Tumgik
#gamelevel1
detinnitami · 5 years
Text
Karya
Pagi hari adalah waktu yang sakral untuk membangun energi positif. Saya selalu berusaha mengatur jadwal pagi saya agar tertata sedemikian rupa, membahagiakan semua penghuni rumah. Maka beraktivitas di luar ranah domestik yang terlalu pagi tidak pernah cocok dengan saya. Kalau tidak ada sesuaru penting dan mendesak, saya akan berusaha keluar rumah diatas jam 8 pagi untuk urusan-urusan sosial-publik.
Hari ini saya praktik 8.30, jam 8.20 saya berangkat dari rumah karena jarak ke tempat praktik hanya 10 menit. Di pertigaan belokan menuju klinik, saya mau belok ke kanan, dan di jalan arah saya mau belok ada mobil yang akan belok ke kiri. Mobil itu berhenti dulu, pertanda mempersilakan saya untuk berbelok duluan. Di persimpangan ketika posisi mobil saya bertemu mobil itu namun belum sepenuhnya saya bermanuver, ada motor yang dengan tidak sabarnya memaksa masuk di sela-sela mobil saya dan mobil satunya lagi. Mungkin dia lupa, dia sedang mengendarai motor ukuran besar :( bukan motor matic biasa huhuhu. Alhasil, dia menyerempet mobil saya. Terus masih dipaksakan buat keluar dari sela-sela itu doooong...bukannya berhenti. Gak paham lagi. Ya makin berdereeet nyiiit nyiiiit dong mobil saya sama knalpotnya si motor. Astagfirullah, saya refleks buka jendela, dan saya teriaki dia...
“UDAH TAU JALAN SEMPIT MASIH AJA MAKSA NYELIP!!!!”
Terus dia cuma nyengir gitu doang abis itu nyelonong pergi. Ya Allah......
Sesampainya di klinik saya langsung mengecek seberapa parah baretannya. Lalu saya kabari Pak Ryan.
X : Pagi-pagi aku udah membuat karya di mobil
Y : Kenapa de?
X : xdserusjsksoskcj (cerita kronologis)
Y : wah motornya kok gitu banget. Baretannya keliatan banget?
X : Gak sih, ga separah baretan karya Bapak.
Y : hahahahahah
Asalnya mau emosi. Tapi inget-inget lagi, gak ada untungnya, lagian masih pagi, hari masih panjag. Yang penting sudah dikomunikasikan. Dikeluarkan unek-unek dengan memuntahkannya ke Pak Ryan. 
Tumblr media
berhati-hati dalam berkendara guys :( *pic from pinterest
2 notes · View notes
inurulb · 5 years
Text
Spiritfully Day-1 💕
Welcome, tantangan hari pertama Bunda Sayang! 🤩🤩🤩
Di game perdana hari ini, saya menantang diri saya sendiri untuk komunikasi produktif sama twin Hakim & Hanif. Waaah rasanya semangat sekaligus sedih, kenapa yaaa baru sekarang tahu ilmunyaa, bahwa ternyata komunikasi bisa berjalan lebih baik lho dengan mengetahui poin-poin komprod bersama anak.
Hari ini saya berusaha untuk mengungkapkan keinginan, dibanding dengan mengatakan yang tidak boleh. Walaah. Disini saya banyak keceplosan nih..
Jadi, beberapa hari ini twin lagi suka manjat-manjat. Apa aja yang kejangkau sama mereka, dipanjatnya-lah.. Terus manjatnya rebutan gitu kan, tarik-tarikan, sama-sama pengen cepet nyampe ke atas. Memang lagi fasenya juga kali yaa manjat-manjat. Tapi kalo manjat sesuatu yang berbahaya ditambah lagi saling rebutan kan bahaya yaa. Kalo dibilang jangan, mereka sepertinya lebih semangat untuk terus manjat. Alhasil, setelah dibilang "Kaka, Dede, sini mainnya disini dulu yuuk. Main sama ibu". Dan mereka pun lebih mudah dibuat turun dengan ajakan seperti itu.
Ternyata selama ini saya lebih sering spontan bilang "jangan" atau "ga boleh" ini itu daripada mengungkapkan apa yg saya maksud. Terus berusaha, dan ternyata mereka juga lebih ngeh kalo kita ngga bilang "jangan" atau "ngga boleh". Kalo bilang gaboleh malah ngahajakeun deh dipikir-pikir. Disini saya banyak belajar untuk mengungkapkan apa yang saya inginkan kepada mereka instead of ngelarang-larang apa yg mereka lakukan.
Tantangan berlanjut dengan membuat kalimat-kalimat pendek dan sederhana pada mereka (KISS). Dan ternyata memang benar adanya yaa. Mereka lebih merespon dengan cepat dan tanggap. Mungkin karena jadi ngga bingung juga kali yaa 'ni si ibu ngomong apa sih?' kalo kalimantnya panjang-panjang. 😂
Walaupun mereka belum bisa ngomong dengan kalimat panjang juga, baru bisa menanggapi dengan kata-kata yang pendek. Tapi komunikasi jadi lebih efisien dengan kita memberi instruksi/informasi yang sederhana. Mereka jadi lebih mudah paham 😊
Yosshhh! Semangaaaat! Hari pertama sangat menyenangkan. Semoga seterusnya sampai akhir dan semoga ibu twin sukses berproses menjadi lebih baik setiap harinya. Aamiin.. InsyaAllah.
