Tumgik
#nutup
prapuna · 8 months
Text
kalo emg gaboleh dipake, colokannya dicopot plis. kena zonk 3 colokan yg gabisa dipake soalnya ga bolong alias ketutup dinding
0 notes
gizantara · 2 months
Text
Compassionate Servant
Habis sholat melamun di depan aquarium, langsung mikirin berbagai aktivitas yang mau dilakuin. Tiba-tiba "tasks in my head" ke-close lagi dengan satu kalimat:
"Allah punya hak surat-Nya dibaca oleh kita. Gak usah buru-buru menunaikan tanggung jawab ke makhluk lain dulu, kalau belum jadi penerima surat yang bertanggung jawab."
Di tengah dunia yang serba cepat, baca Qur'an ngasih dampak untuk menormalkan kembali kecepatan default dalam hidupku dan menahan diriku dari ketergesaan. Istilah Sundanya mah, "rek kamana atuh, sakirana rurusuhan mah mangkat we ti kamari" hahaha.
Tapi sebenarnya mah emang dodol juga, numpuk banyak tasks buat dikerjain tapi eksekusinya cuma satset saat mendekati deadline (sanes ti kamari).
Ya udah lah, itu mah hal lain. Tapi mau review perkara baca Qur'an dulu deh, yang kayanya selama kuliah tuh aku ngerasa rurusuhan mulu, pasti karena baca Qur'annya masih nggak konsisten. Minggu kemarin pisan, ditanya sama temen:
"Za, testimoni tentang baca Qur'an dong!"
"Pokoknya jangan lepas interaksi seharipun. Even cuma dengerin murroral. Tapi jangan merasa cukup. Coba baca dikit aja asal konsisten. Aku juga lagi terus biasain ngaji biarpun cuma satu ain sehari."
"Kenapa ain? Nggak halaman?"
"Kaya ngajinya nenek-nenek ya? Hahaha. Tapi sebagai orang yang gak suka teratur, ngaji pakai sistem ain tuh seru. Kadang sekali ngaji bisa cuma setengah halaman, kadang bisa sehalaman lebih, hampir dua halaman. Terus jadi ga kepikiran ngitung-ngitung halaman untuk nyari tau kapan ganti juz."
"Terus rasanya gimana?"
"Hmm.. mungkin kaya, pulang. Dari semua hiruk pikuk dunia, ketika hati dan pikiran udah kesana kemari ngurusin banyak hal, rasanya kaya balik ke home base buat nutup semua tasks dan recharge dulu. Stabil dan menenangkan. Aku mulai percaya Qur'an itu obat. Tadinya kukira cuma istilah klise doang."
Sampai di sana, aku juga merasa sayang banget euy udah bertahun-tahun kenal Allah tapi keliatan gak banyak effort untuk memahami Allah dan nyari tau lebih dalam tentang maunya Allah gimana. Gak ada empatinya pisan sebagai hamba (kenapa empati, pokoknya nanti mau bahas tentang empati di tulisan lain kalo mood). Celakanya lagi, oke nih seringkali tau mau-Nya apa tapi ngga melakukannya. Nggak compassionate gitu.
Padahal compassionate-nya seorang hamba, bisa jadi standar untuk menilai seberapa cinta dia ke Allah. Sama kaya apa yang Allah jelasin juga:
"Katakanlah (Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
QS Ali Imran (3) : 31
So, be compassionate! Kata Pak Anies juga, cinta itu kata kerja, bukan kata benda. But before becoming compassionate person, we must improve our understanding skills.
How do we understand God? Baca suratnya. Gini deh simpelnya. Aku sebagai penulis, akan merasakan effort seseorang memahamiku kalau orang tersebut mau baca tulisanku. Mungkin awalnya orang itu gak paham. Tapi dengan usaha dia atas ketidakpahamannya saja, aku bisa tersentuh loh.
Nah, mungkin berlaku juga ke Allah sebagai penulis Al-Qur'an. Allah senang sama hamba yang baca pesannya. Udah gitu, gak cuma baca, tapi di-review. Allah akan sangat menghargai usaha kita, sesedikit apapun, sesusah apapun kita belajar Al-Qur'an. Oh iya, btw, perlu diingat kalo Al-Qur'an susah masuk kalo kondisi hati lagi ada yang dicintai selain Allah. Berdasarkan pengalaman pribadi sih sebenarnya mah, hahaha.
Jadi, untuk menyambut Ramadhan kali ini, aku mau kasih ruang untuk Al-Qur'an masuk ke hatiku dengan leluasa. Mengizinkannya membersihkan setiap sudut yang bernoda, memulihkan setiap fitur yang terluka, menutup celah bocor yang terbuka, dan menghilangkan karat yang ada sebab air mata dari menangisi manusia.
Di dalam hati, aku juga udah taruh memori-memori nostalgia aku sama Al-Qur'an yang indah dan seru. Contohnya kaya, momen excited waktu dengerin kajian guru di sekolah, momen ramadhan tahun-tahun sebelumnya, maupun momen murojaah. Pokoknya semacam mempersonifikasi Al-Qur'an supaya kerasa interaksinya.
Btw, ini sebuah temuan baru juga (full-nya nanti deh pas bahas empati). Di bahasan tentang empati, compassionate itu nunjukin kebijaksanaan seseorang karena ngebahas tentang how human act, apakah dia ngikutin pengetahuan dia tentang itu, atau sengaja nggak ngikutin (mengingkari) pengetahuannya. Dan dari sana aku sadar, banyak orang berbuat hal yang nggak ngenakin hati itu bukan karena kurangnya empati, tapi kurangnya compassion. Menolak peka.
Makanya Allah pakai istilah "fasik" di dalam Al-Qur'an buat ngedeskripsiin tindakan uncompassionate.
"Dan sungguh, Kami telah menurunkan ayat-ayat yang jelas kepadamu (Muhammad) dan tidaklah ada yang mengingkarinya selain orang-orang fasik." (Al-Baqarah : 99)
Idenya, orang fasik itu bukan orang bodoh yang gak tau apa-apa. Banyak ayat tentang orang fasik yang melanggar perjanjian dengan Allah. Artinya apa? Mereka udah dikasih petunjuk, mereka berangkat dari orang yang berpengetahuan mengenai benar dan salah, mereka memahami dan telah melakukan perjanjian tertentu.
Mereka berempati secara kognitif untuk mengetahui "how" dan "why" Allah berbuat sesuatu. Tapi, mereka nggak compassionate. Sebel kan? (Ya maksudnya mah sebel ke diri sendiri juga kadang, yang secara sadar ga sadar menanam bibit kefasikan)
Tapi serius deh, kita sering kan sebel ke manusia yang "ngahajakeun"? Udah tau kita pengen A, eh malah ngelakuin B. Udah tau kita gak suka C, eh malah dikasih C. Mau dibilang bodoh, kayanya mereka tau kok. Tapi berarti lebih dari bodoh dong? Apa dong? Nggak becus? Atau apa ya? Gak ada umpatan yang tepat untuk orang fasik sih kayanya. (Eh eh kenapa jadi ngumpat ya? Wkwk) Oh ada, mungkin ini, kata Bung Rocky Gerung mah, "dungu" wkwkwk.
Soalnya, kita sebagai manusia, akan lebih mudah mewajarkan dan memaafkan kesalahan yang diperbuat karena ketidaktahuan kan, daripada kesalahan yang disengaja karena pengingkaran. Makanya di Qur'an, orang fasik tuh levelnya lebih parah daripada orang bodoh. Dan kalau mereka meneruskan kefasikannya akan berganti level jadi orang dzalim.
Bahkan ya, kaum-kaum rebel yang bikin Nabi Musa banyak ngebatin ke Allah tuh bukan orang bodoh, melainkan kumpulan orang-orang fasik. Aku kalo jadi Nabi Musa mah mungkin udah greget banget, bakal aku teriakin tuh di depan muka mereka, "dasar dungu!" gitu, hahaha, enggak lah bercanda. Aku gak punya nyali besar untuk itu.
Dan emang, kata Allah juga kebanyakan manusia adalah orang-orang fasik. Ya emang sih, keliatan kok. Manusia sekarang mah nggak bodoh, justru pinter, tapi sayang, uncompassionate.
Bagian paling ngena tentang pembahasan fasik, adalah di surat Al-Hadid ayat 16:
Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka) dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima Kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik.
Kebayang gak, ditanya "belum tibakah waktunya?" di posisi sebenarnya kita justru sudah melewatkan waktunya (terlambat) tapi masih dikasih kesempatan. Kerasa banget dungunya. Semacam ditanya, "mau sampai kapan menyesatkan diri terus?"
