Tumgik
#keanehan di arab
borobudurnews · 1 year
Text
Kembali Muncul "Keanehan" di Arab, Gurun Pasir Kini Jadi Sungai
BNews–NASIONAL-– Keanehan baru muncul lagi di Arab Saudi. Setelah gunung tandus di Makkah menghijau kini gurun pasir di negara itu berubah menjadi sungai. Foto-foto dibagikan media AFP, Selasa (17/1/2023). Ini terjadi di wilayah Wadi Al-Rummah. “Wadi Al-Rummah kini meluap dengan air,” tulis media Prancis itu. “Membentang sepanjang hampir 600 kilometer (km) … banjir setelah dua minggu diguyur…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
isyqiy · 2 years
Text
Heri Si Pemurung
Baru 3 atau 2 tahun terakhir Heri betul-betul mengenali keluarganya. Usianya kini 25 lebih sedikit. Entah sesedikit 3 hari, 3 bulan, atau 3 tahun (aku tidak tahu berapa umur sebenarnya, juga tidak ingin buang waktu untuk mencari tahu). Sebelumnya, Heri terlalu serius berakting sebagai orang sibuk, sehingga dia punya alasan untuk tidak dekat dengan keluarganya sendiri. Baru ketika ia tahu bahwa akting adalah hal yang melelahkan, ia pulang ke rumahnya dan mulai mengenali dengan betul keluarganya. Lagipula, uangnya terus habis untuk makan, dan dia pengangguran, dan dia terlalu tua untuk terus minta uang ke orang tuanya.
Di rumah, Heri sering senyum-senyum sendiri karena ia temukan beberapa buku yang dibelinya sejak SD. Ia senyum girang melihat buku-buku sains untuk anak SMP (karena ia tahu bahwa itu menunjukkan bahwa dia sempat menjadi anak yang pintar, paling tidak pintar memilih buku). Ia tersenyum getir dan malu ketika ia melihat koleksi buku Harun Yahya yang ketika SD ia begitu semangat untuk membacanya.
Sebagai manusia biasa, tentu saja ia punya silsilah keluarga. Kata ibu dan bapaknya, kakek buyut Heri adalah seorang penulis. Entah menulis lepas atau menulis karya ilmiah. Ia sempat melihat tulisannya langsung beberapa bulan yang lalu. Itu adalah setumpuk kertas yang terjilid-jilid, berbahasa Arab. Isinya? Entah apa, Heri tidak ingin tahu sejauh itu. Ia sebetulnya hanya ingin membuktikan omongan ibu dan bapaknya tentang kakek buyutnya yang menulis. Luar biasa, pikirnya. Tidak lama kemudian, ia mengumpat, sial, mengapa ia tidak kunjung bisa menulis. Ia melihat saudara-saudaranya yang lain yang terus membaca-baca, membolak-balik kertas yang sudah berwarna coklat itu. “Tinta ini luar biasa! Zaman dahulu, tinta yang digunakan untuk menulis hanya dari Turki, makanya bisa tahan lama hingga sekarang,” kata seorang saudaranya yang jauh. Ia bahkan tidak tahu dia anak siapa, berapa saudaranya, apa hubungannya dengan keluarganya, apa dengan ibu atau dengan bapaknya. Sial, pikirnya lagi.
Sejak TK, ia beruntung punya orang tua yang tidak menutup pikirannya, juga memperlihatkan kebiasaan membaca dan berdiskusi kepada Heri. Sejak SD kelas 1, ia sudah bisa membaca, dan dengan itu ia mulai membaca buku-buku Harun Yahya. Tentu saja Heri juga menonton koleksi video Harun Yahya. Untung saja ia tidak begitu terdoktrin dengan pseudoscience (ia baru tahu bahwa Harun Yahya adalah seorang pseudoscientist ketika ia sudah dewasa) milik Harun Yahya. Ia hanya takjub dengan tata surya, dengan biologi, dengan kimia, dengan fisika, dan dengan banyak hal lain. Ia tidak bisa diam, membaca apa, menulis PR, menggambar sekenanya, bercerita kepada ibu atau bapaknya, atau sekadar berpikir sendiri. Beberapa tahun kemudian, orang tuanya mulai mau membelikannya buku atau komik. Ia masih ingat jika dia terobsesi dengan Sherlock Holmes. Ia sering berlagak seperti detektif di antara teman-teman sekolahnya, meskipun teman-temannya memandang Heri hanya seorang bocah goblok saja.
Tentu saja Heri punya selera musik. Dulu, ia suka sekali dengan Once lewat Dealova-nya. Sheila on 7 lewat Itu Aku-nya, dan suka dengan Peterpan lewat Ada Apa Denganmu-nya. Ia bahkan menulis sebuah lagu, meskipun ia tidak bisa memainkan alat musik apapun. Ia pernah belajar main piano, namun ia hanya bisa memainkan satu lagu sebelum piano itu dijual. Ia pernah minta untuk dibelikan gitar, tapi bapaknya menolak karena mungkin itu permintaan yang terlalu mahal (dan mungkin bapaknya tahu jika Heri tidak begitu berbakat dalam musik). Ia menulis lirik lagu berbahasa Inggris (entah kenapa) dengan bantuan kamus. Heri mengingat-ingat lagu itu, Behaviour. Anak SD macam apa yang menulis tentang behaviour? Begitu tanyaku kepadanya. Anak SD macam aku, begitu jawabnya. Heri memang aneh, mungkin ia terlalu aneh, atau dunia belum lagi siap untuk berdamai dengan keanehan-keanehan.
Heri mengingat-ingat, itu adalah tulisannya yang terakhir. (Ingin dibilang ‘tulisan’ juga seharusnya tidak bisa, tapi tidak apa, kasihan Heri). Ia tidak mampu lagi menulis. Hidupnya sejak SMP dipenuhi dengan PR dari sekolah, atau berkumpul dengan teman-temannya. Kehidupan SMA masih dipenuhi dengan PR, dipenuhi juga dengan ajakan nongkrong, dipenuhi pula dengan perempuan yang terus meminta kabar. Jika Heri mampu berlagak seperti Sherlock Holmes di usianya yang belum genap sepuluh, maka di usia dewasa ia bahkan ingin melupakan Sherlock Holmes karena itu membuatnya gelisah. Gelisah karena Sherlock Holmes begitu pintar, sedangkan ia begitu bodoh.
Heri kerap menyalahkan sistem pendidikan ketika berbincang dengan kawan-kawannya. Mungkin untuk menutupi kreativitasnya yang nol, mungkin untuk terlihat pintar, atau mungkin hanya untuk mengisi kekosongan saja. Menurutnya, pendidikan di Indonesia tidak membiarkan kreativitas, tidak pula mendorongnya. Pendidikan di Indonesia menuntutnya untuk sempurna. Tidak boleh bodoh, tidak boleh salah, hal lain tidak usah dipusingkan. Pernah ia menjadi sok jagoan dengan menjawab soal-soal ujian secara jujur, dan ia hanya mendapatkan nilai 40. Ia dihina oleh gurunya. Ia tahu teman-temannya mendapatkan nilai 80 yang setengahnya adalah dari jawaban Heri. Asu. Itu mungkin adalah umpatan pertamanya. Lalu ia tidak bisa berhenti mengumpati orang lain.
Nama lengkapnya adalah Heri Suhendri. Suhendri adalah nama kakek buyutnya yang penulis itu. Mungkin ibu atau bapaknya (atau siapapun yang memberi nama itu) berharap si-diberi-nama akan menjadi secemerlang Mbah Suhendri. Nyatanya, tidak (aku bahkan tidak memikirkan bahwa ia hanya belum mencapainya). Heri merana karena tidak bisa menjadi secemerlang kakek buyutnya, juga merana karena ia merasa bahwa nama itu membebaninya. Asu.
Di sebuah kelas sejarah, Heri dan teman-teman sekelasnya diberi tugas untuk menulis silsilah keluarga, mulai dari ibu dan bapak, sampai enam kakek-nenek buyut mereka. Seminggu kemudian, si guru mendatangi murid dan membaca silsilah keluarga masing-masing. Di giliran Heri, si guru berkomentar, “Aih, Nak, leluhurmu adalah orang-orang yang luar biasa. Itu pasti. Dan yang pasti lagi adalah mereka malu punya keturunan sepertimu.” Heri tidak mengamini atau menyangkal. Namun hatinya tetap dongkol, mungkin sampai sekarang.
Sebagai orang yang baik, waktu menganggurku banyak untuk melihat kabar dari kawan-kawanku. Entah dari aplikasi pesan atau dari instagram. Sudah lama Heri tidak muncul di keduanya. Kulihat foto profilnya masih saja seperti dulu, brewok dengan rambut yang tidak karuan. Pesan yang terakhir kali kukirim tidak kunjung terkirim. Pesan yang terakhir ia kirimkan adalah cerita tentang dirinya yang sedang keluar dari rumah (lagi) untuk mencoba suatu hal. Kini, mungkin Heri sedang tidak ingin diganggu, mungkin ia sedang sibuk menulis agar ia bangga menggunakan nama belakang Suhendri, atau ia hanya berganti nomor saja. Mungkin juga ia sudah punya hidup yang lain, di dunia ini, entah di belahan yang mana. Kuharap, ia belum mati.
0 notes
hazumio · 4 years
Text
Two Faces.
A few days ago, I was following someone on instagram, and she has shared story about living as an Entertainment Person.
Kasus yang diambil saat itu adalah Harris J yang dulu terkenal sebagai penyanyi Islami dengan tentu saja lagu-lagu Islami namun sekarang dia sudah melepas image itu, Harris J sangat tertekan dengan image demikian. Kenapa? karena dia ngerasa enggak nyaman dengan image itu, dikehidupan aslinya dia bukan orang yang seperti dalam imagenya itu, bahkan dia sempat gak sholat dan bertengkar sebelum datang ke Indonesia namun diagung-agungkan sebagai seorang yang ‘Islami’ lah bahasanya.
Dia ngerasa sebagai orang yang munafik, dia stress berat dan sempat lost in ‘touch’ with Allah gitu, namun akhirnya back again to Allah tentu saja dengan dukungan keluarganya jadi yah ayahnya Harris J itu suka bantuin orang-oranglah bahasanya dan peduli banget sama kehidupan dan nasib orang lain.
Hal ini sangat berbeda dengan Zayn Malik yang memang gak punya background agama sebagaimana Harris J ditambah keluarga yang gak support sebagaimana Harris J, akhirnya Zayn Malik tidak lagi mengindentifikasi dirinya sebagai Muslim. Sebenarnya kasusnya Harris J & Zayn Malik ini rada mirip cuma berbeda, kalau Harris J saat dia lost dengan Islam dia punya keluarga yang ngebimbing dan juga support, lah Zayn Malik? liat sendiri ajalah.
Nah didunia Entertainment Image itu penting untuk ngejaga ‘popularitas’ tentu saja semakin popular ya semakin banyak duit, cuma selera pasar kebanyakan orang Indo lebih suka yang gak masuk akal daripada yang masuk akal, di dunia entertainment image itu penting, di Indo keknya orang pada bodo amat dengan image yang berubah-rubah, tapi diluar orang-orang pada ngejaga ini, sehingga kalau labelnya membentuk imagenya seperti A maka dia harus selalu tampil dengan kepribadian A 1-2 bulan sih okey tapi kalau harus bertahun-tahun dengan image yang tidak sesuai dirinya gak heranlah depressi menghampiri.
