Tumgik
#khitbah nikah day
poetrafoto · 1 year
Text
LAMARAN NIKAH JOGJA: 17 Foto Prosesi Acara Pertunangan Fitri+Irul di Cimoll Resto Yogyakarta
LAMARAN NIKAH JOGJA: 17 Foto Prosesi Acara Pertunangan Fitri+Irul di Cimoll Resto Yogyakarta
FOTO LAMARAN NIKAH JOGJA: 17 Foto Prosesi Acara Lamaran Nikah Pertunangan Kk Fitri+Irul di Cimoll Resto Sleman Yogyakarta. Foto Lamaran Tunangan Pernikahan by Poetrafoto, Fotografer Lamaran Tunangan Jogja. LAMARAN NIKAH JOGJA: 17 Foto Prosesi Acara Pertunangan Fitri+Irul di Cimoll Resto Yogyakarta Foto Dekorasi Baju Cincin Seserahan Acara Lamaran Pertunangan Pernikahan Fitri+Irul di…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
qomsdu · 4 years
Text
#Pre Marriage Talk
Sebuah Projek dari Mbak Nida dan Mbak Sarah untuk membantu para singlelillah mempersiapkan diri menuju pernikahan. Ini adalah bacaan yang tepat bagi muslim/muslimah yang belum siap untuk membaca buku yang lebih berat (buku fiqh). Kayaknya, sekarang kalau bicara tentang pernikahan, sudah bukan waktunya untuk dicie-ciein ya. Karena menikah merupakan sebuah ibadah seumur hidup, proses belajar sepanjang hayat, dan karier paling panjang bagi seseorang, jadi harus dipersiapkan sebaik mungkin. Orang yang mempersiapkan pernikahan sejak dini bukan berarti kebelet untuk nikah, tapi mempersiapkan diri lebih awal jauh lebih baik dan akan membantu kita untuk lebih siap saat jodoh datang menjemput. Karena perihal jodoh kita tidak pernah tau kapan datangnya kan.
Buku ini dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama tentang apa-apa yang harus dipahami sebelum memutuskan untuk menikah, bagian kedua tentang persiapan menuju pernikahan, bagian ketiga tentang perjalanan menuju pernikahan (ta’aruf), dan bagian terakhir tentang kisah rumah tangga muda kedua penulis buku ini.
“Menikah adalah sarana ibadah kepada Allah. Persiapan adalah ikhtiar terbaik seorang hamba Allah. Kesiapan timbul karena keyakinan atas ketetapan Allah.” (Nida Muthi Athifah)
Nah, sebelum membicarakan mengenai persiapan menikah dan teman-temannya, buku ini mengajak kita untuk terlebih dahulu mengenal diri sendiri. Ya, kita harus paham siapa diri kita dan untuk apa kita diciptakan di dunia ini.  “Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku”(QS: adz-Dzariyat;56). Selain itu, tujuan penciptaan manusia juga untuk menjadi khalifah di muka bumi ini (Qs. Al Baqarah: 30). Di sini kita harus sadar sepenuhnya bahwa kita diciptakan untuk beribadah, dan salah satu saran beribadah kepada Allah adalah melalui pernikahan.
Kemudian kita harus punya alasan untuk menikah. Nah ini, niatnya harus benar ya, untuk beribadah kepada Allah. Kalau selama ini niat kita untuk menikah masih yang lain, coba diluruskan dulu niatnya. Terus, apakah kita harus segera menikah? Jawabannya bisa iya, bisa tidak juga. Karena dalam islam ada lima hukum menikah, yaitu:
Wajib: apabila seseorang telah mampu untuk menikah dan jika tidak segera menikah dikhawatirkan akan berbuat zina.
Sunah, apabila seseorang ingin menikah, tapi dia mampu mengendalikan diri dari berbuat zina.
Makruh, apabila seseorang memiliki cukup kemapuan atau tanggung jawab untuk berumah tangga serta dapat menahan diri dari perbuatan zina, namun tidak memiliki keinginan atau tekad yang kuat untuk memenuhi kewajiban sebagai suami/istri.