Relate-nya lagi, surat Al-Hadid itu turun di masa-masa kaum muslimin sudah melewati perang Badar, Uhud, Khandaq, dan sebelum fase Fathu Makkah. Asbabun nuzulnya adalah karena posisi kaum muslimin saat itu persis banget kaya sekarang, lagi loyo-loyonya cuy! Males berdakwah dan ngerasa gak akan ada perang dalam waktu dekat. Sebagian besar surat Al-Hadid sebenarnya ngejelasin "bagaimana bisa seorang muslim menjadi munafik?"
Ringkasnya:
Muslim → malas → tidak disiplin → fasik → zalim → munafik.
Nah aku kan jadi penasaran mau nyari tau apa penyebab-penyebab orang jadi uncompassionate? Nanti deh coba dicari. Kemungkinan relevan dengan alur di atas. Makanya setelah tau ini, harusnya sih aku makin hati-hati. Katakan "hayu" pada keinginan Allah. Dan katakan "sorry ye!" pada murka Allah.
Seru! Jadi punya kesadaran baru dan program baru untuk terus menerus memperbarui pemahaman aku terhadap Allah serta menindaklanjutinya sebagai bentuk compassionate sebagai hamba. Feel deeply (hayati kasih sayang-Nya), think accurately (jangan salah paham ke Allah), dan act wisely (lakuin yang seharusnya).
Hi, Allah. I'm ready to welcome Your great guest; Ramadhan 🫡
— Giza, lagi suka-sukanya belajar konsep empati
(anw, tulisan ini temuan spontan yang diperoleh tiba-tiba bahkan saat lagi ngetik, gokil ternyata nemu persamaan fasik = uncompassionate, hahaha maaf katrok sama ilmu baru jadi langsung nyerocos dan connecting dot by dot langsung di sini tanpa ngotret mentahan dulu di notes. Akan disunting kalau ada yang keliru)
21 notes · View notes
bersuara · 2 months
Text
Tumblr media
Tadi aku beli pecel lele, sambil nunggu pesenan dibikin, aku ngobrol lah sama si Nana dan keponakanku. Kami bertiga duduk dekat dengan dua pasangan sejoli (ini karena tempat duduk yang lain sudah penuh sama yang lagi makan di tempat). Terus tiba-tiba si mas-mas yang duduknya di samping Nana ngerokok dan asapnya langsung mengenai si Nana. Dengan tampang ngga bersalah, dia ngerokok di tengah-tengah pelanggan yang sedang makan dan ada anak kecil di sampingnya.
Aku tentunya kesal dong, mana si cewenya diam aja lagi. Aku langsung nyuruh si Nana pindah tempat duduk dan langsung ku suruh tutup hidung dengan tisu yang ada di meja. Aku sengaja ngomong dengan keras "Na, tutup hidungnya pakai tisu, bau asap rokok Na". Si Nana yang namanya anak kecil mungkin ngga paham apa maksudku, dia jawab "Kenapa eteh nutup hidung?" lantas dengan suara yang masih ku keraskan "Na, ngga boleh menghirup asap rokok, nanti paru-paru kamu rusak. Kalau ada yang ngerokok, langsung tutup hidungnya".
Untungnya pecel lele pesananku selesai, jadi ngga lama-lama duduk di dekat orang merokok. Pas aku beranjak mau pulang, si mas-mas yang merokok langsung lihatin aku dan aku tatap balik. Enak saja, merokok ngga tahu tempat!
Aku sih bodo amat sama perokok aktif yang ngga bisa lepas dari rokoknya. Tapi aku akan murka sama orang yang merokok tapi ngga tahu tempat dan situasi. Ya bayangkan saja, mereka perokok aktif kadang egois sekali, tetap merokok di dekat anak kecil bahkan dekat bayi. Merokok di tempat umum, tempat makan, di angkutan umum bahkan ketika mengendarai motor pun rokoknya masih dihisap. Apakah tidak merokok dalam beberapa jam akan membuat hidup tidak berdaya sampai akhirnya mati?
- 20 Februari 2024
8 notes · View notes
rubahlicik · 2 months
Text
Poketrip, Hotel angker
Berawal dari aink yang sesumbar minta ke teteh cariin penginapan yang 'gapapa angker yang penting murah'
Akhirnya beneran kejadian.
Tumblr media
Aink nyampe penginapan tuh sekitar jam dua. Konfirmasi di resepsionis trus dapet kunci dan ditunjukin kamarnya.
Tumblr media
Rapi sih, mirip foto promosi cuman lebih kumuh dan terkesan lama banget ga dibersihin.
Aink cek kamar mandi, ga ada masalah meski sedikit kotor. Yang penting bisa mandi. Agak keganggu sama bunyi entah mesin apa yang nyala kalo nyalain lampu kamar mandi. Sama pintu ga bisa nutup sempurna, jadi ga bisa dikunci. Yauda sih ya toh cuma sendiri di kamar.
Setelah cuci muka, rebahan dan nyiapin bawaan buat ke venue, aink ninggalin hotel. Baru pulang malam jam tujuhan.
Agak panas di kamar, untung ada kipas angin. Di file booking, tertera ada wifi gratis. Yauda dong aink ke resepsionis nanya wifi. Eh ternyata beliau mau keluar sama cewe berpakaian minim dan ninggalin posnya.
Setelah konek wifi, aink balik kamar. Ternyata sinyalnya jelek, balik lagi lah ke depan soalnya ada beberapa wifi hotel yang lain. Minta pw buat jaringan wifi lain.
Ternyata resepsionis ga ada yang ngisi. Beneran ditinggal gitu aja bukan ganti shift. Aink jadi mikir aneh aneh kan. Kamar sebelah aink ada yang ngisi. Opik berto belum pulang. Kamar lain kosong 🙃
Aink agak ngahuleng di kamar. Mau mandi juga perasaan jadi agak ga enak. Yauda aink ganti baju doang lah trus nyoba buat tidur.
Hawa di kamar mulai panas, tapi aink ga mau nyalain kipas takut pileknya makin parah. Aink mau funrun besok.
Aink mulai gelisah, bolak balik posisi tidur, trus bolak balik bantal.
Pas bantal di balik, ada noda darahnya🙂. Aink balikin lagi ke posisi awal. Moga aja ini darah dari keperawanan yang hilang, bukan darah lain lain.
Aink ga tau ketiduran jam berapa, badan cape sih jadi meski gelisah aink tetep tidur cukup nyenyak. Kebangun jam 2 pagi, merem lagi, bangun jam 3, merem lagi bangun jam 4.
Ngerasa kamar makin panas, aink mutusin keluar buat nyari masjid terdekat. Pas keluar, meja resepsionis masih kosong 🙂. Okesip.
Di luar ada beberapa orang yang mulai sapu sapu. Padahal jalanan bersih banget. Salut lah sama penduduk lokal yang totalitas dalam kebersihan.
Mesjid uda rame meski adzan shubuh masi sejam lagi. Aink bab dan mandi di WC mesjid. Nyaman banget, alhamdulillah.
Balik hotel setengah 6, opik uda siap funrun. Karena waktu yang mepet buat ganti baju dan siap siap, aink ga sempet cerita.
Pas aink sama opik berangkat, berto yang sekamar sama opik juga ikut keluar. Padahal aink pikir mau tidur, perjalanan bogor-bali jalur darat plus feri kan pasti capek tuh.
Malemnya aink balik hotel jam 7an. Resepsionis uda kosong atau entah masi kosong 🙂. Sebelum ke hotel, aink mampir mesjid deket venue dulu buat jamak magrib dan isya, trus mampir indomaret buat beli roti.
Aink masih galau buat mandi di kamar, jadi balik lagi ke masjid deket hotel buat nebeng mandi. Sepulang dari masjid, opik nelpon bilang berto uda otw pulang sama nanya aink uda di hotel belum. Aink pikir mau ngajak tidur di kamarnya kan karena berto pulang, ternyata opiknya belum pulang. Yaudah aink tidur duluan aja wkwk.
Beda sama kemarin, sekarang aink tidur dalam kondisi fresh, meskipun kasur tetep bau keringat dan ada noda darah di balik bantal. Aink tidur cepet malam itu.
Menjelang tengah malam, opik nelpon sambil ngetok pintu kamar. Bilang mau ngambil kaos sama medali fun run. Aink bangun, ngasihin, basa basi makasih trus nutup pintu.
Aink ga tau berapa lama aink tidur setelahnya, soalnya opik nelpon lagi. Katanya kunci motor ilang mungkin jatoh di kamar aink.
Yauda aink bukain tuh, dan ketemu. Emang jatoh tadi pas dia ngambil medali. Setelah basa basi singkat, aink nutup pintu dan tidur lagi.
