Tumgik
usaharumahan · 7 years
Text
10 Motif Batik di Indonesia dan Penjelasan Makna Filosofinya
Motif batik di Indonesia memiliki makna filosofi yang sangat dalam. Bagi perancang desain batik, motif yang dituangkan pada selembar kain bukanlah sekedar gambar biasa. Setiap goresan motif mengandung filsafat hidup yang dapat memberi makna pada kehidupan. Filosofi batik merupakan perwujudan seni yang hakikatnya dapat berfungsi sebagai penghalus budi dan rasa. Setiap motif batik, dalam khasanah budaya Jawa, memiliki arti yang dapat membangun kesadaran diri agar selalu berusaha berperilaku baik dan bermanfaat bagi sesama. Seiring dengan perubahan selera penggermar batik di kalangan kaum muda, kini bermunculan motif batik modern sebagai usaha rumahan yang berkembang pesat.
Tumblr media
Paparan berikut ini akan menjelaskan aneka motif batik di Indonesia dan makna filosofi yang terkandung di dalamnya. Beberapa nama motif yang dikenal dalam masyarakat sebagai motif pakem batik Indonesia seperti tertera di bawah ini.
1. Motif Truntum
Batik motif truntum merupakan hasil karya cipta Kanjeng Ratu Kencana (permaisuri Sunan Paku Buwana lll), Truntum berarti cinta yang tumbuh kembali. Diciptakannya motif ini sebagai simbol cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama terasa semakin subur, yang disebut dengan istilah tumaruntum. Secara tradisi, Batik motif  truntum biasanya dipakai oleh orang tua pengantin pada hari pernikahan. Harapan agar cinta kasih yang tumaruntum ini akan menghinggapi kedua mempelai. Kadang dimaknai pula bahwa orang tua berkewajiban untuk “menuntun” kedua mempelai untuk memasuki kehidupan baru. Filosofi yang dalam ini memberikan pelajaran bagi setiap pemakainya agar berperilaku sebagaimana yang tersirat dalam motif batik yang dikenakannya.
2. Motif Ceplok
Batik motif ceplok  terinspirasi oleh bentuk buah kawung (buah atap atau buah aren) yang dibelah empat. Keempat bagian buah bersama intinya itu melambangkan empat arah (penjuru) utama dalam agama Budha. Bentuk pola ceplok yang sangat kuno adalah kawung.
Ceplok merupakan kategori ragam hias berdasarkan pengulangan bentuk geometri, seperti segi empat, persegi panjang, bulat telur, ataupun bintang. Ada banyak varian lain dari motif ceplok, misalnya ceplok sriwedari dan ceplok keci. Batik trumtum juga masuk kategori motif ceplok. Disamping itu, untuk mendapatkan corak dan motif batik yang lebih indah, motif ceplok juga sering dipadukan dengan berbagai bentuk motif lainnya.
3. Motif Gurda
Gurda berasal dari kata garuda yang merupakan burung besar dan gagah. Masyarakat Jawa percaya bahwa burung garuda mempunyai kedudukan yang sangat penting. Bentuk motif gurda ini terdiri dari dua buah sayap yang pada bagian tengahnya terdapat badan dan ekor.
Kepercayaan masyarakat Jawa di masa lalu, memandang Garuda sebagai kendaraan Batara Wisnu yang dikenal sebagai Dewa Matahari. Garuda menjadi tunggangan Batara Wisnu dan dijadikan sebagai lambang matahari. Disamping sebagai simbol kehidupan, Garuda, juga merupakan simbol kejantanan. Wajar kalau para supporter sepak bola kita punya semboyan: “Garuda di Dadaku.”
Baca juga artikel: Cara Merawat Batik
4. Motif Parang Kusuma
Motif ini bermakna hidup harus dilandasi dengan perjuangan untuk mencari kehahagiaan lahir dan batin, ibarat keharuman bunga (kusuma). Contohnya, bagi orang Jawa, yang paling utama dari hidup di masyarakat adalah keharuman (kebaikan) pribadinya tanpa meninggalkan norma-norma yang berlaku dan sopan santun agar dapat terhindar dari bencana lahir dan batin. Mereka harus mematuhi aturan hidup bermasyarakat dan taat kepada perintah Tuhan.
