Tumgik
#Munggaran
movienized-com · 4 months
Text
Khanzab (2023)
Khanzab (2023) #AnggyUmbara #TikaBravani #YasaminJasem #ArswendyBeningSwara #Munggaran #FuadIdris Mehr auf:
Jahr: 2023 (September) Genre: Horror / Thriller Regie: Anggy Umbara Hauptrollen: Tika Bravani, Yasamin Jasem, Arswendy Bening Swara, Munggaran, Fuad Idris, Vonny Anggraini, Badriyah Afiff, Sheryl Drisanna Kuntadi, Sabian, Rizky Hanggono … Filmbeschreibung: Nachdem ihrem Vater in Banyuwangi ’98 der Kopf abgeschnitten wurde, war Rahayu so traumatisiert, dass es ihr schwerfiel, sich auf ihre…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
derifirman · 1 year
Text
Sinom talirasa
Jauh teuing neang salira,
Mungguh nanjak mipir pasir,
Tapi kuring henteu wegah,
Bakal terus dipilari,
Kapan nu jadi margi,
Imut anjeun matak lanjung,
Sok sieun sasar lampah,
Salira henteu kasungsi,
Rek ditéang, keur nyirnakeun panasaran.
#
Pangna neangan salira,
Kuring percaya kana takdir,
Basa munggaran patepang,
Aya nu kebek na ati,
Mugi pakait asih,
Ka salira dinu jauh,
Tangtu bakal diteang,
Muga bisa tepung deui,
Najan anggang, hiji waktu bakal tepang.
#
Sanajan seueur pengkolan,
Teu matak rek runtik galih,
Tanjakan bakal disorang,
Komo deui Leuweung wingit,
Pamugi salira surti,
Nampi kuring anu liwung,
Lantaran ka salira,
Ieu ari enggeus pasti,
Kuring seja, masinikeun tali tresna.
Padalarang, 20 April 2023.
5 notes · View notes
sundadigi · 1 month
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Hayu wawanohan sareng Nanny Wijaya!
Nani munggaran diajar seni tari ti SD, waktos anjeunna nganjrek kénéh di Cirebon. Parigel kana tari Sunda sareng Jawa Klasik.
.
Sabada dicandak ngalih ku sepuhna ka Jakarta taun 1957, Nani terus aub dina perkumpulan tari Tunas Mekar. Sasarengan sareng para penari sanésna, ti antarana Irawati sareng Indrawati ti Bandung, remen diajak midangkeun kaparigelanana di Istana Nagara. Lian ti éta, anjeunna gé kantos sawatara kali tandang dina pagelaran mancanagara, dina raraga muhibah kasenian.
.
Waktos ngawitan nganjrek di Jakarta téh harita "tari serampang dua belas" nuju meumeujeuhna dipigandrung. Atuh Nani gé teu kakantun palay diajar. Malahan dina kasempetan féstival taun 1959, teu nyana Nani kasinugrahan janten pinunjulna. Ti danget éta anjeunna aktif maén film téh.
.
𝘚𝘶𝘯𝘥𝘢𝘋𝘪𝘨𝘪, 𝘰𝘯𝘦-𝘴𝘵𝘰𝘱 𝘥𝘪𝘨𝘪𝘵𝘢𝘭 𝘴𝘦𝘳𝘷𝘪𝘤𝘦 𝘧𝘰𝘳 𝘚𝘶𝘯𝘥𝘢𝘯𝘦𝘴𝘦 𝘭𝘪𝘵𝘦𝘳𝘢𝘵𝘶𝘳𝘦.
SundaDigi, layanan panyungsian digital literatur Sunda.
.
#sundadigi #sunda #kebudayaansunda #unpad #pdpbs #pustakajaya #aplikasikesundaan #kamusbahasasunda #bahasasunda
Sumber gambar: Instagram/cahyakamila88
0 notes
dany-vakarian · 8 months
Text
youtube
Granada Waterfall Ciater: A Natural Gem and Investment Opportunity in Subang
If you're on the lookout for a place that allows you to bask in the wonders of nature while also exploring a promising investment opportunity, Granada Waterfall Ciater should be at the top of your list. This development seamlessly merges the charm of a natural green park with kavling (land plots) nestled amidst a breathtaking waterfall. Nestled in Ciater Subang, a renowned tourist destination in West Java, Granada Waterfall Ciater offers a multitude of benefits for both visitors and investors. Here's why this opportunity is not to be missed.