Tumblr media Tumblr media
2 notes · View notes
azhimuthe · 5 years
Text
Aliran Rasa Tantangan Komunikasi Produktif
Alhamdulillah tantangan 10 hari komunikasi produktif telah selesai dilaksanakan. Alhamdulillah juga aku berhasil menantang diriku sendiri untuk menyelesaikan 5 hari tambahan untuk belajar lebih banyak lagi.
Selama melatih poin komunikasi produktif, aku merasa lebih memerhatikan hal yang biasanya kurang kuperhatikan terlebih dalam komunikasi dengan diri sendiri. Hal ini sebenarnya juga sedang kupelajari untuk meredam kecemasanku. Karena dunia dalam kepalaku selalu sibuk berpikir ini itu maka bahaya jika yang kupikirkan adalah hal negatif yang belum tentu terjadi. Energiku seorang bisa habis karenanya. Dan itu berarti suuzon kan :( Jadi lebih baik berpikir positif dan selalu husnuzon 😇
Sedangkan untuk komunikasi produktif dengan orang tua, aku merasa bisa lebih melatih kesabaranku. Yang biasanya aku merasa sudah cukup sabar, sekarang ditingkatkan lagi level kesabarannya 😁 Komunikasi ada seni dan adabnya :)
Dan sengaja postingan ini ada di story Instagram juga agar seolah seluruh dunia sudah tahu jadi aku nggak bisa berhenti di tengah jalan tanpa menyelesaikan tantangan :)
Harapanku semoga ilmu yang dipelajari di bulan pertama ini bisa terus dilatih dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Benar, karena komunikasi adalah kunci :)
1 note · View note
nonabila · 5 years
Text
melambung
Saya senang hari ini.
Deadline kerjaan saya sudah selesai.
Dokumen yang saya kerjakan langsung di escalate ke Managing Director.
Persiapan kunjungan untuk tamu VVIP dan VIP sudah final
Koordinasi dengan lintas departemen berjalan lancar
Rekomendasi dari Senior Manager untuk in charge tamu VVIP langsung.
Menyadari bahwa kerjaan saya dapat memberikan rekomendasi yang berguna untuk perusahaan
Dan dipuji oleh user.
Aaaaa bahagia sekali rasanya.
Meskipun bukan saya yang memuji orang lain hari ini, tetapi dipuji itu rasanya menyenangkan sekali.
Beruntung saya punya user, senior manager, dan managing director yang tidak pelit pujian. Komunikasi positif itu membuat pendengarnya menjadi positif juga.
@institut.ibu.profesional
1 note · View note
cindytaseptiana · 5 years
Photo
Tumblr media
•Game Level #1 Tantangan Hari #4• Kudengar lagi, Albarra (21 bulan) berteriak krn sesuatu yg Althaf (5 tahun) perbuat. Akhirnya, mereka berdua kudekati, ternyata Althaf merebut paksa mainan sapi berisi gas yg bisa ditunggangi. Itu memang mainannya s kecil, tp kan harusnya sekarang sudah tak cukup utk digunakan. Albarra pun akhirnya merasa memiliki, tp Althaf seperti belum bisa merelakan sepenuhnya. Akhirnya drama berebut sapi pun seringkali terjadi. Sesungguhnya kondisi ini tak hanya berkaitan dengan sapi yg kumaksud sejak tadi, tp banyak hal. Ya mobil-mobilan, robot, bola, buku, hampir semua mainan rasanya selalu berebut. Aku terus mengajari mereka berdua utk meminjam dengan cara yg baik, baik Althaf maupun Albarra yg memang sebenarnya belum bisa mengerti. Dengan perlahan kusampaikan, “Mas Althaf kalau meminjam mainan yg sedang dipakai Adik Barra, caranya yang baik ya!” Lalu demi kesetaraan kukatakan jg pada Albarra, “Adik juga begitu, kalau mau pinjam mainan Mamas, izin dulu. Mamas… Pinjam… Begitu ya!” Walaupun berulang kali sudah dijelaskan dgn kalimat yang sesederhana mungkin, masih saja terjadi. “Astaghfirullah Mas Althaf kenapa kok rebut sapi?” “Ini mau Aku perbaiki Bun, ekornya ini rusak.” “Iya boleh. Nanti ya, kan adek sedang pakai dulu.” “Tapi ini ini rusak ekornya. Tuh, lihat! Mau Aku perbaiki.” “Oke sebentar. Coba berikan dulu ke adek deh sapinya. Sini Mamas duduk dekat Bunda. Mas, kalau adek pegang benda yang berbahaya, Mamas boleh rebut. Langsung dekati Adek, bilangin atau gendong atau tarik.” “Iya.” “Misalnya apa coba, Mamas tau ga yang bahaya? Benda yang berbahaya” “Hm.. Misal adek dekat kompor atau setrika. Pisau atau listrik.” “Nah, itu Mamas pinter. Kalau berbahaya seperti itu, Mamas boleh rebut, tarik adeknya, teriak minta tolong. Kalau seperti ini, ingin mainan gimana?” “Bilang pinjam, izin dulu yang baik” Alhamdulillah, udah semakin mengerti sih dengan penyampaian informasi yg singkat & sederhana. Hanya saja memang perlu waktu mengulang-ulang agar setiap sikap baik terinternalisasi dalam diri & bisa ditampilkan dengan respon yang sesuai. Bismillah. . #hari4 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbundasayang @institut.ib https://www.instagram.com/p/Bvp_YDOhTdA/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=t9tj1mjkyu9j
