Tumgik
ziyantsaniya-blog · 5 years
Text
Aku pergi,carilah jika memang berarti
*kutipan*
Angin,aku pergi ya
Akan tetapi kepergianku bukan berarti aku berhenti mencintaimu,
Itu tidak mungkin.
aku hanya ingin berhenti memperlihatkannya padamu
Angin,aku pergi ya
Aku pergi bukan berarti aku tak menginginkanmu lagi,
Itu tidak mungkin.
Aku hanya ingin melihatmu bahagia tanpa pengganggu sepertiku
Angin,aku pergi ya
Aku pergi bukan berarti aku membencimu,
Itu tidak mungkin.
Aku hanya ingin kau menyadari bencipun takkan dapat merubah rasa sayangku kepadamu
Angin,aku pergi ya
Aku pergi karena kau terlalu sempurna untukku
Sungguh.
Aku menjauh karena kau berhak mendapatkan yang lebih dariku
Aku menjauh karena aku tak ingin melihatmu lelah lagi karenaku
Angin,aku pergi ya
Aku pergi bukan karena aku sudah berhenti berharap padamu
Karena percayalah
Aku selalu meminta padanNYA untuk jatuhkan hatimu padaku
Kini aku yang memilih pergi dan aku juga yang memutuskan takkan kembali
Agar kamu mengerti akan artinya kehilangan orang yang benar-benar mencintaimu
agar kamu mengerti akan artinya kerinduan orang yang benar-benar menyayangimu
Agar kau mengerti bahwa si pecemburu itu telah pergi dengan kesetiaan untukmu
Agar kamu mengerti keberadaanku di sampingmu bukanlah hal yang bisa kamu sederhanakan begitu saja bukan hal yang bisa kamu sia-siakan begitu saja..
Lelah mungkin itulah gambaran hatiku sekarang
Seandainya dalam kata lelahku itu tak ada yang namanya luka mungkin aku takkan menyerah untuk mengejarmu
Tapi lelah itulah yang membuatku menyerah dan melepaskanmu
Jujur
Aku lelah dan tertatih seorang diri
Hingga akhirnya aku memutuskan untuk berhenti ketika aku tak sanggup lagi mengejarmu
Karena kau terlalu cepat berlari angin..
Banyak hal yang tak bisa dihapus dengan kenangan
banyak hal yang tak bisa disembuhkan dengan kata permintaan
Banyak hal.
Terbesitkah untukmu menahan kepergianku?
Terbesitkah bibirmu untuk memintaku tetaplah disini menanti?
Anginku..
Carilah jika memang aku masih berarti untukmu
Bawalah aku pulang pada kisah cintaNya
Bagaimana?
Sudikah?
Dan benar
Aku pergi,carilah jika memang berarti
Rangkasbitung,22 Juni 2017
15.51 (tausiyah cinta)
4 notes · View notes
ziyantsaniya-blog · 5 years
Text
Gagal Paham Soal Perempuan
Tulisan ini saya salin dari blog ini :”). Isinya menarik, maka saya bagi ke sini xD. Semoga bermanfaat :). Jadi gini gaes, beberapa hari yang lalu saya baca tulisannya Dr. Abbas syauman dengan judul “ahkām al-marah wa mustajaddāt al-‘ashr.” Inti tulisannya adalah meluruskan pandangan-pandangan keliru terkait perempuan.
Tumblr media
Dari sarpati tulisan beliau inilah kemudian saya kembangkan jadi tulisan ini. Berikut beberapa hal yang seringkali gagal dipahami secara proporsional:
1. Perempuan itu fitnah. Laki-laki?
Ada 3 fitnah utama bagi para lelaki di dunia ini; harta, tahta, dan wanita. Kenapa wanita terakhir? Soalnya itu puncak fitnah terberat buat kaum pria, berkali lipat lebih berat dari firnah akhir bulan bagi mahasiswa. Ih malah curhat~ kenawyh? Soalnya Rasul sendiri bilang kan, ‘tiada fitnah yang lebih dahsyat bagi lelaki dari fitnahnya wanita.’
Tapi apakah para lelaki tidak bisa jadi fitnah buat perempuan?
Iya, rasul bilang perempuan itu fitnah bagi para lelaki. Tapi itu tidak lantas menafikan potensi fitnah laki-laki bagi perempuan. Karena menetapkan sesuatu itu bukan berarti menafikan yang lainnya,‘itsbātu syai-in lā yanfī ghairahu.’ Gitu kaidahnya gaes.
Imraatu azīz aka Zulaikha di kisah Nabi Yusuf ‘alaihissalam adalah contoh kongkrit perempuan yang terfitnah oleh pesona lelaki. Bahkan ‘grup rumpinya’ sampai mengiris jari jemarinya ketika melihat ketampanan nabi yusuf, sampai terucap kalimat, ‘iih, ini mah bukan manusia. Ini sih makhluk kayangan~’
Okey, katakanlah untuk Nabi Yusuf ‘alaihissalam mungkin kasus spesial. Jadi mari kita ambil kasus jaman now yang kekinian; fenomena fanwar antar sasaeng opa-opa tampan, perang bulliying di jagat medsos, bahkan tak jarang adu jotos di dunia nyata. Bagaimana anda menafsirkan fenomena ini? Meski mungkin tidak 100% tepat, setidaknya dari beberapa sisi ini merupakan contoh kongkrit perempuan yang terfitnah oleh para laki-laki, kan?
Banyak lelaki yang bertekuk lutut di hadapan kecantikan perempuan, tapi di sisi lain juga tidak sedikit kita temukan perempuan merelakan banyak hal sampai hal paling berharga yang dia miliki disebabkan janji manis dan gombalan para lelaki. Dahsyat juga congornya lelaki yak~
Ini artinya sebagain menjadi fitnah bagi yang lainnya bukan? ‘Waja’alna ba’dlakum liba’dlin fitnah. Atashbirūn?’
“Kami jadikan sebagian kalian menjadi fitnah bagi yang lainnya. Maukah kalian bersabar?”
2. Poligami
Okey, mungkin anda bosan dengan bahasan ini, sejujurnya sih saya juga. Ada dua curhatan tulisan saya yang khusus bahas tentang ini, tapi saya gak anjurin cari dan baca ko, soalnya mungkin tidak begitu berfaedah juga untuk anda. Tapi ringkasnya begini;
Ada dua kubu ekstrim berkenaan dengan hukum poligami;
Pertama, para pelaku dan tim sorak-sorai poligami yang mengambil hukum kebolehan poligami, tapi lupa atau pura-pura lupa dengan syarat yang ditetapkan, padahal syaratnya disebut di ayat yang sama yang dijadikan sebagai dalil kebolehan poligami (An-nisa: 3)
Kedua, para penolak poligami dan haters orang-orang yang berpoligami. Alasannya bahwa syarat poligami itu adil, sementara Allah sendiri bilang ‘walan tastathī’ū an ta’dilū walau harashtum’ di (An-nisa: 129) ‘sampai kapanpun kaliantu gak bakal bisa adil seusaha apapun.’ Kalau begitu, berarti kan poligami gak bisa dilakuin dong~
Dua kutub ekstrim ini salah memahami syariat poligami, karena cuma nyomot sebagian ayat dan ninggalin yang lainnya. Hanya menjadikan ayat sebagai legitimasi ego mereka masing-masing. Yang benar itu mengamalkan dalil, bukan mendalili amal (ego) gaes~
Yang benar, poligami itu syariat yang Allah tetapkan sebagai sebuah solusi, bisa diamalkan dikala syarat dan ketentuannya dipenuhi. Udah gitu aja.
3. Rida suami, surganya istri
Memang ada banyak hadits yang menyebutkan bahwa keridaan suami bagi istri adalah jalan menggapai keridaan Ilahi. Tapi apakah ini bisa menjadi legitimasi bahwa suami bolah berlaku sewenang-wenang terhadap sang istri?
Oh, tentu saja tidak ferguso! Kesewenang-wenangan adalah kezaliman, Allah sendiri bilang di hadits qudsi, ‘ini harramtu adz-dzulma ‘alā nafsī waja’altuhu bainakum muharraman.’ Kata Allah, ‘Akutu mengharamkan kezaliman pada diri-Ku. Maka akupun mengharamkannya di antara kalian.’
Makanya, jika rida suami bisa mengantarkan istri masuk surga, maka zalim terhadap istri bisa bikin suami masuk neraka. Kan nabi sendiri bilang, ‘berbuat baiklah pada para perempuan,’ terus beliau juga bilang, ‘yang paling baik dari kalian itu yang paling baik sama istrinya.’ Yakaan?
Dan lagi, yang namanya relasi antara suami-istri kan di agama kita diatur hak dan kewajibannya. Tidak hanya satu arah, tapi berlaku timbal balik. Gitu gaes~
4. Istri kudu izin sama suami
Istri kalau mau safar harus ijin dulu sama suami, kalau gak ijin potensial jadi istri yang durhaka. Kalau suami mah mau pergi kemana-mana juga bebas. Gak usah ijin-ijin sama istri.
Dari mana pemahaman ini berakar? Apakah ada sandaran ideologis berupa dalil yang menopangnya, ataukah ini sekadar konsekuensi perubahan status pacaran ke pernikahan? Maksudnya, kalau dulu pas jaman pacaran si cowok harus selalu menyuplai informasi tentang dimana, sama siapa, dan lagi ngapain dia ke ceweknya. Maka atas nama keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia setelah menikah gantian dong, istri yang kudu laporan. Wkwkwk~
Well, saya gak tahu. Eh btw, ini bukan berarti saya mendukung hubungan yang disebut dengan pacaran ya. Saya tetap timnya ‘jomblo fi sabilillah, jomblo mulia atau mati syahid.’ Laah?!
Tapi memang beginilah seringkali yang dipahami oleh kebanyakan masyarakat kita. Istri kudu ijin, sementara suami mah bebas. Padahal yang benar suami juga perlu mendapat ijin istri saat melakukan safar, karena kalau istri dirugikan baik secara moril atau materi menjadi keharusan bagi suami untuk tetap tinggal membersamai si istri. Begitu agama kita mengajarkan, sayangnya hanya sedikit yang mau mengambil pelajaran~.
628 notes · View notes
ziyantsaniya-blog · 5 years
Text
Bukankah sudah sering diingatkan, bahwa saat sendirimu adalah bagaimana kualitas imanmu, halal atau haram yang kamu kerjakan saat itu menunjukkan serius tidaknya kamu dengan tuhanmu.
Menjadi malaikat dalam keramaian jauh lebih mudah dibanding menjadi malaikat dalam kesendirian, mungkin dunia bisa kamu bohongi tapi kamera langit tidak akan pernah mati merekam dan mengawasi.
Ada yang dengan mudahnya melemparkan kata-kata indah dan untaian nasehat untuk setiap pendengarnya, tapi dia lupa bahwa pada saat itu Allah akan menguji dengan apa yang barusan ia katakan. Sendirimu adalah kualitas takutmu pada Rabbmu.
Hendaknya, setiap episode kehidupan, menjadikan kita lebih yakin kepada Allah tanpa ada keraguan, soal rezeki apalagi jodoh yang sudah pasti, kematianpun kian hari semakin menghampiri.
Ya Allah, dalam setiap sujudku ada selipan doa dan permohonan ampun. Dari hambamu yang sering lalai.
Melembutlah.
@jndmmsyhd
2K notes · View notes
ziyantsaniya-blog · 5 years
Text
Sepertinya hati saya masih sangat kerdil.
Jadi udah pada tau lah ya 2 bulan ini saya diamanahkan untuk ngurusin keperluan anak-anak yatim asuhan nenek. Sebelum saya yang diberi amanah, ada dua orang yang udah duluan yang ngurusin, tapi kata nenek mereka kurang amanah. Kata nenek mungkin karena ga dibayar (ampuni kami yang suka berprasangka buruk ini yaAllaah).
Selama saya yang diamanahin. Saya lebih takut ga bisa nya. Takut dicap pengemis, dibilang pemaksaan karena harus konfirmasi sana sini buat yang udah janji mau bantu. Takut dibilang ga sabar karena bolak balik tanyain ke donatur udah dikirim belum. Sampe share ke tumblr yang notabene pada kenal saya pun gak.
Tapi saya sadar. Mereka yang jauh lebih butuhin itu jelas jauh lebih berharap, jauh lebih ga enak hati, jauh lebih kecil hati atau rendah diri, dan jauh lebih takut.
Banyak dari mereka yang hidupnya memang tergantung dari santunan karena faktor ini itu. Bukan karena males cari nafkah buat kebutuhan sehari-hari. Tapi udah bingung mau kerja apalagi? Orang orang yang diuji dengan keterbatasan, kita ga pernah tahu usaha mereka gimana.
Kalau saya mampu, saya pengen banget berdayakan. Pengen bannget gak ngemis kayak gini. Posting minta bantuan sana sini. Tapi lagi-lagi, semoga Allah ampuni keterbatasan saya. Saya belum mampu sampai ke sana. Sering banyak nangisnya kalau adik-adik udah pada nanyain tapi saya belum bisa ngasih.
Sering sebel kalau saya nanya, terus pada ga dibales. Kayak ngilu hati saya. Ngerasa "apa aku terlalu maksa ya? Kan cuma nanya, apa salaahnya dijawab" ngerasa kayak pengemis loh. Demi Allaah saya ga marah kalaupun ga jadi atau ga ada. Yang penting saya dikabarin dan pertanyaan saya dijawab. Jadi saya ga berharap-harap cemas, karena ini bukan untuk saya pribadi, untuk mereka yang diamanahin ke saya. Tapi mikir lagi, yaudahlah haknya mereka mau bales atau ga. Hehe...
Lalu saya teringat ucapan salah seorang Ustadz : kalau masih dikasih Allaah waktu buat sedekah, jangan ditunda. Karena salah satu amalan yang paling kita sesali di akhirat nanti adalah sedikitnya sedekah.
Jleb kan??? Jadi kita ga boleh ngerasa cukup sedekah. Dengan cara apapun. Dengan apapun.
Saya mungkin ga mampu sedekah rupiah. Tapi semoga Allaah menguatkan hati dan tubuh saya buat sedekah. Semoga ini jalan untuk melebur dosa-dosa saya. Semoga Allaah nguatin saya dan keluarga.
Tambahan : saya ga mau posting foto atau apapun hanya untuk menarik simpati para pemberi dengan mempublish foto mereka. Tujuan untuk menjaga harga diri si penerima dan menjaga niat si pemberi. :)
Semoga, masih ada yang terketuk hatinya untuk membantu.
Ruang Tunggu Klinik. 2019.
52 notes · View notes
ziyantsaniya-blog · 5 years
Text
“Rayu Allaah mengabulkan doa-doa yang kita pinta dengan amalan (ter)baik kita. Sholat terbaik, sunnah terbaik, sedekah terbaik, hingga senyuman terbaik kepada saudara kita. Semoga (setiap) Jum'at ini, doa-doa kita tergenapi.”
Dalam syukur, 2019
203 notes · View notes
ziyantsaniya-blog · 5 years
Text
Kehidupan yang Kau Sebut Perlombaan.
Masihkah kamu sebut kamu sedang kalah? Dari teman temanmu yang sudah lebih dulu menikah, lebih dulu punya anak, lebih dulu selesai sidang skripsi dan tesis, lebih dulu dapat pekerjaan after graduate, dan lebih dulu lainnya.
Sementara itu, teman yang kamu irikan lebih dulu menikah, belum lama berselang pernikahan mereka tahu tahu kamu mendengar kabar mereka telah bercerai entah apa sebabnya. Teman yang kamu irikan sudah mempunya anak, hari raya tahun kemarin harus bersabar karena puteranya diminta kembali oleh yang punya, dengan usia yang masih beberapa bulan saja. Teman yang kamu irikan sudah punya gelar a,b,c,d tanpa kamu ketahui tengah depresi, stress, tak bahagia karena tuntutan pekerjaan, karena sudah berbulan bulan lulus belum juga dapat kerjaan. Kalaupun dapat, merasa belum bisa dibanggakan. Teman yang kau iri sudah mapan kehidupannya, ternyata sedang mempertimbangkan keluar dari pekerjaannya yang penuh dengan tekanan, rekan kerja yang jahat kayak ibu tiri, atau hal hal yang bertentangan dengan idealismenya. Ia resign dari pekerjaannya yang kau anggap enak itu, memulai semua lagi dari nol baginya yang penting bahagia hati tenang.
Nah, bila kau anggap segala lebih dulu dan belakangan sebagai sebuah ketertinggalan. Lalu apa status mereka yang keluar dari jalurnya? Bercerai, ditinggal mati anak, masih nganggur, keluar dari pekerjaan. Jika kau sebut kehidupan ini sebagai sebuah perlombaan maka yang ada hanyalah menang dan kalah. Padahal sudah sejak dulu kita diberi tahu bahwa kehidupan adalah sebuah peribadatan. Isinya adalah pergiliran sabar dan syukur. Sabar saat kita diuji dengan ketidakmampuan, ketidakberdayaan, untuk hal hal yang tidak kita miliki. Syukur saat kita diuji dengan kelimpahan, kekuasaan, kemampuan, kekuatan.
Sehingga, segala hal yang diberikan untuk kemudian diambil kembali oleh pemiliknya takkan menyisakan perasaan lain kecuali ikhlas. Aku kenal sepasang suami istri yang telah menikah belasan tahun belum mempunya anak, alih alih merasa "kalah" oleh yang lain sang istri memanfaatkan waktunya untuk kuliah S3 di negeri orang, suaminya menjadi dosen favorit dan keliling dunia, mengerjakan proyek proyek kebaikan. Sebuah pencapaian kehidupan yang takkan bisa dilakukan oleh mereka yang hanya berfokus pada apa yang tidak mereka punya, pada peran apa yang belum diamanahkan pada mereka. Manisnya, di usia yang sudah tidak muda lagi mereka diberi hadiah oleh Allah seorang putri yang lucu. :)
Kita tidak sedang berlomba dengan yang lain dalam kehidupan. Kita sedang beribadah. Dan dalam beribadah, semoga khusyuk senantiasa yang ada di hati. Baik diuji dengan sabar atau diuji dengan syukur.
Alizeti, Jakarta
291 notes · View notes
ziyantsaniya-blog · 5 years
Text
Kemarin aku duduk bersamanya, melihatnya dari dekat, melihat matanya yang berkaca-kaca hingga menitikkan air mata.
Aku tidak tahu bagaimana menenangkannya, selain mendengarkan apa saja yang ia ceritakan, akupun tidak tahu apakah aku bisa menguraikan sedikit saja beban hidupnya.
Aku tahu ia yang bertahan sampai saat ini adalah ia yang telah melewati banyak sekali ujian demikian beratnya.
hampir 10 tahun mengenalnya, semenjak ia masih sendiri, ia menikah, menjadi ibu, sempat terbentang jarak hingga hari ini kami bisa bersama lagi.
diizinkan mengenalnya, barangkali Allaah ingin agar aku menuai banyak pembelajaran baik darinya.
tentang kita yang lemah, yang tak bisa berbuat apapun tanpa seizin Allaah.
tentang kita yang tak bisa menyandarkan apapun (bahkan sedikit saja) kecuali pada Allaah.
tentang kita yang ternyata selalu sendiri, bahwa kesendirian akan selalu menemani hari hari kita, sampai kelak kita pulang pun kita akan sendiri.
tentang kita yang bisa saja berprasangka buruk, marah, kecewa dan berpaling dari Allaah. sebab rasanya "kenapa aku harus di uji sampai seperti ini, tidakkah aku berhak bahagia?".
namun kita memilih untuk berprasangka baik, mendekat, dan kembali pada Allaah. Mengaku lemah dan berserah pada Allaah.
tentang kita yang rasanya sudah lelah sekali, hampir menyerah, tidak tahu lagi harus bagaimana, namun kita memilih untuk percaya untuk memohon pertolongan-Nya.
tentang kita yang mengerti bahwa hati kita ada dalam genggaman Allaah.
tentang kita yang tidak mengerti kapan kita akan pulang, kapan kita akan meninggalkan orang yang paling kita sayangi bahkan tak sempat mengucapkan kata pamit.
sayang, memilihlah bersama Allaah dalam keadaan apapun. mempersiapkan yang terbaik disisa usia. berbahagia sebab kita selalu bersama Allaah Yang Maha Baik, yang hati kita akan tenang bersama-Nya.
Dan jagalah ia yang engkau sayangi! buatlah ia merasa berharga dengan ketulusanmu, perhatian kecilmu, kepedulianmu, dengan khawatirmu untuknya, sekalipun dengan cara sederhana.
Tetaplah mendoakan ia yang engkau sayangi.
dan kelak semoga Allaah izinkan kita berkumpul kembali di Surga. Sebaik baik tempat yang kita harapkan untuk pulang.
@menyapamentari 🌻
198 notes · View notes
ziyantsaniya-blog · 5 years
Text
Teman
Teman..
Lihatlah rumput ilalang yang bergoyang.. .
Seakan membisikan pengalaman.. .
Seraya berkata,
Hidupku tak lepas dari terpaan angin,
Terkadang aku merunduk,
Terkadang pula meliuk liuk..
Namun ia tak membuatku tersungkur.. .
Teman.. .
Itulah kehidupan.. .
Tak lepas dari aral yang melintang.. .
Ujian dan cobaan silih berganti.. .
Menyaring keimanan.. .
Demikian Robb kita berfirman:
Alif laam miim.. Apakah manusia mengira akan dibiarkan berucap kami beriman sementara ia tidak diuji (Al-Ankabut: 1)
Teman..
Tidak kah kita ingin setegar batu karang.. .
Yang selalu diterjanh ombak samudra.. .
Namun ia tegar tak bergeming.. .
Seakan tersenyum anggun menuai kesabaran..
Teman.. .
Sabarlah di dunia amat indah.. .
Walau pahit dan getir terasa.. .
Tapi ia sementara dan tak lama.. .
Sedangkan sabar di neraka tak lagi berguna..
Dalam masa yang amat panjang.. .
Satu harinya sama dengab lima pukuh ribu tahun di dunia.. .
Manakah kesabaran yang engkau pilih.. .
Teman.. .
Sabarlah di atas jalan Rabbmu.. .
Sabarlah tuk menaati Nabimu.. .
Sampai kita berjumpa denganNya.. .
Nabi bersabda, bersabarlah.. .
Sampai berjumpa denganku di telaga haudl..
By Ustadz Badru Salam, Lc
0 notes
ziyantsaniya-blog · 5 years
Text
Kita ini kenapa deh?
Liat temen nikah, baper... buru2 mempersiapkan dan memperbaiki diri biar bisa nyusul, rajin ikut pengajian dan sekolah2 pra nikah. Biar dapet suami/istri yang sholehah (katanya sih gitu)
Liat temen sidang dan wisuda, baper juga... buru2 fokus ngerjain skripsi/TA, jadi rajin ke kampus ketemu dosbing, jadi rajin buka2 buku, jurnal dll. Trus stres sendiri pas ngerjain, ujung2nya stagnan gaada progres ngerjainnya
Pas liat orang meninggal, bapernya sekilas doang. Dah gitu gaada persiapan buat menyambut Izrail pula.... masih sering maksiat juga.... ibadahnya pas2an, tapi pengen masuk sorga... dah tau yang paling dekat itu adalah kematian... disiapin kagak...
.
.
.
.
.
Siapa tuh yang kek gitu?
589 notes · View notes
ziyantsaniya-blog · 5 years
Text
Definisi Bahagia
Bila ditanya apa tujuan hidup manusia? Aku akan jawab bahwa tujuan hidup manusia adalah bahagia.
Ada satu doa pendek yang Allah ajarkan kepada kita semua, doa ini merefleksikan tujuan hidup seorang muslim رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebahagiaan di dunia, berikanlah kami kebahagiaan di akhirat, dan jauhkanlah kami dari siksa neraka"
Banyak sekali dari kita mengira bahwa bahagia itu ketika memiliki segalanya, dan tidak takut untuk kekurangan.
Mengira bahagia itu ketika kita mempunyai pangkat yang tinggi dan disegani banyak orang. Mengira bahwa bahagia itu ketika kita memiliki wawasan yang luas dan dikagumi banyak orang.
Katanya bahagia itu...
Bahagia itu letaknya disini, di hati..
Bahagia itu ketika kita menolong karena Allah, bahagia itu bekerja karena Allah, bahagia itu... Selala menyertakan Allah dalam segalanya..
Asma pernah berkata, "Sesungguhnya kebahagiaanku dalam imanku, dan sesungguhnya imanku dalam hatiku, dan sesungguhny hatiku tidak dikuasai oleh siapapun selain Allah. Itulah kebahagiaan jiwa yang sebenarnya yang tidak dipengaruhi berbagai rintangan yang mengelilingi kita.
1 note · View note
ziyantsaniya-blog · 5 years
Text
Menikah itu Energi yang Melahirkan Sinergi
Belakangan lagi pro-kontra tentang pembahasan mengenai pernikahan yang “too much” . Iya Lika juga sepakat kalau akhir-akhir ini topik itu “too much”, ini mah buat catatan pribadi aja ko, karena lagi nemu aja sumbernya. Kalau dibiarin gitu aja suka lupa soalnya. Lika nulis memang tujuan awalnya buat jadi catatan pribadi, tapi kalau kemudian ada yang mendapatkan manfaat dari catatan Lika Alhamdulilah.. tapi sungguh ini ga ada maksud buat nambah-nambah “too much” nya topik pernikahan.hehe Judul diatas sama persis dengan salah satu chapter di buku bunda Tatty Elmir & Kurniawan Gunadi yang berjudul “Never Ending Hijrah”. Bukunya sangat direkomendasikan syekaliii. Review singkat : buku ini bercerita tentang kisah nyata sepasang perantau yang menambah list pasangan favorit Lika. Silvia Pamudji dan Reza Abdul Jabbar, keduanya asal Indonesia yang sukses membangun bisnis peternakan dan pertanian di New Zealand. Buku ini adalah sebuah catatan tentang bagaimana keduanya berjuang menghidupkan Islam di negeri paling selatan dunia itu.
Pertama kali Lika ngobrol langsung dengan beliau-beliau saat acara FIM Bandung bulan Ramadhan kemarin pada acara bedah buku “Never Ending Hijrah”, meski hanya lewat skype tapi energi keduanya kerasa banget dari NZ ke Bandung, ini serius! Lika ga bercanda sama sekali, semoga diberi kesempatan bertemu langsung keduanya di Invercargill. Nyata betul jika menikah itu energi yang melahirkan sinergi. Saat itu pertanyaan Lika pada keduanya : “apa bekal yang ditanamkan pada anak-anak untuk bisa tetap ‘survive’ di negri mayoritas non muslim?”. Keduanya kompak menjawab ‘Tauhid’. Tauhid bagi keluarga pak Reza sudah pasti harga mati ga bisa ditawar. Tauhid ini topik yang menarik banget jadi tulisan selanjutnya, jadi ga akan Lika bahas sekarang, next….
Pak Reza meyakini, pernikahan itu bukan cover zina. Pak Reza dan Bu Silvi menyepakati bahwa pernikahan itu adalah institusi yang melahirkan peradaban dengan meletakkan Al-Quran dan Sunnah Rasul sebagai dasar. Bu Silvi meyakini seyakin-yakinnya, bahwa pernikahan itu adalah kunci surga dunia hingga akhirat. Semakin cepat seorang wanita menyadari posisisnya, semakin cepat dia beriman. Semakin cepat dia beriman, maka semakin mudah hidupnya. Seseorang yang menerima aturan Allah itu hidupnya berlimpah kebahagiaan, kemuliaan serta berkah. Dan salah satu aturan Allah itu adalah kepatuhan seorang istri kepada suaminya. 
Pernikahan yang melahirkan energi diyakini Pak Reza, mampu melahirkan sinergi. Sinergi itu bukan 1 + 1 = 2, namun bisa 10, 100, 1000 bahkan beratus juta dan miliar kebajikan. Menurut Pak Reza, bu Silvi adalah perempuan yang luar biasa, miliknya yang berharga dan tak tergantikan kebahagiaan memilikinya dengan apapun, selain shalihah, patuh pada suami, Bu Silvi bagi Pak Reza adalah partner yang baik dalam segala hal.
***
Catatan bagi saya khususnya, atau bagi siapapun yang ingin mengambil hikmah. Ternyata mempersiapkan diri menuju pernikahan bukan hanya perkara memperbaiki diri, tapi juga membekali diri dengan ilmu agama dan pemahaman yang baik dalam menjalani kehidupan. Karena yang dibutuhkan suami kita nanti bukan hanya seorang ibu untuk anak-anaknya, bukan hanya urusan ‘domestik’. Tapi life partner yang bisa kompak menjalani perjalanan di dunia menuju akhirat. Kompak artinya ada dua individu yang sama-sama berusaha, meski awalnya memiliki pemahaman yang berbeda justru disitulah peran pernikahan. Dua individu yang lahir dari keluarga dan lingkungan berbeda, budaya berbeda dan sudah pasti karakter yang berbeda kemudian dipersatukan dengan pernikahan yang memiliki standar yang sama Al-Quran dan Sunnah Rasul.
Sharing dengan teh Elma semoga menguatkan : perintah Allah untuk memantaskan diri itu memang benar adanya.
Mengapa ?
Karena hanya yang mulia di mata Allah, berhak atas yang terbaik. Dan yang oleh kita terlihat sebagai kurang baik, maka bisa jadi mata kita yang batasnya hanya bisa melihat dalam rentang waktu pendek saja, padahal orang itu bisa berubah. Atau Allah memang punya rencana untuk dia, yang sama sekali belum kita pahami kali ini.
Namun itu tidak menurunkan nilai pentingnya perintah Allah untuk memantaskan diri menjadi mulia. Karena kita sedang fokus menjalankan perintah Allah, bukan sedang fokus memenuhi hitung-hitungan kita. Berserah dirilah pada Allah, dan bersedialah menjalani kurikulum Allah yang Allah buat khusus untuk kita, “our own stairway to heaven”.  insyaAllah, ya Rabb guide me :)
496 notes · View notes
ziyantsaniya-blog · 5 years
Text
Tumblr media
Pandangan mata selalu menipu, Sabit dan Purnama sejatinya sama: cahayanya, bundarnya. Bila kita memandang cerita dunia dengan pandangan mata maka kita akan katakan, bahwa purnama lebih sempurna cahayanya. Tapi bila kita memandangnya dengan ilmu, maka kita akan katakan itu hanyalah seberapa besar tabir yang menutupinya, Sabit dan Purnama tak pernah berbeda. Karena itulah Khidir a.s katakan pada Musa a.s "Bagaimana engkau bisa sabar atas apa yang kau tak miliki ilmu tentangnya ?"
144 notes · View notes
ziyantsaniya-blog · 5 years
Text
Hijrah Tapi Kok...?
Hijrah tapi kok masih suka selfi?
Hijrah tapi kok masih suka upload poto?
Hijrah tapi kok masih suka chat kepada lawan jenis?
Hijrah tapi kok masih suka ini masih suka itu?
Kok... .
Kok... .
Kok....? .
Hidup di dunia ini semua butuh proses, Allah pun mengajarkan kita untuk berproses, dalam hal penciptaan alam semesta Allah menciptakannya dalam waktu 6 hari (sittati ayyâm), bukan karena Allah tidak mampu melakukannya dalam satu masa, melainkan ini sebagai pengajaran kepada kita untuk berproses. .
Di kehidupan sehari-hari misalnya, baterai hp yang diisi daya juga ada prosesnya 0-100%, bahkan mie instan yang katanya instan (langsung seduh) juga melewati proses untuk siap dihidangkan..
Demikian pun dengan hijrah, Banyak cara Tuhan mengkode kita agar berhijrah, taubat karna sakit hati, ditinggal pacar, taubat karena masa lalu kelam (Move on). Untuk menghilangkan noda hitam di baju putih pun ada prosesnya, begitu juga dengan hijrah (back to the track)
Mungkin dulu sering bersentuhan dengan lawan jenis yg bukan mahram, tapi sekarang hanya lewat chat saja, mungkin dulu sering selfi dengan umbar aurat, tapi sekarang lengkap dengan pakain syar'inya.
Banyak yang mnggunjing "katanya hijrah tapi kok...?"
Berpikirlah positif, belajarlah untuk berhusnuzhan, daripada kita menilai orang lain.
Manusia baik adalah yang menyadari kesalahannya. Manusia baik adalah yang bisa menghargai kepada yang lain. Manusia baik adalah yang selalu berhusnuzhan terhadap siapapun.
Saudaraku, aku memang belum menjadi baik dan ingin sekali menjadi baik.
"Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Qs. Al-Zumar : 53)
Wasiat Syeh Sya'roni dalam Minah al-saniyah, عليك ايها الاخ بالاستقامة في التوبة
"Selalu lah engkau beristiqomah dalam taubat"
Kawan..., tak usahlah menggakimi manusia yang sedang berproses, aku pun masih berproses. Jadilah penguat hijrahku, dan saling menguatkan satu sama lain :)
0 notes
ziyantsaniya-blog · 5 years
Text
Hari minggu kemarin saya dan suami pergi belanja beli sepatu adik-adik asuh yang dititipin nenek. Nenek masih sakit, fyi. Alhamdulillaah uang yang kalian bantu pelan-pelan bisa kami belikan barang keperluan adik-adik. Seragam sekolah, alat tulis, dan ini masih nyicil untuk beli sepatu. Mohon doa (dan bantuan kalau masih berkenan wk) agar bisa kebeli semua.
Di tengah belanja, punggung saya sakit ga karuan. Hamil pertama ini memang penuh perjuangan bagi saya dan bayi. Mulai dari ga nafsu makan, gamau makan nasi, sampai ga bisa ngapa-ngapain. Tiap orang ngerasain hamil nya beda sih, jadi saya ga mau ngeluh banyak kalau saya ga sekuat yang lain, karena banyak emang yang lebih parah ngalaminya.
"Capek ya, Neng?" Saya ga bisa ngomong waktu ditanya suami. Cuma bisa ngatur napas agar baikan. Lalu suami menuntun saya ke tempat duduk terdekat. Membelikan minuman dingin dan mengelus punggung saya. Dilihatin banyak orang wkwkwk. Ditanya kenapa, suami jawab lagi hamil. Terus ada beberapa ibu-ibu yang ngasih saran ini itu. Suami cuma senyum aja. Saya sendiri udah nunduk aja sambil ngelus perut. Suami terus bantuin ngelus punggung dan sesekali nyium kepala saya.
"Yang kuat ya sayang" bisiknya.
Saya malah mau nangis. Perut saya memang mulai kram dan punggung mulai gampang pegel. Apalagi kami naik motor sana sini wk.
"Mau dipijitin?" Saya geleng-geleng
"Mau makan?" Saya geleng-geleng
"Mau gamis?" Saya ngelirik ke suami. Suami nyengir.
Ngegodain doang si Aa mah -_-"
Setengah jam istirahat, saya agak baikan. Lalu balik lagi belanja. Sebenarnya diiming-imingi beli sandal baru sih sama suami biar lebih nyaman kalau kemana-mana. Wk
Nikmati aja ya, Nak. Semoga dosa-dosa Ibu berkurang seiring sakitnya badan. Aamiin...
Semoga para istri dikaruniai suami yang sabar dan siaga.
Bandung. 2019.
32 notes · View notes
ziyantsaniya-blog · 5 years
Text
Orang Biasa, Cinta Luarbiasa
@edgarhamas
Sesungguhnya, walau kukutip semua permata di dasar lautan,
Sesungguhnya, walau kusiram dengan air hujan dari tujuh langit-Mu
Namun cinta tak kan hadir, namun rindu tak akan berbunga
Jika tidak mengharap rahmat-Mu, jika tidak menagih simpati; pada-Mu ya Allah
(Raihan - Sesungguhnya)
Ajaibnya menghamba, adalah Allah Mahalembut dan Maharahman memberi ampun dan ruang kembali bagi kita setelah kita lalai bertubi-tubi. Namun ketika kita sedang tinggi-tingginya merasa beriman, kita diberitahu bahwa surga itu dihadiahkan pada kita atas kasih sayang-Nya, bukan atas rasa pede kita atas amal-amal.
Cinta sehebat apa yang lebih unik dari cinta Allah pada hamba-hamba-Nya? Tak ada. Kamu tidak akan pernah menemui cinta yang selalu membuka ruang bagimu untuk kembali setelah kamu mendustai, cinta yang tak akan terbalas dengan apapun perbuatan baik kita saking hebatnya ia; kecuali cinta Allah padamu.
Kita memang orang biasa, tapi jika kamu punya cinta di ruang jiwamu yang kau namai “luarbiasa”, pastikan itu ada untuk Dia yang Mahaluarbiasa cintanya. Cintamu yang kau namai “luarbiasa” itu selamanya tak akan bisa bersanding setara dengan kasih-Nya, sebab apa yang Dia berikan untukmu jauh lebih luarbiasa.
Ku coba menghulurkan sebuah hadiah kepada-Mu,
Tapi mungkin karena isinya tidak sempurna tiada seri
Ku coba menyiramnya agar tumbuh dan berbunga
Tapi mungkin karena airnya tidak sesegar telaga Kautsar
(Raihan - Sesungguhnya)
Aku mengingatkan diriku sendiri untuk mempersembahkan yang luarbiasa untuk-Nya, sekalipun itu tak akan setara dan sebanding dengan sayang-Nya padaku. Namun begitulah kita, orang biasa, yang punya cinta luarbiasa. Hanya berharap moga hadiah darinya bernama “hidup” akan kita kembalikan menjadi amal luarbiasa sebagai “hadiah” untuk-Nya.
476 notes · View notes
ziyantsaniya-blog · 5 years
Text
Meresapi Al-Fatihah
___
Bagi mereka yang menyelami dan meresapi buku-buku bernuansa hikmah dan agama, rasanya seperti meneguk kesegaran iman dari sumur-sumur hidayah. Keras jiwa akan arti sejati manusia sebagai hamba, sedikit demi sedikit runtuh dan tersapu kerana alirannya. Begitulah kinerja hidayah. Ia adalah nikmat yang paling diharapkan bagi mereka yang jiwanya kekeringan, paling ditunggu bagi mereka yang mendamba penuntun jalan, paling membahagiakan bagi mereka yang telah lama tersesat dalam pencarian. Lalu mereka yang meresapi al-fatihah dalam setiap sholatnya, “Tunjuki kami jalan yang lurus. Hidayahi kami kepada jalan yang lurus…” adalah sebuah keberuntungan. Beruntung karena dengannya, akan Allah bantu menunjukkan kebenaran dan penuntun menuju ketaatan. Jika sudah begini, maka cinta-Nya akan menaungi dari hembus hingga hilang napas. Dari langkah kaki hingga dipopong saat wafat nanti. Maka, adakah yang lebih indah dari memiliki cinta-Nya? “Mari resapi lagi al-fatihah kita :)”
542 notes · View notes
ziyantsaniya-blog · 5 years
Text
Tiga Pilar Umat yang Nyaris Runtuh
@edgarhamas
Perbincangan dengan DR Fahmi Salim semalam begitu riuh dengan sudut pandang yang baru dan jernih. Ada banyak sekali ‘eureka’ demi 'eureka’ yang terlintas dan masuk ke alam pikiran. Sebenarnya kita hidup sangat dekat dengan sumber kemenangan kita, namun kitanya saja yang tidak sadar.
Umat ini selamanya tidak akan bisa bangkit jika tak adil membangun ketiga pilarnya dengan imbang. Pilar yang jika satu bagiannya berdiri lebih rendah dan rentan runtuh dibandingkan lainnya, maka bangunan itu tak akan kokoh.
Tauhid adalah pilar pertama. Energi utama yang membedakan kita dengan umat-umat lainnya. Singapore tidak bisa disebut lebih islami hanya dengan kebersihan dan keindahan kotanya. New Zealand tidak bisa disebut lebih beriman hanya karena ketertiban masyarakatnya. Tauhid melandasi semua pekerjaan, hatta ke perkara negara dan politik, sosial dan ekonomi.
Itulah mengapa di era reformasi, Amien Rais menyebut perjuangan umat Islam di sektor kemasyarakatan sebagai “Tauhid Sosial”, sebab inti dari tauhid adalah menggerakkan, bukan memperdebatkan. Membebaskan bukan mengekang dalam jumudnya pikiran, menyatukan bukan mengotak-kotakkan.
Pilar kedua adalah syari'at. Sebagai Ahlussunah wal Jama'ah, tentu kita tahu bahwa tauhid yang lengkap adalah 'Al Qaul wal Amal’ perkataan dan perbuatan. Tak sempurna Islam di hidupnya jika hatinya yakin pada Allah namun tangan dan kakinya tak mampu memanifestasikannya dalam gerak nyata.
Syar'iat itu ibarat perangkat untuk membumikan keadilan dan kebenaran. Sama sekali bukan alat untuk mendiskriminasi dan menekan manusia. Itulah yang membuat banyak orang tak siap dengan katalog hukum Islam. Tak siap karena mengira syari'at itu ngeri dan kusam, kuno dan menyusahkan, padahal Umar masuk Islam karena ayat ini, “Thaha, Kami tidak menurunkan Al-Qur'an ini kepadamu agar engkau menjadi susah.” (Thaha 1-2)
Dan pilar ketiga adalah adab. Yang di sana Syaikh Mutwally Sya'rawi bilang padamu, “Sesungguhnya agama Islam adalah kalimat baik yang dikatakan dan akhlaq mulia yang dilaksankan. Jika kata-kata telah terpisah dari akhlaq, hilanglah dakwah.”
Pilar ini sedikit banyak nyatanya hilang dari kehangatan kita berdialektika. Aktivis dakwah saling menjatuhkan hanya karena beda gerbong. Saling mencela dan mengklaim paling benar hanya karena berbeda pendapat. Padahal yang diperdebatkan adalah masalah cabang, yang berbeda adalah hal-hal ijtihadi.
Adab hilang dari kehangatan hidup umat kita, sehingga orang-orang kemudian enggan berislam sebab melihat arogansi da'i-da'inya. Yang baru belajar Islam langsung membid'ahkan keluarga dan teman-temannya, yang pindah ke pengajian lain langsung mengira dirinya di atas awan bersama kebenaran sementara lainnya tidak. Inilah jika ilmu minus adab. Menjerumuskan dan menghancurkan.
Ketiga pilar ini; Tauhid, Syariat dan Adab, diinstal secara serentak oleh Rasulullah ﷺ pada generasi sahabat. Dengan pendekatan-pendekatan manusiawi dan fitrah. Tauhid kentara menciptakan kemenangan demi kemenangan, syari'at menuntun pada kemajuan cara pandang dan gaya hidup, dan adab melengkapi harmoni antara Umat Islam memang sudah majemuk sejak awalnya.
Kamu, mau berjuang meninggikan pilar yang mana? Mari bersinergi agar ketiganya tegak kokoh, dan bangunan kuat itu berdiri lagi menjadi guru bagi dunia.
382 notes · View notes