Mubah, bila seseorang ingin dan mampu untuk menikah. Jika tidak menikah, dai mampu menahan diri dari perbuatan zina. Jika menikah, dia mampu memenuhi kebutuhan suami/istri.
Haram, jika tidak memiliki kemampuan menikah. Walaupun dia punya keinginan untuk menikah, tapi masih mampu untuk menahan diri dari perbuatan zina.
Kita ada di kondisi yang mana?
Dan sebelum memutuskan untuk menikah, kita sudah harus selesai dengan diri kita sendiri. Terutama urusan kita dengan masa lalu, baik dengan orang lain ataupun dengan diri kita sendiri di masa lalu. Yuk, coba kita tengok sebentar diri kita di masa lalu. Jika ada luka, mari sembuhkan dan maafkan. Berdamai dengan diri sendiri, yuk!!!
Selanjutnya, kita ngobrolin tentang persiapan menikah. Apa aja bekal yang harus dipersiapkan? Persiapan ilmu, mental (psikologis), spiritual, persiapan menjalani peran, fisik, dan finansial, serta persiapan sosial. Semua persiapan ini bisa kita dapatkan dengan membaca buku, mengikuti kajian atau seminar, bahkan dari kehidupan sehari-hari kita bisa belajar untuk mempersiapkan diri menuju kehidupan pernikahan. 
Menentukan target menikah? sah sah saja, tapi jangan terlalu kaku juga, karna kembali lagi perkara jodoh hanya Allah yang tau. Kriteria calon pasangan? Silahkan buat kriteria calon seperti apa yang kita inginkan. buat kriteria yang bisa ditolerir dan tidak bisa ditolerir, karena tidak ada manusia yang sempurna jadi ada beberapa hal yang bisa dinomorduakan. Rendahkan ekspektasi dan sederhanakan keinginan, supaya tidak kecewa. Nah, persiapan lain yang tak kalah penting adalah merancang visi misi pernikahan. Rumah tangga ibarat sebuah organisasi yang jalannya mengikuti visi misi yang dibangun sejak awal pernikahan. Makanya penting untuk mencari pasangan yang se-visi, agar perjalanan rumah tangga selalu berkah. 
“Satu cinta belum tentu satu visi, tapi satu visi pasti satu cinta. Semoga kita bertemu pada visi yang sama terhadap Al Qur’an, keluarga, dan pendidikan.” (Randy Mandala)
Di buku ini juga dibahas cara menyampaikan keinginan menikah pada kedua orang tua. Biasanya kita malu atau bahkan takut ya untuk membicarakan keinginan menikah kepada orang tua. Nah tipsnya adalah berbicaralah dengan adab yang baik, carilah waktu yang tepat untuk berbicara, lakukan secara terus menerus, berkaca atau introspeksi diri, dan berdoa. Sebagai anak pasti kita paham karakter orang tua kita seperti apa, jadi pintar-pintarlah memilih situasi untuk berbicara tentang pernikahan ini.
Sebelum menikah, pilih pacaran atau ta’aruf? Pacaran jelas dilarang ya, tapi ta’aruf juga bukan satu-satunya jalan menuju pernikahan. Yang terpenting sebenarnya kita tidak melanggar norma dan mendekati maksiat, seperti berkhalwat. Kalau kita ingin memiliki pernikahan yang berkah, maka harus ditempuh dengan proses yang berkah juga. Mulai dari ta’aruf, khitbah, hingga walimah. 
Nah, untuk yang saat ini sedang menunggu jodohnya, yuk pantaskan diri kita. Jadi produktif, maksimalkan peran kita sebagai hamba Allah, sebagai individu di masyarakat, dan sebagai anak tentunya sebelum menambah peran sebagai suami/istri dan sebagai orang tua. Jangan merasa iri melihat teman-teman kita yang sudah menikah. Menikah bukan ajang balapan. Tidak harus tergesa, namun disegerakan. Wallahu a’lam.
