Tumgik
remahansandwich · 1 year
Text
Renungan dari Drakor Hospital Playlist
Beberapa minggu lalu, drama korea Hospital Playlist season 2 sedang hits, dan beberapa hari lalu  adalah penayangan episode terakhir. Setelah sekian bulan (mungkin setahun lebih) tidak tertarik menonton drakor, tiba-tiba saja saya jadi penasaran dengan drama ini.
Karena belum menonton season 1, maka saya mencari dan mulai menonton dari episode pertama. Sampai di episode 4, entah kenapa bagi saya drakor ini cukup hambar. Hanya adegan kumpul berlima yang bagi saya cukup menarik. Tetap saya lanjutkan saja. Seringnya sambil makan (saya melanggar aturan mindfulness hehe). Di episode ke 7, saya sudah menyiapkan diri menanti tibanya konflik yang klimaks (karena di drakor biasanya episode 4 ke belakang, konflik mulai membesar dan berada titik klimaks saat episode 7-9). Nyatanya, ya gitu-gitu aja. Betul kata seorang kawan, “drakor yang tidak begitu menguras emosi.”
Well, sebetulnya saya tidak mau review tentang drakor ini. Ada hal lain yang cukup bermakna yang saya tangkap saat menonton ini. Dari drakor ini saya menyadari:
Ternyata ada buaaanyak  sekali jenis penyakit. Melihat diri sendiri sehat, tanpa didiagnosis kanker, tumor, dan penyakit mengerikan lainnya, sungguh betapa seharusnya kita bersyukur dan menjaga diri. Dari sekian milyar manusia dan puluhan (atau ratusan) penyakit yang mematikan, kita sangat mungkin mengidap salah satunya. Tapi nyatanya sekarang saya sehat, ibadah-makan-tidur dengan nyaman. Alhamdulillah.
“kematian adalah sebaik-baik nasihat” entah dari mana saya tau quote ini, tapi saya setuju. Kalau ada teman atau saudara meninggal, salah satu yang saya pribadi pikirkan “bagaimana jika si mayit adalah aku? Apa bekal yang sudah siap kubawa?”. Yang saya pikirkan kemudian adalah, para dokter di rumah sakit melihat kematian dengan jelas di depan mereka, begitu sering. Sebetulnya, mereka bisa jadi orang yang paling taqwa di dunia. Iman mereka bisa di-charge setiap kali melihat orang mati. Ah, tapi, memang perlu diakui ya, kejadian yang berulang kali terjadi dalam kehidupan kita bisa membuat hati jadi mudah beradaptasi, tak lagi terkejut atau tersentuh 😞
Hal lain yang cukup membuat saya tertegun saat menonton drakor ini, adalah adegan memotong hati saat proses tranlantasi untuk didonorkan pada pasien lain (saat menulis ini saja saya meirnding takjub). Allahu Akbar, betapa kuasanya Allah menciptakan manusia dengan susunan yang begitu rinci dan sempurna, yang tak pernah kita bayangkan masing-masing organ memiliki fungsi penting  dan bekerja setiap detik 24/7 non stop untuk kelangsungan hidup kita. Ma sya Allah! Satu saja tak berfungsi dengan baik, kita tak akan hidup nyaman 😭
Betapa luasnya ilmu Allah. Dari drakor ini, saya jadi bisa menghubungkan dengan surat al kahfi ayat 109  yang berbunyi: Katakanlah (Muhammad), “Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).” Maksud dari kalimat-kalimat Allah dalam tafsir Kemenag RI adalah ilmu-ilmunya Allah. Jadi, saking luasnya ilmu Allah. mau berkali-kali dituliskan, tak akan pernah selesai membahas ilmu Allah. Lalu apa hubungannya dengan drakor Hospital Plaslist? Saya jadi tahu ada yang namanya dokter spesialis Terakoplastik. Ketika browsing segala jenis spesialis, ma sya Allah banyak sekali. Ilmu bedah saja masih beranak pinak. Spesialis anak masih punya subspesialisasi lagi. Belum lagi ilmu-ilmu keseharan lain yang mirip-mirip dengan ilmu kedokteran (ilmu gizi, kesehatan masyarakat, psikologi klinis, dll). Ini masih di satu cabang ilmu ya, belum lagi di ilmu sosial, agama dan yang lain. Ma sya Allah.
Bagi saya, keempat  poin di atas cukup berkesan dan sangat mungkin meningkatkan taqwa dan perubahan dalam diri. Tapi, sebagai manusia, kita sering lalai atau sengaja mengabaikan. Yah saya akui, saya pribadi masih susah sekali mengontrol konsumsis cemilan, padahal itu bisa memicu penyakit :(
 Malang, aula kosan
21 sept 2021
0 notes
remahansandwich · 1 year
Text
Lirihan Tasbih Semesta
Tumblr media
(Tadabbur surah Al-Isra’ ayat 44)
Di awal tahun, ketika covid 19 baru “tiba” di Indonesia dan menghebohkan warga +62, saya amat sangat takut dengan virus satu itu. Mau membuka gerbang kosan saja parno, mau beli sayur ke depan gang parno, sebentar-sebentar tangan berusaha dibersihkan. Suatu waktu, saya mengobrol dengan Ayah lewat telfon, saya menceritakan betapa parnonya saya, sampai Ayah saya mengatakan “gak usah takut, Corona itu kan virus yang juga bertasbih kepada Allah kan, dia tidak akan menimpa seseorang tanpa seizin rabb-nya” lalu beliau melanjutkan dengan membaca suatu ayat Al-Isra’ di atas. Saya jadi kepo dan mulai mencari ayat itu. Setidaknya menghadapi covid 19 jadi lebih tenang tapi tetap ikhtiar, seperti kata Ayah.
Sekarang saya ingin merenungi kembali ayat tersebut. Dalam ayat tersebut di jelaskan bahwa langit dan bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. “Mereka” semua bertasbih memuji, mengagungkan, dan mensucikan Allah dari sangkaan orang musyrik yang menyekutukan Allah.
Keterangan lain yang menguatkan ayat Al-Qur’an ini adalah kisah Rasullah setelah melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj dari langit, Rasulullah bersabda bahwa beliau mendengar langit bertasbih bersamaan dengan tasbihnya para Malaikat. Banyak ulama yang menafsirkan, yang bertasbih kepada Allah itu hanya makhluk hidup, artinya hewan dan tumbuhan saja. Mereka semua mengesakan, mengagungkan dan mensucikan (bertasbih) Allah dengan caranya sendiri yang tidak bisa kita pahami maupun dengar. Ada untungnya juga kita tidak bisa mendengar tasbih mereka. Bayangkan saja, betapa bergemanya alam semesta ini! Kita tidak mungkin bisa istirahat dengan tenang. Bahkan untuk fokus melakukan kegiatan saja tidak mungkin bisa. Terbatasnya pendengaran ternyata juga merupakan nikmat yang patut disyukuri.
Setelah tau ayat ini, ketika sedang hang out naik motor dan melewati rimbunan pepohonan, saya sering memejamkan mata (dibonceng ya), berusaha “menyatu” dengan alam, sambil membatin “semua pohon ini sedang bertasbih kepada Allah”. Rasanya merindiiiiiinggg! Seolah-olah saya berada di satu frekuensi dengan mereka: sama-sama menyadari dan merasakan kebesaran Allah, sama-sama ingat Allah, jadilah kebawa berdzikir juga.
Saya pun berusaha menarik pernyataan sendiri: wisata ke alam itu selalu adem, santai, menenangkan, mungkin karena pepohonan dan hewan-hewan di sana bertasbih ke Allah ya…? Kan seperti manusia, memandang orang yang betul-betul dekat dengan Allah bawaan hati jadi tenaaang. Mungkin gitu ya hehe.
Wallahu a’lam (qonita masih faqir ilmu, ini hanya tadabbur pribadi, bukan tafsir. semoga tidak ada kesesatan ilmu atau kesalahan informasi)
__________
Referensi:
Al-Qur’an dan Terjemahannya (CV Penerbit J-Art) []
https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-17-al-isra/ayat-44
**seharusnya referensi untuk ilmu agama seperti ini, menurut qonita harus dari kitab-kitab ulama terdahulu yang sudah pasti kevalidan ilmu dan ijtihadnya. Tapi karena qonita sedang merantau dan tidak ada kitab-kitab itu di kosan (sementara qonita harus menulis setiap hari padahal ada aktivitas lain juga), terpaksalah ambil dari internet, tapi saya usahakan tetap berusaha mencari link/tulisan yang sumbernya merujuk pada kitab-kitab masyhur. Pokoknya yang terpercaya.
