Tumgik
heyranting · 5 years
Text
film
wah, hari ini aku nonton film temanya kekerasan, pembullyan, dan pelecehan seksual. seketika jadi teringat kehidupanku sendiri. mungkin ini yg bikin aku jadi nostalgia hahaha benar benar. tadi aku nonton film korea judulnya my little baby, jaya. ini ceritanya tentang seorang siswi sekolahan yg hidup berdua dengan ayahnya yg apa ya sebutannya, keterbelakangan mental? pokoknya ayahnya gagap dan jalannya agak aneh(?) dia baru masuk sekolah seni, tapi krn si cowo godain duluan dan mereka berhubungan, pacar si cowo ngamuk dan dibully gitu deh. yg cowonya juga gatau diri, iya dia ditipu sih katanya bisnis pakaian di mall padahal cuma dagang pakaian di pinggir jalan aja. tapi emang pantas diperlakukan gitu? tokoh utama cewe diperkosa berrgilir, dijual ke om om, dikencingin, pokoknya ngeri dah. untungnya si para cowo brengsek itu endingnya dibunuh sama bapaknya walau kurang puas. kalo aku jadi bapaknya aku bakal kebiri satu satu dan aku jejalin ke mulut mereka masing masing, dan yg cewe aku bakal potong rambut mereka lempak lempak, kasih cairan asam sulfat lebih banyak. kalo film yg satunya lagi judulnya sowon (hope) tentang anak sd yg diperkosa brutal sama residivis. dia udh bolak balik masuk penjara. gila. sampe anak kecilnya cacat permanen, duburnya hancur sampe ususnya keluar, dan dia bakal hidup selamanya dengan kantung di perut. pelakunya dipenjara 12 tahun, cerita ini katanya dari kisah nyata. dan pelaku bakal bebas tahun 2020 yg mana anak kecil ini baru umur 20 tahun. ga cukup dipenjara doang, yaampun, kebiri aja kenapasih. biar ga ngacengan jadi manusia bangsat.
0 notes
heyranting · 5 years
Text
Aku hidup dalam mimpi, dunia itu keras, dunia itu kejam, aku ga mau hidup kayak orang orang? ga mau kerja, nikah, kayak yg lain? nyari laki laki yg jelas masa depannya, pns, pertamina. aku ga ada keinginan menikah. bahkan duniaku sudah berhenti sejak oktober tahun lalu. kenapa selalu uang, uang, uang? kenapa harus finansial finansial finansial? apakah kebahagiaan itu berdasarkan kekayaan material yg dimiliki? aku cape. tapi aku tau apa tanggapannya kalo aku bilang cape. aku ngapain sih?  ga ada kerjaan, pengangguran, kuliah ga selesai selesai, di rumah cuma masak nyuci gitu gitu aja. otaknya dalam kamar  terus ga keluar keluar ketemu orang, apa ibu bahkan peduli apa yg aku rasain? apa tau apa yg aku rasain? bukan aktivitas fisik, tapi isi pikiran dan hatiku. 23 tahun aku hidup gada satupun hal yg mnynangkan yg aku ingat. aku ga suka dibanding bandingin, sama redo, sama fira, sama getha, sama iis, sama mas ivan. aku keterbelakangan mental kan? ibu sendiri yg bilang gitu, aku ga akan pernah lupa omongan ibu pas aku kecil. aku ga akan pernah lupa pas mas ivan suruh aku buka baju yg katanya mau gambar aku dan ngasih liat banyak gambaran orang telanjang. aku ga akan lupa pas aku disuruh tidur tengkurap dan mas ivan di atasku. aku ga akan lupa kepalaku yg dihantam ke dinding sampe berdarah, aku ga akan lupa rasanya angin yg berhembus di mukaku pas aku tidur dan bantingan tang besar yg hampir kena mukaku yg jaraknya beberapa inci. aku ga akan lupa rasanya ditonjok sampai gigiku patah. dan yg lainnya ga bisa aku sebutin satu satu. aku ga akan lupa yg dipukul sampe aku gantian ngelindungi mukaku pake tangan yg lainnya krn tanganku yg kena pukulan udah ga kuat nahan, “biar dua tanganku kena sakit, ga satu tangan aja yg hancur” aku ga akan lupa semuanya. kalian ga akan pernah tau rasanya hidup seumur hidup selalu terngiang ngiang itu semua. sampai rasa iri sama teman pas ngebanggain ayahnya. sampai sekarang. rasa iri yg tiap pulang atau pergi sekolah diantar ayahnya, diangkat ayahnya, dipeluk ayahnya, tertawa bersamanya. dan rencana bunuh diriku bulan oktober tahun lalu, apa lebih baik aku lakuin tahun ini? bunuh diri di mana jejakku ga akan keliatan, biar orang ga sibuk ngurus pemakaman dll. oh, tapi emang ada yg mau? kalian tau, tiap aku ngeliat pisau atau cutter, aku selalu ingin memotong pergelangan tanganku. aku gamau ngiris, cutting kayak orang. aku ga bisa sayat sayat seperti mereka yg berbekas seperti itu. kurasa ketika aku melakukannya pertama kali aku malah akan langsung memotongnya menembus nadiku dan membiakanku kehabisan darah. tapi kurasa itu akan membuatku kesakitan lebih lama. aku udah cukup ngerasain rasa sakit. aku gamau mati dengan kesakitan lagi. dengan cara apa ya?
