya yang menurut orang lain sudah punah. Ini terjadi dimana masyarakat menggunakan budaya sisa dari jaman sebelumnya. Dapat dicontohkan sebagai berikut, seorang pria menggunakan mantel yang memiliki ekor dan dulunya itu digunakan untuk berkuda, tetapi masih saja budaya itu digunakan untuk membuat mantel dalam pernikahan. Inilah yang dimaksud dengan cultural survival. 2.4.3 Cultural Conflict Cultural Conflict. Cultural Conflict adalah peristiwa budaya yang terjadi karena adanya perselisihan antara satu sama lain. Maksudnya adalah ada budaya yang berbeda dari masyarakat satu dengan yang lain tetapi tidak bisa saling berdampingan. Jadi, muncul konflik diantara mereka yang mana disebut dengan Cultural Conflict. Dapat dicontohkan dengan adanya pro dan kontra atas terjadinya perbudakan di Amerika. Hasil dari pro dan kontra tadi adalah perang saudara di amerika. 2.4.4 Cultural Shock Cultural Shock adalah peristiwa kebudayaan dimana masyarakat melakukan perpindahan dari Negara satu ke Negara yang lain. Tetapi terjadi perbedaan budaya yang jauh antar Negara tadi dan membuat masyarakat bingung untuk beradaptasi. Keadaan ini lebih dipengaruhi dengan perbedaan bahasa dan cara berinteraksi sosial. Dapat dicontohkan dengan, orang Indonesia mendapat beasiswa di Perancis, sedangkan dia hanya bisa menggunakan Bahasa Inggris bukannya Bahasa Perancis. Tetapi di Perancis, mereka lebih suka menggunakan Bahasa Ibu mereka. Keadaan ini jelas akan membuat si orang Indonesia tadi mengalami Cultural Shock dimana dia akan kebingunan dengan bahasa yang tidak biasa dia dengar selama ini dan seperti yang kita semua tahu, Bahasa Perancis jika tidak terbiasa mendengarnya pasti akan susah untuk dipahami. 2.5 Dinamika Sosial 2.5.1 Pengertian dinamika sosial Dinamika sosial adalah perubahan sosial sebagai proses sosial yang terjadi dalam masyarakat merupakan suatu gejala umum yang berlaku di mana pun selama hidup manusia. Dalam kehidupan bermasyarakat di mana pun pasti akan mengalami dinamika sosial. Dinamika sosial terjadi sebagai akibat adanya interaksi antarmanusia dan antarkelompok, sehingga antara mereka terjadi proses saling memengaruhi yang menyebabkan terjadinya dinamika sosial. Dinamika sosial yang terjadi pada masyarakat dapat berupa perubahan-perubahan nilai-nilai sosial, norma-norma yang berlaku di masyarakat, pola-pola perilaku individu dan organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan maupun kelas-kelas dalam masyarakat, kekuasaan, dan wewenang. Dengan kata lain perubahan sosial meliputi perubahan organisasi sosial, status, lembaga, dan struktur sosial masyarakat. Berikut definisi dinamika sosial menurut beberapa ahli: a) Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok masyarakat. b) Menurut William F. Ogburn, bahwa ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial. 2.6.2 Teori dinamika sosial a) Teori evolusi (evolutionary theory) Tokoh yang berpengaruh pada teori ini adalah Emile Durkheim dan Ferdinand Tonnies. Emile Durkheim berpendapat bahwa perubahan karena evolusi memengaruhi cara pengorganisasian masyarakat, terutama yang berhubungan dengan kerja. Adapun Ferdinand Tonnies memandang bahwa masyarakat berubah dari masyarakat sederhana yang mempunyai hubungan erat dan kooperatif menjadi tipe masyarakat besar yang memiliki hubungan terspesialisasi, terpecah-pecah, terasing, dan mengalami lemahnya ikatan sosial. Hal itu terjadi dalam masyarakat perkotaan. Teori ini hanya menjelaskan mengenai terjadinya perubahan tanpa mampu menjelaskan mengapa masyarakat berubah. b) Teori konflik (conflict theory) Tokoh dalam teori ini adalah Ralf Dahrendorf. Ia berpendapat bahwa semua perubahan merupakan hasil dari konflik kelas di masyarakat. Menurut pandangannya, prinsip dasar teori konflik sosial