0 notes
remahansandwich · 1 year
Text
Ulul Albab
Tumblr media
(Tadabbur Surah Ali Imran 190)
Allah menciptakan alam semesta, termasuk langit dan bumi, sedemikian rupa, memperhitungkan semuanya. Tumbuh-tumbuhan, air, hewan, bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia. Begitu juga dengan langit yang berisi berbagai planet dan bikntang untuk memudahkan urusan manusia. Semua penciptaan itu tidak akan berarti apa-apa bagi orang "biasa". Tetapi untuk "ulul albab" penciptaan tersebut mampu menambah iman mereka kepada Allah. Dalam terjemahan Al-Qur'an, "ulul albab" artinya orang yang berakal. Di ayat selanjutnya dijelaskan ulul albab adalah orang yang senantiasa mengingat Allah dalam segala keadaan: berdiri, duduk, berbaring. Mereka merenungi ciptaan Allah. Bagaimana Allah menciptakan nyamuk, menjadikan air laut asin, menyusun bintang agar menjadi arah, mengatur  perputaran matahari-bumi-bulan yang menentukan waktu shalat, dll.... Hal seperti itu adalah hal biasa bagi kita, fenomena alam atau apapun alasannya.... Tapi kata mereka yang berakal (ulul albab): Tuhan kami, Engkau menciptakan semua ini tidak sia-sia. Allah selalu memberi hikmah pada setiap kejadian dan penciptaan. Mereka yang berusaha merenungi dan memahami hikmah tersebut itulah ulul albab.
0 notes
remahansandwich · 1 year
Text
Ketabahan Nabi Nuh
Tumblr media
(Tadabbur Surah Nuh 6-9)
Nabi Nuh adalah termasuk salah satu dari 5 Rasul yang diberi gelar “Ulul ‘Azmi” dalam Al-Qur’an. Ulul ‘azmi adalah para rasul yang memiliki kesabaran dan ketabahan yang luar biasa di dalam melaksanakan dakwah.
Dalam ayat tersebut, Nabi Nuh mengadukan kegundahannya kepada Allah bahwa beliau telah berdakwah kepada kaumnya siang dan malam. Berbagai strategi beliau lakukan dalam dakwah: awalnya berdakwah secara terang-terangan, tidak berhasil, berdakwah secara sembunyi-sembunyi juga tidak berhasil, dan akhirnya berdakwah dengan dua cara itu sekaligus. Tapi ternyata kaumnya malah banyak yang lari, menjauhi Nabi Nuh. Di ayat  ke tujuh disebutkan, ketika Nabi Nuh berusaha mengajak mereka kepada Allah, mereka sengaja menyumpal telinga mereka dengan jari dan menutup wajah mereka dengan baju jadinya mereka tidak bisa mendengar apa yang disampaikan Nabi Nuh dan mengabaikan beliau. Mereka tetap saja ingkar dan sombong.
Jangan dikira dakwah Nabi Nuh hanya sebulan dua bulan atau setahun. Nabi Nuh mendakwahi kaumnya selama 950 tahun! (umur orang dahulu memang panjang-panjang) Tapi ternyata hanya sedikit sekali yang mau ikut beliau dan beriman.
Setelah Nabi Nuh mengadukan kegundahan dan kesulitannya ini, barulah Allah memberi perintah membuat kapan yang nantinya akan menjadi penyelamat Nabi Nuh beserta ornag yang beriman saat banjir bandang datang.
Kalau dipikir-pikir kenapa Nabi Nuh tidak berdoa saja dari dulu, masa-masa awal kesusahannya dalam berdakwah sehingga Allah segera menurunkan adzabnya ya….? Ya di sinilah letak kesabaran Nabi Nuh. Beliau masih memilih terus berdakwah dan memohonkan ampun untuk kaumnya, dibanding langsung mengeluh dan meminta diturunkan adzab langsung untuk mereka. Karena kesabarannya itulah, Allah masukkan beliau ke dalam golongan Ulul Azmi.
Benar-benar luar biasa ya. Kalau manusia zaman sekarang, tidak ada progress dalam dakwah selama setahun saja sudah langsung ciut dan memilih  berhenti. Boro-boro dapat setahun, ketika memposting kebaikan dan dakwah di media sosial lalu ada yang menghina kita, nyinyir, dislike, dan sebagainya, kita sudah patah semangat dan tidak ingin melanjutkan. Bayangkan, Nabi Nuh 950 tahun, dan “dihinanya” itu langsung di depan mata, bukan yang seperti zaman sekarang hanya lewat dunia maya! Yaaa saya tidak mau mengatai orang ya, karena saya sendiri juga tidak berkontribusi secara terang-terangan dalam dakwah. Tapi setidaknya kesabaran Nabi Nuh untuk tetap istiqomah bisa dijadikan pengingat dan pelajaran untuk kita semua tidak hanya dalam hal dakwah, tapi dalam kebaikan yang diridhai Allah.
Wallahu a’lam (qonita masih faqir ilmu, ini hanya tadabbur pribadi, bukan tafsir. semoga tidak ada kesesatan ilmu atau kesalahan informasi)
__________
Referensi:
Al-Qur’an dan Terjemahannya (CV Penerbit J-Art) []
https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-71-nuh/ayat-5 []
https://www.youtube.com/watch?v=QAFEtu_I6go []
https://www.youtube.com/watch?v=yFRTaBPTk9c
**seharusnya referensi untuk ilmu agama seperti ini, menurut qonita harus dari kitab-kitab ulama terdahulu yang sudah pasti kevalidan ilmu dan ijtihadnya. Tapi karena qonita sedang merantau dan tidak ada kitab-kitab itu di kosan (sementara qonita harus menulis setiap hari padahal ada aktivitas lain juga), terpaksalah ambil dari internet, tapi saya usahakan tetap berusaha mencari link/tulisan yang sumbernya merujuk pada kitab-kitab masyhur. Pokoknya yang terpercaya.
0 notes
remahansandwich · 1 year
Text
Calon Mayat dan Bekal Akhirat
Tumblr media
(Tadabbur Surah ali Imran ayat 185)
Setiap makhluk pasti memiliki “masa kadaluarsa”. Manusia, benda, bahkan jin dan malaikat akan binasa. Allah lah satu-satunya dzat yang kekal dan akan bertahan.
Kalau mengingat kematian, rasanya mengerikan, karena diri ini belum mempersiapkan betul-betul apa yang harus dibawa. Kita terlalu sering dilenakan dunia. Padahal seperti Allah bilang “dunia adalah kesenangan yang menipu.” Sejujurnya, saya sadar betul banyak manusia (ya termasuk saya sendiri) yang lebih mempersiapkan bagaimana hidup kita di masa depan, daripada bagaimana mati kita nanti. Padahal ya kalau dipikir, kita belum tentu sampai di masa depan (yang mati-matian kita persiapkan). Sementara kematian itu pasti. Bahkan mungkin lebih cepat terjadi daripada perkara yang kita rencanakan besok.
Hari ini saya kedatangan seorang sahabat yang sudah khatam hafal Al-Qur’an (khatimat), dia bercerita tetangganya baru saja meninggal tanpa sakit apapun. Dia baru berusia 26 tahun, sudah bekerja (perawat), punya klinik, dan baru menikah sekitar 3 bulanan lalu (ibaratnya di mata society, dia sudah “sukses”). Beberapa detik sebelum meninggal, dia masih mengobrol biasa dengan sang istri. Tiba-tiba dia mengeluh pusing, dan qadarullah langsung roboh. Ya Allah…. Kalau “seandainya” tahu jatah umur sesingkat itu, mungkinkah kita masih memikirkan untuk hidup sesempurna mungkin…??? :(
Zaman teknologi yang melahirkan media sosial seperti sekarang ini, sangat tidak mudah menjaga kebersihan niat dan hati. Pintu untuk riya’, sombong, iri, sangat terbuka lebar. Harus betul-betul pintar menjaga diri dan memohon perlindungan Allah. Teman dan lingkungan yang baik in sya Allah akan sangat membantu menjaga dan mengingatkan diri kalau sudah mulai jauh dari aturan. Menambah ilmu, mendengarkan kajian, dan banyak mentadabburi Al-Qur’an semata-mata untuk Allah, in sya Allah juga akan membantu.