Harris J aja bilang dia cuma sanggup dengan Imagenya itu sekitar 3 bulanan kalau saya gak salah denger, setelah itu dia udah bener-bener tertekan, pas denger ini saya jadi belajar pantesan ya pada akhirnya banyak orang-orang dalam dunia entertainment bunuh diri tidak di barat di timur, Indonesia gak deh, orang-orang entertainmentnya pada kuat dengan cacian makian bullyan :-D kalian strong banget emang. HAHA.
Ibarat kita nih jadi diri sendiri aja masih tertekan apalagi jadi orang lain, ini pernah saya rasain saat dapet predikat sebagai pengemban dakwah tapi ibadah mahdah saya bener-bener jauh dari predikat, masa pengemban dakwah tapi ibadahnya sholat 5 waktu dan baca Qur’an doang? harusnya hafal qur’an, jago bahasa arab, rajin sholat tahajud, kalau ngomong lembut macem putri solo, senyum, sapa, salam sama orang dll. 
Pokoknya hal-hal yang berhubungan dengan ‘akhlak’ dimata masyarakat kalau berbuat gak sesuai definisi akhlak orang yang ngaji ala masyarakat langsung deh dinyinyirin ‘ih belajar Islam kok gitu, katanya pengemban dakwah kok gitu blablabla, asli gue nih cuma anak Hijrah yang berusaha untuk mengamalkan seruan dakwah, tiba-tiba dapet tuntutan kiri kanan atas belakang depan belakang, gimana gue gak mo setres coba’.
Namun, karena tujuan berubahnya Allah jadi selow aja ngejalanin prosesnya, omongan orang? bidi imit haha. selama gak ngelanggar syariat saya gas pokoknya. 
Nah, apakah saya bisa merubah diri saya jadi ‘pengemban dakwah seutuhnya yang punya sifat blablabla’ yang sebenarnya gak sesuai sama saya? nah itu dia saya masih berusaha sampe sekarang, walau kadang masih suka nyeletukin orang dengan sebutan dungu bahlul, setidaknya bahasa-bahasa semisal an**ng udah gak pernah saya ucapin. 
Kenapa? kok bisa? karena memang saya ngerasa cuma bisa kita lakuin kalau tujuan kita ridho Allah, jadi baik, senyum, sapa, berusaha ngomong lembut sama orang bukan karena biar dinilai baik tapi karena Allah yang nyuruh, terus ada syariat Islam yang jadi standart baik buruk.
Akhirnya kadang mikir kalau lagi kumat kegilaannya, perilaku gini sebenarnya gak bertentangan sama syariat sih, tapi yah gak beradab aja, atau kalau mau buat suatu keanehan, mikir lagi yah ntar Islam yang jadi jelek, udah deh nahan diri aja ( ini kalo lagi sadar). Kelakuan saya yang kata banyak orang sebagai as**ole hanya kumat Kalau-kalau lagi gak bisa ngontrol, darisitulah saya sadar saya cuma manusia biasa yang butuh banyak diingetin & dinasehatin, alhamdulillahnya Allah kasih saya sahabat yang bener-bener supportif supaya saya jadi ‘orang baik’ walau keknya gak bakal sebaik sahabat rasulullah.
Gapapa deh yang penting gak beda-beda jauh, HAHA.
Berbicara punya image, manusiawi sih menurut saya, cuma tujuan lu apa dulu? untuk siapa? dan kenapa? Asli kalau tujuan lu hanya untuk popularitas & uang, lama-lama pasti lu muak.
Kenapa? karena udah ada fakta didepan mata kita, bagaimana orang-orang entertainment hidup, hidup dengan Image hanya untuk popularitas & uang, akhirnya kalo gak stress, mati, atau dia berusaha jadi dirinya sendiri dengan kehilangan fans dan job, ujung-ujungnya mau gak mau kudu damai sama keadaan. Lah kalau tujuannya popularitas kan akan sangat menakutkan kalau sampai kehilangan fans artinya dia bakal gak populer lagi, apalagi kalau tujuannya duit, ya akan sangat menakutkan kalau kehilangan job. Gak heran banyak artis-artis udah dipuncak karir tapi malah hampah hidupnya dan tambah bingung dengan makna kebahagian.
Jatohnya jadi Muka dua? lah kalau jelek ya berubah ngapain harus terus nerima diri sendiri jadi orang jelek terus-terusan nerima diri sebagai orang jelek akhlak gak bakal ngebawa kita kemana-kemana, orang manusia jaman now hidungnya jelek aja dioperasi plastik, masa kelakukan jelek gak mau dirubah? 
Kita nih manusia ada sifat kita yang emang jelek, karena pola asuh dan lingkungan, tapi kalau semua kelakuan kita, kita taruh pada wadah yang bener, dengan aturan yang bener, amanlah hidup kita, inilah pentingnya hidup punya Tujuan. Karena tujuan yang akan jadi bahan bakar semua proggres kehidupan kita. Kepentok masalah bisa kita atasi karena punya tujuan.
Tujuan aja gak cukup, tapi kudu bener.
Terjemahan Quran Surat Az-Zariyat Ayat 56: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
142 notes · View notes
kawananmalam · 3 years
Text
1# JANU
Perkenalkan Namaku Janu, aku lahir pada pertengahan januari tahun 1996, saat purnama begitu benderang, cahaya-cahaya menggelantung di sela-sela pohon beringin, kapuk, belimbing dan mangga; di depan halaman rumahku. Aku tumbuh sebagaimana anak normal, tanganku, kakiku, jemariku, mataku, telingaku, mukaku semua lengkap tak ada cacat sedikitpun. Aku lahir dengan nama Janu yang dalam bahasa sangsekerta berarti jiwa. Kakekku yang memberi nama itu. Seharian, saat pertama melihat air ketuban pecah keluar dari rahim ibuku, kakek mengamar diri, nyepi bersama gelap sunyi dan harum kemenyan Arab. Keluar-keluar kakek memberikan secarik kertas, lalu diserahkannya ke Bapak, tertulis ‘JANU’ dengan aksara jawa kuno. Oh iya aku lelaki, aku punya penis.
Aku hanya remaja biasa, Namaku tidak populer di sekolah, pendiam dan udik. Tetapi semuanya berubah sehari setelah ulang tahunku yang ke-17. Aku mendadak tidak normal, punya kekuatan super, bisa jadi keanehan atau malapetaka. Mereka bilang saat aku tertidur aku menjadi orang lain. Sungguh aku tidak mengerti. Seperti yang diceritakan beberapa temanku, sebut saja Luni, Mei, Amar dan yang paling aku tidak mengerti adalah yang diceritakan oleh Bulba. Katanya orang terkahir yang aku lihat sebelum aku tertidur, dia akan terseret dalam duniaku sebagai aku versi orang lain, dunia halusinasi, berbahaya, kejam.
5 notes · View notes
ayojalanterus · 3 years
Text
Sniper dan Kekalahan Ahok di Pilkada DKI di Kasus KM 50
Tumblr media
 KONTENISLAM.COM - Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) 6 anggota Laskar FPI di tol Cikampek, Km 50 tengah menyusun buku putih yang berisi berbagai bukti terjadinya pelanggaran HAM berat dalam kasus tersebut. Salah satu yang akan dipaparkan adalah bukti pemenuhan tiga unsur (terstruktur, sistematis, dan massif) pelanggaran HAM berat seperti diminta Menko Polhukam Prof Mahfud Md. "Saya bisa paham bila Komnas HAM menyatakan hanya pelanggaran HAM biasa karena rujukannya tanggal 7 Desember 2020. Tapi kami tidak melihat peristiwa itu ujug-ujug tanggal 7," kata Ketua TP3 Abdullah Hehamahua dalam video Blak-blakan yang tayang di detikcom, Jumat (11/3/2021).   Tim, dia melanjutkan, menarik peristiwa itu jauh ke belakang dan ke depan. Alasannya, target utama dari terjadinya perisitwa itu adalah pentolan Front Pembelas Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS). Juga ormas-ormas Islam seperti Hizbut Tahrir Indonesia dan FPI. "Kami tarik ke peristiwa Pilkada DKI 2017 sebagai sumber pertama," kata Abdullah. Kala itu Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) sebagai calon gubernur petahana yang didukung Presiden (Jokowi), kabinet, parpol-parpol, dan beberapa pengusaha besar ternyata kalah. Penyebabnya antara lain gerakan 212 di bawah komando HRS. Akibatnya HRS dipersekusi dan dikriminalisasi hingga akhirnya menetap di Arab Saudi selama tiga tahun. Saat HRS ditemui di Saudi, Abdullah Hehamahua melanjutkan, dirinya diperlihatkan surat dari imigrasi Saudi. Isinya pernyataan adanya permintaan dari Indonesia agar menghalangi HRS kembali ke tanah air. Anehnya, ketika kembali ke tanah air dan melakukan sejumlah aktivitas terbuka seperti sengaja tak ada antisipasi memadai dari aparat keamanan. Hingga kemudian HRS dinyatakan melanggar protokol kesehatan. Hal itu berlanjut hingga penguntitan HRS dan rombongan dari Sentul menuju arah Karawang. Dalam perjalanan terjadi saling salip sampai enam anggota Laskar FPI tewas. Di situlah, menurut Abdullah Hehamahua, terpenuhi unsur terstruktur dan sistematis. Untuk unsur massif juga terpenuhi karena jumlah korban tewas lebih dari satu orang. "Lalu diikuti oleh pembubaran FPI dan penurunan baliho-baliho dan papan nama FPI yang melibatkan tentara," kata Master Pendidikan dari Institut Teknologi Megatec, Kuala Lumpur itu. Hal lain yang luput dari perhatian Komnas HAM, kata Abdullah Hehamahua, adalah kehadiran seseorang berpakaian hitam dengan senjata laras panjang pada 6 Desember sore hari. Hal ini didapat berdasarkan keterangan sejumlah saksi mata di sekitar lokasi. Dia merujuk pengalamannya saat menjadi penasihat KPK, 2005-2013. Pada 2009, Ketua KPK Antasari Azhar menjadi tersangka kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjara Nasrudin Zulkarnain. Ternyata di persidangan terungkap tersangka eksekutor yang disewa gagal menunaikan tugas karena pistol macet. Tapi Nasrudin tetap tewas dengan peluru di bagian kepala. "Jadi peluru yang mengenai korban adalah dari sniper, jarak jauh. Kalau bukan ahlinya tak mungkin tertembak karena mobil sedang bergerak. Jadi, kenapa Komnas HAM tidak mengambil pelajaran dari kasus tersebut, bahwa peluru itu bisa punya polisi, FPI, tapi juga bisa punya kelompok lain,?" papar Abdullah Hehamahua. Abdullah juga menilai ada kejanggalan dari polisi di lapangan yang tidak memborgol empat anggota laskar. Akibatnya mereka disebut merampas senjata dan polisi lalu menghabisinya sebagai pembelaan diri.   Keanehan lain, polisi melakukan pembongkaran dan pembersihan lokasi kejadian. Padahal di situ ada banyak barang bukti yang semestinya dijaga hingga kasus benar-benar berkekuatan hukum tetap. "Kenapa dibongkar habis? Itu barang bukti yang menurut KUHAP harus dijaga. Terus orang-orang di sekitar lokasi diambil hp-nya lalu dihapus rekaman (foto/video) di dalamnya," kata Abdullah Hehamahua. Abdullah Hehamahua optimistis buku putih yang disebutnya tengah disusun oleh berpengalaman menulis biogafi para tokoh itu akan selesai sebelum akhir Maret ini. "Äkan kami serahkan ke para pihak terkait di pemerintah," katanya. sumber: detik
