Dini hari, membuka hape. Grup wa rame dg berita kabar duka teman baik ini. Innalilillahi wa innailaihi roji’un. Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu dan menerima amal ibadahmu, tretan.
Dari info teman-teman di Sampang, almarhum meninggal dunia dipukul oleh salah satu siswanya. Hal sepele sebenarnya, almarhum mencoret pipi siswa nya itu dengan cat lukis, karena si tsk mengganggu teman-temannya saat pelajaran berlangsung. Si siswa nakal itu tidak terima, dan langsung memukul guru seni nya tersebut.
“Selamat jalan, bud .. Insya Allah kamu khusnul khotimah, Pahlawan Pendidikan Sampang .. “
Miris.. rasanya semakin hari semakin memudar rasa hormat murid pada guru nya. Apa yang salah? Di jaman now ini, guru sudah tak lagi mencubit, atau menghukum secara fisik seperti jaman 2000an ke bawah. Tapi mengapa murid semakin tidak sopan kepada gurunya. Naudzubillah. Semoga kita bukan termasuk golongan murid yang seperti itu.
Dan semoga siswa-siswa di negeri ini, menjadikan kasus ini sebagai pelajaran dan renungan. Smoga Allah memberi hidayah pada kita semua.
Mengutip pesan bijak Kyai Maimun untuk para guru,
“Jadi guru itu tidak usah punya niat bikin pintar orang. Nanti
kamu hanya marah-marah ketika melihat muridmu tidak
pintar. Ikhlasnya jadi hilang. Yang Penting niat menyampaikan
ilmu dan mendidik yang baik. Masalah muridmu kelak jadi
pintar atau tidak, serahkan kepada Allah. Didoakan saja terus
menerus agar muridnya mendapat hidayah.”
Dari kejadian teman baik ini, saya menyadari bahwa pada umumnya, manusia akan meninggal dunia sesuai dengan profesi dan kesehariannya.. Maka, marilah kita memilih profesi dan keseharian yang baik, yang ingin kita meninggal dunia dalam kondisi tersebut.