Saya bersyukur hari ini tanpa diduga Allah beri kesempatan bertemu dengan sahabat saya satu ini. Mengobrol dengan dia selalu mengingatkan saya akan akhirat :’) Di antara ucapannya tadi yang masih saya ingat adalah “(kita) pasti bisa makan, pasti makan! Tapi… kalau nanti di akhirat ditanyain hafalan………” dia langsung terlihat frustasi (maksudnya: urusan dunia dan masa depan lebih mungkin terjamin, dibanding urusan akhirat yang belum pasti). Ya Allah… Memang betul ya, urusan akhirat hakikatnya memang lebih urgen. Karena kalau nafas sudah tercabut, tidak ada lagi usaha yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki dan menyelamatkan diri. Hari kiamat menjadi tempat dihisabnya dan dibalasnya perbuatan kita selama hidup. Mereka yang “sukses” urusan akhiratnya, in sya Allah merekalah yang beruntung. Allah jauhkan mereka dari Neraka dan Allah hadiahkan mereka Surga, terntunya dengan rahmat Allah. Semoga kita masuk dalam golongan ini ya, aaamiiiin.
Wallahu a’lam (qonita masih faqir ilmu, ini hanya tadabbur pribadi, bukan tafsir. semoga tidak ada kesesatan ilmu atau kesalahan informasi)
__________
Referensi:
https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-3-al-imran/ayat-185
**seharusnya referensi untuk ilmu agama seperti ini, menurut qonita harus dari kitab-kitab ulama terdahulu yang sudah pasti kevalidan ilmu dan ijtihadnya. Tapi karena qonita sedang merantau dan tidak ada kitab-kitab itu di kosan (sementara qonita harus menulis setiap hari padahal ada aktivitas lain juga), terpaksalah ambil dari internet, tapi saya usahakan tetap berusaha mencari link/tulisan yang sumbernya merujuk pada kitab-kitab masyhur. Pokoknya yang terpercaya.
1 note · View note
remahansandwich · 1 year
Text
Ujian adalah Bagian dari Hidup
Tumblr media
(Tadabbur Surah Al-baqarah 155-157)
Merasakan atau mengalami hal negatif adalah hal wajar dari menjadi manusia. Semua manusia tidak akan luput dari yang namanya ujian dan cobaan. Bahkan para rasul Allah juga tidak luput dari ujian –justru ujian mereka jauh lebih berat disbanding ujian manusia lainnya.
Allah sendiri berfirman (ayat di atas), Dia memang memberikan ujian dan cobaan kepada manusia, lewat rasa takut dan gelisah, lapar, kurang harta, jiwa, dan buah-buahan. Maksud dari “kurang jiwa” dalam penjelasan tafsir Ibnu Katsir adalah teman atau keluarga yang meninggal. Dan maksud dari “kurang buah-buahan” adalah hasil panen yang tidak sebanyak biasanya.
Lewat ujian-ujian yang disebutkan tadi, Allah bisa memilah-milih mana hamba terbaik yang tetap sabar melewati ujian tersebut. Siapa orang yang sabar itu? Di ayat 156 disebutkan, orang yang sabar itu ialah orang yang ketika ditimpa musibah dia mengucap kalimat istirja’ (“innalillahi wa inna ilaihi roji’un”), di mana kalimat tersebut menjadi penghibur, penguat, dan yang terpenting: pengakuan bahwa semua yang mereka miliki, yang ada di sekitar mereka, adalah kepunyaan Allah, jadi Allah berhak mengambilnya kapan saja. Dan diri kita sendiri pun akan kembali ke Allah, akan Allah ambil lagi.
Sebagai manusia, tentu kita sering kali disusupi rasa takut kehilangan seseorang yang kita sayangi, rasa takut masa depan tidak sesuai harapan, atau keluarga kita kelaparan tapi susah sekali mencari rezeki, atau hasil panen sangat sedikit, sampai-sampai hal-hal ini menguji kita…. Kita bisa berbuat curang untuk menenangkan dan menjamin hidup kita. Tapi di situlah letak ujiannya. Di situlah Allah menyeleksi kita: apa kita bisa sabar melewatinya dan tetap taat kepada-Nya atau kita benar-benar berani berbuat curang mungkin dengan mencuri, dll?
Saya tiba-tiba teringat dengan nasib saudara-saudara kita di Suriah, Palestina, muslim Uighur, muslim Rohingya, yang setiap hari, setiap detik kehidupan mereka, penuh dengan ujian rasa takut, lapar, kehilangan harta benda, orang tersayang, bahkan kehilangan hak asasi mereka sebagai manusia. Saya sering merasa bersalah tak bisa membantu apa-apa selain doa dan donasi yang tak seberapa. Nyali saya masih tak sebesar sahabat lain (seperti teh Farah Qoonita atau sahabat #baikberisik) yang berani menyuarakan dan membantu dengan tindakan nyata :’((( (Semoga Allah kuatkan iman dan mental saudara muslim kita yang sedang diuji di sana, dan Allah hadiahkan kemuliaan dan kebahagiaan yang besar untuk mereka di akhirat, aaamiiiin).
Tapi, setimpal dengan ujian yang didapat, Allah juga menjanjikan kabar gembira untuk mereka yang sabar dan tetap taat, yaitu pahala yang besar, keberkahan yang sempurna dan kasih sayang (rahmat) dari Allah. Kalau iman kita betul-betul teguh, kita akan sadar bahwa hal itulah yang sangat dan lebih kita butuhkan, terutama untuk kehidupan akhirat yang lebih kekal.
Di dalam hadits disebutkan siapa yang tertimpa musibah lalu membaca
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا
Allah akan memberinya pahala dan mengganti apa yang hilang darinya dengan sesuatu yang lebih baik (HR Muslim no. 918 ) Hal ini terjadi pada Ummu Salamah yang telah kehilangan suaminya. Dia membaca ini,  dan biidznillah dia mendapat ganti suami yang lebih baik dari Abu Salamah, yaitu Rasulullah Saw sendiri.
Wallahu a’lam (qonita masih faqir ilmu, ini hanya tadabbur pribadi, bukan tafsir. semoga tidak ada kesesatan ilmu atau kesalahan informasi)
__________
Referensi:
Al-Qur’an dan Terjemahannya (CV Penerbit J-Art) []
https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-2-al-baqarah/ayat-155 []
https://rumaysho.com/738-hiburan-bagi-yang-mendapatkan-musibah.html
**seharusnya referensi untuk ilmu agama seperti ini, menurut qonita harus dari kitab-kitab ulama terdahulu yang sudah pasti kevalidan ilmu dan ijtihadnya. Tapi karena qonita sedang merantau dan tidak ada kitab-kitab itu di kosan (sementara qonita harus menulis setiap hari padahal ada aktivitas lain juga), terpaksalah ambil dari internet, tapi saya usahakan tetap berusaha mencari link/tulisan yang sumbernya merujuk pada kitab-kitab masyhur. Pokoknya yang terpercaya.
0 notes
remahansandwich · 1 year
Text
Islamnya Segolongan Jin
Tumblr media
(Tadabbur Surah Al-Jinn ayat 1-6)
Kisah orang non muslim menjadi muallaf karena mendengarkan Al-Qur’an adalah kisah yang biasa kita dengar. Kisah yang paling masyhur mungkin Islamnya sayyidina Umar bin Khattab. Tapi, pernahkan kalian mendengar kisah ada segolongan jin yang masuk Islam setelah mendengar ayat-ayat Al-Qur’an? Kalau baru tau, sama hehe. Ketika tidak sengaja membaca terjemah surat Al-Jinn, barulah saya tau bahwa jin juga bisa “terketuk” hatinya setelah mendengar Al-Qur’an. Bahkan bahasa merela “sesungguhnya kami telah mendengar Al-Qur’an yang menakjubkan.” Yang menakjubkan... Ma sya Allah, ruh Al-Qur’an memang dahsyat.