source https://www.kontenislam.com/2021/03/sniper-dan-kekalahan-ahok-di-pilkada.html source https://www.ayojalanterus.com/2021/03/sniper-dan-kekalahan-ahok-di-pilkada.html
0 notes
harakatuna-blog · 5 years
Text
Menakar Gerakan Makar “12:00”
Di sebuah podium, seorang lelaki tiba-tiba tergeletak, tertembak. Dan sesaat, sebuah bom meletup menghancukan podium dan membunuh orang-orang yang ada di sekitarnya. Terjadi kekacauan, massa panik dan tak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sampai seorang pengawal presiden menyadari bahwa ada sesuatu yang tak beres. Sesaat sebelum ledakan, melalui rekaman yang berasal dari video VCR, seorang lelaki kulit hitam melihat fakta beberapa kejanggalan sebelum “bencana” itu terjadi.  Vantage Point, sebuah film besutan Pete Travis, berkisah tentang jalinan konspirasi pembunuhan presiden Amerika Serikat yang berlatar Salamanca, Spanyol. Secara teknis, film ini menggunakan teknik flashback di mana setiap adegan tak tersaji secara berurutan. Film ini terdiri dari tiga narasi yang masing-masing mengandung sudut pandang yang berbeda. Narasi pertama adalah narasi dari sudut pandang seorang jurnalis. Narasi kedua dari sudut pandang seorang paspampres, Agen Barnes. Narasi ketiga berdasarkan sudut padang seorang polisi Italia. Dan yang keempat adalah sudut padang sang master mind aksi tersebut. Empat narasi itu memperlihatkan peristiwa yang sama: peristiwa penculikan Presiden Amerika Serikat, Ada yang menarik dari beberapa adegan dalam film ini, lima adegan berbeda (ruang) tapi dalam satu waktu. Pada menit 01.30, 22.33, 30.39, 42.54, 51.55, tiba-tiba pada layar terhidang sebuah angka waktu: “12.00.” Adegan yang terjadi di masing-masing menit itu adalah momen mejelang penembakan dan letupan bom: suasana dalam sebuah studio TV yang mempersiapkan liputan di lapangan, sepasang kekasih yang berselisih, seorang pelancong yang merekam gadis-gadis kecil yang tengah bertabur senyum, presiden yang mendapatkan informasi dari stafnya soal akan adanya aksi teror, dan seorang gadis yang berbalas senyum dengan seorang teroris di sebuah restoran. Sangat keseharian, sangat manusiawi—seperti tak nyana apabila beberapa menit kemudian sebuah senapan meletup dan bom meledak. Barangkali, secara semiotis, lima adegan dalam satu waktu inilah yang menjadi core dari film produksi 1998 itu. Sang presiden dan jajarannya sudah tahu bahwa akan terjadi sebuah aksi terorisme. Tapi the show must go on, sang presiden kudu tampil di depan publik, dengan seorang duplikat, seperti di masa Reagan dahulu. Menurut informasi intelijen, kelompok teroris itu punya afiliasi dengan kelompok Mujahidin di Maroko. Jadi, mereka bukanlah bagian dari gerakan separatis Spanyol: ETA. Bagaimana sebuah jaringan, strategi, dan aksi terorisme terjalin secara rapi adalah bagian yang menarik dalam film ini. Saking rapinya, terkadang imajinasi kami menghubungkannya pula dengan sebentuk aksi makar yang perlu membentuk habitat terlebih dahulu sebelum eksekusi dijalankan—meski kami tahu bahwa film itu hanya menyajikan sebentuk aksi terorisme minus makar, tapi film itu bagi kami adalah sebuah open text yang memberi ruang untuk berbagai penafsiran, termasuk bagaimana sebuah makar ditatakan dan teror dilakukan. Tentu, tak sekejap mata peristiwa itu diciptakan, seperti riot yang biasanya menuntut spontanitas. Paling tidak, ada ideologisasi yang terbangun secara diam dan massif. Bagaimana seorang aparat negara, jurnalis, atau tenaga-tenaga medis, sampai ikut terlibat dalam aksi terorisme adalah membuktikan tesis itu. Ada habitat yang terbentuk terlebih dahulu, ada kubangan air, tempat di mana ikan-ikan dapat berenang dan menyelam.  Narasi Vantage Point
Tumblr media
Vantange Point dilatarbelakangi peristiwa bersejarah pertemuan antara 150 negara dunia Arab dan Barat yang diadakan di Plaza Mayor, Salamanca, Spanyol. Pertemuan tersebut adalah pertemuan diplomatik untuk menandatangani strategi penanggulangan terorisme. Sejak peristiwa 11 September, lebih dari 4500 orang terbunuh selama munculnya terorisme global. Kekacauan diawali dengan ditembaknya Presiden Amerika Serikat, Harry Asthon oleh seorang sniper misterius saat hendak berpidato di atas podium. Kekacauan tersebut diikuti dua ledakan. Ledakan pertama terjadi di hotel tempat delegasi Amerika menginap dan ledakan kedua terjadi di podium itu sendiri. Tak ada seorang pun mengetahui, sampai seorang pasukan pengawal presiden, Thomas Barnes, mulai melihat berbagai kejanggalan dalam peristiwa tersebut. Melalui hasil rekaman stasiun TV ia menemukan fakta bahwa rekan satuan pengamanannya, Kent Taylor, melakukan “penghianatan”. Ternyata diketahui bahwa Taylor telah menjadi bagian dari kelompok teroris yang memiliki afiliasi dengan Mujahidin di Maroko. Kelompok teroris tersebut mengetahui bahwa presiden Asthon yang asli berada di hotel, sementara yang di podium adalah duplikatnya. Mereka mengatur strategi sedemikian rupa untuk mengacaukan keadaan, sehingga rencana penculikan presiden Amerika Serikat tersebut dapat terlaksana. Menyadari bahwa rekannya telah berkhianat, terjadi aksi kejar-kejaran antara Barnes dan Taylor, hingga pada akhirnya Barnes menemukan fakta bahwa Presiden Asthon yang asli diculik dan masih hidup. Di akhir film, Barnes behasil menyelamatkan sang presiden.  Menguak Jaringan, Strategi, dan Aksi Makar “12.00”  Jika kita melongok kisah dari film Vantage Point, kita dapat melihat secara gamblang representasi teror sekelompok teroris yang melibatkan pihak aparat. Pertama, mereka mamanfaatkan lingkaran dalam sistem kepresidenan, yaitu Taylor sebagai salah satu pasukan pengaman inti Presiden. Taylor tentu tahu banyak bagaimana mekanisme pengamanan Presiden Asthon. Kedua, Kelompok teroris memanfaatkan bekas tentara terlatih bernama Javier melakukan penculikan presiden yang asli yang berada di Hotel. Ketiga, mereka juga memanfaatkan lingkaran dalam keamanan kepolisian, agar dapat memasukkan bom yang akan meledak di podium Plaza Mayor. Selain Aparat, jaringan teroris dalam film Vantage Point memanfaatkan pula orang-orang sipil. Terdapat dua orang sipil yang muncul sebagai bagian dari jaringan mereka. Pertama, resepsionis hotel tempat di mana anggota delegasi Amerika menginap. Kedua, seorang kamerawan stasiun televisi GNN. Mereka semua berafiliasi dengan kelompok teroris yang dipimpin oleh Suarez di mana di lapangan mereka tersambung melalui alat komunikasi. Enrique adalah seorang mayor polisi yang terlibat asmara dengan Veronica, ia tak menyadari bahwa kisah asmara tersebut merupakan cara yang dipakai oleh kelompok teroris untuk meloloskan agenda mereka. Polisi tersebut dimanfaatkan karena aksesnya yang mudah, ia memperoleh keistemewaan untuk tak diperiksa menggunakan mesin detektor karena senjata resmi yang ia pakai. Saat itu, ia tak sadar bahwa tas titipan kekasihnya, Veronica, berisi bom. Proses mempersiapkan aksi terorisme dalam film itu tak terjadi secara sekejap, seperti kisah Bandung Bondowoso yang membangun seribu candi dalam waktu semalam. Peran penting Suarez sebagai sutradara dari penyerangan Plaza Mayor diperlihatkan melalui beberapa adegan yang memperlihatkan dirinya mengontrol sebagian besar aksi dari jarak jauh melalui handphone. Dalam peristiwa penembakan kembaran presiden Asthon terlihat bagaimana Suarez menembakan senjata dengan menggunakan remot kontrol dari jarak jauh. Dengan kata lain, aksi terorisme tersebut tidak dilakukan melalui jarak dekat, tetapi memanfaatkan jaringan alat komunikasi. Peran sentral Suarez yang memanfaatkan alat komunikasi dalam lingkaran aksi tersebut terlihat pada saat seorang resepsionis meledakan tubuhnya di lobi hotel. Sebelum meledakkan diri, ia menerima SMS dari Suarez yang berbunyi “MAKE US PROUD”. Pesan singkat itu berasal dari Suarez. Dalam kasus Javier, Suarez mengontrol tentara tersebut dengan aksi penculikan kepada saudara lelakinya. Ia mengancam tentara tersebut jika ia tak menculik sang Presiden, maka saudara lelakinya akan ia bunuh. Meskipun si tentara telah melaksakan perintah, Suares tetap membunuh saudara Javier karena ia sendiri berniat menghabisi Javier di akhir aksi nanti. Institusi sipil lain yang digunakan adalah Rumah Sakit dengan simbolisasi mobil ambulans yang digunakan para teroris untuk membawa presiden yang asli. Ambulans adalah kendaraan dari institusi kesehatan di mana dalam keadaan darurat, lingkaran medis selalu mendapat akses bebas dan jarang diperiksa secara ketat.  Kekuatan Visual Membongkar Aksi Terorisme Film Vantage Point memperlihatkkan pentingnya peran media visual mengungkap fakta terjadinya proses aksi terorisme. Terdapat dua subjek penting: pertama, melalui representasi stasiun televisi GNN dan keberadaan kamerawan. Kedua, adalah kamera VCR yang dibawa seorang lelaki berkulit hitam bernama Sam. Terbongkarnya pengkhianatan terhadap negara dalam film diawali saat Barnes berada di dalam  stasiun televisi mini GNN. Ia melihat Taylor yang berpakaian polisi sipil berjalan melintasi kamera sambil menjinjing tas hitam.  Barnes menyadari ketakberesan Taylor, sebab beberapa menit sebelumnya, rekannya itu masih menggunakan pakaian tugas kepresidenan. Seketika itu juga Barnes menyadari bahwa rekannya merupakan bagian dari jaringan kelompok teroris. Barnes juga merupakan satu-satunya staf pengawal presiden yang menyadari kejanggalan dalam peristiwa itu. Melalui rekaman video rekaman VCR seorang warganegara Amerika yang bernama Sam, Barnes menemukan  fakta bahwa penembakan berasal dari sebuah jendela di sebuah gedung. Melalui Rekaman itu pula ia melihat seorang perempuan Spanyol membuang tas ke bawah panggung, yang kemudian diketahui sebagai bom. Kemampuan berdasarkan insting Barnes yang telah dilatih secara militeristik melalui program intelijen membuatnya jeli dan cekatan dalam mengolah berbagai data. Ia mencocokkan bermacam gambar image peristiwa hingga membentuk suatu pola. Dengan kata lain, ingatan Barnes yang tajam membuat ia bisa mengingat berbagai keanehan citra visual yang terjadi di sekitarnya. Presiden Asthon Sebagai Representasi Dari Kekuasaan Negara
