Tumgik
sivafaa · 5 years
Text
Jangan Takut Berbagi: Teladan dari Ibuk
“Kalau nunggu kaya, kita ndak akan segera berbagi, Ndhuk. Kita ndak bisa tahu sampai kapan usia kita. Selagi bisa, sebaiknya kita kerjakan,” kata almarhumah ibuk kepadaku.
Sejak aku kecil, almarhumah ibuk selalu memberikan teladan kepedulian kepada sesama lewat berbagi di keseharian beliau. Pernah suatu ketika aku pulang sekolah, di depan rumah sudah ada pedagang kerupuk yang mengalami keterbelakangan mental. Ibuk membeli kerupuknya dan sekaligus memberi makan siang untuk beliau. Ada pula suatu waktu, buruh tukang tambal ban di desa kami sedang berjalan menuju toko melewati rumah kami, ibuk memanggilnya dan menawarinya makan. Anak mantan lurah tahun 90-an yang mengalami keterbelakangan mental sering ke rumah kami dan ibuk melayaninya dengan sepenuh hati. Ibuk sangat dekat dengan orang-orang kecil seperti kami.
Almarhumah ibuk tak pernah sekalipun terbersit pikiran bahwa berbagi yang ada padanya akan membuatnya semakin miskin. Di saat kondisi keluarga kami sedang berkekurangan sekalipun, almarhumah ibuk berbagi beras kepada tetangga yang datang ke rumah untuk berhutang. Karena kami hanya memiliki beras dan ternyata tetangga tadi membutuhkan beras, Ibuk membagikan sebagian berasnya. Selepas tetangga pulang, aku pun bertanya kepada almarhumah ibuk.
“Ibuk, padahal itu beras kita bulan ini. Nanti kita gimana?”
“Tenang saja Ndhuk, kita masih punya Gusti Allah. Ndak perlu khawatir, selagi kita tetap mau berupaya menjemput rizki. Barangkali memang ada rezeki beliau yang dititipkan Gusti Allah ke kita sehingga kita sudah selayaknya menyampaikannya.”
Dan aku hanya bisa mengiyakan apa yang disampaikan ibuk. Karena jika dicerna lebih dalam, memang benar apa yang disampaikan beliau.
Ketika sedang berlimpah rezeki, almarhumah ibuk tak menikmatinya seorang diri. Misalnya, ketika bapak pulang dari nyopir bus dan membawa tiga kardus buah manggis. Dengan izin dari bapak sebelumnya, beliau membagikannya kepada para tetangga.
Aku yang pelit bertanya kepada ibuk,” Buk, kenapa buahnya dibagi-bagikan? Padahal enak, Buk. Untuk kita saja.”
“Ndhuk, tiga buah kardus terlalu banyak untuk kita. Daripada keburu terlalu matang dan busuk, akan lebih bermanfaat jika kita membagikannya. Beberapa tetangga kita juga belum tentu bisa menikmati buah tersebut untuk saat ini. Mereka bingung untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Berbahagialah Ndhuk, kita masih bisa berbagi dan barangkali bisa membuat mereka senang.”
Suatu ketika ada juga tetangga yang sedang berduka karena suaminya meninggal. Karena almarhumah ibuk sedang tak mempunyai uang untuk membantunya, beliau memberi gula yang dipunya dan membantu sepanjang hari untuk mempersiapkan doa bersama. Di lain waktu, ada tetangga yang anaknya kesulitan mengerjakan tugas sekolah dari gurunya. Almarhumah ibuk bersedia mengajarinya dengan meluangkan waktu dan pikirannya.  
Almarhumah ibuk adalah teladan luar biasa tentang arti berbagi kepada sesama. Berbagi bisa dengan apa saja yang dititipkan Allah kepada kita. Harta, waktu, tenaga, pikiran. Berbagi itu membahagiakan. Berbagi itu tak akan membuat pelakunya menjadi kekurangan. Barangkali, aku bisa bersekolah hingga perguruan tinggi adalah anugerah dari keikhlasan ibuk berbagi kepada sesama dan doa-doa dari mereka yang ibuk kasihi secara tulus. Karena rasanya jika secara logika, mustahil mengumpulkan biaya sebanyak itu untuk berkuliah di perguruan tinggi favorit di Indonesia dan hidup jauh dari orang tua. Terima kasih buk, atas teladan yang luar biasa ini. Salam kangen dari putrimu di dimensi ruang dan waktu yang berbeda.
 “Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”
Ayo berbagi bersama donasi.dompetdhuafa.org ! Mudah, lengkap, dan amanah.