Sebelum masuk islam, mereka mengatakan Allah itu punya istri dan anak. Tapi setelah masuk Islam, mereka mengakui Allah adalah satu-satunya Tuhan, dan mereka tidak akan menyekutukan-Nya kembali.
Di sebutkan di ayat selanjutnya (ayat 6), dahulu jin-jin itu takut pada manusia. Kalau manusia sedang beristirahat di sebuah tempat/lembah kosong, jin-jin di sana justru lari. Tetapi ternyata makin lama, justru banyak manusia yang meminta perlindungan ke jin di mana mereka beristirahat, agar jin-jin tersebut tidak mengganggu mereka, harta mereka, dan keluarga mereka saat itu. Ternyata, sikap manusia yang seperti itu menyadarkan jin, kalau mereka tidak perlu takut sama manusia, toh ternyata si manusia minta perlindungan ke kita. Malah, jin makin membuat mereka semakin takut dan semakin diganggu. Makanya tidak heran kalau kita sering melihat atau mendengar kasus kesurupan, dll.
Ternyata “kebiasaan” orang jahiliyah zaman dulu masih bisa ditemukan ya sampai sekarang. Saya sering mendengar cerita orang harus permisi dahulu (atau meng-klakson) ketika lewat di sebuah jalan. Atau banyaknya sesajen-sesajen di gunung-gunung/hutan-hutan –yang katanya biar aman, tidak ada bencana. Justru kepercayaan mereka yang seperti itu yang mendatangkan bencana untuk mereka sendiri. Selain jin-jin tersebut menjadi semakin senang mengganggu dan membuat ketakutan, Allah juga menjadi murka karena hal tersebut syirik, dosa besar. Wah naudzubillah.
Solusi terbaik ketika kita tiba atau berada di tempat kosong adalah dengan berdoa dan memohon perlindungan hanya kepada Allah. Allah yang menguasai setiap sudut Bumi. Jadi berdoalah hanya pada-Nya.
بِسْمِ اللهِ الَّذِىْ لاَيَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْئٌ فِى اْلاَرِضِ وَلاَ فِى السَّمَآءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
“Dengan menyebut nama Allah yang bersama nama-Nya sesuatu itu tidak berbahaya di bumi dan di langit. Dan Dia Maha Mendengar lagi Mengetahui.”
Wallahu a’lam (qonita masih faqir ilmu, ini hanya tadabbur pribadi, bukan tafsir. semoga tidak ada kesesatan ilmu atau kesalahan informasi)
__________
Referensi:
Al-Qur’an dan Terjemahannya (CV Penerbit J-Art) []
https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-72-al-jinn/ayat-1
**seharusnya referensi untuk ilmu agama seperti ini, menurut qonita harus dari kitab-kitab ulama terdahulu yang sudah pasti kevalidan ilmu dan ijtihadnya. Tapi karena qonita sedang merantau dan tidak ada kitab-kitab itu di kosan (sementara qonita harus menulis setiap hari padahal ada aktivitas lain juga), terpaksalah ambil dari internet, tapi saya usahakan tetap berusaha mencari link/tulisan yang sumbernya merujuk pada kitab-kitab masyhur. Pokoknya yang terpercaya.
0 notes
remahansandwich · 1 year
Text
Harta dan Anak-Anak
Tumblr media
(Tadabbur surah Al-kahfi ayat 46)
Firman Allah di atas menunjukkan bahwa harta dan anak-anak hanyalah sebuah perhiasan. Yang kita tau, namanya perhiasan ya sebuah kesenangan, dipakai untuk menyenangkan hati saja, bukan “kebutuhan.” Allah mewanti-wanti manusia dengan dua hal tersebut (dalam ayat lain ditambah “wanita”), karena fitrahnya manusia memang sangat senang dengan harta dan sangat menyayangi anak-anak. Tetapi bagi Allah, dua hal tersebut rawan menjerumuskan manusia ked alma kerugian (akhirat).
Manusia sering berbangga-bangga masalah harta dan anak: punya mobil dan rumah besar… punya anak yang cantik dan berprestasi… banyak sekali manusia menjadi sombong sebab harta dan anaknya. Terkadang karena ingin punya banyak harta, bekerja siang malam sampai melupakan waktu shalat, mengabaikan cara yang haram, dll. Terkadang karena alas an “sayang anak”, mereka tidak dibangunkan untuk shalat subuh, mereka dibelikan fasilitas yang sebetulnya justru merusak iman mereka, dll.
Makanya, Allah memperingatkan tentang dua perkara ini berkali-kali dalam Al-Qur’an  meskipun dengan redaksi kalimat yang berbeda.  Pada intinya perhiasan dunia itu hanya kesenangan sementara. Ada hal lain yang jauh lebih Allah senangi dan mampu menyelematkan manusia di akhirat, yaitu amal-amal yang kekal dan baik (الْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ). Amalan ini mampu “dibawa” mati dan menjadi bekal yang berguna ketika manusia mati kelak. Mengenai “amalan yang kekal dan baik” ini ulama mengartikan berbeda-beda, ada yang mengartikan sebagai shalat yang lima waktu, ada yang mengartikan  sebagai dzikir (tahlil, tasbih, tahmid, dan takbir).
Sebetulnya, harta dan anak-anak bisa menjadi “al-baqiyat as-sholihah”. Bagaimana caranya? Yaitu dengan menggunakan dua hal tersebut sesuai dengan ridha Allah. Contohnya, harta dibuat berinfak untuk pembangunan masjid, membeli Al-Qur’an untuk huffadz, dll. lalu anak-anak kita diajari ilmu agama dan ditanamkan tauhid dengan baik. Dengan cara itu, in sya Allah kita tetap akan panen pahala meskipun kita sudah meninggal –kalau misalkan harta yang infakkan betul-betul bermanfaat dan anak-anak kita mengamalkan apa yang sudah kita ajari dan tanankan. Maka harta dan anak-anak tidak sekedar menjadi perhiasan dunia, tetapi investasi akhirat. Menjadi pahala jariyah.
Wallahu a’lam (qonita masih faqir ilmu, ini hanya tadabbur pribadi, bukan tafsir. semoga tidak ada kesesatan ilmu atau kesalahan informasi)
__________
Referensi:
https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-18-al-kahfi/ayat-46
**seharusnya referensi untuk ilmu agama seperti ini, menurut qonita harus dari kitab-kitab ulama terdahulu yang sudah pasti kevalidan ilmu dan ijtihadnya. Tapi karena qonita sedang merantau dan tidak ada kitab-kitab itu di kosan (sementara qonita harus menulis setiap hari padahal ada aktivitas lain juga), terpaksalah ambil dari internet, tapi saya usahakan tetap berusaha mencari link/tulisan yang sumbernya merujuk pada kitab-kitab masyhur. Pokoknya yang terpercaya.
0 notes
remahansandwich · 1 year
Text
Datang Saat Butuh
Tumblr media
(Tadabbur Surah Al Ankabut ayat 65)
Bagi saya pribadi, kalau ditarik lebih luas, hikmah ayat ini tidak sekedar tentang “keselamatan.” Ayat ini mengingatkan kita untuk selalu ingat Allah dalam keadaan bagaimana pun: susah atau senang, sakit atau sehat, bahaya atau aman. Ketika seseorang berada dalam kondisi down dan terpuruk, biasanya pdk-nya ke Allah akan intens. Sayangnya, apakah pdkt tersebut akan terus bertahan sampai ketika kondisi sudah normal kembali? Hmm, belum tentu. Malah mungkin akan lupa, kalau yang menolong itu Allah. Seperti yang digambarkan Allah dalam ayat ini. Ketika orang-orang musyrik sedang dalam kondisi darurat dan bahaya di atas kapal, mendadak mereka ingat Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang kuasa menolong mereka. Mereka berdoa dengan penuh ikhlas, berharap Allah menyelamatkan mereka. Tapi ketika Allah sudah menyelamatkan mereka sampai ke darat –sesuai doa dan harapan mereka—mereka kembali syirik.
