Tumgik
guntari · 5 years
Text
Tiba-tiba terpikir ini saat tahun baru #2019
Aku menutup tahun ini
dengan ledakan yang masih ada
di kepala.
Masih ada yang berperang di sana.
Mereka saling melempar kata,
berseru soal marah dan salah.
Di bilik yang lain,
aku jejali teori-teori dari motivator
bahwa marah bukan cita-cita
dan salah bukan rencana.
Tiba-tiba aku jadi tokoh agama, menceramahi diri soal ibadah
dan menepuk dada dengan empat kata "sudahlah".
Aku menutup tahun ini
dengan pergi dari keramaian
di grup whatsapp.
Sebab merasa bahwa aku
bukanlah bagian dari ke-aku-an mereka.
Grup-grup simalakama, dan durhaka aku dibuatnya.
Aku menutup tahun ini
dengan jerit lengking
di dada.
Seolah ada yang ingin keluar,
mengurusi segala persoalan.
Sedang keyakinan dan menyoal Tuhan terus disadarkan.
0 notes
guntari · 6 years
Text
Resep Rumah Tangga
Udah lama ga nyatet apa yang saya masak untuk suami di rumah. Ada sih yang menarik untuk dibagiin, nasi kebuli ayam kemarin misalnya, tapi nunggu mood aja yaa . Yaa kali aja ada yang jadi kepengen masak. Nah sekarang ini saya mau cerita menu yang terinspirasi dari dapur mamah waktu saya kuliah.
Sop Ikan Gurame dengan Toping Brokoli-Wortel-TahuTelur
Tumblr media
Ini sebenernya menu yang mudah, nikmat, dan sehat dimakan apalagi pas Ramadan gini. Kaya akan protein dan serat tentunya. Dua hal yang kita butuhkan nih saat puasa.
Ceritanya udah dari dua hari lalu tenggorokan rasanya kering kaya kurang minum dan bibir pecah-pecah. Suami juga tiba-tiba (kemarin) pas pulang tarawih muntah-muntah karena masuk angin dan setelah itu maunya makan baso (berkuah dan pedasss). Saya perbaiki asupan saat sahur (kembali hanya makan kurma secukupnya dan minum sampe ingin muntah). Berhasil sih untuk diri saya, ga lemes dan ga mudah lapar tapi tenggorokan masih bermasalah akibat minyak-minyak jahat 🥖🍗🍳. Lalu saya mikir menu yang kira-kira disertifikasi lah sama badan. Tercetuslah masak sop ikan. Asyik nih untuk mulut, hangat di tenggorokan, nyaman di perut, bahkan berkhasiat sampai jadi energi. Walhasil berbelanjalah saya siang tadi.
Cara bikinnya juga mudah, nih kutulis resepnya..
BAHAN
1. Siapkan ikan gurame (ikan lain juga bisa sih), kali ini saya bikin dengan 2 ikan mumpung lagi mureh dan segar.
2. Jeruk nipis (satu buat dilumurin ikan, satu lagi buat nanti pas mau dimakan).
3. Bawah Merah 4 biji.
4. Bawang Putih 3 biji.
5. Sedikit bombay (pada dasarnya karena saya suka aja sih, aslinya bebas).
6. Batang sereh 1 biji.
7. Jahe 3 cm yang digeprek (dikira-kira aja deh sesuai selera).
8. Daun jeruk 3 lembar disobek-sobek (ini juga sesuai selera).
9. Cengek semau gue (ini bentuk utuh aja, kalau mau pedes ya rekuh di mangkok sendiri).
10. Tomat segar (bisa yang merah atau hijau).
11. Garam dan Totole sesuai selera.
12. Gula 1/2 sdt.
13. Air sesuai maunya kamu.
TOPING
1. Tahu-Telur digoreng sebentar. Si tahu-telur ini banyak dijual ko (tekstur lembut dengan sedikit garing di luar jadinya wahid).
2. Brokoli 1 Bonggol dan Wortel 2 Batang. Rebus terpisah biar matengnya lebih pass..
CARA MASAK
1. Potong ikan (bisa filet kotak atau bagi 3 sampai 4 potong), lumuri jeruk nipis dan sedikit garam. Diamkan dalam lemari es. Pas mau waktunya dimasukin, cuci bersih lagi ikannya.
2. Iris bawang merah, bawang putih, bawang bombay, dan bahan lainnya yg perlu diiris. Cengek ga usah, sereh geprek aja, jahe udah digeprek kan?, daun jeruk udah disobek juga?
*Maaf ya ini sih cara saya kalau mau masak, bumbu kudu ready dulu.*
3. Didihkan air yang sesukamu itu sesuai perkiraan bawang yg kamu iris. Klo kuah mau banyak ya bumbu juga jumlahnya ditambah.
4. Kalau air sudah didih masukkan semua perbawang-bawangan sampai harum. Lanjut sama jahe, sereh, cengek, dan daun jeruk sampai agak layu.