#JanganTakutBerbagi #SayaBerbagiSayaBahagia
422 notes · View notes
sivafaa · 5 years
Text
Highlight 2018
Yang paling diingat di 2018 adalah momen menjadi 22 tahun. Di usia ini diberi kesempatan Allah untuk lebih dewasa, melalui hadirnya Alisha. Namun Alhamdulillah masih bisa bermanja-manja lewat kehadiran suami. Itu yang paling berbekas. Banyak mimpi baru, banyak mimpi yang bertahun-tahun lalu dipanjatkan lewat doa mulai dikabulan oleh Allah. Alhamdulillah, atas izin dan kuasa Allah 2018 menyimpan banyak kenangan baik. Pelajaran 2018 untuk tetap dilakukan di 2019 adalah, tetap istiqomah dalam bersyukur. InsyaAllah akan banyak hal baik di hari-hari ke depan nanti.
3 notes · View notes
sivafaa · 5 years
Text
Kabar Baik
👨 : Mut, aku punya kabar baik buat kamu . 👩 : Apa mas? . 👨 : "Apabila seorang istri melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan ta'at kepada suaminya, niscaya akan dikatakan kepadanya; 'Masuklah kamu ke dalam syurga dari pintu mana saja yang kamu inginkan'." HR Ahmad 1573 . 👩 : (Hening) . Terima kasih kabar baiknya ya . Ini kabar baik buat kamu juga teman-teman!
1 note · View note
sivafaa · 6 years
Photo
Tumblr media
Kita nggak pernah tahu cobaan apa yang akan kita hadapi nantinya. Yang pasti saat Allah memberikan ujian tersebut, Allah sedang mempersiapkan tempat terbaik untuk kita. Kesedihan, rasa putus asa, semangat, lalu ikhlas dan berserah diri pada Allah mungkin bergantian akan muncul ketika kita menghadapi setiap ujian yang ada. Dan Allah selalu memiliki takaran yang pas sesuai dengan porsi kemampuan hamba-Nya. Ada yang dengan sedikit ujian rasanya sudah putus asa, ada yang ujiannya besar namun selalu kuat. Keimanan yang menjadi landasan mungkin kadarnya berbeda pada setiap orang, sehingga ujiannya pun berbeda. Hidup ini maju, ibarat sekolah ujian yang dihadapi pasti lebih sulit. Namun jika kita senantiasa belajar maka ujian itu akan lebih mudah dilewati dengan taktik yang sudah kita susun dan pahami. Yang sedang diuji dengan ujian terberat dalam hidupnya semoga senantiasa dikuatkan. Allah sedang mempersiapkan hadiah terbaik untuk kita di setiap tangis, taubat, dan ikhtiar yang kita lakukan. Karena percaya padanya dan bergantung padanya tidak pernah membuat kita sakit hati. Catatan 06.03.2018
2 notes · View notes
sivafaa · 6 years
Text
Literally Review Pensil Alis
Tumblr media
Kalo kata kebanyakan cewek beberapa alat make up yang wajib ada di tas mereka adalah lipstik, bedak, dan the most important thing is PENSIL ALIS. Alhamdulillah karena alis saya udah lumayan keliatan jadi saya cukup bawa bedak bayi kemana-mana dan lipstik satu biji yang saya pake kalo ada acara formal saja. Tapi kalo kondangan biasanya saya dandan (ini kondangan yang sama suami ya, kalo sendiri belum pernah si tapi biasanya penggunaan make up dibatasi). Nah salah satu problema adalah alis, karena alis saya akan keliatan kontras sekali ketika muka udah bedakan dan mata udah dikasih warna-warni eyeshadow. Bulu mata juga sudah dimaskarai tapi alis jadi keliatan polos banget. Sempet beberapa kali coba beli pensil alis dan make, alhasil malah jadi aneh gitu numpuk (ini emang saya yang kurang bakat make pensil alis aja si). Akhirnya saya pun make maskara di alis (ini hasil saran seorang teman) dan hasilnya lumayan! Nah kemarin habis liat iklan di youtube, ada gitu pensil alis yang bisa dipake semua orang bahkan cowok yang nggak bisa dandan. Pensil alisnya dari maybelline namanua FASHION BROW DUO SHARPER. Ada dua tools di pensil alis ini yaitu "pencil" yang nggak terlalu lancip dan "powder" sejenis brush untuk meratakan warna hitamnya. Barusan si saya coba dan hasilnya bagus, effortless juga makenya. Harga pensil alis ini sekitar 90 ribuan. Warnanya ada warna cokelat dan hitam/abu2 gitu. Mungkin buat teman-teman yang mau make pensil alis yang nggak susah dan nggak lebay bisa dicoba nih pensil alisnya. Lumayan juga buat newbie macem saya bisa sangat membantu.
Ini link iklan YouTube nya:
https://youtu.be/lDMs0GO_gfM
1 note · View note
sivafaa · 6 years
Text
Berjilbab
Tumblr media
Jilbab. KBBI: kerudung lebar yang dipakai perempuan muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai ke dada. Secara umum mereka yang menutupi bagian itu disebut orang yang berjilbab.
Dalam surat Al Ahzab ayat 59 disebutkan, "Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istri, anak-anak perempuan dan istri-istri orang Mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali, oleh sebab itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha Penyayang.”