Tumblr media
Presiden Asthon adalah representasi dari kekuasaan tertinggi negara Amerika Serikat. Penembakan kembaran Presiden serta usaha penculikannya dapat dikategorikan bukan hanya tindakan terorisme semata, melainkan juga sebuah upaya untuk menganggu ketertiban umum dan keamanan negara. Dengan kata- lain, ancaman kepada kepala negara merupakan ancaman bagi negara itu sendiri. Saat Presiden Asthon dalam perjalanan, arak-arakanya dihentikan karena laporan dari NSA dan staf kepresidenan bahwa ancaman teror terhadap sang presiden benar-benar terjadi. Laporan Phill kepada Presiden, bahwa ada kelompok setempat yang memiliki hubungan terselubung dengan laskar Mujahidin di Maroko, yang notabene merupakan organisasi teroris yang berlabel agama. Beberapa minggu sebelumnya angkatan bersenjata Amerika Serikat menyingkap alur penyelundupan Bom ke Maroko yang digagalkan oleh pihak militer Amerika. Peristiwa tersebut diperkirakan dapat memungkinkan mereka membuat aksi balasan. Suatu tindakan dapat disebut makar jika kejahatan ditujukan kepada pimpinan sebuah negara atau lambang-lambang negara lainnya. Dalam sistem pemerintahan presidensiil, presiden memiliki kedudukan tertinggi sebagai kepala negara sekaligus lambang negara. Berdasarkan hal tersebut, maka apa yang dilakukan oleh para teroris dalam film Vantage Point adalah mencoba melemahkan kekuasaan Amerika Serikat dengan jalan melancarkan teror kepanya. Pada peristiwa Plaza Mayor, Presiden Asthon hadir sebagai bagian dari otoritas penandatanganan strategi sistem pertahanan dan perdamaian antara dunia Barat dan Arab. Momen tersebut dimanfaatkan para teroris untuk menggoyang proses perdamaian yang akan berlangsung. Logika Aksi Terorisme Logika aksi terorisme dalam Vantage Point kami sebut sebagai logika makar karena melibatkan berbagai macam institusi: aparat milter, satuan pengamanan presiden sendiri, kepolisian, kantor berita GNN, instansi kesehatan, dst. Oleh karena itu, tepatlah aksi terorisme tersebut kami sebut sebagai makar yang sifatnya terencana rapi, sistematis, dan terstruktur. Paling tidak, jaringan terorisme tersebut memerlukan adanya habitat di mana ideologisasi merupakan syarat mutlaknya. Tumbuh-kembangnya jaringan terorisme tergantung pada dua hal mendasar: ideologi dan habitat. Jaringan (network) berbeda dengan habitat. Jaringan itu ibarat pola interaksi antar ikan dan habitat adalah air yang memungkinkan interaksi itu berlangsung. Selama habitat ada, meski satu jaringan dengan jaringan lainnya tak tersambung secara rapi dan gamblang, bahkan terputus, tumbuh-kembangnya sangatlah gampang—patah tumbuh hilang berganti. Laskar Mujahidin di Maroko merupakan representasi dari ideologi. Taylor dan Enrique (abdi negara), sang resepsionis (hotel), kamerawan (media massa), dan ambulans (tenaga medis), adalah jaringan. Adapun (waktu) “12.00”—kecemburuan Enrique pada Veronica, tatapan mata Veronica dan Suarez, kemarahan ekspresif Javier pada Veronica, balas senyum humanis Suarez pada si gadis kecil pembeli es krim, tawa lepas gadis-gadis kecil yang terekam kamera si pelancong (Sam)—adalah habitatnya. Dengan demikian, keseluruhan peristiwa teror dan chaos yang terjadi tak semata sebuah upaya pembunuhan sang kepala negara, melainkan juga sebuah upaya untuk mengubah struktur negara yang sudah didahului oleh pengubahan habitat yang acap terlupa terlebih dahulu, yang sudah terbangun dalam dan secara diam. Tampaknya, ideologi adalah hal yang sudah selesai bagi Vantage Point, sehingga dalam adegan pungkasan, dengan terbatas, Taylor si agen pengkhianat berkata: “Kalian tidak bisa menghentikan kami. Kalian tidak pernah menghentikannya. Perang ini tidak akan pernah berakhir.” Oleh: Heru Harjo Hutomo/ penulis, peneliti lepas, dan perupa Silvia Ajeng Dewanthi/ peneliti sosial dan sejarah. Read the full article
0 notes
fadhilajeng · 7 years
Text
Halimah binti Sa'diyah
Air ASI merupakan nutrisi terpenting untuk seorang bayi. Nutrisi yang terkandung dalam ASI tak dapat diganti oleh susu formula. Pentingnya ASI sudah disadari oleh masyarakat Arab jaman dahulu. Mereka kerap kali menitipkan bayi mereka kepada ibu susan yang hidup di daerah perdesaan sebab ASI yang dihasilkan oleh perempuan perdesaan lebih baik daripada perempuan perkotaan. Selain itu, tumbuh di desa dinilai baik sebab udara perdesaan di Arab lebih baik dan anak-anak dapat mempelajari bahasa Arab secara lebih fasih.
Tersebutlah, Halimah binti Sa'diyah, orang yang ditetapkan oleh Allah untuk menjadi ibu susuan dari orang termulia sepanjang sejarah, Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa salam. Air susu Halimah binti Sa'diyah menjadi makanan utama bagi seseorang yang kelak akan memberi syafaat. Di rumahnya, Nabi kecil mendapatkan kasih sayang. Dan di Bani Sa'ad itulah Nabi tumbuh.
____________________________________
Suatu ketika, bani Sa'ad mengalami musim kemarau panjang dan paceklik. Persediaan makanan menipis, anak-anak menangis karena kelaparan. Perempuan Bani Sa'ad bertekad memperoleh penghasilan dengan jalan mencari anak susuan di Madinah. Berbondong-bondong keluarga dari Bani Sa'ad pergi ke Madinah dengan menaiki unta. Pasangan suami istri di keluarga Halimah binti Sa'diyah pun tak terkecuali. Dengan menaiki unta dan keledai yang sudah tua, mereka mengikuti rombongan.
Sesampainya di Mekah, semua rombongan berpencar ke rumah-rumah warga. Satu persatu keluarga Bani Sa'ad memperoleh anak susuannya. Hingga tersisa Halimah dan suaminya yang masih bertangan kosong. Bertepatan dengan itu, sebuah keluarga yang hidup di rumah kecil dan sederhana meminta bantuan Halimah untuk menjadi ibu susuan untuk anaknya. Sayangnya, ayah dari sang anak telah tiada sehingga tak banyak uang yang dapat diharapkan dari bayi itu.
"Demi Allah! Aku benar-benar tidak suka sekiranya aku pulang sedangkan aku belum membawa anak susuan. Sungguh aku akan pergi mengambil anak yatim itu." Ujar Halimah binti Sa'diyah.
Qadarallah, Halimah tetap membawa pulang sang bayi dengan penuh pengharapan bahwa Allah akan membawakan berkah bersama bayi itu. Ajaibnya, sesaat setelah Halimah menggendong bayi tersebut, Halimah merasakan ada sesuatu yang sangat luar biasa pada bayi susuannya. Sang bayi langsung meminum susu dari Halimah hingga kenyang. Begitu pula anak-anak Halimah, mereka menyusu hingga kenyak dan tertidur. Padahal sebelumnya, kedua anak Halimah selalu menangis. Keajaiban yang dilimpahkan oleh Allah kepada keluarga Halimah tak sampai situ. Unta dan keledai kurus yang ditunggangi oleh keluarga Halimah tiba-tiba menjadi gemuk sehingga susu dari keduanya dapat diminum oleh Halimah dan suaminya hingga kenyang. Saat pulang, keledai dan unta mereka pun berjalan lebih cepat daripada teman-teman serombongan mereka.
Sesampainya di rumah, pasangan suami istri ini semakin terkejut tatkala mereka melihat kambing-kambing peliharaan mereka telah penuh dengan susu. Hingga 6mereka akhirnya menyadari bahwa semua keberkahan ini datang dari Allah yang dititipkan oleh sang bayi. Bayi inilah yang kelak tumbuh dan berkembang menjadi utusan Allah. Masyaa Allah, keberkahan telah mengelilingi Nabi kita bahkan sejak ia masih kecil.
Saat Nabi kecil mencapai usia dua tahun, tibalah saatnya untuk menyerahkan kembali Nabi kepada ibunya. Berat sekali bagi Halimah untuk menyerahkan sang anak kepada ibunya, Aminah. Hingga terlontarlah bujukan dari Halimah kepada Aminah untuk menitipkan sang anak lebih lama.
"Sekiranya kamu mau menitipkan anak ini lagi pada kami sampai dia bisa bicara, karena aku takut kalau sekiranya dia tertimpa penyakit yang tengah mewabah di Mekah."
Aminah pun mengizinkan keluarga Halimah untuk merawat Nabi kecil. Sebulan berlalu, dan kekasih Allah ini selalu bermain bersama bahma (anak kambing, sapi, kerbau). Suatu ketika, saat bermain, kedua saudara sesusuan Nabi berlari terbirit-birit kepada ayah dan ibu mereka karena melihat keanehan yang terjadi pada Nabi kecil.
"Saudaraku dari Quraisy telah diambil oleh dua orang yang mengenakan pakaian serba putih lalu keduanya membaringkannya, kemudian membelah perutnya lalu mengaduk isi perutnya," adu mereka kepada orang tuanya.
Pasangan suami istri keluarga Halimah pun cemas dan menyangka bahwa kejadian ini dilakukan oleh setan. Keduanya membawa Nabi kecil kembali kepada ibunya di Mekah. Sang ibu sangat terkejut mendengar cerita dari Halimah, terlebih pada pernyataan Halimah bahwa ini semuanya ulah setan. Padahal kejadian ini merupakan saat malaikat mencuci hati Muhammad.
"Sekali-kali tidak! Demi Allah, setan tidak akan mampu melakukan sesuatu padanya. Sesungguhnya anakku ini akan menempati kedudukan yang mulia. Maukah kamu aku beritahu kabar mengenai dirinya?" tanya Aminah kepada Halimah.