Naudzubillah, semoga saja kita tidak seperti golongan ini, yang hanya ingat dan datang ke Allah ketika sedang sempit atau berada di titik “kritis”. Rasanya tidak tau diri ya, kalau datang hanya saat sedang butuh-butuhnya. Makanya, ketika beberapa hari lalu, saya melakukan perjalanan (mobil) cukup jauh, saya teringat ayat ini beberapa kali. Jadinya ketika sudah sampai kosan, saya betul-betul mengucap syukur karena sudah diberi keselamatan (plus sehat dan bahagia) selama perjalanan. Alhamdulillah:)
Wallahu a’lam (qonita masih faqir ilmu, ini hanya tadabbur pribadi, bukan tafsir. semoga tidak ada kesesatan ilmu atau kesalahan informasi)
__________
Referensi:
https://tafsirq.com/29-al-ankabut/ayat-65#tafsir-jalalayn []
https://tafsirq.com/29-al-ankabut/ayat-65#tafsir-quraish-shihab
**seharusnya referensi untuk ilmu agama seperti ini, menurut qonita harus dari kitab-kitab ulama terdahulu yang sudah pasti kevalidan ilmu dan ijtihadnya. Tapi karena qonita sedang merantau dan tidak ada kitab-kitab itu di kosan (sementara qonita harus menulis setiap hari padahal ada aktivitas lain juga), terpaksalah ambil dari internet, tapi saya usahakan tetap berusaha mencari link/tulisan yang sumbernya merujuk pada kitab-kitab masyhur. Pokoknya yang terpercaya.
0 notes
remahansandwich · 1 year
Text
Harta yang Mencelakakan dan Menguntungkan
Tumblr media
(Tadabbur surah Al-Humazah)
Harta memang kebutuhan, tapi kalau sampai rakus bisa membawa petaka. Segala sesuatu yang berlebihan gak baik bukan?
Allah udah berjanji bakal melempar para pencela dan pengumpat,serta mereka yang "nimbun-nimbun" harta dan menghitungnya, ke dalam Neraka Huthomah.
Wah, harus berhati-hati ya, jangan sampai kerjaan "menabung" yang udah jadi tradisi, masuk dalam golongan ini. Ketika kita punya tabungan, jangan sampai kita sibuk menghitung dan akhirnya ngerasa eman/sayang memakainya untuk hal-hal baik seperti infak/sedekah... Jangan sampai, karena kita punya harta lebih, kita seenaknya mengumpat dan mencela orang lain... Jangan sampai, karena kita sudah banyak menyiapkan harta, kita jadi merasa aman dan terpelihara dari hal-hal buruk...
Btw, saya pernah menonton video ustad Khalid Basalamah, kata beliau dalam Islam tidak ada konsep "menabung". Kalau diingat-ingat iya juga ya, Rasulullah gak pernah mengajari kita "ketika menginginkan sesuatu makan menabunglah" (kalau jangan boros, memang ada). kita justru diajari "mengurangi harta" (sedekah), tapi justru dengan cara itu, bisa membuat harta kita bertambah (atau setidaknya CUKUP untuk memenuhi kebutuhan, alias berkah). Keren yaaa! Kalau pakai otak, mungkin memang gak masuk akal. Hitungan manusia emang sering beda dengan hitungan Allah. Bagi kita itu berkurang, bagi Allah justru bisa bertambah.
Jadi sebenarnya harta itu bisa jadi jalan ke Surga kalau kita tau cara menggunakannya dengan baik.
Harta bisa digunakan untuk "membeli" (meraih) kasih sayang, jabatan, kemudahan urusan, keberkahan hidup, dll. Ya itu, asalkan caranya benar: bersedekah :) Niatkan dengan sedekah itu, semoga Allah jadi sayang kita. Kalau sudah sayang, in sya Allah semuanya akan dimudahkan. Kalaupun tak sesuai harapan, setidaknya sadari: mampunya kita untuk taat perintah Allah, adalah sebuah rezeki yang tak semua orang berani dan bisa melakukannya :)
Evaluasi bareng bareng yuk, harta yang kita punya kira-kira akan harta harta yang menyelamatkan atau mencelakakan?
Wallahu a’lam (qonita masih faqir ilmu, ini hanya tadabbur pribadi, bukan tafsir. semoga tidak ada kesesatan ilmu atau kesalahan informasi)
__________
Referensi:
https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-104-al-humazah/ayat-1
**seharusnya referensi untuk ilmu agama seperti ini, menurut qonita harus dari kitab-kitab ulama terdahulu yang sudah pasti kevalidan ilmu dan ijtihadnya. Tapi karena qonita sedang merantau dan tidak ada kitab-kitab itu di kosan (sementara qonita harus menulis setiap hari padahal ada aktivitas lain juga), terpaksalah ambil dari internet, tapi saya usahakan tetap berusaha mencari link/tulisan yang sumbernya merujuk pada kitab-kitab masyhur. Pokoknya yang terpercaya.
0 notes
remahansandwich · 1 year
Text
The Travellers
Tumblr media
(Tadabbur Surah Al-Quraisy)
Orang Arab biasa melakukan perjalanan jauh dari satu negeri ke negeri lainnya dengan tujuan berdagang. Biasanya mereka berangkat segerombolan (kafilah) bersama sukunya. Suku Quraisy –di mana Rasulullah berasal dari suku tersebut—adalah salah satu suku yang juga menjalankan “tradisi” tersebut. Mereka biasa berdagang ke negeri Syam saat musim panas dan ke negeri Yaman saat musim dingin. Kita tahu sendiri bahwa Rasulullah adalahh seorang pedagang yang sukses.
 Di ayat di atas “Allah telah memberikan mereka makanan kepada mereka yang lapar dan mengamankan mereka dari rasa takut”. Menurut catatan kaki di Al-Qur’an, mereka mendapat jaminan keamanan dari penguasa-penguasa negeri yang mereka lalui sehingga bisa selamat sampai tujuan. Begitu juga sewaktu mau kembali ke tanah air.  Suku Quraisy adalah suku yang disegani karena mereka adalah penduduk kota suci, yaitu Makkah. Bahkan siapa saja yang ikut dalam rombongan suku Quraisy saat perjalanan tersebut, akan ikut aman juga.
Ma sya Allah, itu semua benar-benar sebuah kenikmatan besar dari Allah ya! Coba kita bayangkan, kita akan berdagang ke Cina, kita sudah mendapat jaminan keamanan dari presiden negara-negara yang kita lalui: Malaysia, Thailand, Myanmar, sampai akhirnya bisa selamat tiba di China (kalau membayangkan jalur darat ya). Wah spesial sekali ya suku Quraisy ini. Sebab itulah seharusnya dengan karunia itu, mereka menyembah Allah.
Kita bisa mengambil hikmah: kita sebetulnya sudah mendapat banyaaak sekali kenikmatan dari Allah: nikmat bisa melihat, nikmat bisa makan, nikmat bisa bernafas tanpa hambatan, dll (tapi tetap ya kita selalu merasa kurang dan masih mengeluh), makanya seharusnya kita (saya sih) lebih dekat dan rajin ibadahnya ke Allah. Jangan sampai Allah cabut kenikmatan itu agar kita jadi dekat dengan-Nya. Naudzubillah
Wallahu a’lam (qonita masih faqir ilmu, ini hanya tadabbur pribadi, bukan tafsir. semoga tidak ada kesesatan ilmu atau kesalahan informasi)
___________
Referensi:
https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-106-al-quraish []
Al-Qur’an dan Terjemahannya (CV Penerbit J-Art)
**seharusnya referensi untuk ilmu agama seperti ini, menurut qonita harus dari kitab-kitab ulama terdahulu yang sudah pasti kevalidan ilmu dan ijtihadnya. Tapi karena qonita sedang merantau dan tidak ada kitab-kitab itu di kosan (sementara qonita harus menulis setiap hari padahal ada aktivitas lain juga), terpaksalah ambil dari internet, tapi saya usahakan tetap berusaha mencari link/tulisan yang sumbernya merujuk pada kitab-kitab masyhur. Pokoknya yang terpercaya.