1 note · View note
ismaseptiani-blog · 5 years
Photo
Tumblr media
Bismillah kita mulai lagi dari awal kelas bunsay yg dulu sempat di skip karena bunda merasa blm siap dengan pembagian waktu antara mengurus newborn, toddler, pekerjaan domestik dan game yg di berikan. Hari ini partner yg dipilih masih sama, c sulung kakang, karena bunda merasa masih perlu banyak belajar untuk berkomunikasi yg produktif dgn kakang. Komunikasi produktif ini berawal dari keinginan kakang untuk jajan (berondong jagung) bersama sepupu-sepupu nya. Jelas bunda larang, kenapa? karena kakang masih masuk masa recovery dari amandelnya yg bengkak. Awalnya kakang nangis pas di larang, namun bunda terus berikan pengertian. B : “Kakang ga boleh dulu makan itu, kan belum sembuh betul, nanti tenggorokanya sakit lg” K : (masih menangis) B : “ Coba tenggorokannya masih sakit kan? Nanti klo makam itu tambah sakit kang” K : (mulai mereda) Trs aja bunda coba beri pengertian ke kakang hingga tangis nya reda. Lanjut kejadian ini berulang setelah beberapa saat, ketika kakang liat sepupu dan teman-temannya kembali jajan, tp untungnya kakang sudah mulai mengerti, saat bunda bilang kang jajannya nanti aja klo udh sembuh ya, kecuali klo kakang mau biskuit, eh tanpa di duga kakang jawabnya “Iya euna jgn jajan aja ya, nabung buat ke pantai sama ayah, sama ade, sama th ara, dll.” Alhamdulillah sepertinya sudah mulai mengerti. #hari1 #gamelevel1 #tantangan10 hari #komunikasiproduktif #kuliahbundasayang @institut.ibu.profesional https://www.instagram.com/p/BvjNtdSH6Ye/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1l8s60iqxdvex
1 note · View note
ichahaedy · 6 years
Text
Anak Lelaki
Nak, 29 pekan sudah dede membersamai ibu ya nak. Terimakasih ya, ibu jadi berasa selalu ada yang nemenin.
Beberapa kali USG, kata dokter nanti dede itu laki-laki. Ada monasnya gitu katanya. Hihi. Ibu kebingungan sebenarnya, Nak. Adik-adik ibu semua perempuan. Ibu bisa ndak ya, nak, nanti mendidik dede sesuai fitrah seksualitas dede.  
Beberapa kali ibu curhat ke Allah tentang kebingungan ibu ini. Ibu cari-carilah video parenting nabawiyah khusus untuk anak laki-laki. Kok ibu ngga nemu ya, Nak. Mungkin ibu kurang teliti yah nyarinya. Nanti ibu search-search lagi deh.
Trus tau ngga, Nak. Allah itu memang Maha Mengurusi HambaNya, ya. Tiba-tiba pagi tadi ada yang share sebuah tulisan di salah satu whatsApp grup ibu. Judulnya “Jadikan Anak Lelaki Kita Sebagai Lelaki Sejati”. Asa ngepas sama do’a ibu terkait pendidikan dede yah. Ah Allah memang sebaik-baik penolong..
Ini ibu copasin ya, Nak.
*Jadikan Anak Lelaki Kita Sebagai Lelaki Sejati*
Dimana-mana kita mudah menjumpai anak lelaki yang hanya punya separuh jiwa lelaki. Itu ditandai dengan miskin kemandirian, bergantung pada orang tua, cuek pada lingkungan, dan hidup sekehendak hati.Saat mereka dewasa/baligh tentu semua menjadi tanggung jawab sendiri di hadapan Yang Mahakuasa, tapi yang orang tua tak boleh lupa bahwa apa yang terjadi pada pribadi mereka di gerbang usia akil baligh adalah hasil dari pergaulan yang panjang bersama orang tua.
Anak seperti tanaman yang baru tumbuh. Mudah dibentuk batang dan rantingnya. Namun saat mereka beranjak dewasa kepribadian itu telah terbentuk. Memaksakan pemahaman dapat mematahkan jiwa mereka. Tak gampang me-reset ulang karakter seorang pemuda, pada umumnya ia telah ajeg. Itulah sebabnya Rasulullah SAW. mengingatkan kita tentang urgennya tarbiyatul awlad atau ta’dibul awlad.ﺃَﺩِّﺑﻮﺍ ﺃﻭﻻﺩَﻛﻢ …Ajarilah anakmu…Bagaimana caranya?
*PERTAMA*
Ayah harus berperan dalam pendidikan anak. Ibnu Qayyim menyebutkan dalam kitabnya Tuhfatul Wadul bahwa bila ada anak yang bermasalah maka yang pertama harus disalahkan adalah ayahnya. *INGAT* bukan ibunya, tapi ayah.
Ada alasan kuat mengapa ayah harus terlibat dalam pendidikan anak selain telah disyariatkan akan kewajiban hal ini. 
Ayah adalah pemegang tampuk qowwam, kepemimpinan. Para ulama tafsir seperti adh-Dhahak dan lain-lain menyatakan bahwa makna qowwam adalah laksana sultan/penguasa. Kehadiran ayah dalam pendidikan anak akan membentuk karakter lelaki pada anak-anak lelaki kita. Cara seorang ayah mengasihi anak lelaki, berbeda dengan cara ibu. 
Ayah menyayangi anak dengan tabiat lelaki. Ketika anak lelaki sakit karena terjatuh misalnya, seorang ayah tidak akan memeluknya tapi memintanya untuk segera move on, bangkit dan memberinya semangat untuk menahan bahkan melupakan rasa sakit. 