The Majestic Waterfall
Granada Waterfall Ciater boasts the highest waterfall in Subang. Water cascades gracefully over colossal rocks adorned with lush moss, crafting a captivating natural spectacle. Enveloped by a dense forest, the waterfall creates a serene and invigorating ambiance. Whether you're at your kavling or on the viewing deck, you can relish the soothing sounds of flowing water, the gentle caress of cool breezes, and the lush green panorama.
Eco-Friendly Development
Granada Waterfall Ciater stands as a testament to responsible and nature-conscious development. The meticulously maintained green spaces not only enhance the visual allure but also contribute to ecological equilibrium. The development harmoniously blends into the environment, utilizing natural materials and earthy tones in the design of the kavling. Moreover, residents have access to clean water and electricity sourced from renewable, sustainable means.
Prime Location
Granada Waterfall Ciater's strategic location makes it easily accessible and exceptionally appealing. It enjoys close proximity to the provincial highway and stands as the exclusive kavling option within the waterfall tourist area. With a high influx of visitors, Granada Waterfall Ciater promises an enticing investment opportunity. Additionally, the kavling is conveniently situated near the UPI campus center development project. Coupled with its sloping terrain, picturesque mountain vistas, and the presence of a nearby tea plantation, the kavling's value is on a steady rise.
Gateway to Popular Attractions
Granada Waterfall Ciater sits amidst the heart of renowned tourist attractions in Ciater Subang. It boasts three toll accesses in close vicinity and is conveniently located near the new UPI Bandung campus. This exceptional positioning provides easy access to various famous destinations, including Banceuy & Bentang Forest and Waterfall, Ciater Highland Resort, D'Castello, Sari Ater Hot Spring, Sari Ater Camping Park, The Ranch Ciater, Cipunegara Rafting, Santiong Paragliding, Capolaga Nature Tourism, Saung Munggaran Puncak PAS, and the iconic Tangkuban Perahu Volcano.
So, what's holding you back? Granada Waterfall Ciater offers an opportunity to immerse yourself in nature's splendor while making a savvy investment. Don't miss your chance to own a slice of paradise in Subang! For more details, please visit their website¹ or watch their informative video.
0 notes
palawidja · 1 year
Audio
Ladies and gentlemenn...AGUNSA!
0 notes
ingatlah · 2 years
Text
Kapolda Riau Silaturahmi ke Pondok Pesantren Darul Fikri di Meranti.
Kapolda Riau Silaturahmi ke Pondok Pesantren Darul Fikri di Meranti.
INGATLAH.COM – Kapolda Riau, Irjen Pol Mohammad Iqbal SIK MH, Selasa (30/8/2022) berkunjung ke Kabupaten Kepulauan Meranti. Kedatangan Kapolda bersama Ketua Bhayangkari Daerah Nyonya Nindya Iqbal dan para pejabat utama diantaranya Karorena Kombes Pol Novi Irawan SIK MH, Karolog Kombes Pol Munggaran Kartayuga SIK, Dir Reskrimum Kombes Pol Asep Dermawan SIK, Dir Resnarkoba Kombes Pol Yos Guntur…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
exactlyme · 3 years
Text
21 Januari 2021
HUTBAH MUNGGARAN DI PAJAJARAN POSSTHEATRON GARUT: Pencak Silat Pada Teater Padjadjaran
Oleh: Rizky Widi Astuti
Tampilan unik pemeran tokoh seorang sepuh yang sedang melakukan ritual pada drama Hutbah Munggaran di Pajajaran menjadi pembuka alurnya pementasan, membuat unsur kebudayaan semakin melekat pada suasana. Panggung yang luas terbagi menjadi dua bagian. Membelah area penonton, menjadi hal menarik dalam pementasan tersebut, membuat para penonton di sana semakin merasakan suasana sama halnya dengan para pemain. Ketegangan dan guncangan yang diperankan terasa semakin membaur.