0 notes
remahansandwich · 1 year
Text
Jarum Jam tak akan berputar ke Kiri
Tumblr media
(Tadabbur Surah Al-’Ashr)
“Demi masa!” Di sini Allah menggunakan huruf qasam, atau huruf yang digunakan untuk bersumpah. Ini menunjukkan bahwa perkaran ini urgen.
Beberapa ulama menafsirkan “’ashr” di sini berarti waktu asar (sore hari sampai terbenam matahari). Tetapi, yang kebanyakan ulama –termasuk Buya Hamka dalam kitab al-Azharnya-- menafsirkan “’ashrr” ini sebagai waktu atau zaman di mana manusia menghabiskan hidupnya.
Berbicara tentang waktu atau masa, saya pun harus memukul diri sendiri. Sebagai generasi muda yang hidup di masa perkembangan teknologi yang begitu pesat, waktu saya sering dihabiskan di depan gadget *hiks* Padahal dalam surat ini disebutkan manusia itu RUGI kecuali mereka yang hatinya betul-betul beriman sehingga terwujud dalam  amal-amal sholih yang Allah ridhai, mereka yang saling memberi nasihat agar menataati kebenaran (saling memotivasi sehingga meraih itu bersama-sama, dan kalau ada kesalahan bisa menjauhi bersama-sama), dan mereka yang saling memberi nasihat agar terus bersabar
Kita sudah dilenakan oleh setan. Setan yang sudah bertekad membelokkan manusia sejak di Surga, terus membuat kita focus pad ahal-hal yang sebetulnya tak berguna. Sering kali ketika saya mau membuka hp dengan niat hanya menjawab satu pesa yang penting, malah berakhir dengan scrolling instagram yang tanpa terasa sudah memakan waktu berpuluh-puluh menit *duh sebel kenapa terbuai ya* Setan selalu mencari cara agar kita lalai. Terkadang ketika kita punya tugas atau amanah, kita akan dibisiki setan “santai dulu lah, itu kan masih lama, lagian gampang lah tugasnya” Nah ketika kita menuruti bisikan mereka, paaaassstiiii ujung-ujungnya kita kalang kabut dna menyesal “duh kenapa gak dari kemarin ya, jadi gak maksimal.” Ya itulah!
Sama halnya dalam hidup, kalau kita tidak menyadari akan berharganya waktu SAAT INI, dan memanfaatkannya untuk beramal shalih yang bisa menambah bekal ketika mati, paaasstiii ketika tua –ketika kita sudah lemah dan terbatas untuk beramal shalih-- kita akan merasa menyesal dan ingin kembali lagi. Tapi sayang, jarum jam tidak akan berputar ke kiri lagi: waktu tidak akan bisa kembali.
Sebenarnya kita pasti sudah pernah merasakan penyesalan suatu hal  tanpa harus menunggu tua.  Coba saat ini, di usia kita sekarang, adakah hal-hal yang kita sesalkan di masa lalu dan ingin mengulang waktu lagi untuk membenahinya?? Wah kalau saya, banyaaaakk *sediiihhh*  Yep begitulah gambarannya. Itulah yang dimaksud Allah dengan kerugian yang akan kita alami. Naudzubilllaah, semoga ke depannya kita  (saya sih) bisa lebih menahan diri untuk berleha-leha, semoga Allah beri kekuatan iman yang hakiki sehingga rasa malasnya bisa terkalahkan.
Wallahu a’lam (qonita masih faqir ilmu, ini hanya tadabbur pribadi, bukan tafsir. semoga tidak ada kesalahan informasi/ilmu)
__________
Referensi:
https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-103-al-asr []
https://rumaysho.com/3483-tafsir-surat-al-ashr-orang-sukses-waktu.html
**seharusnya referensi untuk ilmu agama seperti ini, menurut qonita harus dari kitab-kitab ulama terdahulu yang sudah pasti kevalidan ilmu dan ijtihadnya. Tapi karena qonita sedang merantau dan tidak ada kitab-kitab itu di kosan (sementara qonita harus menulis setiap hari padahal ada aktivitas lain juga), terpaksalah ambil dari internet, tapi saya usahakan tetap berusaha mencari link/tulisan yang sumbernya merujuk pada kitab-kitab masyhur. Pokoknya yang terpercaya.
0 notes
remahansandwich · 1 year
Text
Iblis Mencari Kawan
Tumblr media
(Tadabbur Surat Al-Isra’ ayat 61-65)
Dari ayat-ayat di atas, kita bisa mengetahui karakter Iblis, yaitu sombong dan membangkang. Mereka tidak mau menurut ketika Allah memerintahkannya untuk sujud kepada Nabi Adam. Malah dia menyepelekan Nabi Adam dengan perkataan “inikah yang lebih Engkau muliakan dairpada aku?” seolah-olah Iblis merasa lebih baik.
Dalam penggalan hadits, Rasulullah bersabda
الْكِبْرَ مَنْ بَطِرَ الْحَقَّ وَغَمَطَ النَّاسَ(Sunan Abu Daud No 3569)
“sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia (orang lain)”
Deskripsi ini cocok sekali dengan Iblis. Dia menolak kenyataan bahwa Allah memang lebih memuliakan Nabi Adam dibandingkan, dan dia menganggap Nabi Adam seolah-olah tidak patut untuk dimuliakan (meremehkan).
Sebagai manusia, kita pasti pernah ada di posisi Iblis. Terkadang hati kita sering tidak terima melihat orang lebih baik/sukses. Dan kita sering mencari-cari kesalahan atau kekurangannya untuk menunjukkan dia tidak lebih baik dari kita. Astaghfirullahal adzim…
Ketika kita di kondisi seperti itu, kita harus tau, Iblis sedang menggoda kita. Kalau kita terhasut, berarti kita satu golongan dengan Iblis. Seperti yang dijelaskan di ayat di atas. Iblis meminta umurnya dipanjangkan sampai Hari Kiamat untuk menyesatkan manusia. Allah mengabulkannya. Jadi, Iblis dari jaman Nabi Adam di Surga, sampai sekarang tetap hidup. Dia dan keturunannya berusaha menggoda manusia biar sama-sama sombongnya, biar sama-sama membangkangnya, biar sama-sama sesatnya, sampai akhirnya masuk Neraka bersama-sama. Duuh Naudzubillaaah.Makanya, hal-hal yang disukai Allah, perintah Allah, itu dibenci setan. Setan berusaha kuat menjauhkan manusia dari itu. Mau sholat dibuat males lah, dll. Sebaliknya, yang dilarang, dibuat setan seolah itu menyenangkan. Ghibah, nonton film sampe lupa waktu, rasanya nikmat yaa? *duh ya Allah. Itulah yang namanya tipu daya” iblis. Memang Iblis sengaja ingin  kita sama-sama sesat bersama mereka. Mereka selalu open recruitment penghuni Neraka. Naudzubillah. Semoga dengan taunya ilmu ini kita (terutama saya pribadi) jadi sadar dan gak mau nurutin bisikan mereka.
Kata Allah, hanya orang-orang yang beriman yang gak bisa disesatkan atua dipengaruhi oleh mereka. Beriman ini gak Cuma sekedar islam, tapi beriman yang taraf keimanannya sampai takut sama Allah dalam keadaan apapun dan di manapu. Smeoga kita masuk golongan ini ya. Aaamiiin
Wallahu a’lam (qonita masih faqir ilmu, ini hanya tadabbur pribadi, bukan tafsir. semoga tidak ada kesesatan ilmu atau kesalahan informasi)
__________
Referensi:
https://tafsir.learn-quran.co/ (masing-masing link surat al-isra’ 61-65) []
https://tafsirweb.com/ (masing-masing link surat al-isra’ 61-65)
**seharusnya referensi untuk ilmu agama seperti ini, menurut qonita harus dari kitab-kitab ulama terdahulu yang sudah pasti kevalidan ilmu dan ijtihadnya. Tapi karena qonita sedang merantau dan tidak ada kitab-kitab itu di kosan (sementara qonita harus menulis setiap hari padahal ada aktivitas lain juga), terpaksalah ambil dari internet, tapi saya usahakan tetap berusaha mencari link/tulisan yang sumbernya merujuk pada kitab-kitab masyhur. Pokoknya yang terpercaya.