5. Setelah aroma wokeh tenan dan semua bumbu udah keluar aromanya, masukkan ikan yang udah dicuci lagi ke dalam panci (ini terakhir aja biar ikan ga terlalu lama direbus dan jadi benyek).
6. Ngga lama dari ikan, brokoli dan wortel yg sudah direbus terpisah dimasukkan ke dalam keriuhan itu. Tidak lupa si tahu-telur yang udah digoreng juga cemplungin.
7. Kasih garam/totole dan gula sesuka lidahmu.
8. Oops! Awas kelupaan ya si tomat segar masukin terakhir aja biar tetap terjaga performanya. Jadi deh... 🎉🍜
9. Terakhir, sediain irisan jeruk nipis biar rasa hangat, gurih, (bisa) pedas, dan asamnya terasa segar saat dimakan.
Cobainlah, enak (gampang dan jadinya banyak) buat menu sepleton atau kumpul keluarga. Cocok juga buat tua, muda, aki, nini, anak kecil, remaja, ataupun yang lagi patah hati. Bikin tenang perutlah, (komo mun dompet saiprit #heymahasiswa tinggal ganti isian) wareuglah ku caina oge.. 🤣
0 notes
guntari · 6 years
Photo
Tumblr media
*Setoples Harapan* . . Semoga Ibu bahagia Semoga Ibu panjang umur Semoga Ibu selalu sabar Semoga Ibu sehat selalu Semoga Ibu ... Semoga ... . Harapan kian sesak dalam toples ini Mereka saling bicara soal kelak dan yang berlalu Apa yang hendak sampai dan sebatas ingin Seolah liar dan gaduh . . . Aku luruh dalam tiap doa dan harapmu. ❤
0 notes
guntari · 6 years
Text
LELAH
Dalam lelah, aku mendulang tanya
pada ribuan rintik hujan yang basah menyentuhmu.
Mengapa gelak dan galak tak seperti anak kembar
yang tawa dan tangisnya bisa saling beriringan?
Kita kerap terkejut
ketika diam menjadi lebih tajam dari bilah pisau
yang mengerat daging kerbau.
Kita sama-sama merasa sakit
tapi bangkit rasanya sulit.
0 notes
guntari · 6 years
Text
Hari ini 12 Februari 2018, Senin yang masih basah oleh kenangan dan perasaan bayangan. Iya, bayangan. Kamu tahu aku merasa dibayang-bayangi masa lalu yang entah itu milik siapa. Masa lalu yang seakan dekat dengan aku di hari ini. Seius deh, ini gara-gara aku nonton film Dilan 1990 tanggal 29 Januari 2018 lalu. Awalnya tidak ada niat serius dari aku dan suami untuk menonton film ini. Kami ingin menonton film ini karena kami kedatangan anggota baru di rumah: Lastri. Betul, Lastri nama yang kami beri pada motor Astrea Prima yang sengaja dihadirkan untuk menemani Om Bambang si CB100. Tadinya pas tahu akan tayang film Dilan 90, aku diajak suami untuk nonton dengan menggunakan CB100 alias si Om Bambang ini ke bioskop sebagai usaha menghayati peran. Tapi nyatanya gagal, meski motor itu udah ke bengkel tapi hasilnya tetep aja tidur panjang. Akhirnya kami menggunakan Lastri untuk berangkat ke bioskop. Lastri juga kelahiran 1990 loh, yaa seumuran lah ya sama percintaannya Dilan. Jadi, gara-gara ada Lastri maka kami memilih Dilan sebagai tempat pertama “pacaran“.
Kirain bakal biasa aja. Emang sih aku sudah duga ini bakal jadi film yang keren. Tapi ga nyangka juga kalau hasilnya segila ini. Ayah Pidi dan Fajar Bustomi ciamik menyuguhkan Bandung bagi para perantau yang jarang pulang, dan bikin pengen buru-buru balik (ke Bandung di masa lalu), dan juga perasaan kesemsem khas masa SMA. Susah sih ngejelasin kesemsem zaman SMA itu gimana, yang pasti aku cuma bisa nutup mata sambil menikmatin sekelebat bayangan remajaku itu. Langsung ada perasaan yang kaya nyetrum di dada dan menjalar ke seluruh tubuh kamu. Eits, jangan salah, perasaan kesemsem itu bukan cuma karena pacar atau di-PDKT-in sama mantan yaa. Kesemsem juga bisa lahir dari sekedar ngeliat kecengan dari jarak paling jauh di sekolah, bahkan cuma sekedar liat punggungnya doang. Yas, merinding ga sih?