Paginya aink bangun telat, uda mulai siang. Aink uda ga begitu was was masuk kamar mandi buat wudhu. Selesai solat aink siap siap buat ke Sanur.
Sebelum pergi aink ke kamar opik dulu, kemarin dia bilang kamar mandinya jelek banget jadi mau numpang mandi di kamar aink. Jadi aink pagi pagi ngasi kunci kamar sekalian pamit dan ngebangunin buat shubuh.
Aink pulang ke hotel jam 9an, meja resepsionis uda ada yang ngisi. Aink jadi curiga kalo resepsionis cuma datang pas matahari terbit dan pulang setelah malam. Who knows.
Aink ngetok kamar opik. Ternyata masih tidur, tumben. Padahal biasanya rajin bangun pagi. Sambil ngusahain buka mata dia bilang kalo semalem dia ada yang gangguin.
Pas aink tanya siapa, dia nunjuk ke arah dinding depan kasur. Aink ga begitu merhatiin sebelumnya dan emang dari kemaren ga pernah masuk ke kamar opik.
Tumblr media
"Lukisannya ada yang ngisi"
Setelah giliran mandi di kamar aink, kami langsung cek out. Opik mau pindah hotel, kebetulan ada temennya yang baru nyampe ke Sanur. Opik mau nebeng sama temennya.
Aink dianter opik ke bandara pake motor. Di jalan dia cerita kalo semalem nyaris ga bisa tidur. Dia denger suara berisik dari arah lukisan. Aink ga nanya detail suara kayak gimana tapi cukup ngeganggu ampe dia kebangun tiap 15menit sekali.
"Ga cuma itu, semalem wajah lukisannya sempet ganti 3 kali. Itu yang paling bikin kaget"
Duh, aink jadi ga enak semalem ga peka nyuruh dia tidur dempetan di kamar. Kirain kamar aink doang yang apes, ternyata kamar opik berto yang berada paling ujung justru paling serem.
Di sebelah kamar ada lorong kecil sepanjang 2-3 meter. Kosong doang, ga diisi apa apa. Trus sebelah lorong kosong itu ada lorong sempit yang nyambung ke ruangan lain yang belum selesai dibangun.
Aink sempet kepo sebelum cekout. Jadi liat liat ke ruangan yang belum selesai itu. Berantakan dan penuh debu. Ga tau ga selesai dibangun ga tau emang ruangan rusak dan dibiarin gitu aja.
Pas uda nyampe bandung, aink cerita ke berto soal opik yang digangguin. Trus dia bales gini
Tumblr media
Seinget aink Kamar mereka tuh satu satunya yang di depannya dipasangin dupa. Pagi sebelum cekout, aink liat ada tante tante yang pasang dupa disana. Aink pikir room service kan yah, ternyata ga semua kamar dapet. Disana doang 🤣
Aink tanya berto kok ga bilang, tau gitu aink temenin opik tidur disana. Berto malah bilang si opik katanya mau pindah tidur di kamar aink🙃, jadi ga bilang apa apa.
Jadi semalem pas opik bangunin tuh mungkin sebetulnya dia mau nebeng tidur tapi ga enak. Ainknya juga ga peka, wkwkwk. Kamar aink polos, cuma agak serem aja kamar mandinya.. Jadi ga mikir aneh aneh.
Ga banyak mikir, aink langsung cek google maps dan baca review hotelnya. Emang ancur banget, kampret. Ga lupa aink pun ngasih review yang realistis buat hotelnya.
Semoga ga ada lagi korban yang kegocek sama harganya yang murah
Tumblr media
Sekian penutup trip aink ke Bali awal bulan Maret. What a trip🤣🤣🤣
11 notes · View notes
hellopersimmonpie · 1 year
Text
Dulu tuh gue socially awkward banget. Sekarang udah nggak terlalu 😂 Kapan hari tuh ada kejadian lucu. Jadi gue kan dinas luar kota dan bawa koper. Nah sebelum itu, tangan gue keseleo dan gue harus naikin koper ke mobil.
Di deket gue, ada dosen dari prodi lain yang single dan awkward banget sama dosen yang masih single 😂 Gue tuh ga kenal-kenal banget sebenernya. Cuman waktu itu gue bolak-balik nyoba naikin koper dan ga bisa-bisa karena tangan gue susah dipake angkat. Akhirnya gue setengah ngomel sambil bilang:
"Eh lu bantuin napa? Tangan gue sakit 😒"
"Eh iya mbak"
"Besok-besok kalo lihat orang kesulitan gitu bantuin. Astagaa"
....
Di kesempatan lain, gue tuh pulang dan mau presensi dulu di fingerprint. Pas gue turun dari ruangan, ada dosen baru. Single juga. Dia presensi dulu di fingerprint. Gue ngelihat ke sebelah, ternyata tuh dosen nungguin gue. Habis gitu kami jalan bareng ke parkiran sambil basa-basi. Baru habis gitu tuh dosen nanya:
"Maaf Bu, saya belum tau nama Ibu. Nama Ibu siapa?"
Akhirnya kami kenalan.
Gue ga nulis ini di genre romance dst sih. Cuman yang mau gue highlight di sini adalah....
Mungkin kita sebagai single tuh capek banget dijodohin sana-sini ato takut random ada orang baru yang naksir ke kita. Gue relate dengan perasaan-perasaan semacam itu. Cuman kayaknya kita perlu belajar mengesampingkan hal semacam itu. Mingle aja sama yang lain. Belum tentu orang baru tuh beneran naksir kamu kok. Belum tentu juga mereka jodoh kamu. Ga semua orang single di dunia ini perlu dimasukkan list sebagai orang yang potensial di mata kamu.
Yaudah santai aja. Kalo udah waktunya, datang sendiri 😅
Gue sih makin kesini tuh memperlakukan semua orang sebagai temen aja.
Habis ngobrol sama dosen yang gue temuin di fingerprint tadi, gue jadi dapat pelajaran juga sih tentang gimana kita memulai basa-basi dengan kolega yang baru kenal. Nggak buruk juga kalo kita nungguin orang lain biar bisa jalan bareng dan ngobrol, nungguin orang buat bantu nutup pintu, bantuin orang yang kesulitan angkat barang. Gesture-gesture kayak gitu ngebuat kita terlihat tulus dan ramah.
Minggu lalu juga ada mahasiswa yang ngasih gue key caps keyboard. Kami emang udah biasa ngobrol bareng. Pas ngasih key caps, dia tuh bilang gini:
"Bu, saya tuh suka crafting. Kalo lagi capek biasanya saya nyari tutorial aneh-aneh di youtube. Kemarin saya bikin key caps dari resin. Ini lucu lho Bu. Ada gambar ikan koi-nya. Kalo ditaruh keyboard bisa menyala 😁 Ibu mau nggak? saya pasangin ya di keyboard Ibu"
Jadilah sekarang tuh keycap terpasang di keyboard gue. Tuh mahasiswa juga akhirnya ngajarin gue gimana ngerawat keyboard mekanik.
Gue tuh tetep introvert dan privat sih. Tapi gue memandang bahwa melatih diri untuk tidak awkward, ngobrol banyak hal dengan gesture yang tulus, dan berusaha berkomunikasi assertive tuh ternyata banyak manfaatnya. Makin kita mengenal banyak orang, kita mungkin bakal nemu orang-orang yang asshole gitu. Tapi di sisi lain, orang baik tuh juga banyak banget kok 😃
85 notes · View notes
vanilachocolate · 5 days
Text
Ada yang hari ini niat banget buat cosplay jadi mahasiswa uts. Saking senengnya, bisa bangun pagi barengan sama alarm. Siap-siap, walau jadi tidak telpon sama mas pagi, karena ku sedang mandi dan dia udah telpon 4 kali dan udah pamit berangkat. -__-
Pagi bener tumbeeeen. Kalau ngga ditungguin tuh rajin dia. Sampe ngga telpon pagi karena hitunganku sudah terbiasa sama kebiasaan. Kalau ditungguin kaya berasa lama banget andaa, kok agak siangan berangkatnya >..<
Saking niatnya ke kampus, hari ini sengaja pake tas gendong. Padahal bawaannya cuma hp sama dompet. Terus pake kemeja dan kerudung yang rapi. Oh, tapi aku tidak sepatuan. Sendalan aja. Ini masih mending karena sendalnya nutup area depan. Pas kuliah aku suka pake sendal main. Karena yaaa ku pikir "ngapain aku rapi-rapi klo temen-temenku pake sendal (or sepatu) crocs yang suka diinjek belakangnya terus depannya aja cuma ngecover jari doang? hahaha Aku jarang sepatuan pas kuliah. Kecuali kalau praktikum sama dosennya yang cukup terlihat galak walau ngga pernah bahas atau mempermasalahkan outfit mahasiswanya. Hari ini juga bedakan dan gincuan. Kalau pas kuliah, aku gincuan aja pas lagi skripsian. Itu pun karena temenku beli gincu purbasari no.86 dan disuruh coba ke yang lain juga.