Sementara seorang ibu biasanya memeluknya lama, mengusap rambut, mencium dan terus membiarkannya menangis. Karena bagi seorang ibu dan perempuan pada umumnya, menangis itu adalah cara untuk melepaskan perasaan agar tenang. Sedangkan seorang lelaki akan berjuang melawan rasa sakit dan sedih untuk menenangkan perasaannya.
Itulah sebabnya Nabi menganalogikan perempuan bak kaca, dan meminta kaum pria berlemah lembut pada mereka.ﻭَﻳْﺤَﻚَ ﻳَﺎ ﺃَﻧْﺠَﺸَﺔُ ، ﺭُﻭَﻳْﺪَﻙَ ﺳَﻮْﻗًﺎ ﺑِﺎﻟْﻘَﻮَﺍﺭِﻳﺮِ
Perlahanlah ya Anjasyah, engkau membaca botol-botol kaca
*KEDUA*
Jangan berikan asesoris, permainan dan segala hal yang berkaitan dengan dunia anak perempuan. 
Dalam sebuah hadits disebutkan:ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻟَﻌَﻦَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﻳَﻠْﺒَﺲُ ﻟُﺒْﺴَﺔَ ﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓِ ، ﻭَﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓَ ﺗَﻠْﺒَﺲُ ﻟُﺒْﺴَﺔَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞِ
Bahwasanya Rasulullah SAW. telah melaknat lelaki yang memakai pakaian perempuan, dan perempuan yang memakai pakaian lelaki (HR. Ahmad).
Beberapa kali dalam hidup saya bertemu dengan sejumlah lelaki yang berpenampilan dan bergaya feminim. Miris. Ini melawan fitrah dan bertentangan dengan hukum syara’. 
Di antara sebab munculnya lelaki berjiwa perempuan adalah pola asuh sejak kecil yang keliru antara anak lelaki dan perempuan. Orang tua membiarkan anak lelaki bergaya anak perempuan, juga sebaliknya.
*KETIGA*
Pisahkan juga tempat tidur anak lelaki dari anak perempuan dan kedua orang tuanya saat mereka sudah masuk usia sepuluh tahun.
ﻣُﺮُﻭﺍ ﺃﻭْﻻﺩَﻛُﻢْ ﺑِﺎﻟﺼَّﻼﺓِ ﻭَﻫُﻢْ ﺃﺑْﻨَﺎﺀُ ﺳَﺒْﻊِ ﺳِﻨﻴﻦَ ، ﻭَﺍﺿْﺮِﺑُﻮﻫُﻢْ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ، ﻭَﻫُﻢْ ﺃﺑْﻨَﺎﺀُ ﻋَﺸْﺮٍ ، ﻭَﻓَﺮِّﻗُﻮﺍ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻀَﺎﺟِﻊِ
Ajarkanlah anak-anakmu shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika usia mereka sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur di antara mereka (HR. Abu Daud).
Pemisahan tempat tidur memiliki faidah penjagaan anak-anak dari rangsangan seksual juga melatih kemandirian dan keberanian tidur terpisah dari orang tua dan saudara kandung. Orang tua jangan sungkan ‘mengusir’ anak perempuan dan anak lelaki yang telah mencapai usia itu jika masih ingin tidur bersama orang tua atau saudara kandungnya.
*KEEMPAT* 
Latih anak lelaki untuk mengerjakan kewajiban-kewajiban syariat bagi kaum lelaki. 
Pada usia dini mulai perintahkan dan ajarkan untuk shalat berjamaah ke mesjid. Para ibu – juga ayah – harus tega membangunkan anak di pagi hari yang masih gelap dan mengajak si kecil berangkat shalat subuh ke mesjid. Begitupula saat ia bermain di siang atau sore hari, panggil mereka untuk menunaikan shalat jamaah ke mesjid.Hari ini banyak orang tua yang tak tega atau milih mengalah atau membiarkan anak-anak mereka tak shalat berjamaah ke mesjid, sekalipun rumah mereka hanya beberapa langkah dari rumah Allah. Mulailah tercerabut dari jiwa anak separuh dari kelelakian mereka.
Ibunda Imam Ahmad bin Hanbal setiap hari, menjelang subuh menyiapkan air hangat bagi putranya yang masih kanak-kanak, untuk keperluan mandi dan berwudlu di tengah cuaca dingin. Lalu mereka berdua berangkat ke mesjid menunaikan shalat subuh. Ma Sha Allah! Pantas bila putranya kemudian tumbuh menjadi lelaki sejati, berdiri di hadapan kezaliman penguasa yang terpengaruh ajaran Mu’tazilah yang ingin merusak akidah umat.
Saat anak lelaki beranjak dewasa, maka tanamkan kewajiban untuk mencari nafkah. Sepanjang sejarah para nabi dan rasul semua adalah pekerja sejak usia muda. Umumnya menggembalakan kambing dan juga berdagang.  Tanamkan bukan soal berapa uang yang mereka raih, tapi menunaikan kewajiban mencari bekerja bagi para pria.
*KELIMA* 
Tanamkan tanggung jawab pada setiap anak, terlebih anak lelaki. 
Setiap anak harus punya tanggung jawab atas kamarnya, barang miliknya, mainan, buku-bukunya, tapi anak lelaki harus diminta komitmen lebih. Mereka adalah calon pemegang qowwam dalam keluarga dan kepemimpinan di masyarakat.