3 notes · View notes
afifahmita · 2 years
Text
15-29 Ramadhan
Wkwk.. haloo mbler aku balik lagi !!Dateng-dateng udah ngakak aja aku ya. Habisnya gemesy sama diri-sendiri. Ceritanya kemaren pas ramadhan kan bikin project tuh "30 hari Menulis". Gak pake konsep, mau nulis random aja. Apa yang terbayang pengennya langsung dituang. Terus kabjagi (tiba-tiba) gak tau kenapa stop aja di 14 Ramadhan haha. Selain karena mulai lost count, gak inget lagi udah ramadhan day ke berapa, juga karena akhirnya merasa kurang waktu buat nulis. Padahal dari awal sudah berencana tiap abis sahur atau paling telat ya sebelum buka jadi bisa ngabubuwrite. Hah, ternyata tak semudah itu soalnya gak pernah melatih diri buat nulis setiap hari. Sebenernya ide, peristiwa, moment, situasi banyak yang bisa diceritakan. Tapi embuhlah. Aku orangnya tidak sabaran untuk menyusun kata setiap kata menginterpretasikan rasa menjadi frasa. Kok orang-orang itu kayaknya pada pinter gitu bercerita dalam tulisannya.
Sekarang ceritanya aku mau bayar hutang ke diri-sendiri haha. Dirapel aja ceritanya. Biarpun ramadhan udah lewat, biarin aku kasih judul begitu ajah.
Ramadhan tahun ini meninggalkan banyak bekas. Ini tahun ke-5 ramadhan tanpa babe. Di rumah cuma sama emak. Setiap hari emak buka sendirian, karena aku full setiap sore jadwal ngajar anak-anak di mesjid. Maap mak, hihi. Karena cuma berdua emak gak pernah masak, takut sisa gak ada yang makan dan terbuang. Jadi cuma nungguin takjil yang aku bawa dari mesjid, itupun sampe bisa diangetin lagi buat sahur soalnya kadang dapet dobel-dobel. Emt.. udah gitu aja cerita soal rumah dan emak.
Yang paling membekas tahun ini adalah dapat kabar kalau bestie, si nam, akhirnya udah di khitbah. Habis dapet berita itu langsung puyeng meriang pilek 2 hari haha. Dulu pas adekku nikah duluan biasa aja padahal. Faktanya, maybe it's just for me, ditinggal bestie nikah lebih bikin kalut daripada ditinggal adek sendiri nikah. Kita satu circle ber-5 dan aku harus menerima kenyataan bahwa harus menyandang gelar the last man standing .
Background circle kita khususnya juga keluarga dia sendiri mengharuskan melakukan pencarian calon partner hidup melalui proses ta'aruf. Sometimes, aku iri dan insecure melihat keluarga atau orang-orang yang awal hidupnya sudah dididik secara agama dengan baik dari orang tua mereka sejak kecil. Bukan lahir dari orang tua yang kebanyakan orang bilang bukan orang paham atau masih awam tentang agama dan hanya bisa menyuruh anaknya ikut ngaji di langgar.
Kita yang lahir dari orang tua yang demikian dianggap mewarisi keawaman mereka dan dipandang sebelah mata. Aku sendiri sering menemui mata-mata dengan pandangan remeh hanya karena kita tidak baik hafalannya ataupun bagus bacaanya. Sempit sekali ruang penerimaan mereka itu. Menilai keimanan seseorang hanya dari satu sisi. Atau kita sendiripun susah menerima jika dihadapkan pada pilihan yang sama ? Ah, jangan-jangan kita dan mereka memang sama.
4 hari yang lalu akhirnya nam sah jadi istri orang. Banyak yang mau dituliskan dalam kartu ucapan tapi berakhir hanya dengan kata selamat menikah. Selamat beribadah dengan suami. Kebersamaan kita sudah usai. Nam yang sendiri sudah mati. Kita masih bisa bertemu memang tapi tetap itu tidak akan sama. Sebagai teman aku bahagia untukmu. Sekali lagi selamat.
Huft, Mei sangat berat mbler. Aku pengen healing dulu dengan cara menghealang. Jangan dicari!
0 notes
remahansandwich · 7 years
Text
A Groom
[DAY 26]
Tema: BERDIRI
Hari ini, aku dan teman seangkatan kondangan ke Sidoarjo, pernikahan dua orang teman kami. Jurusan kami angkatan 2014 sedang berbahagia. Teman kelasku, Fakhri, menikah dengan Peni, anak kelas lain (sejurusan, seangkatan, beda kelas). Rasanya, ini perayaan besar jurusan dan angkatan kami, dua orang anggota keluarga jurusan kami bersatu.