Kalau dipikir-pikir, sekarang kok mau ya kita selipstik bersama dulu ttuh? Haha terus bandingin warna yang ternyata 1 shade munculnya bisa beda-beda di kulit kita. Tapi purbasari no.86 tuh shade yg cocok buat semua kulit kataku.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Tapi aku kuliah ngga serapi ini. Bahkan dulu suka pake kaos aja. Atau pake outer yang dalemnya juga kaos. Aku karena ngga punya baju (bener-bener ngga punya baju), aku suka pake outer yang diujung lengannya agak bolong gede. Hehe. Malu lah. tapi ku lipat saja dulu tuh. Kemejaku ngga seberapa. Banyak yang udah butut sisaan waktu SMA. Beberapa udah ngatung banget bahkan sampe di siku. Kadang iri sama malu liat anak lain sih. Tapi dulu terlalu sungkan buat minta uang beli baju. Mengingat agak sedikit merasa bersalah karena daftar kuliah.
Merasa bersalah yang diulang lagi pas S2. HAHAHAHAHA
Nunggu dengan senang tadi tuh di kampus. Ketemu beberapa dosen. Bu Tien - dosen anor yang paling humble dan rame sama mahasiswa. Mengingat dosen anorganik tuh dulu galak-galak dan susah didekati kecuali sama orang-orang tertentu aja. Pak Amin - dosen biokimia super sabar dan baik pol. Pak Ponco sama Pak Ely - dosen kimfis. Kalau pak ponco ngga gitu hapal karena pas aku masuk beliau masuk di jepang. Cuma ngajar disemster atas, ketemu angkatanku kayaknya cuma 2 atau 3 MK. Sama Pak Ely langsung di kenali. Sempet ngobrol agak panjang, terus beliau pamit mau nguji mahasiswa. Dan ternyata ibu-ibu dosen yang aku cariin dateng barengan. Akkhh, Senang. Ketemu, cipika-cipiki terus langsung masuk ke ruangannya bu senny aja.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Masih bisa ngobrol seru sama bu senny sama bu eva juga. AAakkh, senang. Update kehidupan sedikit dan ternyata bu senny lagi s3 di Bandung. Terus pas aku tanya kenapa S3 disitu, bukan di almamaternya yang dulu yaa karena lebih flexible. Terus ku meminta rekomendasi S3 hehehe.
"Chintya cita-citanya apa emang? Mau jadi dosen?"
"Hmm ngga sih bu."
"Sayang atuh kalau s3 ngga jadi dosen. Kalau mau jadi dosen kesini lagi ajaa. ..."
"Cuma karena masih pingin sekolah aja sih bu..."
"Gpp, masih muda emang harus punya semangat besar..."
Terus ngobrol lagi dan pamit, karena beliau-beliau mau ngawas uts. Didoakan sama dua dosen kesayangan waktu kuliah, terus salim dan cipika-cipiki lagi. Senang.
Padahal udah hampir pintu keluar terus inget belum foto. Akhirnya mundur lagi dan minta foto. Pinginku gaya bebas sebebas bebasnya, tapi malu karena foto sama dosen.
Yaa, walau balik ke kampus belum bisa berkontribusi - karena ke kampus urusan pribadi - tapi seneng sih, bisa balik lagi terus bertemu terus bernostalgia juga.
Kalau dipikir-pikir, kampus tuh tempat teraman aku. Ngga ada yang bahas badan atau kulit yang ngga gitu cantik. Bener-bener menyenangkan sih. Kalau orang-orang punya kisah bagus tuh pas SMA, aku pas kuliah. Soalnya, aku aman, bisa jadi diri sendiri, terus yaa ngga perlu berusaha susah payah walau ngga diterima sepenuhnya juga buat punya teman.
Sehat-sehat ibu ibuuuu. Semoga lancar S3nya, terus masih bisa ketemu lagi lain waktu.
3 notes · View notes
dwsrkhns · 8 months
Text
Ceritanya fondie di rumah habis dan pas beli cushion baru ternyata jatuh di wajah tuh kok abu yaa padahal aku beli yang neutral undertone. Setelah berkali-kali coba cek undertoneku nemang neutral cenderung warm. Veinku hijau biru ungu ada semua. Sebelumnya ga pernah coba yang beneran warm undertone karena tuh terlalu kuning di wajah. Terakhir coba share in jar-nya fondie BLP yang w20, kuning sih tapi masih oke aja cuma kayak terlalu putih di kulitku. Di nakas make up punya Ibu nemu bb cream shade ivory yang nganggur udah lama banget kayaknya ga pernah dipake deh. Iseng coba swatch dikit bener aja kuning yaa. Tapi malah iseng coba pake seluruh wajah diblend tipis-tipis lumayan nutup noda bekas jerawat juga, ngga terlalu kuning, kaget karena malah jatohnya kayak warna kulit sendiri mirip sama warna kulit leher dan bagian item bawah mata juga memudar lalu warnanya ngga jadi abu di sana.
Tumblr media Tumblr media
Cuma dia kurang tahan lama sih tp ini bakalan jadi patokan shade kalo nyari fondie/cushion merk lain soalnya baru kali ini jatohnya bener-bener mirip warna kulit sendiri kayak ga pake make up.
11 notes · View notes
leucaenaleucocephala · 3 months
Text
Tumblr media
Sebait renungan; saat Jingga bercerita
Tim yang nggak mau nutup jendela as permanent walaupun kalo siang xilaww nya bukan maen wkwk. Padahal ranghorang ikhlas mengorbankan jilbab dan tote bagnya buat tirai wkwk.
Bukan ga mau ngorbanin jilbab or mager cari penutup, but sesederhana kalo bisa liat langit dengan segala cuacanya, mendung, cerah, senja, atau kalau pas hujan bisa liat jatuhnya air ke tanaman aja rasanya kek teduh banget. Semilir semilir seger hehe.
Terus kalo malem kadang suka kebangun, liat jendela nampak langit, kadang bulan lagi cantik cantikanya, bintang lagi kelap kelip, atau cuma gelap lekat aja tu hati rasanya kek lebih adem. Kadang kalo pikiran lagi bundet jadi lebih jernih dan bisa lebih legowo, tenang.
Dari langit, aku belajar cara olah rasa. Perihal menata hati agar bisa seluas langit dalam menicintai dan menapaki takdir. Bisa secantik langit dalam mengekspresikan dan menerima segala cuaca. Hujan, angin, cerah, atau panas pun semua terbingai apik. Juga bisa secantik langit dalam menyambut pagi atau menutup sore dengan warna yang paling mengagumkan. Tak peduli segelap apapun malam dan sepanas apapun siang, semua hanya perlu waktu dan sabar untuk menjumpai fase indahnya.
Secantik langit, mengagumkan💫
@leucaenaleucocephala
4 notes · View notes
tryingtobejoy · 1 month
Text
Aku lama sekali tidak nulis di sini. Ternyata ini tulisan pertama di tahun ini. Padahal bulan ketiga sudah mau habis. 30haribercerita di sebelah juga belum selesai. Tapi tidak apa sih karena mungkin sedang berpindah media saja (semoga).
Ini belum tau sih mau nulis tentang apa…atau siapa. Tapi rasanya cukup banyak hal terjadi selama jeda ini. Naik turun perasaan tapi baik-Nya selalu menghadirkan rasa bersyukur pada akhirnya.
Seperti kereta bandara yang sempat dikejar karena ada bapak-bapak baik yang waktu lagi antre tiket di waktu yang mepet tiba-tiba menawarkan, “sekalian saya beli 2 aja, tujuannya ke mana?” lalu berlari ke peron, dan berujung gak mau digantiin uang tiketnya pas udah berhasil masuk kereta tepat sebelum pintunya nutup.
Atau perjalanan ke citeurep naik krl line nambo yang sebetulnya sangat terbatas jadwalnya. Acara di citereup selesainya jam 15.00 harusnya. Sedangkan perjalanan dari tempat acara ke stasiun kurang lebih 30 menit. Kereta dari cibinong ke depok adanya di 15.27 terus baru ada lagi jam 17.22 alias 2 jam jaraknya. Awalnya sih udah mikir akan naik yang 17.22 dan buka puasa di jalan. Apalagi mesen ojek online ke tempat acara katanya agak susah (karena agak pedalaman) bisa nunggu setengah jam. Kayak ga mungkin banget ga sih dapet yang 15.27 itu? Tapi ternyata 14.45 udah dibubarin acaranya. Langsung pesan ojol aja bismillaah. Gaktaunya langsung dapet driver yang habis nurunin orang di tempat acara itu. Jadi ga sampe 5 menit udah sampai. Jadilah dimampukan-Nya sampai stasiun sebelum 15.27 jadi ga perlu buka di jalan karena bisa sampai rumah sebelum maghrib.