0 notes
heyranting · 5 years
Text
AKU BENCI HIDUPKU DAN SEMUA YANG ADA DI  DALAMNYA.
0 notes
heyranting · 5 years
Text
terakhir kali aku nangis bersuara?
sial, ingatan pas sd paling membekas yg tiap aku nangis bersuara langsung ditampar dan berdampak sampe skrg, tiap nangis ga pernah  bersuara lagi  sampe  skrg. mau dipaksa bersuara juga gabisa. aku benci dia, seandainya ga ada hukuman membunuh orang dia sudah mati sejak lama. aku sudah hidup dalam kebencian selama lebih dari 18 tahun. sampai kapan ini berakhir?
0 notes
heyranting · 5 years
Audio
mood right now, seperti sedanng memutar roll kehidupanku. terulang lagi dan lagi tiada akhir
0 notes
heyranting · 5 years
Text
Aku rindu diriku yang dulu, yang ceria, aktif, senang berbicara depan umum, dan semuanya.
0 notes
heyranting · 5 years
Text
Anak
Membaca, menulis
Berbicara, merangkak
Berjalan, berlari
Kepatuhan, sukarela
Demi balas budi
Keterikatan
Benang merah
Membelenggu
Kejenuhan, investasi
Tiada apresiasi, lihat atas
Berontak
Boneka
Berbakti.
-ranting
0 notes
heyranting · 5 years
Text
Sendiri
Jejak dalam luka
Kebahagiaan fana
Sadar namun acuh
Kepalsuan
Mengisi kekosongan diri
Meringkuk dalam kelam
Menunggu baik
Uluran tangan sesaat
Tanpa berpikir lain
Bodoh atau lugu?
Ketiadaan tidak meninggalkan bekas
Tak diharapkan.
-ranting
0 notes
heyranting · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Yah, walaupun bukan koki handal aku sudah melakukan yang terbaik. Setidaknya cukup aman untuk aku makan sendiri. Hehe.
0 notes
heyranting · 7 years
Text
Makan tuh gengsi!