dan perubahan sosial, selalu melekat dalam struktur masyarakat. Menurut teori ini, konflik berasal  dari pertentangan kelas masyarakat antara kelompok tertindas dengan kelompok penguasa, sehingga akan mengarah pada perubahan sosial. Teori ini berpedoman pada pemikiran Karl Marx yang menyebutkan bahwa konflik kelas sosial merupakan sumber yang paling penting dan berpengaruh dalam semua perubahan sosial. c) Teori fungsional (functional theory) Teori fungsional berusaha melacak penyebab perubahan sosial sampai ketidakpuasan masyarakat akan kondisi sosialnya yang secara pribadi memengaruhi mereka. Teori ini berhasil menjelaskan perubahan sosial yang tingkatnya moderat. d) Teori siklis (cyclical theory) Teori ini mempunyai perspektif (sudut pandang) yang menarik dalam melihat perubahan sosial. Teori ini beranggapan bahwa perubahan sosial tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh siapa pun, bahkan orang-orang ahli sekalipun. Dalam setiap masyarakat terdapat siklus yang harus diikutinya. Menurut teori ini, kebangkitan dan kemunduran suatu peradaban (budaya) tidak dapat dielakkan, dan tidak selamanya perubahan sosial membawa dampak kebaikan. Oswald Spengler mengemukakan teorinya, bahwa setiap masyarakat berkembang melalui empat tahapan perkembangan seperti pertumbuhan manusia, yaitu masa kelahiran, kanak-kanak, remaja, dan dewasa. 2.6 Internalisasi Koentjaraningrat (2003) mengungkapkan bahwa proses internalisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu mulai saat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya, sepanjang hayatnya seorang individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang kemudian membentuk kepribadiannya. Menurut Effendi, R (2006) internalisasi adalah proses pengembangan potensi yang dimiliki manusia yang dipengaruhi, baim lingkingan internal dalam diri manusia itu maupun eksternal, yaitu pengaruh dari luar manusia. Menurut Fathoni A, proses internalisasi tergantung dari bakat yang dipunyai dalam gen manusia untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu dan emosinya. tetapi semua itu juga tergantung pada pengaruh dari berbagai macam lingkungan sosial dan budayanya. Manusia mempunyai bakat yang telah terkandung dalam gen-nya untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu serta emosi dalam kepribadian individunya namun wujud dan pengaktifannya berbeda-beda dipengaruhi oleh stimulasi yang ada pada alam sekitar dan lingkungan sosial dan budayanya.Seperti bayi yang baru lahir, ada rasa tidak nyaman ketika keluar dari rahim ibunya, dimana selama ini merasa begitu nyaman di sana. Maka ia akan menangis, namun setelah di gendong, diselimuti, diberikan kepada ibunya untuk disusui, dia kembali merasakan rasa aman yang selama ini telah terinternalisasi kedalam dirinya selama berada di rahim. Sang bayi jadi tenang, tidak menangis dan bahkan tertidur lelap. Begitupun dengan kehidupannya berikutnya, dari hari ke hari dia akan menjalani banyak pengalaman hidup hingga ia bisa “merekam” rasa senang, sedih, bahagia, simpati, cinta, benci, dsb. Semua hal tersebut dipelajari dengan proses internalisasi. Dapat disiimpulkan, bahwa proses internalisasi merupakan proses pengembangan atau pengolaan potensi yang dimiliki manusia, yang berlangsung sepanjang hayat, yang dipengaruhi oleh lingkungan internal maupun eksternal sejak seorang individu dilahirkan sampai individu tersebut hampir meninggal. Pembelajaran tersebut termasuk hasrat, nafsu, dan emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya. Proses ini tergantung dari bakat yang dipunyai dalam gen manusia untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu, dan emosinya. Tetapi semua itu juga tergantung dengan pengaruh dari berbagai macam lingkungan sosial dan budayanya. Contoh: bayi yang lahir terus belajar bagaimana mendapatkan perasaan puas dan tidak puas. 2.7 Sosialisasi Sosialisasi ialah proses melalui mana seseorang (seorang anak) belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Peter Berger, 1978:116). Sosialisasi adalah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat (Wikipedia). 