Tumgik
Text
Terbuang, Berulang
Kita melihatnya secara tiba-tiba di layar ponsel. Atau mendengarnya secara tak sengaja dari sebuah percakapan. Atau, melihatnya dikenakan oleh seseorang yang kita kagumi. Lalu, tiba-tiba kita ingin memilikinya juga.
Kita mulai menggali semua informasi tentangnya: sejarah, harga, variasi, lebih dan kurangnya, di mana dan bagaimana kita bisa mendapatkannya. Kita tahu harga yang harus dibayarkan tak masuk hitungan, tapi fakta itu selalu kalah oleh keyakinan bahwa memilikinya, dengan cara apa pun, akan mendatangkan kebahagiaan. Dan bukankah kebahagiaan adalah hal terujung yang ingin kita gapai?
Lalu kita memaksakan diri. Kita membelinya, dan senang bukan main ketika hal itu benar-benar kita miliki. Saat itu kita merasa, 'inilah kebahagiaan sejati'.
Sayangnya, itu tak berlangsung lama. Kita mulai sadar bahwa kita tak benar-benar membutuhkannya. Dan telah menjadi pengetahuan umum bahwa, setiap hal yang kita miliki tetapi tak kita butuhkan hanya akan menjadi beban. Lalu, yang tersisa adalah penyesalan. Kita mulai merasa bodoh. Dan berjanji kepada diri sendiri bahwa kita tak kan mengulanginya lagi. Amit-amit jabang bayi!
Sebulan kemudian, kisah itu berulang.
...
Az, 21 Juni 2019
217 notes · View notes
Text
Kebaikan
Sebelumnya, aku pikir dunia ini serba diri sendiri. Serba mementingkan ego. Serba oportunis. Serba kejam. Serba independen absolut.
Tapi, teman teman baik seperti kalian, memberikan banyak energi kebaikan, hingga meruntuhkan semuanya.
Melunakkan.
Mendorongku untuk memberi lebih banyak kebaikan pada yang lain. Aku ingin jadi amal jariyah kalian, karena kebaikan yang kalian beri, akan ku anak pinakkan dengan beribu kebaikan pada banyak orang. Supaya Tuhan bisa balas dengan pahala yang mengalir. Karena aku tidak bisa gunakan alat ukur materi manapun untuk membalas kebaikan saudara saudara dengan setimpal.
Terimakasih banyak. Terimakasih banyak :')
0 notes
Text
Masih banyak yang belum sempat aku sampaikan padamu
0 notes
Text
Apa tidak lelah?
0 notes
Text
Apa kamu tidak lelah?
Pada amarah - amarah yang masih tersimpan, coba tanyakan lagi : apa kamu tidak lelah digerogotinya?
Pada dendam - dendam yang didiamkan, coba tanyakan lagi : apa kamu tidak lelah memikulnya?
Pada segala curiga - curiga yang timbul tenggelam, coba tanyakan lagi : apa kamu tidak lelah memikirkannya?
Lelah. Lelah sekali.
___
'cukupkanlah ikatanmu, relakanlah yang tak seharusnya untukmu...'
0 notes
Text
Kawan lama.
Pada perkara perkara yang belum selesai, yang sengaja ditunda, yang sengaja dilupa, yang sengaja dikubur tanpa upacara, disana justru terbentuk diri. Diri ini seringkali terbangun dari sepotong demi sepotong rasa yang (seringnya) diabaikan pemiliknya hingga melahirkan raksasa. Raksasa atas luapan rasa yang diabaikan.
Pada kamu yang lelah membopong raksasa - raksasa itu, berhentilah sejenak, istirahat. Dengarkan dan sadari saja bahwa raksasa ini ada. Dengarkan dan sadari semua kisah yang dibawanya, sampai kamu sadar bahwa dia bukan beban tapi kawan.
Kawan lama yang suka sengaja dilupa, padahal mereka yang bisa membantu kamu merajut kekuatan untuk hadapi masalah masalah saat ini dan esok. Tidak apa apa, butuh waktu untuk kembali berhadapan dengan mereka, tapi pastikan kamu selalu coba. Berdamailah dulu, setelahnya perjuanganmu akan lebih kencang lajunya.
0 notes
Text
Doa.