Berbicara tentang jilbab, saya dulu berjilbab saat masuk SMA. Motivasi kuat berjilbab adalah karena sudah sering diingatkan oleh guru agama untuk berjilbab, katanya jilbab merupakan kewajiban seorang muslimah. Selain itu dulu saya ingin berjilbab untuk menutupi bagian tubuh yang kurang sempurna jika dilihat. Lambat laun makna jilbab bukan hanya sebagai himbauan dari guru agama dan untuk menutupi tubuh yang kurang sempurna, namun sebagai bentuk cinta kepada Allah.
Semenjak menggunakan jilbab, perubahan-perubahan dalam diri saya mulai terjadi. Selain itu respon lingkungan terhadap diri saya juga berubah. Dengan jilbab saya lebih merasa aman karena jarang diganggu oleh laki-laki iseng. Selain itu teman laki-laki juga lebih menjaga diri ketika berhadapan dengan saya. Saya juga jauh lebih tenang hatinya. Manfaat lain jilbab yang saya rasakan adalah rambut saya lebih rapi ketika menggunakan jilbab, dibandingkan dulu tidak memakai jilbab dan kulit saya jadi lebih putih hihi karena tidak terpanggang sinar matahari. Namun yang paling saya rasakan adalah jilbab ini terkadang secara tidak langsung menjadi pelindung. Misalnya ketika makan di tempat makanan non halal, pernah pelayan memberitahu bahwa ada makanan yang tidak halal dan tidak bisa saya makan. Mereka tahu dari jilbab saya bahwa saya muslimah dan tidak memakan makanan non halal. Selain itu jilbab ini sebagai pemersatu dengan sesama muslimah lainnya. Kadang suka disapa dan dibantu mbak-mbak berjilbab lain kalo sedang kebingungan (hihi atau kebetulan aja ya?). Senang sekali bisa berjilbab, walaupun jumlah pakaian bertambah namun jilbab ini memberikan banyak manfaat selama saya memakainya.
Beberapa hari lalu Alisha saya belikan jilbab. Saya ingin sekali Alisha terbiasa dengan jilbab sedari kecil. Urgensi menutup aurat dan mematuhi perintah Allah sebagai bentuk rasa cinta dan syukur kita kepada Allah merupakan hal penting yang ingin saya ajarkan kepada Alisha. Harapannya ketika beranjak besar nanti, Alisha tidak susah dan tidak ragu lagi menggunakan jilbab, dan bisa mencintai dirinya yang berjilbab. Semoga ya nak kita istiqomah.
2 notes · View notes
sivafaa · 6 years
Text
Tahun Pertama
Satu tahun sudah saya menikah. Kalo tahun lalu masih berdua, malu-malu, berkenalan karena belum paham satu sama lain, masih canggung sambil sok-sok akrab (sok asik aja yekan sama suami sendiri), kalo sekarang sudah saling bisa memahami ekspresi muka, paham tindak tanduknya, ga usah sok akrab udah akrab, nggak usah sok asik udah asik kalo lagi asik, dan sudah bertiga.
Masa satu tahun terasa cepat ya, momen yang saya ingat itu senin sampe jumat bekerja dan sabtu minggu baru hidup hihi. Karena senin sampe jumat saya dan mas wisnu bekerja, jadi ketemunya kalo malem sama pagi aja. Hari bisa berdua full ya Sabtu Minggu, oleh karena itu saya lebih suka spending whole weekends sama mas wisnu, soalnya senin sampe jumat irit banget ketemunya huhu.
Sekarang sudah 1 tahun, udah bisa anniversary-an yeu mas.
Mohon doanya semoga rumah tangga saya dan mas wisnu selalu sakinah mawadah rahmah, mendapat ridho Allah dan barakah dari Allah. Yang belum menikah dan ingin menikah semoga ditenangkan hatinya dan diberikan kesempatan menikah di waktu yang tepat. Yang sudah menikah, semoga samawa selalu ya.
Happy Anniversary for us Mas Wisnu 😄
Tumblr media
Ini foto kita pertama berdua, belum nikah waktu itu haha. Ada aja ya, kok bisa foto berdua begini. Waktu itu niatnya saya mau foto sama semua pengajar, eh dapetnya sama mas wisnu doang. Jadilah ini kenangan tidak sengaja yang disengaja haha, gimana ya. Pipiku dulu embem sekali, sekarang pipi masnya yang ....... 😅
Tumblr media
2 notes · View notes
sivafaa · 6 years
Photo
Tumblr media
Saya: Mas tumblr di block masa Mas Wisnu: make vpn aja Saya: nah orang-orang bilang gitu, tapi ga ngerti Mas Wisnu: (ambil hape saya, install apps namanya betternet) nih nanti tinggal konek ke sini ya, terus (buka tumblr) nih bisa kan. Saya: oh begini Mas Wisnu: tapi jangan buka m-banking pas konek kesitu, dia bisa deteksi aktivitas internet kamu Saya: got it Dan tumblr balik lagi. Jadi begitu teman-teman yang bingung akses Tumblr yuup. Makasih bapak suami, udah bikin hidup mudah dikala males baca review di google tentang vpn and blablanya. You make it easier 😄
0 notes
sivafaa · 6 years
Text
Bulan Pertama
Tumblr media
"Sha, rasanya jadi bayi sebulan gimana sha?"