Tumblr media
Nyaris tak ada yang menduga kalau mereka akan menikah (hanya segelintir yang tahu, karena masih menjadi rahasia). Mereka tidak pacaran, tidak sekalipun terlihat dekat dan bahkan Peni tidak memiliki perasaan cinta. Makanya, begitu Fakhri mengumumkan undangan pernikahan mereka ketika sedang kumpul untuk latihan masrohiyah, semua anak berteriak, dan saling berbisik penasaran, kok bisa? Kok bisa?
Proses khitbah ternyata sudah  berlangsung beberapa bulan lalu, tapi hanya teman dekat saja yang tahu. Jadi pantas saja, teman-teman begitu terkejut, tidak ada angin, tidak ada hujan, tidak ada badai, lah kok tahu-tahu ngundang mau menikah. Wow!
Terus, bagaimana mereka bisa bersatu?
Kisah cinta mereka begitu unik. Bermula dari Peni dan temannya kehilangan tas di masjid di mana Fakhri menjadi takmir. Fakhri meminjamkan Peni HP untuk menghubungi temannya. Dari situ, mereka kenal dan beberapa saling berkirim DM instagram tapi hanya untuk hal urgen saja. intinya sama sekali tidak ada itu, perasaan apa-apa. Bahkan, saling follow-pun tidak.
Beberapa bulan kemudian, Fakhri men-follow IG Peni, dan di­-follow back oleh Peni. Sejak saat itu Fakhri sering stalking postingan Peni yang berisi kata-kata penuh makna. Perlahan Ikhraf merasa kagum pada Peni, bahkan sempat geer postingan Peni seolah ditujukan untuk dirinya, padahal tidak. Suatu ketika, Peni menulis story di IG-nya yang mengundang hati Fakhri untuk mengomentarinya: kalau di Jakarta lagi ngadain pemilihan kepala daerah, boleh nggak aku ngadain pemilihan kepala rumah tangga? #seriusannanya
Setelah basa-basi, tahu-tahu Fakhri mengajaknya ta’aruf, dan Peni-pun memberikan nomor Papanya agar Fakhri ‘meminta’ langsung pada beliau. Dengan serius, Fakhri mendatangi kantor Papa Peni dan mengutarakan niatnya. Syukur saja, Fakhri tidak bertepuk sebelah tangan, hingga akhirnya pertemuan keluarga pun di gelar. Dan hari ini, 5 November 2017, Fakhri dan Peni resmi menjadi suami istri.
Tumblr media
Sekali lagi, teman-teman masih banyak yang tidak percaya Peni bisa bersanding dengan Fakhri. Karena kebanyakan teman-teman tahu kalau Peni akrab dengan 'laki-laki lain'. Jadi, begitu tahu, tentu banyak yang sangat terkejut mendengar undangan nikah secara lisan dari Fakhri langsung.
Kalian tahu, mengapa sosok ‘laki-laki lain’ tidak bisa bersatu dengan Peni, padahal jelas-jelas mereka saling suka? selain karena takdir Allah yang selalu tak terduga, ini juga karena keseriusan Fakhri dalam meminang. Dia berani berdiri gagah, menyingkirkan rasa takut ditolak, dan mendatangi Papa Peni langsung untuk membuktikan keseriuasan niatnya. Ini kisah nyata, bukan sekedar drama.
Kata nenek temen kelasku (sepulang dari kondangan, masih mampir rumah teman), perempuan itu seperti berlian. Dia begitu berharga, harus dilindungi, dan diberi ‘pengamanan’ ketat. Sekali ia hancur, ia tak akan pernah sama lagi. Hati perempuan tidak bisa dibuat main-main. Mereka akan kecewa pada laki-laki yang pengecut walau sudah saling merasakan cinta. Mereka butuh kepastian dari seorang lelaki yang tidak sekedar berucap, namun juga bertindak. Mereka mengagumi seorang lelaki yang berani berdiri dengan gagah dan penuh keseriusan, menghadap Ayah mereka dan mengatakan siap bertanggungjawab untuk kehidupan masa depan Putri tersayangnya.