Ahiya. Bisa pulang ke rumah pekan ini juga sesuatu yang disyukuri sekali sih. Kayak belum ada seminggu pergi udah dikasih pulang lagi alhamdulillaah.
Jadi ingat pulang terakhir adalah pulang setelah pelatihan dan dapat predikat nilai terbaik 1 (lagi) alhamdulillaah. Ini sesuatu yang mengagetkan juga karena dari awal sadar diri nilaiku gak sebagus itu di ujian-ujian dan kuisnya. Dibandingkan orang-orang lain apalagi. Jadi yaa beneran berdoa dan minta didoakan ke orang-orang kayaknya terbantu lewat jalur langit. Apalagi diingatkan juga sebelum tes, “jangan lupa telpon bapak ibu” sesuatu yang baru karena biasanya aku ngechat doang sih.. tapi rasanya senang dan tenang sekali diingatkan dan melakukannya!
Ohiya diingatkan telpon bapak ibu itu jadi nyambung sih ke cerita tentang orang baik. Yang belakangan banyak bikin aku banyak belajar (salah satunya belajar menelpon itu). Tapi ini nanti dulu deh ceritanya. Sudah larut. Sekian dulu.
Depok, 24 Maret 2024
3 notes · View notes
aledisini · 1 year
Text
Taaruf (1)
Umi abi gue tuh aslinya emang ga kenal satu sama lain. Emang seangkatan, tapi kan buanyak banget orang nya, jadi ya paling tuh cuma saling tau nama aja gitu.
Abi dulu di kampus terkenal galak. Yang nama nya mau nikah kan pasti nanya-nanya dulu ya. Ini setiap umi nanya ke kenalan dia yang kenal abi, jawaban nya relatif sama. Galak. Terus semua orang bilang abi ga akan cocok sama umi. Melihat kelakuan umi gue yang agak serong kiri itu dan abi gue lurus sekali ya wkwkwkwkwk. Umi sama abi di kampus tuh kaya bertolak belakang gitu. Temen-temen umi lebih banyak cowok, temen cewek nya lebih dikit. Alesan nya cowo lebih rasional (kaya kenal excuse nya wkwkwk). Udah gitu kelakuan umi emang slengean. Abi dulu justru tipe yang serius, akhi-akhi soleh yang ngobrol sama cewek jarange pol.
Umi cerita, waktu taaruf itu emang dia takut. Gimana ga takut, kenalan juga baru sebulan abistu bakal serumah senasip sepenanggungan. Jadi, doa umi sejak proses taaruf dimulai sampe ijab qabul itu sama. Kaya yang ada di doa istikhoroh. Jika memang ini baik untukku, agamaku, hidupku, dan akhirku, maka mudahkan dan berkahilah. Jika tidak jauhkan dan gantikan dengan yang lebih baik. Sepanjang proses lancar pol, ga ada sandungan. Makannya umi gue percaya banget sama kekuatan istikhoroh. Nutup mata sama apapun yang bakal terjadi di depan, toh di awal perjalanan udah minta dibantu pake ilmu nya Allah, jadi insyaAllah jurang-jurang yang bakal dilaluin tuh udah jalan yang terbaik, dan pasti ditakdirkan untuk dilalui.
Waktu abi dateng ke rumah umi buat khitbah. Kan bawa rombongan keluarga dong ya. Kakak umi sama nenek sempet-sempet nya komen “kakak nya dia lebih ganteng” wkwkwkwk sebenernya karna pakde lebih kurus aja dari abi. Tapi kata mereka abi gue lebih gesit dan cekatan, sat set sat set eak. Yaaa nikah kan ga cari tampang aja ya, cari nya yang cocok. Salah deng, cari nya yang soleh, kan pilihlah karena agama nya. Aduh berat wkwk.
H-1 akad, orang sibuk semua dong di rumah nenek. Bantu-bantu nyiapin pernikahan kilat ini. Walaupun ga walimah dan jadi nya pengajian aja, tetep weh banyak yang kudu disiapin. Jadi temen-temen umi sama temen abi juga banyak yang dateng ikut bantuin. Malem nya umi ditanya sama temen dia, “calon kamu yang mana?”. Posisi nya itu di ruang utama yang bakal dipake besok dan lagi rame akhi-akhi gitu yakan wkwk jadi hampir pasti ada abi disitu. Umi lalu menyapukan pandangan ke seluruh penjuru ruangan. Terus loading, gatau calon suami nya yang mana dong wkwkwk🥲🥲🥲. Sampe akhir nya temen umi geregetan, manggil nama abi gue. Pas abi nengok, baru umi ngeh, oh yang itu yang bakal nikahin aku.
Emang umi gue tuh agak susah nginget muka orang. Anak nya sendiri aja kadang suka lupa yang mana wkwk. Tapi ya tapi yang nama nya calon suami tu kan…………….🥲. Nikah kan juga salah satu momen terpenting sepanjang hidup. Masa iya si ga ngenalin sampe h-1 akad. Agak parah emang umi wkwkwk.
Nikahan umi abi yang super dadakan itu ngagetin semua orang. Ditambah sifat dua-dua nya yang agak bertolak belakang. Omongan dari luar yang bilang ga akan cocok juga ga keitung banyak nya. Tapi nyata nya umi sama abi sampe punya anak 4 tuh. Kata umi, abi itu baik. Baik sama umi, baik sama orang, dan yang paling penting baik agama nya. Buat umi, abi adalah qawwam nya, yang harus diikutin selama bukan ajakan keburukan. Abi yang menurut orang galak nyata nya membentuk ketegasan dalam agama di keluarga kami. Sekali abi ngelarang, walaupun kita anak-anak nya ngotot, ya tetep aja kudu dijauhin, ga ada toleransi. Umi bilang, walaupun susah, selalu ada kebaikan dari nurut sama abi. Udah gede gini ya baru kerasa, baru paham, oh dulu gini maksud abi. Jaman kecil mah ngambek langsung.
Dah gitu aja, panjang nulis nya pake mbrambang segala wkwk. Sayang abi, sayang umi jugak🤗
11 notes · View notes
sangpemanahrasa · 7 months
Text
Udah lama ga nangis dan akhirnya dibikin nangis, karena liat vidio anak sd yang bawa bekal ulat sagu terus diejek sama gurunya dan teman temannya. Mau banget gue teriak ke kuping guru itu kalau ga semua orang sekaya dia,ga semua orang mampu beli lauk yang enak.ada yang bahkan hanya mampu beli beras tapi ga mampu beli lauk. senyum polos tu anak Tangis gue pecah ketika liat diketawain dan di rekam, terus dia langsung nutup bekalnya dan masukin ke laci. gue yakin,laparnya hilang saat itu juga..
4 notes · View notes
asrisgratitudejournal · 8 months
Text
Selesai
Jadi… kemarin memutuskan untuk nggak keluar rumah samsek karena terakhir nggak keluar rumah itu adalah tanggal 1 September 2023, yang adalah 2 minggu yang lalu. Selain itu, literally sejak sampai Oxford lagi selalu ada aja agenda keluar rumah… Ya gapapa juga sih, tapi pengen aja ga kemana-mana for a day. Terus yaudah pagi jam 11 (nggak pagi sih itu bagi banyak orang, tapi bagi diriku itu adalah pagi), ku randomly memutuskan untuk menyelesaikan painting yang ku-kerjakan back from tanggal 5 Februari 2023. Dua hari itu dulu (5 dan 6 Februari 2023) adalah hari yang cukup berat sepertinya, ku sampai nge-post 4x: 1, 2, 3, 4.
Terus yaudah setelah 7 bulan ni kanvas ku-anggurin, ku memutuskan untuk pick it up lagi… Meaningnya awalnya ga se-deep itu sih, tapi pas dipikir-pikir lagi semoga memang menyelesaikan painting ini juga berarti ku healing dari wounds yang kupunya waktu itu. Kalau baca my previous posts yang ku-link di atas, intinya ku mikir bahwa membeli knives set, brushes, dan oil colour will somehow help me coping with my problems… Terus malamnya setelah beli itu semua, aku decided to try the knives set I bought. Dan waktu itu sebetulnya merasa cukup puas. Ku kayanya sempat mikir “Wah enak juga ya painting pake knives, nggak secapek kalau pake brushes”. Tapi sebetulnya instead of inspired, waktu itu mood-ku lebih ke sad and upset, dan nyoba pertama kali itu ya lebih buat channeling out anger aja.