Aminah melanjutkan, "Tatkala aku mengandungnya, aku melihat cahaya keluar dari diriku, sehingga aku melihat cahaya itu menyinari istana di negeri Syam. Demi Allah aku belum pernah melihat proses kehamilan yang paling ringan dan paling mudah selain yang menimpaku ini. Dan kejadian nyatanya, tatkala aku melahirkannya sungguh kedua tangannya dia letakkan ke bumi sedangkan kepalanya dia angkat ke langit."
Namun, setelah itu, Halimah tak lagi membawa pulang Muhammad. Dengan air mata yang mengalir di pipinya, ia pulang.
"Dan tidaklah dari pelupuk matanya mengalir air mata. Tetapi ruh yang mengalir lalu menetes."
Setelah perpisahan itu, Halimah tidak mengetahui kabar Muhammad. Saat usia Muhammad mencapai 40 tahun, Halimah baru mengetahui bahwa sang anak sudah diangkat menjadi Rasul Allah.
Semoga Allah meridhoi Halimah binti Sa'diyah dan semoga keberkahan dari Rasulullah bisa mencapai kita di akhirat nanti. Aamiin.
Fadhila Ajeng Damaris || Disadur dengan perubahan dari buku Biografi 35 Shahabiyah Nabu SAW oleh Syaikh Mahmud Al-Mishri. #SeriShahabiyah
1 note · View note
afnanfaizah-blog · 7 years
Text
JADI ORANG ANEH DEMI MERAIH SYURGANYA”
“Dunia memang aneh...!!!” (gumam Pak Ustadz suatu hari.) “Apanya yang aneh ustadz...???” (tanya Arif penasaran.) “Tidakkah antum perhatikan disekeliling antum, bahwa dunia menjadi terbolak-balik, tuntunan jadi tontonan, tontonan jadi tuntunan, sesuatu yang wajar dan seharusnya dipergunjingkan, sementara perilaku menyimpang dan kurang ajar malah menjadi pemandangan biasa...!!!” (kata Pak Ustadz.) “Coba antum rasakan sendiri, nanti Maghrib, antum kemasjid, kenakan pakaian yang paling bagus yang antum miliki, pakai minyak wangi, pakai sorban, lalu antum berjalan kemari, nanti antum ceritakan apa yang antum alami...!!!” (lanjut Pak Ustadz.) Tanpa banyak tanya, Arif melakukan apa yang diperintahkan Pak Ustadz, menjelang maghrib, Arif bersiap dengan mengenakan pakaian dan wewangian dan berjalan menuju masjid yang berjarak sekitar 100m dari rumah. Belum setengah perjalanan, Arif berpapasan dengan seorang ibu muda yang sedang jalan² sore sambil menyuapi anaknya...!!! “Aduh, tumben nih rapih banget, kayak pak ustadz, mau kemana sih...???” (tanya ibu muda itu.) Sekilas pertanyaan tadi biasa saja, karena memang kami saling kenal, tapi ketika dikaitkan dengan ucapan Pak Ustadz diatas, menjadi sesuatu yang lain rasanya, “Kenapa orang yang hendak pergi ke Masjid dengan pakaian rapih dan memang semestinya seperti itu ditumbenin...???” Kenapa justru orang yang jalan² dan ngasih makan anaknya ditengah jalan, ditengah kumandang adzan maghrib menjadi biasa² saja...??? Kenapa orang ke Masjid dianggap aneh...???” Orang yang pergi ke Masjid akan terasa “aneh” ketika orang² lain justru tengah asyik nonton sinetron. Orang ke Masjid akan terasa “aneh” ketika melalui kerumunan orang² yang sedang ngobrol dipinggir jalan dengan suara lantang seolah meningkahi suara panggilan adzan. Orang ke Masjid terasa “aneh” ketika orang lebih sibuk mencuci motor dan mobilnya yang kotor kehujanan. Ketika hal itu arif ceritakan ke Pak Ustadz, beliau hanya tersenyum, “Kamu akan banyak menjumpai “keanehan²” lain disekitarmu...!!!” (kata Pak Ustadz.) “Keanehan²” disekitar kita...??? Cobalah ketika kita datang ke kantor, kita lakukan shalat sunnah dhuha, pasti akan nampak “aneh” ditengah orang² yang sibuk sarapan, baca koran dan ngobrol. Cobalah kita shalat dhuhur atau Ashar tepat waktu, akan terasa “aneh”, karena masjid masih kosong melompong, akan terasa aneh ditengah² sebuah lingkungan dan teman yang biasa shalat diakhir waktu. Cobalah berdzikir atau tadabur al qur’an ba’da shalat, akan terasa aneh ditengah² orang yang tidur mendengkur setelah atau sebelum shalat. Dan makin terasa aneh ketika lampu mushola/masjid harus dimatikan agar tidurnya tidak silau dan nyaman. Orang yang mau shalat malah serasa menumpang ditempat orang tidur, bukan malah sebaliknya, yang tidur itu justru menumpang ditempat shalat...!!! Aneh bukan...??? Cobalah shalat jum’at lebih awal, akan terasa aneh, karena Masjid masih kosong, dan baru akan terisi penuh manakala khutbah kedua menjelang selesai. Cobalah antum kirim artikel atau tulisan yang berisi nasehat, akan terasa aneh ditengah² kiriman artikel yang berisi humor, plesetan, asal nimbrung, atau sekedar gue, elu, gue, elu dan test..test, test saja. Terasa aneh jika kita ada saudara kita memakai Jilbab lebar dikatakan aliran sesat dan budaya arab kampungan ditengah wanita yg berpakaian mini dan tubuh atas bawah dan tengah yang terlihat jelas tapi dianggap modern dan trendi masa kini. Dan masih banyak keanehan² lainnya, tapi sekali lagi jangan takut menjadi orang “aneh” selama keanehan kita sesuai dengan tuntunan syari’at dan tata nilai serta norma yang benar. Jangan takut “ditumbenin” ketika kita pergi ke Masjid, dengan pakaian rapih, karena itulah yang benar yang sesuai dengan al Qur’an (Al A’raf:31) Jangan takut dikatakan “sok alim” ketika kita lakukan shalat dhuha dikantor, wong itu yang lebih baik kok, dari sekedar ngobrol ngalor-ngidul gak karuan. Jangan takut dikatakan “sok rajin” ketika kita shalat tepat pada waktunya, karena memang shalat adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya terhadap orang² beriman. Maka apa bila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apa bila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). "Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang² yang beriman...!!!" (Annisaa:103). Jangan takut untuk shalat jum’at di shaf terdepan, karena perintahnya pun bersegeralah. Hai orang² beriman, apa bila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli (1475), yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui. (AlJumu’ah:9) Jangan takut kirim artikel berupa nasehat, hadits atau ayat² al qur’an, karena itu adalah sebagian dari tanggung jawab kita untuk saling menasehati, saling menyeru dalam kebenaran, dan seruan kepada kebenaran adalah sebaik² perkataan. *Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata, ”Sesungguhnya Aku termasuk orang² yang menyerah diri...???” (Fusshilat:33) Jangan takut jika artikel kita tidak dibaca, karena memang demikianlah Allah menciptakan ladang amal bagi kita. Kalau sekali kita menyampaikan, sekali kirim artikel lantas semua orang mengikuti apa yang kita serukan, habis donk ladang amal kita. Jangan malu menulis status di FB yang berisi tausiyah, tentang kebenaran, ilmu yang bermanfaat, jika memang hal itu bertujuan untuk kebaikan. Kalau nulis status tentang keluh kesah, marah², humor setiap hari kita bisa kenapa kita mesti risih dan harus berpikir ratusan atau bahkan ribuan kali untuk saling memberi nasehat dan saling mengingatkan demi kebaikan, aneh nggak sih...??? Jangan malu dibilang sok alim ketika engkau memakai pakaian takwa yang menutup aurat, bukankah yang seharusnya malu adalah mereka yang mempertontonkan aurat mereka. Jangan malu dibilang gak laku, karena kau tidak punya pacar, bukankah pacaran itu hukumnya haram. Yang seharusnya malu adalah mereka yang hobi melakukan zina dan perbuatan asusila. Jangan takut dikatain sok pinter, sok menggurui, sok tahu, sok alim, lha wong itu yang disuruh kok, “sampaikan dariku walau satu ayat...!!!” Mutiara akan tetap jadi mutiara terlepas dari siapapun pengirimnya. Pun sampah tidak akan pernah menjadi emas, meskipun berasal dari tempat yang mewah sekalipun. Lakukan “keanehan-keanehan” yang sesuai dengan syari’at. Jangan takut mengatakan perkataan yang benar (Al Qur’an & Hadist), meskipun akan terasa aneh ditengah hingar bingarnya bacaan vulgar dan tak bermoral... Lagi pula kenapa kita harus takut disebut “orang aneh” atau “manusia langka”, jika memang keanehan² menurut pandangan mereka justru yang akan menyelematkan kita. Lebih baik dikira aneh oleh manusia daripada aneh menurut Allah, bener gak...??? Berbanggalah Menjadi GHUROBA (orang asing atau aneh) dimana kebaikan menjadi aneh dan kejahatan atau kemaksiatan menjadi hal biasa... 😊😊
2 notes · View notes
eltrianaideas · 7 years
Text
Tidakkah Engkau Rela Mereka memiliki dunia, sedangkan kita memiliki akhirat?
Di hari-hari ketika banyak sekali pertanyaan tentang kejanggalan-kejanggalan “Bukankah kita adalah muslim? Bukankah yang kita seru adalah kebenaran? Mengapa justru mereka para pembesar kebatilan yang hidupnya berlimpah harta dan pujian?” begitu pertanyaan beberapa orang adik.
Pertanyaan yang terkadang juga menelisik pikiran saya. Sampai akhirnya sebuah kisah meneguhkan dihadirkan kepada saya yang qadaarullah saya temui dari buku Lelaki Pendek, Hitam, Lebih Jelek dari Untanya. 
Adalah Abdullah bin Mas'ud masuk ke rumah Rasulullah. Sebuah ruangan yang lebih layak disebut  bilik kecil, di sisi Masjid Nabawi. Terlihat olehnya Rasulullah sedang lelap dalam tidurnya. Dalam ruangan yang sangat sederhana itu, Rasulullah tidur begitu saja. Hanya beralaskan tikar kasar. Tidak ada kasur, tidak juga tumpukan bantal yang nyaman dan menenangkan.Tak lama Rasul pun terbangun. Nampak di pipinya garis-garis tikar yang membekas jelas. Seorang Rasul mulia, manusia pilihan, tidur hanya dengan tikar kasar, yang lantas mengguratkan garis-garis di pipinya?Melihat kondisi Rasulullah seperti itu, Abdullah bin Mas'ud sangat terharu. Hingga akhirnya, ia tak kuasa membendung air matanya. Abdullah bin Mas'ud menangis. Segera ia mendekati Rasulullah, lalu menghapus debu yang menempel di pipinya yang mulia.Melihat Abdullah bin Mas'ud menangis, Rasulullah bertanya, "Wahai Abdullah, apa yang engkau tangisi?"Abdullah bin Mas'ud menjawab, "Ya Rasulullah, aku teringat kemewahan para kaisar Persia dan Romawi. Mereka tidur di atas hamparan sutera yang lembut."Ya, itulah jawaban Abdullah. Itulah yang menyebabkan Abdullah bin Mas'ud menangis. Rasul mulia yang membawa agama kebenaran, membawa wahyu dari langit, tidur di ruangan sempit dengan alas apa adanya? Sementara itu, para pembesar-pembesar Persia dan Romawi yang kafir dan memusuhi Islam, bisa tidur dalam segala kemewahan?Mendengar jawaban Abdullah bin Mas'ud itu, Rasulullah pun berusaha menghiburnya. Rasulullah mengatakan, "Tidakkah engkau rela mereka memiliki dunia ini, sedangkan kita memiliki akhirat? Aku dan dunia ini ibarat seseorang yang berjalan di bawah terik matahari. Kemudian ia berteduh di bawah pohon. Ketika hari sudah teduh kembali, ia pun harus pergi."