2.7.1 Jenis Sosialisasi A. Sosialisasi primer Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya. B. Sosialisasi sekunder Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Bentuk-bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama. 2.7.2 Tipe Sosialisasi A. Formal Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer. B. Informal Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat. Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal tetap mengarah kepada pertumbuhan pribadi anak agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di lingkungannya. Dalam lingkungan formal seperti di sekolah, seorang siswa bergaul dengan teman sekolahnya dan berinteraksi dengan guru dan karyawan sekolahnya. Dalam interaksi tersebut, ia mengalami proses sosialisasi. dengan adanya proses soialisasi tersebut, siswa akan disadarkan tentang peranan apa yang harus ia lakukan. Siswa juga diharapkan mempunyai kesadaran dalam dirinya untuk menilai dirinya sendiri. Misalnya, apakah saya ini termasuk anak yang baik dan disukai teman atau tidak? Apakah perliaku saya sudah pantas atau tidak? 2.7.3 Pola Sosialisasi Sosialisasi dapat dibagi menjadi dua pola: sosialisasi represif dan sosialisasi partisipatoris. Sosialisasi represif (repressive socialization) menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Ciri lain dari sosialisasi represif adalah penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan. Penekanan pada kepatuhan anak dan orang tua. Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah, nonverbal dan berisi perintah, penekanan sosialisasi terletak pada orang tua dan keinginan orang tua, dan peran keluarga sebagai significant other. Sosialisasi partisipatoris (participatory socialization) merupakan pola di mana anak diberi imbalan ketika berprilaku baik. Selain itu, hukuman dan imbalan bersifat simbolik. Dalam proses sosialisasi ini anak diberi kebebasan. Penekanan diletakkan pada interaksi dan komunikasi bersifat lisan yang menjadi pusat sosialisasi adalah anak dan keperluan anak. Keluarga menjadi generalized other. 2.7.4 Agen Sosialisasi Siapa yang melaksanakan proses sosialisasi? Dalam sosiologi kita berbicara mengenai mengenai agen-agen sosialisasi (agents of socialization)--pihak yang melaksanakan sosialisasi. Fuller dan Jacobs (1973:168-208) mengidentifikasikan empat agen sosialisasi utama: keluarga, teman bermain, sekolah dan media massa. Meskipun klasifikasi ini dibuat untuk masyarakat Amerika, namun dapat diterapkan pula pada masyarakat kita.     BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dinamika masyarakat dan kebudayaan tidak lepas dari bahasan tentang masyarakat dinamis, mobilitas penduduk, peristiwa kebudayaan, dinamika sosial, internalisasi dan sosialisasi. Dinamika masyarakat dan kebudayaan adalah cara kehidupan masyarakat yang selalu bergerak, berkembang dan menyesuaikan diri dengan setiap keadaan. Masyarakat yang dinamis adalah masyarakat yang senantiasa bekerja keras dalam rangka memenuhi kebutuhannya dengan segala kekuatan yang dimilikinya. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan yang diperlukan baik yang berhubungan dengan kepentingan individu maupun kepentingan bersama. Mobilitas penduduk yaitu perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas dibedakan 2 yaitu mobilitas non permanen (tidak tetap) dan mobilitas permanen (tetap) atau disebut pula migrasi. Adalah peristiwa yang terjadi berkaitan dengan aspek-aspek kebudayaan. Proses internalisasi merupakan proses pengembangan atau pengolaan potensi yang dimiliki manusia, yang berlangsung sepanjang hayat, yang dipengaruhi oleh lingkungan internal maupun eksternal sejak seorang individu dilahirkan sampai individu tersebut hampir meninggal. Sosialisasi ialah proses melalui mana seseorang (seorang anak) belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Peter Berger, 1978:116). Sosialisasi adalah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat (Wikipedia).     3.2 Saran Kami menuangkan saran-saran terkait proses pengerjaan makalah ini pada bagian berikut, berbagai saran terutama saran dari internal kami, tim penyusun mungkin bisa memberikan gambaran kepada pembaca bagaimana perjalanan pengerjaan makalah ini sampai kami katakan sudah layak sebagai pemenuhan tugas, berikut beberapa hal tersebut: a) Penekan metode deduktif atau penjabaran atau pendeskripsian serinci mungkin sebagai maksud untuk memenuhi sasaran pemaksimalan materi yang tercakup dari bahasan yang termuat dalam makalah ini b) Penekanan aspek kajian materi pada pendapat ahli yang relevan dan yang umum telah dipakai dalam mempelajari agen-agen sosialisasi dan pola-polas sosialisasi dalam ilmu sosiologi c) Dan sebagainya.    DAFTAR PUSTAKA Koentjaraningrat. 1999. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Koentjaraningrat.2003. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rhineka Cipta Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Paul Johnson, Doyle. 1994. Teori Sosiologi: Klasik dan Modern. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat diakses pada 24 september 2016 pukul 13.54 http://en.wikipedia.org/wiki/Society diakses pada 24 september 2016 pukul 13.55 http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya diakses pada 24 september 2016 pukul 13.55 http://id.wikipedia.org/wiki/Mobilitas_sosial diakses pada 24 september 2016 pukul 13.56 http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik diakses pada 24 september 2016 pukul 13.56 http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi diakses pada 24 september 2016 pukul 13.57 http://mnb.hadacircle.com/2017/12/dinamika-masyarakat-dan-kebudayaan.html
0 notes
rinisulistya · 7 years
Photo
Tumblr media
2008 saat aku kelas XE, ada 3 pilihan seni. Aku memilih tari, iya… Aku ingin menjadi seorang penari. Tetapi, 2 kali latihan aku mengundurkan diri. Masuklah keseni rupa. Aku juga igin masuk karate. Tapi selalu saja latihan hari minggu. Minggu waktunya ketemu keluarga. Sampai lulus SMA kala itu. Dua hataranku sirna sudah. Lagi, kuliah awal. Aku ingin masuk tari, tetapi jadwal latihan adalah hari minggu. Sedangkan aku adalah anak kost, setiap minggu pulang untuk minta uang jajan. Aku juga ingin masuk masuk pencak silat, gak boleh. Kenapa? Latihannya kebanyakan sampai malam. Aku seorang wanita. Ditakut takuti banyak hal. Akhirnya keduanya gagal. Mau ambil kursus tapi penghasilanku kaa itu tidak cukup untuk itu. Kini entah angin apa, aku iseng - iseng ikut. Iya. Cuma iseng. Niat, udah gak. Niatku udah luntur. Harapanku tak banyak, bahkan aku tak berharap lagi lebih jauh.
Akhirnya, aku tidak tau. Sama sekali tidak tau. Aku andil kesempatan ini. Untuk pertama kalinya. Dengan segala kebatasan. Dengan segala ketidakbisaan. Dengan segala macam perasaan campur aduk jadi satu
Harapanku mulai tahun 2008 terjawab di tahun 2017 Lalu, bagaimana dengan karate, pencak silat? Kita lihat saja, kuasa Allah mana yang tidak akan mungkin terjadi 😊 Jangan berhenti berharap, kadang hal mustahil itu benar - benar menjadi nyata Tetapi, aku masih berfikir keras. Sepertinya mustahil kalau kamu bisa berbalik arah dan mulai khawatir padaku, dan bahkan mustahil juga kamu jadi milikku hahahaa #ngimpi
0 notes