Naskah ini lahir pada tahun 50-an, yang ditulis oleh guru besar Yus Rusyana. Selain menulis naskah, ia juga penulis cerpen bahasa Sunda serta penelitis sastra Sunda. Demikian dalam dramanya tentu menggunakan bahasa Sunda yang cukup kental. Bahasa Sunda klasik yang digunakan menggambarkan sesuai isi dari karyanya yang menggambarkan sejarah pada masa lalu, bahasa Sunda yang murni. Jika dimaknai oleh orang zaman sekarang, mungkin ada beberapa yang tidak mengerti dengan bahasanya. Drama tersebut mengandung unsur sejarah, budaya, dongeng, dan babad tentang Kian Santang yang menyebarkan agama Islam di tanah Pajajaran.
Pementasan digelar pada tanggal 24-26 Oktober 2020. Disutradarai oleh Ari Kpin di Jagat Pentas Pedepokan Sobarnas Martawijaya, dibantu oleh Komunitas Budaya Posstheatron Garut (KBPG) dan Himpunan Sastrawan Dramaluan Garut (Hisdraga). Walau dipentaskan dalam keadaan yang cukup meresahkan, sebab pandemik sedang berlangsung, tidak menghilangkan unsur keharmonisan yang ada pada pementasan tersebut. Pementasan drama berjalan dengan cukup baik, namun ketika ditonton melalu media (video), entah di manapun platformnya, kurang sempurna untuk dinikmati, karena pasti ada beberapa kendala. Seperti video yang terpotong, suara yang kurang jelas, dan sebagainya. Namun hal ini masih bisa terlihat bagaimana keadaan yang ada di sana. Seperti para perlengkapan atau properti yang terlihat jelas, alunan musik yang mengiringi sebagai pendukung suasana, dan ketegasan lakon para pemain yang dituturkan.
Para pemain memerankan perannya dengan cukup baik. Pada beberapa adegan banyak dimulai dengan unsur budaya Sunda, seperti yang terlihat yaitu kesenian bela diri dan menari. Hal ini menjadi daya tarik pada pementasan drama tersebut. unsur budaya pada pentas drama ini sangat kental. Dibuktikan dari penggunaan bahasa yang digunakan, alunan musik bercirikhas sunda, pakaian, tarian, dan bela diri. Bela diri yang terealisasikan pada pentas drama Hutbah Munggaran di Pajajaran (HMP) berjenis bela diri pencak silat. Pencak silat memiliki dua aliran, pada pementasan tersebut jenis pencak silat yang dugunakan adalah berasal dari Cimende Jawa Barat, yang berfokus pada teknik permainan tangan, sedangkan aliran Minangkabau berfokus pada permainan kaki.
Pemain terlihat aktif berdialog yang diiringi gerakan-gerakan silat, terlihat gagah dan kuat. Pencak silat tersebut dikombinasikan dengan tarian-tarian yang juga diiringi dengan musik tradisional berunsur melodi bercirikhas Sunda. Namun pada babak pertama, ketika para tokoh yang memerankan beberapa prajurit yang sedang berlatih, dipadukan dengan tarian dan musik yang mengiri, terlihat kurang kompak. Faktor tersebut bisa terjadi karena kurangnya berlatih atau bahkan grogi. Tepatnya adegan tersebut memang sebagai awalan dari pembuka drama HMP, jadi kedua kemungkinan itu bisa terjadi, tetapi tidak bisa menjadikan alasan. Karena tentunya sebagai seorang aktor/aktris harus bisa bersikap profesional.
Khutbah Munggaran di Padjajaran merupakan gambaran dari penyebaran Islam masuk ke Indonesia, khususnya tanah Sunda, maka unsur keagamaan juga menyelimuti drama kolosal tersebut. Ditandai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh tokoh Kian Santang, dan para pengikutnya yang mengiringi. Kelugasan dan ketegasan pembacaan ayat Qur’an tersebut mewujudkan semangat menyiarkan agama Islam yang dirasakan juga oleh para penonton.
Ketegasan intonasi dan ekspresi para pemain juga menambah unsur ketegangan dan keseriusan pementasan. Namun pada pengemasan panggung di sini kurang sedikit mendukung latar tempat, karena panggung tampak dibiarkan kosong, dengan perangkat proyektor dan kain putih sebagai tirai penutup di kedua sisi belakang panggung. Hal ini kurang menghidupkan suasana yang ada pada pementasan, karena secara latar tempat berada pada lingkungan kerajaan, hal itu pasti akan sangat berkesan ketika perangkat kerajaan ada pada panggung. Semua properti hanya dibawa oleh pemeran saja. Hal ini memang menggambarkan keadaan dan masa pada saat itu, tetapi kurang terlihat hidup. Mungkin sutradara sengaja mengosongkan panggung, agar pemeran lebih leluasa dalam berperan.
Secara keseluruhan drama ini menggugah gairah para audiensi dan sastrawan yang terlibat. Drama ini menjadikan obat rindu terhadap pementasan karya seni, khususnya drama/teater di tengah pandemik saat ini. Di dalam pementasan drama tersebut banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang dapat diambil. Seperti sejarah, kebudayaan, dan euphoria lainnya ketika menonton drama tersebut.
1 note · View note
test12309850-blog · 5 years
Text
you are going right
upami anjeun hoyong neruskeun pikeun kudu decipher nu Konci munggaran di Tumblr akun ieu
1 note · View note
noor-shalihah · 3 years
Text
Tengtrem
Siang ini saya teringat sedikit petikan obrolan dengan Tuan berkacamata* yang saya ingat :
"emut nya, ieu mah nitip di IGD. Sanes nuju lalandong di IGD."
"Tuh tingal, tos tiasa gumujeng ayeuna mah."
"nah, ruangan nu kamari teh munggaran dianggo."
"Abdi ningal pananganana meni lalenjang."
Seketika itu juga hati menjadi lebih tenang karena kehalusan bahasa yang beliau gunakan membuat saya terkagum-kagum dan tersenyum-senyum dengan mata berbinar. Bagaimana tidak? itu membuat saya entah sedang berada di belahan bumi bagian mana. Di tempat saya bahasa itu sudah jarang dipake malah tidak pernah. hanya terdengar dalam lagu-lagu Sunda atau terdengar ketika berbincang dengan Ibu-Ibu saya yang berada di Bandung bagian yang sama sekali jarang saya jamah.
Untungnya saya sedang berada di kampung halaman, bahasa-bahasa yang demikiran cukup jadi pangbeubeurah hate. Bayangkan jika saya sedang berada di daerah lain, dimana bahasa daerahnya tidak saya mengerti. Entah apa yang bisa saya lakukan. Rasanya hanya berpasrah kepada bahasa Indonesia yang akan menjadi kaku dan aku tahu mungkin itu sebuah bahasa yang normatif atau sebuah formalitas belaka.
Bahasan ini menjadi berhubungan dengan obrolan teman kami yang juga berkuliah di bidang kesehatan. Katanya, beberapa tahun yang lalu, adannya wacana kedatangan dokter-dokter dan tenaga kesehatan asing tidak akan mempengaruhi eksistensi dokter lokal. Kita masih bisa kalah bersaing dalam segi bahasa. Mereka masih kalah bersaing dalam hal bahasa yang digunakan. Banyak juga orangtua yang lebih nyaman menggunakan bahasa daerah. Itu tidak akan terganti katanya.
Saya jadi menerka-nerka, mungkin ini yang dirasakan teman saya waktu itu. Satu kunci yang diperlukan antara hubungan tenaga kesehatan dengan klien adalah urusan komunikasi. Hanya saja, bisa bertahan berapa lama bahasa ini akan bertahan? bisa jadi pendatang akan lebih cepat mempelajari bahasa setempat. Atau kita punya skenario kedua : bahasa setempat akan lebih cepat punah sehingga kita tidak perlu belajar bahasa itu. Apalagi untuk daerah perkotaan.
Lalu bagaimana kelanjutannya? saya pun tidak tahu. hanya saja tulisan ini sedang menyambungkan ingatan-ingatan yang barangkali berhubungan.
*Lagi-lagi memori ini terpanggil karena Tuan Ners berkacamata. Kalaulah beliau baca, saya ucapkan terimakasih (lagi).
Cicalengka, 9 Agustus 2021
Selingan nggarap Tugas
0 notes
aggilbewara · 3 years
Text
Raja Tarumanagara ti Magadha
Raja Tarumanagara ti Magadha
Bewarajabar.com — Raja munggaran Karajaan Tarumanagara, Jayasingawarman asalna ti Magadha, India. Anjeunna  datang ka tatar Sunda balukar peperangan di nagarana. Magadha, nyaeta karajaan gede di India, saperti nu dilalakonkeun di TV Swasta Indonesia dina sinetron jeung film TV nu judulna “Ashoka”. Jayasingawarman saurang maharesi atawa pandita. Anjeunna miang ti Magadha datang ka tanah Pasundan,…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
movienized-com · 2 months
Text
Aku Tahu Kapan Kamu Mati: Desa Bunuh Diri
Aku Tahu Kapan Kamu Mati: Desa Bunuh Diri (2023) #AnggyUmbara #NatashaWilona #AchaSeptriasa #MarshaAruan #RatuFelisha #GiulioParengkuan Mehr auf:
Jahr: 2023 Genre: Horror Regie: Anggy Umbara Hauptrollen: Natasha Wilona, Acha Septriasa, Marsha Aruan, Ratu Felisha, Giulio Parengkuan, Pritt Timothy, Jajang C. Noer, Nadya Alma, Otig Pakis, Ruth Marini, Ence Bagus, Jeri Alfandi, Munggaran … Filmbeschreibung: Siena und ihre Freunde entdecken ein Geheimnis, als Menschen ohne Erklärung zu sterben beginnen, was sie in das Dorf Remetuk und einen…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
derifirman · 7 months
Text
Lambaran asih ditulisan ku mangsi getih, kantenan tresna dipulasan ku cimata. Kagambar ukur rasa nalangsa dina saban kaca nu nembongkeun lara.
Horéng keretas nu dibukaan téh buku kapeurih, anu disampulan katugenah. Dina kaca munggaran dibuka ku panganteur, “ieu buku bacaan nu keur liwung.” Dibukaan, dititenan, diilo, henteu dibaca bedas. Sabab lamun bedas kantenan nu kakuping ukur jerit reujeung ceurik.
Dina lambar pamungkas, aya ungkara “kasedih moal pungkas, tapi bakal jadi kandaga. Di pabukon ati urang, hiji waktu bakal dibukaan deui minangka kenang-kenangan.”
0 notes
sundadigi · 3 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Munggaran nulis ti mangsa rumaja, boh prosa boh puisi. Antawisna baé nulis naskah sareng nyutradaraan gending karesmén, pagelaran kolosal nu dialogna téh dihaleuangkeun, ditembangkeun.
.
“Mundinglaya Saba Langit”, “Inten Déwata”, “Galunggung Ngadeg Tumenggung” sareng “Si Kabayan” kalebet karya gending karesmenna anu seueur mikaresep. Kantenan, “Si Kabayan” mah kantos dipagelarkeun langkung ti saratus kali.
.
Sajaba ti janten sastrawan, ogé kantos janten guru, jurnalis, sareng aktivis di sababaraha organisasi kasundaan. Anjeunna ogé kalebet panaratas majalah Manglé di Bogor.
.
.
𝘚𝘶𝘯𝘥𝘢𝘋𝘪𝘨𝘪, 𝘰𝘯𝘦-𝘴𝘵𝘰𝘱 𝘥𝘪𝘨𝘪𝘵𝘢𝘭 𝘴𝘦𝘳𝘷𝘪𝘤𝘦 𝘧𝘰𝘳 𝘚𝘶𝘯𝘥𝘢𝘯𝘦𝘴𝘦 𝘭𝘪𝘵𝘦𝘳𝘢𝘵𝘶𝘳𝘦.
SundaDigi, layanan panyungsian digital literatur Sunda.
.
#sundadigi #sunda #kebudayaansunda #unpad #pdpbs #pustakajaya #aplikasikesundaan #kamusbahasasunda #bahasasunda
Sumber gambar: Tribun Jabar
0 notes
penya2nk · 3 years
Text
PENGURUS PPSI KAB. BEKASI GELAR RAPAT JELANG PASANGGIRI JAWARA MUNGGARAN DI BANDUNG
PENGURUS PPSI KAB. BEKASI GELAR RAPAT JELANG PASANGGIRI JAWARA MUNGGARAN DI BANDUNG
Liputan4.com Kabupten Bekasi 23 januari 2021Menjelang dilaksanakan nya pertandingan pencak silat Jawara Munggaran “pasang giri” di Bandung Jawa Barat, acara yang akan berlangsung selama 3 hari ini, di mulai tanggal 30 Januari 2021 sampai tanggal 1 pebuari 2021. PPSI (Persatuan Pencak Silat Seluruh Indonesia) DPD (Dewan Pimpinan Daerah) Kabupeten Bekasi menggelar rapat pengurus untuk persiapan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
rifnamerisha-blog · 3 years
Text
Pentas Drama “Hutbah Munggaran di Pajajaran” bersama pandemik, Sutradara Ari Kpin PENGISLAMAN PAKUAN PAJAJARAN DI PADEPOKAN SOBARNAS MARTAWIJAYA
Oleh Rifna Merisha
Tumblr media
Padepokan Sobarnas Martawijaya Jl. Raya Cipanas, Kp. Tegalsari, Ds. Lagensari RT 004 RW 004 Tarogong Kaler Kabupaten Garut menampilkan sejarah Kerajaan Sunda di Pajajaran melalui aksi drama. “Hutbah Munggaran di Pajajaran” karya Yus Rusyana menjadi naskah yang dibawakan dalam pertunjukan drama tersebut selama tiga hari berturut-turut, sejak tanggal 24-26 Oktober 2020. Pertunjukan ini termasuk bentuk apresiasi penghargaan pada naskah “Hutbah Munggaran di Pajajaran” yang sempat hilang selama 50 tahun dan akhirnya ditemukan kembali pada tahun 2015. Selain aktif menulis, Sastrawan Yus Rusyana merupakan pendiri Liga Drama. Beberapa karyanya berhasil ditampilkan seperti Cahaya Maratan Waja (1964), Hutbah Munggaran di Pajajaran (1965), dan Di Karaton Najasii (1966) oleh kelompok teaternya (Liga Drama).  Adapun sutradara dalam pentas ini yaitu Ari Kpin yang merangkap sekaligus menjadi pemain sebagai Jaya Antea. Bakatnya yang sangat berlimpah, baik sebagai pemusikalisasi puisi terkenal, peran pentingnya pada bidang teater, Ari Kpin pun mengisi ilustrasi musik pada pertunjukan ini, berupa tembang bersama dengan Jamuga.  Drama yang ditampilkan, Komunitas Budaya Posstheatron Garut (KBPG) dan Himpunan Sastrawan Dramawan Garut (HISDRAGA) menggabungkan sejarah, dogeng, dan babad tentang Prabu Kean Santang dalam cerita penyebaran agama Islam di Pajajaran. Dinas Kebudayaan Pariwisata Kebudayaan Kab. Garut dan Pemerintah mendukung program Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK) Tahap 1 2020 Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui pertunjukan drama bertemakan keagamaan.
Drama “Khutbah Munggaran di Pajajaran” menceritakan tentang peristiwa penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Kean Santang di lingkungan Kerajaan Pajajaran. Pengislaman Pajajaran ditentang oleh Jaya Antea yang ternyata memiliki dendam oleh Prabu Siliwangi sejak Pengusirannya dari Pajajaran. Jaya Antea berusaha memecah belah Kerajaan Pajajaran dengan menumbalkan teman sesama prajurit bernama Gori untuk bertanggung jawab atas perbuatan buruk Jaya Antea. Namun, niat baik Kean Santang untuk mengislamkan Pajajaran tetap kokoh termasuk mengajak ayahnya Prabu Siliwangi untuk menganut agama Islam. Kean Santang percaya bahwa Kerajaan Pajajaran akan lebih Jaya dengan ideologi Islam. Hal tersebut diyakini oleh Kean Santang sejak kepergian Kean Santang ke suatu tempat di Makkah. Di sana, Kean Santang bertemu dengan seseorang yang lebih sakti darinya dan membagi rahasia kesaktiannya yakni, berada di jalan Islam selama hidupnya.
Dalam drama, laki-laki berjenggot berjubah putih mengawali cerita Pajajaran. Tokoh ini menggambarkan orang sakti, Ki Lengser yang ditandai dengan adanya dupa dan beberapa bunga sebagai sesajen dalam aksi dramanya.  Pengislaman Pajajaran dilakukan oleh Kean Santang dengan pembacaan syahadat yang kemudian melahirkan pergolakan antar saudara, Kean Santang dan Jaya Antea.
