Tumgik
shenalova · 4 years
Text
Tidak Memilih
“Happy Birthday anakku, semoga kelak engkau menjadi anak yang sholehah dan ahli ibadah.”
Seperti itulah kira-kira kalimat yang dituliskan di caption foto Instagram sepupuku sebagai ucapan dan harapan untuk anak ketiganya. Anak ketiganya baru berumur satu tahun. Sebuah asa yang sangat umum dikalangan para orang tua di lingkunganku untuk anaknya. Agar kelak mereka menjadi ahli agama dan/atau ahli ibadah. Menjadi orang yang taat pada sang pencipta dan hidup dengan pedoman kitab suci yang mereka yakini. Memiliki Hablum Minallah yang sangat baik sehingga kelak akan menjadi orang yang ‘menyelamatkan’ dan ‘selamat’.
Seperti harapan yang selalu diucapkan oleh mama saya ketika saya berulang tahun atau meminta maaf kala idul fitri.
“Semoga kelak kamu menjadi orang yang sukses. Semoga kamu mendapatkan jodoh yang sholeh dan mencintaimu”
Membayangkannya saja saya tidak bisa karena jujur saja saya tidak pernah sedikitpun berharap mendapatkan pasangan yang sholeh, terlebih lagi agamis. Saya bukannya ingin mendapatkan suami bajingan. Sungguh bukan. 
Laki-laki sholeh atau agamis itu menyeramkan bagi saya karena saya sendiri bukan perempuan sholehah dan memiliki ilmu agama yang baik. Saya bahkan tidak bisa mengaji dengan lancar. Jujur saja saya tidak bangga, namun tidak malu. Bukan saya tidak mau memperbaiki ilmu agama  karena tujuan saya memiliki seorang suami bukanlah itu. Saya hanya tidak ingin hidup dan pernikahan saya ‘dihakimi’ oleh orang rohis, terlebih jika itu suami saya sendiri. Menyeramkan.
Jika saya memiliki seorang anak, saya pasti akan berharap nantinya dia akan menjadi anak yang berpikiran luas, memiliki banyak ilmu, dan bermoral. Saya harap dia menjadi orang yang bisa menerima perbedaan, kritis, dan baik. Baik dalam segala hal. Saya akan berharap anak saya menjadi orang yang cerdas. Tidak perlu menjadi ahli agama dan ibadah. Saya hanya ingin anakku kelak bahagia dan bisa memilih untuk menjalani hidupnya seperti apa. Terserah keyakinan seperti apa yang akan dia anut nantinya.
Untuk itulah, saya tidak berharap memiliki suami yang sholeh dan ahli agama. Seseorang yang berpikiran terbuka dan bermoral saja sudah cukup untuk mendukung salah satu visi saya terhadap anak kami kelak, menjalani hidupnya tanpa tekanan orang tua yang berlebih.
--
Apa tolak ukur seseorang bisa dikatakan ahli agama? Dan apa tolak ukur seseorang agar bisa disebut ahli ibadah?
Apa yang bisa didapatkan jika mereka sudah menyandang ‘gelar’ ahli ibadah dan/atau ahli agama?
Apakah menjadi seorang ahli agama dapat menjadi jaminan seseorang bisa hidup tenang dan bahagia?
0 notes
shenalova · 4 years
Text
Apa namanya?
Malang, 21 Januari 2020
Tidak ada yang benar-benar tau apa yang kamu rasakan selain dirimu sendiri. Bukan orang lain, tapi kamu. Sering kali diri tidak sadar dan belum memahami apa yang dirasakan. Apa namanya dan apa sebutannya?
Tapi jika ditanya apa yang aku rasakan saat ini, aku tidak tahu apa namanya. Kesepian? Mungkin. Hampa? Bisa jadi. Pun kepala ini tidak bisa menafsirkan perasaan yang ada saat ini. Rumit.
Tinggal di kota orang amatlah berat. Terlebih jika tidak ada kerabat. Pilihannya adalah menjadi kuat. Sendiri.
Sepi jika dirasa. Lelah jika dihitung. Lama jika ditunggu. Aku merasa. Aku menghitung. Aku menunggu.
0 notes
shenalova · 4 years
Text
No Monday Funday
Monday, 13th January 2020
So much to think So little to talk
Disappointment of the month goes to the 13th January!
Upset. Disappointed. Angry. and irritated. wrapped neatly 4 in 1. How could people talk about what they feel to others easily? How could people admit that the others had let them down?