Sekarang setelah 7 bulan berlalu, dan 1 atau 2(?) jam meddling about with colors, here it is the final result!: (LAH TERNYATA BELUM SEMPAT FOTO FULL JADINYA LOL super clown, anyway, tapi ini beberapa snippets while I was on the making of it – tidak lupa ku-kasih caption to give more context yes)
Tumblr media
(Ini pas mau mulai, lihat si palet masih kosong bersih. Cukup lama kontemplasi mikir warna apa lagi yang belum keluar karena there’s only so much you can do with 12 colour palette. Awalnya mau bikin semua yang kosong putih itu abu-abu aja biar gampang…)
Tumblr media
(Ini setengah jalan. I filled the blank in the middle with grey tapi terus bosen. Yang corner kiri bawah dibikin sama ijo juga aja biar cepet. Terus baru sadar si cokelat dan ochre belum kebuka, jadinya pake itu di corner kanan bawah)
Tumblr media
(Ini iseng aja mem-foto tekstur karena KU SUKA BANGET PAKE KNIVES O M God… Ini emang kayanya kualitas kanvasnya aja yang jelek jadi putihnya nggak terlalu bisa nutup…)
Tumblr media
(Ini tekstur di corner kanan bawah yang bagus banget juga... Ku sangat suka cokelatnya dan kuningnya UGHHHHH. Plus, my fav knife adalah yang kotak persegi panjang!)
Tumblr media
(Nggak ada gambar full selesai kayak apa… Tapi the more reasons for you guys to pay a visit to my house -YANG PANAS ITU HEHE. Ini corner kanan atas yang berhasil kututup dengan (awalnya mau bikin) violet/purple-ish… Nggak terlalu keluar warnanya karena jujur asli susah banget mixing paints buat bikin warna ungu… Ini pun dengan banyak sekali trial and error… Tapi akhirnya lumayan puas sih dengan result ini… Asli bagus banget juga lagi si warna putih yang ada di antara merah-orange dan ungu... SANGAT PUAS HUHU)
Udah itu aja gambar-gambarnya. Terus sebetulnya ide dari post ini adalah mau giving meaning to the final product. Tapi sayangnya foto final productnya nggak ada. But issokay! I still can go rambling about that I guess…
Jadiii, kalau dilihat memang konsep painting ini adalah abstract painting aja. Nggak menggambarkan suatu landscape atau benda apapun. Tapi seperti judul post ini, judul paintingnya adalah “Selesai”. Belakangan ini lagi banyak banget contemplating “sebetulnya apa sih yang dicari di hidup ini?” dan berhubungan dengan context di atas pas ku lagi sedih-sedihnya 5-6 Februari 2023 kemarin itu di mana ku sempat mikir “apakah di hidup ini menikah itu sepenting itu? Emangnya kalau kita punya value lain yang dikejar di hidup ini selain membangun keluarga dan beranak pinak, salah ya?”. Ku menghubungkan painting-ku yang abstrak ini ke pertanyaan-pertanyaan tadi. Ku ngelihat si painting ini sebagai hidupku. Memang abstrak aja, nggak kelihatan ada rumah di situ, pemandangan sawah atau gunung, mobil, anak, manusia, tapi colourful. Dan selesai. Semua bagian di kanvas itu full ku-warnain. Nggak ada bagian yang kosong. Sama sekali. Mungkin emang ada yang tipis-tipis aja kewarnanya sampai tekstur base dasar kanvasnya masih kelihatan. Tapi memang itu intended effect yang kubuat supaya paintingnya nggak terlalu “full” dan “too much”.
Ku juga nggak bikin semua bagian tertutup dengan warna yang SUPER TERANG/mencolok/outstanding. Bagian-bagian yang nyala ini kuanggap sebagai representasi dari “bright” side of my life. *Bling-bling*-nya seorang Asri lah: sekolah di top school di Jakarta, anak olimpiade sampe medali perak internasional pulak, masuk institut teknik yang katanya menerima putra putri terbaik bangsa, sekolah master di Perancis (pake beasiswa), PhD di universitas terbaik di dunia (pake beasiswa juga), dosen di salah satu PTN. Keren-kerennya pokoknya di situ semua. Kalau di painting, ada di warna merah, orange, dan kuning 3 garis yang di tengah itu. Bisa dilihat kaya api/flame juga kali ya, karena orang kalau nggak kenal aku beneran ya emang yang dilihat cuma “bright” side atau silau-silaunya aku aja).
Tapi kemudian quite a big portion of the painting ada warna hijau di bottom, grey, sama dark purple itu. Ada biru juga sih, tapi nggak terlalu mencolok. Ini masing-masing warna nggak akan ku-interpretasi secara detail tapi intinya selain semua *extraordinary achievements* tadi, ku juga melakukan banyak hal lain. Orang belum betul-betul kenal aku kalau nggak tahu aku juga sebetulnya struggling with A LOT OF THINGS: ya dengan mencari jodoh tadi dan memahami konsep pernikahan, dengan PhD-ku, dengan menulis article manuscript (to the point I feel so hopeless and having intrusive thoughts and therefore seeing mental health counsellor in uni), dengan loneliness/kesepian… Kemudian, terlepas dari betapa sosialnya I come across to some people, ku juga sebetulnya sangat enjoy my precious alone time, I enjoy solo TRAVEL so much, tapi juga at the same time sangat seeking deeper emotional connection from other people. Intinya berbagai macam dimensi dan fasad yang ku-punya lah. Itu semua colors tadi bergabung menjadi satu dan getting intertwined/berbatasan dengan 3 streaks merah-orange-kuning yang di atas tadi.
Hasil dari semua hal di atas adalah ya aku ini, hidup aku. Bagi beberapa orang (atau common people), painting ini mungkin “ga enak” untuk dilihat. Atau menimbulkan banyak pertanyaan: “Gambar apaan sih ini? Maksudnya apa sih?”. Beberapa juga mungkin: “Aku nggak ngerti, tapi bagus kok, aku bisa nikmatin.”
Paintings punya orang lain mungkin lebih enak dilihat bagi common people. Mereka ngegambar (yang udah ku sebut di atas tadi): rumah, sawah, gunung, anak-anak, mobil, kabah di mekah, bahkan mungkin beberapa ada yang pakai swarovski buat teksturnya. Tapi ku cukup yakin beberapa paintings (yang pernah kulihat at least) ada yang nggak selesai. Cuma rumah dan orang-orang dan mobil aja tapi langitnya masih berupa kanvas kosong. Ada yang full kewarna semua juga, selesai juga, tapi semuanya hasil brush strokes yang tipis-tipisss banget, nggak ada tekstur yang nunjukkin karakteristik khusus dari painting itu. Kebanyakan orang paintingsnya template, mirip-mirip satu sama lain, sampe gak bisa dibedain antara painting satu dengan yang lainnya. Ya nggak salah. Bagi beberapa orang memang lebih mudah nengok kanan-kiri, ngeliat sebelah-sebelahnya ngegambar apa kemudian mereka tinggal niru aja. Atau bisa juga mereka ngelihat gimana mereka diajarin dulu di kelas melukis sama guru mereka dan akhirnya sampai sekarang mereka literally ngelakuin 100% yang diajarin tanpa improvisasi sendiri and giving their own touch. Beberapa ada juga yang sama colorfulnya, sama full-textured-nya dengan paintingku sampai aku pun kadang ngambil mereka sebagai reference, picking the colours and textures they used. Aku tapi termasuk yang cukup bersyukur karena Alhamdulillah paintings di sekitar-ku sangat inspiring dan heterogen sehingga ku bisa belajar banyak dari semua paintings tersebut.
Dan sebetulnya ku ga peduli gimana orang lain ngelihat painting-ku ini sih, yang paling penting adalah apa yang AKU rasakan dan pikirkan saat ku melihat painting ini. Dan gaada kata lain selain: PUAS. Ku sangat senang I finished this one. It’s VERY BEAUTIFUL in my eyes. The TEXTURE, the color clash/combination… UGHHHHHH. Ku juga berharap itu yang kulihat terhadap hidupku sekarang. PUAS. Udah sejauh ini. A VERY BEAUTIFUL life and journey indeed.