Kurasa itu adalah quote yang tepat untukku. Bagaimana tidak, sudah tau lagi krisis tahan diri belanja karena uang 50 ribu harus cukup sampai akhir bulan oktober aku malah beli makan ayam goreng. Padahal udah ada bahan sayur mayur dan tempe di kamar. Semua berawal dari mas mas ganteng itu! *geram*
Awalnya lapar dan kepengen makan tahu krispi goreng. Satu tahu krispi harganya 1000, nah karena pas tadi aku beli sarden dan tepung ada angsulnya 2000 rencananya aku mau beli 2 tahu aja. Terus dimakan pake nasi. Taunya aku kaget ada sesosok mas mas ganteng, ramah dan aktif menyapaku. Oh my, dia ganteng! Pas aku perhatikan dia mirip sama bapak penjual ayam dan tahu krispi itu. Kenapa dia muncul sekarang? Kenapa ga nanti aja pas aku banyak duit? Seperti itulah gambaran yang ada di pikiranku tadi. Aku yang awalnya udah menyiapkan selembar uang 2000, mengantonginya lagi dan menarik selembar uang 5000. "Dada ayam satu sama tahunya satu ya" refleks aku memesan itu ketika mas ganteng itu menanyakan pesananku. "Oke" jawabnya dengan sigap. Dia memberikanku pesananku dan sambil tersenyum mengatakan terima kasih. Aku membalas dengan senyuman juga, mungkin dapat terlihat ada semacam bunga bunga bermekaran di sekitarku saat itu. Akan tetapi hatiku menangis *halah lebay*. Padahal uang 5000 itu bisa kubuat beli tahu 2 bungkus yg isinya 5 perbungkusnya dan satu bungkus ponpon (rempah-rempah). Padahal kan aku bisa buat tahu krispi juga, makanya tadi aku belu tepung bumbu serbaguna. :( Gengsiku menguras dompetku. Ga mungkin kan aku bilang "Mas, beli tahunya 2 ya". Malu lah! Kalo yang sama bapaknya aku berani aja, malah kadang aku minta dilebihin sambelnya *gatau diri*. Oke, lain kali tahan diri ya aku!!
0 notes
heyranting · 7 years
Photo
Tumblr media
Hei, ini adalah blogku, kan? Jadi aku bebas mau posting apa saja asal tidak melanggar hukum. Baik, ini bukan pamer (atau mungkin?) aku cuma mau menunjukkan hasil masakanku yuhuu. Salah satu makanan favoritku! Bukan, bukan tempe. Bukan tumis kangkung juga. Tapi ikan! Aku sangat menyukai ikan, tapi aku agak malas mengolahnya jadi aku biasanya kalau dirumah tinggal goreng aja. Ibuku yang membuat bumbunya. Lalu, ini apa? Bukannya aku di kost? Ya, ikan itu aku bawa dari rumah haha. Ikan itu enak banget, mau digoreng dipindang dibakar semuanya enak. Sayang banget kalo kamu alergi atau ga bisa makan ikan :(
0 notes
heyranting · 7 years
Text
1 | Selamat Datang
          Hi, it’s me. Ranting. Ini adalah dunia dalam versiku. Kebenaran dalam versiku. Di mana dunia berjalan dengan sistem yang berdasarkan pada apa yang aku rasa dan aku lihat. Hal-hal yang terjadi di sekitarku, orang-orang, peristiwa, dan semua insiden yang terekam dalam memori otakku saat ini. Ya, aku terinspirasi menceritakan diriku dari serial 13 Reasons Why di mana ada seorang anak sekolah yang bunuh diri dan merekam alasan dia bunuh diri dalam kaset. Tenang, aku tidak akan bunuh diri setelah menulis ini. Aku tidak se desperate itu. Apa kamu bertanya-tanya kenapa aku menulis di blog dan bukan merekam suaraku di kaset? 1. Benda-benda semacam itu sudah tidak ada lagi di tempatku 2. Suaraku jelek 3. Ayolah, ini versiku. Terserah aku mau menceritakannya dalam bentuk apa, kan? Lagipula aku belum menontonnya sampai habis, baru sampai pada episode 11. Tidak usah berlama-lama lagi, ceritaku ini dimulai pada saat aku KKN (Kuliah Kerja Nyata). Kalau kamu seorang mahasiswa terutama yang sedang menyusun skripsi pasti melewati momen ini. Di mana kebanyakan cinta tumbuh dan kandas di saat KKN. Haha. Klise.
          Aku adalah seorang mahasiswi yang berkuliah di sebuah Universitas Negeri yang tahun 2017 ini baru saja naik akreditasi menjadi A. Jangan menebak-nebak dengan menyebutkan Universitas ternama di Indonesia karena itu salah besar. Aku kuliah di Universitas yang terkenal di daerahku tapi belum terlalu di kenal seluruh Indonesia. Tetap saja, kuliah di Universitas berakreditasi A cukup keren, bukan? Aku menjalani hidupku dengan biasa-biasa saja selama 6 semester. Hidupku biasa-biasa saja dengan percintaan yang biasa-biasa juga ditambah teman yang biasa-biasa. Welcome to my life, guys. Hidup yang sangat standar. Kalau kamu menyesal sampai sini karena hanya untuk membaca kisah hidup seorang perempuan yang kosong, silahkan tutup blog ini dan lihat blog lain yang menceritakan kehidupannya yang mengasyikan. Aku hanya menceritakan kejadian-kejadian yang sudah sering terjadi di sekitar kita dan mungkin kita sebelumnya tidak terlalu mempedulikannya sampai sekarang. Bahwa hal sekecil apa pun yang kita lakukan dapat merubah seluruh hidup seseorang. Baik cinta maupun benci. Serta bullying.
