Tumgik
u-skept-blog · 7 years
Video
Halo Fictioners! . . . Kalian suka baca atau nulis fiksi? Terlebih cerita-cerita romance? Kalau iya, berarti deal, kita adalah sesama Fictioners (dalam kontkes ini, ya :D) Sebentar, kenapa milih Fictioners sebagai nama akun dan cerita fiksi sebagai konten? Karena, aku suka hal itu. Simpel, sih. LOL. Selain itu, aku juga pengin berbagi hal-hal kecil yang sudah membantuku untuk belajar menulis. Berikut, beberapa topik untuk kedepannya: 1. Faktor penyebab munculnya scene khayalan. 2. Aplikasi yang wajib dimiliki jika ingin belajar menulis fiksi 3. Tips Memanfaatkan 'Khayalan' Menjadi Sebuah Kesenangan Baru (read: Menulis) 4. Menuangkan khayalan menjadi sebuah tulisan. 5. Memperbanyak kosa kata untuk kualitas tulisan. 6. Kesalah-Kesalahan Yang dilakukan oleh Pemula 7. Hal-hal yang perlu diriset 8. Tips menangani writers block (pikiran buntu, nggak bisa lanjut nulis) . . . Gimana? Apa kalian seantusias diriku? Jangan lewatkan postingan-postingan selanjutnya, ya! Terima kasih. #belajarcerita @belajarcerita @lutfinya_inayah @primskyy @aditiyaibrahim @yefta_andrew @meylisa.yshn @cahyamhabsari @adiiingrh @sandhy_asmara @wigeys_maitirtika @naufal895 @windyherwilis @lusisugiyanti @mariataraaa @desi_961017 @yudidaaay
3 notes · View notes
u-skept-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Selain untuk berlogika, tahu enggak kalau sebagian otak manusia senang membayangkan adegan-adegan dan mungkin hanya kita yang paham? . Kamu salah satunya? . Aku akan menyebutmu sebagai Fictioners. Berarti, kita teman ;) . Mari, aku akan membantumu untuk merangkai setiap adegan di kepala menjadi satu cerita. Bukan sebagai seorang penulis (Aku bukan Penulis, btw), tetapi sebagai teman sesama Fictioners. Suka membaca, kan? . Cheers! #Fictioners #Indonesiamembaca #Belajarnulis #Novel
0 notes
u-skept-blog · 7 years
Quote
Temanmu sendiri memperlakukanmu begitu. Dari sepuluh orang; 8 tak peduli, 1 senang kita dapat masalah, dan satu lagi bingung harus bagaimana.
Deddy Corbuzier
1 note · View note
u-skept-blog · 7 years
Quote
Bukan kalian yang salah karena melakukan itu padaku. Aku yang bodoh karena membiarkannya.
Aku ini apa?
0 notes
u-skept-blog · 7 years
Quote
Bukan karena kamu bisa di satu bidang dan aku tidak, lantas kamu merasa berhak merendahkanku.
Terima kasih.
0 notes
u-skept-blog · 8 years
Photo
Tumblr media
Aku menunggumu berani untuk menjanjikan ini. Yang denganmu, aku tak akan merasa peduli betapa pedasnya mereka saat berbicara. Yang denganmu, aku tak akan sibuk mencari tempat berteduh saat hujan datang. Aku tidak suka hujan, jika kamu ingin tahu. Aku takut. Aku menunggumu. Berbicara di depan Bapak, berjanji kalau kamu sanggup menjadi pelindungku. Aku penakut. Berjanji, kalau kamu bisa membuatku terlihat lemah hanya denganmu. Sebenarnya, aku lemah. Tapi, jangan kekang aku. Biarkan aku merasa bebas, meski hanya berada di ruangan sempit berdua denganmu. Aku tidak akan lari. Aku tidak akan menjadi seliar itu. Percayalah. Karena hanya kamu, yang aku jadikan satu-satunya pembuat rasa aman dan nyaman. Bagaimana, kamu suka? Langit sedang menangis untuk Jakarta. [Jakarta, 17 September 2016]
0 notes
u-skept-blog · 8 years
Text
Ohmaigad. Kuharap, para lelaki mau memba ca ini dengan saksama, ya... :')
Makhluk Tak Terkalahkan
Menjadi perempuan itu tidak semudah yang dikatakan orang-orang.
Akan ada saat ketika langkahnya hanya menjadi sebuah kebiasaan, ketika senyumnya hanya menjadi sebuah pemanis dalam kehidupan, bahkan ketika air matanya muncul perlahan tanpa mereka sendiri menyadarinya.
Kalian tidak pernah tahu apa yang didengarkan pada telinganya, baru kalian akan mengerti bagaimana perempuan mendengarkanmu saat mereka jatuh cinta.
Kalian tidak pernah tahu apa yang tergenggam dalam tangannya, baru kalian akan mengerti bagaimana perempuan akan menggenggammu saat mereka jatuh cinta.
Kalian tidak pernah tahu apa yang tersembunyi di sudut matanya, baru kalian akan mengerti bagaimana perempuan menatap saat mereka jatuh cinta.
Kalian tidak pernah tahu apa yang tersimpan di relung hatinya, baru kalian akan mengerti bagaimana perempuan mencintamu dengan ketulusannya saat mereka jatuh cinta.
Dan kalian tidak akan pernah tahu.
Menjadi perempuan itu tidak semudah yang dikatakan orang-orang.
Terkadang mereka memilih untuk terlihat bahagia, memilih untuk bertutur lembut, bahkan memilih untuk bersusah payah menahan tangisnya. Bukan karena apa-apa, melainkan mereka hanya tidak ingin menjelaskan kesedihannya pada mereka yang bahkan sebenarnya sama sekali tidak berusaha untuk mengerti.
Maka, kalian para lelaki tidak usah bersikap bodoh atau genit dengan berpura-pura mengerti akan perasaan mereka. Kalian tak akan pernah mampu. Karena Tuhan telah melindunginya dengan jutaan perasaan-perasaan. Cukuplah kalian lelaki menjaga perasaan itu.
Menjadi perempuan itu tidak semudah yang dikatakan orang-orang.
Saat nanti mereka tiba-tiba terlelah, dirambati oleh rasa malas, dan membuat mereka menjadi lemah dan lunak. Mereka telah tahu terlebih dahulu sebelum para lelaki sadar, bahwa kelak anak-anak dan pasangan mereka nantinya berhak mendapatkan diri mereka jauh lebih baik dari itu. Jauh. Sebagai istri maupun sebagai ibu.
Dan semangat mereka tidak akan habis tergilas ombak, tidak akan lapuk tergantikan malam, dan tidak akan terbakar berkali-kali dipanah matahari.
Karena menjadi perempuan itu, tidak pernah semudah yang dikatakan orang-orang.
Ialah perempuan, makhluk Tuhan tak terkalahkan.
Bogor, 14 September 2016 | Seto Wibowo
423 notes · View notes
u-skept-blog · 8 years
Quote
Bismillah, Allahu Akbar Alhamdulillah, Subhanallah, Astaghfirullah. Simple words, great meanings.
(via islamicrays)
14K notes · View notes
u-skept-blog · 8 years
Note
😍😩
kak sat mau tanya dong kak, sebenernya arti komitmen dari suatu hubungan cowo&cewe itu apa sih? jadi kita gak pacaran tapi kita berkomitmen untuk bersama, nah maksudnya itu gimana sih kak sebenernya?
Komitmen ialah kesepahaman yang timbul sebagai akibat dari sebuah perjanjian. Kalau berkomitmen bersama sebagai sahabat dan rekan seperjuangan untuk saling mengingatkan dalam kebaikan enggak masalah toh? Malah bagus kalau kita melanggengkan tali persaudaraan yang ngedorong potensi kebaikan untuk terus bertumbuhkembang. 
Beda cerita kalau dikaitkan dengan hubungan yang muda-mudi masa kini sebut sebagai pacaran. Susah soalnya bilang pacaran atau “kita-gak-pacaran-tapi-kita-berkomitmen-untuk-bersama” sebagai wujud komitmen sesungguhnya karena enggak ada tanggung jawab yang melekat bersamanya. Gimana mau tanggung jawab, janji yang diucap pun mungkin bentuknya pemanis buatan. Manis, tapi gampang bikin sakit. Beda dengan pernikahan yang akadnya aja disahkan sama hukum negara dan agama. Ada tanggung jawab untuk menafkahi, membimbing, mengayomi dan melayani yang muncul setelahnya, gimanapun situasinya.
Saya enggak berusaha ngelarang temen-temen perempuan untuk terlena dengan pujian, rayuan atau janji manis lawan jenis sebelum nikah yang kedengerannya memang semriwing. Kalau betah, silahkan. Tapi percayalah, sekuat-kuat wujud komitmen dari seorang laki-laki baik adalah menyiapkan dan menyegerakan kedatangannya ke rumah untuk “memintamu” kepada bapakmu. Sampai akhirnya sepasang laki-laki dan perempuan berumahtangga, barulah hadir pembelajaran tentang sebaik-baik makna komitmen karena kesepemahaman keduanya yang kelak memandu ke arah mana perjalanan jangka panjang mereka akan menuju. Itu relationship goal yang sesungguhnya.
102 notes · View notes
u-skept-blog · 8 years
Photo
Tumblr media
"Take and give." Seperti seharusnya, kan? Namun, bagaimana jika nanti aku terlalu membiarkan kamu mengambil apapun dariku? Terus-menerus, dan tanpa sedikitpun kamu memberi. Ya. Aku tahu, aku memang terkadang sebodoh itu dalam mencinta. Atau, aku memang menginginkan kamu melakukannya? Entahlah. Aku hanya takut, setelah kamu mengambil semua hingga tak tersisa, kemudian baru aku merasakan sakit dan kehilangan. Aku memang skeptis. Sangat. Sebelum memulai, aku bahkan sudah memikirkan hal terburuk yang kiranya akan terjadi. Dan, kupikir itulah mengapa aku takut jatuh cinta kembali. Sangat takut. Karena yang otak dan hatiku tahu, mencintai memang sesakit itu. Sesakit dulu. Lalu, kamu yang di luar sana, akankah hanya mengambil apa yang kumiliki dan tak berniat untuk memberiku? Jika, ya. Kumohon, mundurlah. Karena aku pastikan, kamu akan sukses dengan tujuanmu itu. Jika yang kamu tuju adalah diriku. Kasihani aku. Tak mengapa. Anggap aku lemah. Aku biasa. Tapi, jangan ambil jika kamu juga tak ingin memberi. Terima kasih. [Jakarta, 15 September 2016]
0 notes
u-skept-blog · 8 years
Photo
Tumblr media
Aku selalu menyiapkan ruang untukmu. Sekecil apapun itu, tetapi aku pastikan tetap ada. Masalahnya adalah bagaimana caramu untuk mengetahui ruang itu? Bagaimana kamu berusaha untuk berada di dalamnya? Bagaimana kamu akan bertahan nanti? Untuk saat ini, aku tidak bisa memberi apapun kecuali ucapan selamat berjuang. Maaf, karena mungkin, hanya kamu yang terus melangkah ke arahku. Sedangkan aku tengah sibuk merasakan rasa yang tak seharusnya ini. Maaf, karena mungkin aku tidak pernah mengerti, seberapa besar usahamu agar sampai di tempatku. Aku juga akan berusaha. Berusaha menjadi layak untuk kamu doakan, kamu kejar, dan kamu halalkan. Aku akan berusaha. Agar nanti, kamu tak terlalu lelah. Atau aku tak sedang main-main saat kamu datang. Selamat berjuang, wahai kamu. P.s: Aku menunggumu. [Jakarta, 14 September 2016]
0 notes
u-skept-blog · 8 years
Photo
Tumblr media
Dari awal kita memang sudah berbeda.
Tidak ada satupun alasan yang membuat kita bisa bersama.
Kita berbeda.
Saat aku menoleh ke kanan untuk menatapmu, entah alam memang tidak mengizinkan atau bagaimana, dengan tiba-tiba kamu menoleh ke kanan juga, membuatku hanya bisa memandangi kepalamu bagian kiri.
Kita berbeda.
Aku suka menatap langit, kamu senang warna tanah. Aku suka tulisan, karena terkadang bibirku tak sanggup berucap, tetapi kamu memaksaku untuk bersuara.
Kita berbeda.
Aku tak suka berada di tengah-tengah orang yang membuatku merasa tak nyaman, kamu senang menjadi pusat perhatian.
Kita berbeda.
Aku suka malam, kamu sangat terobsesi dengan matahari.
Kita berbeda.
Sebentar, bukankah seharusnya, kita bisa menikmati siang dan malam secara bergantian? Temani aku saat malam, aku akan menemanimu di bawah terik matahari. Genggam tanganku di tengah keramaian, maka aku akan menghiburmu di saat tenang yang kuciptakan.
Kita bisa tidak berbeda. Tetapi baik aku maupun kamu, memaksa keadaan agar terlihat benar-benar berbeda.
Jadi, beginilah sekarang, kita menjadi bertolak belakang.
Karena aku tahu satu hal; Aku dan Kamu, Sama-sama menginginkan Perbedaan.
[Jakarta, 12 September 2016]
0 notes
u-skept-blog · 8 years
Photo
Tumblr media
“Why are you with him now?”
Terkadang, ada sedikit rasa sombong di hati perempuan saat seorang lelaki mengakui perasaan cintanya. Berpikir, kalau kita bisa mengubah perilaku buruknya menjadi layak untuk pandangan masyarakat.
Sampai suatu ketika, kita menghadapi kegagalan. Merasa tidak berpengaruh dalam hidupnya. Tidak bisa mengarahkan dia menjadi lebih baik.
Katanya, perempuan bisa mengubah seorang lelaki berengsek menjadi lebih baik, kan?
Yang benar adalah, lelaki akan mengubah dirinya demi seorang perempuan.
Satu yang kita lupa; Kita tidak pernah bisa mengubah dia.
Tidak akan.
Lelaki hanya akan berubah, karena dia memang ingin. Bukan karena kita yang melakukannya.
Jadi, sebelum merasa patah, ubahlah pemikiran kalau kita bisa mengubah mereka menjadi lebih baik.
Selalu ingat: Lelaki yang baik untuk perempuan yang baik. Kalau pun dia tidak baik saat ini, dia mungkin akan berubah dengan sendirinya demi dirimu.
Maknanya berbeda.
[Jakarta, 12 September 2016]
0 notes
u-skept-blog · 8 years
Audio
Nyanyikan lagu ini untukku, bisa? ;) . . . . . . . LOL
0 notes
u-skept-blog · 8 years
Photo
Tumblr media
Kenapa aku tidak bisa sepertimu? Yang saat aku mencinta, kamu justru mengharapkan dia. Yang saat aku berjuang, kamu justru mengejarnya. Kenapa? Apa bersikap seperti itu sangat sulit, sehingga aku tidak mampu melakukannya? Apa semua itu hanya bisa dilakukan oleh orang-orang sepertimu, sedang aku tidak? Sebenarnya hanya satu; Aku yang salah. Aku masih mencinta padahal jelas kamu terlarang. Aku terus memaksa, memungkinkan setiap keadaan. Aku yang salah. Kamu hanya ingin dia, tetapi aku memaksamu untuk menoleh ke arahku. Kamu ingin berlari mengejarnya, tetapi aku terus berteriak memanggil namamu, hanya agar kamu berhenti dan berbalik memandangku. Memang aku yang salah. Salah karena tak pernah sadar posisi. Salah karena tetap mencintaimu, meski aku juga berusaha untuk membenci itu. [Jakarta, 12 September 2016]
0 notes
u-skept-blog · 8 years
Photo
Tumblr media
Sudah tahu kalau mencintai yang bukan seharusnya hanya ada dua kemungkinan? Yaitu; Patah hati karena ditinggalkan, atau sakit karena memaksa tetap bertahan.
Aku tidak menggurui. Karena aku bukan guru.
Aku tidak menghakimi. Karena aku bukan hakim.
Aku hanya ingin ikut merasakan, memegang bahumu, lalu berkata: “Aku juga pernah merasakan hal yang sama.”
Merasakan patah hati karena ditinggalkan. Yang lebih menyeramkan adalah, dia meninggalkanku bahkan di saat kami tidak memiliki hubungan ‘apa-apa’.
Sakit. Sakit sekali. Aku tahu itu. Semacam ada rasa trauma untuk kembali mengenal kaumnya. Dalam relasi apapun.
Mengerikan.
Itu tak benar.
Sampai suatu saat, aku sadar, siapa dia sampai bisa memporak-porandakan hati dan masa depanku?
Dia tidak lebih dari lelaki yang belum mengerti arti tanggung jawab. Atau, Aku saja yang terlalu bodoh dalam masalah ini?
Jelas, Dia melakukan itu karena aku bukanlah siapa-siapa. Yang sedikitpun tak pantas untuk dipertahankan. Apalagi diperjuangkan.
Karena itu, aku kini mengerti.
Dia juga bukan siapa-siapa sehingga pantas untuk membuatku jatuh, terluka, dan mendamba. Dia seharusnya hanya menjadi satu garis dalam kertas masa laluku. Ada atau pun tidak, aku sudah tidak bisa lagi merasakan kehadirannya.
Jangan menangis, wahai hati yang sedang patah.
Jika dia pantas untuk kamu tangisi, dia tidak akan membuatmu menangis.
Bangunlah, tersenyumlah walau sulit. Karena aku percaya, lelaki yang jauh lebih berani di luar sana, akan berhenti berjalan karena melihatmu menangisi lelaki lain. Bukan dirinya.
[Jakarta, 12 September 2016]
0 notes
u-skept-blog · 8 years
Text
Inilah Caraku....
Sebentar,
Izinkan aku menarik napas dalam sejenak, memikirkan dengan kepala dingin tanpa beban.
Sudah siapkah aku kembali melihat yang dulu?
Bukan, bukan.
Aku tidak bermaksud untuk kembali memulai, tetapi jika ini tak aku lalukan, maka mereka akan menganggap aku pengecut.
Tetapi tunggu, bukankah berdamai itu banyak definisi?
Aku hanya tidak ingin kembali terluka. Karena aku tahu, seberapa sensitif diriku akan hal itu. Aku hanya tidak ingin kembali terlihat bodoh. Karena aku tahu, seberapa lemah aku karena senyuman dan suaramu.
Jadi, bolehkan aku mengambil jalan ini? Untuk sama sekali tidak berhubungan denganmu?
Aku tidak membencimu.
Tidak akan pernah.
Karena aku tidak akan pernah bisa.
Tetapi inilah satu-satunya, cara yang kuanggap berhasil untuk menjaga hatiku dan kamu.
Aku mohon, mengertilah.
[12 September 2016.]
0 notes