Sedari dini biarkan mereka untuk mulai bisa mengurus diri sendiri. Berpakaian, mengambil dan membereskan perlengkapan sekolah, dan tanggung jawab bila ada barang yang hilang atau tercecer. Tentu saja sambil dibantu sesuai kadar usianya.
Sehingga tak ada lagi cerita anak lelaki usia SMP masih disuapi makanan terus menerus oleh ibunya. Tak ada lagi cerita anak lelaki umur 15 tahun tak bisa mencuci baju, teledor menyimpan dan menggunakan uang, dan tak punya malu masih minta bantuan orang lain mengurus keperluannya, meskipun itu adalah pembantu rumah tangga mereka.
*KEENAM* 
Tegakkan kedisplinan pada mereka. 
Anak-anak yang tumbuh tanpa kedisplinan dari orang tua akan tumbuh sebagai anak yang manja, tak punya daya tahan, menggantungkan diri pada orang lain, tapi juga egois dan mau menang sendiri.Manakala anak-anak berbuat salah, maka perlu dilakukan ta’dib, meluruskan kekeliruan mereka.  Tentu saja ini disesuaikan dengan usia, tingkat kesalahan, dan jenis kelamin anak. Bagi anak-anak yang sudah tamyiz maka mereka sudah tak pantas melakukan kesalahan mendasar seperti tidak shalat, bercanda ketika di majlis ilmu, ketika shalat, memukul adiknya, malas disuruh orang tua, dsb. Intinya, orang tua jangan lengah dalam mendisiplinkan anak. Membiarkan dan memanjakan kesalahan mereka akan berdampak hilangnya separuh jiwa lelaki pada anak-anak lelaki kita.
ﻷَﻥْ ﻳُﺆَﺩِّﺏَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻭَﻟَﺪَﻩُ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻥْ ﻳَﺘَﺼَﺪَّﻕَ ﺑِﺼَﺎﻉٍ
“Seseorang yang mendidik anaknya adalah lebih baik daripada ia bersedekah dengan satu sha’ (H.R. Tirmidzi)
*KETUJUH*
Bacakan kisah-kisah heroik para pahlawan Islam. 
Mush’ab bin Umair, Sa’ad bin Abi Waqqash, Khalid bin Walid, dan sekian ribu para lelaki pahlawan Islam. Umat ini sungguh tak pernah kehabisan figur-figur lelaki sejati. Kenalkan anak-anak lelaki kita pada mereka.  Termasuk pada pahlawan negeri seperti Diponegoro, Sultan Hasanuddin, Imam Bonjol, dll. Agar tertanam jiwa heroik dan keteladanan yang benar.Jauhkan mereka dari tokoh-tokoh khayalan dan fiksi, apalagi yang merusak kepribadian umat.
Semoga Allah menunjukkan anak-anak lelaki kita ke jalan dakwah dan perjuangan Islam. Menjadi pilar-pilar penopang kemuliaan umat. Aamiin.
By: Iwan Januar Reshared by @JilbabPalestine 
Ibu terhenyak baca bagian ini Nak :  “Ada alasan kuat mengapa ayah harus terlibat dalam pendidikan anak selain telah disyariatkan akan kewajiban hal ini.  Ayah adalah pemegang tampuk qowwam, kepemimpinan. Para ulama tafsir seperti adh-Dhahak dan lain-lain menyatakan bahwa makna qowwam adalah laksana sultan/penguasa. Kehadiran ayah dalam pendidikan anak akan membentuk karakter lelaki pada anak-anak lelaki kita. Cara seorang ayah mengasihi anak lelaki, berbeda dengan cara ibu.”
Jadilah ibu langsung share ke Ayah. Iya juga yah, sebenarnya ibu ngga perlu takut tentang hal ini ya. Pertama, karena Allah selalu ada. Dia-lah Penolong terhebat, satu-satunya sandaran yang tidak akan tumbang. Kedua, perkara mendidik adalah perkara kerjasama antara Ibu dan Ayah. Mungkin ada pembagian peran disana. Tapi semua mesti berkontribusi demi hasil yang (diikhtiarkan) paripurna.
Maka, doakan Ayah dan Ibu ya nak. Supaya istiqamah dijalanNya untuk selalu bergandengan tangan mengusahakan pendidikan terbaik buat dedek. Dedek di dalam sana yang sehat ya. Sampai ketemu, insyaAllah beberapa minggu lagi. Mudah-mudahan Allah selalu memberkahi dan membersamai keluarga kita ya sayang.
Ayah Ibu sayang sama dede karena Allah. See you when I see you <3
8 notes · View notes
yulialatifah · 6 years
Text
ALIRAN RASA BUNSAY GAMES LEVEL #1
Tumblr media
Alhamdulillaah, badge dasar Komunikasi Produktif ini berhasil saya dapatkan di Level 1 games Kelas Bunda Sayang (Bunsay). Perasaan kesel, jengkel, dan menyesal waktu kejadian telat 11 menit posting tugas di hari ke-8 rasanya jadi hilang saat saya sadar bahwa seharusnya jangan badge apresiasi inilah yang harus dikejar, namun yg dikejar seharusnya adalah perubahan diri ini yang semakin baik terkait Komunikasi Produktif bersama pasangan.
Jujur, di Batch 3 kali ini di mana saya mengulang kelas Bunsay saya memang lebih niat dalam mengikuti kelasnya.
1. Saya berniat untuk mengerjakan tugas sebaik mungkin.
2. Saya akan membuat mind map sebagai metode baru dalam setiap challenge.
3. Mind map tsb saya tempelkan di kamar supaya selalu ingat dan seperti ada yang mengingatkan disaat lupa/ ga sengaja baca.
