Tumgik
elgamaulinaputri · 5 years
Photo
Tumblr media
Aku tak tau lagi cara menikmati pagi, tepat setelah melihatmu berbagi senyum pada yang lain.
0 notes
elgamaulinaputri · 5 years
Photo
Tumblr media
Meski ombak tidak ganas, kalau kapalmu tak tepat, kau akan tetap terhempas.
0 notes
elgamaulinaputri · 5 years
Photo
Tumblr media
Hatimu adalah lautan paling dalam, aku tak berhasil menyelam, aku akhirnya tenggelam.
0 notes
elgamaulinaputri · 5 years
Photo
Tumblr media
Aku tak ingin jadi bayang-bayang, aku hanya ingin kau sayang.
1 note · View note
elgamaulinaputri · 7 years
Photo
Tumblr media
Sudah lama tak bertemu, rupanya matahariku menjauh. Semakin indah saja, tetapi semakin tak tergapai. Pilu. Betapa dulu matahariku begitu dekat, menyebarkan warna indah untuk setiap soreku.
Mohon. Jangan pergi jauh-jauh. Karena aku tak akan pernah menjauh.
0 notes
elgamaulinaputri · 7 years
Photo
Tumblr media
Terima kasih sudah menjadi senja. Yang melawan setiap gelap di hidupku. Terima kasih sudah menjadi senja. Yang selalu membagi warna saat hari-hariku terasa hitam.
0 notes
elgamaulinaputri · 8 years
Photo
Tumblr media
Aku rindu senja. Itu saja. Tak perlu kuumbar kalimat manis. Tidak usah kusampaikan untaian kata cinta. Aku rindu senja. Itu saja. ps: kamu sudah tahu kan, senja adalah dirimu dalam wujud yang lain?
0 notes
elgamaulinaputri · 8 years
Photo
Tumblr media
Ini masih bulan yang sama, yang pernah kita lihat di ketinggian 1000 mdpl.
Inipun masih perasaan yang sama, yang aku gembar-gemborkan pada Tuhan dalam tiap ingat dan lupaku.
Bagaimana bulan di sana?
Sleman, 18 Agustus 2016.
0 notes
elgamaulinaputri · 8 years
Photo
Tumblr media
Terima kasih telah membawaku melakukan perjalanan. Menujumu atau tidak kelak, biarlah menjadi kehendak Tuhan. Tugasku dan kamu adalah memastikan kita sampai di tempat tujuan.
0 notes
elgamaulinaputri · 8 years
Photo
Tumblr media
Karena langit selalu membentang luas, menyediakan ruang yang tak terhingga untuk segala harapanmu.
Namun, apakah seluruh harapan itu akan meresap menembus langit ke tujuh dan bertemu Tuhan?
Beberapa kembali padamu, jatuh dengan keras bersama keyakinanmu.
Berhentilah sejenak, kamu butuh jeda. Lagi.
0 notes
elgamaulinaputri · 8 years
Photo
Tumblr media
Aku ingin mengurai warna-warna senja hari itu-- hari di mana kamu meninggalkanku Barangkali, di sana terselip merah yang masih bisa diusahakan. Barangkali, di sana ada merah yang sedang susah payah ditenggelamkan, lalu kuselamatkan.
0 notes
elgamaulinaputri · 8 years
Photo
Tumblr media
Ada yang ingin aku ceritakan padamu. Tentang langit biru, suara ombak, dan sebuah rasa cinta.
Tidakkah kamu menerka mengapa langit diciptakan begitu luasnya? Sebab di sana akan terkandung banyak sekali perasaan manusia yang tumpah ruah kepada seseorang atau Tuhannya.
Tidakkah kamu penasaran bagaimana suara ombak itu terdengar merdu untuk orang-orang yang patah hati? Sebab di sanalah mereka hanyutkan perasaan yang tidak terbalas dari seseorang yang sangat dicintainya.
Lalu bagaimanakah dengan rasa cintaku? Tidakkah kamu ingin tahu kepada siapa ia benar-benar tertuju?
0 notes
elgamaulinaputri · 8 years
Photo
Tumblr media
Semoga pagi dengan sukarela menyediakan tempat untuk segala harapan.
Bayangkan, jika pagi tidak mau lagi menampung segala harapanmu hari itu.
Lalu pada siapa akan kamu titipkan harapanmu?
Tidak padaku, karena aku adalah pagi yang sudah kamu renggut cahayanya.
0 notes
elgamaulinaputri · 8 years
Photo
Tumblr media
Mungkin, kau memang harus menemui pagi dan mempercayakannya menjawab gelisah yang malam sisakan kepadamu.
Karena barangkali, matahari punya jawabannya.
Jika tidak, biarkan hatimu yang berbicara di tengah sunyi pagi yang begitu menenangkan.
Percaya saja pada hatimu.
0 notes
elgamaulinaputri · 8 years
Photo
Tumblr media
“Jumpai Allah di tiap salatmu.”
0 notes
elgamaulinaputri · 8 years
Photo
Tumblr media
Aku terlambat. Kamu sudah terlanjur tinggi dan tak tergapai. Maka pergilah. Biar aku di sini memandangmu saja. Mencoba meresapi kamu melalui kenangan-kenangan yang belum tercipta.
0 notes
elgamaulinaputri · 8 years
Photo
Tumblr media
Waktu itu, kamu berjalan di sini sembari menabur luka.
Aku, melahap perihnya tanpa berontak.
Dan sejak saat itu kita adalah sepasang manusia canggung yang berpura-pura tidak mengerti apa itu kenangan.
0 notes