Begitulah, tangisan Abdullah adalah tangis keimanan. Tangis yang mengalir dari mata air cinta kepada Rasul. Sesuatu yang merupakan bahagian penting dari keseluruhan serat-serat cinta seorang mukmin, setelah cintanya kepada Allah SWT. Itu adalah tangis kepedihan, atas ‘ketidakmengertian’ dunia akan arti dan harga sebuah kemuliaan. Bahwa semestinya, para pengikut kekafiran, yang berlumba-lumba sekuat tenaga untuk menghalangi kebenaran, yang berusaha dengan segala daya untuk memadamkan cahaya iman, atau para penyebar kebusukan dan keculasan dalam segala bentuknya, semestinya mereka tak menikmati gemerlap dunia ini. Sebaliknya, Rasul mulia yang membimbing manusia meninggalkan kegelapan menuju cahaya Islam yang terang, semestinya mendapat kesenangan dunia yang layak.
Tetapi tangisan Abdullah bukan ratapan akan kemewahan dunia yang seakan tak berpihak kepada Rasul junjungannya, atau juga kepada dirinya. Tidak. Ia tahu betul bagaimana memaknai imannya kepada Allah, juga kepada Rasul-Nya. Tetapi di sinilah kita menyaksikan, bahwa sisi-sisi kemanusiaan seorang Abdullah muncul dan mengalirkan gelombang rasa gundah yang sangat alami. Apa yang dilihatnya dengan mata kepalanya, tentang tidur Rasulullah s.a.w. yang sangat bersahaja, juga tentang goresan-goresan bekas tikar itu, adalah objek penglihatan mata yang sangat kontras. Sebuah pandangan yang seketika menghentak sisi kemanusiaan Abdullah.
Pada sisi inilah sebuah pelajaran penting harus dicerna oleh setiap mukmin. Betapa akan banyak saat-saat dimana sisi kemanusiaan kita dihentak-hentakkan oleh fakta-fakta kehidupan yang terasa aneh, ganjil, dan menyesakkan. Seperti keanehan dan keganjilan yang dirasakan Abdullah itu. Di sisi lain, tangisan Abdullah, menjadi semacam petanda, betapa tidak mudah bagi sisi-sisi manusiawi setiap orang, bahkan juga seorang mukmin, untuk menerima ganjilnya pemihakan dunia kepada orang-orang yang bejat. Tetapi sekejap gundah dan tangisnya, adalah sehampar pelajaran bagi orang-orang beriman sesudahnya. Betapa bila kita mengukur hidup ini dengan timbangan dunia, akan banyak hal-hal yang sangat menyesakkan.
Semua itu bahkan sangat akrab dalam keseharian kita. Sangat dekat dengan sekitar kita, terlebih hari-hari ini. Lihatlah bagaimana orang-orang yang benar justeru diinjak dan dihinakan. Sebaliknya, para penjahat dan manusia-manusia kotor justeru berteriak-teriak bak manusia-manusia suci, dikalungkan kepada mereka segala simbol penghormatan. Lihatlah, bagaimana keadilan sangat tidak berpihak kepada orang-orang yang punya hak. Lihatlah bagaimana orang-orang yang hidupnya sangat hitam, berlumur darah orang-orang yang tak berdosa, justeru ditampilkan menjadi sosok-sosok pahlawan yang bertaburan sanjungan dan puji-pujian. Rasulullah s.a.w. pernah menjelaskan tentang hari-hari yang sulit sepeninggalnya kelak. Yaitu hari-hari ketika orang-orang yang benar didustakan, dan orang-orang dusta dibenarkan.
Maka, gemerlap dunia memerlukan penyikapan yang arif, tidak hanya dengan menggunakan sisi-sisi kemanusiaan semata. Diperlukan mata hati, dan tidak sekadar mata kepala. Diperlukan ketajaman iman, dan tidak semata kalkulasi duniawi.
Seperti itulah yang kemudian dijelaskan Rasulullah s.a.w. kepada Abdullah. Jawaban Rasulullah s.a.w. tidak saja menyejukkan dan menghapus kegundahan Abdullah. Jawaban itu sekaligus menjadi pelajaran penting tentang bagaimana ketimpangan dunia mendapatkan jawaban yang sangat tuntas dan sempurna. Jawaban Rasulullah s.a.w. sekali lagi adalah jawaban tentang bagaimana sesuatu yang secara lahiriah aneh dan ganjil, mampu menjadi sesungguhnya secara substansial betul-betul adil. Bagaimana sesuatu yang secara mata telanjang terlihat pahit, boleh jadi sesungguhnya itu adalah benih-benih bagi akhir yang manis dan kesudahan yang membahagiakan. Itulah jawaban iman. Diperlukan mata hati yang mampu menembus dinding-dinding fisik duniawi, untuk mendapatkan jawaban seperti itu.
Jawaban Rasulullah s.a.w. lebih jauh memberi kata kunci, agar seorang mukmin tidak silau dengan dunia. Tidak terpukau oleh gemerlap kehidupan. Kerana seorang mukmin punya pengharapan yang lain. Pengharapan akan kampung akhirat. Bila dunia menghampirinya, ia tidak terperdaya, tidak pula mudah tertipu. Sebaliknya, bila dunia tidak singgah pada kehidupannya, ia pun tak lantas putus asa, apalagi berulah yang bukan-bukan.
Tentu, tidak mudah menerima dengan tabah ‘ketimpangan’ itu, lalu membalikkannya menjadi penghibur hati dan penyubur bagi cahaya iman. Kerananya, kuncinya ada pada kemampuan memandang. Seperti jawaban Rasulullah s.a.w. itu, yang menegaskan betapa setiap mukmin, harus memiliki kemampuan melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang lain, tidak saja dari sisi lahiriah saja. Kita harus mampu melihat apa yang sesungguhnya ada di balik segala yang nyata itu. Dunia yang mewah dan gemerlap ini memang sangat memukau. Tetapi mata iman melihatnya tak lebih dari tempat berteduh sesaat, dari panas matahari, bagi sebuah perjalanan panjang yang melelahkan.
Memandang sangat jauh sama artinya dengan menghindarkan jiwa-jiwa kita dari sikap mudah silau. Menjauhkan jiwa dari mental cepat terpukau oleh apa yang ada di depan mata ini. Sebuah aksioma menarik pernah disampaikan oleh Rasulullah s.a.w., dalam khutbahnya pada musim haji. Di antara penggalan khutbahnya itu ia mengatakan, “Tidak ada kemuliaan bagi orang-orang Arab atas orang bukan Arab kecuali dengan taqwa.” Lalu, Rasulullah s.a.w. menambahkan, “Sesungguhnya seluruh manusia itu keturunan Adam, sedang Adam diciptakan dari tanah.”
Inilah yang disebut dengan memandang lebih jauh. Memandang melebihi batas yang nampak oleh mata. Memandang diri manusia, melebihi batasnya sebagai manusia yang menyilaukan. Lalu menyadari, bahwa di balik itu semua ada unsur tanah, yang tidak istimewa. Bahwa hanya taqwa yang membuat ‘makhluk-makhluk tanah’ itu menjadi berharga dan berbeza nilainya.
Kemampuan memandang jauh, melihat melebihi batas, dan memahami seperti itu akan memberikan kita sumber kekuatan yang tidak pernah habis. Kekuatan yang akan menjadi pengendali utama segala tindak laku kita. Sehingga kita dapat berjalan dalam koridor yang benar.
Akhirnya, di zaman yang ramai oleh peradaban plastik dan budaya imitasi seperti saat ini, alangkah perlunya kita memiliki mata hati yang tajam, yang mampu memandang jauh, lebih jauh, dan sangat jauh. Alangkah pentingnya kita memiliki cahaya iman, yang mampu menembus batas-batas fakta duniawi. Agar waktu yang sesaat ini tak sia-sia. Agar tak ada penyesalan kelak, pada hari ketika tak ada gunanya lagi anak-pinak, pangkat, harta dan kekayaan.
 Allah...terima kasih banyak atas pelajaran berharga ini.
1 note · View note
pesantrenpandeglang · 5 years
Text
Pentingnya Ilmu Dialog dan Debat serta Fiqh Kontemporer bagi Imam dan Da’i
Hari ini Rabu, 6 November 2019 terjadi keanehan dan keberkahan bagi kami bertiga yang tinggal di kamar 104 asrama Madinatul Bu’uts Al-Islamiyah ‘imaroh jadidah bahwa sejak sampai ditempat tersebut hingga saat ini selalu terbangun jam 02.00 dan tidak bisa tidur lagi. Semoga keberkahan ini terjaga. Aamiiin….
Seperti biasa setelah sarapan kami berangkat menuju gedung Qo’atul muhadhoroh untuk mengikuti pemaparan materi dauroh. Ada 4 sesi muhadhoroh yang pada hari-hari sebelumnya hanya 3 sesi bahkan pernah hanya 2 sesie.
Sesi pertama diawali dengan materi الحضارة الإسلامية (Peradaban Islam) yang disampaikan oleh Prof Dr. Muhammad Abdul Hafidz. Materi ini memaparkan tentang Peradaban Islam dan pengaruhnya di dunia atau sebaliknya Peradaban Dunia yang ikut mewarnai peradaban Islam, seperti Peradaban Yunani, India, China, dan Persia.
Sesi kedua pemaparan tentang Ushul Fiqih Yang disampaikan oleh Prof Dr. Mahfudz Abdur Rahman. Membahas pengertian Dan kaidah-kaidah ushul fiqih serta seputar permasalahannya.
Sesi ketiga Prof Dr. Muhammad Abdul Wahab menyampaikan materi tentang؛
ادب الحوار والمنظرة
(Sastra Dialog dan Debat)
Berdialog sangat-sangat penting tentunya sebagai perangkat dakwah. Rasulullah saw adalah ahli dialog karena dalam berdakwah beliau menggunakan tata cara dialog yang baik.
Sesi keempat adalah;
قضايا فقهية معاصرة
Masalah Yurisprudensi/hukum Kontemporer oleh Dr. Musthofa Abdur Abdurrazaq. Membahas permasalahan hukum fiqih kontemporer yang berkembang di dunia saat ini seiring perkembangan saint dan teknologi yang sangat pesat yang berpengaruh pada posisi hukum masalah keuangan di tengah ummat Islam seperti; jual beli online, transaksi valas, uang elektronik, dll.
