Tumgik
khakiku · 7 years
Text
Aku rindu rumah.
Meski rumah itu tak pernah dekat dengan kata rapi. Meski setiap kali habis dirapikan, harus kembali berserakan.
Mereka membuatku merasa nyaman, aman, dan bahagia ada disana.
Aku rindu rumah
Aku rindu mamak
Aku rindu ayah
Aku rindu abang
Aku rindu kamarku
Aku rindu semua yang ada disana
1 note · View note
khakiku · 8 years
Text
Fase Kehidupan Baru
06 agustus 2016
Pagi itu, sekitar pukul 09.00 wib.
aku baru saja selesai dirias. iyaaa,,, dirias....
rasanya seperti mimpi. hari ini, aku akan menikah dengan seorang pria yang ku kenal lebih kurang 10 tahun belakangan. lelaki yang menjadi pacar pertamaku saat duduk dikelas satu SMA. Lelaki yang pernah menjadi pacar, mantan pacar, musuh, kakak, teman, dan bahkan sahabat. Lelaki yang tak pernah terpikir akan menjadi imam dalam keluargaku.
iya.
lelaki itu.
Lelaki yang aku cintai yang kuharap mampu membawa ku menuju surgaNya. Lelaki yang aku cintai setelah ayah. Lelaki yang menggantikan tugas Ayah. Lelaki itu, Lelaki yang akan menemani ku hingga akhir hayat...
Suami ku,,
Terima kasih sudah menjadikan aku istrimu.
Terima kasih sudah memilihku menjadi bagian dalam kehidupanmu.
Menjadikan aku perempuan yang kau cintai, yang akan membimbing anak-anakmu kelak..
Maafkan aku suamiku..
Karena aku tidak sesempurnya nya wanita.
Aku tidak terlalu cantik. Aku bukan wanita shaleha. Aku tidak begitu pintar.
Tapi denganmu, insyaAllah.
Aku ingin menjadi istri shaleha yang bisa kau bimbing, menjadi ibu yang pintar untuk anak-anak kita kelak, dan sekaligus menjadi sahabatmu hingga akhir waktu.
Bimbinglah aku sayang....
Kita raih surgaNya, bersama-sama...
dengan cinta,
istrimu.
1 note · View note
khakiku · 8 years
Text
Mengorek kenang(an)
Siang ini, lagi. Otak memberi ku perintah untuk mengusik kenangan. Dimulai dari notifikasi facebook tentang kenangan yg sudah dilewati. Disalah satu statusku, terlihat namamu ikut mengomentari. Iseng, ku baca. Lalu aku senyum sendiri. Kemudian ego, menyuruhku membuka profilmu. Entah untuk memenuhi kepuasan apa. Kubuka lagi setiap tulisan tulisanmu. Sampai akhir. Ternyata, banyak yang tak ku tahu tentangmu dulu. Banyak yang terlewatiku. Ternyata aku tak begitu mengenalmu dulu. Tentang cintamu yang begitu besar(walau bukan untukku), tentang pengorbanan, perjuangan, bahagia, rasa sakit. Ada yang terusik di segumpal daging dalam tubuhku, hati. Marah, dongkol, kecewa, sakit, entah untuk apa dan karena apa. Selalu seperti ini, kalau sedikit saja tak sengaja terusik atau ada yang sengaja mengusik tentang masa lalumu. Tak jarang bahkan aku sendiri yang mengusiknya. Lalu hari ini aku tersadar. Betapa egoisnya aku. Aku pun pernah menitip hati pada orang lain. Aku pun pernah menaruh harapan pada yang lain. Aku pun pernah mengucap janji dengan yg lain. Aku pun pernah mencintai bukan dirimu. Harusnya aku sadar, kau pun pernah berusaha mengambil kembali hati yg kau titip untuknya,sama seperti aku dulu. Harusnya aku sadar, kau pun pernah berusaha mengikis harapan yang sudah sangat tebal, sama seperti aku Harusnya aku mengerti, kau pun juga pernah perlahan mulai membiasakan diri dengan mulut-mulut orang lain yang mengusik kenangan yang kau simpan, sama seperti aku. Harus nya aku tau, kau pun merasa terganggu saat ada yg berusaha mengorek lukamu walaupun sudah mengering, sama seperti aku. Maaf untuk keegoisanku selama ini. Sering aku lupa, proses yg kau lewati hingga kau bisa pada titik sekarang ini. Harusnya aku bahagia, karena kita sudah berhasil melewati semua proses itu. Tak perlu kita usik lagi. Kita sudah berada ditempat kita. Tak perlu hiraukan orang lain,yang usil mengusik masa lalu. Bahkan diri kita sendiri. Kita harus sibuk dengan masa depan. Maafkan aku terlalu sibuk mempelajari masa lalumu, hingga kadang aku lupa bahwa semua itu tak berarti lagi. Sebab kita, sudah merancang masa depan. Maafkan aku. I love you, calon suami ku. 😉😉😉 (12 Juli 2016, dari ku wanita egois yang kadang suka menyakiti diri sendiri. Ini yang terakhir)
0 notes
khakiku · 8 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
2K notes · View notes
khakiku · 8 years
Text
Ragu itu tak hanya datang sekali dua kali. Ia kerap menghampiri. Mengganggu fikir yang kadang entah lari kemana. Mengusik hati yang sedang berusaha meyakinkan diri. Ragu itu semakin sering menampakkan diri. Melalui prasangka - prasangka yang kadang sangat keterlaluan. Aku sadar. Dua rakaat belum ku lakukan. Aku mengambil keputusan tanpa bantuan si empuNya. Aku terlalu sombong. Karena itu lah kerap ragu mengambil alih. R. Perempuan yang sedang dipenuhi keraguan.
0 notes
khakiku · 8 years
Text
Betapa sungguh kecil sekali diri ini. Lalu kenapa harus membanggakan diri? Banyak yang harus diperbaiki. Mata, mulut, telinga, juga hati. Bukankah tugas kita di dunia ini hanya satu, yaitu menjadi hamba Allah yang beriman kepadaNya. Lalu, apa lagi yang ku cari? Sebab dunia ini hanya sementara….
“ Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu…” (QS. Al-Hadid, 20)
0 notes
khakiku · 8 years
Text
Malam ini, lelaki itu, lelaki yang sudah kukenal sejak 10tahun belakangan lagi-lagi membuat ku jatuh cinta. Membuat sekitaran mataku memanas, merah, lalu kemudian memproduksi buliran air mata. Iya, tanpa kusadari lelaki yang kusadari sangat kucintai ini membuat ku menangis bahagia. Selamat malam sayang, terima kasih atas kasih sayang dan cinta yang kau berikan untukku. Tetaplah seperti ini. Genggamlah tangan ini semampumu. I love you, hifzi . Dari perempuan bandel yang susah sekali menuruti permintaanmu yang jelas jelas untuk buat ku lebih baik. Seperti malam ini, keiinginan ku yang mulai malas olahraga dikalahkan dengan kejutanmu dengan sebuah jam.
0 notes
khakiku · 8 years
Quote
Berhentilah menghina Tuhan dengan perkataan "Aku cuma begini, mana mungkin aku bisa.....". Ya, berhentilah menghina Tuhan. Tuhan itu Maha Segalanya. Semuanya bisa terjadi padamu, bahkan hal yang diluar dari kemampuanmu. Percayalah.
R.
0 notes
khakiku · 8 years
Photo
Berkhusnudzonlah kepada Allah.. Hilangkan semua seudzon yang ada dibenakmu. Karena yang baik itu datangnya dari Allah,sedang yang buruk datangnya dari dirimu sendiri.
Tumblr media
Wahai diri,
Usah berhenti untuk meminta, Kerana Allah itu tidak akan pernah memungkiri janji.
Sungguh, Allah itu Maha Pengasih-Maha Penyayang,
Lihat kembali, Siapa diri ini denganNya,
Lihat kembali, Apa yang masuk ke dalam perut tiap hari,
Lihat kembali, Ke mana sisa masa telah habis tiap hari,
Lihat kembali, Apa yang diungkapkan lidah tiap hari,
Lihat kembali, Agama yang mahal ini, Apa yang telah diberi,
Sungguh, Muhasabah itu lebih baik, Dari terus mempersoal mengapa berlaku, Begitu dan begini.