"eeengaa,, aaang,," sambil nyari nenen. Teteup yaaa.
Ya, Alisha makin jago minta nenen. Udah bisa liat bayang-bayang saya juga sepertinya, bola matanya mulai pindah-pindah mengikuti gerakan saya ketika saya pindah dari satu tempat ke tempat lain (yang masuk jarak pandangnya). Makin aktif mendengar juga. Alhamdulillah suaranya makin sering terdengar juga.
Masya Allah, bisa juga ya sebulan bersama anak bayi satu ini. Alhamdulillah.
Beberapa hari terakhir Alisha susah kalo tidur malam. Tapi kalo pagi sampe siang ajaibnya bisa pules, sampe saya towal towel pipinya, saya panggilin, saya gelitikin, saya ciumin, beh boro2 bangun, ngulet aja males anaknya. Tapi kalo malem kebuka lebar matanya, kaya on fire, "bu ku siap diajak main bu" begitu. Main-read: tidak berhenti nenen.
Akhirnya semalam saya diamkan Alisha di box sendiri, dia cuma bergumam-gumam. Grusak grusuk, tertidur, eh bangun lagi. Grusak grusuk, akhirnya bobo juga. Saya juga ikutan bobo. Bangun-bangun jam setengah 4 pagi. Tapi lumayan lah bisa bobo semua.
Mohon doanya semoga bayi ini sehat selalu, bisa jadi anak shalihah, dan jam tidurnya tidak merepotkan orang sekitarnya, ditumbuhkan rambutnya pasca digundulin kinclong sama ayahnya, bisa makin pandai akalnya dan lembut hatinya, dan senantiasa dilindungi Allah seperti arti namanya.
#yuknakkitabersiapketemudokterbuatdikasihvaksin
1 note · View note
sivafaa · 6 years
Text
Tumblr media
Mendadak jadi penyanyi. Berasa di film les miserables gitu kalo lagi ngelakuin aktivitas sama adik bayi. Mulai dari bangun tidur terus mandi terus sarapan terus tidur lagi terus ganti popok terus becanda terus isi asupan terus berulang sampe mandi sore dan bobo lagi ketemu mandi lagi. Begitu aja ada lagunya, bisa dinyanyiin, kadang bayinya suka cengo mungkin dia bingung nada sumbang apa ini yang masuk kuping hehehe. Gapapa lah ya nak, di buku panduannya di suruh jangan malu2 buat ibu nyanyi. Katanya biar bikin kamu happy, ibu juga happy walau ibu sadar suaranya agak sumbang, yang penting kita happy, eh semoga adik bayi happy juga.
0 notes
sivafaa · 6 years
Text
Bertambah Usia
Tumblr media
Dulu ketika masih SMP di ulang tahun ke 13 saya pernah berdoa, "ya Allah, boleh nggak aku kaya peterpan di tinker bell, nggak nambah umur. Udah 13 tahun aja, selamanya. Biar tetep happy, nggak usah mikirin hal-hal berat gitu." Namun doa itu hanya tinggal kenangan. Gimana nggak, lha orang tiap tahun usia saya bertambah makin banyak. Data di KTP nggak bisa berbohong, tahun lahir juga nggak bisa jadi maju, tetep nggak berubah angkanya, menandakan usia saya tetap bertambah banyak.
Pertambahan usia kadang menjadi sebuah turning poin bagi beberapa orang. Saya sendiri suka bernadzar akan suatu hal saat menginjak di usia tertentu. Atau biasanya dulu punya target pada usia tertentu. Misalnya, "sebelum umur 23 sudah harus lulus kuliah dan dapat kerja" atau "nanti sebelum umur 27 sudah harus menikah". Bukan hal yang salah ketika ada target yang ingin dicapai dengan menjadikan usia sebagai batasannya. Hal tersebut justru menjadikan kita semakin termotivasi untuk bisa melakukan pencapaian-pencapaian tertentu, menjadi semangat bagi kita.
Beberapa tahun yang lalu saya suka menjadikan umur sebagai patokan untuk hal-hal tertentu, mulai hal-hal remeh temeh hingga hal-hal besar. Namun semenjak 2 atau 3 tahun ke belakang saya jadi jarang menjadikan umur sebagai patokan. Saya merasa pertambahan umur bukan lagi menjadi perkara ukuran saya harus sudah melakukan apa. (Kenapa ya, sempet bingung juga eike).