Dr. Musthofa Abdurrazaq Dosen Univ Al-Azhfar yang masih muda, tetapi dengan brilian kemampuannya menyampaikan materi permasalahan fiqih kontemporer di akui oleh semua peserta Daurah Imam dan Da’i.
Kurang lebih 2,5 jam beliau memaparkan  materinya, tanpa menggunakan power point dan tidak ada peserta yang mengantuk. Penyampaiannya dengan bahasa yang baik serta penguasaan materi dan suara yang jelas menjadi penyebab menariknya materi ini.
Pada sesie akhir peserta Daurah Imam dan Da’i dari Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah (STAIDA) bisa berfoto bersama dan menyampaikan salam dari seluruh pengurus dan menyampaikan undangan untuk mengisi diskusi umum apabila sedang berkunjung ke Indonesia.
Pada hari berikutnya Kamis 7 November kami mengikuti 2 sesi materi dauroh dari jam 08.00 s.d jam 11.50.
Sesie pertama yaitu Bahasa Arab adapun sesie kedua adalah As-Sunnah AnNabawiy.
Jumat libur tidak ada materi.
Mesir, 9 November 2019
– Lili Muhammad Dari, MA
– Katena Putu Gandhi, S.Pd.I
– Muhammad Irfanuddin Kurniawan, M.Ag
(dn.com/danisha)
Facebook WhatsApp Twitter
from WordPress https://ift.tt/32xXHbQ via IFTTT
0 notes
kdramaindonesia · 5 years
Link
Sinopsis Drama Korea The Lies Within
Mengisahkan tentang Jo Tae Shik (Lee Min Ki) yang tertarik menjadi seorang detektif, ia ingin menjalani hidup yang berbeda dari sebelumnya. Ia ingin hidup damai seperti pada orang umumnya. Oleh karenanya, ia meminta pemindahan di kantor polisi yang berada di desa yang kecil dan tidak memilliki banyak penduduk.
Sementara itu Jo Tae Shik menangani sebuah kasus kematian anggota bernama parlemen Kim Seung-Cheol. Dia meninggal karena kecelakaan mobil, tapi Jo Tae Shik merasa keanehan dalam kecelakaan tersebut. Tak hanya itu, menantu laki-laki Kim Seung-Cheol juga hilang.
Sementara Kim Seo Hee (Lee Yoo Young) adalah anak bungsu almarhum Kim Seung-Cheol yang suaminya saat ini sedang hilang. Dia menikah dengan suaminya bukan karena cinta tapi demi keuntungan keluarganya.
Akhirnya Kim Seo Hee berusahan mencari kebenara dibalik kematian ayah dan suaminya yang hilang dengan menjadi anggota parlemen. Kerjasama Jo Tae Shik dan Kim Seo Hee akan mengungkap adanya konspirasi dan berusaha mencari kebenaran peristiwa tersebut.
Notes: 
Sama Seperti Drama Mr. Sunshine (tvN), Memories of the Alhambra (tvN), Romance is a Bonus Book (tvN), Possessed (OCN), Life (JTBC), Abyss (tvN), One Spring Night (MBC), Arthdal Chronicles (tvN), Rookie Historian Goo Hae-Ryung (MBC), Vagabond (SBS). Drama The Lies Within, tayang eksklusif di Situs Resmi Netflix dan ditayangkan di 190 negara melalui Situs Resmi Netflix dengan 25 Subtitle, diantaranya Subtitle English, Indonesian, Arabic, Chinese, Danish, Dutch, Finnish, French, German, Greek, Hebrew, Italian, Japanese, Korean, Norwegian, Polish, Portuguese, Romanian, Spanish, Swedish, Thai, Turkish, Vietnamese.
Details Drama Korea The Lies Within
Title: 모두의 거짓말 / Moduui Geojitmal Also known as: Everyone’s Lie Genre: Thriller, mystery, investigation, political Episodes: 16 Broadcast network: OCN Broadcast period: 2019-Oct-12 to 2019-???-?? Air time: Saturday & Sunday 22:20 Original Soundtrack: The Lies Within OST
Production Credits Production Company: Studio Dragon Director: Lee Yoon Jung Screenwriters: Jun Young Shin (전영신), Won Yoo Jung (원유정)
Daftar Pemain Drama The Lies Within
Main Cast
Lee Min Ki as Jo Tae Shik Lee Yoo Young as Kim Seo Hee
Supporting Cast
Ohn Joo Wan as Jin Young Min Lee Joon Hyuk as Yoo Dae Yong Kim Shi Eun as Kang Jin Kyung Yoon Jong Suk as Jun Ho Kyoo Kim Jong Soo Yoon Bok In Seo Hyun Woo (서현우) Song Young Chang Kim Hak Sun
Download Drama Korea The Lies Within
Info Video: KORDRAMAS.COM
360p: Format .mp4 (HARDSUBS INDO) 540p: Format .mkv (RAW/TANPA SUB) Encoder: 360p @ KORDRAMAS Encoder: 540p @ KORDRAMAS
Episode 1 360p (HARDSUBS INDO) (102 MB): MirrorAce | Openload | NewOpenload | UppIT | MP4upload | Zippyshare | MediaFire | Letsupload | MEGA | SolidFiles | UpfileDrive | Google Drive | Racaty | Mirror 540p (RAW/TANPA SUB): MirrorAce | Uptobox | Openload | UppIT | MEGA | MediaFire | Zippyshare | SolidFiles | UpfileDrive | Letsupload | Google Drive | Racaty | Mirror Subtitle Indonesia | Subtitle English
Info: Subtitle Drama The Lies Within cepat karena tayang eksklusif di Situs Resmi Netflix. Situs Resmi Netflix menayangkan Drama The Lies Within, sebelum Episode terbaru ditayangkan sudah di terjemahkan terlebih dahulu oleh Staff Netflix -nya (Fransisca Liunata), jadi begitu tayang Subtitle -nya langsung tersedia di Situs Resmi Netflix, kurang lebih ada 25 Subtitle Bahasa (Diantaranya Subtitle English, Subtitle Indonesia, Subtitle Korea, Subtitle Jepang, Subtitle Chinese, Subtitle Thailand, Subtitle Arabic dll).
Info: Buat yang berlangganan Netflix. Drama The Lies Within bisa di saksikan di situs Resmi Netflix / Aplikasi resmi Netflix setiap hari SABTU & MINGGU pkl. 23.00 WIB, dengan Subtitle English, Subtitle Indonesia, dan Subtitle lainnya.
Catatan: Sebelum bertanya, budayakan membaca. 1. Jadwal tayang setiap hari JUMAT & SABTU Malam di Korea. Untuk Video RAW (Tanpa Subtitle) versi 540p di update di KORDRAMAS besoknya, setiap hari SABTU & MINGGU sekitar jam 5/6 pagi. 2. Tidak menerima Request. Silahkan bisa cari di situs lain, jika di situs KORDRAMAS tidak ada (berarti memang tidak di Update). Jadi bisa Gunakan Google untuk Browsing/Searching. 3. Subtitle English & Indonesia bisa mengecek langsung di Situs Subtitle, Subscene. 4. Hanya menyediakan Harsubs Indo versi 360p saja, tidak menerima request ukuran resolusi lain. (Untuk Video versi Harsubs Indo (360p) di Update di KORDRAMAS tidak menentu, tergantung Subtitle Indonesia -nya, bisa Pagi, kadang Siang, Sore atau malem, jadi di tunggu sajanya. 5. Hanya menyediakan RAW/TANPA SUB Versi 540p saja, tidak menerima request ukuran resolusi lain. Subtitle Download terpisah di Subscene.
The post The Lies Within Episode 1 Subtitle Indonesia appeared first on DramaKoreaIndo.
0 notes
bellanurmae-blog · 5 years
Text
Lubang Misterius Muncul di Langit Uni Emirat Arab, Videonya Viral di Media Sosial!
Bella Nurmae Lubang Misterius Muncul di Langit Uni Emirat Arab, Videonya Viral di Media Sosial! Artikel Baru Nih Artikel Tentang Lubang Misterius Muncul di Langit Uni Emirat Arab, Videonya Viral di Media Sosial! Pencarian Artikel Tentang Berita Lubang Misterius Muncul di Langit Uni Emirat Arab, Videonya Viral di Media Sosial! Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Lubang Misterius Muncul di Langit Uni Emirat Arab, Videonya Viral di Media Sosial! Dalam video viral yang diunggah oleh akun Twitter @ibrahimaljarwan, tampak ada keanehan yang terjadi di langit. http://www.unikbaca.com
0 notes
adelzahara-blog · 5 years
Text
Lubang Misterius Muncul di Langit Uni Emirat Arab, Videonya Viral di Media Sosial!