Tentunya nggak berkat usaha-ku sendiri. Guru-guru painting-ku, paintings di sekitar-ku yang jadi inspirasi. Semoga painting-ku ini juga bisa jadi inspirasi bagi painters lain. Semoga kita semua bisa merasa HAPPY dan PUAS ngelihat painting kita sendiri, baik itu painting yang abstrak, yang template pemandangan, yang selesai, yang belum selesai, yang tipis-tipis, yang bertekstur, yang colorful, yang cuma satu atau dua warna. Dan yang paling penting juga: we can always RE-PAINT. Sampe meninggal masih bisa diselesaikan, dibetulin, di-improve. Asal kita nggak berhenti.
VHL, 14/09/2023 16:19
2 notes · View notes
hmuyassar · 1 year
Text
ini draft sebenernya udh disusun dari tahun lalu ya, sebulan sebelum wisuda. Tapi beginilah akhirnya baru dirapikan lagi pas momennya tahun baru. Mumpung ada momen, pikir saya. Semakin ketunda hanya akan semakin berdebu. 
---
I’m not one that gives meaning to milestones -kinda. Being the last child, I observe the milestones of my siblings, thus for me those moments are things that will eventually arrive for everyone. Birthdays, graduations, works, new families, end and new years, meeting and parting. Not even when I finally spent time studying abroad, a dream I once had. I think of it as just another passing day. 
I wonder though whether it's really because I don’t care or it’s just not special enough. Then I turned 23, graduated and started my first work on the same day, the 1st of November of 2022. It's supposed to be a bit special, isn’t it? 
I started thinking that I never had a proper appreciation for my younger self. Although the phase I’m currently in is not actually colourful, I just painted the past with dark by leaving it and not looking at it properly. 
So here it is, small gestures of appreciation buat himmah-himmah muda.
Congrats buat Himmah SD yang sudah beradaptasi dengan rumah dan lingkungan baru. Bertahan di rumah besar yang kosong ketika kakak-kakak sibuk dengan tugas belajar dan kerja memang ga mudah. Mengulang berkali-kali buku dan cerita yang sasarannya bukan untuk usiamu di goa perpus itu mungkin satu satunya caramu untuk melupakan gelap dan sepinya ruangan lain. Kamu bahkan bisa sesekali membantu bapak ketika sedang gaptek dengan laptop, dan melihat langsung bagaimana konsistennya bapak untuk belajar dan beribadah memasuki masa tuanya. Semua itu menjadi bekal wawasanmu untuk berpikir dan melihat dunia saat ini.
Selamat juga untuk Himmah SMP, 17 Juz hafalan Quran dengan konsisten juara umum maupun harapan di hampir setiap MHQ semesteran sangat butuh perjuangan. Begadang untuk ujian tahfidz, bangun ketika orang tidur dan tidur ketika orang bangun, nangis ketika entah ujian hafalan atau MHQ kebanyakan salah, keeping up the good-girl behavior since banyak nama yang ada di punggungmu haha, serta ga berpuas diri dengan akademikmu sampe nutup telinga dari apa kata orang dan struggle buat jadi satu-satunya yang lulus IC dari sekolahmu ketika itu. Well, I think you’ve done great, seriously. 
Err, should I talk about high school too? why do am I getting traumatized instead wkwk. Sepertinya aku dan kamu belum sepenuhnya berdamai haha. Good job on being called to the graduation stage twice. A long headpat juga buat liburan-liburan yang kamu korbanin sampe selesai hafalan di rumah tahfidz. Bisa nambah satu halaman baru setiap setengah jam, ujian kenaikan juz tiap tiga hari sekali dan dapet empat juz selama dua minggu adalah suatu kebanggaan yang ga bisa lagi dilakukan dengan kapasitas dirimu yang sekarang:”. You know we’re gonna have a loong writing for what happened each year in the school, and for that I’m gonna give you a big hug. The least I should say is, maintaining the mindset of ‘finishing an educational level as it should be’ is an excellent job. You actually had the choice (or the risk? wkwk) of moving out, but you've never actually seen it despite the fear, reality, as well as the social and academical drama you met.
You should be proud of your gap year. I honestly think it’s the most productive year of your life. Kamu dihargai sebagai santri kelas bahasa arab terbaik, bisa ujian murajaah 15 juz, got higher IELTS score than your brother (yeah, lol), accepted in some universities abroad, and even diligently stimulating your brain by attending those seminars almost every Saturday. Bertahan dengan kejenuhan, konsistensi dan komitmen terhadap tujuan selama setahun ketika kamu sebenernya cenderung buat melenceng kemana-mana is a great work indeed. You even found some precious answer on your own while facing your great fear. I wonder, are we really the same person? You make me believe that I actually have those sides and that I can maximize my potential if I really want to. 
Buat Himmah yang udah lulus kuliah? belum ada haha. Kayaknya belum bisa lebih objektif untuk mengucapkan selamat dengan tulus. Mungkin nanti, 5 atau 10 tahun lagi, kalau masih dikasih kesempatan hidup. So, keep struggling until then.
Each milestone surely taught me something, but If I want to talk about it then I will get the spotlight instead of you guys. So, no. Here is another message for you;
Engga, krisis eksistensial kita ga kelar-kelar. Ha. Berubah situasi dan kondisi, sebab dan akibat, mungkin iya. But basically you still like to brood over it and sink into your own world. Hal yang mungkin berubah adalah, you now accept it as part of your journey. Mungkin ga akan pernah selesai, mungkin ga akan ketemu suatu kesimpulan. Satu titik kamu merasa sudah dapat jawaban bukan berarti kamu ga mengalami atau menanyakannya lagi di kemudian hari.  
And that’s okay, we live on with it.
Sincerely,  
your 23-y.o.-self.
Tumblr media
13 notes · View notes
mlcklttt · 11 months
Text
Sebenarnya w sekarang sering aja mikir ini sampe kapan, kalo ini udahan w nanti sama siapa, w bisa kek gini ga yaa, hari2 w gimana, orangnya kek u ga yaa, tapi yaudah aja. Skrng jg w masih nutup banget ini, blm mau jg bukaaa. Susah. Karna dari w yg patah hati mampus wktu itu trs nemu u yg bisa buat w lupain banyak hal tentang ex w dlu jadi w yaaa susahh jga mau sama orang baru. Aug ahh capeee w. Bye.
3 notes · View notes
Di 10 hari awal Ramadhan kemarin, ummi dan abi gue ga ada di rumah. Mereka ke Jepang buat menghadiri wisuda S3 kakak gue, tentunya sekalian jalan-jalan dong, makanya sampek 10 hari gitu 😂. Gue, adik gue yang pertama, sama adik gue yang paling kecil ditinggal di rumah. Otomatis tahta perumahtanggaan turun ke gue.
Sejujurnya gue seumur hidup belum pernah nyiapin sahur dan masakin bukaan buat orang lain. Paling mentok ya ngurusin sahur dan buka sendiri pas ngekos dulu, itu juga beli. Dan FYI aja, mood gue waktu bangun tidur itu selalu jelek. Tapi karena terpaksa, siapa lagi yang mau diandalkan buat urusan begini selain gue, ya mau begimana lagi?? Makanya gue harap-harap cemas sama jadwal haid gue yang emang diperkirakan ada di tanggal-tanggal ummi abi gue pergi.
Jujur, waktu ternyata gue beneran haid pas banget selama ortu gue gaada, gue lega bangeeettt. Soalnya ga kebayang cuy gimana lemesnya gue kalo gue ngurus rumah tangga pas lagi puasa. Karena gue udah tau, tiap gue gantiin peran ummi gue kalo ummi lagi pergi atau sakit, itu gue pasti capek luar biasa. Lelah lahir batin, jiwa raga, separuh nyawa rontok!! Asli, tiap gue ngerasain jadi ibu rumah tangga, bertambah-tambah respect gue terhadap profesi satu ini.
Jadi ibu rumah tangga tuh the most thankless job ever. Kayak, udah mah lo capek-capek ngurusin semuanya di rumah, tapi jarang banget orang terima kasih ke lo, soalnya ya itu emang udah kerjaan lo gitu. Mau minta diterimakasihin kok berasa kayak gak ikhlas gitu. Belom lagi kalo ternyata yang dimasakin ga suka sama masakan lo, rasanya tuh makan hatiiii. Ya tapi mau gimana lagi, yakan?? Ngerti banget gue rasanya jadi ibu rumah tangga, udah sering ngerasain, padahal belom jadi ibu 🤣🤣🤣. Makanya gue suka sewot kalo ada orang yang ngeremehin pekerjaan ini.
Udah mana kerjaan tuh rasanya gak abis-abis. Padahal mah di rumah gue udah ada mba yang bantuin beberes rumah sama nyetrika, tapi ternyata kerjaan rumah ga cuman itu cuuuyyy. Banyak banget ternyata yang terjadi di balik layar untuk memastikan semuanya berjalan lancar di rumah.