Tumblr media
(mind map komunikasi produktif)
Tumblr media
(mind map cemilan #1)
Nahh hal inilah yang membuat saya lebih selalu sadar akan ada challenge yang harus diselesaikan. Sehingga saat saya lupa kaidah komunikasi produktif, saya bisa langsung melihat mindmap. Ketika saya melakukan kesalahan komunikasi, saya langsung introspeksi diri dan kemudian berusaha mencari kaidah mana yg cocok untuk dilakukan berikutnya.
Semoga ilmu Komunikasi Produktif ini tidak berhenti diaplikasikan sampai games ini berakhir, sampai materi ini berakhir, namun semoga bisa selalu berlanjut diaplikasikan setiap hari dalam mengarungi bahtera kehidupan sesungguhnya di Universitas Kehidupan.
Tumblr media
(penampakan mind map yang tertempel di dinding dekat jadwal harian)
Depok, 23 November 2017
©yulialatifah
5 notes · View notes
bundalfar93-blog · 6 years
Text
Rabu, 1 November 2017
Go Ahead...
Bismillahirrahmanirrahim...
Hari pertama ini saya mulai mengamati dan pasang gestur tubuh untuk memulai komunikasi produktif ini. Dan orang yang saya pilih dari anggota keluarga saya adalah suami saya. Karena anak saya masih berusia 8 bulan.
Hari pertama ini saya lalui seperti biasa. Mengobrol apa adanya dengan suami, karena saya adalah tipe yang suka bercerita, ada sesuatu saja yang mengganjal hati saya berusaha sebisa mungkin saya akan ceritakan kepada orang lain. Apalagi di sekitar rumah saya, jarang ada yang bisa saya andalkan untuk mendengarkan cerita saya, sekalipun ada, teman saya rumahnya berjarak cukup jauh dari rumah saya. Jadilah suami orang pertama yang saya jadikan tempat curhat dan bercerita segala macam yang saya rasakan di rumah.
Saya sebagai seorang istri pastinya akan selalu memulai percakapan karena saya selalu menunggu kehadiran suami saya untuk menuangkan segala isi hati saya. Dan mungkin, inilah yang menjadi kesalahan dalam berkomunikasi saya, kurang bisa mencari waktu yang tepat untuk memulai komunikasi yang produktif. Karena walau bagaimanapun, suami saya baru pulang dari kantor dan yang dia inginkan pasti rehat sejenak dari kepenatan di kantor. Walau saya mengajaknya mengobrol sambil tiduran, tapi saya merasakan selama ini terkadang suami saya tidak 'connect' dengan apa yang saya katakan. Banyak tema yang kami obrolkan selama suami saya berada di rumah. Mulai dari obrolan tentang Alfar (anak kami 8mo), sampai obrolan tentang drama Korea 😁, yaa meskipun suami saya sangat anti dengan yang namanya drama Korea, tapi beliau tidak pernah 'cuekin' saya ketika saya bercerita tentang drama yang sedang saya tonton. Malah terkadang beliau menunjukkan sikap ketertarikannya meski sedikit terhadap drama Korea. Alhamdulillah...komunikasi kami selalu komunikatif, karena baik saya ataupun suami, kami selalu berusaha untuk menunjukkan ketertarikan satu sama lain ketika mendengarkan cerita masing-masing.
Hal kedua yang mesti saya perbaiki selanjutnya adalah kaidah ke lima: "I'm responsible for my communication results". Terkadang ada beberapa kosa kata yang keluar dari mulut saya yang kurang dimengerti suami, entah itu penyebabnya adalah saya yang salah dengar atau suami yang salah dengar. Atau mungkin saya yang salah menangkap maksud suami karena tidak lengkap mendengarkan cerita suami saya, hingga ketika saya berusaha menanggapinya, suami malah balik bertanya maksud ucapan saya tadi.
Begitulah kisah komunikasi produktif saya dengan suami di hari pertama, semoga kedepannya saya bisa terus memperbaiki komunikasi saya dan suami hingga tercipta komunikasi yang benar-benar produktif.
6 notes · View notes
zelinavenesia · 6 years
Text
Energi Dalam Kata
Catatan Hari ke-5 Tantangan Komunitas Produktif
Kata-kata yang kita gunakan dalam proses komunikasi merekam energi yang dapat mempengaruhi partner komunikasi kita. Semakin positif pilihan kata yang kita gunakan maka semakin baik pula energi yang kita transfer kepada partner komunikasi kita. Dalam pembahasan Di kelas Bunda Sayang, beberapa contoh yang diberikan misalkan mengganti kata "Masalah" menjadi "Tantangan". Sederhana bukan? :)
Dari tindakan sederhana itu, tidak jarang dampak yang dihasilkan cukup besar. 
Beberapa hari yang lalu, saya diminta untuk ikut serta dalam sebuah rapat bersama dengan jajaran advisor direksi. Saya diminta untuk ikut menyusun suatu sistem penilaian kinerja yang dirasa cocok dengan kebutuhan perusahaan. Sejak malam harinya, saya merasa tidak tenang, gugup dengan apa yang akan saya hadapi esok paginya. Malam itu, saya terlelap karena kelelahan memikirkan alternatif alternatif yang akan terjadi didalam rapat esok hari. Pagi harinya sesaat sebelum saya berangkat, Ibu memeluk saya. Membisikan kata-kata yang membuat saya tenang sepanjang hari dan mampu melewati rapat tersebut dengan baik. Padahal kata-katanya sederhana. Ibu hanya menyampaikan "Apapun yang kamu lakukan diluar sana, akan selalu Ibu doakan menjadi hal yang paling baik untukmu. Ibu meridhoimu untuk terus berkembang mencapai mimpi-mimpimu, semoga dengan begitu Allah pun ridho kepadamu". 
