Tumgik
#dampak ekonomi
newsnusantara · 1 year
Text
Banyak Sawit Busuk, Berharap Kembali Beroperasi
Banyak Sawit Busuk, Berharap Kembali Beroperasi
Puluhan petani sawit di Kecamatan Segah datangi PT BBA untuk memintanya kembali beroperasi, Senin (05/12). NEWSNUSANTARA,TANJUNG REDEB- Sejumlah perwakilan petani mandiri di Kecamatan Segah datangi Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT BAA, Senin (05/12). Tujuannya untuk meminta penjelasan kapan PT BAA beroperasi. Mereka juga meminta perusahaan tersebut kembali beroperasi. Salah seorang perwakilan dari…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
penapetanimuda · 9 months
Text
Krisis regenerasi petani muda adalah masalah serius yang mempengaruhi masa depan pertanian. Untuk mengatasi krisis ini, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan para petani muda itu sendiri. Dengan memberikan dukungan, pendidikan, dan pelatihan yang cukup, serta memanfaatkan teknologi pertanian modern, kita bisa membangun masa depan pertanian yang berkelanjutan dan menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik
0 notes
nininmenulis · 10 months
Text
Kebijakan Makroprudensial untuk Mendorong Menuju Net-Zero Emission
Jika menengok kembali ke belakang, saat pandemi pemerintah menerapkan berbagai kebijakan salah satunya membatasi mobilitas untuk menjaga kesehatan masyarakat. Dengan cepat kebijakan mengatasi penularan COVID-19 justru berdampak terhadap sektor ekonomi. Menurut data IMF 2021, pada 2020 di tahun pertama pandemi ekonomi global menyusut hingga 3 persen dan angka kemiskinan meningkat. Ketika dampak…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
tvpapua-blog · 2 years
Text
Kadin Papua Gelar FGD Bahas Dampak Ekonomi Terhadap Tiga DOB
Kadin Papua Gelar FGD Bahas Dampak Ekonomi Terhadap Tiga DOB
Ketua Kadin Papua, Ronald Antonio Bonai saat diwawancarai awak media usai FGD/ QB tvpapua.com, Jayapura, 15/10 JAYAPURA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Papua menggelar Focus Group Discussion (FGD) membahas dampak ekonomi dari kehadiran terhadap tiga daerah otonomi baru (DOB) di Papua, yang berlangsung di Swiss Bell Hotel Jayapura, Jumat (14/10) kemarin. Tiga DOB tersebut yakni…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
matanewes · 2 years
Text
Pengamat Ekonomi Ingatkan Dampak Negatif Viralnya Hastag Bomba Group
Pengamat Ekonomi Ingatkan Dampak Negatif Viralnya Hastag Bomba Group
Matanews.id, Jakarta – Pakar Ekonomi Universitas Pelita Harapan Tanggor Sihombing mengomentari viralnya hastag #BongkarSkandalBombaGroup di media sosial (medsos) Twitter beberapa waktu lalu. Hal itu muncul terkait dugaan kredit macet Bomba Group ke salah satu bank pelat merah yang digaungkan para netizen. Menurutnya, isu tersebut menjadi besar karena nominal peminjaman PT Bomba Group yang besar…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
nusaonline · 2 years
Text
Ekonomi Digital dan Perilaku Pengguna Media Sosial
Ekonomi Digital dan Perilaku Pengguna Media Sosial
NUSA Online – Ekonomi Digital dan Perilaku Pengguna Media Sosial. Nyatanya kita menyadari kalau ekonomi digital dikala ini sangatlah tumbuh pesat. Era dahulu, kala hendak melaksanakan transaksi, kita wajib bertatap muka langsung dengan sang penjual. Contohnya dikala kita mau membeli tiket pesawat, hingga kita wajib berangkat ke travel agent. Dikala kita mau membeli pulsa ataupun paket informasi,…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
hastyraasya · 4 months
Text
Ingin Berperan
Banyak hal yang selalu terlintas, dari banyaknya informasi yang kudapat aku menyaring segala hal yang menurutku penting untuk kehidupanku.
Dari itu pula aku menyadari sesuatu.
Dulu, aku pernah berangan untuk menjadi orang terpandang, menonjol, dikagumi, juga dihormati. Tapi hal itu sekarang terlalu rumit untukku, terlalu sombong juga sepertinya, ketika yang kita inginkan hanya sebatas pengakuan dari orang lain. Sebab pada akhirnya banyak hal yang akan tertinggal, memaksakan dan tak memenuhi standar. Rumit bukan ? Tapi ternyata pikiranku lebih rumit lagi…
Karena pada dasarnya ada hal baik dalam diri ini ingin merasa hidup, aku ingin berperan sebab aku mencari makna kebermanfaatanku hidup di dunia ini.
Pada akhirnya aku selalu berharap bahwa apa yang keluar dari diriku adalah hal-hal yang baik. Aku mengusahakan itu untuk diriku sendiri. Aku berusaha mengalih fokuskan energiku pada semua hal yang pulang dalam tujuan kebaikan.
Aku baru tahu.. ternyata banyak peran yang bisa kita lakukan untuk hidup lebih baik.
Hal kecilnya dari pakaian yang kita pakai. Berapa kali dalam setahun kamu membeli pakaian untuk dirimu sendiri? Kamu tahu darimanakah pakaian yang kamu beli? Dan bagaimana mereka meproduksi pakaian tersebut. Aku baru tahu adanya bahanya fast fashion. Mungkin sederhananya yang banyak orang tahu hanya tentang perkara, pencemaran lingkungan, olahan produksi yang terlalu over, sisa bahan yang banyak menjadi limbah, sampah yang tidak bisa didaur instan dan fakta mengerikan lainnya adalah bagaimana fast fashion ini juga lahir dari penjiplakan designer yang dibayar murah atau copy paste dari fashion week, disisi lain memperkerjakan orang secara murah bahkan meperkerjakan anak kecil dari pekerja tanpa dibayar. Dan pekerjaan mereka lebih dari 15-20 jam dalam satu hari. Kamu tahu brand fashion yang ramai di gandrungi Kaya ZARA,UNICLO, H&M, itu 3 besar yang paling mengotori bumi loh .dll belum lagi dampak penggunaan kimia dalam bahannya yang bisa dibuang ke laut dan mencemarkan. Separah itu untuk kehidupan banyak orang, tapi beberapa kita menikmatinya. Dan yang paling parahnya pelaku produksi fast fashion jika tidak masuk targetnya dalam penjualan dia akan memberi kawasan untuk membuang limbahnya, yang mana penguraiannya paling lambat itu 50 tahun. Limbah fashion itu paling besar no 2 didunia. Aku merasa menjadi pelaku kejahatan jika harus membeli barang dari mereka, jadinya pengetahuan ini mengantarkanku juga pada banyak sekali local brand yang layak dibeli, dan kesyukuranku karena tengah menyukai trifhting atau membeli pakaian bekas, ternyata aku sudah mulai berperan baik setidaknya dalam menyadari apa yang aku pakai tidak dari tempat yang mana aku menyakiti banyak orang.
