Tumgik
#NHW1
umisholikhah · 5 years
Text
NHW#1 : Sabar dan Syukur
Tumblr media
Bicara ilmu dalam universitas kehidupan, luas sekali rasanya. Tapi jika ditanya sebagaimana pertanyaan berikut, maka ada sepaket ilmu yang ingin saya dalami dan saya pelajari terus menerus. Ilmu yang bagi saya (atau bagi semua orang) mudah sekali untuk diucapkan, namun pada praktiknya susah sekali untuk dilakukan.
1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini.
Sabar dan syukur, bagi saya ini adalah satu kesatuan meskipun terdiri dari dua kata. Sabar saja tidak cukup, maka saya ingin mendalami satu kesatuan ilmu sabar dan syukur ini.
Berbagai kejadian belakangan ini terjadi di keluarga saya, saya tidak ingin terlampau sedih hingga lupa bahwa semuanya terjadi atas kehendak Allah. Allah mudah membolak balikkan keadaan sebagaimana yang Dia kehendaki, dan saya yakin Dia menguji sebatas mana kemampuan kita dalam menjalani ujian-Nya. Allah tahu kapasitas kami semua. Semoga kami sekeluarga diberikan petunjuk selalu untuk tetap berada di jalan Allah. Selalu dilapangkan dada untuk bersabar dan dikuatkan pundak-pundak kami.
2. Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut.
Ingin menjadi pribadi yang lebih baik. Saya mengingat tujuan untuk apa saya diciptakan oleh Allah, maka saya hanya ingin menjadi lebih baik semata-mata karena Allah. Ingin lebih banyak bersabar pada setiap jenjang kehidupan yang telah Allah berikan kesempatan bagi saya untuk melaluinya, ingin terus bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah beri kepada saya di setiap saat. Tiada henti.
Banyak hal yang telah terjadi belakangan ini, melewati Quarter Life Crisis, maka saya bisa lebih sedikit paham bahwa sesungguhnya manusia selalu diberikan kesempatan untuk bersabar dan bersyukur melalui ujian dan cobaan dari Allah. Setiap manusia diberikan kesempatan ini, hanya saja caranya yang berbeda-beda. Namun, setelah leher ini menengok ke belakang dirasa-rasa saya sama sekali tidak ada apa-apanya. Belum cukup sabar, belum cukup syukur, masih suka mengeluh, masih suka mengaduh dan banyak hal lainnya.
3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?
Strateginya? Dengan lebih peka kepada sekitar. Membangun kesadaran terus menerus bahwa apa-apa yang terjadi di sekitar kita adalah peluang untuk latihan menempa kesabaran diri. Sekadar pada ayam yang tiba-tiba nyebrang pas motor kita lagi melaju dengan kencangnya sekalipun, hingga kita tidak marah dan mengomel pada ayam. Saya juga berusaha lebih banyak mendengar. Belajar dari banyak orang, tidak mengeluh. Belajar dari guru, lebih banyak membaca buku, menghadiri dan mengikuti majelis-majelis ilmu (salah satunya Matrikulasi IIP) untuk terus memperbaharui dan menguatkan diri kita dengan ilmu dan berdoa meminta dipahamkan atas ilmu yang dipelajari.
Dan hidup sederhana yang menurut saya merupakan bagian dari syukur. Belajar bersyukur dengan apa-apa yang dimiliki, yang lebih penting adalah dengan berbagi. Berbagi apa saja yang bermanfaat untuk orang lain, dan saya masih terus mengusahakannya semampu yang saya bisa.
4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut.
Seperti kata ustad Salim A. Fillah, bahwa sejatinya setiap manusia adalah guru. Maka belakangan saya lebih banyak mendengar dan memperhatikan orang-orang sekitar. Mereka adalah guru. Ketika mereka ingin bercerita, saya berusaha mendengarkan dengan baik. Tidak berusaha menggurui atau merasa lebih tahu urusannya meskipun saya pernah mengalaminya sekalipun.
Kalau istilahnya dalam matrikulasi kemarin adalah mengosongkan gelas untuk ilmu yang kita pelajari. Baik yang sudah pernah kita pelajari ataupun belum.
Pada akhirnya, saya kira belajar sabar dan syukur adalah perjalanan seumur hidup. Seiring waktu berjalan, semoga saya bisa bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Semoga kita semua bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Ditulis di Surabaya dengan mendungnya yang syahdu.
7 notes · View notes
khususiafi · 5 years
Text
NHW #1 : Adab Menuntut Ilmu
Bismillah. Hello tumblr!
Bertemu di Nice Homework episode pertama. Dateline selalu punya energi khusus ya. Pagi ini bu Afinya sedang baper. Sensitif. Salahin hormon aja deh udah. Tapi gaboleh ya? Bolehnya menyalahkan diri sendiri. Apa itu hormon? Kan kita diberikan kemampuan mengontrol apa yang akan kitalakukan.
Huffft. Pelajaran banget ngga sih. Perasaan memang ngga lulus lulus dari zaman baheula. Huhu. Memang hamba hina dina sekali.
NHW kali ini tentang Adab Menuntut Ilmu. Secara teori, bisa dikatakan sudah bisa dan sudah dilaksanakan. Tapi mungkin saja penerapannya ada yang salah diterima oleh diri sendiri dan atau orang lain.
Satu jurusan ilmu yang akan saya tekuni di Universitas kehidupan adalah tentang ilmu tentang ikhlas terutama menerima dengan ikhlas.
Berdasarkan KBBI, Ikh•las (kata sifat) bersih hati.
Berdasarkan terminologi Islam, pengertian Ikhlas menurut bahasa adalah murni, bersih. Sedangkan pengertian ikhlas menurut istilah adalah niat berbuat kebaikan dengan semata-mata mengharap ridha Allah.
Makna Ikhlas sering dicampur baurkan dengan menerima apa adanya, termasuk saya. Sebelum saya mengerjakan tugas ini, bagi saya ikhlas dan menerima itu dua hal yang hampir sama.
Alasan terkuat yang saya miliki sehingga ingin menekuni ilmu tentang ikhlas.
Saya merasa saya begitu kalah ketika dihadapkan dengan niat karena Allah semata. Saya merasa lemah karena tidak jarang saya berniat namun menjadikan Allah sebagai sarana saja, bukan sebagai tujuan.
Saya ingin mendapatkan ketenangan dan ketentraman dalam hidup saya. Saya belum bisa menerima, mungkin itu karena niat saya yang belum Lillahi ta'ala..
Strategi menuntut ilmu yang akan saya rencanakan dalam agar dapat ikhlas.
Berdo'a. Memohon pada Allah agar dimudahkan dalam niat hanya padaNya.
Mendatangi kajian, terutama kajian tentang ikhlas.
Membaca buku dan atau literatur tentang ilmu ikhlas. Diutamakan kisah-kisah nyata.
Bersungguh-sungguh selalu berusaha untuk ikhlas.
Menjadikan ikhlas sebagi sarana, bukan maksud dan tujuan.
Perubahan sikap yang saya perbaiki dalam proses mencari ilmu setelah mendapatkan materi Adab Mencari Ilmu.
Saya berusaha untuk tidak hanya memperluas wawasan, namun juga menerapkan ilmu yang telah didapat.
Saya lebih memilih mempunyai jam belajar yang tetap, dan tidak belajar secara sekaligus. Ditakutkan karena saya mungkin tidak dapat mengolah ilmu dengan baik dan menjadi jumawa karena merasa mendapat ilmu yang 'banyak' dalam satu waktu.
Saya lebih menghargai adanya perbedaan pendapat, dan mengambil pelajaran di masing-masing perbedaan pendapat.
.
Sejujurnya menerapkan ilmu ikhlas ini saya ngga lulus-lulus.
Huhu. Semangat bu ibu.
1 note · View note
aliqfiya · 6 years
Text
Nice Home Work 1 : Adab Menuntut Ilmu
Aliq Fiya Kamalasari - Semarang
Bismillah...
Alhamdulillah, sangat bersyukur akhirnya bisa berkesempatan mengikuti kelas matrikulasi Institut Ibu Profesional, sebagai gerbang awal mengikuti kelas IIP. Well, pada pekan pertama ini materi di kelas matrikulasi membahas tentang Adab Menuntut Ilmu.
Adab itu sangatlah penting. Bahkan Imam Malik pernah berwasiat, “pelajarilah adab sebelum belajar ilmunya”.  Harapannya dengan mempelajari adab, maka kita menjadi mudah dalam memahami ilmu. 
Sebagai ibu yang merupakan role model dari anak-anak, apalagi anak adalah peniru yang sangat handal, mempelajari adab dan mengamalkan adab ini bisa menjadi teladan baik untuk anak-anak.
Dan... untuk menguatkan pemahaman yang disampaikan di materi pertama, diberikan tugas yang diberi nama Nice Home Work (NHW). Dan inilah jawaban-jawaban saya atas pertanyaan-pertanyaan di NHW 1 ini.  Here we go!
1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini. 
Sebetulnya saya bingung untuk menjawab pertanyaan ini, karena hanya diminta untuk menuliskan hanya satu yang akan ditekuni di universitas kehidupan ini. Dan pada akhirnya, untuk kebutuhan saat ini yang ingin saya dalami adalah ilmu parenting.
2. Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut.
Karena saya adalah seorang ibu dari anak yang sedang bertumbuh dan berkembang. Agar bisa mendampingi tumbuh kembang anak dengan ilmu. Agar anak tumbuh menjadi anak sholeh, sebagai tabungan jariyah di masa kelak. Selain itu ilmu parenting juga mencakup sangaaaat luas yang dapat dipelajari dari berbagai sisi, meliputi agama, kesehatan, psikologi, pendidikan dan lainnya. tentunya selain bermanfaat untuk anak sendiri, juga bisa berbagi ilmu dengan lingkungan sekitar. yasss... because sharing is caring.
3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?
Untuk mempelajari ilmu tersebut, dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan parenting, mengikuti seminar, dan belajar melalui media-media online baik melalui video dan artikel yang saat ini sangat mudah diakses. Selain itu, selain mempelajari yang lebih penting adalah mengaplikasikan dan mempraktekan dengan sebelumnya dipilah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi serta nilai-nilai yang dianut keluarga
4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu,perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut.
Memurnikan niat, segala sesuatu bergantung niatnya. semoga Allah ridho dan mudahkan dalam menuntut ilmu, agar ilmunya berkah dan manfaat. Dan bersungguh2 dalam menuntut ilmu. mengikatkan ilmu dengan menuliskannya. Selanjutnya berusaha mengaplikasikan adab2 lain yang baik agar ilmu yang dipelajari bisa dipahami dengan mudah
MENUNTUT ILMU ADALAH PROSES KITA UNTUK MENINGKATKAN KEMULIAAN HIDUP, MAKA CARILAH DENGAN CARA-CARA YANG MULIA
Semoga keberkahan senantiasa mengiringi langkah kaki kita.
2 notes · View notes
zahrinz · 5 years
Text
ILMU IKHLAS DAN TAQWA
Tumblr media
Tulisan ini dibuat sebagai NHW1 Matrikulasi Institut Ibu Profesioal Depok 2
oleh Zahrina
Dalam menjawab sebuah pertanyaan besar tentang “Apa Jurusan Ilmu yang ingin dipelajari dalam universitas kehidupan ” sangatlah tidak mudah, penuh pencarian dan pertimbangan panjang. Kemudian diri ini teringat akan proses dalam mengambil keputusan selepas masa putih – abu abu, memilih jurusan untuk dipelajari dan dipahami. Ketika itu aku memulai dengan sebuah pertanyaan apa yang ingin aku lakukan dan perlu dilakukan, dengan melangkah dahulu ke garis akhir, ingin menjadi apa dan akan kemana nantinya?. Sama halnya dengan saat itu, dalam menemukan jurusan ilmu yang ingin aku dalami di Universitas Kehidupan. Aku mulai dengan sebuah pertanyaan besar. “Akan kemana kita pada akhirnya?” Apa tugas dan kewajiban kita di universitas kehidupan agar bisa lulus dengan baik.
“dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku (Allah)”. (Q.S Adz-Dzariyat (51) ayat 56)
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Apakah Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."  (Q.S Al-Baqarah (2) ayat 30)
Dalam kalam illahi tersebut jelaslah peran kita di muka bumi ini, sebagai hamba Allah untuk beribadah dan menjadi khalifah. Mengemban amanah tersebut tentu sangat tidak mudah, karena janji Allah bagi yang lulus memuaskan dan menjalankan peran dengan baik dalam universitas kehidupan adalah Surga.
Lantas apa yang perlu seorang Zahrina pelajari untuk bisa lulus dan menjalankan perannya di muka bumi untuk beribadah dan menjadi khalifah.
“IKHLAS dan TAQWA”
Dari sekian banyak hal yang perlu untuk dipelajari, nampaknya dengan banyak merefleksikan diri. Aku masih sangat perlu memaknai dan belajar tentang Ikhlas dan Taqwa.
Tentu sangatlah tidak mudah menjadi ikhlas, seringkali lisan dan laku mengaku telah ikhlas tapi hati banyak mengingkari. Masih teringat dengan salah satu episode animasi edukasi muslim nusa dan rara yang mengajarkan ilmu ikhlas. Cerita bagaimana ikhlas umi nusa atas keterbatasan putranya. Ikhlas beradmpak pada perilaku yang tidak mengeluh, tidak membandingkan apalagi menuntut tuhan. Ia akan bermanifestasi dalam rasa sabar dan syukur. Ya demikianlah kekuatan ikhlas, tulus , suci, tanpa pamrih dan terpatri.
Ikhlas itu sulit, kata seorang ustadz manusia kebanyakan beribadah karena takut neraka dan “INGIN” masuk surga. Padahal apa yang kita lakukan dan jalankan layaknya kita hadirkan semata mata untuk Allah SWT mengharap keridhaanNya. Keikhlasan berislam hanya untuk Allah, karena cinta yang ikhlas. Senantiasa berjalan untuk Allah dantetap pad akoridor SyariatNya.
Seperti setiap kali yang kita sebut dalam shalat kita.
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Katakanlah sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah Rabb semesta alam” (Q.S al-An’ām : 162)
Aku ingin selalu belajar Menjadi Ikhlas menjadi setiap peran baik Anak, kemudian Istri dan Insya Allah calon Ibu (kelak). . Ya bukan itu saja, untuk juga menjadi ikhlas atas setiap takdir dan ketetapan Allah. Karena semua ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan dilandasi oleh IKHLAS-nya hati.
Segala sesuatu tergantung niat-nya maka semoga sebagai manusia kita senantiasa belajar terus meneruskan NIAT – IKHLAS untuk mendapatkan Ridho Allah dan bermanfaat bagi sesama. Setiap lelah dan kerja kita niatkan untuk Ibadah dengan ikhlas.  Pun , tidur dan istirahat… kita berdoa dan niatkan sebagai cara utuk membugarkan tubuh agar bisa sehat dan produktif beraktivitas dalam memakmurkan bumi
Namun ikhlas dalam satu hal harus juga ikhlas dalam hal yang lain, ikhlas kemarin tidak boleh berhenti, saat ini dan kedepannya  juga harus ikhlas. Demikianlah yang disebut dengan TAQWA. Tidak setengah setengah , sbeagian-sebagian atau sementara tapi seutuhnya dan paripurna. Bentuk penghambaan kita pada Yang Maha Kuasa.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)
Menjalankan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Meyakini Ke-Esa-an Allah dan mendorong diri untuk selalu beribadah dengan baik, bekerja dengan baik. Menjalankan peran dengan baik , baik dalam arti Ihsan à  Profesional.
Kemudian bagaimana akhirnya agar “IKHLAS dan TAQWA” dapat aku kuasai dan aku tempuh dalam setiap peristiwa kehidupan. Setidaknya ada 3 hal yang akan coba ku rancang
1.      Mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Mengasii. Meyakini betaapa Allah begitu cinta kepada Hamba-Nya. Berusaha untuk senatiasa memujinya di waktu pagi dan petang. Karena cinta akan menumbuhkan ikhlas dan taat
2.      Pantang Mengeluh, yaa… dalam keadaan apapun, kondisi bagaimanapun. “Mengeluh” harus menjadi hal yang dilarang. Menghalaunya dengan Rasa syukur dan kesabaran. Mengingat kebaikan kebaikan tuhan dan hal baik dan positif yang dipunya
3.      KONSISTEN / Istiqomah, dalam bagian ini adalah strategi paling sulit dalam menguasai ikhlas dan taqwa. Namun bisa dilatih dengan melakukan hal yang ringan secara rutin. Hal yang disenangi dan bermanfaat. Memecut diri sendiri ketika Malas menggerogoti. Termasuk membuka hati ketika ilmu dan kebaikan mengalir. Dan menutup diri ketika ada peluang hal yang dilarang.
Dalam mencari ilmu “IKHLAS dan TAQWA” tersebut tentu yang harus dilakukan adalah mengubah perilaku buruk menjadi baik. Mengurangi waktu yang sia-sia. Mencari majelis ilmu dan mengamalkan setiap ilmu yang diperoleh.
Demikianlah aku ingin menempuh jurusan ilmu ikhlas dan taqwa di Universitas Kehidupan. Agar diri ini senantiasa berserah dan mengharap Ridho Allah semata namun tetap istiqomah dalam laku dan upaya mengerjakan yang Allah perintahkan dan menjauhi yang Allah larang.
0 notes
ayu-da-blog · 7 years
Text
“Merenungi Jurusan di Universitas Kehidupan” - Nice Homework #1 - matrikulasi Ibu Profesional Batch #4
Bismillaahir Rohmaan nir Rohiim.
Assalaamu’alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh, pembaca semua.
Alhamdulillah hilladzii bini’matihi tatimmus sholihaat…
Beberapa tahun lalu (saat masih belum berumah tangga) saya sudah mematrikan dalam diri bahwa saya kelak mau menjadi “Ibu Profesional”. Tapi baru beberapa bulan ini saya melihat program matrikulasi. Itupun telat sudah batch #4 aja. hedeh….
Dan sekarangpun hampir telat ngumpulin NHW #1. Ya… Berbagai hal menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Terutama dalam mengumpulkan keberanian untuk menulis pemikiran saya. Innerchild dalam diri saya membuat banyak ketakutan yang banyak akan banyak hal yang menghambat saya. Saya tidaak mau salah apalagi tulisan ini, buah pemikiran ini akan dihisab kelak. hiks. Bismillah… Semoga ini bermanfaat bagi saya, keluarga saya dan rekan-rekan yang membaca.
Dalam materi “ADAB MENUNTUT ILMU” kali ini, NHW nya adalah pertanyaan yang menuntut saya berfikir keras (setelah otak lama karatan karena larut dalam aktifitas yang monoton) : 1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini.
Bismillah… saya insyaAllah akan menekuni jurusan “Mengenal Allah SWT”. Mantap setelah berubah-ubah pikiran dari jurusan “Manajemen hati, Manajemen sabar, Manajemen Rumah Tangga, Manajemen Rumah penuh cinta, Pengendalian diri, Parenting nabawiyah, dsb pemikiran saya banyak syekali sodar-sodara. Itulah mengapa semingguan ini saya ragu memilih yang mana. Dan salah satu alasan saya baru mengerjakan NHW #1 ini.
Tumblr media
2.Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut.
Dalam mendidik anak, yang saat ini anak saya baru berusia 1 tahun dan 3 tahun dibutuhkan banyak ilmu parenting, banyak pengalaman dan lain hal. Saya merasa saya sering kehabisan stok sabar karena tidak dekat dengan Allah. Sudah selayaknya saya mendekat. Karena pada dasarnya anak adalah milik Allah. Hanya Allah yang dapat mebolak-balik hati saya maupun hati anak saya, juga hati suami. Hanya Allah SWT yang dapat mengendalikan anak-anak saya ke jalan kebenaran. Dan mampu bersikap baik. Apa yang saya lakukan, kurang lebih 4 tahun belajar ilmu parenting saat jadi guru, dan ditambah 3 tahun menjadi ibu. Semua ilmu parenting tidak terpakai saat stok sabar menipis. Padahal kalau mengenal Allah, saya akan mengenal diri saya. Dan insyaAllah bisa lebih sabar, tenang dan terkontrol mengerjakan segala sesuatu.
Saat mengenal Allah, saya yakin, Allah akan memampukan saya untuk mengenal anak-anak saya, mengenal suami saya dan memampukan saya untuk menghadapi berbagai tantangan dalam pengasuhan anak, termasuk dalam manajemen rumah tangga, manajemen hati, komunikasi, dsb. 
Saya yakin dengan mengenal Allah, saya mampu mengenalkan Allah SWT pada usia golden age anak-anak saya (0-5 tahun). Dan itu sangat penting agar anak-anak saya diberi ilmu, hidayah dan kemampuan oleh Allah untuk bersama mengenal Allah dan melakukan semua karena Allah SWT. Agar dalam setiap langkah membuat saya ridho pada anak dan suami saya. juga atas setiap takdir Allah SWT
Tumblr media
3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?
Ini pertanyaan paling susah menurut saya. Saya kalah di strategi memang selama ini. Tapi saya mencoba menjawab.
- Saya akan memohon dengan sungguh-sungguh kepada Allah agar diberikan ilmu Mengenal Nya.
- Belajar pada ahlinya
- Banyak membaca artikel, buku, bacaan tentang Allah, Mentadaburri Al-qur’an. Mentadaburi ayat-ayat yang tersirat dalam alam semesta ini
- Banyak merenungi hakikat penciptaan saya sbg ibu rumah tangga yg diciptakan Allah
- Berusaha membuka hati, mengamati adanya Allah SWT dalam setiap anak.
- Membuka mata, pikiran, telinga dalam upaya mengenal Allah SWT melalui suami, anak-anak dan semua makhluk di sekitar saya.
4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu,perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut.
- Bersabar dalam menggapai ilmu Allah SWT
- Berusaha ontime dalam melaksanakan perintah Allah SWT
- Memperbaiki diri. Ah… panjang kalau dijabarkan ini mah… Banyak sekali kekurangan diri yang perlu diperbaiki.
- Berusaha memaksimalkan waktu yang ada. Ini nih… terutama menahan diri untuk tidak terlalu lama browsing, blogwalking kesana-kemari dan tidak sering scrolling down di timeline facebook. Asli ini PR banget buat saya. Godaan membaca sana-sini, buka halaman di banyak tab. Lalu focus untuk satu ilmu. Susah, mamen….. penasaran tinggi sekali. Banyak pertanyaan di kepala, lalu ketik di mbah google. Anak lagi masanya lompat sana lompat sini aja saya merasa perlu membaca. Bagaimana cara membersihkan tembok yang dicoret anak aja, saya browsing. Dan referensi gak mau satu. Banyak yang dibuka, dibaca, baru disimpulkan mana teknik terbaik. Kelamaan jadinya.
Nah kan… kalau sudah disuruh menulis, bercerita, menjabarkan, jadinya ngalor-ngidul. Panjang-lebar gak karuan. Maafkan ya para pembaca. Saya mah gitu orangnya. Karena itulah saya perlu lebih dekat dengan Allah agar terkontrol segala halnya. Terutama dalam menulis.
Alhamdulillah Allah menegur lewat suami untuk stop dulu. Sarapan dulu kita yak…
Alhamdulillah selesai tugas di akhir-akhir waktu.
Di bawah ini quote dari institute ibu profesional
*Menuntut ilmu adalah salah satu cara meningkatkan kemuliaan hidup kita, maka carilah dengan cara-cara yang mulia*
Tumblr media
1 note · View note
pistol247 · 4 years
Photo
Tumblr media
But He said to them, “Let us go into the next towns, that I may preach there also, because for this purpose I have come forth.” And He was preaching in their synagogues throughout all Galilee, and casting out demons. Mark 1:38‭-‬39 NKJV https://bible.com/bible/114/mrk.1.38-39.NKJV https://www.instagram.com/p/CC55q4-nHW1/?igshid=bhsebuvarqv4
1 note · View note
laylanmardha · 6 years
Text
Bunda, Jangan Marah...
Bunda, Jangan Marah…
“Bundaa..jangan marah dong..” suara kecil itu seringkali saya dengar beberapa bulan terakhir ini. Suara yang berasal dari mulut kecil si sulung yang sekarang sudah bisa protes dan menyuarakan isi hatinya.
Jika saya masih diberikan sisa usia yang panjang oleh-Nya, ingin sekali saya benar-benar memanfaatkan waktu untuk belajar mengendalikan emosi negatif ini. Ya, marah adalah salah satu bentuk…
View On WordPress
0 notes
fadiyahulhaq-blog · 6 years
Photo
Tumblr media
Di sela diskusi review #NHW1, pembahasan menjadi menarik saat fasilitator memposting tanggapannya "Rejeki itu pasti, kemuliaan yang harus dicari" yang bagi saya menjadi salah satu penguat dan terngiang dalam pikiran. Tanggapan tersebut muncul ketika diskusi tentang ibu yang bekerja online yang sering berinteraksi dengan gadget. Mungkin ada yang pernah mengalami banjir orderan dan sebagai penjual harus segera melayani pembeli, disaat yang bersamaan anak perlu dengan Ibu. Anak mungkin menunjukkan tingkahnya untuk mengalihkan perhatian ibu dari kegiatannya berjualan online. Namun, apakah ibu merasa khawatir akan kehilangan orderan saat menanggapi tingkahnya? Lagi-lagi kita diingatkan oleh anak kita yang secara tersirat mengajak untuk kembali kepada peran Ibu karena disitulah kemuliaan dapat diraih. InsyaAllah --- Di IIP, saya menangkap pelajaran baru bahwa di dalam lingkaran ini sangat disiplin dengan "Jam gadget", bahkan untuk sabtu dan minggu diterapkan Gadget Free on Saturday dan Gadget free on Sunday karena dua hari tersebut adalah waktu untuk bersama dengan keluarga. --- Sumber : diskusi review nhw 1 kelas matrikulasi batch 5 DKI 3
0 notes
buygone · 6 years
Text
NHW 1 : Adab Menuntut Ilmu
Jreng-jreng, nice homework perdana! Pertanyaan sederhana yang bikin saya mikir keraaas. Tanya ke diri sendiri, bingung. Tanya ke suami, beliau lebih bingung lagi. Tanya ke Iie, jawabannya “meh, meh, mi, mi , plisss” 🤣 Yowes kalau gitu saya balik tanya ke yang paling gak bingung diantara kita bertiga. Bismillah 🙂 1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini?…
View On WordPress
0 notes
evatrinov · 6 years
Text
Adab Menuntut Ilmu [NHW #1]
2.04 AM 
Bismillahirohmanirohim..
Kyaaa~ akhirnya berani menchallenge diri juga buat daftar di Institut Ibu Profesional (IIP), walau banyak tantangan semoga selalu istiqamah untuk belajar jadi Ibu dengan sebaik-baiknya. Setelah kurang lebih 3 minggu bergabung di kelas Matrikulasi IIP ini, akhirnya dapat PR juga. Uniknya, tim IIP ini menyebut PR dengan kata NHW kependekan dari Nice Homework. Keren ya? Jadi termotivasi untuk selalu ngerjain tugas terus. Hamasah! 💪🏻👩🏻
Ok aku sedikit review dulu ya tentang materi dan hasil diskusi yang telah di dapat selama ini. Materi pertama itu tentang Adab Menuntut Ilmu. Agak kaget juga sih waktu pertama kali baca materi ini dan sempet kepikiran kenapa dulu waktu aku remaja unyu-unyu, pelajaran awal di sekolah bukan tentang materi adab. Apa sekarang udah ada sekolah formal yang nerapin ini ya? Hmm.. Well, balik lagi ke materi yuk! Sebenarnya kita sering ya dengar kata adab, aku sempet googling di KBBI sih bahwasanya adab itu,
Tumblr media
Adapun penjelasan lainnya,
Adab menuntut ilmu adalah tata krama (etika) yang dipegang oleh para penuntut ilmu, sehingga terjadi pola harmonis baik secara vertikal, antara dirinya sendiri dengan Sang Maha Pemilik Ilmu, maupun secara horisontal, antara dirinya sendiri dengan para guru yang menyampaikan ilmu, maupun dengan ilmu dan sumber ilmu itu sendiri. - Tim Matrikulasi
Untuk menuntut ilmu, itupun ada 3 aspek yang perlu dipelajari adabnya diantaranya yaitu :
1. Adab pada diri sendiri
Ikhlas dan mau membersihkan jiwa dari hal-hal yang buruk
Selalu bergegas, mengutamakan waktu menuntut ilmu
Menghindari sikap yang “merasa’ sudah lebih tahu dan lebih paham
Menuntaskan sebuah ilmu yang sedang dipelajari
Bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas
2. Adab terhadap guru (penyampai ilmu)
Penuntut ilmu harus berusaha mencari ridha dan hormat kepada guru
Tidak mendahului guru saat menjelaskan sesuatu atau menjawab pertanyaan
Meminta ridha ketika hendak menyebarkan ilmu dan jangan lupa mencantumkan nama guru sebagai sumber materinya (jika tertulis).
3. Adab terhadap sumber ilmu
Tidak meletakkan sembarangan 
Tidak melakukan penggandaan
Tidak mendukung perbuatan para plagiator dan produsen barang bajakan
Tidak menyebarkan sumber ilmu yang diawali kalimat “copas dari grup sebelah” tanpa mencantumkan sumber ilmunya
Harus menerapkan “sceptical thinking” dalam menerima sebuah informasi.
Nah, setelah tahu arti sesungguhnya ternyata sebelum mempelajari ilmu itu penting banget ya untuk belajar adab menuntut ilmunya terlebih dahulu. 
“… sebab itu sampaikanlah berita gembira itu kepada hamba-hambaKu, (yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan merekalah orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS. Az-Zumar: 17-18)
Setelah tau adab-adab dalam menuntut ilmu, yuk mari mengerjakan NHW✍🏻 
Ada 4 pertanyaan, aku langsung jawab satu persatu aja ya..
1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini.
Jurusan Prophetic Parenting, yaitu cara Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam mendidik anak.
2. Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut?
Nah ini, puanjaang ini ceritanya sampe-sampe baru ngerjain NHW pagi buta begini 🤫
Setelah merenung sekian abad dan memilih dari berbagai ilmu yang ingin aku pelajari lebih dalam, akhirnya aku punya beberapa ilmu yang akan aku tekuni. Based on prioritasku saat ini, diantaranya yaitu, 
Prophetic Parenting, 
Wife-ing (Hha, maksudnya ilmu untuk jadi istri sholehah 🤪), 
Cooking (karena hobi banget di dapur) ,
Coding (karena basic Informatika sudah ada dari zaman kulian dan kakang*+saya ingin punya perusahaan based on IT/Startup sendiri).
Karena galau bukan main, akhirnya aku sempatkan diskusi dengan kakang tentang NHW ini. Aku sempat ngasih pilihan ke kakang untuk pilih Cooking atau Coding, and honestly ternyata kakang lebih suka aku coding, wekekee. Baiklah pada saat itu aku ubah urutannya jadi begini, 
Prophetic Parenting,
Wife-ing (Hha, maksudnya ilmu untuk jadi istri sholehah 🤪),
Coding (karena basic Informatika sudah ada dari zaman kulian dan kakang*+saya ingin punya perusahaan based on IT/Startup sendiri),
Cooking (karena hobi banget di dapur).
Setelah tahu ilmu apa saja dan prioritasnya, tetiba aku ingat diskusi dengan kakang tempo dulu. Diskusi yang sampai menghasilkan surat resign yang dikarenakan ada makhluk kecil nan lucu diperutku saat itu. Aha! Akhirnya aku tutup buku dulu untuk sementara waktu keinginanku dalam mempelajari ilmu coding dan cooking. Sekarang tinggal 2 nih! 
Prophetic Parenting,
Wife-ing (Hha, maksudnya ilmu untuk jadi istri sholehah 🤪)
Sebenarnya, inilah tugas utama aku sekarang yang sesungguhnya. Menjadi Istri dan menjadi Ibu. Menentukan prioritas dari kedua ini saja bingungnya bukan main. Namun akhirnya aku putuskan untuk memperdalam ilmu Prophetic Parenting dulu dibandingkan wife-ing saja. KENAPA? karena aku dan kakang sudah dititipi amanah yang besar dari Allah, dan kami yakin sekali bahwa di akhirat kelak kamilah orang yang pertama-tama ditanyakan pertanggung-jawabannya terhadap anak-anak kami. Sungguh benar adanya bahwa Ibu itu sekolah pertama bagi anaknya. Anak-anak kamilah yang akan melihat, mengamati, dan meniru tingkah laku kami dengan sebaik-baiknya peniru. Well, menurutku secara tidak langsung kalau kami belajar Prophetic Parenting maka dengan sendirinya kami akan selalu berusaha menjadi suami/istri yang sholeh/sholeha juga, karena aku akan bisa mencontohkan bagaimana menjadi istri yang baik bagi kakang, begitupula kakang yang dapat menjadi qowam yang sukses di keluarga kami. Bukankah anak-anak kitapun nantinya akan membina rumah tangga? Jadi sudah menjadi kewajiban kami juga untuk mengajarkan ilmu rumah tangga pada anak-anak.
3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?
Strategi yang sedang dan akan aku gunakan dalam menuntul ilmu ini adalah,
a. Selalu berdoa pada Allah agar dipermudah dalam menuntut ilmu.
b. Membaca, mengkhatamkan, dan menuliskan kembali sesuai dengan pemahaman diri mengenai referensi/artikel/buku yang terkait dengan Prophetic Parenting. 
c. Mengikuti seminar/kajian/bedah buku yang berkaitan dengan parenting.
d. Rutin menonton/mendengarkan kajian parenting via online.
e. Membuat blue-print masa depan yayang** untuk setiap 5tahun kedepan bersama kakang.
f. Mengikuti KulWap yang berhubungan dengan parenting.
g. Bersungguh-sungguh dalam belajar dan mengerjakan tugas di komunitas parenting.
h. Kepo-in tokoh-tokoh yang sudah berhasil dalam mendidik anak-anaknya dan ambil ilmunya untuk dipelajari bersama kakang.
i. Selalu sharing ilmu dengan kakang.
4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu,perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut.
a. Luruskan niat, semata-mata karena Allah Ta’ala.
b. Mengosongkan gelas saat ilmu akan disampaikan, sehingga menghindari sikap merasa lebih tahu dan lebih paham.
c. Bertekad agar tidak menunda-nunda pekerjaan (nah loh, besok harus lebih baik!)
d. Mencatat apapun agar bisa dibaca kembali.
e. Berbagi ilmu dengan yang lain selain ke kakang, misalnya salah satunya dengan menuliskan hasil-hasil ilmu di blog.
Alhamdulillah akhirnya beres juga *elap keringet 😤*. Semoga apa yang aku tulis bisa jadi amalan dan selalu jadi pengingat hidup. 
Hatur Nuhun.
Arcamanik, 27 Januari 2018
- evatrinov
*kakang = kakak sayang = suami (ini penting banget, bisi ada yang salah kaprah 🤣)
**yayang = Ya Bunayya Sayang = Ahsan Sayang 
0 notes
Text
Institut Ibu Profesional (IIP) NHW 1
Bismillahirrahmaanirrahim.Alhamdulillahirobbil ‘alamin, Shollu ‘ala Muhammad wa ‘ala alihi wa sahbih ajma’in.
Ini adalah pertama kalinya setelah vacum begitu lama dalam dunia tulis-menulis setelah memutuskan untuk menikah, kalau dulu suka banget nulis puisi & planning kerja ( kirain nulis artikel atau yang sejenisnya) eh ternyata cuma puisi, hihihi, tapi kali saya mau belajar lebih kosisten tentang dunia ini yang pertama karena tuntutan NHW ( aduh maksa banget ..) yang kedua karena mau mencoba hal-hal baru.
Mengapa sih judulnya NHW karena NHW ini adalah persyaratan mutlak dalam mengikuti perkuliahan kece ala ibu-ibu profesional di Institut Ibu Profesional (IIP) , NHW ini kepanjangannya adalah Nice Home Work , manis banget kan…..
Mengapa sih harus profesional karena ibu yang profesional adalah ibu yang selalu belajar demi perubahan yang lebih baik, untuk dirinya, untuk suaminya, untuk anak-anaknya, untuk keluarga dan tentunya masyarakat sehingga tidak ada ketimpangan dalam menjalani proses kehidupan, masalah pasti ada namun cara mengatasi masalah inilah yang harus selalu diupgrade sesuai kebutuhan zaman.
Alhamdulillah senang sekali bisa berkumpul dengan ibu-ibu hebat pembelajar, dari sini akan banyak pengalaman dan pelajaran yang bisa diambil . Sejak remaja saya ingin sekali mempunyai sakinah foundation yaitu semacam lembaga kemasyarakatan yang menangani konflik dalam rumah tangga yang berakhir derita,,,, agak mendramatisir sih ^-^ tapi memang pada kenyataanya saya selalu menemui hal-hal tersebut dilingkungan saya dan itu sangat mengganggu pikiran saya. Dan tentunya saya mohon doa anda sekalian agar cita-cita mulia ini bisa tercapai. Sebenarnya bukan hanya itu, tapi melihat kondisi dunia dire digital ini yang rentan akan tsunami informasi baik positif maupun negatif yang belum tentu benar kejelasannya sehingga hati nurani ini  tergerak untuk melalukan perbaikan generasi minimal untuk keluarga saya sendiri dan alangkah baiknya jika bisa bermanfaat bagi banyak orang.
Hal yang harus saya lakukan pertama adalah menambah ilmu , kali ini saya ingin sekali mendalami ilmu parenting yang sangat cocok dengan profesi saya saat ini yaitu seorang ibu, iya ibu , ibu adalah profesi termulia menurut saya karena ibu adalah tugas langsung dari Allah sang maha pencipta , dan tentunya itu tidak mudah, butuh ilmu untuk mensiasatinya. Dan yang kedua adalah ilmu kewirausahaan yang hal ini akan mendukung saya untuk bisa membantu suami dan saya sendiri agar bisa mandiri dalam hal finansial. Ahhh rasanya memang mudah menuliskan ini semua, tapi pada praktekknya aduh maak…. tolonglah aku… (begitulah mungkin bahasa kerennya ^_^) harus banyak-banyak istighfar untuk mempermudah dan sholawat sebagai penerang hati.
List impian sudah dibuat , tentunya strategi untuk mencapainya harus dipersiapkan, langkah pertama yang harus saya lakukan adalah menuliskan semua impian itu dikertas lalu mencoba untuk melaksanakannya satu-persatu dan kemudian membuat refleksi.
Hal yang mungkin berubah dan harus diperbaiki adalah waktu yang lebih disiplin & ibadah untuk mensucikan hati, mendekatkan diri kepada allah agar selalu dalam ridho-Nya.
Tulisan ini tidak akan sempurna, karena memang tiada yang sempurna, semua perlu kebiasaan dan akan kubiasakan menulis dari sekarang.
Sudah dulu yaa, si adek cantik sudah bangun…..(gercap…..)
Tulisannya bisa “ngalor ngidul” mohon dimaafkeun 🙏👩 ب�/�&
0 notes
grandyssofia · 7 years
Photo
Tumblr media
Badge kece dari#NHW1 :') . Untuk content-nya mangga cek di link bio aku ya ❤❤❤
0 notes
dwialya · 7 years
Text
NHW #1 Institut Ibu Profesional Batch #4
Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh, Saya Dwi,usia 30 tahun. Ibu dari seorang putri 4,5tahun. Untuk saat ini saya masih worker mom,dan insa Allah akan resign di akhir bulan Mei ini. Pada kesempatan belajar di Universitas Kehidupan kali ini saya ingin mengambil Jurusan Ilmu Menejemen. Baik itu menejemen waktu,hati dan keuangan keluarga.
Saya merasa tidak pandai membagi waktu,memilah-milah antara kapan dan berapa lama saya mengurus pekerjaan kantor,mengasuh anak dan mengerjakan pekerjaan rumah. Sehingga yang saya kerjakan terasa terburu-buru,sekenanya dan tentu saja hasilnya tidak maksimal baik. Tanpa saya sadari,saya seperti kehilangan dua hal penting dalam hidup saya,yaitu greget dan ulet. Dua hal yang sangat dibutuhkan dalam menggapai cita-cita mulia yang luar biasa.
Strategi yang saya rencanakan untuk menuntut ilmu ini adalah dengan trial and error. Yaitu dengan mencoba membuat agenda harian beserta rincian waktu dan segala kebutuhannya. Melaksanakannya,kemudian mengoreksi sendiri,apakah saya berhasil melakukan agenda saya sesuai rencana atau saya gagal ? jika berhasil,apa yang mendukung keberhasilan itu akan saya pertahankan. Dan jika saya gagal,saya akan memperbaiki hal-hal yang menjadi kendala keberhasilan saya.
Perubahan sikap yang harus saya perbaiki dalam hal adab menuntu ilmu adalah harus selalu bergegas,mengutamakan waktu-waktu dalam menuntut ilmu dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas yang diberikan setelah materi disampaikan.
  a q[i,U
0 notes
elfistaa · 7 years
Photo
Tumblr media
Bismillahirrahmanirrahim.. Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimush shalihat.. Aku berusaha mengawali hari dengan rasa syukur, tak terkecuali hari ini. Tak pernah bermimpi aku akan sampai pada detik ini. Telah 3,5 bulan lamanya sejak saat itu, tanggal 27 Januari 2017, Allah berkenan mengamanahi aku menjadi seorang ibu di universitas kehidupan ini. Layaknya mahasiswa baru, masih ada begitu banyak hal yang belum kumengerti meskipun rasanya buku-buku parenting sudah kulahap, kajian keagamaan mendidik anak ala nabi juga tak ketinggalan, grup emak-emak udah lama kuikuti, artikel seputar anak dari A sampai Z pun tak lupa kubaca, kucopy, kushare dan kusimpan rapi di memori. Tapi semua itu ternyata belum cukup. Baru kusadari tak ada ibu yang langsung pintar dan langsung benar sempurna seberapa banyakpun ilmu yang dimiliki. Guru terbaik seorang ibu adalah anak, iya anaknya sendiri. Bayi kecil yang polos, kiyut, imut, ndut dan tak berdosa yang barusaja terlahir didunia. Sejak saat itu, guru kecilku memberikan pelajaran baru di universitas kehidupan ini. Apakah itu? Jurusan menjadi IBU/MoM (master of multitasking). Itulah jurusan yang selama ini mulai kutekuni dan akan terus kukembangkan hingga akhir hayat nanti, insyaAllah. Jurusan yang belum pernah kupelajari dibangku sekolah padahal itu adalah hal paling penting bagiku, seorang wanita. Jurusan yang tidak bisa dipelajari hanya dari buku atau teori semata, tapi harus dengan aksi nyata. Jahidiiiy 😍 Jika ditanya alasan terkuatku menekuni ilmu ini, sudah pasti karena urusan menjadi IBU bukan sekedar menjadi ibu biasa yang melahirkan anak dan merawatnya hingga dewasa, tetapi ibu shalihah sebagaimana yang diibaratkan pepatah: "Surga ada di telapak kakinya". Ibu akan dimintai pertanggungjawaban atas anak kecilnya, menjadi qudwah/panutan anak-anaknya, dan tentunya menjadi madrasah pertama dan paling utama bagi putra-putrinya. Maka dari itu, al ilmu qoblal qouli wal amali. Langkah strategis yang harus diambil selama menimba ilmu di universitas kehidupan ialah menciptakan suasana rumah yang harmonis, nyaman dan agamis. Karena kampus saya adalah baiti jannati yaitu rumah saya sendiri, guru saya adalah anak saya sendiri, dan partner terbaik saya adalah sang suami tercinta. Selama 1 tahun 2 bulan menjadi seorang Istri dan kini 3,5 bulan terakhir menimba ilmu di jurusan IBU, kutemui banyak PR besar bagi saya. Tentunya dalam mengerjakannya nanti tak lepas dari peran sang suami shalih yang harus sabar dalam menghadapi mood istri 😅 PR pertama dan kuncinya ialah, perkuat benteng keimanan. Bersama keluarga kecilku, meluangkan waktu tuk beribadah bersama, kelihatannya mungkin sederhana namun rasanya sangat membahagiakan. PR Kedua, lebih berusaha tuk mendapatkan ridho suami. Suami adalah surga atau nerakamu. Gaada istilah wanita ga pernah salah. Dikamusku itu ga berlaku. Mengalah dan mengaku salah itu tidak berarti kalah kok. Tetapi ego saya sebagai ibu dan Istri yang masih (SOK) muda, susah sekali menerapkan ini 😜 PR Ketiga, upgrade level sabar dan syukur. Sabar dengan rengekan si kecil yang tak jelas karena masalah apa 😂 (maklum masih bayi), sabar akan lelahnya kerja dan mengurus rumah, sabar akan ini itu de el el yang bener-bener menguras jiwa raga. Obatnya adalah tetap husnudzan dan ber-SYUKUR. PR Keempat, luapkan rasa cinta dan kasih sayang. Cintailah anak dan suami bagai sang surya menyinari dunia, tulus tak ingin berbalas, maka cinta itu akan lebih kekal dan indah. Tak usah malu selalu mendahului mengungkapkan cinta kepada mereka yang kau sayangi, dalam ucapan dan tentunya perbuatan. PR Kelima, meningkatkan kadar ikhlas dihati. Karena setiap apa-apa yang dilakukan di dunia ini hanyalah upaya kita mencari pahala untuk bekal di akhirat yang kekal. Percuma kalau sudah capek tapi ga ikhlas, gak akan dapat apa-apa. Masih banyak PR lainnya tapi dicukupkan TOP FIVE aja dulu yang urgent, penting dan harus SEGERA dikerjakan dengan sebaik-baiknya.. bismillah insyaAllah siap menuntut ilmu di jurusan IBU di universitas kehidupan ini hingga kelak lulus dengan predikat ibu shalihah. Aamiiin ❤ Surakarta, 19 Mei 2017 @baity jannatiy ❤
0 notes
Text
Risky Arinda Surya_NHW#1
Matrikulasi Institut Ibu Profesional
Merupakan suatu kelas online bagi para ibu dan calon ibu yang ingin tetap mengembangkan dirinya untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Pertamakali saya melihat broadcast mengenai MIIP Batch #4 saya langsung tertarik untuk mengikuti kelas ini. Pertama, sembari menambah kegiatan positif, kedua tentu untuk mengembangkan dan menambah wawasan saya terutama dalam ilmu berkeluarga serta parenting, ketiga kelasnya online, keempat mumpung si dedek masih anteng di perut, walaupun sebenarnya tidak ada halangan untuk seseorang dalam menuntut ilmu, namun saya pikir ini momen yang paling tepat untuk mengikuti matrikulasi atau kelas-kelas positif sejenis ini.
Kelas perdana MIIP yang dimulai Senin, 15 Mei 2017 lalu menjelaskan tentang Adab Menuntut Ilmu. Banyak orang yang berilmu namun kenapa sikapnya tidak seperti orang yang berilmu? Ternyata banyak dari kita yang melupakan dasar dari menuntut ilmu, yaitu adabnya. Adab atau etika yang digunakan para penuntut ilmu untuk memperoleh, mempelajari, dan mengamalkan ilmu yang didapat. Karena dalam beramal kita membutuhkan ilmu, maka adab atau etika adalah hal yang didahulukan sebelum ilmu.
Setelah kelas ini usai, kami para peserta diberikan tugas Nice Homework #1 tentang adab menuntut ilmu, yang salah satu syaratnya boleh di publish atau pun private, namun tugas dikumpulkan dalam bentuk digital.
Risky Arinda Surya_NHW#1
NICE HOMEWORK #1
ADAB MENUNTUT ILMU
1.       Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini.
Ilmu berkebun dan bercocok tanam.
 2.       Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut?
-          Menurut saya berkebun dan bercocok tanam dapat mengajarkan kita untuk lebih menghargai segala sesuatu, yang dalam hal ini tentu saja tanaman yang kita tanam. Dalam proses menanam kita dituntut untuk telaten serta sabar dalam proses menanam, merawat, hingga panen.
-          Selain itu, ilmu ini juga diharapkan bisa untuk membantu membimbing anak-anak saya kelak untuk belajar menghargai proses, belajar melalui kegagalan, belajar mengenal makhluk hidup, belajar menghargai makanan, belajar salah satu skill dasar kehidupan, yang diharapkan nantinya dapat menjadi jalan untuk memberikan suatu gambaran tentang Allah Yang Maha Esa, serta gambaran mengenai proses kehidupan.
-          Karena merupakan komitmen saya pribadi sejak lajang untuk memberikan makanan dari sumber yang baik saat kelak berkeluarga.
 3.       Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?
-          Belajar mengenai cara berkebun dan bercocok tanam dari buku-buku, internet, dan komunitas
-          Mempraktikkan langsung teori yang sudah diperoleh
-          Memahami konsep biologi
-          Mengikuti komunitas bercocok tanam
-          Banyak berikhtiar dan berdoa agar dimudahkan dan ilmu yg diperoleh dapat diamalkan
 4.       Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut.
Perubahan sikap apa saja yang harus saya perbaiki antara lain selalu bergegas, jangan terlalu banyak berpikir ini-itu tanpa ada aksi serta menuntusakan ilmu yang sedang dipelajari.
 Jakarta, 19 Mei 2017
 Risky Arinda Surya
0 notes
wiwitiwit · 7 years
Text
Nice Homework 1: Adab Menuntut Ilmu
Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap orang. Di dunia ini, ilmu pun sangat luas. Oleh karena itu dalam belajar pun sebaiknya kepada ahli atau pakarnya. Dalam luasnya ilmu yang ada, sekarang saya ingin memperdalam ilmu tentang mendidik anak atau parenting. Mengapa? Karena saat ini saya berperan sebagai ibu dari seorang anak yang hampir berusia dua tahun. Selama ini dalam menjalani peran saya sebagai seorang ibu, saya merasa masih sangat banyak kekurangan saya. Sementara anak adalah amanah dari Allah yang harus dijaga. Orang tua akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Oleh karena itu saya ingin terus belajar bagaimana mnjadi seorang ibu yang baik, utamanya cara mendidik anak secara islami. Bagaimana saya mempersiapkan anak saya untuk menghadapi zaman, agar menjadi anak yang saleh/ salehah, agar menjadi insan yang memberi manfaat kepada sekitar.
Sejak sebelum menikah saya sudah mulai belajar tentang parenting. Saya mulai membaca buku-buku parenting, mengikuti seminar, serta membaca artikel dari para pakar parenting. Sekarang saat saya sudah menjadi ibu, saya semakin merasa membutuhkan ilmu tersebut sehingga membuat saya harus lebih rajin lagi. Untuk itu saya pun harus memperbaiki cara saya dalam belajar. Saya harus lebih konsisten. Karena saya sering tidak tuntas dalam membaca buku, lalu ganti buku yang lain :D. Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan juga harus dihilangkan agar lebih bisa efektif memanfaatkan waktu. Semoga Allah mempermudah jalan kita semua untuk terus menjadi manusia yang lebih baik lagi dari hari ke hari. Aamiin
0 notes