0 notes
heyranting · 7 years
Text
#2 Kamu, Iya Kamu Stranger yang Mencuri Hatiku!
          Sudah kuceritakan bahwa aku berteman dengan seorang stranger dari aplikasi anonim. Aku ga pernah ber kalau dia akan menjadi pacar pertamaku. Iya. PACAR PERTAMAKU! Mungkin kalian akan menganggap aku orang yang aneh karena bisa jatuh cinta dengan sosok yang belum pernah aku temuin. Tapi, ini nyata. Berawal dari postingan tentang lagu RAN – Pandangan Pertama, kami move chat setelah sebulan chat secara anonim di aplikasi anonim ini. Tapi, setelah move ke media sosial kami mulai lost contact. Dia baru balas chatku seminggu kemudian, dan itu terus berlaku selama sekitar dua bulan. Aku pikir hubungan kami selesai sampai di sini, tapi aku bersikeras untuk tetap mempertahankan jalinan pertemanan kami. Mungkin kamu akan berpikir aku ini orang gila yang begitu antusiasnya bercerita tentang stranger yang bahkan aku ga tau apakah dia benar-benar orang Bandung atau bukan, apakah kami benar-benar seumuran atau ga, bahkan aku ga tau pasti apakah dia seorang laki-laki. Tapi entah angin apa yang membuatku mempercayai semua yang dia katakan. Apakah aku dihipnotis? Mungkin. Tapi ketika aku chat dengan dia, aku merasa sangat senang dan merasa kalau kami ini sudah berteman sejak lama. Hingga pada suatu hari kami sama-sama online di media sosial tersebut dan dia membalas chatku dengan cepat, aku ga perlu menunggu selama seminggu untuk melihat balasan chatku.
           Kurasa dia mulai dapat feeling, dalam chat dia seperti asik mengobrol denganku. Aku pun semakin menyukainya tapi masih sebagai seorang teman. Kami berbalas-balasan chat tiap hari, tiap jam, tiap menit, hingga kalau aku boleh lebay dikit aku bakal bilang dia membalas semua chatku hanya dalam hitungan detik. Apa yang kami bahas? Banyak. Tapi lebih sering aku yang memulai topik, dia sendiri yang bilang ke aku kalau dia itu orang yang membosankan jadi dia sudah minta maaf duluan kalau obrolan kami ga bakal menarik tapi aku menolak.Aku menganggap dia itu orang yang mengasyikkan. Tapi kalau boleh jujur sih, ada saat di mana aku merasa seperti mengobrol sendiri, tanpa ada respon. Dia ngerespon sih, tapi ya sebatas “iya wkwk”, “oh ya?”, dan berbagai balasan yang singkat padat dan jelas. Oh ya, dia itu jarang sekali meggunakan emoji. Emoji apapun itu, sedangkan aku adalah orang yang sangat sering mengekspresikan perasaanku dengan emoji seperti emoji nangis bahagia (yang emoji nangis sambil ketawa). Hingga pada suatu hari (lagi) dia mulai menggunakan emoji nangis bahagia seperti aku. Dari situ aku menyimpulkan kalau dia mulai tertarik denganku. Bagaimana aku bisa tau? Karena dari artikel yang aku baca, seseorang yang tertarik dengan kita itu bisa diliat dari arah kakinya ketika duduk, tatapan matanya, gerak geriknya yang meniru kita, tapi karena kami berjauhan jadi skip aja. Cara lainnya melalui sosial media adalah kalau dia mulai meniru gaya chat kita. And, yes he did! Dia mulai mengikuti gaya chatku. Sebenernya cara ini belum akurat, tapi biarkan aku senang kek. Lama kelamaan dia mulai benar-benar baper, dan aku juga. Kami sama-sama baper deh. Dia mengaku kalau dia mulai baper, dan aku juga. Eh, salah. Aku ga mengaku kalau aku juga baper. Aku malah menganggapnya itu hanya bercandaan belaka.
0 notes
heyranting · 7 years
Text
KEHIDUPAN
           Mau jadi orang yang lebih baik itu susah ya? Pikiran manusia itu emang susah ditebak. Di sini aku mau curhat, sebenernya apa yg diinginkan orang? Kenapa orang itu suka bergosip? Kenapa orang harus ngomongin orang lain di belakang? Kenapa gak di depan aja? Aku ini tipe orang yg introvert (mungkin, berkali-kali tes mbti kadang ekstrovert kadang introvert, tapi lebih banyak ke introvert), buat aku terlalu lama bersama orang itu bikin ga enak, entah ngerasa capek atau gimana gitu rasanya. Aku lebih suka mendem di kamar sepulang kuliah daripada jalan-jalan ke mall. Pulang kuliah, buka pintu kamar, tutup pintu kamar, dan voila! Aku merasa berada di tempat paling nyaman di dunia. Kamar kost yg sempit sudah buat aku nyaman. Aku jarang bersosialisasi juga, aku hanya keluar untuk memasak atau menjemur pakaian. Temen kost, oh salah. Mereka bukan temenku, mereka hanya orang yg aku tau aja di kost, gak kenal. Mereka itu bilang aku itu jutek, sok. Oh, aku kira karena aku jarang, mungkin gak pernah istilah tepatnya ikutan nongkrong di ruang tengah. Aku lebih suka mendem di kamar. Tapi, aku tetep senyum kok ke mereka. Kalo papasan. Beberapa hari lalu, ada yg pindah. Pas aku baru pulang kuliah, aku liat dia lagi angkatin barang. Ya aku kira wajarlah kalo aku tanya tanya, pindah ke mana blablabla. Aku cuma mau jadi tetangga yg baik. Dan kamu tau responnya? Sekadarnya aja, bahkan beberapa pertanyaanku dicuekin. Awalnya aku berniat mau bantuin pindahan tapi gak jadi deh karena aku baru ingat kalo mau bantuin pindahan barang berarti kan naik motor sedangkan aku ga punya motor. Oh oke, aku ngeganggu dia kali makanya dicuekin. Aku berbalik pergi dan hal yg paling buat aku sakit hati adalah kata-kata temannya yg bantuin pindahan pas aku pergi. “Sok akrab”. Kamu tau di situ aku sakit hati. Apa salah aku negur, apa aku harusnya cuek dan langsung masuk kamar aja? Pasang wajah bodoamat gitu ada yg pindahan? Oke, sekali lagi aku ga apa apa. Tapi, ga apa apa dari mana? Aku jadi kepikiran terus. Dari situ aku baru sadar, pas papasan dengan yg lain mereka udah pasang wajah jutek. Bahkan ga sekali aku senyum pas ketemu dan mereka malah pasang wajah sinis.
           Apa sih salahku? Tadi aku turun tangga dan kamar di depan tangga pada bukaan, tapi aku ga liat orangnya. Pas aku turun tangga, kamu tau apalagi yg bikin aku sakit hati lagi? “hey tukang akrab” . Segitunya kah aku dibenci mereka? Apa aku sudah pernah bikin mereka sakit hati? Apa aku pernah ngelukain mereka? Aku cuma mau jalin hubungan yg baik karena sesama kost. Makanya aku seenggaknya negur pas papasan, atau nanya sekedarnya aja. Kenapa? Karena kalo aku ada apa-apa, paling dekat itu tetangga, siapa lagi yg bisa aku mintain tolong kalo bukan mereka? Jadi berbaur yg bener itu gimana sih? Aku diem dikata sombong, aku negur dibilang sok akrab. Jadi kalo ketemu mending aku gausah ngeliat muka mereka aja gitu? Langsung nyelonong pergi aja? Tapi aku udah kebiasaan dari dulu kalo papasan sama orang itu seenggaknya senyum. Aku diajarin gitu, ketemu temen senyum, ketemu yg lebih tua nunduk. Itu tandanya menghormati. Jadi yg aku pelajari itu salah ya? Kamu tau rasanya? Dada itu rasanya sesak. Kayak ada satu titik yg nusuk. Lebay ya? Tapi rasanya beneran, kayak susah bernafas pas dibilangin sok akrab gitu. Maksudku buat apa sih ngomongin orang. Dibelakang lagi. Bukannya lebih bagus kalo langsung ngomong ke aku? Jadi aku bisa tau aku seharusnya gimana? Jadi aku tau di mana letak kesalahanku? Kalo aku punya keberanian, aku sudah datangin mereka yg ngomongin aku gitu dan nanya salah aku di mana. Tapi aku ga punya keberanian itu, bahkan pas mereka ngomong gitu aku rasanya sudah ga mau papasan lagi sama mereka. Pas denger mereka ngomong gitu aja aku udah nahan nangis, nahan malu kalo ternyata selama ini mereka ngomongin aku. Aku rasanya ga mau keluar kamar lagi, bahkan buat jemur baju aja aku udah ga ada niat lagi. Masak aku juga pilih beli jadi pas pulang kuliah jadi ga keluar buat masak. Aku meminimalisir aktivitas di luar kamar. Untungnya kamarku ada kamar mandi dalam. Sebenernya mau mereka itu apa sih? Aku cuma mau bersikap baik.
0 notes
heyranting · 7 years
Text
#1 Honestly, hello stranger!
           Move on itu ga semudah yg orang bilang, cari kegiatan baru, banyakin aktivitas, buang semua kenangan and done! Move on! Ga segampang itu. Ga segampang membalikkan telapak tangan juga. Move on itu butuh waktu, waktu yang lama. Terutama buatku, meskipun move on ini bukan karena putus pacaran, tapi memutuskan meninggalkan gebetan yang emang seharusnya ga boleh berlanjut lebih jauh. Aneh ya? Tapi ini nyata! Ga perlu deh aku ceritain, udah jadi masa lalu juga. Intinya, aku sedang dalam proses move on. Dan, asli susah banget nget nget. Kenapa? Karena aku udah satu kampus dengan dia, satu organisasi pula!  Gimana ga keinget bayang bayang chat yang udah kayak pacaran gitu *eh keceplosan. Mau move on ke cowok mana lagi? Aku ini ga gampang bergaul, apalagi aku hampir ga punya temen cowok. Rasanya mau nangis deh. Apa jomblo segininya? Padahal ga ngenes lebay gini deh, kayaknya aku aja yg mendramatisir.   Karena aku yang orangnya suka ngehamburin apa aja, aku pun mencoba menghamburkan sesuatu yang ga bakal bikin berantakan. Yaitu, jelajah aplikasi! Aku ngubek game di play store, download, mainin, bosen, uninstall. Gitu terus sampe bergiga-giga kuotaku habis buat yang ga penting kayak ginian. Aku udah explore mulai dari aplikasi produktivitas, memo, to do, kalender, launcher, keyboard, game, workout, alarm, resep makanan, sampe aplikasi ga jelas apaan itu cara gunainnya pun aku tak tau. Beragam social media aku install, bahkan aplikasi pencari jodoh juga iseng aku download. Sampailah aku pada satu aplikasi anonim, yang awalnya aku bingung ini apaan. Anonim adalah sebutan untuk orang yang dapat melakukan sesuatu tanpa diketahui identitasnya. Jadi aplikasi anonim ini adalah aplikasi di mana orang-orang dapat bebas meceritakan segala keluh kesahnnya tanpa perlu khawatir identitasnya akan diketahui. Aku menjadi pengamat, dan untungnya aplikasi ini kadar orang ga jelasnya minim. Banyak aplikasi sosial media yang aku lihat tujuan postingannya buat hal yg aneh-aneh. Entah dia gabut butuh ditemenin, baik sehari, semalam, ngasih uang, entah main uno mungkin. Atau main congklak melestarikan budaya Indonesia di kamar post writernya.
           Pada akhirnya aku menulis postingan pertamaku, berisi jajanan tradisional. Ya, aku sangat menyukai makanan. Maka tak heran, berat badanku melebihi kapasitas wanita pada umumnya. Berat badanku dua kali lipat rata-rata berat badan mereka. Berat badanku 75 kilogram, gemuk bukan? Aku sudah mencoba diet tpi selalu gagal. Oke, skip. Tanda diduga-duga, banyak yang komen di postinganku dan merekomendasikan berbagai jajanan lainnya. Lama kelamaan aku mulai posting berbagai hal lainnya, dan tanpa terasa aku betah bermain di platform anonim itu. Sampai di sebuah postinganku yang berisi tentang sebuah lagu dari band ternama, ada seorang anonim yang komentar. Awalnya biasa saja, akan tetapi lama kelamaan isi komentar postinganku ini dipenuhi komentar kami berdua hingga ratusan. Hampir tiap hari aku membalas komentarnya, dan dia membalasnya lagi. Isi bahasannya ga jauh dari musik dan ternyata selera musik kami kurang lebih maka, kami pun dengan cepat dapat saling nyambung. Selang sebulan kami mengobrol dengan stay anon, hp kesayanganku mulai menunjukkan gelagat yang tidak mengenakkan. Pop up yang mengatakan bahwa unduhanku gagal terus menerus muncul hingga aku berencana mereset pabrik hp kesayangaku ini. Rencanaku ini tentu akan menghapus semua aplikasi yang aku install termasuk data-datanya, dan data aplikasi anonim yang berarti semua obrolan kami akan terhapus dan aku mungkin ga akan ketemu anon itu lagi karena aplikasi anonim ini ga ada sign up, log in, log out nya, saat dibuka langsung bisa digunakan. Rencanaku ini aku ceritain ke anon itu, aku bilang kalo aku bakal reset pabrik dan jelas kami ga bakal bisa chat an lagi. Tanpa aku perkirakan, dia meminta ID salah satu sosial mediaku. Dia berencana menambahkanku sebagai temannya. Sejujurnya aku agak takut memberikan informasi diriku kepada orang yang ga dikenal. Aku pun berinisiatif membuat akun palsu dan memberikan id palsuku kepadanya. Dia sendiri sih juga sudah tau kalo id yang aku berikan fake account, tapi dia ga mempermasalahkannya jadi aku pikir yaudah ga apa. Sejenak akupun mereset pabrik, menunggu hasilnya dan hp tercintaku kembali menjadi baik. Ga ada lagi pop up ga jelas seperti sebelumnya. Aku langsung log in semua akunku, menginstall sosmed yang aku gunakan, termasuk aplikasi anonim itu. Aku log in id palsuku dan segera chat dia. Dan kami pun mengobrol seperti biasa. Entah kenapa aku merasa lega dan puas bisa kembali berinteraksi dengan anonim tersebut. Mungkin karena dia adalah anon pertama yang chat aku dan masih bertahan sampai sekarang bahkan sampai sudah move chat ke sosial media lain. Aku senang bisa bertemu dengannya, aku ga mengira kalau aku akan mendapatkan teman dari dunia maya terutama dari dunia peranoniman. Hello stranger!
1 note · View note
heyranting · 7 years
Text
Hey, kamu masih inget ga sama yg kamu bilang pas kita mulai jalin hubungan. Komitmen. Hey, kamu masih inget ga sama kata katamu dulu. 'Kamu yakin bisa jalanin dengan jarak yg jauhnya gini? Kalo kamu bisa Insya Allah aku juga.' Dan aku mencoba jalaninnya. Tapi kayanya kamu yg udah ga kuat. Hey, kamu tau ga. Kamu mulai berubah. Kamu mulai menjauh. Ga, bukan aku yg berubah. Tapi kamu. Aku yakin itu. Hey, kamu tau ga. Kan aku nangis lagi nih kemarin. Sampe ketiduran. Pas aku bangun mata aku sakit banget. Pas aku ngaca, ternyata mata aku bengkak. Pas aku ngaca, aku sadar kalo aku udah terlalu banyak berharap ke kamu. Karena harapan yg ga sesuai kenyataan itu yg bikin aku sedih. Hey, apa kamu sudah lebih nyaman sama orang lain? Apa salahnya cerita, itu jauh lebih baik daripada aku pertahanin yg udah ga baik lagi buat aku. Jadi aku bisa berentiin perasaan aku dari sekarang sebelum bikin aku makin sakit. :)
Powered by Journey.
0 notes
heyranting · 7 years
Photo
Tumblr media
Step away folks. #catana #catanacomics
1K notes · View notes