Setelah nonton film ini, aku menenangkan diri dan menikmati setiap kalimat rayuan yang dilontarkan Dilan. Untuk bisa merasakannya lebih dalam lagi, aku coba cari beberapa referensi tentang penulis Dilan termasuk proses kreatifnya. Dari sana aku tahu bagaimana cara menikmati film (cerita) ini. Guys, jangan pake pikiranmu di masa sekarang yaa untuk memahami perasaan anak zaman ‘90-an. Kamu harus bisa menikmatinya dengan memahami karakter masa dan masyarakat di tahun tersebut. Ada orang yang bilang gombalan Dilan garing, ya kamu  kepikiran ga ngomong gitu sama pasanganmu? atau punya yang lebih cihuy? kaya gimana sih? rasanya segini aja udah cukup deh buat bikin diri kita (perempuan) ngerasa istimiewa.
Ada yang bilang ceritanya biasa aja. Emang biasa aja, penulisnya aja bilang ini cerita yang nyaris tanpa konflik. Tapi guys, pas nonton ga usah kaya lagi ngerjain soal ujian: serius dan analitik banget. Ini film cukup dinikmati pake hati aja. Sekalipun ada pikiran kenapa atau ngapain sih? jawab pake perasaan aja. Ga usah dibikin ribet dan serius sampe kamu ga bisa ngerasain dan mikir sederhana, sesederhana gimana pikiran dan tindakan remaja SMA yang lagi jatuh cinta dan ingin menunjukkan itu sama pasangannya.
Ada yang bilang juga kalau film Dilan 90 terlalu lebay atau "ngga mungkin di tahun segitu kelakuannya kaya gitu”. Hmm, aku sih mencoba berpikirnya bahwa Dilan ini bukan orang normatif-konvensional seperti kita pada umumnya yaa. hal ini bisa kita liat dari tingkah dan cara berpikirnya pada novel/film. Terus, keluarga mereka juga cukup terbuka, bukan keluarga tradisional dengan kekangan budaya yang terlalu kuat. Mereka lahir di Bandung guys, wajarlah kalau bahasanya masih aku-kamu. Apalagi bacaan bukunya Dilan berat-berat loh, wajar sih klo cara berpikir dan bahasanya tergambar seperti itu. Jadi sangat mungkin bagi Dilan memerankan lakon seperti itu di kehidupannya, di tahun itu. Memungkinkan juga bagi para tokoh lain berlaku seperti pada cerita, di tahun itu pada nyatanya. Daaaan, sekali lagi yaa, TEU KUDU IH DIPIKIRKEUN SAKITUNA sebab seperti yang saya bilang: ini film cukup pake hati aja.
Ngga ngerti deh harus nyeritain film ini kaya gimana, yang jelas saya dan suami sampai nonton kedua kalinya (kali ini bareng bapak-ibu-adik). Saya cuma ingin bilang kalau kadang kita ga harus terlalu serius menghadapi sesuatu. Kadang kita juga harus lebih tenang dalam menyelesaikan apapun. Kadang kita juga harus bisa menenangkan orang lain dalam kondisi tertentu.
Soal llaki-laki, saya semakin yakin deh kalau mau cari pasangan ketahuilah lebih dulu bagaimana keluarganya dan masa kecilnya. Orang tua zaman dulu bilang bibit-bebet itu penting, ya emang iya sih bakal nggaruh ke bobot individu tersebut. Kalau udah tau sikap orang tuanya (bukan pemarah, bahasanya santun, penyayang, atau agamis) baik, insya allah deh anaknya juga akan baik. Bisa juga cari tahu masa kecilnya gimana, kalau waktu kecil suka ngaji, akrab dengan buku, suka main dengan teman sekitar rumah, atau hal baik lainnya, meskipun saat remaja dia nakal luar biasa, suka berantem kaya Dilan, sedikit minum barangkai, insya allah suatu hari dia akan kembali lagi menjadi anak yang baik. Apa yang dimiliki calon pasangan kita (keluarga dan masa kecilnya) itu yang akan tercermin di masa dewasa-tuanya.
Aku sih yakin hal itu. Kalau kamu ga seyakin saya, itu urusanmu.
0 notes
guntari · 6 years
Photo
Tumblr media
Sekarang Gara-Gara Listrik . . . Beruntungnya saya dipinang lelaki di usia yang konon di masa keemasan untuk wanita (mulai berumah tangga). Beruntungnya setelah menikah, saya dikasih keluarga baru yang harmonis, manis, dan bahagia. Beruntungnya tak lama setelah menikah, kami dikasih kesempatan hidup berdua tanpa keriweuhan. Dan beruntungnya saat hidup berdua, kami pernah alami pdam yg bermasalah, keran air yg mampet, rumah yg banyak semut juga kecoa, genting bocor, kamar kebasahan air ujan, pager tumbang, ac mati, dan terbaru: Listrik mati total dari pagi buta sampe ketemu malem. Beruntungnya, kami lewatin itu semua dengan tertawa dan bercanda... . . . Hidup bareng itu gampang, tapi hidup bareng sambil ketawa sepanjang masa sih itu "rahmat".. 😄
0 notes
guntari · 6 years
Link
[guntari] menyanyikan Sepasang Kekasih yang bercinta diluar angkasa dari Frau, suara yang merdu di StarMaker! #music #karaoke #sing
0 notes
guntari · 6 years
Text
Urusan Jatuh Hati
Hari ini adalah hari pertama bagi saya untuk kembali bekerja. Sudah hampir empat tahun saya bekerja di tempat itu. Jenuh, bosan, tidak bergairah, tidak ada mimpi, bahkan bernafas di sana pun rasanya enggan. Saya memang pemilih kalau urusan jatuh hati. Ya, bekerja bagi saya sama halnya dengan jatuh hati.
Jatuh hati adalah cara saya mengenal dan loyal pada seseorang, kelompok, organisasi, termasuk pekerjaan. Kalau dihitung lagi, saya sangat jarang jatuh hati pada apapun dan siapapun. Pernah empat kali jatuh hati pada lelaki berbeda dalam kurun waktu 14 tahun terakhir, hingga akhirnya menikah. Pernah jatuh hati sebanyak dua kali pada kelompok pertemanan dari masa SMA hingga kuliah. Dua kali jatuh hati pada sebuah organisasi. Lalu terakhir merasa jatuh hati adalah saat bekerja di sebuah perusahaan penerbitan buku. Itu adalah yang pertama bagi saya hingga detik ini. Karena itu semua, saya yakin jika lelaki, teman, organisasi, ataupun pekerjaan adalah perjodohan yang misterius kapan dan pada siapa datangnya.
Jatuh hati tentu perasaan yang sulit. Kita bahkan seringkali merasa patah daripada jatuh (hati). Di persoalan pekerjaan, saya merasa patah hati pertama kali pada sebuah sekolah, yang dalam pandangan saya, ia belum mampu menghargai keringat dan intelektual pekerjanya. Kedua pada sebuah instansi bimbingan belajar. Hati saya bertolak ketika sistem yang mereka terapkan ada sistem dalam kepentingan ekonomi, sedangkan fungsinya sebagai lembaga kedua setelah sekolah seharusnya mampu menyokong kebutuhan siswa, bukan memberi beban baru.
0 notes
guntari · 7 years
Text
Alasan Berpoligami Memberi Sifat Benci pada Kata “Poligami”
Bulan Agustus 2017 ini, saya diundang oleh sebuah perkumpulan untuk membahas tentang peran perempuan di dalam dan di luar rumah. Saya tidak memiliki ketertarikan berdiskusi tentang hal ini. Saya tidak cukup tertarik membahas feminisme (barat) sebab banyak hal yang berbenturan dengan keyakinan dan pandangan saya. Selama ini saya hanya memahami dan tertarik pada hal yang saya pahami lewat apa yang saya alami. Namun karena undangan ini datang dari seorang teman, saya memaksakan diri untuk datang dengan iming-iming bahwa dalam pembahasan nanti tidak akan menyinggung isu feminis secara teoretis apalagi yang radikal. Saya ditawari dengan tema yang hanya seputar pengalaman saya sebagai perempuan baik di dalam maupun di luar rumah. 
Pertemuan ini diawali dengan pemutaran video yang intinya membahas seorang perempuan yang sejak bangun ia tergesa, menyiapkan kebutuhan seisi rumah dengan tergesa pula, menyiapkan diri untuk bekerja juga dengan tergesa, hingga pemberian honor yang tidak seimbang sebab pekerjaannya dianggap mudah (sebagai buruh jahit di pabrik), dan diakhiri dengan kembali ke rumah menghadapi segudang tuntutan sebagai ibu dan istri hingga larut malam. Apa yang dilakukan suaminya? Bersenang menerima pelayanan sang istri dan bersenang dengan kawannya di luar kantor. Sebagai pembuka, nampaknya dua paragraf ini terlalu panjang, semoga juga tidak.
Sepulang dari pertemuan itu, saya dikirimi pranala yang isinya status medsos seorang perempuan yang merasa sakit dan marah karena dipoligami secara terpaksa oleh suaminya. Anda tahu siapa dia? Ya, ia seorang istri dari penyanyi religi. Hal menarik dari tulisannya adalah cara pandang yang sangat clear dari seorang yang diselimuti amarah dan kebencian, sangat tersusun rapi seperti seorang yang sangat akrab dengan bahasa dan tulisan. Logikanya jalan dan emosinya terjaga.
Dari kejadian selama perkumpulan dan berita dari pranala yang dikirimkan ke WA saya, rasa penasaran dan rasa ingin membuktikan keyakinan dan kepercayaan diri ini menjadi tinggi dan menggebu. Saya membaca beberapa artikel dan menyimak beberapa video taushiyah beberapa ustad tentang poligami di youtube. Tulisan ini akan membahas apa yang saya yakini, saya pahami lewat artikel, dan apa yang saya yakini dari ucapan para ustad. Semoga bermanfaat, meski tujuan utama saya adalah mengosongkan beban di pikiran saya ke dalam tulisan agar bisa memikirkan hal yang lain.
Ketika sebuah film (Ketika Cinta Bertasbih 2) mengingatkan saya bahwa jangan pernah menolak dan mengharamkan poligami, saya kemudian mencoba memahami riwayat rasul juga isi Al-Quran dan hadisnya sebagai alasan Tuhan menjadikan poligami berstatus hukum sunnah dalam agama. Dari sana saya meyakini bahwa siapapun lelaki yang berkeinginan untuk berpoligami bukanlah sesuatu yang haram dan tabu. Sejak itu saya pribadi membebaskan pikiran saya untuk menerima lelaki di luar sana memilih poligami atau tidak, membebaskan perempuan-perempuan di luar sana untuk memasrahkan diri dipoligami, selama aturannya sesuai dengan apa yang disyariatkan. 
Hal yang saya pahami tentang poligami adalah sebuah ibadah (dalam islam) yang pahalanya luar biasa besar dan tantangan serta ujiannya amat sangat beresiko. Anda tahu, saya membebaskan para lelaki untuk memilih poligami tapi satu di antara perempuan itu saya pastikan bukanlah saya. Bukan berarti saya menolak, namun lebih pada kesiapan dan kesanggupan saya yang masih sangat payah. Begitupun laki-laki, jika ia masih sama payahnya dengan saya, ia pun artinya masih mengharamkan dirinya sendiri untuk berpoligami. Sayangnya masih banyak orang yang tidak tahu diri(nya sendiri).
Dalam riwayatnya, rasul tidak pernah menikahi seorang perempuan karena nafsu berahinya. Inilah awal pemahaman saya. Kemudian saya menonton video taushiyah-nya seorang ustad, yakni Adi Hidayat, Lc. MA., di youtube. Pikiran saya kemudian dibuat jelas dengan tuntunan Al-Quran dan hadis mengenai batu pondasi sebuah pernikahan. Mengapa saya ambil tuntunannya dari Al-Quran (bukan sesuatu yang lebih universal untuk berbagai agama)? Sebab alasan pertama dan ide dibolehkannya berpoligami adalah agama islam dan banyak dijadikannya sebagai tameng. Kurang lebih begini isi taushiyah-nya.
Ustad Adi menceritaka nabi Ibrahim dan istrinya (Sarah). Sarah adalah seorang perempuan yang sempurna iman dan parasnya. Sarah dinikahi Ibrahim dengan satu alasan, bahwa dengan perempuan ini iman dan islamnya semakin sempurna dan dekat dengan Allah. Semua karena Allah sehingga akhlaknya terus menuju kebaikan. Namun Allah adil, tidak ada yang sempurna. Sarah ternyata tidak memiliki kemampuan untuk hamil. Apakah Ibrahim kemudian langsung mencari istri baru? Tidak. Ibrahim paham bahwa ini adalah ujian dan dengan ujian tersebut, ia dan istrinya harus mampu melewati dengan akhlak yang baik dengan tujuan dan alasan karena Allah.
Dalam masa pengasingan oleh seorang raja, Sarah dan Ibrahim diberi seorang hamba sahaya bernama Hajar untuk membantu mereka. Singkat cerita ketika usia semakin tua, Sarah memahami bahwa suaminya tidak bisa berdakwah seorang diri. Bagaimana jika kelak ia sampai akhir hayatnya tanpa adanya keturunan? Siapa yang kelak akan meneruskan dakwahnya itu? Maka Sarah menawarkan sebuah penawaran yang mengejutkan, yakni mengizinkan Ibrahim untuk menikah kembali dengan Hajar agar ia mendapat keturunan, untuk meneruskan dakwahnya. Semua karena Allah. Itu alasan mengapa Ibrahim berpoligami. Lalu bagaimana dengan lelaki yang diam-diam menikah siri dengan peremuan lain? Sembunyi-sembunyi dari istrinya? Apakah ini adalah bagian dari ajaran agama? Tentu TIDAK! Nafsu menyelinap kuat di balik poligami yang diam-diam itu, yang siri itu. Bukan karena Allah, tapi syahwat yang blingsatan di pikiran, hati, dan perbuatannya. Ingat. Syarat pertama dalam pernikahan adalah: karena dengan suami/istri yang dipilih atas nama Allah ini rumah tangga akan semakin dekat menuju Allah maka pahami bahwa istri adalah titipan yang pertangungjwabannya langsung berhadapan dengan Allah. Bukan untuk dibohongi menggunakan nama Allah.
Di kisah yang lain, Rasul pernah mendengarkan keluhan Fatimah tentang permintaan umat rasul untuk menikahi suami anaknya. Rasul lalu berkata pada umatnya: Tidak aku izinkan siapapun menikahi Ali, suami anakku, kecuali Ali menceraikan Fatimah terlebih dahulu, baru ia menikahi kalian (perempuan lain). Sebab Fatimah adalah darah dagingku, keresahannya adalah keresahanku, kesakitannya adalah kesakitanku. Bahkan rasul pun berbuat seperti itu. Lalu apa yang meyakinkan hati para pelaku melakukan poligami secara diam-diam dan bukan beralasan karena Allah?
Saya lanjutkan kembali isi taushiyah-nya. Ibrahim kemudian menikahi Hajar hingga hamil. Dilahirkannya Ismail, anak Ibrahim dari Hajar. Allah sekali lagi menunjukkan keadilannya (bahkan diceritakan pada bagian ini, keadilan Ibrahim pun atas bantuan Allah, artinya tidak ada keadilan yang murni hadir dari seorang manusia) Ia perintahkan Ibrahim untuk memindahkan Hajar ke Mekah bersama anak bayinya, dijauhkan dari Sarah untuk mejaga perasaan Sarah sebagai istri dan perempuan. Berjalannya waktu ketika pernikahan sepenuhnya pasrah menyerahkan hati pada Allah, hubungan pernikahan berjalan dengan sangat baik dan harmonis. Sampai akhirnya, Sarah yang sudah masuk pada fase tua dan menapause akhirnya dikaruniai keturunan. Ini adalah mukjizat Allah yang diturunkan kepada Sarah sebab ia telah lulus melewati ujian kemandulan dan poligami yang Allah berikan. Lalu dari keturunannya itulah lahir nabi-nabi yang amal salehnya diakui baik oleh Allah.
Cerita di atas adalah syarat poligami berdasarkan syariat, belum pada teknis dari segi agama dan negara. Bagi saya, jika ada orang berpoligami seperti akhlaknya Ibrahim maka saya akan sangat menerimanya. Sekalipun rasul menikah hingga 4 kali, kesemua alasan dan tujuan menikahnya karena Allah. Ia menikahi wanita tua (nenek-nenek) karena jika tidak ia nikahi maka wanita tua itu akan mendapat celaka, ia menikahi wanita miskin (bukan karena paras), ia menikahi perempuan muda sebab tujuannya untuk memperkokoh hubungan kekerabatan dalam islam, dan kejadian lainnya yang kesemuanya atas pengetahuan dan seizin istri sebelumnya dengan dibantu/pandu oleh Allah, termasuk bagaimana adil yang ditunjukkannya.
Paling tidak, beginilah pandangan saya terhadap poligami.
Bogor, 3 September 2017
0 notes
guntari · 7 years
Text
Sebuah Tangga Menghadap Teater Terbuka
Seorang gadis tengah duduk di sebuah tangga menghadap teater terbuka, di sebuah kampus, di kawasan Setiabudi. Hari itu, ia baru tahu bagaimana rasanya kata "ikhlas" bekerja dalam hati dan pikiran. Lebih lega dari pemaknaan kata "lega" itu sendiri. Seperti ada yang tiba-tiba lepas tanpa perlu dipaksa atau bekerja keras. Ikhlas, kata yang maknanya hanya bisa dirasakan, dan jarang didapatkan. Gadis itu, sungguh beruntung menemu ikhlas dari kekecewaan yang dalam. Gadis itu sudah enggan berpeluh kasih. Ia memilih duduk di sebuah tangga sambil menghadap teater terbuka, menuju senja, menyaksikan mereka yang bermain bola. Gadis itu tak aku pahami jalan pikirnya. Ia tak acuh pada siapa yang peduli padanya. Ia hanya memilih duduk di sebuah tangga menghadap teater terbuka, melihat hari-hari berikutnya akan jadi lebih masuk akal. Namun, Gadis itu tak benar-benar terlepas dari kutukan perasaan. Seseorang berpura patah hati, menggenggam sebotol mineral sambil berkeliling menuju gerbang. Ia ceritakan tokoh fiksi, siluman, dirinya, bahkan hantu yang tinggal di taman. Gadis itu kini ditemani sepasang sepatu asing, masih di sebuah tangga menghadap teater terbuka. Diajaknya gadis itu bicara tentang arsitektur kota para ulama, tentang menu makan malam, hingga rumah paling nyaman. Pembicaraan ini tidak jarang berakhir dengan pertengkaran. Lalu esoknya, berkirim pesan bertukar kabar. Tak mampu saling diam. Gadis itu dibawanya duduk di sebuah tangga menghadap teater terbuka. Bertanya tentang apa yang tak benar-benar ia pahami. Berjanji tentang apa yang tak benar-benar ia ketahui. Terjebak, tersesat, lalu kerasan, dan melupakan jalan pulang. Gadis itu kini duduk di sebuah tangga, tapi tak lagi menghadap teater terbuka. Bersama ia, sambil menyeduh rasa, membicarakan masa muda. Tentang tahun yang berlalu, tentang hidup sejak masa itu. #2ndAnniv
0 notes
guntari · 8 years
Text
Surat untuk Mama
Bogor, Minggu, 13 Juli 2014
 Kepada Mama, aku tuliskan surat ini.
Pagi ini Bogor kembali pada trah-nya sebagai kota hujan. Tepat saat aku baru saja menjemur pakaian dan kenangan. Ma, aku berulang mengintip lewat jendela ke mana arah angin berhembus. Kukira akan berlari ke rumah, tapi nyatanya ia menggiringku mengingat kampung halaman Papa. Pagi ini tiba-tiba bayangan tentang kita yang berangkat melewati puncak dan berbelok ke arah perkebunan sawit mengepung dengan serta merta. Entah apa yang terjadi, tapi aku rindu saat-saat di mana kita pergi ke tempat yang panas dan penuh nyamuk itu. Ah Mama maafkanlah aku, saat kau menerima surat ini tentu bukan kabar itu kan yang kau harapkan? Baiklah aku akan mencobanya lagi dari awal.
Pagi ini Bogor kembali pada trah-nya sebagai kota hujan. Tepat saat aku baru saja menjemur pakaian dan kenangan. Mamaku sayang, satu bulan tidak mendapat surat dariku apa rasanya? Maafkanlah jika aku begitu tak tahu diri menimbun rindu juga perasaan menunggu yang tinggi padamu. Kini aku sudah sedikit terbiasa mencari makan ke warteg depan dan menunggu jemputan di pinggir jalan. Aku juga sudah terbiasa bermandi keringat. Mandi jadi lebih sering di sini dan mencuci jadi pekerjaan yang menyenangkan. Aku pun sudah tak ambil pusing dengan sikap orang-orang melihatku. Sekarang aku mencoba untuk lebih merasa bahagia Ma. 
Aku berpindah tempat kostan, hanya menyebrang dari tempat yang lama. Di tempat baru ini, kamarku yang di lantai dua, aku bisa menikmati sinar matahari pagi lebih baik lagi. Aku merasa lebih nyaman Ma sebab angin bisa dengan bebas keluar dan masuk, serta nyanyian pohon bambu juga gemericik hujan yang membasahi genting menjadi suasana baru yang asri untukku. Aku berusaha bahagia Ma. 
(Anggaplah pada bagian ini kau tak bisa membaca kata-kata) Ma, apa aku bilang. Hidup sendiri itu bisa membantuku memahami lagi arti hidup, diri sendiri, juga Tuhan. Sungguh aku bersyukur sedalam-dalamnya kenapa ia ciptakan aku menjadi manusia. Aku bersyukur ia menitipkan akal di kepalaku. Kau tahu Ma, ketika keterbatasan memaksamu maka akal menjadi satu-satunya jalan keluar. Ketika perasaan seburuk cermin yang dibanting dari ketinggian maka akal pula yang ambil kendali untuk tetap berada pada fungsinya. Ma, aku lewati satu cobaan ke cobaan lain. Rasanya aku begitu miskin, tapi aku selalu ingat bahwa aku ini anak yang kuat. Betul kan Ma? Aku rasa betul, sebab jika tidak begitu entah apa yang bisa membuatku merasa tenang dengan rasa lapar dan menang melawan nafsu ini itu. Selain itu aku juga anak Mama yang cerdas. Harus kau akui bahwa aku cukup baik memilih jalan keluar dari setiap permasalahan. Kali ini aku memaksamu untuk setuju.
Begitulah Ma, aku melewati masa yang bahagia juga penuh tantangan di sini. Meski belum genap satu bulan tapi aku sungguh merindukanmu Ma. Aku rindu rumah, rindu kamarku, rindu anakku, rindu kota itu. Kerinduan ini yang terkadang masih sulit dikendalikan, tapi biarkanlah Ma ia tetap tumbuh agar aku sedapat ungkin memaksakan diri untuk pulang dan bertemu denganmu.
Lelakiku kini sedang bertandang ke kota kita Ma. Ia ingin menghirup kenangnya saat di sana. Melihatnya seperti itu aku jadi berpikir, mungkin kelak jika aku dan ia berjodoh sebenar-benarnya maka kami akan memilih pulang menuju Bandung. Bersabarlah, biar aku mengambil sisa waktu ini untuk mendewasakan diri dan mengasah diri menjadi lebih baik lagi, sebelum akhirnya aku berada pada posisi sepertimu: menjadi istri dan juga ibu.  
Mencintaimu Ma, mencintai kota kita itu. Aku rindu.
0 notes
guntari · 8 years
Photo
Tumblr media
Selepas menyaksikan suami sendiri beserta kawan-kawannya menyampaikan hasil pikir di depan mahasiswa, kami berkumpul ditemani penyair minang. Sekarang rumah lebih ramai. Dikunjungi kawan lama yang cerdas dan baik luar dalamnya adalah keberuntungan. Bapak muda itu masih seramah dulu, masih sangat sopan dan lembut pada perempuan.. Alhamdulillah.. 😊 – View on Path.
0 notes
guntari · 8 years
Text
Pahlawanku Tak Bernyawa
                   Pahlawanku Tak Bernyawa
                   oleh Laila Nuriyahu Guntari
Siapa yang duga bahwa guru dapat mewujud apapun. Masih ingat pepatah yang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik dalam hidup manusia? Pengalaman yang notabene sesuatu yang bersifat abstrak saja mampu menjadi guru dalam kehidupan kita. Kali ini saya kisahkan seorang guru yang mewujud sebuah benda: Buku.
Mengantuk saat membaca buku dengan teori yang berat atau berisi hal yang cenderung serius dan sulit, umumnya dirasakan oleh sebagian banyak pembaca. Tidak terkecuali saya. Namun, lain halnya ketika kita membaca buku yang cenderung ringan, menyenangkan, dan menghibur, seperti membaca novel. Makna yang terdapat di dalamnya cenderung lebih mudah diterima. Oleh karena itu, novel yang dibaca hendaknya novel yang mengandung nilai-nilai positif dan merangsang otak kita untuk terus berpikir.
Suatu hari saya diberi saran oleh seorang kawan untuk membaca sebuah novel karya Aan Mansyur berjudul Perempuan Rumah Kenangan. Novel ini cukup sederhana, tema yang dipilih sangat menyenangkan. Mengisahkan seorang lelaki yang sejak kecil ditinggal pergi oleh ayahnya, mengenai perjuangannya untuk sekolah, hingga kisah percintaannya. Tokoh lelaki ini menjadi sangat menarik ketika ia dikisahkan oleh seorang lelaki pula, sedang dalam novel tersebut lelaki ini mampu berpikir sama persis layaknya wanita. Sulit, namun berhasil. Dengan kaca matanya sebagai seorang lelaki, ia kisahkan tentang neneknya, ibunya, adiknya (perempuan), juga tentu perempuan dalam hidupnya: kekasih. Kalimat demi kalimat menuturkan pemikiran yang ajaib dari seorang lelaki, pemikirannya seakan menembus hati perempuan, bahkan tidak semua perempuanpun mampu memiliki pemikiran seperti halnya si tokoh. Dari sinilah saya belajar banyak. Dari novel inilah, pemikiran saya kembali terbuka.
Dari banyak hal yang disampaikan oleh novel tersebut, kesetiaan menjadi poin paling penting bagi saya. Pada materi apa kesetiaan dapat begitu gamblang dijelaskan dengan sangat realistis? Materi yang berkaitan dengan keyakinan sekalipun cederung teoritis dan abstrak. Novel ini menyampaikan pesan bahwa separah-parahnya keadaan, setia merupakan jalan utama yang mesti dilakoni. Bagi saya, seorang perempuan, juga seorang istri, kesetiaan menjadi nilai penting yang mesti dipahami. Aan memahamkan itu lewat kisah, lewat cerita, lewat kata-kalimatnya yang merasuk pikiran saya, merasuk ke dasar hati saya.
Guru terbaik adalah guru yang ilmunya mampu merasuk ke akal dan hati kita, sehingga ilmunya bermanfaat untuk kehidupan. Perempuan Rumah Kenangan melakukannya dengan sempurna. Saat saya sedang mengalami perasaan yang kacau, sedang akal tidak mampu berpikir jeli dan bijak, apa yang saya temukan pada novel ini menjadi penawar dan penunjuk langkah saya. Lelaki yang dulu menjadi pengacau kini telah menjadi suami saya. Novel itu berperan, ilmu di dalamnya bekerja. Setelah mengakhiri kisah di novel tersebut saya langsung berpikir tentang diri saya, tentang arah hidup saya, tentang tuhan saya. Kalau saja saat kekacauan itu hadir dan saya tidak membaca maka saya mungkin akan tetap kacau, tidak tahu arah.
Demikianlah besarnya manfaat membaca, demikianlah hebatnya salah satu guru terbaik saya. Meski ia tak bernyawa, tapi nafas yang dititipkan penulis lewat kata-kalimatnya sungguh hidup di hati, kepala, dan kehidupan manusia. Lewat buku, penulis menjadi guru tak langsung dalam hidup saya. Menginformasikan hal yang belum saya ketahui, mengajarkan hal yang belum saya kuasai, mengarahkan jalan yang salah menuju tujuan. Bukuku adalah guruku, ia pahlawanku!
Tulisan dibuat untuk Lomba Menulis “Guruku Pahlawanku" 
0 notes
guntari · 8 years
Video
youtube
Adele emang perempuan dengan suara yang ga ada duanya, tapi laki-laki ini, cukup bikin saya bisa nikmatin lagu ini dengan begitu sopan..
0 notes
guntari · 9 years
Photo
Tumblr media
Minggu yang luar biasa. Bahagia bukan karena Mama datang membawa rendang tapi Bahagia karena Mama datang dengan penuh kasih sayang. Terima kasih sudah menjenguk anak nakalmu.. 😘 – View on Path.
0 notes
guntari · 9 years
Photo
Tumblr media
Kami dan "dede kecil"...... (di tangan) 😜 🐻 #happygraduationlelakiku
0 notes
guntari · 9 years
Video
youtube
0 notes