Kondisi ini memang tidak mudah untuk direalisasikan, tetapi umumnya orang Jawa berharap bisa menemukan hidup yang sempurna lahir batin. Mereka akan mengusahakan banyak hal untuk mencapai kehidupan bahagia lahir dan batin.
Di zaman yang serba terbuka sekarang ini, sunguh sulit unyuk mencapai ke tingkat hidup seperti yang diharapkan karena banyak godaan. Orang pun lebih cenderung mencari nama harum dengan cara membeli dengan uang yang dimiliki, bukan dari tingkah laku dan pribadi yang baik.
5. Motif Parang Rusak Barong
Motif batik parang rusak barong ini berasal dari kata batu karang dan barong (singa). Parang barong merupakan parang yang paling besar dan agung, dan karena kesakralan filosofinya, motif ini hanya boleh digunakan untuk raja, terutama dikenakan pada saat ritual keagamaan dan meditasi.
Motif parang ini diciptakan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai raja dengan segala tugas kewajibannya dan kesadaran sebagai seorang manusia yang kecil di hadapan Sang Maha Pencipta.
Kata barong berarti sesuatu yang besar dan ini tercermin pada besarnya ukuran motif tersebut pada kain. Motif parang rusak barong ini merupakan induk dari semua motif parang. Motif ini mempunyai makna agar seorang raja selalu hati-hati dan mengendalikan diri. Begitu juga seorang presiden di era modern masih relevan dengan filosofi motif batik parang rusak barong.
6. Motif Sawat
Sawat berarti melempar. Pada zaman dulu, orang Jawa percaya dengan para dewa sebagai kekuatan yang mengendalikan alam semesta. Salah satu dewa tersebut adalah Batara Indra. Dewa ini mempunyai senjata yang tersebut wajra atau bajra, yangberarti pula thathit (kilat). Senjata pusaka tersebut digunakan dengan cara melemparkannya (Jawa: nyawatake).
Bentuk senjata Batara Indra tersebut mempunyai seekor ular yang bertaring tajam serta bersayap (Jawa: mawa lar). Bila dilemparkan ke udara, senjata ini akan menyambar-nyambar dan mengeluarkan suara yang sangat keras dan menakutkan.
Walaupun menakutkan, wajra juga mendatangkan kegembiraan sebab dianggap sebgai pembawa hujan. Senjata pusaka Batara Indra ini diwujudkan ke dalam motif batik berupa sebelah sayap dengan harapan agar si pemakai selalu mendapat perlindungan dalam kehidupannya.
7. Motif Udan Liris
Motif ini mengandundung maknaketabahan dan harus tahan menjalani hidup prihatin biarpun dilanda hujan dan panas. Orang yang berumah tangga, apalagi pengantin baru, harus berani dan mau hidup prihatin ketika banyak halangandan cobaan. Ibaratnya tertimpa hujan dan panas, tidak boleh mudah mengeluh. Segala halangan dan rintangan itu harus bias dihadapi dan diselesaikan bersama-sama.
Suami atau istri merupakan bagian hidup di dalam rumah tangga. Jika salah satu menghadapi masalah, maka pasangannya harus ikut membantu menyelesaikan, bukan justru menambahi masalah.
Misalkan, bila suami sedang mendapat cobaan tergoda oleh perempuan lain, maka sang istri harus bias bijak mencari solusi dan mencari penyelesaian permasalahan. Begitu pula sebaliknya, jika sang istri mendapat godaan dari lelaki lain, tentu suami harus bersikap arif tanpa harus menaruh curiga yang berlebihan sebelum ditemukan bukti.
8. Motif Meru
Kata meru berasal dari Gunung Mahameru. Gunung ini dianggap sebagai tempat tinggal singgasana bagi Tri Murti, yaitu Sang Hyang Wisnu, Sang Hyang Brahma, Sang Hyang Siwa. Tri Murti ini dilambangkan sebagai sumber kebahagiaan hidup di dunia. Oleh karena iyu, meru digunakan sebagai motif batik agar si pemakai selalu mendapatkan kemakmuran dan kebahagiaan.