Jadi begini, kadang ada teman yang suka compare "umur segini gue udah gini, lo udah apa." Atau "umur segini dia udah gini, gue udah apa, lo udah apa." Kadang di antara kita ada yang pencapaiannya sudah setinggi langit, ada yang pencapaiannya masih sedangkal kubangan air hujan. Suka sakit hati nggak sih kalo dibandingin begitu? Hehe. Padahal ya setiap orang memiliki fungsinya masing-masing di dunia ini, pencapaian nggak bisa saling di bandingkan. Misal bandinginnya, "doi udah kuliah sampe S3 di luar negeri tuh, lo udah apa?" Ya jalan hidup orang kan beda jadi gabisa di compare dong. Siapa tau yang belum kuliah S3 sampe luar negeri udah bisa bikin kedua orang tuanya tersenyum dan nggak pernah sedih. We never know the true color of people. Kita cuma tau kulitnya aja yang bisa di compare dan jadi bahan omongan, tapi jauh ke dalam nggak ada yang tahu pencapaian apa yang sudah dilakukan orang ybs sampe bisa bikin Allah cinta padanya.
Seiring pertambahan usia, saya jadi nggak merasa pertambahan usia merupakan hal spesial. Dulu banget selalu nunggu, "gimana sih rasanya 17 tahun." Ternyata cuma nambah punya ktp sama bisa nyoblos, bisa bikin atm sendiri juga sih, lumayan kalo ini sih urusan ke administrasian jadi nambah. Sekarang mau nambah jadi berapa tahun rasanya usia hanya simbol, yang berasa banget ya ketika peran dan tanggung jawab bertambah seiring bertambahnya usia. Ketika peran dan tanggungjawab bertambah, rasanya proses pendewasaan dan kenaikan level hidup lebih ada maknanya. Dan peningkatan peran dan tanggungjawab ini nggak melulu susah dicari, mulai dari hal kecil di kanan kiri aja udah cukup si rasanya. Misalnya, nggak usah susah mau keliling dunia, cukup sering-sering telepon orang tua dan kasih hadiah, InsyaAllah nanti dipermudah niatan dan jadi pintu masuk buat keliling dunia (banyakin minta doa restu orang tua dan usaha cari cara keliling dunia si ya). Atau mulai sedekah sama anak yatim piatu rutin, siapa tau nanti dikasih kesempatan buat sedekah ke anak istri suami sendiri (read: lekas diberi pendamping hidup dan penerus keluarga). Gatau kan pencapaian kecil apa yang nantinya akan mengantarkan ke pencapaian besar selanjutnya. Selagi bisa selesai dengan peran dan tanggungjawab yang kecil, siapa tau Allah nanti kasih peran dan tanggungjawab yang lebih besar. Nggak usah nunggu umur berapa, kalo kitanya peka ya siapa tau nanti Allah kasih cepet juga.
Pertambahan usia bisa aja jadi patokan untuk mengukur pencapaian kita. Tapi rasa-rasanya kepekaan untuk menambah pencapaian itu yang lebih utama. Jadi bukan umur berapa saya bisa apa. Sekarang saya mampu apa, udah bisa apa. Bukannya comparing, tapi finding. Terus mencoba untuk menemukan peran dan fitrah saya ini terlahir untuk apa. Alhamdulillah dengan begitu saya jadi lebih bersyukur sama apa yang udah dipunya sekarang ini.
2 notes · View notes
sivafaa · 6 years
Photo
Tumblr media
“My daughter was about to graduate high school when I lost my husband to a motorbike accident. She wanted to go to university but there was no one to support us. I’m an old-fashioned person. I’m not very smart. I only graduated from junior high school. But I wanted her to be better than me. I asked our relatives for help, but they all refused me. Out of desperation I approached my landlord. And she was the only one who supported us. She told me: ‘Get back on your feet so your daughter will have a chance.’ She loaned us half the tuition. The other half I earned by working morning to night. I was doing laundry. I was doing dishwashing. I was going around selling cookies and cakes. My daughter graduated recently and became a midwife. All my hard work paid off. We’ve been paying back the loan. And a few months ago she asked for my bank account number, and she’s been putting money in every week.” (Jakarta, Indonesia)
13K notes · View notes
sivafaa · 6 years
Photo
Tumblr media
Duhai para lelaki yang menamakan nafsu diatas syariat, berapakah lamanya kami dan kalian hidup di bumi ini? Amat sebentar. Sungguh bagai sekejap mata berkedip.
Aduhai para lelaki yang mengatasnamakan nafsu diatas syariat, ringankah pertanggungjawaban segala urusan kita selama disini? Berat. Teramat berat. Tak ada yang sanggup, kecuali yang diizinkan Rabbnya.
Wahai para lelaki yang mengatasnamakan nafsu diatas syariat, sanggupkah berlaku adil saat hati perempuan terluka oleh perbuatan kalian? Tak pernah tahu dalamnya luka hati para perempuan. Seperti tak ingat hari hisab yang tentu kan dihadapi dengan beban yang tak ringan.