Sekarang masalah skincare. Waktu itu perkara tiktokshop yang ditutup juga mengantarkan aku pada kesadaran bahwa banyak produk skincare, lahir dari brand produksi china. Yang mana sama, mereka juga menggunakan pergerakan yang fast. Selain itu pergerakan mereka yang soft selling dalam branding menggunakan influencers Indonesia dan menjadi brand no 1 favorit Indonesia. Sebagai kaum mendang mending. Pastinya setelah belajar tentang ingredient yang cocok buat kulit sendiri aku bisa memilih skincare yang murah tapi cukup untuk kebutuhan kulit. Karena rasa inginku dalam berperan untuk memajukan ekonomi Indonesia pun aku belajar untuk meninggalkan mereka. Padahal harga cukup jauh dan cukup untuk ditabung hal lainnya. Tapi karena perasaan itu juga aku jadi banyak belajar dan masuk dalam berbagai macam ranah. Aku tahu ternyata ada juga bahaya tentang fast skincare yang memproduksi banyak agar barang lebih murah diedarkan. Selain itu itu juga jadi tau liciknya china buat memperkaya diri di Indonesia dengan menyeludupkan banyak hal dan dengan berbagai caranya. Apalagi kalau ada dari kalian lihat bagaimana mereka memperkerjakan orang dengan tidak manusiawi dan bagaimana mereka menjualkan barang barang yang kamu tahu kalau made in china selalu cepat rusak itu karena pembuatan mereka yang selalu mengutamakan yang penting cepat, dan terjual. Disisi lain juga banyak penjualan terpisah dari bahan bahan yang kita butuhkan membuat kita perlu membeli lebih banyak dengan membuat banyak sekali sampah yang menumpuk jika diteruskan. Dari sana aku tahu aku juga harus berbelanja kebutuhanku dengan baik. Aku tahu aku masih membutuhkannya, aku bisa mengendalikan diriku agar apa yang aku beli juga baik untukku dan berdampak baik pada dampaknya.
Dan ternyata fakta menyedihkan lainnya 78% orang Indonesia tidak peduli Lingkungan. Dari aku yang sedang belajar sedih mendengarnya karena faktanya banyak orang hidup mencari makna dan peran dalam dunia maya tapi tidak memulai untuk berdaya pada hal kecil di sekelilingnya.
Sebenarnya masih panjang dan rumit pikiranku karena banyaknya informasi itu… tapi yang ini dulu yang mau aku sampaikan..
Ketika membahas lingkungan aku juga merenungkan satu hal. Dari pembahsan fiqih dasar utama yang kita sering pelajari adalah Bab taharah, dari sini juga aku merenungkan diri, apakah aku sudah suci dari apa yang aku pakai, apakah aku sudah mengamalkan, dan menjalankan, yah kita selalu dengan kebersihan sebagian dari Iman tapi dalam kenyataanya kita masih selalu abai. Ternyata memang! Iman kita masih kalah jauh dari mereka yang bahkan tidak percaya Tuhan dan mengamalkan juga menjalankan diri memawas diri untuk hidup yang baik untuk diri sendiri bahkan lingkungan.
Kembali lagi pada inginku pada perasaan berperan, ternyata berperan tidak harus menjadi terkenal, aku bisa memulai hal-hal yang berpengaruh besar tanpa harus dikenal banyak orang. Berdampak baik untukku juga sebagian manusia yang tinggal.
Ah udahlah selamat tidur dari kairo
29 notes · View notes
yunusaziz · 2 years
Text
Pesan Untuk Aktivis Dakwah #2
Tumblr media
Ada satu pesan dari Syaikh Dr. Yusuf Qaradhawi terkait keimanan. Isinya adalah, "Iman yang benar adalah iman yang melahirkan jiwa revolusioner pada diri seseorang." Potret ini dapat kita jumpai dari kalangan para sahabat, selepas memeluk Islam, jiwa mereka mengalami perubahan baik dari segi intrinsik dalam diri mereka dan juga ekstrinsik, aspek kebermanfaatan untuk banyak orang.
Atau mungkin juga, sisi revolusioner dari Nabi Ibrahim. as yang puncak dari refleksi keimanannya adalah dengan menghancurkan berhala-berhala, atas proses paripurna pencarian siapa Tuhan yang layak ia sembah. Allah abadikan peristiwa itu dalam Al-Qur'an surah Al-Anbiya' ayat 58.
Jiwa-jiwa itu lahir bukan tanpa sebab, melainkan aqidah yang dipelajari dengan dalam, tertancap dan diimplementasikan ke dalam setiap aspek kehidupan. Maka tidak heran jika Hasan Al-Banna berpesan kepada aktivis dakwah untuk menghidupkan dan memperhatikan dakwah mabadi. Dakwah yang sifatnya prinsip, fundamental.
Hal tersebut kini yang mulai kurang diperhatikan di kalangan aktivis dakwah, yang berkecimpung di sektor dan bidang apapun. Banyak dari mereka yang menginginkan akselerasi pemahaman, langsung ingin lompat ke materi-materi politik, ekonomi, dsb padahal baru mendapatkan meteri akidah seadanya, pun dibarengi dengan lemahnya semangat dalam menuntut ilmu ini.
Dari sudut pandang para pendidik, seorang murabbi dalam membina misalnya, baru memberikan materi akidah dalam satu dua pertemuan, langsung lompat ke materi-materi lain, yang hal itu dilakukan tanpa ada crosscheck kepahaman dari para mutarabbi-nya.
Ini bisa jadi bahaya. Sebab dampak jangka panjangnya dikhawatirkan akan mencetak aktivis-aktivis dakwah yang 'karbitan', yang hanya memiliki motivasi ekstrinsik saja. Ingin terus berbuat untuk umat, tapi lupa mengkoreksi bagaimana sisi intrinsik diri. Amal yaumiah kendor, gampang futur dan tidak memiliki kelanggengan semangat beramal.
Akan sangat memilukan jika menjumpai seorang aktivis dakwah yang rela menahan kantuk demi membahas solusi-solusi keumatan, tapi malah abai, meyepelekan terhadap tahajud bahkan sholat subuhnya, belum tilawah hariannya, dzikir-dzikirnya, maupun ibadah sunnah lainnya.
Yang dahulu, padahal itu semua merupakan modal utama dalam melangsungkan amanah dakwah di kalangan para sahabat dan generasi-generasi emas Islam berikutnya. Sekali lagi, ini sungguh memilukan.