Bersemangatlah wahai para calon mempelai pria. Semoga niat baik kalian diridhai dan dimudahkan Allah.
.
Kamar, Malang
05112017
1 note · View note
nabilannisapr · 5 years
Text
The Wedding: the power of du'a
Okay, enough with all the wedding post on Instagram. I know you are sick of seeing wedding posts on your feed. So I decided to tell everything here on my tumblr.
Setelah proses yang sangat melelahkan. Mikirin bisa atau engga terlaksananya resepsi ini karena kami dari kedua belah pihak keluarga benar-benar gak ada cash on-hand. Saya, Reza, dan keluarga cuman bisa berdoa. Saya pribadi berdoa, "Ya Allah, saya niatkan pernikahan ini untuk ibadah. Dan resepsi ini bagian bentuk syukur saya, saya hanya ingin menyenangkan para tamu undangan. Mudahkan segala urusannya. Lancarkan segala urusannya."
Bukan mau terlihat soleh, tapi cuman betul-betul pegangan kalimat: Hasbunallah Wa Ni'mal wakiil"
Alhamdulillah, masalah finansial terselsaikan meskipun ternyata kami out of budget (gaes, jangan kaget. Ini pasti terjadi). Tapi Alhamdulillah, seperti dugaan saya dari awal "kalaupun saya menginginkan resepsi, meskipun uang belum ada, pasti Allah kasih" (kalo yang baca postingan sebelumnya pasti tau)
Dan Alhamdulillah, resepsi bisa kami laksanakan tanpa berhutang.
Poin yang ingin saya tekankan disini buat yang baca dan belum menikah adalah bukan saya mau sombong banyak duit. Engga. Reza dan saya khitbah ketika kami berdua belum punya kerjaan tetap. Ibu saya guru yang tiap bulan gaji yang dibawa ke rumah hanya UMR, ayah saya pensiun, orangtua Reza pedagang. Logikanya kalau gak ngutang, ya kami pesugihan sampai bisa ngadain resepsi. But heck no, it actually is Allah's blessings.
Jadi saran saya, buat yang ingin nikah tapi duitnya belum keliatan. Balik lagi, benerin niat kita bahwa nikah itu untuk menghindari maksiat dan beribadah, dan berprasangka baiklah sama Allah.
Dan sabar. Dua hal tadi bukan proses yang mudah. I feel you. Ketika degdegan dikejar deadline pelunasan vendor, tapi duit belum megang. Sabar, tenang, berdoa, selama ajal masih ada, selama itu Allah menjamin rezeki kita.
--
Lanjut ke hal krusial lainnya tentang resepsi pernikahan setelah masalah finansial selesai. Milih vendor. Harus apa dulu sih? Harus ngapain dulu? Pertama, balik lagi. Harus punya gambaran budget kita berapa, meskipun pasti ujung-ujungnya out of budget. Dan ini harus diobrolin antar 2 keluarga ketika khitbah. Dan kita, anak-anak harus tau berapa budget untuk acara. Berapa nominal uang yang harus ada di awal? Minimal bisa booking fee keperluan resepsi dulu aja.
Kedua, wedding expo really does help a lot. Disitulah sarang berkumpulnya vendor-vendor. Dan percayalah, kita dan vendor itu kaya jodoh lagi, cocok-cocokan. Karena saya orangnya gak mau pusing (meskipun angger pusing), saya akhirnya memutuskan ambil paket wedding organizer yang sudah nyediain wardrobe & make up, catering & dekor. Jangan tanya harga sama saya, setiap WO punya paketnya masing-masing. Dari 75 juta all in sampai wedding venue dan souvenir, sampai 75 juta hanya dekor saja juga ada.
Saya yang mana? Yang masuk akal dan budget aja haha.
