Tumgik
ferraputri · 2 years
Text
Perjalanan Skoliosis
Halo ini adalah perjalananku bersama skoliosis selama kurang lebih 3 tahun.
Tumblr media
Dari buku Fisolofi Teras aku memahami mahzhab filsafat Stoisisme. Filsafat Yunani-Romawi Kuno ini mengajarkan untuk mengatasi emosi negatif dan menghasilkan mental tangguh dalam menghadapi naik turunnya kehidupan. Yap, kita memang tak bisa memilih situasi kita, tapi kita selalu bisa menentukan sikap atas situasi yang kita alami.
Seringkali, hidup bermuara pada kenikmatan duniawi. Namun kini aku turut mengamini bahwa 'tak selamanya sempurna bukan masalah'. Ekspetasi justru acapkali membuat kita jatuh, tersungkur, dan tak berdaya.
Namun, ada sudut pandang lain yang luput aku pahami. Meski hidup tak selalu sempurna, tetapi keadaan yang tak sesuai ekspetasi nyatanya tak kalah berat. Dalam konteks ini, aku yang merasakan tak pernah benar benar siap.
Kala itu, tiga tahun yang lalu aku didiagnosis skoliosis. Kondisi dimana tulang belakang bengkok dan menyebabkan tubuh tinggi sebelah. Nggak pernah terbayangkan sebelumnya, usai berdamai dengan kista dan 7 bulan pengobatan yang menguras emosi, aku masih harus berhadapan dengan skoliosis. Ya, seperti ungkapan pepatah 'sudah jatuh tertimpa tangga'. Sudah mulai bangkit dari keterpurukan lalu kembali harus belajar merangkak.
Bermula dari dokter anastesi yang membantu operasi menyebut jika struktur tulangku bengkok, aku pun memutuskan berangkat sendiri menuju RS PKU Gamping untuk jalani rontgen. Setelah bertemu dokter bedah tulang dan disarankan rontgen, ternyata benar, tulang belakangku bengkok di area lumbar bawah dengan kurva kurang dari 50 derajat. Meski masih dalam kondisi ringan, tapi aku merasa terganggu.
Tumblr media
Alih-alih memberikan solusi, dokter bedah tulang tersebut justru membuatku semakin menciut dan ingin musnah. Ia mengatakan, aku harus hidup dengan skolisosis selamanya karena kondisi tersebut tak bisa disembuhkan. Pasalnya, usiaku yang sudah dewasa menjadi turning poin bahwa pembentukan tulang tak lagi berjalan dengan baik. Yang mana intinya, segala hal yang aku lakukan untuk mengurangi derajat seakan percuma dan tak berguna.
Merasa sakit hati dengan perkataan tersebut, aku melakukan browsing seharian, lepas pulang dari rumah sakit. Selain mencari penyangkalan atas perkatan dokter tersebut, juga mencari pengobatan yang cocok untuk skoliosis. Dari browsing seharian di kamar, aku mendapatkan jika olahraga pilates, yoga, dan renang bisa menjadi alternatif.
Mengupas tuntas perihal pengobatan tersebut, aku menemukan studio khusus untuk yoga skolisosis di Jogja. Tanpa pikir panjang, sehari setelahnya aku memutuskan pergi ke daerah Jl. Cendrawasih untuk menemukan studio 'Balance Mind Body Soul'. Bermodal gmpas, akhirnya aku menemukan dan langsung masuk ke ruang pendaftaran. Aku juga langsung mendaftar untuk pertemuan satu bulan.
Di tempat ini, aku merasa dipeluk semesta. Berkumpul dengan orang orang yang juga merasakan kondisi sama, skoliosis. Kami pun sering bertukar cerita atas kondisi satu sama lain. Di tempat ini pula, kami diajarkan gerakan gerakan yang cocok untuk skoliosis. Pengajar yoga juga turut memberikan semangat. Sebab, tak disangka, ternyata pengajarnya pun juga mengalami hal yang sama, memiliki skolisosis.
Namun, tak berlangsung lama, aku hengkang dari yoga skoliosis di waktu belum genap satu tahun. Alasan utamanya tak lain karena uang tabungaku tak lagi cukup membayar setiap pertemuan. Selama hampir dua tahun, aku hanya melakukan olahraga olahraga ringan. Sedikit demi sedikit aku pun menyisihkan uang untuk melengkapi peralatan olahraga, mulai dari matras, gymball, balok, hingga strap.
Tapi........justru kondisi ini yang semakin membuatku merasa ingin hilang dan lenyap.
Sakit pinggang karena tulang belakang yang bengkok rupanya membuatku semakin kesakitan. Merasakan sesak dan nyeri yang berkepanjangan. Bahkan, ditiap waktu lengang dan malam panjang, aku selalu merapal 'Allah aku sudah tak lagi kuat, aku ingin menyerah. Aku ingin udahan dengan semua ini. Aku gakkuat' sambil menangis sesenggukan.
Bayangkan saja, duduk tak nyaman, tidur tak nyaman, bahkan berdiri pun rasanya tak nyaman. Nyeri yang sangaaaat nyeri.
Merasa sangat menderita dengan beragam emosi yang mengikutinya, aku menemukan akun pengajar les berenang. Seperti air di tengah padang pasir, aku mengulik tuntas mengenai les berenang dan langsung mendaftarkan diri. Namun tak berlangsung lama, aku hanya mengikuti kelas selama satu bulan 4 kali pertemuan. Hasilnya? Ya tentu belum cukup mahir bukan?
Sempat berhenti dan kembali ingin menyerah dengan keadaan, aku seakan tergerak untuk kembali bangkit. Yap, aku meniatkan diri untuk pergi ke klinik meminta surat rekomendasi fisioterapi. Eittssss kupikir akan mudah, namun lagi lagi sangat mengurasssssss....
Dari klinik, aku mendapatkan surat rekomendasi untuk menuju RS PKU Gamping bertemu dokter bedah. Aku mengecek jadwal dokter secara seksama, tak lain agar tak bertemu dengan dokter sebelumnya yang pernah kutemui beberapa tahun lalu. Dengan dokter Meiky, aku disarankan untuk kembali rontgen.
Tumblr media
Dari hasil rontgen yang didapatkan ternyata tak banyak perubahan, selain tulangku yang masih bengkok.
Merasa bukan ranah untuk menangani spine (tulang belakang), aku pun dirujuk ke RSA UGM bertemu dokter Adam spesialis spine. Dengan dokter Adam aku disarankan untuk melakukan fisioterapi selama satu bulan. Ia menyebut, kondisi tulangku masih dalam tahap ringan dengan kurva sebesar 35 derajat di lumbar bawah. Tak perlu menjalani operasi dan memakai brace, aku hanya membutuhkan olahraga ringan saja. Dokter Adam juga memberikanku obat untuk penguatan tulang dan mengurangi nyeri yang kurasakan.
Tumblr media
Dari ruang dokter dengan ditemani ibukku, aku langsung menuju ruang fisioterapi. Namun, tak mudah begitu saja. Aku harus menunggu lama dengan berbagai persyaratan yang cukup ribet untuk bisa mendaftar fisioterapi. Hal ini tak lain karena terjadinya miskom dengan petugas pendaftaran.
Kira kira seperti inilah kondisiku menunggu hampir berjam jam, bolak-balik mengurus berkas, dan panik karena belum menyiapkan ide untuk menulis artikel. HAHAHAHA.
Setelah semua beres, aku terjadwal setiap jumat pagi menjalani fisioterapi selama satu bulan dengan durasi waktu seminggu sekali. Pada penanganan fisioterapi, aku melakukan beberapa gerakan streching dan pemasangan alat getar untuk mengurangi nyeri.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Perjalananku bersama skoliosis belum berhenti disini. Selain jalani fisioterapi, aku juga mendaftarkan diri untuk kelas pilates online. Selama 8 kali pertemuan sebulan, aku melakukan beberapa gerakan untuk penguatan dan kelenturan tulang. Berbeda dari sebelumnya, olahraga ini rupanya cukup langgeng aku jalankan.
Bermula dari bulan November hingga kini, hasil yang aku dapatkan dari insecurity, overthinking, dan beragam olahraga yang aku coba, rupanya sedikit demi sedikit berbuah. Yap, bertemu dengan Mbak Astrid seorang fisioterapis, aku mengecek ulang kurva tulang belakangku. Hal ini untuk melakukan perbandingan dari aktivitas yang sudah aku lakukan selama ini.
Beberapa bulan lagi, aku harus menjalani cek ulang kurva skoliosis bersama mbak Astrid. Dan di bulan Juli esok, aku dijadwalkan untuk menjalani rontgen ulang demi melihat perkembangan tulang belakangku.
Tak disangka, kurva skolisosisku kini berada di angka 11 derajat. Kedua pundakku pun tak lagi tinggi sebelah. Kedua tanganku juga sama rata. Namun, masih ada PR dimana, pinggangku masih tinggi sebelah dan tulang belakangku masih terlihat sangat bengkok. Dari hasil ini, aku bisa membuktikan, jika ucapan yang selama ini aku dapatkan tak akan sembuh, bisa aku tepis.
Mungkin kita juga harus mengamini, yang kita inginkan tak selamanya terbaik. Dan yang Allah berikan akan selalu terbaik. Meski rasanya ingin menyerah dan musnah dengan kondisi ini. Menghardik diri sendiri. Menyalahkan keadaan. Dibalik itu semua, ada banyak pelajaran yang aku dapatkan dari skolisosis. Mimpi yang selama ini rasanya berat digapai, nyatanya sedikit demi sedikit dapai diraih dengan tak lelah berusaha.
Terima kasih Ferra. Ini adalah kado terindah diusiamu yang memasuki 25 tahun. Terima kasih tak pernah lelah berjuang. Terima kasih tetap mencoba meski hasilnya tak selalu indah. Semoga, segala hal baik turut mengiringi perjalananku demi kesembuhan skoliosis. Walaupun, sekali lagi tak mudah dan nggak bisa berhasil dalam sekejap. Nikmati prosesnya, yaa. Aku yakin kamu sanggup!
-10 April 2022-
Tumblr media Tumblr media
5 notes · View notes
ferraputri · 3 years
Text
Maret ke dua puluh empat
Kenapa selalu terjaga di malam hari dalam keadaan gusar? Seperti ada tali yang melilit kepala, mengikatnya begitu kuat, hingga sewaktu waktu tali tersebut bisa menjeratmu dan kamu akan kebingungan setengah mati.
Hampir setiap malam di bulan Maret hidup serasa hambar..kosong. Pikiran mengawang awang dan selalu merapal kata tenang. Meski masih dalam keadaan pesimis ucapan tersebut keluar dari mulut. Sesak didada rasanya ingin tumpah namun tenggorokan tiba tiba mengering saat isak tangis tak lagi mampu menyelesaikan segala ingin.
Maret yang sudah terlewati tampaknya nggak selalu sempurna. Alih alih diliputi perasaan bahagia dengan senda gurau justru antrian duka tak hentinya berdesakan dikepala.
Segmen 1
Kebimbangan, kegelisahan, kesia-siaan hadir dalam 31 hari menuju bulan April. Segala hal tersebut seperti menghunus lubang besar didadamu, menancap dikepala. Kamu tiba tiba menciut. Kecil. Tak bisa apa apa dan tak tahu harus melakukan apa. Yang kamu tahu, keputusasaan mulai muncul. Hampir lenyap. Kamu hadir dalam segala lini, tapi kamu tergilas oleh perasaanmu sendiri. Meramal kapan bisa usai, nyatanya kamu hanya menunggu terhempas dan tenggelam lalu pupus.
Segmen 2
Malam menjelang, ibu terjaga dalam tidurnya. Kelopak matanya tertutup. Dalam malam yang panjang, diam diam kamu mengintipnya saat tertidur. Wajahnya laksana rembulan, teduh menyinari. Namun, ia tak seterang matahari pagi. Sebab dalam dirinya terpelihara keresahan. "mengapa ibu begitu kuat sedang anak perempuannya tampak lemah tak berdaya?" Mudah menangis saat waktu malam menjelang. Mudah tenggelam dalam carut marut kegelisahan. Sering merapal sumpah serapah dan mengumpat bangsat pelan pelan. Jika ia mengerti, perempuannya telah menjelma menjadi kunang kunang yang mati saat terlalu kuat kamu tangkap. Rapuh, serapuh batang daun yang telah terpotong, terkikis oleh panasnya siang dan dinginnya malam.
Segmen 3
Bulan yang suram. Seperti senyumku yang palsu dan kubuat buat didepan setiap orang yang meracau berisik. Melewati hari hari yang tak selalu diliputi kebahagiaan. Tangisanku tak ubahnya seperti resep dokter yang diminum tiga kali sehari. Seorang pria yang akrab disebut simbah pernah berkata, ''sekuat apapun menolak yang datang akan tetap datang, sekuat apapun menjaga yang pergi akan tetap pergi''. Setelah kami bercakap tentang shooting, harapan pada orang lain, juga bertukar kabar hari itu.
Setelah memandang kosong kedepan, dan kucerna kalimat itu cukup lama. Aku mulai percaya. Mematikan harapan terhadap apa apa yang terasa samar dan tak nyata, setidaknya akan mengurangi kepahitan dalam hidupmu. Meski tak membuatmu selalu asyik.
Segmen 4
"selamat ulang tahun, panjang umur kedewasaan!" ucapku malas sambil mematut pada cermin. Berlagak seolah olah bahagia sambil memaksakan lengkung dibibir. Melewati 23 tahun yang cukup melelahkan. Aku berkata samar samar "ini hari tanpa pengharapan, tanpa satupun rencana untuk dikejar". Aku bicara sambil mengusap pipiku dengan serum dan menepuk nepuknya cukup kencang. Padahal bukan malah meresap tapi justru menyakiti diri sendiri.
"aku tak minta apa apa, sungguh. Aku cuma ingin hidup diliputi perasaan tenang dan cukup," ucapku perlahan.
22 Maret 2021, hari ulangtahun yang ke-24. Hari yang terasa begitu kosong. Tapi kamu berhasil melewatinya. Ditulis dua minggu setelahnya, saat bergelut dengan emosi setiap malam menjelang.
0 notes
ferraputri · 3 years
Text
Kenapa memburu buru urusan nikah?
Agak naif sepertinya saya menuliskan ini di tumblr, setelah sebelumnya mengubek ubek isi tumblr dan terkejut karena diusia yang ke-19 tahun saya menuliskan harapan untuk menikah. Namun, perjalanan panjang 6 tahun tanpa menjalani relationship bersama lawan jenis, memberikan banyak pengalaman yang membuka wawasan saya.
Menikah muda mungkin akan menjadi sebuah gerbang kehidupan baru bagi yang sudah merasa mampu dan siap. Tetapi, akan menjadi sebuah tantangan bagi mereka yang merasa belum menemukan ritme kehidupan yang tepat. Jika menikah untuk sekedar menghindari zina, kamu harus mengkaji ulang makna nikah itu sendiri. Sebab, disekitar kita banyak sekali kasus perceraian yang disebabkan kurang mendalami karakter pasangan.
Ditengah hiruk pikuk pro dan kontra mengenai nikah muda, saya menemukan buku yang cukup bagus dan worth it untuk dibaca.
Life as Divorce karya Virly K.A
"semua daftar kerugian bercerai itu akan kalah oleh satu hal: mendapatkan lagi hidup saya"
Dari judulnya saja sangat menarik untuk dikuliti dalamnya. Terdiri dari 4 chapter tulisan, dimana setiap chapter menjelaskan detail tanpa menjudge dan menggurui si pembaca.
Chapter pertama membahas tentang keputusan Virly bercerai dengan suami yang sudah menemaninya selama 5 tahun belakangan. Kala itu, usianya baru menginjak 25 tahun. Tentu bukan keputusan mudah bagi Virly untuk melayangkan surat ke pengadilan agama. Ia bahkan mengalami denial dengan dirinya sendiri. Virly merasa bahwa pernikahannya tidak akan berhasil. Tapi, ia selalu mengatakan 'ayo coba dulu' 'ayo coba lagi' hingga ia menuliskan list untung rugi ketika bercerai. Menurutnya, dalam menentukan keputusan, yang paling sulit adalah memantapkan tekad. Hal ini sangat berkesinambungan dengan upayanya mengutarakan kepada pasangan dan mencapai kesepakatan untuk bercerai tanpa melibatkan ego masing-masing.
Chapter kedua membahas isu yang hangat diperbincangkan banyak orang, mengenai nikah muda. Dari cerita Virly, didapatkan kesimpulan bahwa pre-marriage talks amat penting bagi yang memutuskan untuk menikah. Pre marriage talks itu sendiri bukan soal membicarakan konsep resepsi, maupun budget pernikahan. Lebih jauh, pre marriage talks adalah deep conversation antara kamu dan partner tentang banyak hal yang kira-kira akan mempengaruhi hidupmu sekarang dan dikemudian hari. Nah, apa saja? Virly menjelaskan dalam beberapa poin.
1. Soal hidup dan prinsip
Memang, perbedaan akan membuat pasangan saling melengkapi. Namun yang jadi problem, ketika kamu dan partner berbeda di hal hal prinsipel. Seperti, agama, cara pandang terhadap suatu hal, pengelolaan uang, hingga soal karier setelah menikah. Perbedaan tersebut bisa jadi membuat pertengkaran jika sebelumnya tidak saling sepaham. Menurut Virly, selama memandang hidup dengan cara yang sama dan punya prinsip senada, maka pernikahan akan baik baik saja.
2. Visi dan impian
Perlu diingat, you deserve partner yang bisa mengimbangi kamu. Coba tanyakan mengenai rencanamu lima tahun kedepan. Atau rencanamu setelah menikah. Kamu mesti be aware jika berkebalikan dengan harapan atau justru dia tidak memiliki jawaban sama sekali. Ini bukan tentang salah atau benar, tapi menakar kesesuaian dengan pasangan apakah satu visi dan misi atau justru sangat berbeda jauh.
3. Soal anak
Ini penting banget bagi pasangan yang memutuskan untuk menikah. Kamu perlu diskusikan perihal anak agar tidak menjadi pertengkaran di pernikahanmu kelak. Bukan hanya soal banyaknya anak dan mengenai jenis kelamin saja, namun juga bicarakan soal pola pengasuhan anak hingga rencana pendidikannya. Berdasarkan teori, kedua orang tualah yang akan sama-sama mengasuh anak, tetapi pada praktiknya nggak sesederhana itu. Namun, bagaimana jika kemungkinan buruknya, kamu dan partner susah memiliki momongan. Apakah akan mengadopsi, menjalani proses bayi tabung, ataupun melakukan donor sel telur dan sel sperma.
4. Tentang perceraian
Bagi setiap pasangan, memiliki hubungan yang langgeng merupakan cita cita. Tapi, kita mesti memikirkan kemungkinan buruk agar siap menghadapi kenyataan yang tak sesuai ingin. Bicara soal perceraian, apa yang bisa dikompromikan dan apa yanng nggak bisa. Anything yang bisa lead to divorce, jangan sampai luput untuk dibicarakan dengan partner.
5. Sex stuffs
Mungkin ini menjadi hal yang tabu, tapi bagi kamu dan partner yang akan menikah ini sangat penting. Sebab, sex stuff perlu diketahui untuk mengetahui preverensi masing-masing individu. Apakah kamu tipe dominan, konservatif, adventurous, ataupun pasif.
Virly dalam bukunya menggaris bawahi, meskipun pre marriage talks tidak serta merta menjamin kelanggengan sebuah pernikahan, namun setidaknya kamu dan partner akan lebih mendalami karakter masing-masing agar saling mengerti. Dari kelima poin tersebut, yang paling penting dari yang penting ialah komunikasi.
Nah, tapi nggak hanya pre marriage talks aja nih. Kamu juga perlu notice pasangan dari caranya memperlakukan orang lain. Bagaimana cara mengetahuinya?
1. Memahami consent
Penting sekali untuk hidup bersama orang yang paham consent. What is consent? Yakni persetujuan. Seperti contoh gampangnya, pasanganmu ingin mengajakmu kencan di era pandemi tanpa memberikan waktu untuk kamu mengutarakan pendapat sebelumnya. Lalu, tiba tiba dia sudah ada di depan rumah. Bisa terbayang bukan jika suatu hari kelak ia akan menjadi partnermu?
2. Menyetir tanpa aturan
Ada ungkapan mengatakan, perilaku seseorang di jalan raya merupakan cerminan dari karakter yang sebenarnya. Coba saja ajak partner kamu hangout dan melewati jalan raya yang padat merayap. Bagaimana sikapnya? Akan marah marah dan tidak mau mengalah dengan pengendara lain atau tetap tenang tanpa membunyikan klakson? Dari sini akan terlihat karakter sebenarnya dari partnermu.
3. Nggak nyambung banget
Virly mengungkapkan, jangan pernah menikah dengan orang yang beda banget sama kamu. Jangan pernah mengatakan semua akan berubah dikemudian hari. Sebab, mungkin dibeberapa waktu kalian akan saling menghargai, tetapi pernikahan itu bukan hanya menyatukan kalian saja tetapi menyatukan dua keluarga besar. Penting sekali, sebab pernikahan akan menjadi neraka bagi kamu yang salah memilih partner.
4. Kasar pada orang yang lebih rendah derajatnya
Kalau ingin lihat attitude asli seseorang, lihat caranya memperlakukan orang lain yang lebih rendah kedudukan sosialnya. Seperti pramusaji, orang orang yang meminta dijalanan, maupun yang lebih rendah pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan.
5. Nggak ada butterflies on my stomach feeling
Menikahlah dengan seseorang yang bikin kamu nggak bisa tidur karena deg degan. Maksudnya, kamu nggak ingin membiarkan partnermu tersiksa dan kamu ingin merawatnya tanpa kata tapi.
Setelah selesai chapter kedua, kita lanjut ke chapter ketiga yang membahas konsep keluarga setelah perceraian. Bagi yang belum memiliki momongan tentu akan lebih mudah menjalani hidup setelah perceraian. Namun, bagi yang sudah memiliki momongan, akan menjalani hidup seperti apa? Apakah anak akan ikut dengan ibu ataupun ayah? Lalu, bagaimana pola pengasuhan anak dikeluarga yang tak lagi utuh? Dan bagaimana bersikap dewasa dengan ex-partner? Menurut Virly, perasaan anak yang dibesarkan dengan penuh cinta akan membuat mereka memiliki self estreem yang tinggi.
Last, but not last. Chapter kelima mengenai kehidupan setelah menyandang status janda. Bagi sebagian besar orang yang memutuskan bercerai dan menjadi janda, mungkin akan disibukkan dengan kegiatan sehari hari hingga lupa mengenai statusnya sebagai janda. Lupa membahagiakan diri, bahwa kamu juga perlu partner hidup. Namun, yang mesti dipahami lagi, jangan sampai salah memilih untuk kehidupanmu selanjutnya.
Dari pembahasan tersebut Virly menuliskan sebuah kalimat yang cukup menohok. Ia mengatakan pernikahan seperti sebuah KPR yang tidak hanya selesai dalam sekali cicilan. Kita perlu maintance agar nyaman dihuni. Sebagaimana merawat rumah, maintance pernikahan membutuhkan energi yang nggak sedikit. Kamu dan partner hidup mesti memiliki visi yang sejalan. Nggak bisa salah satu mengalah, sementara yang satunya lagi kemauannya harus selalu dituruti. Mungkin hari ini akan ikhlas, tapi apakah hal tersebut tidak menjadi sebuah bom waktu? So, it takes two to tango. Mewujudkan pernikahan yang sehat dibutuhkan usaha dari dua orang. Kamu dan partner perlu saling respect dan mengasihi. Nggak hanya bisa satu arah saja.
Oleh karena itu, jangan pernah menggantungkan bahagia dan kehidupan sejahteramu pada partner hidup. Menikahlah jika memang sudah siap secara mental, fisik maupun finansial. Bisa jadi pernikahanmu sekarang bahagia, namun siapa yang menjamin di tahun tahun berikutnya kamu akan merasa bosan, pasanganmu tiba tiba berubah, atau bahkan kamu jadi hilang cinta dengannya.
Perlu diingat, bahagia itu bukan personality permanen melainkan perasaan. Sebagaimana perasaan yang lain, semua itu sementara. Seseorang nggak bisa terus menerus bahagia, sama seperti seseorang nggak bisa terus menerus sedih. Begitupula menikah, tentu ada bahagia, sedih, amarah, kecewa, dan frustasi secara bergantian. Nah, adanya partner yang sevisi dan misi diupayakan untuk saling menguatkan dan mencari solusi tanpa menghakimi.
Buat kamu yang penasaran dan ingin membacanya lebih lanjut, berikut saya sertakan foto buku dari Virly yang bagus banget buat kamu yang ingin insight baru tentang pernikahan.
Tumblr media
12 notes · View notes
ferraputri · 3 years
Text
Entah pada hari keberapa akan damai
Malam Selasa, ditengah hujan, dipojokan kamar.
Siang tadi udara sangat panas. Matahari bersinar terik untuk mengeringkan pakaian yang basah seusai dicuci. Tapi menjelang sore, awan berubah gelap. Kiranya, hujan akan datang beberapa saat kemudian. Dan ternyata benar, setelah adzan maghrib berkumandang, rintik rintik air membasahi tanah. Bau menyeruap, memberikan kesan kedamaian. Hingga kian deras pada kemudian.
Saat sore menjelang, ketika awan berubah menjadi gelap, aku meniatkan diri untuk menjalani ritual olahraga. Berbekal matras dan aplikasi HP, aku menggerak gerakkan badanku agar makin lentur. Sungguh, tak ada yang aku inginkan selain bisa sembuh dari skoliosis. Rasanya, meski aku udah mencoba menyelami diriku untuk menerima, tapi dibeberapa waktu masih suka merutuki, kenapa aku kenapa aku. Berharap jadi kaya raya, agar bisa jalani perawatan skoliosis yang harganya mengiris hati. Tidak lagi menjalani yoga skoliosis, tidak lagi ke fisioterapi. Tapi berharap bisa lekas pulih. Apa bisa? Mencari duit agar terkumpul banyak juga tidak semudah memetik daun. Dari sinilah, rasa benciku kembali menyeruak. Ah, sejatinya manusia memang suka berubah ubah emosinya.
Beberapa hari ini, memang aku sedang meraba raba emosi. Setelah beberapa hari yang lalu ditinggal menikah temanku. Rasanya dunia serasa kelimpungan. Harusnya senang, tapi ntah kenapa hidup rasanya berantakan. Suka nangis tiba tiba di malam yang panjang, suka melamun dibeberapa waktu, bahkan sering memirikkan masa depan yang tidak bisa diramalkan. Ah, kenapa aku.
Hidup jadi penuh dengan ketergesa gesaan. Aku merasa paling belakang, ketika orang lain sedang menuju. Aku merasa jalan ditempat dan sedang berhenti. Menjadi orang yang paling sedih dan menderita. Sampai tak lagi muat untuk di bendung. Lalu, pada akhirnya, aku menemukan tulisan Mima di blognya. Dalam tulisannya, ia mengatakan
Padahal hidup cuma fase: ketika rasanya memuakkan, ternyata suatu saat akan membekas di hati jika mau diamati lebih dalam: ketika rasanya berat, ternyata itu bisa jadi pengingat bahwa kita pernah merasa lebih bahagia tanpa pernah kita pikirkan dan rasakan.
Menangis di jalan malam malam dan membicarakan diri untuk tetap tenang nyatanya hanya mengurangi sebagian. Sebab, sebagiannya lagi masih terpendam. Jauh, sampai kapan? Berdamailah fer, hidup tidak untuk memenuhi ekspetasi orang. Bukan untuk tetap bahagia dan membumi hanguskan perasaan lain. Sedih, kecewa, emosi adalah lumrah. Kekurangan yang kamu miliki adalah apa adanya kamu.
Kalau situasinya sedang aneh gini, rasanya pas banget dengerin mars lagu ssangmun-dong reply 88. Alunan suara dari sexophone nyaring terdengar. Kemudian membayangkan scene scene duk seon dan jung pal yang begitu menggemaskan. Melunakkan hati yang terbakar emosi. Rasanya ingin menyelinap beberapa hari, ingin terdampar di kamar sendiri tanpa diganggu. Tapi hidup di rumah orangtua, untuk bisa memiliki waktu me time lebih lama agaknya akan lebih susah. Terlebih, ibu dan bapakku adalah tipe orangtua yang lebih suka melakukan beberapa hal bersama.
Tapi, yang harus diingat, aku adalah Ferra yang masih ceroboh dan membuat orang kesal. Masih bisa menangis dan tertawa dalam waktu bersamaan. Bahkan, masih sempat untuk merekam tangisan dan ketawa di HP. Ketika diputar ulang, agaknya terlalu konyol.
2 notes · View notes
ferraputri · 3 years
Text
Tumblr media
Bagaimana jika kukatakan 2020 mirip hadirmu? Yang berlagak angkuh tapi menolak kutawarkan secangkir pelukan saat rapuh?
Kita sama-sama tahu, ego tidak akan menyelesaikan apapun, termasuk masalahmu. Namun, kamu selalu bersikeras menganggap dirimu paling kuat dalam menyimpan segala peluh dan kesal. Menganggap semua yang terjadi hanyalah persoalan kecil, yang tak perlu dipermasalahkan.
Apakah kamu yakin, jika semua yang kamu lakukan itu akan membuat dirimu baik baik saja pada akhirnya? Atau, kamu hanya berkamuflase menjadi baik, meski pada akhirnya, saat sendiri, kamu meraung kesakitan dan bersedih akan hal-hal yang terjadi.
Tuan, jika boleh kukatakan, memelihara ego layaknya hidup dengan harimau liar. Boleh jadi, sekarang kamu bisa berkawan dengannya. Tapi, ntah pada hari keberapa, harimau tersebut menerkam dirimu saat kelaparan.
Lalu, beberapa saat kemudian, kamu jatuhkan cangkir berisi kopi panas, hingga tumpahkan isinya ke lantai, yang tidak bersalah.
Hening.....dan semua mata tertuju pada kehadiranmu dan aku yang ntah harus bersikap apa.
Kita terdiam. Memikirkan isi kepala masing-masing. Aku dengan ketidaktahuanku akan sikapmu. Dan kamu dengan keangkuhanmu menolak untuk terlihat rapuh dimata semua orang.
Tuan, coba tengoklah pinta hatimu. Kita tidak bisa terus menerus berkilah dan mengabaikannya. Sebab, badai akan terus mengoyakmu. Entah di ranjang tidurmu, di senyum merekah kekasihmu, di saku celanamu, di tas kecil yang selalu kamu bawa kemanapun pergi, juga pada asap mengepul yang kamu keluarkan saat merokok.
Semoga, kekasihmu menyadari. Kamu hanyalah seonggok raga yang rapuh pada beberapa waktu. Yang tak bisa menyimpan kesal sendirian. Yang tak bisa menahan amarah saat gejolak itu datang. Juga tak bisa berkilah menahan ragu, saat beberapa kemungkinan membuatmu kebingungan.
Tak perlu menjaga perasaan siapapun, termasuk aku dan kekasihmu. Sebab, seperti yang digaungkan oleh Kunto Aji, yang perlu kamu rawat adalah dirimu sendiri.
0 notes
ferraputri · 4 years
Text
Nggak perlu khawatir, jodoh akan datang di waktu yang tepat
Usia memasuki angka 20-an emang nggak jarang diliputi berbagai kegelisahan, salah satunya mengenai pasangan. Yap bener, ternyata menjadi dewasa nggak mudah. Beberapa perandaian kita di masa lalu tentang nikmatnya menjadi dewasa nyatanya berbanding terbalik dengan kenyataan di lapangan.
Berbicara mengenai pasangan, di usia ini pula seseorang mantap untuk melabuhkan hati pada kekasih hatinya. Membangun bahtera rumah tangga yang nantinya diharapkan akan terus berjalan hingga menjadi debu. Tapi itu nggak berlaku bagi mereka yang belum menemukan alias jomblo. Kekhawatiran juga ketakutan terus saja menghantui. Apalagi dalam masyarakat kita, jodoh dan pernikahan seakan menentukan keberhasilan seseorang.
Saat sudah mencapai umur yang dianggap siap untuk menikah, nggak jarang kamu dihampiri pertanyaan. Seperti, nanti pasanganku gimana ya, bisa nggak ya saling kompromi, hilal kok belum tampak ini nanti aku bakal bisa nikah nggak ya? Kondisi ini semakin diperburuk dengan berbagai pertanyaan "kapan menikah?" dari teman bahkan keluarga. Meski hanya dua kata saja, namun nggak jarang ia datang bagai petir yang terus menghantui.
Lalu harus bagaimana? Sikap tenang yang kadang sudah kita bangun pun rupanya bisa saja runtuh dengan pertanyaan tersebut. Memang risih, tapi nggak salah juga mereka menanyakan hal tersebut. Mungkin bagi mereka, usia kita yang sudah matang sayang rasanya jika dilewatkan begitu saja (terutama bagi kaum perempuan, karena dimasa ini organ reproduksi mulai matang). Atau mungkin mereka juga memiliki ketakutan yang sama? Takut jika saudara atau anaknya yang beranjak dewasa ini tak menemukan tambatan hatinya?
Meski begitu, menikah bukanlah perkara yang mudah. Hidup berdua dengan pasangan yang berbeda pendapat, berbeda cara pikir, berbeda kesukaan, membuat kita mesti paham jika cepat menikah nggak jadi jawaban yang tepat atas keresahanmu selama ini. Sehebat apapun bekalmu menuju pernikahan, jika kalian nggak saling dengan pasangan, rasanya bakal berat menuju kata samawa.
Saling disini bukan hanya mengenai ego semata, lebih dari itu. Saling menjaga aib, saling memahami kondisi keluarga, saling terbuka akan permasalahan yang ada, dan saling mengerti bahasa cinta dari pasangan. Ibarat pakaian, pasangan merupakan pakaian yang kita kenakan. Baik dan buruknya tergantung bagaimana kita bisa menjaganya dengan baik.
Buat kalian yang masih mencari, tentu masih banyak jalan menuju bahagia. Bukan hanya dengan menikah. Nyatanya, menikah tidak lantas menjadikan seseorang bahagia. Jika hal itu yang ada, mengapa banyak kasus perceraian? Mengapa banyak pasangan yang saling menyelingkuhi? Atau mengapa banyak kdrt? Atau jika kamu berpendapat, menikah akan mengubah cara pandang dan perilaku seseorang itu tentu SALAH BESAR! Sengaja di capslock karena memang begitu adanya.
Pernikahan bukan sulap. Pernikahan tidak akan mengubah apapun. Apa yang kamu lihat dari diri pasanganmu sekarang, itu yang kamu dapat. Bahkan, bisa lebih parah dari itu. Siap menikah berarti siap bergelut dengan masalah yang akan kamu hadapi seumur hidup. Tapi itu semua akan terasa ringan jika dilalui bersama.
Bagi kamu yang belum menemukan, pasangan bukan ditemukan tetapi dibentuk dengan cara memantaskan diri. Tidak lantas terus fokus dan melupakan diri sendiri ya. Sebab, jika terus fokus adanya membuat kita rentan tersakiti. Kamu tidak perlu heboh seperti anak ayam kehilangan induk hanya demi menemukan orang yang bisa mengisi hati. Semua yang ditakdirkan bersama, tentu tidak akan pernah tertukar kok. Jangan pernah resah akan kesendirianmu ya:)
2 notes · View notes
ferraputri · 4 years
Text
“Aku merindukan aku yang belum pernah bertemu denganmu. Yang belum sepatah ini, yang tidak sepayah ini, yang tidak sepenakut ini hanya karena dikecewakan orang yang sempat aku percaya.”
— Aku merindukan aku yang dulu. (via mbeeer)
2K notes · View notes
ferraputri · 6 years
Text
Terjun ke dunia anak anak!
Hari ini saya memutuskan untuk menerima tawaran sebagai pengajar TPA di masjid dekat rumah. Malusih awalnya ketika saya merasa diri ini tidak cukup lebih baik bacaannya:( Tapi hidup kan proses pembelajaran. Lagi pula ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang mampu dibagikan kepada orang lain termasuk anak anak. Apa gunanya saya dulu belajar di TPA kalo sekarang gakmau menerapkan di lingkungan sekitar. Ini pertama kali saya ngajarin iqro' dan Al Quran anak orang. Banyak yang lucu tapi ada juga yang sedikit ngeselin dengan teriak teriak hhhh Mereka satu per satu dateng ke saya buat membacakan dan saya menilai di buku penilaian TPA. Ada satu orang yang sebelum baca ngeliatin saya serius banget. Dia bilang "kok aku aneh ya ngeliatin kamu mbak" Hahaha saya jawab "iyadong kan kamu baru pertama kali liat" Selesai mengajar ada anak kecil dengan tingkah lucu nan lugunya cerita ke saya sembari menunggu adzan Maghrib. Namanya Khusna, umur 6 tahun masih TK. Dia cerita ke saya "mbak Ferra aku to di TK udah punya pacar lo. Aku cinta sama dia. Namanya Hafis" Heeeee, saya kaget dong. Ini anak kecil TK lo yang bilang. Tau apa dia soal cinta -_- Saya jawab "cinta itu apasih?" Dia menunjukkan cinta dengan kedua tangannya membuat bentuk love sembari berkata "cinta itu gini mbak. Aku juga sering nulis i love you di buku gambar." Ya Allah, ini siapa yang salah sih sejujurnya:( Tapi, saya suka sama dia. Dia anak kecil pertama yang langsung deket dan banyak cerita ke saya. Yang bikin saya makin suka saya dibilang cantik wkwkwk. Anak kecil jujur kan ya, kemungkinan bohongnya dikit. Sedikit percakapan itu saya kutip, kira kira begini: "mbak aku punya guru baru di TK namanya bu Ismi",ungkapnya. "cantik enggak bu Ismi?", jawab saya "iya cantik. Mirip", dia bilang dengan bersemangat "mirip kayak siapa? Aku ya?"hehe pede juga saya "berarti aku cantik dong?",ujar saya. "iya mbak Ferra cantik!" Hahahaha!! Terimakasih sayang🌷 Kumandang Adzan Maghrib tiba, kami semua sholat berjamaah. Setelahnya, anak anak duduk berjajar, berdoa, dan bersiap pulang ke rumah masing masing. Saya bersama 4 teman lainnya tidak langsung pulang tetapi ngobrol ngobrol sebentar. Sekitar pukul 7, kami memutuskan pamit dan pulang. Sebelum pulang ada anak kecil lewat masjid dan menyapa teman saya "mas raka!" Mbak Maroh sebagai kakak tertua kami bilang gini "besok kamu juga bakal dipanggil gitu dek. Terjun ke dunia anak anak bakal sering dipanggil di jalan" Penutup yang menyenangkan sebelum memutuskan pulang. Sampai rumah saya pikir ternyata terjun ke dunia anak anak bikin riang, banyak belajar sabar, daaaaaaaan harus pinter ngomong agar gak salah presepsi di benak adek adek kecilku. Meskipun tadi saya capek sepulang kuliah. Selesai ngajar rasanya lebih bahagiaaaaaaaa. Ya Allah bahagia semenyenangkan dan sesederhana ini. Terimakasih!!! Tetep jadi anak kecil yang membahagiakan ya adek adekku. Lov💎
12 notes · View notes
ferraputri · 6 years
Text
Memesona itu Berani Bermimpi Tanpa Batas
Saya selalu terpesona dengan orang-orang yang tahu apa yang di-mau, melihat mereka yang berhasil berdiri dengan tegaknya di atas mimpi sendiri. Sungguh suatu hadiah diri paling luar biasa atas keringat dan air mata yang jatuh di setiap langkah menuju ke sana. 
Wanita pertama yang membuat saya langsung jatuh hati dan terinspirasi adalah @perempuanthicka. #Memesonaitu melihatnya bercerita bagaimana pekerjaannya sebagai penulis tentang kopi membawanya terbang ke mana saja. #Memesonaitu kilatan bahagia yang terlihat jelas di matanya, membuat saya percaya, bekerja sesuai dengan passion tak hanya akan membuat dompet mengembang, semangat dalam jiwa pun akan terus kenyang.
Tidak Ada Kata Terlambat
Tumblr media
Dari kecil, kita sudah biasa ditanya tentang cita-cita. Dokter, pramugari, polisi dan banyak profesi keren yang lainnya. Namun, dengan bertambahnya usia, passion akan membawa kita ke tempat yang diinginkan. Kamu mungkin akan tersesat lebih dulu dengan salah jurusan atau pekerjaan yang hanya membuatmu mengutuk di setiap pagi. Tak pernah ada kata terlambat untuk berganti haluan, mengejar mimpi yang selama ini pura-pura kamu ikhlaskan. Di usia menjelang 30 tahun, saya masih terkungkung di rumah. Bekerja seadanya. Lowongan kerja kantoran bahkan meminta usia di bawah 26 tahun, bukan? Hobi menulis pun cuma jadi ajang curhat di blog. Sampai akhirnya tawaran bekerja sebagai content writer datang. Saya yang seorang Sarjana Teknik Pertanian, dengan tulisan acak adul yang mostly cuma puisi ala-ala? Serius? Tentu saja saya ambil! Apa sih yang tak bisa dipelajari? 
Keliling Diri dengan Vibe Positive
Tumblr media
Bertemanlah dengan orang-orang yang punya energi positif. Mereka akan menulari kita dengan pikiran-pikiran optimis. Bagaimana mereka tetap semangat menghadapi hidup yang kadang kejam, atau tentang taktik menjauhkan diri dari penyakit hati. Belajar mendengarkan juga perlu. Karena setiap menyediakan telinga untuk mendengar, ada ilmu baru untuk dipelajari. Dari seorang teman, Titasya, saya belajar bahwa apapun bisa diraih asal terus berusaha. Sahabat yang juga bos saya ini mengajarkan bahwa penting untuk terus berkembang. Dari kawan lainnya, @tetavaganza saya belajar, bahwa terus berpositive thinking baik untuk kesehatan jiwa. Teman akrab ini juga membuat saya sadar, berbagi tidak akan pernah membuatmu kekurangan.
Berani Mendobrak Keluar dari Zona Nyaman
Tumblr media
Keluar dari zona nyaman dan aman yang hangat memang sedikit menakutkan. Ratusan ‘bagaimana jika’ menghantui kepala dan memberati kaki untuk melangkah. Namun, kita tak tahu harta karun apa yang ada di luar kalau melangkah keluar saja tak berani. Ingat pepatah yang mengatakan, ‘Jangan mengharapkan hasil berbeda kalau masih melakukan usaha yang sama’, kan? Pertama kali menulis artikel, saya dapat tugas untuk membuat berita artis. Butuh waktu satu tahun bagi saya hingga akhirnya bisa menciptakan artikel yang enak dibaca dan paham bagaimana memilih tema yang menarik. Lalu, tawaran lain muncul. Bagaimana kalau menulis bidang baru? Traveling, misalnya? Sedikit menakutkan, memang. Tahu apa saya tentang traveling? Jalan-jalan juga paling jauh ke Jogja. Mendaki gunung pun belum pernah. Namun, sekali lagi saya tertantang menaklukkan bidang baru ini. Dan lagi, apa sih yang tak bisa dipelajari?
Tidak Berhenti Belajar
Tumblr media
Berteman dengan berbagai macam orang dengan watak yang bervariasi, mau tak mau membuat saya banyak belajar tentang hal asing. Buat saya, hidup adalah sekolah sepanjang masa. Tempat di mana saya memberi makan otak dan hati dengan hal-hal baru setiap harinya, selama masih bernapas. Ilmu pun juga begitu. Saya memang sudah menyelesaikan pendidikan resmi, namun pelajaran hidup tak akan ada habisnya. Salah satu yang akhirnya saya pahami adalah ketika mengerjakan sesuatu sesuai passion, rasa haus akan ilmu di bidang tersebut tidak akan hilang. Contohnya, karena menulis tentang jalan-jalan, saya jadi semangat belajar memotret, bikin video pendek tapi informatif dan tetap seru. This is so much fun.
Bermimpi Tanpa Batas
Tumblr media
Tak ada batasan untuk bermimpi. Kecintaan saya pada kopi pernah membuat saya bercita-cita untuk memiliki sebuah coffee shop agar tak perlu lagi membayar mahal untuk setiap gelas minuman surgawi yang saya minum. Kini, impian saya makin tinggi. Dalam jangka waktu 5 tahun ke depan, saya ingin menikmati kopi di kafe sendiri yang tak jauh dari rumah, menulis buku ke 2 atau ke 3 untuk diterbitkan, dengan anak-anak yang bisa mengganggu saya kapan saja. #Memesonaitu ketika kamu berani bermimpi tanpa batas.
Tetap Menginjak Bumi
Tumblr media
Manusia bisa berubah karena harta dan derajat. Sombong nggak sih kalau belum apa-apa saya sudah khawatir tentang ini? Menurut saya, penting untuk mewanti-wanti diri agar tidak keblinger dan untuk terus membumi sejak dini. Saya ingat pesan sahabat lainnya, sekaya-kayanya manusia adalah ia yang bisa bermanfaat bagi orang lain. 
Jangan takut untuk bermimpi. Kalau terlalu menyeramkan berjalan sendiri, ajak saja teman yang punya passion sama. Pancarkan pesonamu dengan semangat menggapai impian!
Berani?
616 notes · View notes
ferraputri · 6 years
Text
Mengawali bulan dengan berakhirnya masa kontrol!
1 Maret 2018. Akhirnyaaa setelah bolak balik rumah sakit, hari ini terakhir untuk menjalani masa kontol setelah operasi di pipi.
Tapi, kontrol ini memberikan saya banyak pelajaran tentang sabar. Menunggu hampir 3 jam untuk bertemu dokter yang tidak lama. Ini bukan hanya sekali, tapi memang kudu menjalaninya setiap kontrol. Menghabiskan berjam jam di ruang tunggu. Dipertemukan dengan berbagai kondisi. Baik seneng, sedih, khawatir, kesel, dan ketergesa gesaan. Sebel sebenernya nunggu lama, tapi ketika dokter datang memakai baju operasi rasanya saya berdosa kalo harus mengumpat saat menunggu lama. Pelajaran berharga juga saya dapetin dari orang orang yang saya temui dan ajak ngobrol.
Pertama, saya dipertemukan dengan ibu ibu yang mengeluh sakit di bagian dada. Berbincang bincang banyak hingga ke masalah anak. Menceritakan anaknya yang sedang melakukan kkn di luar kota dan sering telfon buat menyelesaikan masalahnya di kkn. Ibunya bilang ke saya, "ya saya bilang, kalo kamu telfon ke ibu curhat itu masalah yang cukup sulit diselesaikan. Apa apa jangan terus ngeluh. Namanya kamu tinggal di desa orang, kamu harus ngikuti alurnya gak sembrono ngubah ngubah pake aturan kkn kamu. Kita itu hidup bermasyarakat. Kamu juga udah dewasa gakboleh kalo bergantung ke ibu terus".
Kedua, saya dipertemukan dengan 2 ibu muda. Ibu yang satu mengeluh sakit di bagian lambung sebelah kiri. Ibu yang kedua kontrol pasca operasi usus buntu. Disitu, kami semua mengkhawatirkan hal yang sama yaitu operasi. Ibunya juga bilang, "ya saya takut mbak, gak pernah operasi. Waktu mau dirawat itu saya khawatir anak saya masih kecil. Kalo dijahit kan enggak boleh banyak beraktivitas berat. Sedangkan anak saya masih butuh saya. Cukup saya aja yang kayak gini. Lainnya jangan. Sakit." Saya tanya setelahnya "kalo lahiran memang gak diruang operasi ya bu?". Ternyata dari percakapan itu saya jadi banyak memahami tentang persalinan. Melahirkan anak secara normal bisa dilakukan di bangsal tanpa perlu ke ruang operasi. Jangan ditanya bagaimana rasanya. Sakitnya sampai ubun ubun. Rasanya ingin menyerah, tapi tidak boleh sepenuhnya menyerah pada keadaan. Waktu ngobrol saya jadi langsung nengok ke ibu saya yang berada sedikit jauh sebab tidak ada tempat duduk. Saya pandangi wajahnya, jadi saya pengen nangis sendiri:(
Ketiga, saya dipertemukan oleh bapak bapak. Bapak tersebut akan kontrol ke dokter syaraf. Ia mengeluhkan syaraf bagian belakang yang terjepit akibat mengangkat pagar. Saya gak banyak ngobrol, karena bapaknya lebih nyambung ngobrol ke ibu saya daripada ke saya wkw. Dari pembicaraan dengan bapak itu, ada satu pembelajaran. Bapaknya cukup sedih ketika anak ketiganya tidak kerasan bekerja. Beliau bilang "ya saya cuma bisa ngasih pendidikan mbak. Nyekolahin. Setelahnya saya serahin ke dia aja. Ya namanya anak mesti beda beda ya mbak"
Dari semua pembicaraan selalu berakhir dengan "bersyukur mbak udah diberi sehat"
PKU Muhammadiyah memberikan saya banyak hal tentang hidup. Bagaimana tidak mengeluh saat menunggu lama. Bagaimana banyak banyak terimakasih sudah diberi sehat. Diperkenalkan dengan orang orang yang sabar nan baik. Perawat yang selalu bilang ke saya "jaga kesehatan ya dek. Besok kalo keluar pake masker. Jangan banyak makan fast food apalagi mie. Kurangi micinya. Itu ibu yang kena usus buntu karena makannya gak dijaga. Cepet sembuh ya". Dokter yang lucu nan cuek. Hhhhhhhhh. Tapi saya tetep suka sama dokter jun, abu dan dokter lia. My lovely dokter! Gak pernah cemberut juga marah ketika saya banyak nanya ini itu. Suka juga sama mas perawat yang lagi profesi. Jagain saya waktu operasi dan ngangkat dari ruang operasi ke bangsal. Manis juga sih senyumnya walau dalam keadaan setengah sadar obat bius wkw. Terlebih ke ibu saya yang sudah banyak capeknya menemani kontrol juga merawat ketika dirawat sebelum dan pasca operasi.
Ternyata, sakit gak semestinya mengeluh. Malahan sekarang sedikit sedih enggak lagi menjalani keriwehan kontrol. Saya nulis ini juga sedikit mbrambangi. Kok tulisan ini sedikit sedih ya, jadi gak lucu lagi saya mah kalo nangis:(
Saya juga nyelipin foto foto yang saya curi curi. Gak cukup bagus kayak fotografer. Tapi membantu saya mengingat kondisi dan membayangkan situasinya ketika saya lagi baca tulisan ini.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
1 note · View note
ferraputri · 6 years
Text
Terlalu banyak mempersyaratkan sesuatu dalam hidup justru hanya akan membuat hidupmu tak banyak beranjak kemana-mana. Harus sudah ini dulu baru lakukan itu; harus punya ini dulu baru kerjakan itu; harus ada temannya, malu dan malas kalau cuma sendiri. Ada hal-hal dalam hidup yang sebenarnya bisa kita lakukan tanpa banyak mengajukan syarat. Karena di antara hal-hal itu hanya butuh keberanian dan keyakinan. Karena di antara syarat-syarat itu, kebanyakan muncul sebagai pembenaran dari lemahnya tekad dan besarnya kemalasan.
— Taufik Aulia
1K notes · View notes
ferraputri · 6 years
Text
Seminggu yang lalu, saya menapakkan kaki di ibukota. Jakarta. Sudah 2 kali saya mengunjungi.
Padahal dulu saya suka bermimpi dan menulis "Ingin keliling Indonesia, ke Jakarta aja belum pernah" menempelnya di dinding kamar. Ternyata tulisan itu dikemudian tahun menjadi kebenaran yang hakiki.
Kali pertama ke Jakarta, saya sendiri. Berangkat naik kereta dan dijemput saudara di stasiun. Jalan jalan ke Bogor, Bekasi, Jakarta Pusat menggunakan krl sendiri. Ibukota memang menampilkan orang orang yang sibuk bekerja, seperti saudara saya. Berangkat sangat pagi, saya belum bangun dan pulang ketika saya sudah cukup lelah dan hari sudah petang. Tidak mengherankan kota ini membuat saya harus mampu kemana mana sendiri. Awal awal menggunakan krl saya tidak sanggup. Selalu didesak dan mengalah menunggu kereta selanjutnya. Ditahan dan dibanting untuk jadi tahan banting. Bertanya kesana kemari ketika salah naik krl. Panik jelas. Tidak pernah membayangkan tersesat di kota orang. Setelah masuk krl saya dibuat heran. Tidak ada orang yang mengobrol. Semua sibuk dengan gadget ataupun tertidur. Ini gila. Bukan seperti di kota saya. Merasa sangat asing. Hidup dalam keegoisan diri sendiri. Mungkin...mungkin saya hanya perlu membiasakan diri.
Kali kedua saya mengunjungi bersama teman teman kampus dalam rangka studi banding. Menggunakan bis melintasi beberapa kota dan tol. Dalam perjalanan menuju tempat kunjungan ketika yang lain terlelap tidur, saya mengeluarkan hape dan mulai memotret motret. Dua gambar ini yang paling saya suka.
Tumblr media Tumblr media
Gambar pertama, ketika kami di bis terjebak macet. Dijalanan ada bapak bapak menjualkan makanan di tengah teriknya siang. Tidak memakai topi atau penutup kepala. Keringatnya berceceran saat saya lihat. Saya suka mendapatkan gambarnya. Potret betapa kerasnya hidup di jalanan. Berteman peluh dan asap kendaraan. Memeluk diri sendiri saat banyak penolakan. Merapal harap agar segera ludes terjual dagangannya. Saat memotretnya, hati teriris iris. Ingin nangis tapi malu. Malu ternyata saya cuma bisa meminta belum bisa banyak memberi. Pak, semoga selalu diberikan lancar dan sehat agar keluarga di rumah berbahagia.
Gambar kedua, potret pembangunan mrt yang tak kunjung rampung. Di tulisannya "pembangunan ini akan selesai pada tahun 2019" tapi 2018 sudah berjalan hampir 3 bulan pembangunan ini masih sama saja. Belum ada perubahan yang signifikan. Atau mungkin saya nya yang salah? Ini sumber kemacetan di Jakarta menurut pengamatan orang awam seperti saya. Berjam jam dijalanan bukanlah hal yang menyenangkan. Stress, pusing, penat. Belum lagi suara klaskon yang seakan akan memburu dan tidak pernah sabar. Gedung gedung tinggi di belakangnya seakan meledek. Ini jam 12.18 ketika kami menuju tempat kunjungan. Bisa membayangkan betapa panasnya saat itu. Kalo saya naik motor mungkin akan kupisuhi semua hal yang ada di jalanan. Termasuk kemacetan ini haha.
Oiya, satu lagi. Di Jakarta enggak seperti di Jogja yang banyak tempat untuk berteduh saat tiba tiba hujan dan naik motor. Sudah dipastikan ketika hujan datang dalam beberapa menit kamu bakal klebus kudanan. Tidak ada tempat mlipir mlipir untuk sekedar berbasa basi haha hihi ataupun sedikit misuh menunggu hujan reda. Di sini, orang orang yang naik motor dan kehujanan lebih memilih berteduh di bawah jembatan layang. Padahal nih ya itu jalan raya. Ya tau dong ketika banyak yang mlipir dan ada mobil ataupun bis lewat akan banyak klakson menggema di jalanan.
Sedikit banyak cerita saya, oleh oleh mimpi saya ingin ke Jakarta (dulu) heheew.
2 notes · View notes
ferraputri · 6 years
Video
youtube
ZINA YANG MENJADI GAYA HIDUP
By. Ario Muhammad
“Bagaimana kamu yakin bakalan puas berhubungan seksual dengan calon Istrimu kalau gak pernah nge-seks sebelum menikah?”
Pertanyaan ini meluncur santai dari salah satu sahabat saya dari Jepang beberapa waktu lalu saat kami sedang makan siang bersama karena dia sangat tahu, seks bebas tak lazim bagi orang Indonesia.
“Saya tidak pernah berhubungan badan dengan yang lain. So how can I make a comparison?” saya membalasnya tenang.
Sejujurnya saya kaget mendapatkan pertanyaan dari dia seperti ini. Tidak pernah terbayangkan dalam otak saya bahwa hal ini akan menjadi masalah bagi seseorang jika dia tidak bisa menikmati kehidupan seksnya, maka pernikahannya tidaklah bahagia.
Kekagetan saya ini juga menjadi pertanda bahwa latar belakang yang berbeda, gaya hidup yang berbeda, nilai-nilai kebenaran yang berbeda ternyata juga melahirkan cara pandang yang berbeda.
Saya muslim, lahir di negeri mayoritas muslim dengan kultur islam yang kuat. Teman saya di Jepang tentu saja berbeda. Agama bukan lagi bagian dari hidup, seks bebas bukanlah aib apalagi dosa bagi mereka. Gonta ganti pasangan tidaklah masalah karena memang begitulah kehidupan mereka. Saya tidak bisa memaksa pemahaman saya seperti ini dalam sehari agar bisa diikuti olehnya. Begitu juga sebaliknya. Wajar jika dia keheranan soal kepuasan berhubungan seks kepada saya. Karena baginya, ini bagian terpenting dari sebuah hubungan resmi bernama PERNIKAHAN.
Dan zina adalah lifestyle di negeri-negeri barat dan tanpa agama. Karena memang mereka tumbuh dengan kultur seperti itu. Agama bukan lagi menjadi pelindung dan pengontrol atas nafsu manusia. Selama suka sama suka, bukanlah sesuatu yang terlarang bagi mereka. Entah itu lelaki sama lelaki, perempuan sama perempuan, semua sama saja. Tak ada masalah sama sekali.
Tak berapa jauh dari kampus University of Bristol, Inggris tempat saya dan Istri mengenyam pendidikan S3, ada club malam untuk Gay, di tempat-tempat umum sudah biasa orang berciuman mesra walau batas-batasnya tetap terjaga dan tidak sembarangan. Karena memang norma mereka dengan kita berbeda. Nilai yang mereka anut dengan kita berbeda. Di UK, pasangan lesbian bisa memiliki anak dari sperma sumbangan. Begitu juga dengan pasangan Gay, mereka juga melakukan hal yang sama. Maka alasan kepunahan manusia terbantahkanlah dengan cara mereka seperti ini. Kehidupan mentalnya bagaimana? tentu tidak akan sempurna sesuatu yang tidak pada fitrahnya, tapi teman saya Fissilmi Hamida ini pernah memiliki landlord (tuan rumah) pasangan lesbi yang punya skill parenting jauuuh lebih baik di banding orang tua-orang tua muslim yang pernah ditemuinya.
Lalu dengan “nyamannya” kondisi di negara barat yang menjadikan zina sebagai lifestyle, LGBT sebagai sesuatu yang lumrah, haruskan di Indonesiapun terjadi seperti itu?
Saya tidak ingin membahas soal penyebaran penyakit akibat dari perilaku zina ini. Karena informasinya sudah banyak beredar dan sudah jelas penyebabnya. Untuk itulah program-program seks sehat digalakkan di negara-negara maju yang kemudian juga disarankan oleh para aktivis YANG ANTI DIURUSI RANJANG-nya mengkampanyekan hal yang sama.
Tapi ingat para orang tua dimanapun!
Terutama kamu yang masih percaya dengan Allah dan syariat-Nya.
Kita sedang memandang wajah anak-anak kita di masa depan. Tentang ketakutan kita akan bahaya pornografi, tentang ketakutan kita akan perilaku seks menyimpang yang begitu mudah tertular, kita sedang khawatir ibu-ibu RT yang kemudian harus tertular Penyakit Menular Seksual (PMS) karena suaminya sering “jajan” di luar, kita sedang resah karena pelakor yang menghancurkan rumah tangga orang dengan dalih suka sama suka, kita sedang benci dengan maraknya tindakan seks bebas di kalangan remaja.
Ini bukan soal PMS yang bisa diatasi, ini bukan menjunjung tinggi hak asasi seseorang karena atas dasar pilihannyalah dia berzina. Kita sedang mencoba untuk saling menasihati sebagai sesama muslim. Karena agama ini nasihat [1].
Kita sedang ingin mengingatkan saudara kita diseberang rumah atau mungkin saudara kandung kita bahwa masih ada Iman yang harus kita pegang, masih ada kekuatan ruhiyah yang bisa kita perjuangkan agar jauh dari tindakan tak senonoh seperti ini.
Ini bukan hanya tentang kekhawatiran akan masa depan anak-anak kita, keluarga terdekat kita, ketakutan ini jauuuuh lebih panjang dari itu. Yang kita takut adalah saat kita sakratul maut nanti. Saat kita menghadap Allah nanti. Tidak ada kekhawatiran yang mendera begitu hebatnya selain melihat saudara muslim kita sendiri terjebak dalam pusaran maksiat seperti ini. Untuk itu kita memberi nasihat, untuk itulah kita berjuang hingga ke parlemen dan undang-undang.
Ini bukan karena saya lebih baik dan anda lebih buruk dari saya, tapi tentang saling membuka lebar-lebar tentang mana yang salah dan mana yang benar. Tentang kembali ke kultur kita sebagai seorang muslim, seseorang yang masih percaya bahwa ada aturan Allah yang harus kita ikuti, ada rambu-rambu yang harus kita jaga.
Anda mau anak-anak SMA terbiasa hamil lalu cuti melahirkan dan kembali sekolah lagi? ini terjadi di negeri Inggris yang menjadikan zina sebagai lifestyle.
Anda mau suka sesama jenis adalah hal lumrah yang tak perlu dikhawatirkan dan sudah dimulai sejak anak-anak anda remaja? ini terjadi di negara yang tak mau lagi percaya akan Tuhan.
Anda mau jika agama yang menjadi penyelamat hidup kita kelak hanya menjadi atribut tak berguna yang hanya menjadi sumber pengekang kehidupan manusia?
Kalau anda mau silahkan. Tapi tidak dengan kami yang masih ingin nafas islam itu bernyawa di tubuh dan jiwa generasi-generasi kami.
Kami masih ingin lantunan qur'an itu merdua disetiap maghribh maupun subuh di rumah kami dan anak-anak kami kelak.
Kami masih ingin semangat menuntut ilmu di sekolah selalu teriring dengan keinginan yang kuat untuk mendekat kepada Allah.
Kami masih ingin itu terjadi sekalipun kami mati. Untuk itulah kami berjuang menjaga ketahan keluarga agar tetap memiliki nafas Allah dan Rasul-Nya dari rumah-rumah setiap keluarga muslim.
Jika anda tak suka, jangan menuduh kami tak mau memperjuangkan hakmu yang kamu atur sesukamu. Kami sedang khawatir keindahan berislam itu hilang dan luntur dari akar keluarga kami. Untuk itulah kami bersuara.
Saya tidak pernah menyesal terlahir sebagai muslim dan dianggap “terkekang” dengan aturan-aturan agama.
Karena dengan itulah jiwa kami bisa lapang, dengan mengingat-Nya lah hati kami tenang. Kami tak perlu pusing memikirkan akhir pekan harus mabuk berapa lama seperti teman saya dari Romania, kami tak perlu berfikir berapa banyak uang yang harus kami keluarkan hanya untuk MENCARI KEBAHAGIAAN persis seperti rekanku dari Italia yang kebingungan mencari destinasi liburan, kami tak perlu bingung memikirkan apakah calon pasangan kita memuaskan di ranjang atau tidak karena tak pernah mencobanya sebelum menikah, kami tak perlu sibuk bekerja hingga meninggal seperti orang Jepang hanya untuk memuaskan dahaga dunia.
Untuk itu setiap orang tua dimanapun, keluarga adalah kunci dan fondasi paling awal menantang “keras"nya dunia. Jika Agama hilang dari keluarga kita, maka bersiaplah menerima gaya hidup baru yang semakin menjauhkanmu dari Tuhan.
Bagi kalian yang senang semakin jauh dari Tuhan, silahkan. Tapi bagi kami, keberadaan Allah di hati adalah segalanya. Bagi kami, menjaga anak dan keluarga kami dari api neraka lebih kami takutkan dibanding mengikuti mau manusia yang selalu berujung pada nafsu belaka.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [at-Tahrîm/66:6]
Salam musim dingin dari Bristol, Inggris.
[1] Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus ad-Daary radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama itu nasihat”. Kami pun bertanya, “Hak siapa (nasihat itu)?”. Beliau menjawab, “Nasihat itu adalah hak Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemerintah kaum muslimin dan rakyatnya (kaum muslimin)”. (HR. Muslim)
2K notes · View notes
ferraputri · 6 years
Text
Aku ingin menjelma senyum diwajah anak anak penderita kanker
Minggu, 18 Februari 2018.
Tidak ada hal yang lebih menyenangkan ketika seluruh apa yang kita punya juga mampu memberikan manfaat bagi orang lain. Aku dulu sering berfikir, ingin menyumbangkan kornea mata, darah, ataupun sumsum tulang belakang. Tetapi, ketakutan alat medis membuat diri ini masih banyak bimbangnya. Tapi suatu saat kelak aku ingin melakukannya! Mungkin...mungkin kini baru support yg bisa kuberikan. Support berbentuk #beranigundul lawan kanker pada anak.
Awalnyaaaaaa, harus melewati perdebatan panjang dengan orangtua. Mereka mengkhawatirkan anak ini akan banyak susahnya ketika gundul. "kamu kan baru selesai operasi. Baru dijahit juga pipinya blm kering. Nanti kalo digundul kan dikira sakit. Belum nanti kamu diejekin temen temen".
Aku selalu bilang "tapi apa salahnya donasi? Lagian aku pake kerudung gak akan temen temen ngejek. Gapapa sesekali digundul".
Kemudian mereka menyetujui, meskipun kekhawatiran itu belum sepenuhnya sirna dalam hatinya.
Minggu itu, dengan keteguhan niat aku dateng ke acara #beranigundul ditemani dengan temen sepersedihan (Mbak Anin dan Mas Iyok)! Mas Iyok mendaftar donor darah dan aku mendaftar untuk melakukan penggundulan. Mbak Anin? Setia menemani 👫
Hanya beberapa menit dan taraaaaaaaaaaa! Aku benar benar gundul! Senang senang senangggg!!
Di acara itu bukan hanya penggundulan dan donor darah. Tetapi ada bincang bincang dengan dokter dan survivor kanker. Sudah seharusnya aku banyak merapal syukur pada Allah! Atau mungkin ini cara Allah mengingatkanku akan arti rasa syukur sebenarnya? Betapa tidak. Anak anak kanker itu sungguh sungguh tidak bersedih hatinya. Ia menjelma peri, teduh wajahnya, riang hatinya, dan sangaaaaaat menyenangkan.
Apa nantinya senyum yang kuberikan ini akan memberikan efek terindah baginya? Kuharap begitu!
Dibalik itu semua. Kuyakin ada ibu dan bapaknya yang setiap doanya selalu merapal kesembuhan, menguatkan hati untuk tidak meneteskan airmata di depan anaknya, menguras banyak kantong untuk menyelamatkannya, menjaga kondisi agar tak jatuh sakit saat merawat anaknya. Betapa banyak kebohongan kebohongan yang dilakukan agar terlihat baik baik saja?
Sesampainya dirumah. Aku segera menghubungi temanku untuk berkata
"rinnn, aku gundul buat support anak kanker. Jadi silirr"
Arin namanya. Ia banyaaak bercerita tentang dirinya yang gundul. Harus mengalami masuk angin dulu karena penyesuaian dari rambut yang cukup panjang menuju kehilangan. Berkisah pertumbuhan rambut dari bulan ke bulan.
Lalu sesudahnya, ia berkata "Aku mau ngasih tau ke penderita kanker, nggak punya rambut nggak masalah kok, nyatanya rambutku yg udah sepunggung ku pankas juga. Nggo nyemangati ibukku waktu itu"
Singkat cerita, ibunya memang penderita kanker. Kanker payudara tepatnya. Banyak kemoterapi. Dia sebagai anak sulung harus menghidupi kedua adiknya ketika bapaknya mengantarkan ibunya operasi dan kemoterapi di Jakarta. Banyak kisah sedih terselip dalam senyum diwajahnya. Sekali lagi, kebohongan itu selalu tertutupi rapi dan selalu ia pancarkan dengan guyonan guyonan yang cukup garing heheee.
Kata katanya memang benar. Gundul bukanlah masalah besar, karena baru beberapa jam aku gundul. Ada perkataan sumbang yang masuk ke telinga "donasi gak musti dengan cara gundul"
Sejatinya, kita hanya perlu berakrab dengan waktu. Memeluk hidup untuk tetap oke dalam kesesakan yang menyedihkan.
Kini, aku siap mengawali hari baru dengan senyum baru! 🍀
Tumblr media
1 note · View note
ferraputri · 6 years
Text
Belajar Hal Baru: Unlearn, Relearn, Measure
Belajar Hal Baru adalah poin teratas dalam daftar resolusi saya tahun 2018.
Tumblr media
Saya ingin tahun ini jadi tahun dimana saya lebih berani mencoba hal baru untuk belajar lebih banyak hal baru. Dalam mempelajari hal baru, setidaknya ada tiga proses penting yang harus dijalani: Unlearn, Relearn, Measure.
Unlearn
Buat saya, ternyata belajar hal baru tidak semudah dulu. Bagian paling sulit dari proses ini adalah unlearn: mencoba melepaskan kembali apa yang saya tahu.
Tumblr media
Proses ini sebenarnya impossible secara fisiologis; kita tidak mungkin menghapus memori spesifik tentang hal yang kita tahu. Tapi kita harus menciptakan mental state yang membuat kita seakan-akan melepaskan hal-hal yang kita tahu saat kita belajar hal yang baru.
Unlearn menjadi super penting karena kita terbiasa mengulang hal yang sama jika kita sudah tahu jawabannya. Jika kita tidak unlearn, pikiran kita akan selalu menolak ketika ada ide baru.
“Ah kalo kayak gini mah gue udah tau”
“Untuk masalah ini, solusinya ini. Gue udah pernah coba, dan berhasil”
“Ga perlu dicobain yang kayak gini mah, gue udah tau jawabannya salah”
Ketika ucapan-ucapan ini muncul, di situlah kita sudah gagal di langkah pertama mencoba hal baru. Kesadaran bahwa kita sudah tahu akan menahan kita untuk belajar hal baru.
Mengutip Mordo di film Dr. Strange, “May I offer you some advice? Forget everything you think you know”
Tumblr media
Relearn
Setelah melakukan unlearn, kita akan terbuka untuk belajar kembali: relearn. Konsep Belajar Kembali ini juga susah susah gampang untuk dilakukan, karena kita terbiasa melakukan sesuatu dengan referensi pengalaman terdahulu.
Tumblr media
Ketika melakukan proses pembelajaran kembali, kita harus membuka diri. Berpikiran terbuka dan membuka diri pada semua kemungkinan; metode baru, cara baru, pola pikir baru, dan orang-orang yang baru.
Misalnya, jika dalam belajar mengembangkan diri hanya dari seminar, mungkin sekarang harus terbuka dengan metode baru seperti mengikuti online course, mendengarkan podcast, atau subscribe artikel-artikel di blog premium.
Atau jika sebelumnya kita hanya punya 1-2 orang sebagai referensi panutan, kita harus mencari referensi panutan yang lain. Bahkan akan lebih baik jika kita mencari referensi tidak hanya dari bidang yang linear. Intinya, harus lebih haus dalam belajar dan mencoba sumber-sumber baru untuk belajar kembali.
Measure
Bagian terpenting dalam seluruh proses belajar adalah konsisten mengevaluasi sejauh mana kita sudah bertumbuh.
Tumblr media
Dalam proses unlearn dan relearn, kita harus menuliskan Goal utama, menurunkannya dalam bentuk activity, mengukur resultnya setiap hari/pekan, dan mengevaluasi apa yang perlu ditingkatkan di hari/pekan berikutnya.
Di dunia kerja, saya menggunakan sistem OKR (Objective Key Result): sistem yang diciptakan Intel untuk mendokumentasikan progress dan goal dalam company, tapi juga bisa digunakan untuk goal personal. OKR bisa menjadi bahasan tersendiri di tulisan lain, singkatnya bisa dilihat di gambar berikut atau baca di sini.
Tumblr media
Dengan menjalankan tiga proses tadi - Unlearn, Relearn, dan Measure - kita akan bisa fokus mempelajari hal baru dan berprogress cepat menjadi orang yang lebih baik.
Tulisan ini saya buat sebagai pengingat diri, tapi semoga juga bisa bermanfaat buat siapapun mempelajari hal baru di tahun ini.
Jadi apa hal baru yang ingin kamu pelajari di tahun ini?
Further Read:
Cara Menjadi Kreatif? Dengan Mencuri Dari Yang Lain
Melatih Kreativitas Dengan Wreck This Journal
3 Prinsip Berani Mulai Berkarya
10 Hal Yang Saya Pelajari dari Buku The Airbnb Story
Fail Fast. Suceed Faster
668 notes · View notes
ferraputri · 6 years
Text
mau repot
“mbak, kalau kamu mau anakmu jadi anak yang mandiri, berdaya, peka dengan sekitar, terasah empati dan emosinya, itu gampang. kuncinya satu, kamu harus mau repot.
membuat anak terus-menerus merasa terhibur dan memilih menghindarkan anak dari layar sebelum waktunya memang repot. lebih enak beri saja teve atau hape, biar nonton dan berhenti rewel. tetapi ini melatih anak untuk bisa membuat dirinya sendiri terhibur dengan yang ada di luar layar. ada banyak yang lebih menarik di sekitar.
membuat anak mau makan sambil duduk, apalagi makan sendiri, dengan rapi, tidak acak-acakan, dan makannya tetap banyak memang repot. lebih enak gendong dan suapi sambil jalan-jalan, makannya biasanya akan lebih banyak. tetapi ini melatih kesadarannya bahwa dia sedang makan. bahwa makan harus duduk. bahwa makan adalah bagian dari bersyukur.
membuat anak mau buang air di toilet, bisa duduk tenang, mencatur setiap pagi dan malam, memang repot. lebih enak pakai popok sekali pakai, biarkan saja buang air sesukanya. tetapi ini mengajarkan aturan dan menunjukkan bagaimana berperilaku yang baik. lebih sehat.
membuat anak memiliki jadwal yang rutin, jam tidur rutin, jam makan rutin, jam mandi rutin, memang repot. lebih enak biarkan saja anak semaunya. tetapi ini mengajarkan kebiasaan, yang saat besar akan memengaruhi perilakunya pula, kedisiplinannya.
mengikuti dunia anak dan tidak “memutus” begitu saja yang sedang dilakukan atau diinginkannya memang repot. harus menunggu sampai puas main air di kamar mandi, harus membuntuti sampai puas memanjat tangga, harus mengikhlaskan rumah berantakan, repot. tetapi ini memberikan sinyal kepadanya bahwa dirinya disayangi, didukung, dan boleh belajar.
mbak, intinya, menjadi ibu itu bisa saja tidak repot, tetapi jika ingin anaknya jadi anak yang berdaya kelak, ya harus mau repot. di tengah segala kemudahan yang ditawarkan zaman ini, menjadi ibu harus pintar-pintar memilih, harus banyak-banyak sabar, dan lebih banyak lagi memaafkan.“
demikian nasihat ibu untuk saya. sulit bagi saya membayangkan kerepotan yang saya timbulkan untuk ibu saat kecil dulu. ibu tidak pernah mengeluh, tidak pernah lelah. semoga Allah memberikan cinta-Nya untuk ibu.
2K notes · View notes
ferraputri · 6 years
Text
Depresi bukan untuk bunuh diri cinta q🌻
Saya membagikan cerita ini berdasarkan pengalaman pribadi juga pengalaman teman teman yang pernah berniat bunuh diri saat dalam keterpurukan.
Depresi merupakan faktor terbesar dan nyatanya sangat identik dengan bunuh diri. Dari beberapa pengalaman, saya menyadari depresi tidak lebih dari sekedar tangisan haru. Rasa sedih yang teramat dalam, yang kemudian menimbulkan mati rasa dan ya! Beberapa akan mencoba mengambil jalan menyakiti diri sendiri kemudian mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Banyak dari orang orang depresi melupakan rasa cinta terhadap dirinya serta kehidupannya. Prinsip sederhananya begini, kita tidak pernah tau apa yang sedang dirasakan seseorang. Maka dari itu, berhentilah memperlakukan mereka tidak dalam kadar yang wajar. Lidah yang tidak bertulang ini kadang lebih kejam dari sebilah pedang.
Kemudian dari beberapa kalian pasti bilang "lah itu orang bunuh diri karena gaada Allah dalam hatinya". Sebelum berprasangka lebih jauh, mari kita mencoba lebih banyak mendengarkan.
Saya selalu menyangkal jika dalam hatinya tidak pernah ada Allah. Saya yakin pasti dari beberapa yang berniat bunuh diri dalam hari harinya serta sujudnya selalu berkeluh kesah dan menangis menceritakan masalahnya pada Yang Maha Kuasa. Tetapi bukankah setiap manusia adalah makhluk sosial? Dimana tidak akan pernah sanggup untuk hidup sendiri. Itulah mengapa Allah menciptakan banyak manusia untuk saling mendengarkan dan merasakan.
Tidak ada yang lebih diinginkan orang orang depresi selain didengarkan. Dengarkan saja tanpa harus banyak menasehati. Mungkin kamu akan banyak bosannya, tapi dari itu semua kamu telah menyelamatkan satu jiwa manusia.
Lalu, bagaimana dengan saya dulu? Mengapa memutuskan untuk bunuh diri?
Heheeee, sejujurnya saya sangat malu menceritakan. Saya melakukan ini ketika duduk di bangku SD. Tidak ada yang pernah tau, orangtua saya pun tidak mengetahui. Kecuali teman teman sekelas saya...
Waktu itu saya benar benar dalam kondisi kalut. Dimana setiap harinya, setiap dari mereka selalu membully dengan kata kata yang menjatuhkan. Mereka hanya tau saya selalu tertawa selebihnya hanya saya yang tau. Kesedihan ini selalu saya bawa dikamar mandi sembari memutar kran air agar tidak terdengar isak tangisnya. Wkwk, ini kayak sinetron sinetron ya:( Ketika tidur, saya selalu dalam bayang bayang "bagaimana caranya harus bunuh diri tapi gak banyak yang sedih?" atau "akan seperti apa mereka mengenang saya ketika gaada?"
Tetapi, semesta selalu mendukung saya! Niat saya untuk terjun dari lantai 2 SD tidak pernah terealisasikan dan saya selamattttt!!! Ini sungguh kebahagiaan. Sebab, tanpa ini saya tidak akan pernah mengerti bagaimana kesedihan seseorang. Tidak akan benar benar peduli dengan keterpurukan seseorang.
Sekaranggggg, setelah banyak berita tentang bunuh diri karena depresi. Saya benar benar mengerti bagaimana rasanya. Sesak. Riuh. Mungkin bagi beberapa orang, ejekan adalah hal yang dianggap bercanda. Tetapi bagaimana dengan hati seseorang? Kamu tak akan pernah tau. Tidak akan ada yang pernah tau dalamnya hati seseorang. Mulailah belajar menghargai. Belajar memahami dan belajar menerima. Tanpa menjatuhkan dan membunuh karakter seseorang.
Untuk itu, mari berbagi bersamaku. Kesedihanmu bukan untukmu sendiri. Cintai dirimu dengan benar benar cinta.
But, seriously if there is any of you who would like to tell stories or you just need someone to talk to, feel free to contact me. I'm all ears. Please take a very good care of yourself.
Kurangi sedihmu, mari berbahagia my lov🐋
2 notes · View notes