Ya Tuhan, hidup ini ternyata kompleks dan tidak bisa dikontrol dengan utuh. Hamba yang baru dewasa, baru memahami dunia. Dan sedang dalam proses menerima dunia ini seperti apa adanya ia berjalan.
Setelah banyak yang Kau beri, bantu hamba supaya selalu ingat untuk membagikan pemberianMu kepada selainnya juga.
0 notes
Text
Renungan dari diskusi kemarin.
Pernah meragukan, apa cita cita membangun ini semua terlalu tinggi? Terlalu utopis?
Pada kenyataannya, membangun masyarakat yang baik dan seimbang adalah perjuangan yang tidak pernah selesai. Bukan masalah utopis atau tidak. Tapi kemanusiaan, keadilan, dan kemakmuran tidak boleh berhenti didengungkan dan diperjuangkan.
Hasilnya bagaimana?
Ada beberapa hal yang mungkin hasilnya tidak terlihat dalam 10, 20, atau bahkan 50 tahun, apalagi untuk hal hal yang besar. Seperti halnya gerakan anti perbudakan, atau gerakan anti rasis, butuh waktu berpuluh puluh (atau beratus ratus) tahun untuk akhirnya didengar dan saat diperjuangkan, tidak ada yang berani memberi jaminan akan tercapai.
Bukankah begini memang dunia itu? Baik dan buruk akan senantiasa bertemu. Terkadang saling mendukung, namun seringnya saling bertarung. Dunia ini penuh dengan hal - hal yang tidak pasti dan kemungkinan - kemungkinan yang seperti judi. Sehingga pekerjaan untuk membangun akan dilakukan selama bumi ini masih bisa bertahan. Memanfaatkan segala kesempatan - kesempatan baik yang hadir dan belajar dari berbagai keburukan yang telah terjadi.
Pun, jika kita tahu bahwa suatu kebaikan akan lebih lama tersebar, apa lantas akhirnya kita memilih untuk menyerah hanya karena hasilnya tidak terasa?
Beberapa dari kita mungkin lelah, tidak apa apa, istirahat saja. Perjalanan ini tidak mudah.
Perjalanan ini adalah mandat masyarakat dan mandat Tuhan. Biar saja yang lain pikir utopis, tapi jangan sampai mati suri hanya karena segelintir orang yang berteriak skeptis.
Kita hidup dalam nilai masing masing. Toh, kita sendiri juga yang menerima konsekuensinya baik saat ini maupun kelak di masa depan.
0 notes
Text
Surat untuk sarjana.
Diberi gelar sarjana sering menjadikannya mati suri. Tenggelam dalam kesombongan.
Serasa sudah paling pintar.
Serasa sudah paling berkualitas.
Serasa sudah paling berpengalaman.
Serasa sudah paling benar.
Serasa sudah paling layak digaji besar.
Serasa sudah layak berpangkat jendral.
Serasa sudah mampu menaklukan dunia.
Diam. Menunggu kehidupan mewah mengejar dirinya yang (merasa) sudah sempurna. Melewatkan kesempatan bersusah payah, dan mencari cari jalan instan untuk kaya dan jadi raja yang memakmurkan masyarakat dengan ilmunya.
Sementara, dibelahan bumi lain,
Ada remaja bermental dewasa, yang tanpa ijasah sarjana, turun ke tanah penempaan.
Rela dihabisi dunia, untuk mengamati bagaimana menaklukannya.
Rela bertarung hingga subuh, sebab mereka tahu, dunia akan kejam pada pengecut.
Rela memeras keringat, sebab satu yang mereka percayai : Sukses akan datang saat kesempatan bertemu dengan kesiapan.
Surat untuk sarjana : kualitas yang sebenar benarnya tidak akan pernah berbohong.
0 notes
Text
Paham saja.
Bagaimana bisa mengerti? Jika diri masih belum dimengerti.
Bagaimana bisa menenangkan? Jika diri masih bergejolak.
Bagaimana bisa berserah? Jika diri masih menyimpan amarah.
Bagaimana bisa mulut bicara? Jika kepala masih riuh mencerca.
Lelah berpura pura menjadi dewa. Pahami saja, kalau diri juga manusia. Bersedihlah, kecewalah, marahlah, bumi tidak hanya milik mereka.