0 notes
remahansandwich · 1 year
Text
Masalah dan Solusi
Tumblr media
(Tadabbur Surah Al-Insyirah)
Namanya hidup pasti ada naik turunnya, kadang bahagia kadang sedih, kadang berlebihan kadang bekecukupan, kadang mendapat kesulitan (masalah) kadang dapat kemudahan (solusi), dst. Begitulah, hidup tidak selalu sesuai dengan harapan kita. Apalagi kalau kita mukmin. Ujiannya pasti lebih berat. Tapi Allah tetap tidak zhalim. Segala kesusahan, kesedihan, kesulitan, atau sejenisnya Allah timpakan pada masing-masing manusia sesuai kemampuannya. Kalau ternyata ada yang  gagal saat melalui proses itu mungkin karena dia kurang bersabar sedikiiiiit lagi. Mungkin karena dia langsung berpaling, mengatakan Allah tidak adil….
Tidak hanya kita yang pernah merasakan kesulitan. Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul dulu juga ditimpa hal-hal seperti itu. Bahkan Rasulullah Saw juga! Padahal beliau kan manusia yang amat sangat dicintai oleh Allah.
Dahulu, ketika Rasulullah berdakwah secara terang-terangan, beliau mendapat banyak sekali tekanan, hinaan, dan tindasan dari masyarakat Makkah yang musyrik. Saat itu orang-orang musyrik lah yang punya kekuatan dan pengaruh di lingkungan tersebut. Pastinya ini beban yang berat: Rasulullah diperintahkan berdakwah, namun tekanan dari audien sangat besar.
Coba lihat, justru ujiannya Rasulullah jauuuuuhhh lebih berat dari seluruuh ujian manusia di Bumi, karena “beban” yang dipikul oleh Rasulullah berkaitan dengan keselamatan hakiki umat manusia di Bumi.
Dengan latar belakang itu, Allah pun menghibur sekaligus mengingatkan Rasulullah lewat turunnya surah Al-Insyirah ini dengan kenikmatan-kenikmatan agung dari-Nya berupa terlepasnya perasaan berat yang beliau pikul, lapangnya dada beliau, serta terangkatnya nama beliau ketika disebut (setiap nama Allah disebut, nama Rasulullah pasti mengikuti, di iqamat, adzan, syahadat, di khutbah-khutbah, dll –ma sya Allah).
Di ayat itu Allah menjanjikan kemudahan datang bersamaan dengan kesulitan. Ayat itu tidak hanya berlaku untuk Rasulullah, tapi untuk seluruh manusia. Siapa saja yang mendapatan kesulitan, Allah juga akan memberikan kemudahan. Penggunaan kata “مع” menunjukkan bahwa dua hal saring beriringan. Tetapi dalam terjemahan Al-Qur’an Kemenag, diartikan “بعد” (sesudah). Pada intinya, kesulitan pasti datang sepaket dengan kemudahan. Di mana ada masalah, di situ pasti ada jalan keluar! (Yah sejujurnya, saya mengingatkan diri sendiri juga yang masih sering menyangsikan solusi dari Allah, terkadang terlalu cepat menagih L). Allah sampai mengulang kalimat  “فإن مع العسر يسرا” dua kali di surat Al-Insyirah. Perlu diketahui, dalam Al-Qur’an kata “عسر” (kesulitan) diulang 4 kali. dan kata-kata turunannya diulang 12 kali. Sementara kata “يسر” (kemudahan) diulang 6 kali, dan kata-kata turunannya diulang 44 kali. Ma sya allah, dari jumlahnya saja kita tahu kalau Allah menjanjikan kemudahan lebih banyak daripada kesulitan.
Kemudahan yang diterima seseorang akan sebanding dengan kesulitannya. Kalau bebannya beraaat sekali, pasti “hadiah” (solusi)-nya juga besaaaar. Lihat saja para Nabi dan Rasul. Kesulitan yang dipikul sangat berat. Tapi Allah menjanjikan Surga dan kedudukan yang tinggi di sisi-Nya untuk mereka. Wah, itu hadiah paling istimewa bukan? Yah, seperti kata pepatah atau apalah, “semakin keras bola dihentakkan, semakin tinggi dia akan melambung.”
Sebagai penutup, untuk kita-kita yang sedang merasakan kegalauan, kesusahan, kesulitan atau sejenisnya, mari ingat kata-kata indah dari tulisan Buya Hamka di kitab Al-Azhar-nya yang ditulis saat di penjara dahulu:
“Kadang-kadang sesuatu pengalaman yang pahit menjadi kekayaan jiwa yang tinggi mutunya, jadi kenangan yang amat indah untuk membuat hidup lebih matang” –Buya Hamka
Wallahu a’lam (qonita masih faqir ilmu, ini hanya tadabbur pribadi, bukan tafsir. semoga tidak ada kesesatan ilmu atau kesalahan informasi)
__________
Referensi:
https://darulfunun.or.id/kitab/s/pdf/tafsir-al-azhar-juz-30-hamka-pdf/
https://mawdoo3.com/سبب_نزول_سورة_الشرح
https://umma.id/post/tafsir-surah-al-insyirah-satu-kesulitan-direspon-dengan-dua-kemudahan-377059?lang=id
**seharusnya referensi untuk ilmu agama seperti ini, menurut qonita harus dari kitab-kitab ulama terdahulu yang sudah pasti kevalidan ilmu dan ijtihadnya. Tapi karena qonita sedang merantau dan tidak ada kitab-kitab itu di kosan (sementara qonita harus menulis setiap hari padahal ada aktivitas lain juga), terpaksalah ambil dari internet, tapi saya usahakan tetap berusaha mencari link/tulisan yang sumbernya merujuk pada kitab-kitab masyhur. Pokoknya yang terpercaya.
0 notes
remahansandwich · 1 year
Text
Pertanyaan Bani Israil
Tumblr media
(Tadabbur surah al-Baqarah ayat 67-71)
Bismillahirrahmanirrahim
Surah Al-Baqarah memiliki arti “sapi betina” dalam Bahasa arab. Penamaan surah ini diambil dari penggalan kisah ayat 67-71 di atas, di mana di ayat-ayat tersebut Bani Israil diperintahkan oleh Nabi Musa untuk menyembelih seekor sapi betina.
Ketika Nabi Musa memberitahukan perintah Allah tersebut, Bani Israil melontarkan pertanyaan seputar ciri-ciri sapi betina yang harus mereka sembelih: “seperti apa sapi betinanya?” Ketika sudah dijawab, mereka bertanya lagi, “seperti apa warnanya?” Lagi-lagi setelah dijawab, mereka masih bertanya lagi “Seperti apa ya si sapi betina itu? masih kurang jelas”
Dari kisah inilah julukan “Bani Israil” disematkan sebagai lelucon kepada orang-orang yang banyak bertanya. Banyak bertanya memang dilarang dalam Islam, karena dikhawatirkan, jawabannya justru akan menyusahkan si penanya itu sendiri, seperti pada kasus Bani Israil. Coba kita pikirkan, mana ada sapi betina dengan kriteria “umur tidak tua tidak muda, warnanya kuning keemasan, dan tidak pernah dipakai membajak tanah, tidak bercacat, tidak belang”? Rasanya di dunia ini tidak mungkin ada sapi seperti itu. Kalaupun ada, maukah si pemilik “sapi langka” menjual kepada mereka? Kalaupun mau, pasti sangat mahal harganya.
Allah itu Maha Pengasih. Dia tahu kemampuan hamba-Nya, maka ketika ada perintah atau larangan, tidak perlu minta diperinci, takut malah menjadi perintah/larangan yang memberatkan kita.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,‘Apa saja yang aku larang terhadap kalian, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya apa yang membinasakan umat sebelum kalian hanyalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi Nabi-nabi mereka’.” [Diriwayatkan oleh al-Bukhâri dan Muslim].
Lalu kenapa Allah memberi perintah menyembelih sapi betina yang “langka” kalau sapi seperti itu tidak mungkin ada di dunia ini? Itu adalah bentuk hukuman dan siksa Allah kepada Bani Israil, karena tujuan mereka bertanya, pada hakikatnya, bukan betul-betul ingin meminta informasi seputar sapi itu, tapi mereka hanya malas dan berusaha mengelak saja agar tidak usah melakukannya. Tapi justru itulah akibatnya. karena pertanyaan mereka sendiri, mereka malah menghadapi kesulitan dan adzab dari Allah.
