Tumgik
rrwang · 6 days
Text
0 notes
rrwang · 6 days
Text
Melebur Luka
Kita adalah dua orang yang lupa pada asal mula awal berjumpa. Di balik keriuhan canda kita, di dalam pelukan - pelukan hangat setiap malam atau pada sunyi yang kita ciptakan tanpa sengaja, ada luka yang pernah dengan susah payah kita tutup rapat-rapat.
Tentang bagaimana aku menangisi masa lalu itu setiap malam. Begitu juga kamu yang dengan susah menciptakan temu yang tak pernah berujung empat tahun silam. Kita sama-sama tahu, pada luka masing-masing.
Kita hanya dua manusia yang saling mencari. Pada pundak siapa seluruh lara akan luruh. Berganti bahagia yang tak berusia.
Langit abu malam itu, seolah semesta maha tahu segalanya. Pada kita yang saling mencari jawaban pada sorot mata putus asa, luruhkah laramu denganku ?
Tumblr media
0 notes
rrwang · 2 months
Text
Hadiah Kebun Teh
Hari itu adalah hari penting. Sidang kelulusanku. Seharian jantungku naik turun, sekuat tenaga kucoba tenangkan sendiri. Sembari menunggu hadirmu, seperti janjimu seminggu yang lalu. Sampai aku masuk ke dalam ruang badai itu, aku tak melihat hadirmu. Kucoba ingat sekali lagi..tidak, aku tidak mungkin lupa memberitahumu tentang hari ini.
Empat puluh menit badai itu lolos ku lalui. Semua orang menyambutku di depan pintu dengan pelukan ucapan selamat. Mataku melihat sekeliling, mencari sosokmu di antara mereka. Kaos hitam motif daun ganja yang populer ketika itu kutemukan di ujung lorong sebelah kiri. Ternyata kamu tidak lupa tentang hari ini. Aku berjalan setenang mungkin, padahal dalam hatiku ingin rasanya aku berlari kencang serta merta ke arahmu.
“Gimana ?” tanyamu dengan tatapan was-was.
Aku tidak sanggup menjawabnya. Aku hanya mengangguk dan tanpa sadar air mataku berlinang. Kamu merengkuhku erat, sebelah tanganmu mengusap puncak kepalaku, lirih ku dengar kamu mengucapkan selamat. Membuat air mataku semakin banjir tidak terkendali. Pelukanmu semakin erat, dan terbenam di dalam mu seperti ini adalah waktu favoritku.
~~~~~~~~
Hamparan luas kebun teh membentang. Udara dingin disertai angin berhembus menembus kulit, aku bergidik. Tanganmu berpindah ke bahuku, menghangatkan.
“Seneng udah lulus ?” tanyamu seraya menatapku dalam. Ku anggukan kepala yakin sebagai jawaban.
“Kenapa tiba-tiba ajak ke kebun teh?” tanyaku penasaran. Kamu tersenyum hangat. Menatapku seolah pertanyaanku barusan adalah lelucon.
“Hadiah buat semua jerih payah kamu, hadiah buat yang baru aja lulus. Selamat ya.” jawabmu tulus. Genggaman tanganmu mengencang. Aku menghambur memelukmu. Bagaimana saat itu aku senang dengan kehadiranmu. Bagaimana aku luluh dengan semua sikapmu. Bagaimana segala kekacauan sebelum ini selalu menjadi tenang saat kamu meyakinkanku bahwa ada kamu dan semua akan baik-baik saja.
Nilai A dan kehadiranmu di hidupku adalah hadiah terindah sepanjang tahun itu.
0 notes
rrwang · 2 months
Text
Satu Sore di Tahun 2016
Aku sibuk berjalan di atas bebatuan, setengah mati menjaga keseimbangan meskipun aku tahu ada kamu yang siap menopang di belakang. Sore itu seperti biasa, pukul 3 hari Sabtu adalah waktuku denganmu. Entah kapan awalnya, ternyata ini bulan kelima kita bersama. Dan sejak saat itu, Sabtu menjadi hari favoritku sepanjang masa. Desir angin bertiup kencang, ku rapatkan parka yang melekat di badanku, ketika sedetik kemudian kamu merengkuhku dari belakang.
Tenang, sudah pasti hangat jika denganmu, ucapku. Kamu menatapku dalam, memastikan tidak ada kebohongan disana.
Aku yang selalu penuh dengan sikap manismu. Merasa kecil atas semua usahaku yang kurasa begini-begini saja. Kamu yang selalu sibuk memberi dan mencari, sedangkan aku bagian iya-iya saja dan terserah kamu saja. Asal dengan kamu.
Masih ada aromamu tersisa di sudut-sudut parka dan telapak tanganku. Terima kasih untuk hari ini dan Sabtu sore lainnya. Aku akan terus menghitung enam hari ke depan dengan kesabaranku yang masih juara satu, untuk kita bertemu lagi.
Tumblr media
0 notes
rrwang · 4 months
Text
Hidup ini cuma soal bertahan.
Sampai kapan, ya buktinya sampai hari ini.
1 note · View note