I wanna know how they do it cause I would like to give it my best shot. I wanna know what they feel afterwards. I am disappointed right now but I can’t talk about it.
0 notes
shenalova · 4 years
Text
Everybody Hate It
Friday, 10th January 2020
Everybody hates my hair
My hair isn’t healthy and shiny like Zendaya’s or wavy as Alessia Cara’s hair. It’s more like hair of a homeless guy. Extremely dry as Sahara and crack like savana in the summer. 
It’s not even a crown for my head.
No body likes it. Not a single soul including me. Parents don’t like it. Siblings don’t like it. Boyfriend doesn’t like it. I don’t even like it.
I wanna cut my hair till nothing left and see what kind of hair it will grow. Would it be fabulous or just the same?
Highlighted hair doesn’t help me. It’s getting worst and falling apart like I had a cancer.
People’s jokes about my hair kinda left a lil scar. They laugh at my hair for its shape. Everybody do that. Family calls me punk kid and I should’ve belong to that kind of society. I don’t mind. As long as I make them laugh, I will heal myself. Not a big deal, huh?
0 notes
shenalova · 4 years
Text
Sukar
Selasa, 7 Januari 2020.
Susah rasanya bercerita pada orang lain tentang hal-hal menganggu di kepala ini. Banyak hal yang terfikir, namun sedikit hal untuk dibicarakan. Untuk apa? Iba mereka bukan ekpektasiku. Perhatian mereka bukan kebutuhanku. Dukungan mereka bukan harapanku. Sungguh.
Terdengar arogan, tapi aku hanya tidak ingin orang lain memandangku dengan tatapan simpatik mereka. Aku ingin orang lain melihatku dengan kebahagiaan. Biarkan wajah bodoh dan konyol ini menutupi fakta-fakta masa lalu yang tidak layak untuk diingat.
Tidak ada orang yang layak untuk bersedih, kecuali aku. Lingkaran sosialku harus selalu berbahagia karena mereka sangat patut mendapatkannya. Maka ketika aku bertemu dan berinteraksi dengan mereka, tidak boleh ada suasana sedih dariku.
Sering kali aku mencoba bicara jika ditanya “ada apa?”, “kamu kenapa?”, “kamu ada masalah apa?”, dan pertanyaan semacam. Banyak hal di dalam kepalaku, tapi tidak ada frasa yang mewakilkan kecuali “aku gapapa.”
Masalahku adalah masalahku, bukan masalah mereka. So, why bother telling them what happen with me? Many do not really care anyway.
0 notes
shenalova · 7 years
Photo
Tumblr media
“The Great Kaaba” - Masjidil Al-Haram, Mecca. 25 December 2016. 
1 note · View note
shenalova · 7 years
Photo
Tumblr media
“They call it home”- Medina, Saudi Arabia. 22 December 2016
0 notes
shenalova · 7 years
Photo
Tumblr media
“View from my windom” - Medina, Saudi Arabia. 21 December 2016.
0 notes
shenalova · 8 years
Photo
Tumblr media
“The sun will go down soon” Tanjung Benoa, Bali. 12 July 2016.
NOTE: All of photos in my tumblr was taken by Myself, Shena Fiosa Nofendralova.
0 notes
shenalova · 8 years
Photo
Tumblr media
“Narrow path, huh?”- Padang Padang Beach, Bali, 12 July 2016.
NOTE: All of photos in my tumblr was taken by Myself, Shena Fiosa Nofendralova.
0 notes
shenalova · 8 years
Photo
Tumblr media
“Who are you waiting for, girls?” - Taman Sari Jogjakarta, 5 September 2015
NOTE: All of photos in my tumblr was taken by Myself, Shena Fiosa Nofendralova.
0 notes
shenalova · 8 years
Photo
Tumblr media
“Please human, don’t be litter” Taman Sari Jogjakarta, 5 September 2015
0 notes
shenalova · 8 years
Photo
Tumblr media
“Ugh, dazzled” Taman Sari Jogjakarta, 5 September 2015
0 notes
shenalova · 8 years
Photo
Tumblr media
“Walking toward light” - Taman Sari Jogjakarta, 5 September 2015.
0 notes
shenalova · 8 years
Photo
Tumblr media
“Euphoria” - Bangkalan, 16 October 2016
0 notes
shenalova · 8 years
Photo
Tumblr media
“Calm down, cow” - Bangkalan, 16 October 2016
0 notes
shenalova · 10 years
Photo
Tumblr media
"King of Baloons" - Sidoarjo, 16th March 2014-
0 notes