Adel Zahara Lubang Misterius Muncul di Langit Uni Emirat Arab, Videonya Viral di Media Sosial! Artikel Baru Nih Artikel Tentang Lubang Misterius Muncul di Langit Uni Emirat Arab, Videonya Viral di Media Sosial! Pencarian Artikel Tentang Berita Lubang Misterius Muncul di Langit Uni Emirat Arab, Videonya Viral di Media Sosial! Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Lubang Misterius Muncul di Langit Uni Emirat Arab, Videonya Viral di Media Sosial! Dalam video viral yang diunggah oleh akun Twitter @ibrahimaljarwan, tampak ada keanehan yang terjadi di langit. http://www.unikbaca.com
0 notes
ayojalanterus · 4 years
Text
Tumblr media
Cerita orang yang haji mendapat keanehan saat di Arab Saudi http://dlvr.it/RZ12SD
0 notes
reomidea · 6 years
Photo
Tumblr media
[Namaku RENA OMIDE] Tulisan ini kupersembahkan untuk kalian yang belum juga percaya namaku. KONYOL! Ingat dulu pernah benci pada nama sendiri. Benci memiliki nama yang aneh. Benci memiliki nama yang selalu jadi bahan ejekan teman-teman. Berkali-kali aku merengek agar namaku diganti saja. Hingga mama bertanya, “Memangnya mengapa dengan Rena Omide?” Kujawab, “Aku malu dengan nama yang aneh ini.” Tidak peduli itu menyinggung hati beliau atau tidak. Dia hanya tersenyum sesekali tertawa mendengar keluhanku, “Namamu bagus, Na!” Ucapnya tanpa menjelaskan apapun. Entah sudah berapa kali orang bertanya, “Kamu asli mana?” Dan hampir tidak terhitung rasanya aku menjawab, “Asli Sunda kok.” Sampai suatu ketika, aku duduk di bangku SMA dan mengetahui bahwa di daerah Buton, Sulawesi Tenggara(koreksi kalau salah) ada sebuah gelar bangsawan yang mirip pengucapannya yakni, “La Ode” untuk laki-laki dan “Wa Ode” untuk perempuanya. Suku kata “La” diambil dari kata Laa ilaaha ilallah dan “Wa” dari Wa ashadu anna muhammadarrasulullah. Kemudian kata “Ode” sendiri memiliki arti 'bangsawan' yang dapat ditemukan di literasi arab kuno. Jadi La Ode atau Wa Ode dapat diartikan kurang lebih -----yang terpuji di hadapan Allah. Bagus sih, tapi, nama belakangku ‘Omide’ bukan 'Ode', ‘Ode’ itu panggilan yang muncul karena adikku tidak bisa mengeja nama belakangku. Akhirnya tercetuslah nama panggilan “Ode”, awalnya hanya keluarga terdekat saja yang tahu. Tapi karena beberapa hal terkadang aku mengenalkan diriku sendiri sebagai 'Ode' bukan Rena. Hanya saja itu tidak lantas kemudian 'Ode' itu jadi namaku. Bukan, itu bukan namaku! Ah, kebetulan saja, ungkapku pada beberapa orang yang bersikukuh dengan anggapan aku bukan asli Sunda. Namaku bukan Rena Ode, apalagi Wa Ode Rena tp Rena Omide. Tolong eja dengan benar ya, sesuai ejaan bahasa Indonesia yang baik. Dan tolong yakinlah aku bukan orang Sulawesi! Aku asli Sunda. Capetang gini sundanya, naha masih gak percaya? Mungkin karena aku mulai dewasa, aku mulai tidak peduli orang mau bilang apa tentang namaku. Bukan berarti aku acuh atau masa bodoh dengan sebuah nama, dengan sadar aku tahu bahwa nama adalah bagian dari doa, sungguh aku mah! Aku yakin ada alasan istimewa Allah memberiku nama “Rena Omide” :) Pada akhirnya aku sampai di bangku kuliah. Dengan suatu alasan entah apa, Allah menetapkan aku masuk Jurusan Sastra Jepang (alhamdulillah sampai tingkat akhir ini belum berubah). Dan muncullah pertanyaan lain tentang namaku di sini yang gak kalah bikin geleng-geleng kepala: “Ada turunan Jepang?” “Pasti prodi Sastra Jepang ya?” atau malah celetukan, “Nama aslimu apa, Ren?” dikira nama karakter anime. Oh..frustasi rasanya. Namun, dari sinilah aku mulai berpikir apa yang selama 22 tahun ini aku lakukan dengan menyandang nama ini? Mengapa sampai orang berkata ini bukan nama asliku? Apa yang salah di sini? Aku yang tidak pantas menyandang nama ini? atau nama ini yang memang, KONYOL? Ohh tidak! Nama ini tidak salah. Nama ini tidak melakukan kesalahan apapun. Jika ada yang harus disalahkan, maka itu adalah AKU. Aku yang sampai saat ini masih belum benar-benar menjadi “Rena Omide”, right? Lagi-lagi setiap ketemu orang baru, bahkan orang lama (juga) yang masih belum percaya, datang ke tempat baru, bahkan masih di tempat lama (juga) masih ada aja yang gak percaya. Pertanyaan-pertanyaan itu lagi-lagi muncul. Hei! Namaku tidak aneh. Ada alasan istimewa mengapa nama ini diberikan padaku. Jika aku belum pantas dengan keistimewaan nama ini, aku hanya perlu menjadi pantas. Akan kubiarkan kalian dengan pertanyaan kalian. Akan kubiarkan kalian dengan pernyataa kalian. Tentang keanehan. Tentang ketidakpercayaan. Aku hanya perlu dengan tegas berkata, “Aku Rena Omide. Tolong eja yang benar” Aku bersyukur 22tahun yang lalu terlahir dengan nama ini. Nama yang istimewa. Nama yang membawaku menempuh jalan-jalan istimewa. Nama yang mengenalkanku pada orang-orang istimewa. Nama yang in syaa Allah akan membuatku menjadi bagian yang istimewa di hati mereka yang lain. Jadi, percaya deh ini namaku, Allah yang jamin! Tentang Rena Omide : Nama depan Rena itu dari Rayna asli dari bahasa Indonesia, karena mama menganggap kok susah ya nanti pengucapannya? akhirnya diputuskan “Rena saja” artinya kesayangan/tawa gembira atau setelah di eja 'Rena’ artinya jadi pemimpin perdamaian. Jadi bukan dari bahasa Jepang, meski orang Jepang dengan nama Rena banyak. Terus 'Omide’ apa artinya? Omide juga bukan bahasa Jepang, ada sih kosakata yang mirip 'Omoide’ artinya kenangan, tapi bukan kok. Nama “Omide” ini nenek dari ibu yang ngasih. Hmmmm.....kalo penasaran coba saja ke rumah, maen hehe terus tanyakan kenapa nenek memberiku nama “Omide”, berani? :)
0 notes
fajarnuralam · 7 years
Text
Kalo benar PRIBUMI kenapa harus Repot?
Belakangan dunia media sosial maupun media digital & cetak diramaikan dengan isu “PRIBUMI”, hal ini berkaitan dengan ucapan dalam pidato dari Gubernur baru DKI Jakarta Anies Baswedan. Seperti diberitakan oleh Tribunnews, pada saat menyampaikan pidato politik, Senin (16/10/2017) malam, Anies menceritakan sejarah panjang Republik Indonesia yang terjadi di Jakarta, seperti Sumpah Pemuda, perumusan garis besar Republik Indonesia, hingga proklamasi kemerdekaan.
Anies mengatakan, setiap sudut di Jakarta menyimpan sejarah, sejak era Sunda Kelapa, Jayakarta, Batavia, hingga Jakarta yang merupakan kisah pergerakan peradaban manusia. Menurut Anies, berakhirnya penjajahan yang pernah terjadi di Jakarta selama ratusan tahun harus dijadikan momentum bagi pribumi melakukan pembangunan dan menjadi tuan rumah yang baik. "Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan dijajah. Kini telah merdeka, saatnya kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri," ujar Anies. Kemerdekaan di Indonesia, kata Anies, direbut dengan usaha sangat keras sehingga alam kemerdekaan harus dirasakan semua warga. (tribunnews Rabu, 18 Oktober 2017 20:12 WIB).
Mari di kaji lebih mendalam secara akademis dan logis perihal ucapan dalam pidato politik Anies Baswedan. Isu pribumi sebenarnya muncul pada zaman kolonialisme, kita tidak dapat mengabaikan akar kolonial tentang bagaimana istilah “pribumi” dan “adat” digunakan seperti sekarang ini. Masyarakat adat adalah keturunan dari orang yang telah menghuni sebuah wilayah tertentu, sebelum wilayah itu diserang, ditaklukan atau dijajah oleh satu kekuatan asing atau masyarakat lain. (Stavehagen, 1994 : 9-29; Kingsbury).
Di Indonesia istilah bumiputera, secara harfiah berarti putra dari bumi, yang pada awalnya sudah muncul pertama kalinya dalam hukum tertulis pada masa penjajahan. Guna memerintah daerah secara efektif, pemerintah kolonial membagi penduduk dalam dua entitas hukum: Eropa dan bumiputera atau penduduk asli tetapi juga yang mencakup aneka kelompok yang dikenal sebagai Timur Asing, meliputi masyarakat Arab, India, dan China. Kelompok pertama terikat pada undang-undang Eropa, kedua pada hukum adat mereka sendiri. Beberapa waktu kemudian, Belanda membagi kembali penduduk menjadi tiga kelompok, yaitu Eropa, Timur Asing, dan Inlander atau Bumiputera. (Davidson dkk, 2010 : 303).
Menurut saya istilah “Pribumi” yang di ucapkan Anies Baswedan sama dengan perumpamaan “wong cilik” dari Presiden Megawati, dan “marhaen” dari Presiden Soekarno yakni untuk menggambarkan orang yang tertindas, berangkat dari ketimpangan sosial yang terjadi di Indonesia sekarang ini, khusunya di ibu kota Jakarta yang semakin marak terjadi praktik neoimperialisme. Kata “Pribumi” yang di ucapkan Anies mengapa dijadikan permasalahan saat ini? Memang dalam inpres Nomor 26 tahun 1998 tentang Menghentikan Penggunaan Istilah Pribumi dan Nonpribumi dalam Semua Perumusan dan Penyelenggaraan Kebijakan, Perencanaan Program, ataupun Pelaksanaan Kegiatan Penyelenggaraan Pemerintahan. Jika di kaji kembali kata “pribumi” menurut KBBI adalah penghuni asli, yang berasal dari tempat yang bersangkutan. Bila kita mengacu pada pengertian tersebut, siapakah orang asli Indonesia? sebetulnya definisi dari 'pribumi' itu sendiri sangat rancu, jika indikator 'pribumi' adalah masyarakat yang paling lama tinggal, maka berarti yang pantas disebut pribumi asli Indonesia adalah Homo erectus yang tinggal di Nusantara ini selama kurang-lebih 1,5 juta tahun yang lalu. Tapi jika definisi 'pribumi' itu adalah manusia modern atau Homo sapiens yang pertama datang ke Bumi Nusantara adalah rumpun Melanesia dan Austronesia, dilanjut dengan kedatangan warga keturunan Arab (semit), India (dravida, tamil), dan Tionghoa (sino-tibetan) di Indonesia adalah pendatang, sebagaimana orang Melayu (austronesia) dan Papua (melanesia) di Indonesia juga adalah pendatang. Bumi Nusantara dulunya adalah tanah tak bertuan hingga para manusia dari berbagai rumpun kesukuan berdatangan silih berganti dan mengklaim tanah ini adalah milik mereka, kekuasaan jatuh bangun dari jaman Kerajaan, Hindia Belanda, sampai akhirnya kini menjadi negara Indonesia yang mewarisi keanekaragaman yang luar biasa.
Jadi ketika ada yang mempermasalahkan tentang ucapan ‘pribumi’ dari pidato politik Anies Baswedan, tentunya orang itu sangat keliru bahkan sampai melaporkan ke pihak yang berwenang, jikalau memang melek sejarah seharusnya ucapan ‘pribumi’ tidak menjadi permasalahan yang dibesar-besarkan, bahkan dijadikan suatu alat politik untuk menjatuhkan lawan politik pasca pilkada kemarin, tentunya sangat tidak tepat, bahkan ketika isu ‘pribumi’ menjadi suatu hal yang sensitif kenapa harus menjadi repot? Kalau memang mengaku warga negara Indonesia seharusnya tidak perlu sampai mempermasalahkan hal tersebut, justru menjadi suatu keanehan jika seorang warga negara Indonesia (WNI) merasa tersindir dengan ucapan ‘pribumi’ kalau memang benar mengaku sebagai WNI kenapa hal seperti itu dipermaslahkan, apakah merasa bukan bagian dari Indonesia atau mempunyai sifat mengeksklusifkan diri sehingga merasa bukan dari bagian dari Indonesia, sampai-sampai kebakaran jenggot dengan isu pribumi. Sudah saatnya kita sadar dan ingat kembali dengan semboyan negara ini ‘Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tapi satu, keaneka ragaman ras, suku, agama, serta kekayaan budaya yang kita nikmati sekarang ini lahir dari proses asimilasi, menerima perbedaan budaya, menghasilkan budaya campuran, dan akhirnya menjadi identitas bangsa yang baru, bernama Indonesia. -Fajar Nur Alam Mahasiswa program magister Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia
0 notes