9. Motif Slobog
Slobog bisa juga berarti lobok atau longgar. Kain ini biasa dipakai untuk melayat, dengan tujuan agar yang meninggal tidak mengalami kesulitan menghadap Yang Maha Kuasa. Hal ini sangat dipengaruhi oleh prinsip-prinsip keagamaan bahwa setelah kematian ada kehidupan lain yang harus dipertanggungjawabkan, yaitu menghadap Tuhan Yang Maha Esa.
10. Motif Tambal
Kain batik motif ini biasa dikenakan oleh orang yang sedang sakit sebagai selimut. Ada kepercayaan bahwa bila orang sakit menggunakan kain ini sebagai selimut, maka ia akan cepat sembuh. Tambal berarti menambah semangat baru. Dengan semangat baru itu diharapkan muncul harapan baru sehingga kesembuhan segera datang. Selain itu,dengan kehadiran para penjenguk, diharapkan si sakit tidak merasa ditinggalkan dan memiliki banyak saudara sehingga keinginan untuk sembuh semakin tinggi.
Demikian pembahasan tentang 10 motif batik di Indonesia dan makna filosofi batik yang kini masuk dalam kategori motif batik lawasan atau batik klasik sesuai pakem batik pada awalnya.
Artikel rujukan: http://modelbajubatikid.com/filosofi-batik/
0 notes
usaharumahan · 10 years
Text
Batik Madura di Mata Presiden SBY
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sangat peduli pada batik, tak terkecuali batik madura. Dalam kunjungannya ke Madura, Desember tahun lalu, SBY memborong batik tulis madura dari pengrajin Pamekasan dan Bangkalan. Ibu negara, Ani Yudhoyono sangat antusias dan memilih sendiri kain batik tulis yang karya para pengrajin di pulau garam ini.
Kegembiraan terpancar dari wajah-wajah pengrajin yang sudah menanti kepala negara sejak pagi. Kendati presiden baru datang pukul 3 sore, mereka tidak menampakkan kekecewaan. Yang terjadi justru sambutan meriah dan para pengrajin berebut bersalaman dan menyodorkan karya terbaik mereka. Selama ini Presiden SBY dan ibu negara sudah mengenal batik madura yang masih mempertahankan seni batik tulis. Pada kesempatan itu presiden bahkan langsung meminta kepada staf kepresidenan agar menjahitkan kain batik yang dipilih untuk dipakai pada acara di Bangkalan, keesokan harinya.
Ketika pengrajin berebut menyodorkan kain batik warna biru, dengan berkelakar SBY berkata,”Ya, jangan warna biru semua. Warna lain juga boleh.” Para pengrajin pun serentak tertawa mengerti maksud SBY yang juga ketua umum Partai Demokrat ini.
Tumblr media
Batik madura saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Keberanian dalam menampilkan warna-warna cerah dengan motif-motif yang indah menjadikan batik tulis madura berada di jajaran atas batik Indonesia. Hal itu menjadikan bisnis rumahan kain batik tumbuh dan berkembang hingga sentra batik madura terus menggeliat. Dukungan dana pun diberikan kepada koperasi pengrajin batik tulis madura yang mendapatkan sumbangan sebesar 500 juta rupiah untuk pengembangan usaha mereka.
Baca juga: Sejarah Batik di Indonesia
Tumblr media
Pusat kerajinan batik madura tersebar di 4 kabupaten, yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Keempatnya memiliki ciri yang berbeda dalam hal motif dan warna. Batik Pamekasan lebih banyak dikenal disamping batik Tanjung Bumi, Bangkalan yang sudah lebih dulu dikenal dengan batik gentongan. Usaha rumahan kerajinan batik madura lebih maju di era digital ini dengan hadirnya toko online yang menjual batik tulis madura.
1 note · View note
usaharumahan · 11 years
Text
Perjalanan Panjang Sejarah Batik di Indonesia
Perjalanan panjang sejarah batik di Indonesia telah membuktikan bahwa batik merupakan warisan budaya leluhur bangsa kita. Kejayaan kerajaan Majapahit di masa lampau telah membuat seni batik tertancap kuat selama berabad-abad sebagai warisan budaya nusantara. Sejarah batik hingga menjadi model baju batik seperti sekarang ini, tidak terlepas dari keberadaan kerajaan Majapahit sebagai kerajaan besar dan makmur di Nusantara yang mengalami puncak kejayaan pada abad ke-14. Itulah sebabnya, motif-motif batik dapat ditemukan di setiap artefak peninggalan budaya seperti pada candi-candi, yoni, dan tempat pemujaan hindu-budha lainnya.
Menurut Wulandari (2011:11) berbagai motif batik tersebar di seluruh wilayah nusantara. Motif dasar lereng dapat ditemukan pada patung emas Syiwa (dibuat abad IX) di Gemuruh, Wonosobo. Dasar motif ceplok ditemukan pada pakaian patung Ganesha di Candi Banon dekat Candi Borobudur (dibuat abad IX). Batik juga ditemukan pada titik-titik dalam motif pada patung Padmipada di Jawa Tengah (menurut perkiraan patung tersebut dibuat awal abad VIII-X). Motif liris ditemukan pada patung Manjusri, Ngemplak, Semongan, Semarang (dibuat abad X).
Kenyataan tersebut membuktikan bahwa kegiatan membatik telah ada sejak ratusan tahun silam. Kejayaan majapahit yang memiliki  wilayah kekuasaan sangat luas, batik makin dikenal oleh masyarakat. Kegiatan membatik sudah menjadi tradisi yang mendarah daging di seluruh kawasan mulai ujung Sumatera hingga Papua. Kendati demikian, kepastian kapan batik mulai ada masih menjadi bahan kajian para pakar.
Sejak berdirinya kerajaan Mataram Islam, Sejarah batik di Indonesia mulai terdokumentasi. Motif-motif batik yang bersumber dari istana keraton Mataram seperti parang rusak dengan variannya; parang rusak barong, parang rusak gendreh, parang rusak klithik,, semen ageng sawat grudha, semen ageng sawat lar, udan riris, rujak senthe, semen rama, dll.
Anda juga perlu mengetahui: Sejarah Batik Madura
Pada awalnya, batik digunakan sebagai hiasan pada daun lontar yang berisi naskah atau tulisan agar tampak lebih menarik. Seiring perkembangan interaksi bangsa Indonesia dengan bangsa asing, maka mulai dikenal media batik pada kain. Sejak itu, batik mulai digunakan sebagai corak kain yang berkembang sebagai busana tradisional, khusus digunakan di kalangan ningrat keraton (Wulandari, 2011:12).
Berbagai sumber tertulis menyebutkan bahwa sejarah batik di Indonesia sering dikaitkan dengan Kerajaan Majapahit dan penyebaran Islam di Pulau Jawa. Hal ini dibuktikan dengan penemuan arca dalam Candi Ngrimbi dekat Jombang yang menggambarkan sosok Raden Wijaya, raja pertama Majapahit (1294-1309), memakai kain batik bermotif kawung.
Di zaman modern ini batik telah menjadi pakaian sehari-hari. Pemakainya pun tidak hanya dari kalangan bangsawan/keraton tapi sudah sangat meluas, dari desa hingga kota, acara santai maupun resmi, mulai anak-anak hingga orang dewasa. Barbagai model baju batik modern dibuat oleh para desainer kondang negeri ini. Penetapan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya nonbendawi milik Indonesia oleh UNESCO harus mampu membangkitkan rasa cinta kita terhadap batik. Salah satu wujud cinta yang nyata adalah kebanggaan memakai baju batik.
Sumber: http://modelbajubatikid.com/sejarah-batik/
0 notes
usaharumahan · 11 years
Text
Sejarah Batik Madura
Batik madura telah dikenal sejak zaman kerajaan. Sejarah batik Madura berawal antara abad ke 16 - 17.  Bermula dari peperangan yang terjadi di Pamekasan Madura antara Raden Azhar (Kiai Penghulu Bagandan) melawan Ke’ Lesap (putera madura keturunan Cakrangrat I dengan istri selir). Peperangan inilah yang menjadi titik awal dikenalnya kain batik di madura.
Raden Azhar merupakan ulama penasihat spriritual Adipati Pamekasan yang bernama Raden Ismail (Adipati Arya Adikara IV). Dalam peperangan itu, Raden Azhar memakai pakaian kebesaran model baju batik dengan motif parang atau dalam bahasa Madura disebut motif leres. Batik parang merupakan kain batik dengan tampilan gambar garis melintang simetris. Ketika memakai kain batik motif parang, Raden Azhar memiliki kharisma, tanpak gagah berwibawa. Sejak itulah, batik menjadi perbincangan masyarakatMadura, terutama di kalangan para pembesar kerajaan.
Batik motif parang merupakan pakaian kebesaran para raja terutama di Jogjakarta dan Solo. Konon, rakyat biasa pantang memakai. Kendati demikian, di zaman modern ini yang memakai batik motif parang bukan hanya raja. Semua orang boleh memakai agar tampak berwibawa. Dalam kehidupan sehari-hari, batik motif parang biasanya dipakai dalam acara resmi, misalnya rapat atau menghadiri undangan pernikahan. Hal ini sesuai dengan filosofi batik parang yakni menampilkan kewibawaan.
Tumblr media
Batik Madura Klasik - Modern
Tokoh penting yang dianggap paling berjasa dalam mengenalkan batik ke Madura adalah  Adipati Sumenep, Arya Wiraraja. Tokoh ini sangat dikenal karena memiliki kedekatan dengan Raden Wijaya, pendiri kerajaan Majapahit.
Adanya kesamaan motif batik Madura dan batik Jogjakarta karena ada hubungan darah antara raja Mataram dengan para pembesar di Madura. Kerajaan Bangkalan pada zaman raja Cakraningrat I adalah bawahan Kesultanan Mataram yang dipimpin Sultan Agung. Kendati demikian, batik madura dipandang memiliki karakter khas yang kuat dari segi warna sesuai dengan karakter masyarakat Madura.
Tumblr media
Dewasa ini, sejarah batik madura mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kegairahan membatik tumbuh kembali di kalangan pengrajin batik tulis madura. Kegiatan membatik yang semula hanya sebagai pekerjaan sambilan setelah bekerja di sawah-ladang, kini membatik sudah menjadi pekerjaan utama. Peluang usaha jual batik juga telah mampu menggerakkan perekonomian di madura, terutama di kabupaten pamekasan.
Sumber: http://batikmadura99.com/blog/sejarah-batik-madura/
0 notes
usaharumahan · 11 years
Text
Peluang Usaha Jual Batik
Peluang usaha jual batik kini benar-benar menjanjikan. Pasca dicanangkannya hari batik nasional tanggal 2 oktober oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono, usaha rumahan kain batik mengalami pertumbuhan yang signifikan. Kerajinan batik yang semula hanya sebagai pekerjaan sambilan telah bergeser menjadi peluang bisnis baru dan melahirkan usaha rumahan yang menguntungkan.
Pemakaian kain batik dalam kemasan baju yang lebih modern menarik minat para remaja gemar memakai busana batik. Kreativitas para perancang busana terus berinovasi menciptakan desain pakaian dengan bahan kain batik dipadu kain polos. Sebut saja nama perancang muda, Dian Pelangi, yang berhasil memasarkan rancangan baju batik ke mancanegara. hal ini semakin memantapkan image kain batik Indonesia.
Fakta bahwa kain batik merupakan karya seni milik indonesia tidak dapat dipungkiri. Terbukti hampir di seluruh penjuru nusantara, dari ujung barat Sumatera sampai ujung timur Papua dengan mudah dapat dijumpai sentra-sentra batik tradisional.  Sangat tepat kiranya pengakuan UNESCO yang menetapkan batik sebagai warisan budaya asli indonesia. Bisnis rumahan grosir batik tulis mampu menjadi daya tarik wisatawan asing untuk mengoleksi karya seni batik tulis Indonesia.
Tumblr media
Artis Duta Wisata Ayu Ashari Menyukai Kain Batik Nadura
Penggemar kain batik yang terus meningkat direspon dengan kegembiraan dan kebanggan para pengrajin. Seniman batik tulis makin bersemangat dalam menghasilkan karya batik yang bercitarasa seni tinggi. Hasilnya, batik tulis mampu menggeser gencarnya produk batik printing ke Indonesia. Kebanggaan memakai busana batik tulis lebih tinggi dibanding batik printing maupun batik cap.
Pemasaran batik tidak hanya secara konvensional tetapi telah merambah dunia maya. Toko online kain batik bermunculan memasarkan produk seni kebanggaan bangsa Indonesia ini.
0 notes