Wahai para anak cucu adam yang mengaku ngaku hendak menjalankan sunnah, sudah lengkapkah shalat sunnah dan amalan sunnah lainnya kalian kerjakan? Jangankan shalat sunnah, yang wajib saja lalai. Jangankan menunaikan syariat yang satu itu dengan dalih menyelamatkan perempuan lain, anak gadismu saja masih engkau biarkan shalat subuhnya terlewat atau aurat yang terlihat. Belum lagi perihal hutang yang kian hari kian melilit.
Membawa bawa syariat hanya untuk yang disuka. Syariat satu ini amat terasa menggembirakan kalian, hingga perihal satu ini kalian hapal abis dalil dalilnya. Giliran dalil istri dan anak gadis menutup aurat, tak mau tahu dan abai. Dalil kewajiban membayar hutang, kalian picing mata.
Aduhai hati, demikianlah kiranya beberapa adam berlaku sembarangan terhadap syariat ini. Disaat banyak kewajiban lain yang mesti dipertanggungjawabkan, semua buram saat sunnah yang satu itu amat memikat hati.
Berat, teramat dalam rasa berat yang akan dipikul saat yang ada saja belum jelas jalan hidupnya. Berat, sungguh teramat berat betapa segala airmata telah dipaksa masuk kembali untuk kemudian kering sendiri bekasnya oleh rasa lelah.
Aduhai lelaki yang mampu menahan segenap keinginan dan amat takut dengan hari pertanggungjawaban pada Rabbnya, kalian adalah permata diatas permata yang saat ini kian langka. Untukmu kami berdoa agar kalian dikuatkan dengan fitnah fitnah akhir zaman.
@lolanyunyu
Pic : on my way back home P. S : sebuah tulisan tentang sunnah yang amat disukai para kaum adam.
47 notes · View notes
sivafaa · 6 years
Text
Mencintai
Bicara soal cinta, saya sendiri percaya cinta itu muncul karena terbiasa. Cinta nggak bisa muncul tiba-tiba. Kalo misalnya tiba-tiba namanya surprise, bikin kaget, bukan cinta (apasih haha).
Nah soal cinta, baru-baru ini saya lagi jatuh cinta sama si bayi. Sebelum-sebelumnya cinta sih, tapi kan karena masih jadi ibu baru jadi kalo misal bayinya nangis terus bawaannya putus asa gitu, sedih banget hidup gue rasanya. Lama kelamaan jadi happy-happy aja walaupun bayinya minta nenen waktu lagi tengah malem, minta diganti popok waktu lagi enak-enak bobo. Alhamdulillah ya. Di awal-awal jadi ibu baru (sekarang masih awal juga sih, maksudnya pas baru hari-hari pertama itu lho), cuma doa aja ke Allah agar dimudahkan selalu, dan dilembutkan hatinya biar selembut sutera, dimunculkan insting keibuannya biar ga putus asa meratapi nasib yang senantiasa kelelahan hehe. Perlahan-lahan rasa capek dan lelah bisa juga jadi rasa bahagia (pelan-pelan lho ya, gak langsung bahagia banget gitu). Ya Allah maha baik dan maha penyayang, dikasih rasa sayang ke hati ini untuk menghadapi si adik bayi.
Nah jadi keinget momen mencintai pasangan dulu hehe. Saya sama Bapak Suami baru kenal di tahun 2016. Kami tetangga, kakak-adik kelas, senior-junior ketika kuliah, tapi nggak pernah kenal sampe tahun 2016 lalu waktu ada acara Kelas Inspirasi Purworejo (yang mau ikutan bisa follow aku ig @ki_purworejo ya, mau dibuka yang batch 3). Nah disitu pertama kali kenal. Sebelum menikah nggak ada basa-basi yang ala-ala orang pacaran, nah sebelum khitbah juga nggak ada pdkt ala-ala dilan milea juga. Masnya waktu itu mengutarakan niat, kemudian kusuruhlah langsung bilang ke orang tua (ini setelah saya screening biodatanya dulu ya, kalo nggak lolos di saya ya nggak saya kasih izin ke orang tua). Setelah itu prosesnya dibantu orang tua dan orang-orang terdekat untuk bisa saling mengenal dalam-dalamnya seperti apa.
Nah selama menanti masa pernikahan, saya senantiasa berdoa sama Allah, "ya Allah jagain hati ini, nanti mudahkan saya untuk mencintai orang ini yaa kalo udah nikah, terus mohon senantiasa ditambah cintanya kasihnya sayangnya." Nah, jadi sebelum nikah emang nggak ada rasa yang deg-deg ser gitu. Flat aja gitu, plain gitu, tawar. Kalo ditanya sama teman gimana rasanya mau nikah, saya rasanya biasa aja ya, nggak yang gimana deg-degan atau gimana. Yaudah nikah tinggal nikah aja. Saya malah makin takut nanti kira-kira bisa menempatkan diri sebagai istri nggak ya. Nah momen ajaibnya adalah ketika usai lah itu ijab qabul, mulai dari situ ada perasaan lega dan bahagia. Udah diizinkan untuk mencintai Suami, halal kan haha. Nah mulai saat itu, saya membiasakan diri untik mencintai Masnya, untuk menyayangi, dan untuk mengasihi. Walaupun setelah berumah tangga ada up and down nya, tapi dasar cintanya Alhamdulillah nggak pupus ya, masih ada pondasinya.
