Tumgik
elanmaulin · 2 years
Text
Oz oz oz
“oy oy oy”
Adalah chant kalo nonton olahraga di Aussie dan buat semangat rame-rame. Udah 5 tahun di Aussie jadi berasa banget stereotype orang-orang sini yang chill, ramah, santuy, pokoknya no hustle-hustle club. Kadang kalo di dunia akademik tuh ku merasa ga adil banget, sementara budaya Amrik atau Asia nih harus kerja keras biar bisa sukses, akademisi Australia kayaknya hidupnya sans banget tapi tetep sukses. 
Supervisor PhDku tuh beneran kerja selama school hours doang karena dia harus anter jemput anak. Tapi dia tahun ini dapet fellowship prestisius senilai sejuta dolar buat risetnya. Bener-bener ga pernah doi ngeluh sibuk banget ga punya waktu ini itu. Pas istrinya ultah dia ambil cuti buat liburan bareng, anak-anak kalo abis dijemput sekolah terus dia ada meeting sore, kadang dibawa ke kantor. Mind you, ini bapak-bapak usia paruh baya loh. Terus baeeeekk bgt sama student dan junior. Ga pernah yang bikin kita ngerasa ga penting buat ganggu waktu beliau. Bahkan sekarang aku membimbing anak S1 dan butuh konsulnya aja dia bantuin dateng meeting tiap minggu padahal aku udah ga di groupnya lagi.
Tapi tetep berasa dia ga pernah compromise kualitas risetnya sama sekali (kok bisa ya?). Standar kerjaan yang dia oke-in ga pernah turun. Bener-bener kerja menjunjung kualitas diatas kuantitas. Kayaknya kuncinya adalah selalu fokus dan mengerjakan setiap tanggungjawab dengan sebaik-baiknya deh. Kalo emang ga punya waktu ya ga usah diambil amanahnya. Dan jangan ga enakan kalo emang harus nolak. 
Jadi berasa senang melihat contoh sukses orang yang berkarir tanpa harus mengorbankan kehidupan pribadinya. Semoga makin banyak orang-orang baik berkarir di akademia biar ga toxic :) 
59 notes · View notes
elanmaulin · 2 years
Text
Kesabaran yang diupayakan.
Ingatkah kamu pada Kisah termashur, kisah Nabi Ayyub alaihissalam. Allaah beri kenikmatan Nabi Ayyub alaihissalam selama 20 tahun lamanya, dengan kebun kurma, 12 orang anak yang gagah perkasa. Dan jadilah ia raja, Nabi terkaya di kaumnya.
Lalu Allaah uji Nabi Ayyub alaihissalam, Allaah hancurkan semuanya hanya dalam waktu singkat, 3 hari. Mudah bagi Allaah melakukan itu semua.
Hari pertama Allaah beri ia penyakit kusta sampai kaumnya pergi meninggalkannya.
Hari kedua Allaah kirimkan badai dan hama yang menghancurkan seluruh kebun dan peternakannya.
Hari ketiga ini adalah hari terberat dalam hidup Nabi Ayyub alaihissalam . Allaah wafatkan 12 anaknya dalam sehari tanpa sebab apapun.
Hanya tinggal istrinya.
Sampai 18 tahun ujian , istrinya berkata, "wahai Nabi Allaah, berdoalah pada Tuhanmu agar menghilangkan ujianmu, tidak perlu mengembalikan semuanya, cukup agar penyakitmu sembuh."
Lalu apa kata Nabi Ayyub alaihissalam? "Wahai istriku berapa lama Allaah beri kita nikmat?"
"20 tahun" kata istrinya.
"aku masih malu untuk meminta kepada Allaah." Itu jawaban Nabi Ayyub alaihissalam kepada sang istri.
Tepat 20 tahun, Nabi Ayyub alaihissalam berdoa yang mana Allaah abadikan dalam surat al-Anbiya
رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ
Rabbi 'annii massaniyadh-dhurru wa 'anta 'arhamur-raahimiina.
Artinya: “(Ya Tuhanku,) sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.” (QS. Al Anbiya: 83)
Telah sampai batasnya, telah tiba waktunya Allaah kabulkan doa Nabi Ayyub alaihissalam, Allaah berfirman:
فَٱسْتَجَبْنَا لَهُۥ فَكَشَفْنَا مَا بِهِۦ مِن ضُرٍّ ۖ وَءَاتَيْنَٰهُ أَهْلَهُۥ وَمِثْلَهُم مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ عِندِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَٰبِدِينَ
Fastajabnā lahụ fa kasyafnā mā bihī min ḍurriw wa ātaināhu ahlahụ wa miṡlahum ma'ahum raḥmatam min 'indinā wa żikrā lil-'ābidīn
Artinya: Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.
