Tumgik
aghyzm-blog · 18 days
Text
Tetes Air Mata dan Kekuatan Shalat
Tumblr media
"Ya Allah, betapa beratnya beban hidup ini. Rasanya aku ingin menyerah. Pekerjaan yang menumpuk, masalah keluarga yang tak kunjung selesai, dan rasa kecewa yang menghantui. Aku tak tahu harus ke mana lagi."
Raka menunduk, air matanya mulai menetes.
"Ya Rabb, aku mohon petunjuk-Mu. Tunjukkanlah jalan yang terbaik untukku. Berikanlah aku kekuatan untuk menghadapi semua ini."
Perlahan, Raka bangkit dan mengambil air wudhu. Di bawah langit senja yang indah, dia bersiap untuk menunaikan salat.
"Ya Allah, hanya kepada-Mu lah aku berserah diri. Ampunilah dosa-dosaku dan berikanlah aku ketenangan hati."
Raka memulai salat dengan khusyuk. Setiap gerakan dan bacaan ayat suci terasa begitu menenangkan jiwanya. Pikirannya yang tadinya kacau mulai menjadi damai.
"Ya Allah, dalam salat ini aku merasakan ketenangan yang luar biasa. Aku yakin Engkau akan selalu membantuku. Aku percaya bahwa Engkau tidak akan pernah meninggalkanku."
Seusai salat, Raka merasakan perubahan dalam dirinya. Dia merasa lebih kuat dan lebih tegar untuk menghadapi semua masalahnya.
"Terima kasih, Ya Allah, atas karunia-Mu. Aku akan selalu berusaha untuk menjadi hamba-Mu yang terbaik."
Raka menatap langit senja yang semakin memerah. Dia yakin bahwa Allah selalu bersamanya, dan dia tidak akan pernah sendirian.
Pesan Moral:
Sholat adalah obat bagi jiwa yang gundah. Ketika kita merasa terbebani dengan masalah, datanglah kepada Allah dengan salat. Dia akan memberikan kita ketenangan dan kekuatan untuk menghadapi semua cobaan. Q.S Al-Baqarah [2]: 153-154
153. Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
154. Dan mintalah tolong kepada Allah dengan sabar dan shalat. (hal itu) memang berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.
1 note · View note
aghyzm-blog · 1 month
Text
SANG PENJAGA KETAKUTAN
Tumblr media
Akulah penjaga ketakutan. Aku tinggal di dalam bayang-bayang, bersembunyi di sudut-sudut tergelap hati manusia. Aku adalah bisikan keraguan, rasa cemas, dan rasa tidak aman. Aku adalah monster yang hidup di bawah tempat tidur, hantu yang bersembunyi di balik lemari.
Aku tahu bahwa aku ditakuti. Orang-orang lari dariku, berusaha menyembunyikan diri mereka dariku. Tapi aku tidak ingin menyakiti mereka. Aku hanya ingin membantu mereka.
Aku ingin mereka tahu bahwa ketakutan adalah bagian dari kehidupan. Bahwa tidak apa-apa untuk merasa takut. Bahwa ketakutan dapat menjadi kekuatan jika mereka tahu cara menggunakannya.
Orang: "Aku takut!"
Penjaga Ketakutan: "Aku tahu. Dan itu tidak apa-apa."
Orang: "Tapi aku tidak ingin merasa takut!"
Penjaga Ketakutan: "Tidak ada yang salah dengan rasa takut. Rasa takut adalah bagian dari kehidupan."
Orang: "Tapi bagaimana aku bisa menjadi berani?"
Penjaga Ketakutan: "Berani bukan berarti tidak takut. Berani berarti menghadapi ketakutanmu."
Orang: "Tapi aku takut gagal!"
Penjaga Ketakutan: "Gagal adalah bagian dari belajar. Kegagalan adalah kesempatan untuk menjadi lebih kuat."
Orang: "Aku takut sendirian!"
Penjaga Ketakutan: "Kau tidak sendirian. Aku selalu bersamamu."
Orang: "Terima kasih."
Penjaga Ketakutan: "Sama-sama. Sekarang, pergilah dan hadapi ketakutanmu."
Ketakutan adalah bagian dari kehidupan. Kita semua merasakannya. Tapi kita tidak harus dikendalikan olehnya. Kita bisa belajar untuk menggunakan ketakutan sebagai kekuatan untuk membantu kita mencapai tujuan kita.
0 notes
aghyzm-blog · 1 month
Text
SANG PENJAGA MAKAM
Tumblr media
Hening. Angin malam semilir mengusap wajah Pak Karso, sang penjaga makam. Lampu teplok kecil di tangannya memantulkan cahaya remang ke nisan-nisan tua yang berjajar rapi.
Pak Karso: Sunyi sekali malam ini. Biasanya ada yang datang merenung, berdoa, atau sekedar duduk termenung. Tapi malam ini, hanya aku dan para penghuni peristirahatan terakhir ini.
Suara langkah kaki memecah keheningan. Seorang pemuda, sebut saja Anton, berjalan menunduk mendekati pusara tua berlumut.
Anton: (lirih) Mbah... aku datang lagi.
Pak Karso: (tersenyum) Malam, Anton? Jarang sekali kau datang malam-malam.
Anton: (kaget) Pak Karso! Saya kira tidak ada siapa-siapa di sini.
Pak Karso: (menepuk pelan nisan) Selalu ada yang jaga tempat ini, Nak. Para penghuninya, dan juga... aku, penjaganya.
Anton: (duduk di depan pusara) Mbah, apa Mbah pernah merasa bosan tinggal di sini? Di antara yang sunyi dan dingin?
Pak Karso: (menggeleng) Tidak pernah, Anton. Di sini aku belajar banyak. Tentang kehidupan, kehilangan, dan.. ketenangan.
Anton: Ketenangan? Di tempat seperti ini?
Pak Karso: (menunjuk ke langit) Lihatlah ke atas, Anton. Bintang-bintang bersinar terang, seakan tak pernah lelah menerangi gelapnya malam. Di sini, para penghuni makam telah menemukan ketenangan mereka yang hakiki.
Anton: (diam, termenung) Mbah, apa yang Mbah harapkan dari kehidupan?
Pak Karso: (menggeleng lagi) Harapan itu milik yang masih hidup, Anton. Tugas kita adalah menjalani apa yang telah digariskan, sebaik mungkin. Seperti para pejuang yang tulus ikhlas berjuang, kini mereka telah tenang. Seperti ibumu yang selalu mendoakanmu, kini ia telah istirahat.
Anton: (meneteskan air mata) Mbah...
Pak Karso: (meletakkan tangan di bahu Anton) Biarkan air matamu mengalir, Anton. Tapi ingat, jangan tenggelam di dalamnya. Ibumu pasti tidak ingin kau berlarut dalam kesedihan.
Anton: (mengusap air mata) Mbah benar. Mbah, terima kasih.
Pak Karso: (tersenyum) Tidak perlu terimakasih, Anton. Tugas juru kunci tak hanya menjaga makam, tapi juga menjaga ingatan yang terpendam.
Angin malam kembali berembus. Sunyi kembali menyelimuti pemakaman, namun kini sunyi itu terasa damai. Anton termenung di depan pusara ibunya, sementara Pak Karso beranjak, melanjutkan tugasnya berkeliling, dan para penghuni peristirahatan terakhir itu seakan tersenyum tenang.
0 notes
aghyzm-blog · 1 month
Text
SANG PENJAGA MIMPI
Tumblr media
Di perut kota tua nan sibuk, tinggallah seorang kakek penjual buku bernama Pak Ali. Warungnya sederhana, penuh dengan buku-buku tua beraroma kertas dan waktu. Suatu hari, seorang gadis remaja bernama Maya masuk ke warung. Dia terlihat murung, matanya sayu menatap deretan buku.
Pak Ali, dengan senyum ramahnya, bertanya, "Sedang mencari sesuatu, Nona?"
"Buku tentang mimpi," jawab Maya lirih.
Pak Ali mengelus janggutnya, lalu beranjak ke rak paling tinggi. Dia turunkan sebuah buku bersampul kulit usang, bertuliskan "Mimpi sang Penjaga Waktu." Maya menerimanya dengan ragu.
"Buku ini bercerita tentang penjaga jam pasir raksasa yang mengendalikan waktu," jelas Pak Ali. "Konon katanya, jika kamu memecahkan teka-teki di dalam mimpi sang penjaga, kamu bisa mengubah nasibmu."
Malam itu, Maya tertidur sambil menggenggam buku tua. Dia bermimpi aneh, berada di gurun pasir luas. Di kejauhan, menjulang jam pasir raksasa. Sosok tua berjubah menyambutnya, memperkenalkan diri sebagai Kael, penjaga waktu. Kael memberinya tiga teka-teki:
Aku selalu datang, tapi tak pernah tiba. Aku selalu pergi, tapi tak pernah pergi. Apakah aku? (Jawaban: Masa Depan)
Aku memiliki banyak wajah, tapi tak punya mata. Aku bisa membuatmu tertawa, menangis, atau takut. Apakah aku? (Jawaban: Mimpi)
Aku berharga, tapi tak bisa dibeli. Aku mudah hilang, tapi tak bisa dicari. Apakah aku? (Jawaban: Waktu)
Maya terbangun dengan keringat dingin. Teka-teki itu mengganggunya. Dia bolak-balik ke warung Pak Ali, berdiskusi tentang arti mimpi dan teka-teki. Perlahan, Maya mengerti. Masa depan tak bisa diprediksi, tapi bisa diusahakan. Mimpi adalah petunjuk, bukan jalan pintas. Waktu adalah harta termahal, gunakan sebaik-baiknya.
Sejak saat itu, Maya berubah. Dia tak lagi murung. Dia mulai belajar giat, mengejar mimpinya menjadi dokter. Beberapa tahun kemudian, Maya berdiri dengan bangga di depan Pak Ali, seorang dokter muda berwajah berseri. Mimpi yang awalnya terasa mustahil, kini terwujud. Semua berawal dari secercah harapan yang ditemukan di antara buku-buku tua milik Pak Ali.
4 notes · View notes