Wedding expo biasanya digelar selama 3 hari. Dateng lah selama 3 hari itu berturut-turut. Hari pertama, samperin satu-satu, tanya-tanya, vendor yang menarik perhatian. Hari kedua, seleksi beberapa vendor yang di pilih di hari pertama, dan ngobrol-ngobrol lagi lebih lanjut sama vendor yang terseleksi. Selain pertimbangan budget, pertimbangkan juga kalian cocok engga sama perwakilan vendornya. Itu penting. Ada temen saya yang malah diatur sama vendornya, padahal dia klien dan bayar. Hari ketiga, datang ke expo dengan keputusan fix lalu masukin booking fee ke vendor terpilih. Saya masukin booking fee di vendor terpilih, dan dapat cashback sampai 19 juta. Dan ini sangat membantu.
Gaes, tapi ku ingatkan kembali. Menikah itu akadnya yang penting. These numbers mean actually nothing kalo calonnya gak ada (jelaslah), kedua belah pihak keluarga gak ingin hajat besar, dan yang terpenting, these numbers mean nothing if your marriage don't last. Jadi, kembali saya ingatkan, niat.
--
Hal selanjutnya yang krusial adalah menggabungkan dua kepala dan dua keluarga. Disini biasanya kesabaran dan godaan pasangan diuji.
Buat yang satu ini, saya gak bisa ngomong banyak sih. Alhamdulillah dikasih mertua juga baik banget, satu konsep sama orangtua sendiri. Jadi semua di serahkan sama kita maunya resepsi seperti apa.
Yang bikin lelah paling karena punya suami over energy, petakilan minta ampun. Jadi kadang bikin emeeeeshhh...
Selebihnya, Alhamdulillah gak ada perdebatan. Masalah mahar, mahar itu haknya wanita. Kalau laki gak nanya, yaa terima saja berapapun maharnya. Kalo nanya, yaa minta tapi bersedialah untuk nego.
Seserahan. Seserahan gak wajib sebenernya. Sejujurnya berapapun nominalnya untuk kebaikan kedua pihak kok. Toh seserahan bakal dipake sama pihak wanita, yaa kalo kurang dari lakinya, tambah aja pake duit sendiri. Dan toh seserahan itu prestige bagi pihak laki-laki, makin banyak seserahan makin di pandang derajat laki-laki secara materi.
Sudahlah, toh memang resepsi ini sifatnya duniawi sekali bukan? Heuheu
--
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Ini beberapa foto yang diambil sama Tim Fotografer dan temen-temen yang hadir. Sebelumnya minta maaf kalau ada temen-temen yang gak ke undang pas acara. Pertama, mungkin kita sudah lama tidak bersua jadi saya lupa. Kedua, sampai H-3 saya masih sibuk ngurusin kantor jadi Kirim undangan pas sempet-sempet aja. Ketiga, ya kita gak sekenal itu (🙏).
Alhamdulillah hari itu berjalan lancar, tanpa drama.
Cuman tegang pas detik-detik Ijab Qabul, sampai ditawarin MUA buat pesen grab kabur haha.
Alhamdulillah juga hari itu gak hujan, dan gak terlalu panas. Again, bukan dari pawang hujan. Saya pribadi gak percaya begituan. I mean, kalau hujan pun pasti Allah turunkan untuk kebaikan. Dan sekuat apapun pawang hujan, kalau Allah bilang ujan, ya ujan. Dan anjir, pawang hujan teh mahal gening...
Jadi yaa, modal "Hasbunallah Wa Ni'mal wakiil"
Meskipun ada sedikit drama baju Adek Ipar ketinggalan di rumahnya di Kalimantan, dan bawelnya pihak KUA yang gak bisa di stop sama Tim WO. Dan tragedi make-up saya rusak, karena Papa nangis pas bagian "me walking down the isle" terus saya ikutan nangis terus Papa ngusapin nangis pake tissue kaya yang ada di foto (which is very forbidden).
I was happy that day. I was happy the wedding went so well. I was happy I chose the right people to hold my wedding.
Especially, I am happy that it's Reza that I end up with...
Meskipun bawel dan petakilan...
--
Anyway that's all about the wedding. Akhirnya Bolo nikah. Dan punya resepsi. Semoga cerita ini sedikit kasih gambaran dan manfaat buat temen-temen yang baca dan mau menikah.
--
Also, I would love to send some loves for one of my angel who I believe was also there attending my wedding, smiling down, and shining down on us that day
Tumblr media
You were the light for me to find my truth 💕Love you, Mama Euis. Makasih juga hadiah nikahannya...
