Gagah-Gagah Terjajah, ELANG
Mengepak sayap yang tercelup keruhnya perjuangan memang berat
Lebih berat pula saat bendera putih berkibar di atas kaki yang bengkak tak karuan
Lebih-lebih, menutup keadaan memang hal yang tak wajar
Karena seringkali keadaan berbuah seperti perjuangan makna yang ditanam
Merangkak maju, Elang merenggut sayap bangau sembari mata membiru
Diambillah sehelai bulu pada sayap putih bludru
Tak jauh beda, ternyata terselip pula sisa luka sebuah usaha
Kali pertama Elang menaruh maklum pada dia
Merengkuh langkah ke kiri, Elang meminta seutas bulu Si Nuri
Lagi-lagi dan tak lain lagi
Ada tanda bernama sangka yang tak kalah ganasnya
Akhirnya, maklum itu lenyap tak tersisa
Menengok ke bawah menembus percaya, Elang meneropong burung gereja
Bergegaslah elang pergi menghampiri
Dan tanpa Panjang lebar, Elang segera bertanya apa sebab dadanya memar
“Tak lain dan tak bukan ini adalah hasil dari lelahnya mendulang nyaman” Kata Burung Gereja
Sengaja Elang menyisakan pandangannya ke kanan
Ia merasa perlu pembuktian dari semua sangkaan
Bahwa sebenarnya berjuang itu candu
Dan sembunyi dibalik nama besar itu terlalu gusar
Lantas bagaimana dengan elang yang orang bilang tak pernah terjajah?
Sungguh itu dusta dengan garis merah
Maka berhentilah memanggilku elang, karena sebenarnya di sisi kanan tengokan tetap ada perasaan yang terjajah atas perjuangan
0 notes