Maka dari itu, siapapun yang hari ini masih menegaskan diri ingin berkecimpung dalam dakwah, di sektor dan medan apapun, untuk kiranya memperhatikan dakwah mabadi ini. Dakwah yang sifatnya kembali pada prinsip-prinsip kesilaman kita. Khususnya bagi seorang pengajar/murabbi/da'i atau apapun itu, yang tugas utamanya adalah membina. Bahwa materi aqidah harus disampaikan secara integral, utuh dan menarik.
Kalau motivasi intrinsik itu tumbuh akan menjadi bekal bagi mereka untuk menghadapi segala lika-liku dakwah, dengan tetap optimis dan semangat dalam melewatinya. Sebaliknya, mereka yang abai akan hal ini, yang hanya berfokus pada motivasi ekstrinsik akan lebih mudah buyar dan bubar jalan dalam menghadapinya.
Wallahua'lam bis shoowab.
199 notes · View notes
lejel-labs-global · 6 months
Text
Mengenal Lejel Labs Global Lebih Dekat (Bagian Awal)
Tumblr media
Perkenalkan Lejel Labs Global, sebuah entitas yang mengukir jejak suksesnya di dunia bisnis. Artikel ini akan membawa Anda melalui perjalanan perusahaan ini, menyelami sejarah, nilai inti, dan dampak yang dihasilkan di pasar.
1. Sejarah Perusahaan
Lejel Labs adalah bagian dari Lejel Group. Mungkin anda sering mendengar nama Lejel Home Shopping? Benar, kami layaknya saudara yang berasal dari tempat yang sama. Namun, sebagaimana sepasang saudara yang memiliki jalan yang berbeda, kami memilih bisnis yang berbeda untuk dijalani. Lejel Home Shopping adalah platform untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari, Lejel Labs bergerak di bidang industrialisasi, pemimpin global dalam penelitian dan investasi.
2. Nilai Inti
Lejel Labs membentuk paradigma baru di pasar blockchain dengan keahlian khusus blockchain. Teknologi kami memastikan informasi kami dapat dipercaya. Semua informasi diberikan dengan cepat dan ringkas. Bisnis, perdagangan, dan konsumen di berbagai sektor bisnis dapat merealisasikan penghematan biaya dan manfaat ekonomi. Merintis genre baru di pasar blockchain dan mempermudah transaksi internasional dan transfer aset, membuka peluang baru untuk pasar global.
3. Produk atau Layanan Unggulan
Kami bekerja sama dengan Everscale dan Drive to Earn dalam perihal blockchain system. Kami memiliki staff telemarketing yang siap sedia menelfon anda untuk menjualkan produk kami. Tujuannya adalah agar memudahkan anda untuk memilih platform terbaik yang bisa digunakan untuk berinvestasi.
4. Nilai Inti Lejel Labs
Nilai inti Lejel Labs adalah bakat. Kami membantu orang melakukan pembelian yang aman dan masuk akal. Berdasarkan kejujuran dan ketulusan Silakan menjadi bagian dari menciptakan dunia baru yang menghubungkan Yayasan Blockchain dan pembeli.
13 notes · View notes
al-ayubisyam · 4 months
Text
11) Warning! Dicari “Pendidikan Iklim”! (dalam Tiga Puluh Hari Bercerita)
Penting dibaca!
Manusia selama ini terbuai dengan paradigma bahwa sumber daya alam itu melimpah, banyak, dan seolah-olah tidak akan habis. Hidup dalam kenyamanan bahwa segala kebutuhan tersedia dan selalu memiliki sumbernya. Kita begitu nyaman menggunakan bahan bakar semaunya, barang elektronik sebanyak-banyaknya, dan energi digunakan secara sembrono. Kita hidup dengan nyaman di atas bumi yang sudah sesak napas.
Jika kalian dengan senang hati mencari analisis ekonomi dan iklim dunia, kita sebenarnya telah sampai pada akhir hidup yang nyaman itu. "We reach the end of that Era”.
Sekarang kita bahas tanah kita tercinta. Negeri kita adalah negara maritim dan agraris yang berpotensi besar terkena dampak langsung dari krisis iklim. Dikatakan bahwa ancaman dunia ke depannya bukanlah perang, melainkan perubahan iklim. Seberapa mampu kita beradaptasi dengan perubahan iklim yang ekstrim? Atau adakah kita mengetahui hal-hal yang menyebabkan terjadinya krisis dan perubahan iklim? Pernahkah kita menoleh sedikit dan membuat upaya mengatasi perubahan-perubahan ini? Seberapa sering bahaya emisi karbon terhadap pemanasan global dibicarakan di ruang kelas? Seberapa banyak urgensi pengelolaan sampah disuarakan? Seberapa peduli kita berinovasi dan mendukung teknologi ramah lingkungan?
Pada zaman dahulu kala, cie ciee. Dahulu kala, karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan manusia dan hewan saat bernapas diserap dengan baik oleh tumbuhan sehingga terjadi keseimbangan iklim dan cuaca. Sayangnya sekarang, emisi karbon yang kita hasilkan telah melebihi kapasitas yang mampu diserap oleh alam. Industri dan pembakaran bahan bakar menjadi salah dua dari penyumbang emisi yang meluap-luap ini. Dampaknya sudah sering kita rasakan pada El Nino ekstrim, panas yang berlebih, dan cuaca yang tidak menentu. Ini baru masalah kecilnya.
Ada banyak hal yang harus dibahas terkait perubahan dan krisis iklim ini. Dan kita butuh ruang serta upaya untuk membicarakannya secara serius.
– al ayubi
(Referensi: greennetwork.id dan Malaka Project)
3 notes · View notes
safinatunazah16 · 2 months
Text
Pentingnya Pemahaman Hak Kekayaan Intelektual dalam Ekonomi Kreatif
Tumblr media
Indonesia memiliki banyak talenta di bidang industri kreatif. Setiap harinya muncul konten-konten kreatif yang segar karya anak bangsa di berbagai bidang. Ide kreatif yang berlimpah ini sebenarnya adalah sumber daya tanpa batas yang memiliki nilai ekonomi sangat tinggi. Karena itu pemerintah mengimbau masyarakat, khususnya pelaku ekonomi kreatif, untuk sadar pentingnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
HKI didefinisikan sebagai hak untuk memperoleh perlindungan secara hukum atas kekayaan intelektual, sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang HKI. Beberapa bentuk HKI antara lain: hak paten, merek, desain industri, hak cipta, indikasi geografis, rahasia dagang, dan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST). 
Sudah selayaknya para pelaku ekonomi kreatif paham mengenai pentingnya HKI dalam menjaga keorisinalan ide. Hak Kekayaan Intelektual menjadi bentuk perlindungan terhadap ide dari para pelaku industri kreatif. Dengan mendaftarkan “ide” tersebut pada HKI, pemilik ide tidak perlu khawatir idenya diklaim orang lain.
“Jika seseorang memiliki ide atau gagasan, sedari awal memang sebaiknya segera mendaftarkannya. Untuk HKI ada yang harus didaftarkan ada yang tidak. Merek, paten, dan desain industri harus didaftarkan agar bisa mendapat perlindungan dari negara. Jika tidak, orang bisa meniru dan tidak ada perlindungan hukum,” ulas Ari Juliano Gema, Staf Ahli Menteri Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kemenparekraf/Baparekraf.
Keberadaan HKI bisa menjadi sumber peningkatan penghasilan bagi para pelaku ekonomi kreatif. Misal, jika suatu ide telah mendapatkan HKI, kemudian digunakan oleh orang lain, maka pemegang hak tersebut berhak mendapatkan royalti atas kepemilikan ide tersebut.
Dengan kata lain, produk atau ide yang telah didaftarkan dalam Hak Kekayaan Intelektual akan memberikan manfaat ekonomi bagi pencipta, kreator, pendesain, maupun investor. 
Pentingnya pemahaman mengenai HKI di tengah pesatnya digitalisasi juga harus direspons oleh para pelaku ekonomi kreatif. Pasalnya, dengan masifnya penggunaan media sosial tidak menutup kemungkinan suatu ide kreatif menjadi viral, dan berpotensi besar mengalami pencurian ide.
“Perkembangan dunia digital sebenarnya baik bagi industri ekonomi kreatif. Namun, ternyata hal ini juga bisa memberikan dampak buruk. Misalnya, untuk subsektor penerbitan yang mengalami pembajakan atau penjualan buku secara ilegal melalui e-commerce.  Sebenarnya Kemenparekraf sudah melakukan diskusi dengan IKAPI agar pembajakan secara digital bisa ditekan,” terang Ari Juliano Gema. 
Karena itu, untuk mencegah terjadinya klaim atas produk, merek, bahkan ide kreatif dari pihak-pihak lain yang memanfaatkan situasi, para pelaku ekonomi kreatif sudah seharusnya mendaftarkannya ke HKI.
Tak kalah penting, kepemilikan HKI juga memengaruhi kemudahan suatu produk untuk menembus pasar global. Tanpa adanya Hak Kekayaan Intelektual, suatu produk berpotensi dikembalikan karena dianggap melanggar merek dagang, dan tidak ada perlindungan rahasia dagangnya.
“Kemenparekraf selalu melakukan sosialisasi secara terus menerus dan melakukan berbagai acara yang dapat mendukung kreativitas pelaku ekraf, seperti dengan program Apresiasi Kreasi Indonesia dan Food Startup serta beberapa program lainnya dengan BEKRAF juga. Kami selalu ditekankan untuk jangan sampai melanggar HKI orang lain sesuai dengan bidangnya masing-masing,” sambung Ari Juliano Gema.
Tumblr media
Konsekuensi Pelanggaran HKI
Selain memahami pentingnya Hak Kekayaan Intelektual bagi ekonomi kreatif, para pelaku industri kreatif juga harus mengetahui konsekuensi dari pelanggaran HKI. 
Sebab, Hak Kekayaan Intelektual telah diatur dalam Undang-Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, serta Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 56 Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu dan/atau Musik. Sehingga seseorang yang melanggar Hak Kekayaan Intelektual akan dikenai sanksi berdasarkan undang-undang tersebut.
Hal ini dilakukan pemerintah sebagai bentuk perlindungan hukum bagi pemilik hak cipta, atau para pelaku industri kreatif. Melihat hal tersebut, dapat dikatakan jika Indonesia saat ini telah memiliki sistem perlindungan hukum atas Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang sangat kuat.
Bagi sektor ekonomi kreatif adanya perlindungan tersebut tentu merupakan kabar baik. Pasalnya, jika seseorang terbukti melanggar hak ciptaan, maka sanksi yang dikenakan tidak sembarangan.
Sebut saja dalam UU Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta pasal 113 ayat 1 menyebutkan, seseorang yang terbukti melanggar hak cipta dapat dikenai pidana penjara paling lama 1 tahun, dengan denda paling banyak Rp100.000.000. Jelas, angka yang cukup fantastis ini dapat memberikan efek jera bagi pelanggar Hak Kekayaan Intelektual.
Jadi, para pelaku ekonomi kreatif yang telah memiliki Hak Kekayaan Intelektual tidak perlu khawatir jika produknya diambil atau ditiru kompetitor. Pasalnya, HKI telah melindungi suatu produk dari kemungkinan klaim pihak lain.
“Ketika terjadi pelanggaran terhadap HKI, yang bisa melaporkan adalah pemilik HKI itu sendiri. Ketika seseorang meniru ide dari sesuatu yang sedang populer misalnya, pemilik HKI yang sudah memiliki nama besar bisanya hanya akan melakukan pemantauan dulu. Namun, bukan berarti peniru ini boleh dilakukan terus-terusan dan merasa aman-aman saja. Justru ini adalah taktik yang sengaja dilakukan. Ketika terlihat ada potensi pelanggaran pada Merek atau Hak Cipta misalnya, bisa saja peniru ini akan dibawa ke jalur hukum dan dikenakan sanksi yang cukup berat,” papar Ari Juliano Gema.
Nah, bagi para pelaku ekonomi kreatif di Indonesia yang belum mendaftarkan produk, merek, atau ide kreatif, sebaiknya segera melakukan pendaftaran. Pemerintah melalui Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Republik Indonesia telah menyediakan fasilitas pendaftaran HKI secara daring melalui: https://e-hakcipta.dgip.go.id/, yang bisa diakses oleh para pelaku ekonomi kreatif.
Dengan kemudahan ini diharapkan semakin banyak pelaku ekonomi kreatif yang mendaftarkan produk, merek, atau ide untuk mendapatkan perlindungan dari HKI.
3 notes · View notes
ranah-upaya · 1 year
Text
Pendidikan Dan Refleksi Kedigdayaan Sebuah Bangsa
Selamat Hari Pendidikan Nasional.
Bulan Mei, selalu identik dengan momen nasional bangsa Indonesia. Hampir setiap hari, memiliki peristiwa penting dalam sejarah. Baik itu dalam bidang pendidikan, juga kebangkitan bangsa kita yang besar. Menimbang, kemajuan dan kekuatan sebuah bangsa berbanding lurus dengan tingkat pendidikan bangsa. Semakin tinggi tingkat pendidikan, dipastikan bahwa bangsa tersebut lebih kuat dan maju dibanding bangsa – bangsa lainnya. Perlu dijadikan catatan, bahwa kualitas pendidikan sebuah bangsa merupakan cerminan dari tingkat kesejahteraan bangsa dalam berbagai spektrum, baik itu di bidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, pertahanan, dan keamanan atau disingkat dengan akronim POLEKSOSBUDHANKAM.
Pertanyaannya, bagaimana bisa proses pendidikan dijadikan tolak ukur tingkat kedigdayaan sebuah bangsa?
Untuk menjawab pertanyaan ini mari terlebih dahulu melakukan pendekatan pada pendidikan itu sendiri. Sebenarnya apa itu pendidikan? Banyak definisi tentang pendidikan tersebar dalam buku maupun internet. Namun sederhananya, pendidikan merupakan berbagai kegiatan yang bersifat natural maupun nurtural yang dilakukan atau dibentuk sebagai sebuah upaya dalam mencari dan mendapatkan ilmu pengetahuan.
Kegiatan pendidikan mencakup spektrum yang cukup luas, tidak hanya kegiatan yang terjadi di dalam kelas saja. Tanpa kita sadari, berbagai kegiatan yang terjadi di luar kelas pun memiliki hubungan yang erat dengan proses pendidikan itu sendiri, karena sekali lagi pendidikan adalah upaya yang dilakukan oleh manusia dalam rangka mencari ilmu pengetahuan. Pola hidup merupakan salah satu proses dalam serangkaian proses pendidikan yang saling berhubungan. Pendidikan dan pola hidup memiliki hubungan yang tidak terpisahkan, sebagaimana seorang pelajar dengan performa belajar yang baik memiliki kecenderungan yang sama dalam hal pola hidup, mereka memiliki keteraturan dan disiplin dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Mereka sama-sama berusaha membangun pola istirahat yang baik, menjaga asupan nutrisi, begitu juga selalu berusaha untuk menjaga tingkat kebugaran tubuh. Sehingga tidak salah jika dikatakan, bahwa kualitas sebuah bangsa tercermin dari kualitas pendidikan mereka. Kualitas makanan, istirahat, kebugaran tubuh, kemampuan pengelolaan finansial, memiliki pengaruh besar dalam pendidikan.
Ya, fisik kuat, moral kuat, intelijensi kuat.
Kemampuan seorang siswa dalam menyerap pelajaran di kelas dipengaruhi oleh berbagai faktor dan kondisi yang terjadi di luar kelas. Kita tidak bisa serta merta menyalahkan guru, atau sarana fasilitas belajar, bila seorang pelajar kurang bisa menyerap materi pelajarannya. Karena secara alami, manusia akan selalu berusaha untuk membebaskan dirinya dari kekurangan, apabila hal tersebut terjadi, justru kita perlu mencurigai faktor-faktor eksternal dari proses pembelajaran. Hal tersebut telah dibahas oleh seorang ulama’ kita; Imam Syafii ratusan tahun lalu, secara satir dalam sebuah syair menjelaskan: “Wahai saudara-saudaraku kalian tidak akan mendapatkan tanpa melengkapi enam perkara ini; kecerdasan, ketamakan, kerja keras, harta, hormat terhadap guru, dan sepanjang waktu”.  Dari ke enam perkara yang disebutkan, hanya dua perkara yang secara eksplisit memiliki keterkaitan degan kegiatan pendidikan, yaitu kecerdasan dan hormat terhadap guru. Untuk perkara-perkara lain yang disebutkan secara kasat mata, tidak memiliki hubungan dengan dunia pendidikan, namun sejatinya memiliki dampak besar terhadap proses pendidikan.
Dari berbagai hal tersebut, tidak salah jika kita beropini, bahwa kondisi POLEKSOSBUDHANKAM saat ini, adalah refleksi dari kondisi dan kualitas pendidikan sebuah bangsa, begitu juga sebaliknya. Sebagaimana Imam Syafií menegaskan, bahwa terdapat enam aspek yang perlu diperhatikan dalam sebuah proses pendidikan. Bila di perhatikan kembali setiap aspek dari keseluruhan, memiliki relasi dengan aspek yang lain dalam kehidupan, terangkum dalam akronim POLEKSOSBUDHANKAM.
Dengan ini, dapat dikatakan bahwa peduli terhadap kondisi sosial dan berupaya membangun lingkungan sosial yang kondusif, juga merupakan kontribusi dalam dunia pendidikan. Baik upaya untuk mengumpulkan materi, harta benda, menjaga kesehatan dan kebugaran diri juga masyarakat juga merupakan kontribusi dalam dunia pendidikan.
Peduli terhadap dunia pendidikan tidak harus berwujud seruan membaca buku, kepedulian kita terhadap pendidikan sejatinya tercermin dalam tingkat kepedulian kita terhadap kondisi lingkungan dan kondisi sosial masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Bahkan berpolitik juga dapat dikatakan sebagai bentuk nyata kepedulian kita terhadap dunia pendidikan. Bukankah meningkatnya kesejahteraan sosial merupakan tolak ukur dari keberhasilan sebuah program pendidikan? Barangkali, kita pernah mendengar pepatah  “Pendidikan adalah kasta tertinggi dalam dunia politik”, juga bisa jadi, karena stabilitas iklim politik pun memiliki pengaruh terhadap pendidikan.
Bukan bermaksud mengajak pembaca untuk terjun dalam ranah politik. Namun, semoga bisa membuka cakrawala pembaca bahwa ada banyak hal yang perlu kita perhatikan dan pastikan untuk berfungsi dengan benar, hanya untuk semata-mata menjaga kualitas pendidikan sebuah bangsa. Seraya menyatakan, bahwa kualitas pendidikan merupakan cerminan atas kesejahteraan dan kedigdayaan sebuah bangsa, sejarah mencatat bahwa dari sekian banyak klasifikasi masyarakat, hanya kaum intelektual yang peduli terhadap nasib rakyat kecil atau tertindas. Sehingga, wajar bila rakyat selalu rindu terhadap golongan intelektual yang hakiki sesungguhnya.
Oleh: @m.yfz
11 notes · View notes
ruangrindusblog · 6 months
Text
Kemiskinan struktural, sebuah penyakit yang merayap dalam kehidupan masyarakat, bukan hanya menyiksa dalam konteks finansial semata, tetapi juga menciptakan alam bawah sadar yang melumpuhkan. Anak-anak terlahir ke dalam keadaan yang membelit tidak hanya oleh keterbatasan uang, tetapi juga oleh keraguan diri yang menjebak mereka dalam labirin pikiran negatif.
Beberapa mungkin berhasil “melompat” melalui hambatan pendidikan, namun kenyataannya lebih seperti arena balap ketidaksetaraan di mana banyak yang tergelincir dan tertinggal. Kita harus menyadari bahwa sistem meritokrasi, sejatinya, seringkali menjadi tirani yang memihak pada mereka yang memiliki peluang finansial lebih besar.
Mari kita perkuat pandangan ini dengan mengintegrasikan teori strukturalisme, menyelami ke dalam anatomi masyarakat yang dipenuhi oleh ketidaksetaraan ekonomi. Strukturalisme memberikan kita kaca pembesar untuk melihat bagaimana pola ekonomi memberikan kontribusi pada kesenjangan pendidikan, membiarkan anak-anak dalam bayang-bayang kemiskinan struktural.
Namun, tidak cukup hanya sekadar mengidentifikasi masalah. Kita harus menggoyang dasar-dasar pandangan tentang kesuksesan yang hanya diukur dari pencapaian tertentu. Realitasnya adalah bahwa banyak individu berbakat terpinggirkan hanya karena dompet mereka kurang tebal. Inilah saatnya untuk merobohkan bangunan konsep tentang kerja keras dan pencapaian sebagai satu-satunya penentu kesuksesan.
Kita perlu meresapi dampak globalisasi dan kebijakan ekonomi yang terkadang menjadi biang keladi kemiskinan struktural. Keberanian untuk menghadapi kenyataan ini akan membawa kita ke langkah berikutnya, yaitu merancang solusi yang lebih dari sekadar retorika. Pendidikan memang menjadi kunci, tetapi hanya melalui perubahan struktural dalam ekonomi dan kebijakan sosial kita dapat benar-benar membuka pintu kesetaraan.
Jadi, mari kita berani bersuara dan menggugat fondasi ketidaksetaraan. Dengan menggali lebih dalam dan melibatkan teori strukturalisme, kita bisa menciptakan narasi yang menggetarkan dan memaksa tindakan. Dalam masyarakat yang terbelenggu oleh kemiskinan struktural, perubahan harus lebih dari sekadar impian; itu adalah keniscayaan yang harus kita kejar bersama-sama.
2 notes · View notes
nitasilmey · 7 months
Text
BERMANFAAT
Maraton video-videonya Bang Ferry sambil nyetir, as usual, inspiring dan full of insights! Tadi nyimak yang ini:
youtube
Monkey Business: bisnis yang nilai ekonominya bersifat narasi, alias sebenernya nggak bener-bener ada nilainya di situ, tapi karena digembor-gemborin dengan lebay aja jadi kesannya laku, menguntungkan, dan fantastis. Sudah banyak banget contohnya dan akan terus banyak selama pelaku Monkey Business ini bisa men-trigger sifat rakus manusia, misalnya: ikan lohan, gelombang cinta, batu akik, dan baru-baru ini yang terkesan modern dan futuristik: NFT, wkwkwkwk.
(Sorry ketawa. Sama kaya Bang Ferry, pas lagi rame-ramenya NFT, logika gw bener-bener nggak nyampe kenapa grafik/gambar nggak jelas gitu aja bisa viral dan kejual mahal, padahal bisa di screenshot 😭 yang bikin lucu ya itu, banyak influencer dan orang-orang yang personal brandingnya pinter dan inspiring juga keikutan scam ini wkwk. Terakhir gw baca di Twitter kalau NFT nya Justin Bieber boro-boro balik modal, yang ada terjun payung harganya).
Kata Bang Ferry, harusnya komoditi itu punya nilai ekonomi yang riil, kebermanfaatan dan nilainya mesti nyata, misalnya kaya makanan/barang yang biasa kita pakai. Kalau nilainya cuma sekedar di narasi apalagi dengan janji-janji "harga akan terus naik" padahal kegunaannya nggak jelas, bisa jadi ciri-ciri produk Monkey Business.
Nah, ini yang menarik.
Weekend lalu aku ikut daurah fikih muamalah, bedah matan Al-Ghayah wa At-Taqrib karya Al-Qadhi Abu Syuja dengan pemateri Dr. Labib Najib -hafizhahullah-. Abu Syuja' menulis di awal-awal pembahasan:
ولا يصح بيع عين نجسة ولا ما لا منفعة فيه
tidak sah jual beli barang-barang yang sifatnya najis, dan barang-barang yang tidak ada manfaatnya sama sekali
Dr. Labib sebagai pemateri menambahkan: juga tidak sah hukumnya jual beli produk yang manfaatnya haram. Karena manfaat haram = tidak ada manfaat. Yang ada justru menambah dosa.
Balik lagi ke bisnis monyet. Manfaat produk itu memang sifatnya individual yaa, bisa jadi di kamu nggak bermanfaat, tapi di aku bermanfaat sekali. Jadi mungkin agak sulit memberi kesimpulan bahwa suatu barang "tidak bermanfaat sama sekali".
Tapi kalau kita cermati dengan baik, pelaku-pelaku Monkey Business ini memang tidak menjual manfaat sih, mereka menjual iming-iming bahwa produk ini layak untuk dijadikan investasi, harganya akan naik terus, langka, akan banyak yang cari, wlewlewle, begitu seterusnya. Nilai/manfaat produknya itu sendiri (biasanya) nggak ada.
Di sinilah, kita sebagai manusia yang sudah diberi kesempurnaan akal, juga ilmu dan kedewasaan untuk bertransaksi, seyogyanya menggerakan logika sehat kita di atas rasa pengen cepet kaya. Harusnya nggak susah kan mengenali model-model scam seperti di atas. Satu pertanyaan mendasar ini bisa menjadi tameng kita: apa manfaatnya?
Apalagi sebagai muslim kita dituntut untuk berhati-hati dalam membelanjakan harta. Jual beli produk yang tidak bermanfaat dapat menggiring kepada sikap tabdzir alias buang-buang harta, bahkan bisa mengarah kepada sesuatu yang lebih besar seperti ini: yaitu pembodohan publik. Segala puji bagi Allah yang telah menetapkan hukum dengan seadil-adilnya.
Aku belum riset lebih dalam tentang sejauh apa dampak negatif Monkey Business di masyarakat atau tatanan ekonomi yang lebih luas. Tapi aku yakin, setiap yang diharamkan syariat pasti ada madharatnya, baik untuk individu maupun untuk sistem. Yaa kaya MLM aja kan, minimal kerugian yang ditimbulkan adalah sakit hati (wkwk), mengakarnya ilusi bahwa jadi kaya itu mudah, tersebarnya transaksi gharar di antara masyarakat, dll.
Segala puji bagi Allah yang telah menetapkan hukum dengan seadil-adilnya. Aku yakin di zaman Abu Syuja' menulis buku ini belum banyak model transaksi aneh-aneh kaya Bisnis Monyet ini, tapi dasar hukumnya sudah ada. Adalah tugas kita mencermati setiap model transaksi kontemporer ini dan mencocokkannya dengan ajaran Rasulullah ﷺ.
2 notes · View notes
syncedforjune · 2 years
Text
Nikola: penyempurnaan kesialan.
Tumblr media
Tepat pukul tiga sore.
Entah hal sial apa lagi yang akan menimpaku kali ini. Aku memutuskan untuk pulang duluan ketika semua teman-temanku memutuskan untuk berdiam dahulu di sekolah—mereka masih ingin bertukar obrolan bersama katanya.
Hm… kecuali Mikha, gadis itu kini sedang berada di sampingku—mencari angkot untuk dinaiki karena kami sama-sama tidak diantar atau bahkan membawa transfortasi sendiri.
Aku mampir dahulu ke pedagang kue cubit langganan Mikha. Kubeli saja dengan uang simpanan yang ada di dalam dompet. Sesekali ekor mataku menangkap seperti ada yang memperhatikanku dari kejauhan.
Ah, mungkin saja hanya orang biasa yang tak sengaja melihat seorang siswa berdiri menunggu pesanan kue cubitnya selesai.
Setelah pesanan sudah matang, aku kembali ke posisi Mikha—dia masih berdiri menunggu angkutan umum yang belum kunjung lewat. 
“Mikha,” panggilku sedikit canggung dan dia pun melirik dengan tatapan sayunya.
“Buat kamu.” Kuberikan kue cubit itu. Matanya tiba-tiba berbinar. Aha! Aku sudah tahu sekarang rahasia agar bisa membuatnya bahagia kembali.
“Serius nih?” 
“Dua rius. Tapii, ada tapinya…,” ucapku sambil menarik sudut bibirnya yang muram. “Jangan sedih-sedih lagi. Nanti cantiknya luntur,” lanjutku dengan senyuman yang kuberikan pula kepadanya.
“Hehe, oke!”
“Ya udah. Tuh, angkotmu, kita kan beda arah.” Mikha mengangguk ketika angkot tujuannya sudah datang. Dia pun masuk ke dalam angkot lalu melambaikan tangannya, tak lupa mengucapkan terima kasih atas kue cubit yang kuberi.
Fyuh… untung saja dia tak bertanya soal apapun yang sedang terjadi kepadaku sekarang. Benar kata Gie, aku paling tidak bisa menyembunyikan raut wajah atau bahkan sikapku jika aku sedang terlilit oleh masalah.
Memang, dampak dari dipecatnya Sadewa cukup terasa bagi perekonomian keluarga kami. Gaji Sadewa ketika bekerja di penerbitan itu bisa dibilang cukup besar—jauh dari hasil gaji Gala atau bahkan diriku yang bisa dibilang hanya standar-standar saja atau bahkan tak seberapa. Maka dari itu, keseimbangan ekonomi ini seperti sudah mulai berat sebelah.
Aku mulai masuk ke dalam angkot tujuanku. Seseorang yang memperhatikanku tadi juga ternyata menaiki angkot yang sama—pria berpakaian serba hitam dan juga kain yang menutupi setengah wajahnya. Aku pun memindahkan dompetku yang semula ada di dalam saku celana menjadi di genggamanku saja. Lebih baik hati-hati sebelum menyesal di kemudian hari. (bukannya hendak berburuk sangka, tapi aku hanya sedang berhati-hati saja)
Tak butuh waktu lama untuk aku sampai di area perkomplekanku, aku pun turun dari angkot dan 'seseorang' yang tak lain adalah pria serba hitam tadi juga ikut turun. Aku mulai merasa sedang dibuntuti.
Jarak titik henti angkot menuju rumahku sebenarnya cukup jauh (menurut orang-orang sih begitu, tapi tidak denganku yang sudah terbiasa). Aku pun mempercepat langkahku karena merasa tidak nyaman. Detak jantungku semakin melaju kencang, aku yakin pria itu sedang mengincar sesuatu dariku.
Suasana komplek cukup sepi, sepertinya orang-orang belum pulang dari pekerjaannya atau bahkan, ada juga yang masih tidur siang. 
Jujur, jalanan komplekku cukup besar. Aku berusaha untuk bersikap biasa saja namun semuanya sudah terlambat.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dugh!
Pria itu berlari ke arahku lalu menyikut tepat di bagian ulu hatiku dengan keras sampai-sampai aku terjengkang ke belakang. Diambilnya dompet dengan isi yang tak seberapa dari genggaman lemahku lalu membawanya kabur entah kemana.
Oh Tuhan… aku malah panik karena kartu-kartu dan foto-foto penting masih berada di dalam dompet. Tak apa jika uangnya dia ambil, asal jangan kartu-kartu serta foto-foto jadulku bersama ibu yang masih ada di dalam sana.
Perasaanku kelu, aku malah sibuk meringis kesakitan karena sikutan itu benar-benar membuatku seketika tidak bisa berjalan. Rasa-rasanya ulu hatiku ini pecah menjadi beberapa bagian saking perihnya.
Pandanganku sudah tak bisa menangkap pencopet itu, dia sudah hilang bak angin yang misterius. Sekarang aku benci kenapa kejadian ini terjadi lagi kepadaku. Dulu, aku juga pernah kena copet di dalam angkot.
Sebenarnya, mengapa mereka suka betul mengincar diriku? Apa mereka tidak kasihan melihat raut wajah yang sudah semrawut ini? Bisa-bisanya mereka menambah beban hidupku.
Aku pun mencoba bangkit walaupun rasanya tak kuat. Rasa sakitnya terasa sudah menjalar ke area perutku dan bagian lainnya. Pencopet itu benar-benar menyikutku dengan penuh nafsu.
Harap-harap masih bisa mengejar manusia biadab itu tapi aku mengurungkan niatku. Aku sudah lelah dengan hari ini, biarlah dompetku lenyap, aku sudah ikhlas. Rasanya sekarang aku malah ingin mati saking putus asanya.
Beberapa menit berjalan tergopoh-gopoh, aku pun sampai di rumah. Tanpa berlama-lama aku langsung masuk ke dalam dan segera mengganti bajuku. Aku enggan dulu menceritakan kepada siapapun yang ada di rumah bahwa aku habis tertimpa musibah.
“Nik! Mau pizza yang semalem ndak?? Masih ada nih dua potong lagi! Kalau mau Mas angetin sekarang!” Teriakan itu terdengar dari area dapur, ah… Gala memang sudah mengenali suara langkah kakiku sepertinya.
“Boleh, Mas!” sahutku.
Baju seragam itu aku buka perlahan-lahan. Terlihat pantulan tubuh yang sedikit kurus dari cermin kamarku. Area yang terkena sikutan tadi nampak merah, mungkin sebentar lagi akan berubah menjadi memar yang membiru.
Perasaanku sedikit lega karena teringat kalau aku masih menyimpan simpanan uangku di dalam celengan. Ha… syukurlah kalau begitu.
Setelah ganti baju, aku pun pergi ke area meja belajar—merapikan buku-buku yang sedikit berantakan sampai-sampai, rasa sakit itu mulai menyerang lagi.
Aku berpegangan ke ujung meja belajar, satu tanganku yang lainnya asik mencengram area luka dalam yang ada. 
Sakit, rasanya sangat sakit sampai-sampai napas pun sulit untuk diatur.
“Nik, ini pizzanya mau Ma—”
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Brugh! 
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Aku terjatuh membentur lantai, sudah tak kuat rasanya tubuh ini menopang semua luka dan beban yang terus berkecamuk di dalam raga. Terdengar Gala yang terkejut dan langsung berteriak memanggil ayah dan juga Sadewa—ternyata semuanya sedang ada di rumah.
“Dek! Kamu ini kenapa astagaa, bangun!” teriak Gala yang histeris melihatku tak merespon apapun.
Aku masih setengah sadar, sebenarnya aku sedang berusaha untuk tidak ambruk namun sepertinya, kekebalan tubuhku saat ini memang sedang sedikit melemah.
Suara penuh kekhawatiran masih bisa aku dengar. Gala, Sadewa, dan juga ayah membopongku ke atas kasur—mengoleskan minyak kayu putih padahal sebenarnya, permasalahan utamanya ada di bagian ulu hatiku.
“Gala, coba kamu panggil Dokter Jani. Kayaknya dia masih ada di rumah,” ucap ayah.
"Y-ya wis lek ngunu yo, sing sabar, Nik. Mas arep nyeluk Dokter Jani sek.” Bisa kurasakan pria itu mengelus rambutku dengan penuh khawatir. Kami memang punya tetangga seorang Dokter—namanya Jani, Dokter Jani. Jadi, bila mana kami membutuhkan pertolongan pertama, kami bisa menghubunginya. Soal biaya biasanya Dokter Jani mengikhlaskannya saja, dia tidak mau dibayar karena kami adalah tetangga yang berhubungan baik dengan keluarganya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Suara-suara itu lambat laun semakin memudar, semuanya pun mendadak sunyi dan gelap tak tersisa.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Aku harap aku tidak mati betulan hari ini.
20 notes · View notes
ririntrny · 1 year
Text
Tugas Pengantar Teknologi Informasi dan Komunikasi - Ringkas Materi Pertemuan 12
Nama : Ririn Nurtriani
Nim : 12220398
Kelas : 12.1A.13
Dampak Teknologi Informasi & Komunikasi
TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) juga menimbulkan dampak negatif terhadap manusia, apabila tidak digunakan sebagaimana mestinya. Berikut adalah contoh beberapa dampak negatif dari penggunaan TIK dilingkungan masyarakat diantaranya :
Bidang Masyarakat
Tumblr media
Terasing dari lingkungan
Kurangnya interaksi dengan masyarakat disekitarnya karena berlama-lama di depan komputer. Maka dari itu, pandailah membagi waktu untuk bersosialisasi.
2. Meningkatnya kejahatan di dunia maya
Berhati-hati dalam bermain sosial media.
3. Merusak moral
menimbulkan dampak buruk dan berpotensi merusak mental dan moral sesesorang.
4. Meningkatkan jumlah pengangguran
Dengan adanya teknologi informasi yang semakin berkembang, maka tenaga manusia lama semakin tergeser oleh komputer.
5. Menurunnya kemampuan berpikir
Dikarenakan sistem komputer telah menyediakan program dan fasilitas yang dapat melakukan proses secara otomatis dan cepat.
2. Bidang Pendidikan
Tumblr media
Positif : Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses untuk kepentingan pendidikan, Kemajuan TIK juga akan memungkinkan berkembangnya kelas virtual atau kelas yang berbasis teleconference yang tidak mengharuskan sang pendidik dan peserta didik berada dalam satu ruangan.
Negatif : Salah satu dampak negatif televisi adalah melatih anak untuk berpikir pendek dan bertahan berkonsentrasi dalam waktu yang singkat (short span of attention).
3. Bidang Sosial Budaya
Tumblr media
Positif : Informasi yang ada di masyarakat dapat langsung dipublikasikan dan diterima oleh masyarakat, Adanya “share” budaya antar daerah.Kebudayaan dimiliki oleh setiap kelompok dari setiap daerah dalam setiap bangsa.
Negatif : Maraknya perilaku menyimpang yang terjadi di kalangan masyarakat pada umumnya dan remaja pada khususnya, Timbulnya jenis kejahatan seperti penipuan, pencurian nomor kartu kredit, pornografi, pengiriman email sampah (spam), dll.
4. Bidang Perniagaan dan Perdagangan
Tumblr media
Positif : Membuka Peluang Bisnis Baru, Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi, Konsumen dapat membeli barang yang terdapat di negara lain yang mungkin belum tersedia di dalam negeri.
Negatif : Mendorong tindakan konsumtif dan pemborosan dalam masyarakat, Menambah angka pengangguran karena tenaga manusia banyak yang digantikan dengan mesin-mesin.
5. Bidang Pemerintahan
Tumblr media
Positif : Mendorong Tumbuhnya Proses Demokrasi, Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Layanan Publik, Meningkatkan hubungan antara pemerintah dengan dunia usaha dan masyarakat karena informasi lebih mudah didapat.
Negatif : Menyerang pihak lain demi kekuasaan dan kekayaan suatu negara, Terorisme yang semakin merajalela, Kurangnya privasi suatu negara akibat kerahasiaan yang tidak terjamin dengan semakin canggihnya alat –alat pendeteksi.
6. Di Industri Otomotif
Tumblr media
Pengemudi sudah mulai digantikan oleh teknologi yang mengakibatkan asuransi sudah mulai tidak diperlukan dikarenakan semakin menurunnya tingkat kecelakaan maka dari itu banyak driver yang digantikan fungsinya oleh robot dan mesin yang dapat memastikan tingkat kecelakaan yang lebih kecil.
7. Di Industri Ritel
Tumblr media
Memanfaatkan komputer dan internet sebagai alat untuk melakukan digital marketing, contohnya Digital marketing mempengaruhi profit perusahaan manufaktur dikarenakan mudah dalam menjangkau pasar global dengan mudah, efektif dan efisien.
8. Bidang Logistik, Inventory dan Manufaktur
Tumblr media
Pekerjaan manufaktur yang sudah mulai digantikan oleh mesin dan robot, Peran wartawan yang sudah digantikan juga oleh robot, Pergantian call center yang di ganti oleh teknologi yang memanfaatkan antara mesin dan bahasa pemrograman pun sudah terjadi di beberapa negara maju.
9. Bidang Kesehatan
Tumblr media
Terciptanya AI(Artificial Inteligent) didunia kesehatan sebagai pengambil keputusan dibeberapa bidang kesehatan.
9 notes · View notes