Wahai diri yakinlah, Allah itu Maha dekat, Sedang diri sendiri, Yang menjauh dariNya,
Wahai diri, Teruskan berlari-usah berhenti, Demi kejar redha Ilahi.
KUAT dan SABARLAH wahai diri.
Semoga Allah memelihara kita dalam mencari keredhaan dariNya.
Wallahhu Ta'ala A'lam.
#thedaiegraphy #dakwahituseni #harinidahingatmati #abuhanifah #muhasabah #muhasabahdiri #dakwahmudah #pahalaproject #my_genggua #ikutcarakita #themalaya_ig #igmalaysia #igersmalaysia (at Taman Bunga Negara Seksyen 27 Shah Alam)
487 notes · View notes
khakiku · 8 years
Quote
Hanya berharap terlelap digelapnya malam dingin yang menusuk tepat diulu hati. Menutup mata yang terlalu lelah menatap asa. Aku lelah. Biarkan aku menikmatinya dialam mimpi. Hiburlah aku. Dan aku akan bertahan. Hingga esok, mentari akan membangunkan ku kembali.
R.
0 notes
khakiku · 8 years
Text
Barakallaah.. Semoga istiqamah..
Cerpen : Suara Itu
Aku pernah merekam, lebih tepatnya menjadi saksi perjalanan hidup seseorang. Suatu hari, sewaktu kami sekeluarga selesai menghadiri acara reuni di kampus istriku. Aku duduk di pelataran kampus di dekat gerbang utama, menemani si kecil yang asik bermain balon udaranya. Istriku sedang bercengkerama dengan rekan-rekan semasa kuliahnya tak jauh dari kami.
Sesekali rekannya itu berkenalan dengan kami, terutama putri kecil kami.
“Duh manisnya, siapa namanya?” tanya salah seorang dari mereka.
“Karismaning Mentari, Tante.” aku menyuarakan jawaban dari putri kecil kami yang memang belum lancar berbicara.
“Cantik sekali namanya,” ujar salah satu dari mereka. Istriku meraih putri kecil kami dan mencandainya.
Aku memerhatikan sekitar pelataran itu, bermaksud membeli sedikit makanan ringan yang dijual oleh kaki lima. Aku melihat temanku keluar, artis yang kini menjadi penyanyi yang naik daun. Teman lama yang ku kenal di organisasi kepemudaan semasa kuliah beberapa tahun yang lalu. Kami berpelukan dan saling sapa.
Aku yang memang sedang mengantri beli makanan ringan. Dia mengeluarkan uangnya untuk bersedekah ke bapak-bapak yang dari tadi duduk di sebelah gerobak jualan itu. Temanku berjongkok dan hendak memberikan sedekahnya.
“Terima kasih Nak, apakah kamu tadi yang menyanyi di panggung itu?” tanya bapak itu.
“Iya, Kek.” Jawab temanku.
“Siapa namamu?” tanya bapak-bapak itu.
“Utara, Kek.” Jawab temanku sambil tersenyum.
“Masyaallah, indah sekali suaramu itu Nak. Bayangkan betapa indahnya suaramu itu bila digunakan untuk melantukan ayat suci.” ujar bapak-bapak itu dengan ringannya. Sambil menepuk bahu temanku itu.
Temanku tidak menjawab sama sekali. Diam seribu bahasa. Aku yang sedang menunggu pesananku selesai pun ikut diam. Aku melihat raut muka temanku, semacam ada petir yang menyambar.
Hidayah itu memang datang dari hal-hal yang sederhana, lebih sering tidak terduga.
Ketahuilah, sejak hari itu aku tidak pernah mendengar lagi temanku itu bernyanyi. Tidak ada lagi penampilannya di panggung-panggung festival. Namanya hilang dari popularitas dunia hiburan. Namanya tenggelam seiring hilangnya dia dari peredaran. Sesekali dia main ke rumah kami, kalau aku minta menyanyi dia menjawabnya malu-malu. Saat Mentari sudah cukup besar, aku seringkali bercerita tentang paman Utara dan perjalanan hidupnya yang berubah besar hanya karena hari itu. Hari dimana ada orang yang tidak dikenal, berkata satu kalimat, dan segalanya berubah.
Paman Utara saat ini terkenal karena bacaan tartilnya yang indah. Beliau menjadi guru untuk bidang itu. Banyak orang belajar kepadanya. Aku termasuk salah satu muridnya yang payah.
Hati orang memang dalam kendali dan kuasa-Nya.
Yogyakarta, 17 Februari 2016 | ©kurniawangunadi
538 notes · View notes
khakiku · 8 years
Quote
Kadang aku bertanya-tanya, pernahkah wajahku memenuhi matamu dan keberadaanku meracau pikiranmu? Dan juga, adakah namaku yang paling sering kau sebut didoamu?
R.
1 note · View note
khakiku · 8 years
Text
Suatu Ketika
Dia tidak sempurna. Pun, aku sama saja. Kami hanya berusaha saling menerima. Mengurai masa lalu. Mengikhlaskan kecewa. Bahu membahu memperbaiki buruk dan salah dalam diri.
Kami bicara. Bicara. Bicara. Bercerita. Berbagi tentang rasa. Pada akhirnya, memang segalanya bisa. Selalu ada jalan kebaikan untuk menuju kebenaran.
Bukankah bersama artinya percaya? Untuk melangkah pada tujuan yang seirama. Untuk menjadikan masing-masing sebagai tempat pulang. Untuk menggapai mimpi-mimpi yang tidak dapat dicapai sendiri. Menjadi satu jiwa dalam raga yang berbeda.
Bukankah bersama artinya saling menghormati? Berbeda kepala. Berbeda harap. Berbeda butuh. Kompromi dan janji menjadi jembatan pengertian. Saling menjaga, bukan menjatuhkan. Tidak ada menang kalah. Tidak ada atas bawah. Tidak ada alasan untuk tidak saling mendengarkan.
Suatu ketika, ketika masa itu tiba, semoga aku tidak lupa. Semoga dia mau membaca. Kami hanya sama-sama percaya, segala hidup tertuju pada-Nya. Kami hanya sama-sama meyakini, bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Maka, bagaimana bisa kami tidak berusaha dan lupa berdoa? Sungguh, semoga jalan kami selalu diluruskan.
161 notes · View notes
khakiku · 8 years
Quote
Rindu itu berbisik, jangan terlalu sayang nanti merasa malang. Belum saatnya hati berlabuh karena ia belum melempar sauh.
K. Aulia R. (via ourmetime)
140 notes · View notes
khakiku · 8 years
Photo
Tumblr media
Life really does move fast… don’t forget to enjoy it. Happy November. <3
15K notes · View notes
khakiku · 8 years
Text
Hujan
Entah karena apa, hujan selalu saja dihubung-hubungkan dan sengaja dihubungkan dengan kenangan. Entah bagian mana yang membuat mereka saling bergubungan. Tetapi yang ku tau dan ku rasakan, hujan selalu memberikan cerita yang berbeda-beda. Pun pula malam ini. Hujan membawaku jauh pergi menuju kenangan yang tersimpan pada tempatnya. Memaksaku kembali mengingat semua hal-hal yang sudah jauh terlewati. Dinginnya malam seakan mengingatkanku betapa kita hanyalah seonggok daging yang bernyawa dan tak memiliki kuasa. Kita hanyalah makhluk yang cuma mampu berencana dan memiliki keinginan. Karena Dia lah, pemilik semesta dan segala isinya, penguasa hati tiap manusia, yang menentukan apa yang harus kita dapati. Mengingat lagi luka, harapan yang tak kesampaian, ingin yang terabaikan, cinta yang terlupakan. Hujan kali ini. Bersyukur atas semua yang sudah terjadi, berdoa semoga harapan baru diridhoi, semoga cinta yang sekarang lebih mendekatkan ku padaNya, harapan-harapan, keinginan keinginan, juga tujuan akhir. Juga hujan kali ini. Terima kasih hujan. Kau membuatku kembali belajar dan bersyukur. Belajar dari masa lalu, juga bersyukur akan cinta yang sekarang.
1 note · View note
khakiku · 9 years
Text
Telah kutinggalkan mimpi - mimpiku jauh disana, ku kesampingkan ambisiku, kubakar egoku, hanya demi sesuatu yang aku sebut dengan cinta. Yang aku harap bisa lebih membahagiakanku dari segala mimpi dan ambisiku. Semoga.
0 notes