Wallahu a’lam (qonita masih faqir ilmu, ini hanya tadabbur pribadi, bukan tafsir. semoga tidak ada kesesatan ilmu atau kesalahan informasi)
__________
Referensi:
http://www.hajij.com/id/the-noble-quran/item/222-tafsir-al-quran-surat-al-baqarah-ayat-67-71-
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50223/1/joni%20hendri%20Br.pdf
https://almanhaj.or.id/12145-melaksanakan-perintah-jauhi-larangan-dan-jangan-banyak-bertanya.html 
**seharusnya referensi untuk ilmu agama seperti ini, menurut qonita harus dari kitab-kitab ulama terdahulu yang sudah pasti kevalidan ilmu dan ijtihadnya. Tapi karena qonita sedang merantau dan tidak ada kitab-kitab itu di kosan (sementara qonita harus menulis setiap hari padahal ada aktivitas lain juga), terpaksalah ambil dari internet, tapi saya usahakan tetap berusaha mencari link/tulisan yang sumbernya merujuk pada kitab-kitab masyhur. Pokoknya yang terpercaya.
0 notes
remahansandwich · 1 year
Text
Kisah Penyembelihan Nabi Ismail
Tumblr media
(Tadabbur Al-Qur’an Surah As-Shaffat ayat 99-111)
Bismillahirrahmanirrahim….
Sebelum masuk pada topik, kita perlu tahu dulu apa arti tadabbur itu sendiri. “Tadabbur” dalam kamus Al-Munawwir dan aplikasi kamus android berarti “mempertimbangkan, merenungkan, memikirkan akhir/akibatnya (baik buruknya)”. Dari sana kita bisa menyimpulkan “Tadabbur al-Qur’an” berarti merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an sehingga dari kisah/kejadian/hukum di sana, kita bisa mengambil hikmah dan memikirkan akibat  dari kisah/kejadian/hokum tersebut.
Pada sesi Tadabbur al-Qur’an yang pertama ini, saya mengambil surah As-shaffat ayat 99-111 di mana topik di situ adalah kisah tentang penyembelihan Nabi Ismail. Kalau ayatnya sudah dibaca, langsung kita masuk pada tadabbur-nya.
Dari ayat tersebut, ada dua hal  yang bisa kita dipelajari:
1)      Tentang iman
Berbicara tentang iman, di sana terlihat jelas betapa kuatnya iman Nabi Ibrahim, sehingga beliau bisa taat saat diperintahkan mengorbankan sesuatu  yang amat sangat dicintainya: seorang anak. Apalagi “si anak” bukan anak yang biasa. Beliau anak yang shalih dan sangat berbakti. Tentunya berat bagi Nabi Ibrahim. Tapi karena iman dan cinta yang lebih besar kepada Allah, Nabi Ibrahim akhirnya melaksanakan juga, walau akhirnya Allah menakdirkan keselamatan Nabi ismail.
kekuatan iman Nabi Ismail seperti ayahnya. Walau dirinya harus dibunuh, rela dan amat siap, karena itu adalah perintah Allah.
Sebetulnya Allah itu “hanya” ingin menguji keimanan Nabi Ibrahim lewat peintah ini, apa taat atau tidak. Jadi sebetulnya, yang perlu di-highlight adalah kepatuhan seorang hamba, entah bagaimana hasilnya. Yang jelas Allah tidak mungkin dzalim. Hukum-hukum-Nya sudah diatur sedemikian rupa. Pada akhirnya, Allah mengabadikan peristiwa ini sebagai momen besar setiap tahun bagi seluruh umat Islam di dunia, yaitu Idul Adha.
2)      Tentang hubungan orang tua dan anak
Dialog antara Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail pada ayat-ayat di atas cukup menarik. Biasanya dalam bahasa Arab, jika ingin memanggil anak, maka memakai “yaa ibni”, sementara memanggil ayah, memakai “ya abi”.  Tapi itu versi biasa. Nah Nabi Ibrahim memanggil Ismail dengan “yaa bunayya” sementara Nabi Ismail memanggil ayahnya dengan “yaa abati”. Bagi temen-temen yang pernah belajar bahasa Arab akan tahu perbedaan kata tersebut berarti panggilan yang lebih lembut dan penuh kasih saying.
Lalu ada kata-kata “fanzhur madza tara” (maka pikirkanlah apa pendapatmu?). Hmm, sudah jelas-jelas  itu perintah Allah, tapi Nabi Ibrahim masih memikirkan pendapatnya Nabi Ismail, padahal Nabi Ismail masih cukup belia. Dari sini kita belajar, meski kita sudah menjadi orang tua, tidak boleh egois. Kita tetap harus mempertimbangkan pendapat anak.
-i usia yang cukup belia (di situ menggunakan kata “ghulam” yang dalam Bahasa Arab menunjukkan usia antara 2-7 tahun), Nabi Ismail sudah bisa menjadi anak yang bisa diandalkan (membantu dan bermanfaat untuk orang tuanya). Bahkan beliau dengan rasa percaya diri mau patuh ketika diberitahu akan dibunuh. Tentu saja kecerdasan anak yang seperti ini tidak terlepas dari didikan yang baik dari orang tuanya.
Wallahu a’lam (qonitamasih faqir ilmu, ini hanya tadabbur pribadi, bukan tafsir. semoga tidak ada kesesatan ilmu atau kesalahan informasi)
__________
Referensi:
https://rumaysho.com/11623-pelajaran-dari-kisah-nabi-ibrahim-menyembelih-ismail.html
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/alqalb/article/view/875/0
**seharusnya referensi untuk ilmu agama seperti ini, menurut qonita harus dari kitab-kitab ulama terdahulu yang sudah pasti kevalidan ilmu dan ijtihadnya. Tapi karena qonita sedang merantau dan tidak ada kitab-kitab itu di kosan (sementara qonita harus menulis setiap hari padahal ada aktivitas lain juga), terpaksalah ambil dari internet, tapi saya usahakan tetap berusaha mencari link/tulisan yang sumbernya merujuk pada kitab-kitab masyhur. Pokoknya yang terpercaya.
3 notes · View notes
remahansandwich · 1 year
Text
Jiwa yang Hidup
Allah SWT menyebutkan bahwa sesungguhnya manusia adalah "mayyit" (makhluk yang mati), tapi kemudian Allah hidupkan baik secara fisik maupun jiwa. "Mati" bisa diartikan dengan matinya fisik  dan matinya ruh/jiwa. Sayangnya kita selalu mengingat "kematian" secara fisik saja, padahal sesungguhnya, kita ada jiwa dan hati yang bisa "mati".
Kapan jiwa manusia dikatakan "mati"? Yaitu ketika manusia jauh dari Al-Qur'an, ketika manusia tak lagi bisa membedakan mana hal-hal baik dan buruk menurut standar Allah. Mungkin mereka mengatakan ini baik, itu buruk... Padahal mereka salah. Begitulah jiwa yang mati dan jauh dari Al-Qur'an. Kalau kata Allah, manusia yang seperti itu seperti hewan ternak, bahkan bisa lebih rendah lagi! Baik-buruk dan benar-salah haruslah didasarkan pada ketentuan Allah, karena Allah yang membuat alam semesta beserta segala aturannya.
Bisa jadi kita memang hidup secara fisik, masih bernafas dan bergerak. Tapi apakah jiwa kita juga hidup? Maka coba kita cek bagaimana kualitas hidup kita. Apakah terisi dengan kebaikan? Atau sebaliknya? Karena bagi Allah, hidup yang sesungguhnya adalah kehidupan yang disibukkan dengan kebaikan, kebermanfaat dan ketaqwaan. Semua itu bisa didapatkan dari dan bersama Al-Qur'an. Al-Qur'an yang nantinya akan menjadi guide dan alarm untuk menuntun jiwa manusia memilih mana yang baik-buruk atau benar-salah.
 (Dirangkum dari penjelasan ust Abdul Aziz seri 5 - video GQS)
0 notes