Dalam tiga hari pula Allaah sembuhkan penyakitnya.
Hari pertama , Allaah sembuhkan penyakitnya.
Hari kedua, Allaah jadikan istrinya setiap tahun melahirkan 2 bayi kembar sampai anak Nabi Ayyub alaihissalam berjumlah 24 anak.
Hari ketiga Allaah kembalikan harta, kekayaan, dan kekuasaan Nabi Ayyub alaihissalam.
Allaah beri Nabi Ayyub dengan kelipatan. Lalu inti dari kisah ini apa?
Tidak sulit bagi Allaah untuk mengabulkan doa. Namun Allaah sedang ingin menguji, melihat kesabaran mereka dalam berdoa. Dari kisah Nabi Ayyub alahissalam adalah kesabaran tanpa batas. Dan bahwasanya setiap jawaban Do'a adalah "iya"
"Doa itu ibarat panah yang dilesatkan ke langit. Tapi untuk mencapai ke langit ia butuh waktu." (Ibnu Qoyyim rahimahullaah ta'ala)
Iya, butuh waktu.
Menuliskannya kembali, di 08 September 2022. Bersemilah septemberku..
372 notes · View notes
elanmaulin · 2 years
Text
Pesan untuk diri sendiri
- Jalani peran semaksimal mungkin
- Fokus pada apa yang menjadi tujuan dan mensyukuri apa yang dipunya.
- Ketika memutuskan menikah, berarti memutuskan bahwa saatnya berhenti memberi makan ego :)
- Jika dalam perjalanan ada kesulitan/kesedihan, yang pertama harus tahu adalah Allah, biarkan pembicaraan itu ada PERTAMA KALI hanya denganNya.
- Jangan terobsesi menjadi produktif jika kita tidak pernah tahu tujuan dari produktivitas kita apa
- Takar kapasitas diri dan keluarga, supaya seimbang dan maksimal dalam menjalani peran
- Ketenangan hati adalah hal yang mahal, jangan merusak ketenangan itu dengan membandingkan diri dengan orang lain
- Keluarga adalah prioritas, kita termasuk di dalamnya. Jadi jangan sampai melupakan kenyamanan dan kesehatan diri sendiri.
- Lebih baik ambil sedikit pekerjaan tapi maksimal dari pada banyak tetapi setengah-setengah
- Berumah tangga adalah berbagi peran, jika sudah mulai merasa berjuang sendiri maka ada yang perlu didiskusikan kembali
- Fokus ke solusi, berhenti menyalahkan, meminta/menerima maaf = saving energy.
- Perhatikan batas-batas diri, mana yang dalam kontrol, mana yang tidak. Kita tidak bisa menyelamatkan dan menyenangkan semua orang, termasuk diri sendiri--kadang tidak bisa senang jika ada hal di luar kontrol yang terjadi, setidaknya dengan aware batas kontrol, kita menjadi lebih legowo.
-Membantu orang lain = membantu jiwa kita. Tidak akan habis harta dibagi.
- Muliakan orang tua, nggak akan bisa kita membalas segala kebaikan mereka
- Rida suami penting, karena bagaimanapun beliau nanti akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya termasuk kita di dalamnya.
- Jangan sombong, minta selalu untuk dijauhkan dari sifat sombong
- Ada yang tidak perlu diungkit : kesalahan orang lain dan kebaikan diri sendiri
- Anak-anak belajar paling banyak dari melihat orang tuanya, jadi versi terbaikmu, biar mereka bisa meneladaninya.
- 3 kata ajaib : maaf, tolong, dan terima kasih. Biasakan ke siapapun, tanpa pandang status sosial.
- Keberkahan harta itu penting, hidup secukupnya dengan sumber harta jelas halal lebih baik daripada hidup mewah tapi sumber harta abu-abu.
- Nuruti dunia engga ada habisnya, sesuaikan gaya hidup, orang yang kaya itu sesungguhnya yang tahu di batas mana dia merasa cukup.
1K notes · View notes
elanmaulin · 2 years
Text
Refleksi.
Tumblr media
Gif by tumblr
/1/
Jika kau memandang hidup ini sebagai kompetisi balap duniawi, maka perasaan "tertinggal" akan terus menerus mendominasi. Sebab yah, kiri kanan memang akan selalu tampak terus menerus berkilau dan menarik perhatian.
Seakan bisik-bisik setan, tidak ada habisnya merayumu untuk menghitung kekuranganmu daripada kelebihan dalam dirimu. Seakan-akan, kau tidak punya alasan penting untuk tetap hidup.
Namun, jika kau memandang hidup ini sebagai arena perlombaan kebaikan dalam urusan akhirat maka "rasa tak berarti/ketertinggalan" sangat dapat kendalikan.
Sebab yang tahu perihal diterima atau tidaknya sebuah kebaikan hanyalah Allah. Rasa terima kasih dari manusia tak menjamin, keyakinan di hati bahwa amalmu sudah diterima pun—bisa jadi keliru.
Maka yang paling berkilau di matamu, belum tentu seberkilau itu bagi-Nya.
Kerendahan diri, akan sangat mempengaruhi. Bersihnya niat dalam setiap upaya kebaikan harus selalu di evaluasi.
Penilaian setiap perbuatan baik, sungguh rahasia—yang tak boleh disimpulkan sepihak oleh dirimu sendiri. Jadi jangan merasa tak percaya diri dalam arena lomba kebaikan akhirat ini dan tak boleh pula merasa sombong berbesar hati, sebab penilaian Allah, paling Maha tahu dan Maha adilnya tak tertandingi.
/2/
Jika kau pikir, sebuah eksistensi dan harga diri berpatok pada kontribusi yang "besar"......sebentar, mari memperkecil sudut pandangmu perihal ini.
Ada hal manis yang selalu ku pahami dari hidup yang teramat penuh kejutan ini. Bahwa, ada kebaikan yang bagimu spele atau mungil sekali atau bahkan tak berarti. Tapi ternyata sangat berarti di sisi-Nya.
Ada banyak kebaikan kecil, yang menjadi jalan untuk terjadinya kebaikan besar. Ada banyak kebaikan kecil, yang menjadi penolak dari keburukan besar. Ada banyak kebaikan kecil, yang menjadi jalan keselamatan yang luas.
Sungguh, jangan memandang sebuah kebaikan dari porsi sudut pandangmu yang begitu terbatas. Sungguh, jangan menyepelekan kontribusi yang mungkin biasa saja.
Berbuat baiklah, selalu.
/3/
Jika kau sering merasa tak berarti..
Maka lihatlah, betapa rumitnya penciptaan manusia seperti dirimu. Maka, tidak mungkin tanpa arti—Allah menghadirkanmu ke bumi ini.
Tak ada takdir yang ditulis asal-asalan, semuanya penuh cinta-Nya. Seringkali, orang lain akan berusaha menguatkanmu perihal betapa berharganya dirimu sendiri. Tapi sebenarnya, yang paling kau perlukan, untuk merasa bahagia—adalah afirmasi positif dari dirimu sendiri. Maka mintalah pada-Nya agar hidupmu selalu di naungi perasaan syukur dalam setiap perubahan keadaaan.
Jika hidup berusaha mengalahkanmu dengan banyak ujian dan benturan, di mata-Nya kau bukanlah pecundang sama sekali. Kau tetap berarti. Sebab kau hadir, karena Dia mencintaimu dan besarnya cinta itu tidak memiliki batasan.
Tak apa-apa jika bagi dunia kau tampak biasa saja, tidak wah dan tak dipandang cemerlang. Tapi selama niatmu hidup untuk beribadah dan hatimu senantiasa terpaut pada-Nya, maka hatimu akan penuh oleh rasa lapang dan tenang yang berlimpah.
Kini jika terasa jalannya melelahkan, itu hanya karena mozaik syukurmu, sedang berhamburan. Sebab dihantam ujian yang seakan tiada terputus. Pungutlah perlahan dengan sabar. Sebab kau teramat berarti.....lebih dari yang kau perkirakan.
Draft tertahan, 26 Agustus 2022 12.31
617 notes · View notes
elanmaulin · 4 years
Text
Bukan untuk Menyempurnakanmu
Kelak, aku ada bukan untuk menyempurnakanmu. Aku ada untuk menarik napas panjang menghadapi keras kepalamu, aku ada untuk melihat ke dalam matamu, lalu mengangkat satu alisku, ketika kamu mulai ragu terhadap sesuatu…
…aku ada untuk melihatmu dari sudut mata, ketika leluconmu salah tempat, aku ada untuk diam seribu bahasa ketika kamu mulai tidak peka, aku ada untuk menepuk pundak dan pipimu, mengangkat wajahmu yang mulai menampakkan lelah dan putus asa, kemudian berlagak hebat dengan mengatakan, “semua akan baik-baik saja.”
Jadi, tolong terima, keberadaanku bukan untuk menyempurnakanmu. Silakan kecewa. Tapi rasanya tidak perlu aku katakan, bahwa kamu, dan segala yang ada di sana (di dirimu), sudah merupakan takaran yang paling pas untuk dihadapi dengan kekuatan yang aku miliki.
– @dedesisi
576 notes · View notes
elanmaulin · 4 years
Text
Istri adalah Pakaian Suami dan Suami adalah Pakaian Istri (Kehormatan).
Ada sebuah kisah, Ketika seorang suami MENANGIS kepada sahabatnya.
Sahabatnya itu pun bertanya, "Kenapa kau menangis tersedu-sedu seperti ini ?" Sang suami menjawab, "Istriku sedang sakit demam"
Sahabatnya bertanya lagi, "Sebegitu cintakah kau sehingga istri sakit demam saja sampai menangis sangat dalam seperti ini ?" Sang suami menjawab, "Kau tidak tahu siapa istriku?" Lalu sang suami menceritakan pada sahabatnya.
Aku ini miskin, tidak punya pekerjaan tetap dan setiap hari keluargaku hanya makan dengan kacang, itu pun jika aku pulang.
Jika aku tak pulang karena belum mendapat apa-apa untuk dimakan, paling istriku hanya minum air atau berpuasa."
Suatu hari, keluarga mertuaku mengundang kami untuk berkunjung ke rumahnya, kebetulan istriku berasal dari keluarga kaya.
Saat aku duduk berkumpul bersama mertuaku dan keluarga yang lain di meja makan dengan hidangan yang mewah, aku tidak menemukan istriku.
Lalu aku bertanya kepada ibu mertuaku, "Dimanakah dia ibu?" Ibu mertuaku menjawab, "Istrimu sedang di dapur, dia mencari kacang. Katanya dia sudah bosan dengan hidangan lauk dan daging, sehingga dia sangat ingin makan kacang".
Ketika mendengar itu ayah mertuaku langsung memelukku sambil berkata, "Terima kasih menantuku kau telah mencukupi nafkah anakku dengan baik, sampai dia bosan makan daging dan malah ingin mencoba makan kacang".
Saat itu, dadaku tersesak, menahan tangis.
Lalu saat pulang ke rumah, aku tak bisa lagi menahan tangis, sambil ku peluk erat istriku.
"Betapa engkau sangat menjaga kehormatanku di hadapan orang lain wahai istriku walau pun itu orang tuamu sendiri, sedangkan aku tahu setiap hari kau hidup kekurangan disini, bahkan sampai tidak makan sama sekali."
Istriku hanya menjawab, "Aku berkewajiban menjaga kehormatanmu, karena istri adalah pakaian suami dan suami adalah pakaian istri. Karena itu istri adalah kehormatan suaminya, begitu pun sebaliknya suami adalah kehormatan bagi istrinya".
ماشاء الله تبارك الله..
Semoga kita bisa memetik hikmah dari sebuah kisah yang mengharukan, semoga penulis dan pembaca bisa menerapkan dalam kehidupannya.
بارك الله فيك
Selamat menunaikan ibadah puasa.
413 notes · View notes
elanmaulin · 4 years
Text
Saat Hidup Bersamanya
Ketika hidup bersama dengan seseorang, kamu harus mengapresiasi kelebihannya sekaligus menerima setiap kekurangannya. Tetapi, tak cukup sampai di sana. Kamu dan dirinya harus berkomitmen untuk terus bertumbuh, agar hidup tak jua menyentuh titik jenuh.
Genggam tangannya, berjalanlah bersama dan nikmati aneka petualangan baru yang menanti. Tataplah masa depan dengan mata yang menyala dan tetaplah berbaik sangka atas setiap kepastian-Nya.
Ketika hidup bersama dengan seseorang, kamu harus ingat bahwa menyampaikan kebaikan di waktu yang tidak tepat itu tidak baik. Ada waktu ketika yang dibutuhkan teman hidupmu hanyalah telinga untuk mendengar dan bahu untuk bersandar. Ada waktu ketika yang dibutuhkan teman hidupmu hanyalah ruang untuk merenung dan menangis sendiri.
Hidup ini penuh dengan ketidaksempurnaan, sebab itu butuh banyak pemakluman.
Ketika hidup bersama dengan seseorang, kamu bukan cuma harus memahami kata-katanya saat bicara. Kamu juga perlu mengerti arti diamnya. Kadang, ada pesan-pesan penting yang disampaikan justru dengan diam.
Tak selamanya luka berdarah, tak selamanya tangis berair mata. Bersikaplah lebih peka.
Ketika hidup bersama dengan seseorang, setiap masalah yang hadir adalah sarana untuk saling menguatkan. Setiap takdir yang mampir adalah kesempatan untuk mencipta kenangan yang berkesan. Kelak setelah menua, momen-momen itu ‘kan jadi alasan untuk terus bersama. Atau semacam pengingat, betapa hidupmu akan berbeda jika dilalui tanpanya.
Hidup bersama dengan seseorang sepatutnya saling meringankan, bukan saling memberi beban. Hidup bersama dengan seseorang sepatutnya menambah motivasi untuk berjuang, bukan membuatmu jadi bermalas-malasan dan doyan rebahan.
Hidup bersama dengan seseorang akan menuntutmu untuk terus menerus memberi. Namun, jika ada cinta di dalamnya, setiap kerja keras adalah pengorbanan yang membahagiakan. Dan setiap luka yang tercipta selalu bisa ditertawakan.
~
Saat Hidup Bersama dalam buku yang terjadi terjadilah
531 notes · View notes
elanmaulin · 4 years
Text
#tentangpernikahan: Bila Saja
Seandainya kita mengalami ini, ingatlah di suatu hari.
Bila suatu saat kamu merasa lebih baik dari pasanganmu dan mampu memberinya lebih, maka jangan hinakan ia. Jangan buat ia merasa bersalah karena tak dapat memberikan seperti apa yang kamu harapkan. Jangan buat ia merasa rendah akan apa yang telah ia usahakan.
Ingatlah bahwa di suatu hari, ia telah mengusahakan supaya kita bisa tertidur nyenyak dan lelap, tanpa terkena terik panas dan hujan, tanpa adanya gigitan nyamuk dan ancaman lainnya. Ingatlah, ia pernah berusaha melindungimu dan memberimu sandaran.
Bila suatu saat kamu menemukannya melakukan kesalahan, tak perlu mengungkitnya berkali-kali dan terus menerus menyalahkannya. Apalagi sampai diri kita mengangungkan diri bahwa kitalah yang selalu benar.
Ingatlah bahwa kita pun pernah salah. Dan ketika kita salah, betapa besar hatinya, yang bahkan tak pernah sekalipun memarahi kita, apalagi membentak dan berteriak. Karena kita hanyalah manusia yang tak dapat luput dari kekurangan.
Bila suatu saat terdapat perdebatan kecil dengan pasanganmu, maka tak perlu membuatnya menjadi besar. Dan jangan pernah memutuskan sesuatu dalam keadaan emosi. La taghdob, wa lakal jannah. Jangan marah, maka bagimu surga.
Ingatlah bahwa kebenaran adalah milik Allah. Tak ada siapapun yang paling benar. Maka kembalikanlah segala permasalahan kepada Sang Penguasa Alam Semesta. Tak perlu saling bersitegang memperebutkan siapa yang benar dan menang. Karena hal tersebut hanyalah akan menyebabkan sakit hati.
Bila suatu saat pasanganmu sedang ditimpa musibah dan sesungguhnya kamu kecewa, maka bersabarlah dan jangan menjauhinya. Tak perlu menghakiminya dan membuatnya bersedih hati. Ada kalanya hidup ini berjalan tak semulus seperti apa yang kita bayangkan. Beberapa kerikil tajam itu biasa dalam kehidupan pernikahan.
Ingatlah bahwa yang mampu mempertahankan rumah tangga adalah kita sendiri, bukan orang lain. Berkacalah, barangkali musibah itu bisa saja sebabnya karena kita. Kita, sebagai pasangan, yang tak pernah mendo’akannya, yang seringkali tak patuh atas perintahnya, dan juga acuh atas rambu-rambu-Nya.
Jangan pernah lupa, bahwa rumah tangga itu seperti isi rumah yang harus dilindungi. Baik ataupun buruk, sebaiknya tak keluar dari pintu secara sembarangan. Dilengkapi korden dan filter agar tak semua orang dapat ‘melihatnya’. Disapu dan dibersihkan, agar terhindar dari berbagai macam debu fitnah serta keburukan yang asalnya dari luar. Diisi dan dihiasi dengan berbagai kata indah, supaya Allah tak enggan menjaganya dan malaikat tak malas mendo’akannya.
Malang, 8 Juli 2020 | @shafiranoorlatifah Sungguh, bila Allah telah menjadi yang kesekian, maka tak heran betapa mudahnya sebuah rumah tangga dapat dirubuhkan.
1K notes · View notes
elanmaulin · 4 years
Text
Sebatas Yang Perlu
Ketika kecukupan menjadi pondasi dari kebahagiaan.
-
“Kecintaan kepada harta sehingga sampai menyembah harta…” sebut Buya Hamka, “telah menimbulkan agama sendiri”. Yang seperti apa?
“Yaitu agama yang diwahyukan oleh harta itu sendiri, mana yang halal kata harta, walau haram kata agama diikut orang juga wahyu harta…"pungkas Buya Hamka lewat "Tasawuf Modern”.
Terus gimana caranya supaya kita bisa menempatkan harta secara berimbang sejak dalam pikiran? Kita bisa mengingat ucapan Ali bin Abi Thalib,
“Jangan terlalu gembira beroleh untung, jangan cemas beroleh rugi”. Harta disikapi sewajarnya tanpa jejak yang terlalu membekas di hati. Tak ada yang berubah, ikhtiar pun terus berjalan.
Mereka yang berpunya bisa jadi “miskin” saat ingatannya terarah kepada apa yang enggak dimiliki. Alhasil, semua yang dipunya jadi enggak bernilai.
Sementara yang tak berpunya bisa menjadi “kaya” saat ingatannya mendorong ia untuk mencukupkan pada apa yang ada tanpa membandingkan milik orang lain.
Punya kendaraan yang layak? Bayangkan mengendarai yang lebih wah. Tinggal di tempat yang cukup? bayangkan tinggal di hunian yang lebih mewah. “Kemiskinan” pun berlanjut.
Terlebih, ketika kondisi yang terjadi sejalan dengan kalimat pembuka tulisan. Atas nama harta, segala aturan ditabrak. Segala cara dihalalkan.
Ketika harta disikapi dengan hasrat yang berlebihan di dalam diri, kita bisa teperdaya dengan menjadikannya sebagai tujuan - bukan lagi cara.
Ujungnya, jangan kaget kalau bukan bahagia yang timbul darinya. Fisik remuk, usia habis, bahkan hubungan retak karena kita tak sanggup memandang & berpikir jernih lagi.
Kalau tujuan penciptaan kita adalah untuk menghamba kepada-Nya, sudahkah harta kita menjadi jalan untuk menambah ketundukan? Atau teperdaya menghamba pada harta?
Mungkin itu sebab Nabi Ibrahim pernah berdoa, “Ya Tuhanku, jauhkanlah kiranya aku dan turunan-turunanku daripada menyembah berhala”.
Dicantumkan Buya Hamka, ahli tafsir menyebut bahwa berhala yang dimaksud Nabi Ibrahim bukan “berhala biasa” melainkan dinar & dirham (harta).
Dengan mencukupkan diri lewat sebatas yang perlu kita bisa terbiasa menjadi kaya dari dalam. Takaran sudah ditentukan, terima yang diberikan tapi tetaplah mengupayakan.
-
Tulisan ini adalah konten harian di akun IG @svatria. Tayang pada waktu yang sama dengan tulisan ini diunggah.
Jumat, 27 Syawal 1441H | 19 Juni 2020, 18:00 WIB
56 notes · View notes
elanmaulin · 4 years
Text
Bukan karena Allah ingin menyakiti hati mu, namun karena Allah tau akan ada keburukan di sana, jika Allah kabul kan ingin mu itu.
Bukan karena Allah ingin menghancurkan harapan dalam hati mu, namun karena Allah jauh lebih tau apa yang terbaik untuk mu.
Bukan karena Allah ingin membuat kita terluka, namun karena Allah tau segala rahasia, bahwa apa yang kita pandang terbaik bagi kita, belum tentu baik juga dari pandang Nya.
Bukan juga karena Allah ingin membuat mu bersedih, namun justru Allah sedang sayang pada mu, memberikan ujian sabar yang belum tentu yang lain bisa lewatkan, karena kamu istimewa.
Yakini lah, bahwa ada sesuatu yang sedang Allah persiapkan untuk mu, sebentar lagi. Yang di dalam nya bertabur bahagia beriring tumpah ruahnya rasa syukur kita. Mungkin langit kita hari ini sedang mendung, tidak apa, tidak akan selama nya. Esok, mendung itu akan berganti dengan langit bersenyumkan matahari nan indah. Bersabar lah, karena Allah tak pernah mendzalimi hamba Nya :)
Bandung, 24 November 2019
385 notes · View notes
elanmaulin · 4 years
Text
Jangan Takut Kehilangan Teman
Di usia selepas kuliah, selepas menikah, permainan kita tidak akan lagi di area yang sama. Jika kita lebih dulu masuk ke fase itu, mungkin kita akan merasa hidup di dunia yang berbeda.
Kalau teman kita masuk ke fase itu lebih dulu, kita mungkin akan merasa teman-teman itu tak lagi menjadikan kita sebagai prioritasnya, sebab prioritas mereka telah berganti; pekerjaan dan keluarga. Semakin dewasa, lingkaran pertemanan dekat kita akan semakin mengecil. Mengerucut. Kita akan mulai bisa memilah mana yang bisa kita jaga seterusnya dan mana yang perlu dilepas. Dan tak perlu takut melepaskannya karena kita akan memperoleh pengganti-penggantinya.
Setiap teman itu ada fasenya, setiap fase ada temannya. Setiap kali terjadi perubahan besar pada fase hidup, pasti akan terjadi hal-hal yang membuat kita kebingungan, khawatir, dan semua hal yang disimpulkan sebagai sebuah krisis. Semakin ke sini, semakin banyak fase kita lalui. Kita akan semakin paham bahwa teman dekat dan berkualitas itu bukan tentang seberapa banyak, melainkan seberapa dalam. Bahkan bisa jadi, orang-orang baru yang akan kita temui di fase yang baru kita masuki justru menjadi teman yang jauh lebih dalam dibanding dengan teman-teman kita di fase sebelumnya.
Jangan menggenggam terlalu erat apa-apa yang seharusnya kita lepas, karena teman yang sejati itu akan ada di setiap fase, tidak peduli skala prioritas silih berganti, nanti kita akan mendapati bahwa mereka selalu ada meski tak pernah jumpa, tak pernah berbagi kabar dan cerita. Tapi, mereka selalu bisa memahami perubahan-perubahan fase yang kita hadapi. ©kurniawangunadi
2K notes · View notes
elanmaulin · 4 years
Text
4 Hormon Kebahagiaan
4 Hormon yang menentukan kebahagiaan manusia.
1. Endorfin,
2. Dopamin,
3. Serotonin, dan
4. Oksitosin.
Penting bagi kita untuk memahami hormon-hormon ini, kita membutuhkan keempatnya untuk tetap bahagia.
Endorfin.
Ketika kita berolahraga, tubuh melepaskan Endorfin.
Endorphin membantu tubuh mengatasi rasa sakit. Kami menikmati berolahraga karena Endorfin ini akan membuat kami bahagia.
Tertawa adalah cara lain yang baik untuk menghasilkan Endorfin.
Kita perlu 30 menit berolahraga setiap hari, baca atau menonton hal-hal lucu untuk mendapatkan dosis Endorfin hari kita.
Dopamin.
Dalam perjalanan hidup kita, kita menyelesaikan banyak tugas kecil dan besar, melepaskan berbagai tingkat Dopamin.
Ketika kita dihargai untuk pekerjaan kita di kantor atau di rumah, kita merasa puas dan baik, karena itu melepaskan Dopamin.
Ini juga menjelaskan mengapa sebagian besar ibu rumah tangga tidak bahagia karena mereka jarang diakui atau dihargai atas pekerjaan mereka.
Sekali, kita gabung kerja, kita beli mobil, rumah, gadget terbaru, rumah baru dan sebagainya. Dalam setiap contoh, ia melepaskan Dopamin dan kami menjadi bahagia.
Sekarang, apakah kita menyadari mengapa kita menjadi bahagia saat berbelanja?
Hormon ketiga Serotonin dilepaskan ketika kita bertindak dengan cara yang bermanfaat bagi orang lain.
Ketika kita melampaui diri kita sendiri dan memberi kembali kepada orang lain atau kepada alam atau kepada masyarakat, itu melepaskan Serotonin.
Bahkan, memberikan informasi yang bermanfaat di internet seperti menulis blog informasi, menjawab pertanyaan orang di grup Facebook akan menghasilkan Serotonin.
Itu karena kita akan menggunakan waktu kita yang berharga untuk membantu orang lain melalui jawaban atau artikel kita.
Hormon terakhir adalah Oksitosin,
dilepaskan ketika
kita menjadi dekat dengan manusia lain.
Ketika kita memeluk teman atau keluarga kita, Oxytocin dilepaskan.
Demikian pula, ketika kita berjabat tangan atau merangkul bahu seseorang, berbagai jumlah oksitosin dilepaskan.
Jadi, sederhana saja, kita harus berolahraga setiap hari untuk mendapatkan Endorfin,
kita harus mencapai tujuan kecil dan mendapatkan Dopamin,
kita harus bersikap baik kepada orang lain untuk mendapatkan Serotonin dan akhirnya
peluk anak-anak kita,
teman, dan keluarga untuk mendapatkan Oxytocin dan kami akan senang.
Ketika kita bahagia, kita bisa menghadapi tantangan dan masalah kita dengan lebih baik.
Sekarang, kita dapat memahami mengapa kita perlu memeluk seorang anak yang memiliki suasana hati yang buruk.
Jadi untuk buat anak Anda semakin bahagia hari demi hari ...
1. Motivasi dia untuk bermain di tanah
-Endorfin
2. Hargai anak Anda atas pencapaian kecilnya yang besar
-Dopamin
3. Menanamkan kebiasaan berbagi melalui Anda kepada anak Anda
-Serotonin
4. Peluk anak Anda
-Oxytocin
Memiliki Hidup yang sangat Bahagia
` Selamat Petang...! 🕊
2K notes · View notes
elanmaulin · 4 years
Text
"Allah sayang kamu. Ujian besar cuman dikasih Allah ke orang yang benar-benar Allah cintai. Jangan risau perihal urusan dunia selama masalahmu gak mengganggu ibadahmu. Tenang, ada Allah yang bakal bantu. Tenang ya..."
- Quranads-
191 notes · View notes
elanmaulin · 4 years
Text
Dua Kemungkinan
Saat kita memutuskan untuk berjuang, ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Dan keduanya baik, meski tak selalu menyenangkan.
Kemungkinan pertama, kita meraih keberhasilan. Kemungkinan kedua, kita mendapat pelajaran.
Tak pernah ada upaya yang sia-sia—kecuali kita tak belajar dari kegagalan.
757 notes · View notes
elanmaulin · 4 years
Text
Tiba-Tiba Ramadan
Saya merenungkan dan mempertanyakan mengapa sering kali kita tidak begitu sadar dan terkejut ternyata Ramadan sudah dekat
Bisa jadi memang kita tidak pernah mempersiapkan apa apa dalam kurun waktu setahun itu, seusai lebaran kita berbahagia, setelah itu kembali ke aktifitas biasa. Kalau kita pikir memang hebatnya generasi sahabat saat mendengar riwayat bahwa mereka membagi doa dalam setahun itu menjadi dua yakni enam bulan setelah ramadan dan enam bulan sebelum kita akan sadar bahwa mereka sangat menanti nanti kedatangan ramadan dan tentu mempersiapkan diri secara ibadah fisik dan juga harta.
Agaknya mentalitas ini adalah mentalitas yang sebenarnya berguna tidak hanya dalam perkara Ramadan saja, begitu kira-kira saya membayangkan.
Jika dibayangkan Ramadan tidak terasa sudah dekat karena memang tidak pernah ada kesadaran untuk mempersiapkan, jangan jangan nanti saat ajal datang kita juga berpikir begitu, "tiba tiba udah mau mati aja ya, ga kerasa"
Karena memang, kita tidak pernah mempersiapkan
413 notes · View notes
elanmaulin · 5 years
Text
Layangan Putus
Tumblr media
Suka risih gak sih, mendengar lelaki yang rajin kajian dan taat ibadah tapi sering menjadikan nikah dan poligami jadi bahan bercandaan?
Gimana ya, paham sih sebenernya bahwa soalan asmara selalu menarik bagi banyak orang. Mungkin ada yang dulu sebelum hijrah asik banget ngomongin cewek dan pacaran. Pas udah hijrah, yang sesuai koridor agama ya ngomongin nikah, termasuk poligami. Koridor nilai/normanya berubah, tapi concernnya relatif sama.
Salah? Gak juga. Tapi yang berlebihan itu gak baik, kan? Salah-salah nanti malah jadi lalai dari mengingat Allah, melenceng dari tujuan, atau keganggu ibadahnya.
Teman saya cerita, saat baru menikah, dia sering ditanyai oleh seorang ikhwan, "Kapan nambah? Kapan nambah? Kapan nambah? hehehe." Mungkin maksudnya bercanda. Tapi teman saya ini, sampai gedeg ditanya begitu melulu.
Di banyak forum, kelakar soal nikah dan poligami sangat manjur mengundang tawa lepas para hadirin. Tak terkecuali juga group whatsapp. Ini jadi fenomena dalam budaya kita yang perlu disorot baik-buruknya.
Poligami itu bukan bercandaan sebagaimana menikahi satu orang juga bukan mainan. Maka bagaimana jika dari kelakar-kelakar itu ada orang yang akhirnya terobsesi poligami tanpa terbekali ilmu dan adab yang mumpuni?
Poligami itu hal yang besar sebagaimana akad untuk satu orang saja sudah bisa mengguncang arasy-nya Allah. Maka sudah siapkah kita yang sukanya becanda perihal poligami dimintai pertanggungjawaban atas orang yang kita pimpin? Apalagi lebih dari satu.
Saya tak ada masalah dengan poligami. Saya hanya bermasalah dengan kita, para lelaki, yang kerap kali bercanda saat bicara poligami.
Apa Rasulullah dan para sahabat pernah memberi contoh menjadikan poligami sebagai bahan bercandaan? Kalau bukan Rasulullah, maka siapa yang antum contoh, ya akhi?
Taufik Aulia
930 notes · View notes
elanmaulin · 5 years
Text
Jika engkau dapati debu pada mushafmu, maka debu di dalam hatimu lebih banyak lagi...
الله المستعان
231 notes · View notes