.
.
Sejak saat itu, kata-kata Ibu itu menjadi mantra ajaib bagi saya :)
Ada doa Ibu yang selalu membersamai saya. Hal ini menjadi sumber energi tidak terbatas bagi saya dalam mengerjakan banyak hal. Bayangkan jika saat itu ibu hanya berkata "Jangan Panik Nak, semangat! " , mungkin hasilnya akan lain bukan? :))
3 notes · View notes
detinnitami · 5 years
Text
Pernah
Suatu waktu, kita pernah merasa sangat jauh dari apa yang mendasari hidup kita. Parahnya, seringkali kita tidak menyadari. Rutinitas benar-benar memabukkan, mamaksa kita memakai kacamata kuda ketika berjalan di muka bumi.
Rutinitas seringkali membuat lupa tentang apa tujuan kita ada dan bernafas saat ini. Lupa akan alasan jantung tetap berdetak dan rezeki tetap mengalir. Kita sering lupa bersyukur.
Entah bagaimana, berkomunikasi yang layak bisa membuat kita tersadar tentang apa-apa yang terlupa dan dilupakan.
Raja George VI pernah kesulitan berkomunikasi karena gagap, dia memilih Lionel Logue sebagai teman berkomunikasi sekaligus terapi bicaranya. Nabi Musa menunjuk Nabi Harun sebagai juru bicaranya. Mereka yang kesulitan berlatih ekstra untuk dapat berkomunikasi produktif, maka kita yang diberi kesempurnaan lidah dan pelafalan harusnya lebih mampu mengutarakan bahasa dengan lebih layak, santun dan berisi.
Komunikasi membantu kita menyadarkan bahwa kita sedang tidak baik-baik saja. Kita sedang dimabukkan oleh rutinitas
Tadi pagi, saat sedang berdua dengan Pak Ryan, seperti biasa saya meminta nasihat hikmah. Kami akan saling berbagi
X : kang, aku minta nasihat hikmah dong.
(Kemudian dia bercerita tentang persiapan menuju Ramadhan)
Y : sekarang gantian
X : .... hening.
Ternyata, dari komunikasi ini tersadar sudah apa yang menjadi masalah akhir-akhir ini. Saya sedang jauh dari keimanan terbaik saya. Ketika diminta memberikan nasihat, otak saya secara rodi bekerja mencari apa petikan kebaikan yang bisa saya bagi.
Kekosongan otak adalah pertanda bahwa hidup sedang jauh dari pelajaran-pelajaran baik kehidupan.
Terimakasih komunikasi hari ini,
*auto istigfar*
2 notes · View notes
arifratna · 6 years
Photo
Tumblr media
[Cari suasana baru #2] . Menyambung caption kemarin.. Jalan-jalan pas weekend itu hanya salah satu cara untuk refresh penat2. Caranya bisa berbeda-beda ya tergantung sama keluarga masing-masing. Saya pun ada berbagai metode lainnya, seperti ikut kajian di masjid atau tempat-tempat terdekat. . Saya dan abinya shofi masih terus berniat untuk sedini mungkin mendekatkan shofi sama masjid. Niat ini tentunya harus dikomitmenkan untuk ibadah. Kalo weekdays karena ga mungkin jalan ke masjid, jadilah weekend jadi opsi terbaik untuk jalan-jalan ke masjid. Dan disekitar rumah alhamdulillah sering ada kajian-kajian bagus. . Apa hubungannya sama tema komunikasi produktif? Ya kalo saya sambung-sambungin sih, berkegiatan bersama2 itu efektif membuat bonding satu sama lain ya, terutama yang berhubungan sama visi misi keluarga. Mencari sarana dan suasana lain diluar rumah. Ga cuma anak yang terstimulasi dengan good values, tapi kedua orangtua juga jadi terfasilitasi dalam mendidik dirinya sendiri (jangan lupa orgtua tetap adalah teladan yang pertama untuk anak) dan tentu jadi ajang yang tepat merefresh-kan lagi ruhiyah masing-masing. . #hari10 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip
2 notes · View notes
azhimuthe · 5 years
Text
Hari 13 Tantangan Komunikasi Produktif
Ummi Azizah - Hari 13 Tantangan Komunikasi Produktif
Aku masih belum percaya kalau hari yang dinanti-nanti ini akan tiba: hari penandatanganan kontrak dengan klien pertamaku! Padahal aku belum sempat presentasi langsung...
Hari ini aku ditemani Kak Dira. Sesampainya di ruko tak lupa aku mengenalkannya kepada mas supervisor. Kemudian kami ngobrol sebentar sembari aku mengambil beberapa foto posisi AC yang akan dicuci.
Setelah itu kami diajak ke lantai 2 untuk melihat jalur menuju outdoor AC. Lalu aku mulai membicarakan soal kontrak. Terselip juga beberapa diskusi yang telah dibahas di WA. Di sini aku percaya diri saja haha���� Aku merasa seperti ini bukan diriku yang biasa.
Di sini tadi aku melatih poin komunikasi produktif di antaranya:
1. Clear and clarify
Menjelaskan secara langsung hal yang sudah didiskusikan di WA agar mase lebih paham
2. Choose the right time
Aku mulai menyinggung soal tandatangan kontrak saat mase sudah terlihat tenang dan duduk manis karena tadi beliau masih bolak-balik naik turun tangga.