Kadang saya suka keheranan sama orang yang mau mencintai mati-matian, atau cinta banget sama orang yang belum tentu jadi pasangan halalnya. Atau mencintai sesuatu yang nggak tahu itu boleh atau nggak. Soal pasangan ini saya cukup hati-hati, kalo nggak dapat izin orang tua maka lebih baik tinggalkan. Ada beberapa orang baik yang datang dan suka bikin baper sebelum nikah (yekan, saya juga manusia gitu), nah kalo misal mereka nggak ada niatan ke orang tua, saya lebih suka untuk sudahi saja. Atau misalnya janjiin mau ke orang tua, selagi belum bilang ke orang tua ya saya nggak mau ada apa-apa dulu. Lha orang Suami yang dulu udah ketemu orang tua aja, nggak saya munculkan rasa sampai ijab qabul selesai. Biar nggak sakit hati gitu, kan mending mikirin hal lain daripada mikirin hati melulu.
Nah jatuh cinta yang nggak pernah bikin sakit hati itu sebenernya cuma satu. Jatuh cinta ke Allah. Nikmat banget rasanya, cuma kadang karena saya manusia biasa suka lupa gitu, suka kelelep (Astaghfirullah). Tapi jatuh cinta ke Allah emang nggak pernah bikin kecewa sih, paling saya nya aja yang suka lupa mengambil hikmah.
5 notes · View notes
sivafaa · 6 years
Text
Ibu Baru
Tumblr media
Sudah hampir dua minggu status yang tadinya hanya menjadi istrinya suami sekarang ditambah menjadi ibunya anaknya suami (ibunya anaknya sendiri juga si). Selama beberapa hari kebelakang ini banyak perasaan-perasaan baru yang tidak pernah saya rasakan. Salah satunya adalah baby blues.
Ada beberapa orang yang mengalami masa baby blues hampir sebulan, dua bulan, atau dua minggu. Alhamdulillah saya dua hari aja cukup. Stress banget karena produksi asi terlalu berlimpah, sementara puting udah luka-luka yang sakitnya luar biasa. Terus ditambah luka bekas operasi yang suka cenat cenut sendiri tanpa diminta. Terus ditambah kesedihan karena nggak bisa bab. Ditambah lagi anaknya bangunnya rutin tiap malam, karena kebasahan dengan ompolnya sendiri. Apa lagi ya. Dua hari setelah pulang dari rumah sakit menurut saya adalah hari terberat. Karena ketika di rumah sakit biasanya kalo adiknya nangis karena pempersnya penug atau karena dia pup, tinggal pencet bel aja, suster udah dateng buat gantiin popoknya. Mandiin juga udah jadi kewajiban suster, jadi saya full bed rest dan nenenin adiknya aja. Ketika di rumah sakit, kantung asi belum selecet ketika pulang ke rumah, jadi masih nyaman dipakai untuk menyusui.
Alhamdulillah, kesedihan saya yang sampe bikin nangis histeris kaya waktu mau dioperasi SC setelah kontraksi tak tertahankan, cuma bertahan dua hari. Waktu pagi-pagi nangis di depan suami, mencurahkan segala isi hati setelah semalaman begadang menyusui dan mengganti popok. Suami cuma bilang, "ikhlas ya, lillah." Seketika saya menyadari bahwa ada Allah yang selalu menguatkan dan akan menjadikan saya kuat. Apa yang saya hadapi sekarang pasti mampu saya hadapi, kan Allah maha pengasih dan penyayang, Allah menguji hambanya sesuai kemampuan hambanya. Selain itu pasti ada rewardnya kok, baik hikmah maupun pahala jika memang saya ikhlas. Akhirnya tangis saya pun mereda, walaupun masih sedikit sesenggukan.
Di minggu-minggu awal dan bulan-bulan awal menjadi seorang ibu, dukungan suami memang yang paling mujarab. Kan kita hamil bersama ya (bukan I was pregnant but we were pregnant), nah pas anaknya lahir ya jadi orang tua bersama. Alhamdulillah ada suami yang sambil setengah sadar mau bangun bantuin saya masukin Alisha ke box bayinya setelah ritual menyusu tengah malam selesai. Atau bantuin saya buat menyendawakan Alisha sambil setengah sadar juga. Atau menggantikan popok Alisha. Walaupun suami nggak bisa nyusuin, tapi preparation nyusuin sampe closing nyusuin bisa dibantu sama Bapak Suami. Dan baby blues perlahan pergi walaupun serpihannya kadang balik lagi juga sih.