Allahhummaghfir lahaa warhamha wa'aafiha wa'fu anha 💕
0 notes
saraheyoya-blog · 5 years
Text
Pacaran? Ga salah selama niatnya bener
Pacaran, selama ini mungkin ukhti-ukhti itu anti ya sama istilah itu, eh apa sih emang yang di maksud ukhti? Entahlah ,gue ngikutin paradigm masyarakat aja. Kita bahas kata ukhti sedikit ya, dengan tidak bermaksud untuk menyinggung semua pihak yang merasa tersinggung. Jadi ukhti itu secara fisik dilihat dari kerudung yang panjang menjuntai menutupi pantat, muka yang bercadar atau bermasker eh haha, anak uin yang belom siap bercadar sih biasa nya bermasker. Dan mereka (ukhti) ada dalam proses hijrah, hijrah itu berpindah dari akhlak yang no banget ke yes banget, menjaga kestabilan iman dan kebersihan hati (anzai…) entah pengalihan dari sakit hati dan trauma sama ikhwan atau yang lain nya, but partly sih banyakan nya karena abis diputusin atau malah mau cari perhatian, awas ya ukhti hijrah nya jangan salah niat, Pokonya kudu lillahi ta’ala weh meh meunang berkah jeung pahala.
Ok, kita lanjut ke tujuan utama tulisan gue ini, tulisan gue ini sebenarnya tidak ditunjukan untuk seseorang atau sekelompok orang,gue disini hanya ingin berbagi argument tentang Pacaran. Oke kita samakan presepsi dulu,menurut kalian, apa sih pacaran itu? Kalo bagi gue, pacaran itu adalah tahap perkenalan non syariah haha, Yups tapi memang arti pacaran ini pasti akan disalahgunakan bagi anak anak di bawah umur. Ya istilah pacaran sudah terkenal sejak Esde eh Teka malah, mereka bersepkulasi pacaran adalah hubungan 2 insan yang didasari cinta, saling berbagi, saling memberi, dan pengertian gitu deh. Back to asal mula kenapa pacaran ini bisa di lakukan oleh setiap orang. Ya Cinta, gak ada yang salah sebenarnya dalam pacaran, karena dasar rasanya yaitu rasa cinta, rasa cinta adalah fitrah manusia , rasa yang setiap manusia pasti rasakan, makanya ga aneh kalo setiap orang berapapun itu umurnya ga peduli d atas atau dibawah normal, mereka bisa pacaran.
Selanjutnya pacaran juga bisa disalahgunakan oleh lelaki modus or lelaki yang gak punya keberanian buat menikah. Ya, mereka berdalih bahwa “cukup pacaran dulu ya, aku belum punya kerjaan, aku belum punya biaya buat nikahin kamu”. Halah cowo macem apa itu? Maunya berbagi tapi tanpa kepastian , kita dan khususnya gue kaum wanita mah gamau dijanjiin pacaran terus nanti ujung nya ditinggalin. Nah pemikiran seperti ini biasanya hanya dirasakan oleh manusia manusia kepala dua ke atas, sedangkan untuk kepala dua ke bawah alias anak remaja, mereka malah cukup nyaman dengan posisi pacaran, karena ya hanya itu yang bisa mereka lakukan untuk saling berbagi dan menyalurkan cinta nya. Dan jagan salah ya guys, akibat pergaulan yang semakin tidak terkontrol, tak jarang anak-anak SMP atau SMA berdalih bahwa pacaran ini adalah hak memiliki segala yang ada di diri pasangan nya, makanya gak jarang dari mereka yang MBA atau nikah muda terpaksa karena janin di perut sudah tua. Pada akhinya madesu (masa depan suram) dan yah di sekolah dikeluarin , ga punya kerjaan ,luntang lantung, dicarekan mitoha, cerai, jadi duda muda dan janda muda serta penderitaan penderitaan lain nya yang gak pernah gue fikirkan. Itu masih mending cowo nya mau tanggung jawab, kalo engga , ya kabur aja jelas lah kerugian ada di cewe nya.
Selanjutnya adalah pacaran yang paling aman menurut gue. Pacaran yang dilakukan oleh usia 20 th ke atas, sudah punya rencana masa depan, pekerjaan,dewasa dan mapan. Kalo kaya gini, gue memperbolehkan, buat diri gue ya maksudnya. ya karena ini adalah pacaran yang diharapkan. Jujur, gue merasa terlalu sholehah untuk menyebut perkenalan dengan calon itu disebut Ta’aruf. Dalilnya jelas dalam Al Quran bro, tapi tatacaranya manusia yang buat, gue gamau main main atas apa yang telah disebutkan dalam Al Quran daripada salah arti mending nyari aman dengan bahasa lain. As I know yang famous taaruf dewasa ini adalah, bikin CV, saling menyerahkan nya ke ustad/ guru, meminta dicarikan yang cocok dengan kriteria, dan kalo misalnya udah cocok, saling lihat, ketemuan sama keluarga, langsung deh khitbah abis itu gak lama kemudian nikah hehe. Simple nya yang gue tau taaruf itu kaya gitu sih. Kalo ada yang beda pendapat silahkan komen, kita diskusi.
Nah jadi dalam taaruf itu kesempatan untuk mengenal pasangan lebih sempit, kita hanya tau doi dari CV sama eceuk batur. Rata-rata pasangan yang menikah dengan cara taaruf ini pacaran nya setelah menikah, iya biar gak dosa, Katanya. Tapi gue pribadi tidak setuju hal itu. Kita lebih baik tau buruk dan baiknya pasangan kita sebelum menikah, daripada tau baik dan buruknya setelah menikah. Kenapa? Karena ya kalo sebelum menikah ada jalan buat putus, kita bisa melupakan segala keburukan nya, dan tidak usah tersiksa dengan kebiasaan jeleknya sepanjang hidup. Gue selalu inget quotes di film KCB 1, bercerai adalah hal yang di benci Allah guys, jadi ya apa salahnya sebelum kita menyesal dan tersika sepanjang usia, ya mending pacaran dulu biar tau segalanya dan gak menyesal selamanya. Memang kita gak akan tau buruknya orang itu seperti apa, dan tentu ketika menikah juga kita telah berikrar untuk setia, menerima kekurangan nya, dan mencintai apa adanya. But, perasaan nyesek dan nyesel setelah menikah dan juga harus menjalani sisa hidup dengaan pasangan itu pasti bakal kebayang bayang, apalagi yang punya banyak mantan, ya pasti banyak bahan perbandingan ya guys. So bagi gue , kita gak apa apa pacaran, asal kita tau batasan, dan niatkan dalam hati bahwa kita memacari dia untuk mengetahui segala baik buruknya dia, agar tidak menyesal dikemudian hari.
Karena segala perbuatan itu tergantung pada niatnya, kalo niat kita lurus Insya Allah jalan nya pun mulus. So guys ituah unek unek gue tentang pacaran, gue bukan nya memperbolehkan pacaran dan menentang para dai itu, ini hanya sepercik argument agar kita bisa lebih bijak menghadapi segala yang terjadi di hidup kita, inget fanatic itu ga baik, bisa menjerumuskan kita pada hal yang tidak seharusnya. Karena pacaran itu ada bermacam-macam tergantung usianya, sudah selayaknya kita bijak juga memperlakukan pacaran itu seperti apa, tentunya kita bukan anak dibawah umur lagi yang gak tau aturan, kita tau norma dan segala konsekuensi nya ketika norma itu dilanggar.
Oke itulah sepercik argument gue tentang Pacaran, yang penting niatnya, insya Allah kalo niatnya bener prosesnya juga lancar. O iya dan satu pesan gue buat kalian yang mau nikah, ketika mau nikah, bukan hanya fitting baju, prewedding dan segala ketring yang disiapkan,tapi jadwalkan juga untuk cek kesehatan, kesehatan itu penting, karena di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Emang lo pada mau pas maalem pertama lemes, hahaha….its just kidding men, intinya cek kesehatan aja gitu.
So, makasih buat yang udah baca tulisan gue, semoga bermanfaat, silahkan share with credit jika menurut kalian bermanfaat, gue pamit see u at another written. Wassalam
0 notes