3. Kaidah 7-38-55
Yang kuingat jelas tadi aku bicara dengan menggunakan intonasi suara. Inilah yang aku bilang bukan diriku karena teman-temanku bilang aku ini selalu datar, bicara kurang atau bahkan tanpa intonasi 😌
4. Intensity of eye contact
Aku berkomunikasi sambil menatap mase. Hati-hati kok jadi nggak akan turun ke hati 😆
5. I'm responsible for my communication results
Aku siap menjelaskan kalau mase masih kurang paham. Kalau aku nggak tahu jawaban pastinya pun aku bilang "nanti saya diskusikan dulu".
Jadi ingat beberapa hari lalu aku unggah story ini. Is this really: one step closer?
One step closer menuju closing maksudnya :") Dan benar saja... Alhamdulillah 😇
nb: ini menggambarkan peningnya diriku
1 note · View note
liliumdomum · 6 years
Photo
Tumblr media
Sebagai seorang introvert, ketenangan, menyendiri, dan menyelami isi hati adalah cara untuk kembali mengumpulkan energi. Setelah menikah ada cara baru yang selalu berhasil mengisi kekosongan energi. Ngobrol sama suami. Dan di dalam perjalanan adalah salah satu tempat ngobrol paling menyenangkan. Banyak hal yang bisa dibicarakan. Termasuk hari ini, perjalanan Tawangmangu-Ponorogo. Perjalanan panjang yang mengisi energi. Komunikasi yang produktif antara pasangan adalah salah satu hal yang bisa merawat kesehatan hubungan. Banyak cara untuk membangunnya, dan setiap pasangan pasti memiliki caranya sendiri. Bagi kami, melakukan perjalanan adalah salah satu suasana terbaik untuk membangun komunikasi produktif. #hari1 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip
2 notes · View notes
hilmiyahtsabitah · 6 years
Text
Komunikasi dalam Maya
dari sepekan terakhir, dan padatnya aktivitas, kadang kami tidak bisa ngobrol tatap muka. Lalu, apakah berhenti untuk komunikasi?diusahakan tidak. oleh karena itu, yang dilakukan adalah dengan komunikasi dalam dunia maya. bisa menggunakan aplikasi chat untuk cerita, atau telpon ketika waktu memang sama-sama senggang. ada tantangan tersendiri ketika harus komunikasi tanpa tatap muka. yaitu, persamaan persepsi. karena tanpa tatap muka, kita tidak tau persis ekspresi yang ditunjukkan ketika bicara.
1 note · View note
ichahaedy · 6 years
Text
Teladan
Seindah-indahnya kata-kata, tiada yang lebih indah daripada pemahaman yang datang dari hati. Meski dalam diam.
Dhuha itu, menjelang siang pada detik-detik meninggalnya Rasulullah SAW. Abdurrahman ibn Abu Bakr memasuki bilik tempat Rasulullah SAW terbaring sakit, dengan siwak di genggaman tangannya. Maka, kita semua ingat kisah selanjutnya. Ketika Ibunda ‘Aisyah melihat mata Rasulullah SAW tertuju pada siwak tersebut. Tidak ada kata-kata. Namun, dari hatinya yang peka nan tersambung dengan sang uswatun hasanah, ibunda kita paham bahwa Rasul tercinta ingin bersiwak. Ia ingin tampil bersih menuju Rafiqul A’la. Lalu dengan sigap ia ambil siwak dan dilembutkanlah ujung-ujungnya untuk Rasulullah SAW. Bercampur sudah ludah dari sepasang suami istri yang kedua hatinya tersambung kepada Sang Khalik tersebut.
Kisah cinta mana yang paling ingin kita bawa dalam bilik-bilik rumah kita, kalau bukan kisah cinta Sang Teladan bersama ibunda seluruh zaman?
Menikah, sungguh bukanlah hanya untuk bahagia. Karena sejatinya banyak pembelajaran di dalamnya. Dan belajar, tidaklah selalu menyenangkan jika dilihat dari sudut pandang dunia. Ada cemburu disana, saat ibunda ‘Aisyah membanting nampan berisi piring di hadapan para tamu. Ada duka disana, saat fitnah keji yang dihembuskan munafiqun melanda rumah tangga nabi. Ada romantisme disana, saat pipi bersinggungan pipi. Saat lomba lari. Atau saat ibunda yang mulia Khadijah dengan lembut nan tenteram menyelimuti. Ada pula lelah disana, saat para isteri meminta jatah lebih pasca persitiwa di Hunain.
Maka, dari hal paling besar hingga hiasan-hiasan kecil, mari kita ikhtiarkan rumah tangga ini untuk berlabuh ke dermaga itu, suamiku. Barangkali komunikasi batin seperti kisah Rasulullah dan ibunda ‘Aisyah itu tidak mudah kita tiru. Namun, ketersambungan hati dengan Sang Rahman arRahim haruslah selalu kita upayakan. Masih banyak pula yang tercatat dari keteladanan momentum 23 tahun tersebut, yang selayaknya kita terapkan dalam hari-hari kita, jua saat bersama anak cucu nanti.
Dalam tawa, dalam air mata, dalam cemburu, dalam lelah, dalam setiap detik rumah tangga ini, mudah-mudahan Rabb Azza wa Jalla berkenan menjadikan kita satu tidak hanya di dunia, melainkan sampai ke surga.
5 notes · View notes