Contoh nih ya, gue kira urusan gue 10 hari itu cuman masak doang kan. Ternyata eh ternyata, tydac semudah itu, Ferguso. Gue harus ngerencanain mau masak apa, terus gue harus ngatur list belanjaan karena ga semua bisa didapetin di tukang sayur langganan gue, gue harus mesen kesana kemari, terus belanja juga tiap hari, terus kelar belanja tuh belanjaan kudu diberesin biar ga berantakan, terus kelar beresin belanja sampah-sampah belanjaan harus disortir, eh liat tempat sampah ternyata belum dikasih plastik, sekalian kasih plastik ke semua tempat sampah di rumah, mati-matiin lampu luar karena udah pagi, terus mandi, kelar mandi nyuci baju, terus kalo lagi gaada mba jemurin baju, terus mulai masak, kelar masak nyiapin bekel adik gue buat dibawa kerja, udah gitu nyuci bekas masak, eh pas mau nyuci ternyata sabunnya abis jadi isi-isiin sabun dulu, udah gitu rak piring penuh jadi beresin barang-barang yang udah kering dulu, abis nyuci piring beresin sampah-sampah sayur, rebahan dikit, bangunin adik gue yang kecil dari tidur siang, terus nyuruh dia mandi, belom daritadi bolak-balik ngurusin makan kucing gue juga, terus ngambilin jemuran, eh liat di meja setrikaan baju yg udah disetrika mba belom dimasukin lemari, terus nutup-nutupin gorden, nyala-nyalain lampu luar, terus nyiapin takjil, terus makan, kelar makan harus nungguin adik gue makan, terus mastiin adik gue sholat dan lain-lainnya sampe dia tidur, terus gue mesen belanjaan buat besok, terus gue baru bisa istirahat, tapi besoknya harus bangun lagi jam 3 buat masak sahur, aaaannd… repeat.
Panjang bener gak tuh?? Kayak, beneran gak abis-abis cuy. Itu juga banyak kayaknya yang kelewat gak gue sebut. Itu juga gak semua yang di rumah gue kerjain ternyata. Misalnya, selama 10 hari itu gue lupa ngelapin meja!!! Bye. Padahal dari bangun sampe tidur lagi kerjaan udah penuh banget, tapi tetep aja ada yang kelewat 😂. Gimana gue ga capek lahir batin. Gue bilang mental juga kena karena seharian itu lo harus terus mikirin abis ini lo harus ngapain, abis itu lo harus ngapain, dan mikirin mau masak apa, pokoknya organizing macem-macem di otak lo sambil fisik lo kerja.
Alhasil, it sent my anxiety through the roof, sampe-sampe di hari keberapa gue gak bisa tidur karena gue mikirin masak apa besoknya gara-gara tiba-tiba tukang sayur langganan gue gak jualan, dan gue gak sempet pesen Sayurbox atau apa gt. Padahal gue akhirnya udah tau mau masak apa, tapi gatau kenapa gue tetep anxious sampe akhirnya tengah malem gue malah ngecek resepnya, ngecek bahan-bahan, dan nyiapin draft WA buat mesen bahan di tukang ikan langganan, hadeuuuhhh… ribet!!
Rasanya tuh mau sujud-sujud terima kasih ke ummi gue karena selama ini udah ngurusin rumah sendirian, tapi gengsi, huehehehehe. Begitu ummi gue balik dari Jepang, apa yang gue lakukan? Tentu saja kembali menjadi anak yang tidak berguna 😅😅😅. Abis udah capek banget cuy abis-abisan di 10 hari itu. Rasanya gue mau istirahat panjang 😂😂😂. Apalagi abis itu haid gue kelar, dan gue harus puasa juga. Jadi gue sekarang udah lemah bangetlah, gak kuat ngapa-ngapain.
Udah sih, gue cuman mau cerita itu aja. Gue juga mau berterima kasih ke semua ibu rumah tangga udah berlelah-lelah sendirian tanpa mengharapkan imbalan. You guys are the best, and no amount of money or possession can repay your hard work.
4 notes · View notes
rubahlicik · 2 years
Text
Mylog : Pilih yang Single atau yang sudah Berdua?
.
.
Note : Konteksnya disini belum Menikah
Dulu, waktu proyekan 3 bulan di tengah hutan, aink dan anggota tim peneliti sering terlibat diskusi malam hari.
Tentang perempuan.
Iyalah timnya laki semua.
Lagian selain main gapleh mau apa lagi. Ga ada listrik, ga ada charger,.
Di malam ke sekian, topik obrolannya tentang nyari pacar, spesifiknya, mending yang masi single apa yang uda punya pacar.
Iya, di generasi aink (di circle aink at least), nyari pacar yang uda punya pacar tuh hal yang biasa aja, istilahnya 'menikung', anak jaman sekarang tau ga yah?
Prinsipnya, sebelum janur kuning melengkung, apa pun bisa terjadi
Mungkin ada yang nanya, kalo masi ada opsi yang single, kenapa mesti nyari yang uda berdua?
Yaa gimana moral compass masing masing yah. Tapi, menurut temen temen yang menikung, seenggaknya ada beberapa alasan kenapa mereka harus menikung,
1. Cinta ga bisa dipaksakan. Aink ga tau yah sama anak jaman now, tapi semasa aink bujang, kalo tau gebetan uda punya pacar tuh bukan alasan buat mundur. Pepet aja terus selama belum akad, toh hubungan yang belum sah ga ada legal standingnya.
2. Karma cuma berlaku untuk perbuatan yang buruk dan menyelamatkan seseorang dari hubungan yang salah adalah tindakan mulia :). Kisah nyata, Temen aink mepet pacar temennya. Si cewe konon sering ditinggal ldr, banyak hal yang ga bisa dilakuin pacarnya karena jarak. Jadilah celah jarak diisi sama temen aink itu, hingga akhirnya si cewe itu putus, milih temen aink lalu menikah dan beranak pinak...
Yak, yang ldr terpantau mulai ga tenang,..
Bukan nakut nakutin, tapi fakta di lapangan memang demikian
3. Ketika mepet gebetan yang uda punya pacar, umumnya saingannya cuma satu. Pacarnya gebetan. Dari segi persaingan ga terlalu berat, kontestannya dikit. Si pacar cuma menang status karena datang duluan. Celah persaingan masi terbuka selama gebetan belum madly in love sama pacarnya.
Ingat, pacaran cuma status, sorry to say,
4. Pernah denger, "all the good one has been taken"? Nah, iya. Yang cakep cakep biasanya uda taken,. Sejalan dengan anxiety sebagian orang yang masi single, "am i not good enough?"
Jadi logikanya dibalik, kalo mau nyari pacar yang high quality (baik, pinter,tajir, perhatian dll) carilah yang uda punya pacar. Masi iya si dia dipacarin kalo ga ada kelebihan, ya kan?
Aink dulu masi agak sensi sama yang nikung. Hingga akhirnya salah satu temen di obrolan malam itu buka suara. Dia ditinggal nikah pacarnya, tiba tiba aja, ga ada angin ga ada ujan. Pacarnya tiba tiba aja ngilangin kontak, minta selesai.
Sakit cenah, tapi ya gitu. Cinta ga bisa dipaksain. Dan ujungnya dia nemu cewek lain yang lebih cinta dan diajakin married.
Kalo emang si pacar, kepincut sama orang lain. Yauda, dia mungkin ga beneran cinta kok. Justru aink jadi ga bisa nyalahin yang kepincut sama orang ketiga. Dalam beberapa kasus, emang si pacarnya aja ga mampu jagain, ga bikin bahagia.
Pas pedekate gencar, pas uda jadian b ajah.
Justru keberadaan tukang tikung jadi indikator, seberapa kuat ikatannya kalo emang yakin mau dibawa sampai nikah.
Banyak orang yang bertahan sama status yang belum legal dalam kondisi ga bahagia.
Mereka nutup jalan buat jodohnya yang mungkin belum datang. Mau minta putuus tapi takut. Takut stigma, takut karma.
Di sisi lain, kalo gampang melepas yang ada demi orang baru, itu ga akan ada ujungnya. Bakal selalu ada yang lebih cakep, lebih perhatian. Ga ada manusia sempurna, termasuk pasangan kamu yang sekarang.
Yakin ngelepas dia buat yang saja tiba?
Cinta ujungnya emang ga bisa diterka. Bahkan buat yang nikung pun resikonya bukan ga ada.
Kalo gebetan bisa ninggalin pacarnya buat kamu, kenapa dia ga akan ninggalin kamu buat orang lain nantinya? :)
Selalu ada upside dan downside buat semua hal. Termasuk pertikungan ini.
Jadi, mau nyari yang uda punya pacar apa yang masi single??
31 notes · View notes