Kerasa banget ketika hari pertama Bapak suami mulai pergi bekerja setelah dua minggu cuti. Walaupun ada ibu di rumah, tapi tetep partneran sama Bapak Suami akan beda rasanya ketika sama Ibu. Ya tapi kan kewajibannya nyari nafkah yak, kewajiban saya ya bantuin Bapak Suami menjaga anaknya kita.
Oia momen paling bahagia bagi saya ketika jadi ibu baru adalah ketika si bayi kooperatif ketika nenen, dan ketika tertidur pulas. Seperti ketika sekarang saya lagi nulis isi tumblr ini. Paling nggak bisa nempelin koyo di leher sambil merasakan kehangatannya haha.
Jadi ibu baru jujur capek, tapi ada bagian-bagian kecil yang membuat ibu baru ini bahagia. Seperti liat anaknya senyum-senyum waktu menjelang tidur atau liat anaknya bengong dengerin suara angin AC.
7 notes · View notes
sivafaa · 6 years
Photo
Tumblr media
Alhamdulillah telah lahir ke bumi, menambah populasi penduduk bumi, walaupun keadministrasiannya belum di registrasi (tapi yaudah ya bisa nanti), mohon doanya teman-teman untuk Alisha Zhafira Deva yang lahir pada hari Jumat 2 Februari 2018. Semoga senantiasa bisa menjadi manusia shalihah, penyejuk bagi kedua orang tuanya dan orang-orang di dunia ini. Senantiasa dalam lindungan Allah dan bermanfaat untuk bumi dan seisinya.
Ps: foto dedeknya nggak ada, bukan konsumsi publik hihi.. jdi foto gelangnya aja yaa… nanti kalo ada kesempatan siapa tau bisa ketemu langsung sama Alisha ya 😄
2 notes · View notes
sivafaa · 6 years
Text
Learning
Dalam hidup ini aktivitas yang selalu dilakukan adalah belajar. Ketika sudah belajar, lalu bukan berarti perkara belajar itu sendiri selesai. Terkadang kita masih harus mengulang-mengulang dan mengulang lagi hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
Beberapa bulan terakhir, saya sendiri bersama Bapak Suami mencoba belajar mengenai Parenting. Gimana sih menjadi sosok orang tua yang baik. Jujur saja kadang saya pribadi masih belum merasakan jiwa orang tua dalam diri saya. Kadang saya suka menanyakan ke diri saya sendiri, "masa sih udah mau jadi orang tua."
Kenapa sih ilmu parenting ini menjadi salah satu ilmu yang ingin saya dan suami pelajari? Bagi saya setelah menikah, kami akan menjadi orang tua seumur hidup. Minimal jika diberi keturunan, InsyaAllah kami akan menjadi orang tua bagi anak-anak kami. Atau mungkin jika ada anak-anak lain, kami pun akan dianggap sebagai orang tua di kacamata mereka sehingga perlulah kami senantiasa mempelajari ilmu parenting ini.
Saya pribadi dekat dengan orang tua saya kebetulan. Nah tanpa saya sadari, saya ternyata sudah mempelajari ilmu parenting sejak saya masih dalam kandungan, tapi sadarnya mungkin ketika saya mulai menginjak usia balita. Apa yang dilakukan oleh orang tua saya seperti menjadi sebuah bekal dasar ilmu parenting untuk saya dan suami. Nah pembelajaran yang saya dapat dari orang tua saya pun tidak saya telan mentah-mentah, kan mereka belajar juga hehe, namun ada filter yang menyaring mana contoh parenting yang sepatutnya diterapkan dan mana yang tidak. Kami sendiri senantiasa bertanya pada ahli parenting, yang notabene lebih dulu menjadi orang tua dibandingkan kami. Salah satu guru terdekat tak lain adalah orang tua kami sendiri. Selain itu bacaan dari berbagai sumber terpercaya juga membantu kami dalam mempelajari ilmu parenting ini. Yang pasti nggak bisa sekali baca udah ahli ya hihi, saya sadari betul bahwa nanti pada masanya praktik menjadi orang tua juga akan menjadi media belajar bagi saya dan akan membuat saya terus belajar lagi dan belajar lagi.
Dalam proses belajar sendiri kerendahan hati merupakan salah satu hal yang tidak boleh ditinggalkan. Nah bukan berarti karena saya sudah menjadi orang tua maka apa yang saya terapkan kepada anak senantiasa benar dan terbaik. Kalo kata orang tua saya terkadang anak lah yang menjadi guru dan reminder bagi orang tuanya dalam belajar dan mengasah diri sebagai orang tua sejati. Ya namanya juga belajar, maknanya adalah terus menambah dan memperbaiki ilmu yang dimiliki. Jadi jangan sungkan untuk disalahkan dan dikoreksi hihi.
Semoga Allah memberi kemudahan bagi saya, suami, dan para orang tua lainnya dalam belajar menjadi orang tua.
4 notes · View notes