Pertunjukan drama menjadi media dalam mentransmisikan cerita zaman dahulu pada saat ini, khususnya drama “Hutbah Munggaran di Pajajaran”.  Para tokoh yang memainkan peran didandani dengan pakaian dan make up untuk mendukung perannya. Seperti make up Kean Santang, perawakan yang digambarkan yakni kumis dan jenggot serta sorban yang dikenakan memunculkan kesan orang yang bijaksana dan mengerti agama. Begitupun dengan penampilan Jaya Antea dengan ikat kepala dan aksesoris di kedua pundak dan tanggannya yang terlihat berbahan keras menambah kesan sangar dan pemberontak. Penataan panggung juga sangat disesuaikan dengan latar cerita drama, seperti saat peperangan latar yang disajikan yakni seperti pelataran kerajaan dengan karpet ditengahnya. Hal ini menandakan bahwa Kerajaan Pajajaran sangatlah luas. Penggunaan properti background putih pada layar utama pertunjukan drama membuat fokus penonton tetap kepada para pemain drama. Adanya gerakan silat dalam drama tersebut, menyimbolkan kekompakan dan satu ideologi, yakni ideologi yang sama dengan Kean Santang.
Pandemik tidak mengubah Padepokan Sobarnas Martawijaya untuk batal menggelar pertunjukan drama. Meskipun dalam keadaan yang sangat sulit untuk mengharapkan penonton dalam jumlah banyak, KBPG dan HISDRAGA tetap menunjukan penampilan terbaiknya. Tentunya didukung oleh penataan panggung, kostum dan musik. Salah satunya musik Pajajaran Sirna yang dibawakan oleh Jamuga. Adapun para pemain di dalam drama Hutbah Munggaran di Pajajaran, Deden Falah sebagai Kean Santang, Ari Kpin sebagai Jaya Antea, Oky Lasminingrat sebagai Purnama Sari,  Wa Ratno sebagai Rajah, Irvan Budiansyah sebagai Bagus Setra, Yadi Kurniadi sebagai Salahudin, Asep Zaenal Mutaqien sebagai Ki Lengser, Fajar Bintang, Miftah Mubarok sebagai Rakean/ Kalang Sunda.   Dimas,  Abdul Azis,  M. Arsy, Irpan Gori,  Fauz, I M. Alif, Yudistira, Shenita, Eva, Aji Lingga, Shantia, Erik, Djohan, Faris Fm, Jidan, Dani, Sep Hilmi, Errival, Ikbal M, Risdan sebagai para Prajurit Pajajaran dan Wadya balad Kean Santang.
Meskipun pertunjukan drama ini memegang erat kebudayaan Sunda dengan menggunakan bahasa Sunda Klasik, penonton yang tidak mengerti bahasa tersebut sulit memahami isi ceritanya dengan baik. Pemberian keterangan bahasa Indonesia dapat mempermudah penonton dalam menyimak kisah Pajajaran hingga tuntas. Pertunjukan dengan menggunakan beberapa latar, pencahayaan dan ilustrasi musik mendukung dalam penyampaian isi cerita itu sendiri. Penonton drama secara langsung memang dibatasi, tetapi kemudahan teknologi informasi menjadi jalan keluar untuk tetap memberikan apresiasi untuk para pemain yang telah membawakan drama “Hutbah Munggaran di Pajajaran”. Drama ini telah dipublikasikan pada akun di media sosial Youtube Komunitas Budaya Posstheatron pada tanggal 19 November 2020. Dengan begitu melalui pertunjukan drama ini, penonton dan pemain dapat tetap menambah pengetahuan sejarah daerah-daerah tertentu dan melestarikan kebudayaan kesenian serta mengembangkan karya sastra itu sendiri terlebih pada masa pandemik.
0 notes
ingatlah · 2 years
Text
Demi Tingkatkan Kualitas Pengadaan, Polda Riau Lakukan Hal Ini
Demi Tingkatkan Kualitas Pengadaan, Polda Riau Lakukan Hal Ini
INGATLAH.COM – Kepolisian Daerah (Polda) Riau menggelar kegiatan Ujian Sertifikasi Kompetensi Pengadaan Barang dan Jasa, Senin (22/8/2022). Dalam kegiatan ini, Polda Riau bekerjasama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Nasional. Kegiatan bertempat di Graha Edukasi 2 Pusdiknas, Kota Pekanbaru, dengan diikuti 25 orang peserta. Karolog Polda Riau, Kombes Pol Munggaran Kartayuga…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes