Tumgik
#Islamieten Bond
andy-bt · 5 months
Text
Beban Sejarah; Gerakan Kaum Muda
By: Muzakkir Djabir Post: 10 November 2023 – 00:12 Setiap Oktober memori kita diantar untuk menjejakkan kembali, pada sebuah catatan historis yang tidak saja heroik, tetapi juga sangat visioner. Muzakkir Djabir Betapa tidak, anak-anak muda yang tercerahkan itu, meski berasal dari beragam latar belakang suku, bahasa dan agama, berhasil memantik kesadaran kolektif soal begitu pentingnya…
Tumblr media
Tampilkan di WordPress
0 notes
mawgumelar · 1 year
Text
Penafsiran baru atas ajaran-ajaran agama, khususnya Buddhisme, yang mempunyai tujuan merumuskan suatu etos kerja yang mutlak bagi modernisasi, sebagaimana diusahakan oleh Suzuki Shoshan, telah pula dilakukan di Indonesia, tetapi dua ratus tahun terlambat. Usaha itu berbentuk pendirian Jong Islamieten Bond yang diprakarsai oleh Haji Agus Salim dan kawan-kawannya. Selain itu prakarsa Suzuki adalah Orisinil, sedangkan apa yang dilakukan oleh Agus Salim dkk. adalah suatu reaksi terhadap Barat.
Sumber: Arifin Bey, 'Peranan Jepang dalam Pasca "Abad Amerika"', diterbitkan pada 1990 oleh Antarkarya: hlm. 45.
0 notes
opinishofwankarim · 1 year
Text
Natsir, Pendiri Partai Masyumi
27/12/2022, 22:46 Pendiri partai Islam Masyumi | saripedia.wordoress.com https://saripedia.wordpress.com/tag/pendiri-partai-islam-masyumi/ 1/5 saripedia.wordoress.com Media Transformasi Sains, Teknologi, Seni, Pendidikan, Kebudayaan, Sejarah dan Seputar Islam Posts tagged
 ‘Pendiri partai Islam Masyumi’ Biografi Muhammad Natsir (1908-1993)
 Oleh: Shofwan Karim 
Muhammad Natsir adalah seorang tokoh kunci dan pejuang yang gigih mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang sekarang menjadi pembicaraan hangat karena melemahnya rasa kesatuan bangsa sebagai akibat reformasi yang kebablasan. 
Berkali-kali dia menyelamatkan Republik dari ancaman perpecahan. Ia lah yang pada tahun 1949 berhasil membujuk Syafruddin Prawiranegara, yang bersama Sudirman merasa tersinggung dengan perundingan Roem-Royen, untuk kembali ke Jogya dan menyerahkan pemerintahan kembali kepada Soekarno Hatta. Dia jugalah kemudian yang berhasil melunakkan tokoh Aceh, Daud Beureuh yang menolak bergabung dengan Sumatera Utara pada tahun 1950, terutama karena keyakinan Daud Beureuh akan kesalehan Natsir, sikap pribadi yang tetap dipegang teguh sampai akhir hayatnya. 
Natsir juga seorang tokoh pendidik, pembela rakyat kecil dan negarawan terkemuka di Indonesia pada abad kedua puluh. Kemudian ketika kegiatan politiknya dihambat oleh penguasa, dia berjuang melalui dakwah dengan membentuk Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia dimana dia berkiprah sampai akhir hayatnya membangun masyarakat di kota-kota dan pedalaman terpencil. Natsir dilahirkan di Alahan Panjang, Solok pada tanggal 17 Juli 1908. 
Kedua orang tuanya berasal dari Maninjau. Ayahnya Idris Sutan Saripado adalah pegawai pemerintah dan pernah menjadi Asisten Demang di Bonjol. Natsir adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Dia kemudian diangkat menjadi penghulu atau kepala suku Piliang dengan gelar Datuk Sinaro Panjang di Pasar Maninjau. Natsir pada mulanya sekolah di Sekolah Dasar pemerintah di Maninjau, kemudian HIS pemerintah di Solok, HIS Adabiyah di Padang, HIS Solok dan kembali HIS pemerintah di Padang. Natsir kemudian meneruskan studinya di Mulo Padang, seterusnya AMS A 2 (SMA jurusan Sastra Barat) di Bandung. Walaupun akan mendapatkan beasiswa seperti di Mulo dan AMS untuk belajar di Fakultas Hukum di Jakarta atau Fakultas Ekonomi di Rotterdam, dia tidak melanjutkan studinya dan lebih tertarik pada perjuangan Islam. 27/12/2022, 22:46 Pendiri partai Islam Masyumi | saripedia.wordoress.com https://saripedia.wordpress.com/tag/pendiri-partai-islam-masyumi/ 2/5 
Pendidikan agama mulanya diperoleh dari orang tuanya, kemudian ia masuk Madrasah Diniyah di Solok pada sore hari dan belajar mengaji Al Qur’an pada malam hari di surau. Pengetahuan agamanya bertambah dalam di Bandung ketika dia berguru kepada ustaz Abbas Hasan, tokoh Persatuan Islam di Bandung. Kepribadian A Hasan dan tokoh-tokoh lainnya yang hidup sederhana, rapi dalam bekerja, alim dan tajam argumentasinya dan berani mengemukakan pendapat tampaknya cukup berpengaruh pada kepribadian Natsir kemudian. Natsir mendalami Islam, bukan hanya mengenai teologi (tauhid), ilmu fiqih (syari’ah), tafsir dan hadis semata, tetapi juga filsafat, sejarah, kebudayaan dan politik Islam. 
Di samping itu ia juga belajar dari H. Agus Salim, Syekh Ahmad Soorkati, HOS Cokroaminoto dan A.M. Sangaji, tokohtokoh Islam terkemuka pada waktu itu, beberapa di antaranya adalah tokoh pembaharu Islam yang mengikuti pemikiran Mohammad Abduh di Mesir. Pengalaman ini semua memperkokoh keyakinan Natsir untuk berjuang dalam menegakkan agama Islam. Pengalaman organisasinya mulai ketika dia masuk Jong Islamieten Bond (JIB) di Padang. Di Bandung dia menjadi wakil ketua JIB pada 1929-1932, menjadi ketua Partai Islam Indonesia cabang Bandung, dan pada tahun empat puluhan menjadi anggota Majlis Islam A’la Indonesia (MIAI), cikal bakal partai Islam Masyumi (Majlis Syura Muslimin Indonesia) yang kemudian dipimpinnya. Ia menjalin hubungan dengan tokoh politik seperti Wiwoho yang terkenal dengan mosinya “Indonesia Berparlemen” kepada pemerintah Belanda, dengan Sukarno, dan tokoh politik Islam lainnya yang kemudian menjadi tokoh Masyumi, seperti Kasman Singodimejo, Yusuf Wibisono dan Mohammad Roem. Berbeda dengan tokoh pergerakan lainnya, sejak semula Natsir juga bergerak di bidang dakwah untuk membina kader. 
Pada mulanya ia aktif dalam pendidikan agama di Bandung, kemudian mendirikan lembaga Pendidikan Islam (Pendis) yang mengasuh sekolah dari TK, HIS, Mulo dan Kweekschool yang dipimpinnya 1932-1942. Di samping itu ia rajin menulis artikel di majalah terkemuka, seperti Panji Islam, Al Manar, Pembela Islam dan Pedoman Masyarakat. Dalam tulisannya dia membela dan mempertahankan Islam dari serangan kaum nasionalis yang kurang mengerti Islam seperti Ir. Sukarno dan Dr. Sutomo. 
Khusus dengan Sukarno, Natsir terlibat polemik hebat dan panjang antara tahun 1936-1940an tentang bentuk dan dasar negara Indonesia yang akan didirikan. Natsir menolak ide sekularisasi dan westernisasi ala Turki di bawah Kemal Attaturk dan mempertahankan ide kesatuan agama dan negara. Tulisantulisannya yang mengeritik pandangan nasionalis sekuler Sukarno ini kemudian dibukukan bersama tulisan lainnya dalam dua jilid buku Capita Selecta. 
Kegiatan politik Natsir menonjol sesudah dibukanya kesempatan mendirikan partai politik pada bulan November 1945. Bersama tokoh-tokoh Islam lainnya seperti Sukiman dan Roem, dia mendirikan partai Islam Masyumi, menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan anggota Badan Pekerja KNIP. Dalam kabinet Syahrir I dan II (1946-1947) dan dalam kabinet Hatta 1948 Natsir ditujuk sebagai Menteri Penerangan. 
Sebagai menteri, tanpa rasa rendah diri dia menerima tamunya di kantor menteri dengan pakaian amat sederhana, ditambal, sebagaimana ditulis kemudian oleh Prof. George Kahin, seorang ahli sejarah Indonesia berkebangsaan Amerika yang waktu itu mengunjunginya di Yogya. Ketika terbentuknya negara RIS sebagai hasil perjanjian KMB pada akhir Desember 1949, Natsir memelopori kembali ke negara kesatuan RI dengan mengajukan Mosi Integral kepada parlemen RIS pada tanggal 3 April 1950. Bersama dengan Hatta yang juga menjabat sebagai Perdana Menteri RIS,
 27/12/2022, 22:46 Pendiri partai Islam Masyumi | saripedia.wordoress.com https://saripedia.wordpress.com/tag/pendiri-partai-islam-masyumi/ 3/5 
ide ini tercapai dengan dibentuknya negara kesatuan RI pada 17 Agustus 1950. Mungkin atas jasanya itu, Natsir ditunjuk sebagai Perdana Menteri oleh Sukarno, atau juga karena pengaruhnya yang besar, sebagaimana kemudian terlihat dari hasil Pemilu 1955. 
Tidaklah mudah menjadi Perdana Menteri dalam keadaan sulit ketika itu. Hampir di semua daerah terdapat perasaan bergalau akibat perang yang menimbulkan rasa ketidak-puasan di mana-mana. Beberapa tokoh yang selama ini berjuang untuk Republik berontak, seperti Kartosuwiryo dan kemudian Kahar Muzakkar. 
Pengikut RMS dan Andi Azis yang berontak kepada Hatta masih belum tertangani. MMC (Merapi Merbabu Complex) yang beraliran komunis berontak di Jawa Tengah. Daud Beureuh menolak menggabungkan Aceh ke dalam propinsi Sumatera Utara. Walaupun kemudian Natsir pada bulan Januari 1951 berhasil membujuk Daud Beureuh yang sengaja berkunjung ke Aceh sesudah Assaat dan Syafruddin gagal meyakinkannya, namun Daud Beureuh meninggalkan pemerintahan dan pulang kekampungnya di Pidie. Dengan berat hati Natsir terpaksa membekukan DPR Sumatera Tengah dan mengangkat gubernur Ruslan Mulyoharjo sebagai gubernur. 
Dalam waktunya yang pendek (September 1950-April 51) Natsir membawa RI dari suasana revolusi ke suasana tertib sipil dan meletakkan dasar politik demokrasi dengan menghadapi bermacam kendala, termasuk perbedaan pendapat dengan Sukarno dan partainya PNI. Sesudah meletakkan jabatannya di pemerintahan, Natsir aktif dalam perjuangan membangun bangsa melalui partai dan menjadi anggota parlemen. 
Pada pemilihan umum 1955 Partai Islam Masyumi yang dipimpinnya mendapat suara kedua terbanyak sesudah PNI walaupun memperoleh kursi yang sama dengan PNI. Pada sidang-sidang konstituante antara 1956-1957 dengan gigih dia mempertahankan pendiriannya untuk menjadikan Islam sebagai dasar negara. Sebelum sidang konstituante ini berhasil menetapkan Anggaran Dasar Negara, Sukarno memaklumkan kembali ke UUD 1945 dan membubarkan parlemen serta konstituante hasil pemilu (melalui Dekrit 5 juli 1959 – FF). 
Natsir menjadi penantang ide dan politik Sukarno yang gigih dan teguh. Penantangannya kepada Sukarno terutama karena Sukarno kemudian berubah menjadi pemimpin yang otoriter dan menggenggam kekuasaan di tangannya sendiri dengan bekerjasama dengan Partai Komunis Indonesia dan partai lain yang mau menuruti kemauan Sukarno. 
Bukan saja Natsir, Hatta pun malah juga terdesak. Hatta meletakkan jabatannya sebagai usaha mengembalikan presiden Sukarno ke jalur yang benar, tapi hal itu malah makin membuat Sukarno leluasa. Natsir makin terjepit karena pengaruh PKI yang anti Islam. Pergolakan politik akibat perebutan hegemoni Islam dan non Islam yang mencuat secara demokratis di parlemen diikuti pula oleh kekisruhan ekonomi dan politik secara tidak terkontrol di luar parlemen. Hal ini berujung dengan munculnya kegiatan kedaerahan yang berpuncak pada pemberontakan daerah dan PRRI pada tahun 1958. 
Natsir yang dimusuhi Sukarno bersama Sjafruddin Prawiranegara dan Burhanuddin Harahap melarikan diri dari Jakarta dan ikut terlibat dalam gerakan itu. Karena itu partai Masyumi dan PSI Syahrir dipaksa membubarkan diri oleh Sukarno. Ketika PRRI berakhir dengan pemberian amnesti, Natsir bersama tokoh lainnya kembali, namun kemudian ia dikarantina di Batu, Jawa Timur (1960-62), kemudian di Rumah Tahanan Militer Jakarta sampai dibebaskan oleh pemerintahan Suharto tahun 1966. 
Ia dibebaskan tanpa pengadilan dan satu tuduhanpun kepadanya. Walaupun tidak lagi dipakai secara formal, Natsir tetap mempunyai pengaruh dan menyumbang bagi kepentingan bangsa, misalnya ikut membantu pemulihan hubungan Indonesia dengan Malaysia. Melalui hubungan baiknya, Natsir menulis surat pribadi kepada Perdana Menteri Malaysia Tungku Abdul Rahman guna mengakhiri konfrontasi Indonesia-Malaysia yang kemudian segera terwujud. 27/12/2022, 22:46 
Pendiri partai Islam Masyumi | saripedia.wordoress.com https://saripedia.wordpress.com/tag/pendiri-partai-islam-masyumi/ 4/5
 Karena tidak mungkin lagi terjun ke politik, Natsir mengalihkan kegiatannya, berdakwah melalui perbuatan nyata dalam memperbaiki kehidupan masyarakat. Pada tahun 1967 dia mendirikan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang aktif dalam gerakan amal. Lembaga ini dengan Natsir sebagai tokoh sentral, aktif berdakwah bukan saja kepada masyarakat dan para mahasiswa di Jakarta dan kota lainnya, tapi juga di daerah terasing, membantu pendirian rumah sakit Islam dan pembangunan mesjid, dan mengirim mahasiswa tugas belajar mendalami Islam di Timur Tengah. 
Bahkan di antara mahasiswa ini kemudian menjadi tokoh nasional yang religius seperti Amien Rais Yusril Ihza Mahendra, dan Nurchalis Majid, di antara beberapa tokoh penggerak orde reformasi yang mengganti orde Suharto. Kegiatan dakwahnya ini telah menyebabkan hubungannya dengan masyarakat luas tetap terpelihara, hidup terus sebagai pemimpin informal. Kegiatan ini juga membawa Natsir menjadi tokoh Islam terkenal di dunia internasional dengan menjadi Wakil Presiden Kongres Islam se dunia (Muktamar Alam Islami) yang berkedudukan di Karachi (1967)dan anggota Rabithah Alam Islami (1969) dan anggota pendiri Dewan Masjid se Dunia (1976) yang berkedudukan di Mekkah. 
Di samping bantuan para simpatisannya di dalam negeri, badan-badan dunia ini kemudian banyak membantu gerakan amal DDII, termasuk pembangunan Rumah Sakit Islam di beberapa tempat di Indonesia. Pada tahun 1987 Natsir menjadi anggota Dewan Pendiri The Oxford Center for Islamic Studies, London. Namun kebebasannya hilang kembali karena ia ikut terlibat dalam kelompok petisi 50 yang mengeritik Suharto pada tahun 1980. Ia dicekal dalam semua kegiatan, termasuk bepergian ke luar negeri. 
Sejak itu Natsir aktif mengendalikan kegiatan dakwah di kantor Dewan Dakwah Salemba Jakarta yang sekalian berfungsi sebagai masjid dan pusat kegiatan diskusi, serta terus menerus menerima tamu mengenai kegiatan Islam. Atas segala jasa dan kegiatannya pada tahun 1957 Natsir memperoleh bintang kehormatan dari Republik Tunisia untuk perjuangannya membantu kemerdekaaan Negara-negara Islam di Afrika Utara. 
Tahun 1967 dia mendapat gelar Doktor HC dari Universitas Islam Libanon dalam bidang politik Islam, menerima Faisal Award dari kerajaan Saudi Arabia pada tahun 1980 untuk pengabdiannya pada Islam dan Dr HC dari Universitas Sains dan Teknologi Malaysia pada tahun 1991 dalam bidang pemikiran Islam. 
Pada tanggal 7 Februari 1993 Natsir meninggal dunia di Jakarta dan dikuburkan di TPU Karet, Tanah Abang. Ucapan belasungkawa datang tidak saja dari simpatisannya di dalam negeri yang sebagian ikut mengantar jenazahnya ke pembaringan terakhir, tapi juga dari luar negeri, termasuk mantan Perdana Menteri Jepang, Takeo Fukuda yang mengirim surat duka kepada keluarga almarhum dan bangsa Indonesia. 
Walaupun telah tiada, buah karya dan pemikirannya dapat dibaca dari puluhan tulisannya yang sudah beredar, mulai dari bidang politik, agama dan sosial, di samping lembaga-lembaga amal yang didirikannya. Perkawinannya dengan Nur Nahar, aktifis JIB pada tahun 1934 di Bandung telah memberinya enam orang anak. __________________________________ 
DAFTAR KEPUSTAKAAN 
* Ahmad Syafi’i Ma’arif, Peta Bumi Intelektualisme Islam di Indonesia, (Bandung : Mizan, 1993) * Ajib Rosidi, M. Natsir, Sebuah Biografi, (Jakarta : Girimukti Pasaka, 1990) * Anwar Harjono, et-al., Pemikiran dan Perjuangan Mohammad Natsir, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 1996) * Lukman Harun, “Hari-Hari Terakhir PDRI” dalam Endang Saifuddin Anshari dan Amin Rais, Pak 27/12/2022, 22:46 Pendiri partai Islam Masyumi | saripedia.wordoress.com https://saripedia.wordpress.com/tag/pendiri-partai-islam-masyumi/ 5/5 Natsir 80 Tahun, Pandangan dan Penilaian Generasi Muda, (Jakarta : Media Dakwah, 1988) * Mohammad Natsir, “Politik Melalui Jalur Dakwah” dalam Memoar Senarai Kiprah Sejarah,(Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1993) * Mohammad Natsir, Pendidikan, Pengorbanan, Kepemimpinan, Primordialisme dan Nostalgia, (Jakarta : Media Dakwah, 1987) * Tohir Luth, M.Natsir, Dakwah dan pemikirannya, (Jakarta: Gema Insani, 1999) * Yusril Ihza Mahendra, Modernisme Islam dan Demokrasi, Pandangan Politik M.Natsir dalam Islamika No.3, 1994 * Yusuf Abdullah Puar, Mohammad Natsir 70 tahun, (Jakarta: Pustaka Antara, 1978) sumber: http://beritakbar.blogspot.com/2009/03/biografi-mohammad-natsir-1908-1993.html 11 December 2010  saripedia   2 Comments Categories: BIOGRAFI TOKOH Tags: Biografi Muhammad Natsir, Menteri Penerangan RI, Mosi Integral Natsir, Negarawan terkemuka di Indonesia, Pembela rakyat kecil, Pemimpin Masyumi (Majlis Syura Muslimin Indonesia), Pendiri Dewan Dakwah Islamiah Indonesia (DDII), Pendiri partai Islam Masyumi, Profile Muhammad Natsir, Salah seorang Perdana Menteri RI, Seorang Maestro Dakwah, Tokoh Dakwah Indonesia, Tokoh pendidik .
0 notes
Photo
Tumblr media
Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke 94 KARANGANYAR – Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda bermula dari Kongres Pemuda II yang digagas oleh Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dan dihadiri oleh organisasi pemuda. Di antaranya Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Pemoeda Indonesia, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Sekar Rukun, Jong Ambon, dan Pemuda Kaum Betawi. Kongres ini dilaksanakan di tiga gedung serta tiga rapat yang berbeda untuk menghasilkan Sumpah Pemuda: 1. Rapat Pertama (Sabtu, 27 Oktober 1928) Rapat pertama ini diselenggarakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Dalam sambutannya, Soegondo berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara kemudian dilanjutkan dengan uraian Mohammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang akan memperkuat persatuan Indonesia diantaranya sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan. 2. Rapat kedua (Minggu, 28 Oktober 1928) Rapat kedua diselenggarakan di Gedung Oost-Java Bioscoop dengan bahasan utama seputer pendidikan. Kedua pembicaranya adalah Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, yang sependapat bahwa setiap anak harus mendapat pendidikan kebangsaan. Selain itu, setiap anak juga harus dididik secara demokratis dan ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dengan di rumah. 3. Rapat ketiga (Minggu, 28 Oktober 1928) Rapat yang ketiga diselenggarakan di Gedung Indonesische Clubhuis Keramat yang kini diabadikan sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Pada sesi ini Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak dapat dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini akan mendidik anak-anak agar lebih disiplin dan mandiri, keduanya adalah hal-hal yang dibutuhkan dalam hal perjuangan. Pada rapat ketiga inilah diumumkan rumusan hasil kongres yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia. Sebelum kongres ditutup, WR Supratman menampilkan lagu ciptaannya Indonesia Raya yang mendapat sambutan meriah. https://www.instagram.com/p/CkSjYNvPJaz/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
hidayatuna · 2 years
Text
Mengenal JIB, Organisasi Pemuda Islam yang Turut Pelopori Sumpah Pemuda
Mengenal JIB, Organisasi Pemuda Islam yang Turut Pelopori Sumpah Pemuda
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – JIB merupakan singkatan dari Jong Islamieten Bond, berasal dari bahasa Belanda yang berarti perkumpulan pemuda Islam. JIB lahir pada 1 Januari tahun 1925 di Jakarta. Bermula dari rapat pada tanggal 27-31 Desember 1924 di Yogyakarta, yang dihadiri oleh HOS Tjokroaminoto dan mendapatkan restu dari Haji Agus Salim dan KH Achmad Dahlan, JIB dideklarasikan oleh…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
lembahlawu · 2 years
Photo
Tumblr media
Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke 94 KARANGANYAR – Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda bermula dari Kongres Pemuda II yang digagas oleh Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dan dihadiri oleh organisasi pemuda. Di antaranya Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Pemoeda Indonesia, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Sekar Rukun, Jong Ambon, dan Pemuda Kaum Betawi. Kongres ini dilaksanakan di tiga gedung serta tiga rapat yang berbeda untuk menghasilkan Sumpah Pemuda: 1. Rapat Pertama (Sabtu, 27 Oktober 1928) Rapat pertama ini diselenggarakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Dalam sambutannya, Soegondo berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara kemudian dilanjutkan dengan uraian Mohammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang akan memperkuat persatuan Indonesia diantaranya sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan. 2. Rapat kedua (Minggu, 28 Oktober 1928) Rapat kedua diselenggarakan di Gedung Oost-Java Bioscoop dengan bahasan utama seputer pendidikan. Kedua pembicaranya adalah Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, yang sependapat bahwa setiap anak harus mendapat pendidikan kebangsaan. Selain itu, setiap anak juga harus dididik secara demokratis dan ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dengan di rumah. 3. Rapat ketiga (Minggu, 28 Oktober 1928) Rapat yang ketiga diselenggarakan di Gedung Indonesische Clubhuis Keramat yang kini diabadikan sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Pada sesi ini Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak dapat dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini akan mendidik anak-anak agar lebih disiplin dan mandiri, keduanya adalah hal-hal yang dibutuhkan dalam hal perjuangan. Pada rapat ketiga inilah diumumkan rumusan hasil kongres yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia. Sebelum kongres ditutup, WR Supratman menampilkan lagu ciptaannya Indonesia Raya yang mendapat sambutan meriah. https://www.instagram.com/p/CkPxgG3Lqen/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
tatadyah · 3 years
Text
Hari Ibu
Buletin Sekolah
Pena spita
Edisi : i/22 Desember 2020
Tumblr media
Hari Ibu dirayakan pada tanggal 22 Desember.
Penetapan 22 Desember menjadi Hari Ibu mengacu pada pelaksanaan Kongres Perempuan Indonesia I yang dihelat 22-25 Desember 1928, atau hanya beberapa pekan setelah Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda.
Kongres Perempuan Indonesia I yang berlangsung pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda itu diikuti oleh tidak kurang dari 600 perempuan dari puluhan perhimpunan wanita yang terlibat.
Mereka berasal dari berbagai macam latar belakang suku, agama, pekerjaan, juga usia. Para perwakilan dari perhimpunan pergerakan, partai politik, maupun organisasi pemuda juga datang ke Kongres Perempuan Indonesia perdana ini, termasuk wakil dari Boedi Oetomo, Sarekat Islam, Muhammadiyah, Partai Nasional Indonesia (PNI), Jong Java, Jong Madoera, Jong Islamieten Bond, dan seterusnya.
Zaman ini sudah waktunya mengangkat derajat kaum perempuan agar kita tidak terpaksa duduk di dapur saja. Kecuali harus menjadi nomor satu di dapur, kita juga harus turut memikirkan pandangan kaum laki-laki sebab sudah menjadi keyakinan kita bahwa laki-laki dan perempuan mesti berjalan bersama-sama dalam kehidupan umum.
Ada berbagai cara sederhana untuk menghormati sosok Ibu, yaitu :
1. Menghargai pendapat Orang Tua
2. Berbahasa yang sopan 
3. Bersifat rendah hati
4. Tidak meninggikan suara saat berbicara dengan Orang Tua
5. Tidak berkata bohong
6. Menasehati orang tua dengan menggunakan bahasa yang sopan
7. Menjaga amanah yang diberikan
8. Melakukan apa yang diperintahkan orang tua dengan ikhlas
Dan masih banyak lagi.
Ibu telah mengandung kita selama sembilan bulan, dan saat melahirkan Ibu dengan tangguh berjuang melawan rasa sakit yang tak bisa dijelaskan. Ia merawat kita dengan sabar, dan tulus. Ia rela lapar agar anaknya kenyang, ia rela kedinginan agar anaknya hangat, ia rela panas-panasan mencari uang banyak demi anak kesayangannya. Ia menjadikan anaknya seperti seorang ratu.
Lalu apa yang kita lakukan? Kita hanya bisa meminta uang, berkata kasar, dan acuh tak acuh akan ia.
Oleh karena itu, kita sebagai sekarang anak harus berbakti kepada ibu dan ayah, ingat jasa-jasa mereka, dan bahagia kan lah mereka selalu.
Semoga bermanfaat.
PUISI
~Puisi Untuk Ibu~
Ku tak bisa ungkapkan
Rasa syukur dan terimakasih
Atas setiap hari dan malam
Yang kau habiskan bersamaku
Atas setiap peluk ciummu
Menuntunku mengarungi jejak
Untuk setiap suruhan bijakmu
Membuatku siap tuk beranjak
Atas cintamu yang seakan tak padam
Saat kesakitan menghampiriku
Tak pernah terlewat genggaman eratmu
Menguatkanku kembali bernafas
Terima kasihku
Untuk tak pernah membiarkanku
Hilang harap arungi waktu
Senantiasa terjaga karenaku
Hingga kini dan selalu
Selamat hari ibu
Untuk perempuan terhebat diduniaku
SALAM REDAKSI
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan buletin ini.
Buletin yang kami susun kali ini bertemakan "Hari Ibu". Semoga dengan adanya program buletin sekolah ini dapat meningkatkan minat baca siswa dan menjadi wadah maupun contoh untuk menuangkan bakat dan kreativitas siswa.
Tidak terasa juga kita semua sudah berada di penghujung tahun, yang artinya kita sudah menerima hasil kerja keras kita selama satu semester. Hasil kita pastinya sepadan dengan kerja keras kita selama ini, jadi apabila kita belum mendapatkan hasil yang memuaskan bisa jadi usaha kita belum maksimal. Maka untuk tahun yang akan datang sebentar lagi, mari kita tingkatkan usaha dan ibadah kita agar dimudahkan urusan dunia dan akhirat.
Dan juga karena Covid-19 masih menjadi salah satu masalah yang kita hadapi sekarang, maka mari jaga kesehatan kita masing-masing. Dengan mematuhi protokol kesehatan yang ada dan memakan makanan yang bergizi. Serta jangan lupa berdoa agar pandemi ini cepat berlalu.
*Happy Holidays and Stay Safe*
1 note · View note
rosdi3567 · 2 years
Photo
Tumblr media
Sekadar catatan sejarah perbandingan. Jong Islamieten Bond (JIB) dibentuk pada 1 Januari 1925. Dua tokoh muslim di balik organisasi proto-intelektual ini, yaitu Hadji Agoes Salim dan Samsurijal. Sedangkan Jamaah Ikhwanul Muslimin baru dibentuk Hasan al Banna di Mesir pada tahun 1928. Jadi, kesadaran eksistensial cum geopolitik muslim Hindia-Belanda (kelak menjadi nama Indonesia) mendahului kesadaran muslim Mesir. Perbandingan ini tentu akan ditolak mereka pengikut Ikhwanul Muslimin dengan berbagai dalih, namun fakta sejarah tak mungkin dipungkiri. Selain itu, para penggerak JIB sudah terbiasa dalam kemajemukan. Terbiasa berdebat logis-rasional. Polyglot. Terbuka dalam perbedaan pendapat. (at My home ☺) https://www.instagram.com/p/CcE6ug-vWCq/?utm_medium=tumblr
0 notes
khzainularifin · 3 years
Photo
Tumblr media
Reposted from @jejakislambangsa Masyudul Haq adalah nama yang diberikan oleh Angku Sutan Mohammad Salim kepada anaknya yang baru lahir pada hari itu, 8 Oktober 1884. Terinspirasi dari seorang tokoh utama dari buku yang kala itu dia sedang baca, dengan satu harapan bahwa sang anak kelak semoga menjadi seorang pembela kebenaran sesuai dengan namanya. Namun bayi yang tumbuh dewasa itu dikenal orang luas justru bukan dengan nama tersebut, sebab ketika masih kecil dia diasuh oleh seorang pembantu asal Jawa yang sering memanggil Masyudul Haq dengan sebutan ‘den bagus’ atau secara pendeknya ‘gus’. Sempat menjalani hidup sebagai agnostik dimasa muda, selepas belajar dengan Syaikh Ahmad Khatib al-Minangbawi, ia menjadi pejuang Islam yang sungguh-sungguh. Ia menjadi aktivis Sarekat Islam dan membela kepentingan rakyat kecil, termasuk kaum buruh. Bukan hanya berperan dalam perjuangan di SI saja, Haji Agus Salim juga sering membina anak-anak muda Islam, juga berkat dukungan dia para pemuda Islam mendirikan Jong Islamieten Bond (JIB) pada tahun 1925. Tidak heran jika Ahmad Syafi’i Ma’arif dalam tulisan kenangannya untuk buku Seratus Tahun Haji Agus Salim menuliskan, “ tokoh-tokoh intelektual Muslim seperti Natsir, Roem, Kasman, Prawoto, Jusuf Wibisono dan masih banyak yang lain adalah hasil bentukan Salim yang sangat gemilang, terutama lewat Jong Islamieten Bond…”. Para pemuda di JIB, Natsir, Roem, Prawoto, dkk ini kita ketahui kelak setelah kemerdekaan mereka banyak mengisi kursi kepemimpinan di Partai Masyumi. Haji Agus Salim merupakan salah seorang sosok penting dalam perjuangan Bangsa Indonesia meraih kemerdekaan. Sosoknya dikenal sebagai seorang yang jenius namun juga jenaka. Seorang diplomat ulung yang menguasai banyak bahasa, Belanda, Inggris, Arab, Jepang, Mandarin, Turki, hingga Perancis. selengkapnya: https://jejakislam.net/?s=agus+salim atau swipe ig story hr ini ya! #agussalim #hajiagussalim #foundingfathers #sarekatislam #politikislam #sejarahindonesia #sejarahituasyik #yukbaca https://www.instagram.com/p/CUxkYHXP3kf/?utm_medium=tumblr
0 notes
muhammadiqna · 6 years
Text
Hari Ibu bukan Mother’s Day!
Setengah abad lebih bangsa ini mengingat 22 Desember sebagai hari ibu. Waktu yang cukup lama kadang tidak selalu berarti baik, karena alih-alih semakin meresapi perayaan hari ibu, putaran zaman malah menggerus makna hari ibu itu sendiri.
Lalu bagaimana seharusnya kita memaknai hari ibu? Mau tidak mau kita harus menilik kembali sejarahnya. Hari ibu resmi dirayakan secara nasional di Indonesia sejak tahun 1959. Ketika itu Presiden Soekarno meresmikan hari ibu melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959. Tanggal 22 Desember dipilih karena 31 tahun sebelumnya pada tanggal yang sama Kongres Perempuan Indonesia pertama diselenggarakan. Hal ini berbeda sekali dengan kebanyakan negara di dunia yang merayakan mother’s day pada Minggu kedua bulan Mei. Bukan hanya tanggalnya yang berbeda tetapi makna dari hari ibu dan mother’s day itu pun sangat berbeda pula. Jika di negeri lain, mother’s day dirayakan “sebatas” untuk menghargai jasa para ibu, maka hari Ibu di Indonesia memiliki arti yang lebih dari itu. Pemilihan 22 Desember sebagai hari Ibu tidak lepas dari perjuangan para kaum wanita dalam Kongres Perempuan Indonesia Pertama untuk memperjuangkan hak-hak wanita dan menegaskan bahwa wanita merupakan bagian integral yang tidak bisa dilepaskan dari perjuangan bangsa Indonesia. Mungkin terdengar sederhana di abad ini, tetapi tidak di tahun 1928.
Perjuangan Para Muslimat
Salah satu penggagas Kongres Perempuan Indonesia adalah ‘Aisyiyah yang merupakan organisasi otonom bagi Wanita Muhammadiyah yang didirikan pada 19 Mei 1917. Bersama dengan Wanito Tomo dari Boedi Oetomo, Wanita Taman Siswa, Wanita Katolik, Jong Islamieten Bond dan perkumpulan perempuan lainnya ‘Aisyiyah memperjuangkan hak-hak perempuan utamanya masalah pendidikan dan hukum bagi perempuan yang ketika itu masih menjadi masalah besar. Adanya perkumpulan perempuan berbasis Islam dalam Kongres tersebut mematahkan tudingan bahwa nilai-nilai Islam lah yang pada zaman itu menjadi penghalang bagi hak asasi perempuan, karena yang sebenarnya terjadi nilai-nilai tersebut bukan berasal dari Islam melainkan sisa-sisa zaman feodal ketika Islam belum hadir. Maka tidak aneh ketika perkumpulan perempuan seperti ‘Aisyiyah pun turut bergabung dalam pergerakan ini. Hadirnya perkumpulan wanita Islam dalam kongres juga turut mengawal kongres agar tidak jatuh pada feminisme yang cenderung liberal.
Hari Ibu bukan Hari Perempuan
Ada banyak pendapat kenapa pemerintah menetapkan 22 Desember sebagai hari ibu, bukan hari perempuan. Terlepas dari itu, pemilihan kata ibu dibanding perempuan memang lebih tepat. Pada tahun 1935, Kongres Perempuan Indonesia sepakat, salah satu cara Perempuan Indonesia membantu kemerdekaan Indonesia adalah mereka berkewajiban berusaha supaya generasi baru sadar akan kewajiban kebangsaan. Ya, mereka dengan penuh kesadaran mengambil peran sebagai Ibu Bangsa. Bahwa dengan menjadi ibu perjuangan seorang perempuan dapat lebih optimal untuk kemajuan bangsa.
Ibu adalah sekolah, jika kau siapkan ia dengan baik, Maka kau telah menyiapkan generasi  harapan Ibu adalah  taman, jika kau tata dan kau rawat, Maka ia akan menjadi indah menghijau hamparan Ibu adalah guru para pendidik ulung Yang pengaruhnya menyebari segala penjuru dunia peradaban 
(Hafizh Ibrahim)
14 notes · View notes
coklatenak-blog1 · 6 years
Text
Hari ibu
Be the good thinker
Assalamualaikum wr wb
Kadang aku bingung sama orng yang bilang, "ngapain sih memperingati ibu, padahal kewajiban kita untuk menyayangi ibu setiap hari bahkan waktu"
Padahal hari ibu itu dieringati karena ingin mengenang jasa jasa ibu dahulu bukan masalah rasa sayang kita yang kita harus munculkan hanya pada tanggal 22 Desember.
Menurut Yohana menteri PPPA, peringatan tersebut ditujukan untuk mengenang kaum perempuan yang telah berjuang bersama laki-laki dalam merebut kemerdekaan Indonesia.
Hari Ibu dideklarasikan pertama kali dalam Kongres Perempuan Indonesia pada tanggal 22 Desember 1928, di Yogyakarta, tepatnya di pendopo Dalem Jayadipuran milik Raden Tumenggung Joyodipoero.
Kongres ini dihadiri oleh wakil-wakil dari perkumpulannya Boedi Oetomo, PNI, Pemuda Indonesia, PSI, Walfadjri, Jong Java, Jong Madoera, Muhammadiyah, dan Jong Islamieten Bond. Tokoh-tokoh populer yang datang antara lain Mr. Singgih dan Dr. Soepomo dari Boedi Oetomo, Mr. Soejoedi (PNI), Soekiman Wirjosandjojo (Sarekat Islam), A.D. Haani (Walfadjri).
Sekitar 600 perempuan dari berbagai latar pendidikan dan usia hadir dalam kongres Perempuan Indonesia Pertama ini. Organisasi-organisasi yang terlibat dalam penyelenggaraan itu antara lain: Wanita Utomo, Putri Indonesia, Wanita Katolik, Aisyah, Wanita Mulyo, perempuan-perempuan Sarekat Islam, Darmo Laksmi, perempuan-perempuan Jong Java, Jong Islamten Bond, dan Wanita Taman Siswa, demikian yang dicatat Susan Blackburn dalam Kongres Perempuan Pertama: Tinjauan Ulang (2007).
Hampir seluruh kongres ini membicarakan relasi mengenai perempuan. Hal itu bisa dilihat dari pertemuan hari kedua kongres, dimana Moega Roemah membahas soal perkawinan anak. Perwakilan Poetri Boedi Sedjati (PBS) dari Surabaya juga menyampaikan tentang derajat dan harga diri perempuan Jawa. Kemudian disusul Siti Moendji'ah dengan “Derajat Perempuan” dan Nyi Hajar Dewantara—istri dari Ki Hadjar Dewantara— yang membicarakan soal adab perempuan.
Namun, yang tak kalah pentingnya adalah pidato Djami dari organisasi Darmo Laksmi berjudul “Iboe”. Di awal pidatonya, ia menceritakan pengalaman masa kecilnya yang dipandang rendah karena menjadi seorang perempuan. Pasalnya, di masa kolonial, hanya anak laki-laki yang menjadi prioritas dalam mengakses pendidikan. Sementara perempuan, dianggap tak jauh dari urusan kasur, sumur, dan dapur. Pandangan usang itu mengakar kuat. Pendidikan bagi perempuan juga tak dianggap penting karena selalu berakhir ke dapur.
Tapi, Djami punya pendapat lain soal ini. Ia mengatakan: “Tak seorang akan termasyhur kepandaian dan pengetahuannya yang ibunya atau perempuannya bukan seorang perempuan yang tinggi juga pengetahuan dan budinya.”
Djami melanjutkan: “selama anak ada terkandung oleh ibunya, itulah waktu yang seberat-beratnya, karena itulah pendidikan Ibu yang mula-mula sekali kepada anaknya.”
Itulah kenapa pembangunan sekolah-sekolah untuk memajukan perempuan seperti yang dilakukan Rohana Koedoes, Kartini juga Dewi Sartika memiliki peran penting. Seorang ibu yang pintar dan cerdas akan memiliki modal besar untuk menjadikan anaknya pintar. 
Maka, pada 22 Desember 1953, dalam peringatan kongres ke-25, melalui Dekrit Presiden RI No.316 Tahun 1953, Presiden Sukarno menetapkan setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai: Hari Ibu
Source :
(tirto.id - ale/ale)
Jadi, Sah sah aja bila kita memperingatinya. Memberikan sesuatu yang lebih spesial pada hari ibu.
Coba kita bayangkan kalo semua hari dibilang "ahhh hari peringatan ini kan bisa dilakukan setiap hari. Kenapa harus diperingati?"
Coba kita fikirkan apabila kita tidak ada peringatan hari kemerdekaan dengan alasan negara kita kan sudah merdeka. Maka, kita juga akan kehilangan sejarah sejarah yang ada dibalik kejadian itu. Mungkin hal seperti ini sepele. Namun, peringatan itu juga perlu, karena ada cerita dibaliknya.
Maaf bila ada salah kata.
Wassalamualaikum wr wb
#beropini
12 notes · View notes
erzavlog · 4 years
Photo
Tumblr media
--Sejarah Pramuka di Indonesia-- Gerakan Kepanduan di Indonesia sudah ada sejak zaman kolonial Hindia Belanda. Tahun 1916, Mangkunegara VII di Surakarta memprakarsai berdirinya Javaansche Padvinders Organisatie. Setelah itu, bermunculan gerakan-gerakan sejenis yang dikelola oleh organisasi-organisasi pergerakan, sebut saja Hizbul Wathan (Muhammadiyah), Nationale Padvinderij (Boedi Oetomo, Sarekat Islam Afdeling Padvinderij (Sarekat Islam), Nationale Islamietische Padvinderij (Jong Islamieten Bond), dan lain-lain. Menurut Panduan Museum Sumpah Pemuda (2009), gerakan Kepanduan di tanah air yang berlingkup nasional dimulai pada 1923 dengan berdirinya Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung dan Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO) di Batavia, lalu dilebur menjadi Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) pada 1926. Adapun istilah Pramuka resmi digunakan untuk menyebut gerakan Kepanduan nasional baru terjadi cukup lama setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada 14 Agustus 1961. Idenya bermula dari gagasan Presiden Sukarno yang ingin menyatukan seluruh gerakan Kepanduan di Indonesia. Maka, setiap tanggal 14 Agustus diperingati sebagai Hari Pramuka. Misi utama gerakan Pramuka adalah untuk mendidik pemuda dan pemudi Indonesia, dari usia anak-anak, demi meningkatkan rasa cinta tanah air dan bela negara. Istilah Pramuka dicetuskan oleh Sri Sultan Hamengkubuwana IX, terinspirasi dari kata Poromuko yang berarti pasukan terdepan dalam perang. Namun, kata Pramuka diejawantahkan menjadi Praja Muda Karana yang berarti “Jiwa Muda yang Gemar Berkarya". Salam Pramuka. #erzavlog #lazuardikamila #gamer #gaming #instadaily #instagamer #callofdutymobile #haripramuka #haripramuka59 #haripramuka2020 #contentcreator #games #animes #anime #lazuardikamilagis #mobilelegends #freefire #pubg https://www.instagram.com/p/CD2dQ77pjrZ/?igshid=184oiiy2olvq9
0 notes
Text
KEDATANGAN BANGSA EROPA SAMPAI SUMPAH PEMUDA
SYAFIKA PRIKITIW XI IPA 2
SEJARAH INDONESIA Indonesia dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah. Rempah-rempah dicari bangsa Eropa karena manfaatnya sebagai penghangat dan bisa dijadikan pengawet makanan. Selain karena harganya yang mahal, memiliki rempah-rempah juga menjadi simbol kejayaan seorang raja pada saat itu. Dari faktor-faktor itu, banyak Bangsa Eropa yang berusaha untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah, salah satunya Indonesia.
Portugis Bartholomeus Diaz melakukan penjelajahan samudra dan sampai di Tanjung Harapan, Afrika Selatan, pada 1488. Penjelajahan lalu diteruskan Vasco da Gama yang sampai di Gowa (India) pada 1498, lalu pulang ke Lisboa, Portugal, dengan membawa rempah-rempah. Portugis pun semakin gigih dalam mencari sumber rempah-rempah. Untuk itu, Portugis melanjutkan ekspedisi ke timur yang dipimpin Alfonso d’Albuquerque untuk menguasai Malaka. Ia berhasil menguasai Malaka sebagai pusat perdagangan rempah-rempah di Asia Tenggara pada 10 Agustus 1511.   Spanyol Orang Spanyol yang pertama kali melakukan penjelajahan samudra adalah Christopher Columbus. Ia berlayar ke arah barat melewati Samudra Atlantik sesuai Perjanjian Tordesillas menuju India sekitar tahun 1492-1502. Ternyata ada kesalahan, karena sebenarnya ia sampai di benua Amerika; yang ia pikir adalah India. Penjelajahan berikutnya dilakukan Magelhaens dari Spanyol ke barat daya melintasi Samudra Atlantik sampai di ujung selatan Amerika, kemudian melewati Samudera Pasifik dan mendarat di Filipina pada tahun 1521. Pelayaran Magelhaens berpengaruh bagi dunia ilmu pengetahuan karena dirinya berhasil membuktikan bahwa bumi itu bulat. Penjelajahan Magelhaens kemudian dilanjutkan Sebastian del Cano. Pada 1521, Sebastian del Cano berhasil berlabuh di Tidore, namun kedatangan mereka dianggap melanggar Perjanjian Tordesillas. Untuk menyelesaikan permasalahan keduanya, Portugis dan Spanyol melakukan Perjanjian Saragosa pada 1529.
Belanda Pada 1596, Cornelis de Houtman berhasil mendarat di Banten. Sikap Belanda yang kurang ramah dan berusaha memonopoli perdagangan di Banten membuat Sultan Banten saat itu marah. Akibatnya, ekspedisi ini terbilang gagal. Sekitar 1598-1600, pedagang Belanda mulai berdatangan kembali. Kedatangannya kali ini dipimpin Jacob van Neck. Ia berhasil mendarat di Maluku dan membawa rempah-rempah. Keberhasilan van Neck menyebabkan semakin banyak pedagang Belanda datang ke Indonesia.   Inggris Masuknya bangsa Inggris ke Indonesia juga bertujuan mencari rempah-rempah. Tokoh penjelajahnya adalah Sir Henry Middleton dan James Cook. Henry Middleton mulai menjelajah di tahun 1604 dari Inggris menyusuri perairan Cabo da Roca (Portugal) dan Pulau Canary. Henry Middleton lanjut menuju perairan Afrika Selatan hingga Samudra Hindia. Ia sampai di Sumatra, lalu menuju Banten di akhir 1604. Ia berlayar ke Ambon (1605) lalu ke Ternate serta Tidore dan mendapat rempah-rempah, seperti lada dan cengkeh. Sedangkan ada James Cooksampai ke Batavia tahun 1770, setelah dari Australia.
Di antara bangsa-bangsa tersebut, Belanda merupakan negara yang cukup lama berada di Indonesia. Hingga akhirnya mereka membuat perusahaan dagang di Indonesia. Meski telah bangkrut, sampai sekarang, perusahaan ini tercatat sebagai salah satu perusahaan terkaya di dunia lho. Ada yang bisa menebak nama perusahaannya? Vereenigde Oostindische Compagnie atau lebih dikenal dengan VOC merupakan perusahaan dagang tersebut. VOC didirikan pada 20 Maret 1602 oleh Johan van Oldenbarnevelt. Kepemimpinannya dipegang oleh 17 orang pemegang saham (Heeren Zeventien) yang berkedudukan di Amsterdam. Tujuan pembentukannya adalah: (1) menghindari persaingan sesama pedagang Belanda. (2) Memperkuat Belanda dalam persaingan dengan Bangsa Eropa lain. (3) Memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia.   Keberadaan VOC tidak hanya sebagai kongsi dagang, namun juga menjadi kekuatan politik. VOC memiliki hak octrooi, yaitu monopoli perdagangan, mencetak mata uang sendiri, mengadakan perjanjian, menyatakan perang dengan negara lain, menjalankan kekuasaan kehakiman, memungut pajak, memiliki angkatan perang, dan mendirikan benteng. VOC pun memiliki beberapa kebijakan, yaitu: 1. Contingenten: pajak wajib berupa hasil bumi yang langsung dibayarkan ke VOC. 2. Verplichte leverantie: penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditentukan VOC. Kebijakan ini berlaku di daerah jajahan yang tidak secara langsung dikuasai VOC, misalnya Kesultanan Mataram. 3. Ekstirpasi: menebang kelebihan jumlah tanaman agar produksinya tidak berlebihan sehingga harga dapat dipertahankan. 4. Pelayaran hongi: Pelayaran dengan perahu kora-kora untuk memantau penanaman dan perdagangan rempah-rempah oleh petani.   Pada tahun 1799, VOC bangkrut karena pegawai VOC banyak yang melakukan korupsi, menanggung utang akibat perang, dan kemerosotan moral para pegawai. Dengan dibubarkannya VOC, maka kekuasaannya di Indonesia kemudian diambil alih oleh pemerintah kerajaan Belanda yang saat itu dikuasai Perancis.
Masa Pemerintahan Belanda Van der Capellen ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal, menerapkan kebijakan dalam menghapuskan peran penguasa tradisional, menerapkan pajak yang memberatkan rakyat, sehingga muncul banyak perlawanan dari rakyat. Belanda juga mengutus Johannes van den Bosch untuk meningkatkan penerimaan negara Belanda yang kosong akibat perang dengan masyarakat Nusantara dan Bangsa Eropa lainnya. Van den Bosch memberlakukan sistem tanam paksa (cultuur stelsel) sejak tahun 1830. Penerapan cultuur stelsel banyak mengalami penyimpangan, seperti waktu tanam yang melebihi usia tanam padi, tanah yang seharusnya bebas pajak tetap kena pajak, hingga rakyat harus menyediakan sampai setengah tanahnya. Meski begitu, Tanam Paksa juga berdampak positif karena rakyat Indonesia mengetahui jenis-jenis tanaman baru dan mengetahui cara tanam yang baik.
Lahirnya Sumpah Pemuda Kongres Pemuda II dilangsungkan selama dua hari pada 27 dan 28 Oktober 1928 di Batavia. Hari pertama, kongres menempati Gedung Katholikee Jongelingen Bond atau Gedung Pemuda Katolik, sedangkan kongres di hari kedua diadakan di Gedung Oost Java (sekarang di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat). Tujuan Kongres Pemuda II antara lain: (1) Melahirkan cita cita semua perkumpulan pemuda pemuda Indonesia, (2) Membicarakan beberapa masalah pergerakan pemuda Indonesia; serta (3) Memperkuat kesadaran kebangsaan dan memperteguh persatuan Indonesia. Kongres ini diikuti oleh lebih banyak peserta dari kongres pertama, termasuk Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Jong Islamieten Bond, Pemuda Indonesia, Jong Celebes, Jong Ambon, Katholikee Jongelingen Bond, Pemuda Kaum Betawi, Sekar Rukun dan lainnya. Hadir pula beberapa orang perwakilan dari pemuda peranakan kaum Tionghoa di Indonesia dalam Kongres Pemuda II ini, seperti Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok, dan Tjio Djien Kwie, namun asal organisasi/perhimpunan mereka belum diketahui.
Gedung yang nantinya menjadi tempat dibacakannya Sumpah Pemuda merupakan rumah pondokan atau asrama pelajar/mahasiswa milik seorang keturunan Tionghoa bernama Sie Kok Liong. Gedung yang terletak di Jalan Kramat Raya 106, Jakarta Pusat, ini kini diabadikan sebagai Museum Sumpah Pemuda. Adapun susunan panitia Kongres Pemuda II, seperti yang dituliskan Ahmad Syafii Maarif melalui buku Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan (2009) adalah sebagai berikut: Ketua: Sugondo Djojopuspito (PPPI) Wakil Ketua: R.M. Joko Marsaid (Jong Java) Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond) Bendahara: Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond) Pembantu I: Johan Mohammad Cai (Jong Islamieten Bond) Pembantu II: R. Katjasoengkana (Pemuda Indonesia) Pembantu III: R.C.I. Sendoek (Jong Celebes) Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon) Pembantu V: Mohammad Rochjani Su'ud (Pemuda Kaum Betawi) Hadir pula Wage Rudolf Supratman yang memainkan lagu Indonesia Raya di Kongres Pemuda II dengan alunan biolanya. Lagu Indonesia Raya juga dinyanyikan untuk pertamakalinya dalam kongres ini oleh Dolly Salim yang tidak lain adalah putri dari Haji Agus Salim.
Dolly Salim, “Indonesia Raya”, dan Sumpah Pemuda
Aksi WR Soepratman di Kongres Pemuda II
Isi & Makna Sumpah Pemuda
Setelah melalui prosesi panjang selama 2 hari, maka pada 28 Oktober 1928, para peserta Kongres Pemuda II bersepakat merumuskan tiga janji yang kemudian disebut sebagai Sumpah Pemuda. Adapun isi Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut:
Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Menurut Azyumardi Azra, seperti dikutip oleh Asvi Warman Adam dalam buku Menguak Misteri Sejarah (2010), Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda merupakan salah satu tonggak sejarah bangsa Indonesia dalam mengawali kesadaran kebangsaan. Sementara dalam buku Literasi Politik (2019) yang ditulis Gun Gun Heryanto dan kawan-kawan diungkapkan bahwa ikrar sebagai satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa merupakan ikrar yang sangat monumental bagi perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Ikrar ini atau Sumpah Pemuda yang dibacakan di arena Kongres Pemuda II dan dihadiri oleh kaum muda lintas suku, agama, dan daerah, nantinya, 17 tahun kemudian, melahirkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pada 17 Agustus 1945. Makna yang terkandung adalah bahwa peristiwa bersejarah itu mengajarkan nilai-nilai persatuan bangsa. Sumpah Pemuda membuktikan, perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia ternyata dapat disatukan sebagai perwujudan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu".
Sumpah Pemuda juga memuat banyak nilai positif yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sri Sudarmiyatun dalam buku berjudul Makna Sumpah Pemuda (2012) menyebutkan nilai-nilai Sumpah Pemuda antara lain: Nilai patriotisme, gotong-royong, musyawarah untuk mufakat, cinta tanah air, kekeluargaan, persatuan dan kesatuan, kerukunan, kerja sama, cinta damai, serta tanggung jawab. Maka, Sumpah Pemuda hendaknya bisa dijadikan sebagai inspirasi bagi generasi muda Indonesia sekarang untuk membawa negara ini ke arah perubahan yang lebih baik, bukan justru terpecah-belah dalam pusaran konflik antar sesama anak bangsa sendiri.
0 notes
Photo
Tumblr media
Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke 94 KARANGANYAR – Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda bermula dari Kongres Pemuda II yang digagas oleh Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dan dihadiri oleh organisasi pemuda. Di antaranya Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Pemoeda Indonesia, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Sekar Rukun, Jong Ambon, dan Pemuda Kaum Betawi. Kongres ini dilaksanakan di tiga gedung serta tiga rapat yang berbeda untuk menghasilkan Sumpah Pemuda: 1. Rapat Pertama (Sabtu, 27 Oktober 1928) Rapat pertama ini diselenggarakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Dalam sambutannya, Soegondo berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara kemudian dilanjutkan dengan uraian Mohammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang akan memperkuat persatuan Indonesia diantaranya sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan. 2. Rapat kedua (Minggu, 28 Oktober 1928) Rapat kedua diselenggarakan di Gedung Oost-Java Bioscoop dengan bahasan utama seputer pendidikan. Kedua pembicaranya adalah Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, yang sependapat bahwa setiap anak harus mendapat pendidikan kebangsaan. Selain itu, setiap anak juga harus dididik secara demokratis dan ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dengan di rumah. 3. Rapat ketiga (Minggu, 28 Oktober 1928) Rapat yang ketiga diselenggarakan di Gedung Indonesische Clubhuis Keramat yang kini diabadikan sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Pada sesi ini Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak dapat dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini akan mendidik anak-anak agar lebih disiplin dan mandiri, keduanya adalah hal-hal yang dibutuhkan dalam hal perjuangan. Pada rapat ketiga inilah diumumkan rumusan hasil kongres yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia. Sebelum kongres ditutup, WR Supratman menampilkan lagu ciptaannya Indonesia Raya yang mendapat sambutan meriah. https://www.instagram.com/p/CkSjThrPgIp/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
beritasumbarcom · 5 years
Text
Sekilas Akan Sumpah Pemuda 1928
BeritaSumbar.com -
Sekedar kilasan balik akan riwayat sumpah pemuda….
SOEMPAH PEMOEDA Pertama : – KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedoea : – KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga : – KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928
______________________ Teks Soempah Pemoeda dibacakan pada waktu Kongres Pemoeda yang diadakan di Waltervreden (sekarang Jakarta) pada tanggal 27 – 28 Oktober 1928.
Panitia Kongres Pemoeda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI) Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java) Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond) Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond) Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond) Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia) Pembantu III : Senduk (Jong Celebes) Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon) Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta : 1. Abdul Muthalib Sangadji 2. Purnama Wulan 3. Abdul Rachman 4. Raden Soeharto 5. Abu Hanifah 6. Raden Soekamso 7. Adnan Kapau Gani 8. Ramelan 9. Amir (Dienaren van Indie) 10. Saerun (Keng Po) 11. Anta Permana 12. Sahardjo 13. Anwari 14. Sarbini 15. Arnold Manonutu 16. Sarmidi Mangunsarkoro 17. Assaat 18. Sartono 19. Bahder Djohan 20. S.M. Kartosoewirjo 21. Dali 22. Setiawan 23. Darsa 24. Sigit (Indonesische Studieclub) 25. Dien Pantouw 26. Siti Sundari 27. Djuanda 28. Sjahpuddin Latif 29. Dr.Pijper 30. Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken) 31. Emma Puradiredja 32. Soejono Djoenoed Poeponegoro Halim 33. R.M. Djoko Marsaid 34. Hamami 35. Soekamto 36. Jo Tumbuhan 37. Soekmono 38. Joesoepadi 39. Soekowati (Volksraad) 40. Jos Masdani 41. Soemanang 42. Kadir 43. Soemarto 44. Karto Menggolo 45. Soenario (PAPI & INPO) 46. Kasman Singodimedjo 47. Soerjadi 48. Koentjoro Poerbopranoto 49. Soewadji Prawirohardjo 50. Martakusuma 51. Soewirjo 52. Masmoen Rasid 53. Soeworo 54. Mohammad Ali Hanafiah 55. Suhara 56. Mohammad Nazif 57. Sujono (Volksraad) 58. Mohammad Roem 59. Sulaeman 60. Mohammad Tabrani 61. Suwarni 62. Mohammad Tamzil 63. Tjahija 64. Muhidin (Pasundan) 65. Van der Plaas (Pemerintah Belanda) 66. Mukarno 67. Wilopo 68. Muwardi 69. Wage Rudolf Soepratman 70. Nona Tumbel ________________ Catatan : *)Sebelum pembacaan teks Soempah Pemoeda diperdengarkan lagu “Indonesia Raya” gubahan W.R. Soepratman dengan gesekan biolanya.
**)Teks Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertempat di Jalan Kramat Raya Nomor 106 Jakarta Pusat, sekarang menjadi Museum Sumpah Pemuda yang pada waktu itu adalah milik dari seorang Tionghoa bernama Sie Kong Liong.
***)Golongan Timur Asing Tionghoa yang turut hadir sebagai peninjau Kongres Pemuda pada waktu pembacaan teks Sumpah Pemuda ada 4 (empat) orang yaitu : 1. Kwee Thiam Hong 2. Oey Kay Siang 3. John Lauw Tjoan Hok 4. Tjio Djien kwie
Sumber: www.sumpahpemuda.org
Baca berita selengkapnya di sini.. from Berita Sumbar via BeritaSumbar.com
0 notes
lembahlawu · 2 years
Photo
Tumblr media
Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke 94 KARANGANYAR – Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda bermula dari Kongres Pemuda II yang digagas oleh Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dan dihadiri oleh organisasi pemuda. Di antaranya Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Pemoeda Indonesia, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Sekar Rukun, Jong Ambon, dan Pemuda Kaum Betawi. Kongres ini dilaksanakan di tiga gedung serta tiga rapat yang berbeda untuk menghasilkan Sumpah Pemuda: 1. Rapat Pertama (Sabtu, 27 Oktober 1928) Rapat pertama ini diselenggarakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Dalam sambutannya, Soegondo berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara kemudian dilanjutkan dengan uraian Mohammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang akan memperkuat persatuan Indonesia diantaranya sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan. 2. Rapat kedua (Minggu, 28 Oktober 1928) Rapat kedua diselenggarakan di Gedung Oost-Java Bioscoop dengan bahasan utama seputer pendidikan. Kedua pembicaranya adalah Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, yang sependapat bahwa setiap anak harus mendapat pendidikan kebangsaan. Selain itu, setiap anak juga harus dididik secara demokratis dan ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dengan di rumah. 3. Rapat ketiga (Minggu, 28 Oktober 1928) Rapat yang ketiga diselenggarakan di Gedung Indonesische Clubhuis Keramat yang kini diabadikan sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Pada sesi ini Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak dapat dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini akan mendidik anak-anak agar lebih disiplin dan mandiri, keduanya adalah hal-hal yang dibutuhkan dalam hal perjuangan. Pada rapat ketiga inilah diumumkan rumusan hasil kongres yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia. Sebelum kongres ditutup, WR Supratman menampilkan lagu ciptaannya Indonesia Raya yang mendapat sambutan meriah. https://www.instagram.com/p/CkPxaOlLWT5/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes