Tumgik
yasminauralia · 7 years
Photo
Tumblr media
1 note · View note
yasminauralia · 7 years
Text
Gula Rindu
Selamat Malam Tuan :) Sudah sampai mana rimbamu? Sampai-sampai aku tak dapat melihat punggungmu, jangan melangkah terlalu jauh hingga tak nampak dipelupuk mata sebab aku mengkhawatirkanmu. Dalam perjalananmu, ku titipkan gula-gula rindu yang harus kau bawa pulang dan sepatutnya sampai ditanganku kembali. Hingga tiba waktunya, dimana hari tanpa ada hujan atau badai kita nikmati secangkir teh hangat yang tak lagi terasa hambar seperti hari-hari sebelumnya.
0 notes
yasminauralia · 7 years
Text
Rindu dan Jarak Aku merindumu selayaknya jarak yang mengapit. Begitu jauh dari pelupuk, layaknya rindu yang terjerembab di dasar. Aku merindumu selayaknya jarak yang tak dapat kita jamah. Rinduku pun begitu, tak dapat dijamah namun dapat dirasa. Aku merindumu sangat, ia datang sesekali terasa berbunga-bunga namun lebih pantas disebut pilu. Sama persis seperti jarak ini, terkadang datar namun lebih banyak ku temui terjal. Aku jatuh diantara sekat jarak dan rindu. Menjadi kepingan yang sewaktu-waktu hilang bak debu. Selagi jatuhku menujumu dan siap kau raih. Aku akan terus jatuh meski kunamai sebagai “Luka”.
0 notes
yasminauralia · 7 years
Text
“Akan ada masa dimana kita tak dapat bersua seperti ini. Namun jikalau suatu hari nanti ku temui engkau kembali, aku tak berharap akan ada masa dimana kita bertemu namun gagap dan canggung seakan menjadi sekat. Sedangkan fragmen kenangan kita bak imaji yang tak akan terjamah lagi. Jika kau ingin pergi, Mundurlah secara teratur, setidaknya aku dapat melihat kepergianmu secara menyedihkan kemudian menjadi kabut raib dengan sendirinya.” 
0 notes
yasminauralia · 7 years
Text
Ada rindu pada rebahan embun di sela dedaunan. Yang berharap akan luruh tuntas bersama waktu yang menyiang Nyatanya bak harapan kosong yang menyia Ia malah tumbuh dan menebar "Lantas apa yg harus kuperbuat?" Aku tak lagi berani mendengar gelak tawamu Yang kuingat meski lamat-lamat memudar Banyak candu disitu, hingga aku tak berani. Rinduku harus tau diri, tak boleh meledak Biarlah mengalir, dan dinamis Hingga kutemukan sebuah cara yang ku sebut peluapAku mengaksarakan rindu bak huruf dalam sajak. Yang kutulis hingga tak terbatas Ratusan bahkan ribuan rindu akan tertuai Bersama moga rindu ini akan musnah Tak lagi terhitung meski kau sandingkan dengan ratusan kilometer yang membentang Tak lagi peduli pada jarak dan waktu. Meski begitu, nyatanya aku menikmati.
0 notes
yasminauralia · 7 years
Text
Adakalanya waktu tak bisa diajak berkompromi. Seperti katamu waktu itu. Yang masih teringat sangat. Dan salah satu hal yang paling kau khawatirkan, yang mungkin dapat melemahkan ikatan erat kita, dan jadi selantip belati yang menyekal kita tuk menggapai kekal. Tapi sekali lagi kutepis pesimis mirismu. Dengan menguatkan ikatan. Bahwa kita ialah cinta yang menggapai kekal.Adakalanya jarak akan hilang dengan beberapa ikat kata. Seperti katamu waktu itu. Melempar salam setiap jam, dan bertegur sapa setiap masa. Hingga jarak yang kusebut bak jurang dan ruang, yang melekat sekat, antar kita dan dekat, telah kita tak hirau sampai abai. Bahkan kau menikmati meski berjarak. Katamu. Aku menyanjung.Perjalanan kita yang amat belia. Dan sebenarnya jauh tuk terlampau rantau, tak segan diterjang rintang. Tak apalah. Itu hal sewajar. Tidak seperti air yang mengalir. Lebih seperti jalan yang terjal. Naik turun bergelombang. Seperti katamu waktu itu.Kita laksana sepotong hati. Dalam lurus horizon. Pada ujung terpisah. Yang mengeja langkah demi langkah. Hingga menjamah tengah. Menjelma temu. Atau bagai rangkai kisah. Dalam buku narasi. Dan kita memulai menulis pada sampul depan dan belakang. Membalik halaman demi halaman. Saling sambung sinambung. Hingga berujung lembar terujung. Menjamah tengah. Menjelma temu.Sesuai kutipan tulisan. Milikmu. Jika kamu yang akan menjadi akhir dari ceritaku. Ku biarkan takdir terus mengalir layaknya air. Karena aku percaya kita akan bermuara pada samudera yang sama.
0 notes
yasminauralia · 7 years
Text
Cerita Malam Itu
“Terimakasih sudah menguatkan aku. Juga meyakinkan aku. Aku ingin kita terus bersama.” gadis berkerudung itu berucap. Lewat media sosial telepon pintarnya.“Sama-sama dik. Percayalah, waktu tak akan lama. Tak selama menunggu padi menguning.” jawab lelaki mengusap layar ponsel berukuran 5 inchi itu.“Tapi aku tetap khawatir pada jarak. Bukankah ia itu penghalang? Kekhawatiranku selalu melahirkan pertanyaan-pertanyaan nanar.” gadis berkerudung mengernyitkan dahi, menggigit bibir bawahnya.Percakapan keduanya terlihat sangat visibel. Seolah-olah mereka saling bertatap muka. Tak hanya memandang rentetan huruf dari layar yang kentara.“Coba utarakan kekhawatiranmu itu.” lelaki itu menyahut arif. Matanya tak berkedip.“Kita begitu jauh terpisah. Di sekat oleh jarak. Bagaimana jika aku tidak bisa ada untukmu setiap saat? Bagaimana jika disaat kau susah dan jenuh malah ada orang lain disampingmu? Bagaimana jika kau melupakan aku? Bagaimana jika kau berubah tidak seperti dulu?”Layar ponsel kembali menyala. Lelaki itu menghela nafas. Menyerap ucapan gadis berkerudung itu. Dia tersenyum singkat.“Kau hanya butuh pengertian dik. Aku memahamimu. Kutekankan lagi bahwa cintaku tak sesederhana itu, tak serapuh seperti pertanyaan bagaimana-bagaimanamu itu. Akan kuberi tahu kau, jawaban dari cinta yang berkelanjutan adalah pengertian dan saling memahami. Pegang ucapanku.”Gadis berkerudung hanya bisa tersenyum. Hatinya bergetar oleh kalimat lelaki itu. Semoga terus teringat.
0 notes
yasminauralia · 7 years
Text
Pagi Rindu
Selamat pagi tuan. Semoga keberkahan selalu melimpah padamu pagi ini,esok dan seterusnya.
Pagi dan Rindu
Dua kata yang amat lekat kurasakan detik ini. Perihal pertemuan kita semalam. Berharap bisa menyelesaikan setumpuk rinduku yang lalu nyatanya malah menyisakan rindu baru yang amat berkepanjangan. Ku sadari pula, bahwa setelah perpisahan kita semalam, di depan pintu ku dapati dirimu semakin jauh dan rindu semakin dekat. Bahkan setelah ku langkahkan kaki menuju kamar ia pun semakin terasa berat.
Namun yang amat ku syukuri sebentar atau lama rindu hanya butuh bertamu meski ia akan semakin tumbuh.
Cerita kita masih dengan perihal yang sama. ---Jarak--- ia seolah tak pernah mau berkompromi. Tak bisa kita tempuh dengan waktu yang sebentar. Namun tenanglah tuan, JARAK hanyalah perilah kata benda bukan? Yang sebenarnya tak pernah ada jarak di dalamnya. Jauh hanyalah ilusi kita, yang akan ditepis dengan jembatan Doa. Doa membuat kita dekat dan rekat hingga sejatinya tak pernah kita berjarak.
Terimakasih sudah menemaniku selama ini. Menjadi teman dalam segala suasana. Semoga kita seperti denting dan waktu yang berjalan beriringan hingga menua.
0 notes
yasminauralia · 7 years
Text
JARAK hanyalah perilah kata benda yang di dalamnya tak pernah ada Jarak-
0 notes
yasminauralia · 7 years
Text
Pagi-tunggu
Pagi ini aku kembali menunggumu, duduk di kursi berderet dengan rasa gelisah. Untuk kesekian kali kereta melintas, berderu nyaring. Ia bak seberkas cahaya di ruang gelap. Kaki ku gencat kembali mencarimu, di antara gerbong-gerbong yang sesak dengan penumpang. Namun untuk kesekian kalinya tak ku temui dirimu. Aku kembali menghela nafas panjang, harap-harap cemas kamu akan menyapaku dari belakang. Nihil! Aku kembali duduk dengan kepala tertunduk. Katamu kamu akan pulang. Namun hingga detik ini kau tak menampakkan batang hidungmu. Menyebalkan! Sekali lagi kereta melintas. Aku mendanga, serasa pupus asa menunggumu. “Sudahlah mungkin kau tidak akan pernah pulang” ujarku dengan hati kecewa. Kereta berhenti, aku beranjak, bukan untuk mencarimu namun berbalik untuk meninggalkan stasiun. Aku melangkah pergi. “Hey!” Kedua kakiku tercegat. “Itu kamu?”
0 notes
yasminauralia · 7 years
Text
Terkadang aku perlu kembali jatuh cinta padamu, menulis sajak demi sajak tulisan indah sebab semua keindahan perihal tentangmu-
0 notes
yasminauralia · 7 years
Text
Dua Sebab
Kau tahu kenapa aku memilih hujan?
Sebab senja hanya indah di batas perpisahan, jingga sebentar saja
Sebab meski hujan tak selalu sejuk, meski hujan kadang dingin menusuk, bagaimanapun juga ia tetap rahmat.
13 notes · View notes
yasminauralia · 7 years
Text
Sesekali aku ingin jadi cermin yang selalu memiliki waktu memuji cantikmu sebelum kau pergi di hari Sabtu.
Sesekali aku ingin jadi payung agar dalam rengkuhku kau dapat berlindung dari panas atau hujan yang terlampau deras.
Atau jadi vas bunga yang setia menemanimu merayakan sepi dengan kopi dan sebuah kertas yang kau sebut puisi.
Sesekali, aku ingin jadi apa saja agar dapat mencintaimu lebih leluasa; dimana kau tak perlu repot-repot membalasnya.
5 notes · View notes
yasminauralia · 7 years
Text
Setelah memoles gincu dan memakai blus merah jambu kau berdiri hadapku, malumalu
“Sudahkah aku cantik?”
(kau selalu cantik, sayang)
kemudian kau tersenyum sesimpul sepatu bocahbocah sekolah berbentuk kupukupu -yang akan beterbangan selama beberapa bulan kedepan, di kepalaku-
(kau selalu cantik, sayang)
bukan tersebab bibir yang kau pulas atau dengan apa molek tubuhmu kau kemas
(kau selalu cantik, sayang)
sebab aku mencintaimu.
5 notes · View notes
yasminauralia · 7 years
Text
Sebab aku tau sifatmu, Kamu mudah menjadi PELUPA terlebih terhadap hal kecil dan sepele, tak terkecuali aku
Maka biarkan aku yang selalu ingat, ku sandingkan engkau diantara aksara kata yang tertulis
Karena ia akan abadi meski raga tak kau temui dikemudian hari. Ia akan menjadi pengingat ketika masa mulai tak bisa berkompromi
Biarkan tinta hitam yang memerankan sekenario indah di atas kertas putih. Cukup Tinta hitam dan kertas putih, sebab kau dan aku yang akan mewarnai cerita.
Dan jika memang sudah digariskan, sederhanaan saja. Ketidak sengajaan akan menjadi indah pada waktunya.
0 notes
yasminauralia · 7 years
Text
Rindu dan Jarak
Aku merindumu selayaknya jarak yang mengapit. Begitu jauh dari pelupuk, layaknya rindu yang terjerembab di dasar. Aku merindumu selayaknya jarak yang tak dapat kita jamah. Rinduku pun begitu, tak dapat dijamah namun dapat dirasa. Aku merindumu sangat, ia datang sesekali terasa berbunga-bunga namun lebih pantas disebut pilu. Sama persis seperti jarak ini, terkadang datar namun lebih banyak ku temui terjal. Aku jatuh diantara sekat jarak dan rindu. Menjadi kepingan yang sewaktu-waktu hilang bak debu. Selagi jatuhku menujumu dan siap kau raih. Aku akan terus jatuh meski kunamai sebagai “Luka”.
0 notes
yasminauralia · 7 years
Quote
Di luar hujannya deras ya, ada rinduku di situ
0 notes