0 notes
Text
Ego is
Semakin dewasa, semakin sadar bahwa etika tidak lagi hanya soal benar dan salah. Pada kenyataannya, dunia ini lebih banyak abu abu dari pada hitam dan putihnya. Etika menjadi soal perhitungan manfaat serta konsekuensi, yang disambut dengan kesanggupan manusia dalam menyadari serta menerimanya. Ya, saya bicara soal terapannya.
Egois mereka bilang. Mementingkan dirinya sendiri mereka bilang. Tanpa tahu hitung hitungan etisnya. Manusia kadang suka berasa jadi Tuhan kalau sedang menghakimi.
0 notes
Text
Kesialan
Remuk redam dilumat kesialan.
Nasib tidak beruntung benar benar menempa.
Sementara disaat yang sama ku mengambil banyak peluang untuk melangkah maju.
Nyatanya, melangkah maju kini rasanya bak mendaki puncak mahameru.
Mati aku. Ditusuk penyesalan dan keluh kesah.
Menyalahkan keadaan, merasa paling sengsara hidupnya.
Tapi dalam percakapan di satu malam, aku kembali dikuatkan.
Bahwa jalan keluar itu selalu ada.
Masih banyak yang peduli, dan masih banyak yang ujiannya jauh lebih berat.
Walaupun dalam keadaan terbatas, harapan akan selalu ada.
Sudah pernah diterjang badai topan dipuncak gunung pundak.
Sudah pernah diterjang badai dan hampir hipotermia di ranukumbolo.
Hanya karena peruntungan buruk, lalu menyerah?
Tunjukkan, perjalanan telah membawamu ke level yang lebih tinggi.
0 notes
Text
Memoar Gunung Pundak
Tumblr media
Badai berkecamuk diluar tenda.
Perjalanan memang tidak pernah mudah.
Semesta sering kasih kejutan.
Matahari terbit kala itu, mungkin tidak bisa kita nikmati dalam damai.
Tapi ia mengajarkan, bahwa badai pun bisa kita nikmati dalam kehangatan yang kita cipta sendiri.
Menempuh perjalanan seperti ini melatih ku, untuk menghadapi kejutan kejutan dari semesta.
Membuatku berdamai pada pilihan yang tidak aku kehendaki.
Membuatku segera beradaptasi pada hal hal yang muncul tidak terduga.
Membuatku menikmati badai sekaligus kehangatan kasih sang surya.
Semesta memang suka bercanda.
Jadi jangan terlalu serius. Ikuti saja alurnya, nanti dia sendiri yang akan kasih kita jalan.
Nikmati laramu.
Menarilah ditengah badai.
Surabaya, 14 September 2018
0 notes
Text
Berdamai
Pernah melihat orang yang mudah marah? sedikit disenggol marah, salah nanya marah, masalah sedikit marahnya meletup letup. Malah kadang orang orang yang tidak harusnya kena marah, ikut dimarahi juga. Tidak hanya marah, tapi semua hal yang emosional dan dilakukan dengan konstan.
Kenapa mereka begitu?
Seringnya dibeberapa orang terjadi karena terlalu banyak hal yang dia pendam di masa lalu, terlalu banyak hal yang belum selesai, terlalu banyak kemarahan dia pada dirinya atau banyak ketidak adilan yang dia terima, sehingga harus dia buang ke orang lain, karena tidak cukup mampu di pendamnya sendiri.
Kita suka tersesat dalam pikiran sendiri dan dalam perasaan sendiri. Terkadang karena kita terlalu sibuk mengabaikan hal yang penting yang terlalu sakit untuk diperhatikan, dirasakan, diakui, dan dimaafkan.
Untuk kesehatanmu, juga untuk impian impian yang bisa kamu capai lebih cepat tanpa halangan diri : berdamailah.
Tumblr media
0 notes
Photo
Dear my self....
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
This piece isn’t against social media or makeup or taking photos! All those things are fine. : ) But if you ever feel like you have to look a certain way or that you life isn’t nearly as beautiful or fun as other people’s- just remember that every photo took 20 tries, every sad and boring experience wasn’t posted, and every piece of your life doesn’t have to be perfect to be worth a lot!
Webtoon | Patreon | Instagram
6K notes · View notes
Photo
Jleb
Tumblr media
733 notes · View notes
Audio
A million dreams are making me awake
0 notes