Tumgik
texania · 30 days
Text
Tak perlu menetapkan standar, seperti:
Aku akan rajin baca kalau beli e-reader, karena bisa baca dimana aja.
Padahal yang penting itu kebiasaan membacanya.
Aku akan rajin menulis kalau beli laptop baru, karena ngetiknya enak dan dibawa kemana aja.
Padahal yang penting adalah apa pun dan gimana pun kondisinya tetap menulis.
Aku akan bahagia kalau punya ini, punya itu.
Padahal menginginkan apa yang sudah dimiliki adalah bentuk syukur. Dengan syukur, bahagia.
Atau ada yang lebih familier
Aku akan berkinerja tinggi kalau gajiku sekian. Karena aku lebih bersemangat.
Padahal gaji adalah efek dari kinerja tinggi.
Nyatanya ketika udah punya dan tercapai, belum tentu otomatis bahagia dan menjadi yang disyaratkan di awal.
Jadi, bahagia saja sekarang.
Pemalang, 19 April 2024.
117 notes · View notes
texania · 1 month
Text
Allahumma a'innii 'alaa dzikrika wa syukrika wa husni ibaadatika.
Ya Allah, tolonglah aku agar selalu mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah kepada-Mu.
45 notes · View notes
texania · 1 month
Text
menahan diri untuk tidak saling menakar..
"ngejar apa sih sampai 10 hari Ramadhan aja masih sibuk bikin kue, sibuk jualan, sibuk iklan kerja sampai lembur-lembur. ini udah masuk 10 hari Ramadhan loh harusnya gas polin ibadahnya."
"aku kemarin barusan dapat transferan THR suami, langsung bawa anak-anak ke mall untuk membeli baju baru buat mereka. mall penuh sekali, Masya Allaah, daya beli masyarakat sudah mulai membaik."
"kalau beli baju baru mah gak perlu nunggu lebaran." komentar lainnya
"tapi emang bener kok nasehatnya buat fokus ibadah di bulan Ramadhan, jadi gak usah baper kalau ada yang ngingetin. justru cek hati kita kenapa kita sibuk dengan dunia melulu."
aku tahu sebuah nasihat memang terasa menyakitkan. namun percayalah mereka yang saat ini masih terlihat sibuk update buat kue kering, sibuk jualan, sibuk kerja bahkan sampai lembur, sibuk iklan sana sini bukan berarti enggak beribadah, bukan berarti tidak menerima nasihat. mall terlihat ramai karena banyaknya para pengunjung mall untuk belanja bukan berarti nggak maksimal di bulan Ramadhan. Apalagi masih terlihat update story jualan di 10 hari terakhir Ramadhan.
sebab ada sebagian orang yang pada hari ini memilih masih ada hutang yang harus dibayar, orangtua yang sudah sepuh yang harus mereka kunjungi dikampung halaman. membelikan baju baru untuk anak-anak karena baru dapat THR, membelikan hadiah untuk sanak kerabat. atau mungkin mengejar omset agar bisa memberikan THR, bonus untuk karyawan yang juga mengharapkan penuh untuk orang yang mereka sayangi.
hari ini dan bahkan sampai kapanpun,. kita tidak akan pernah tahu amalan tersembunyi apa yang sedang mereka kerjakan namun tak nampak dipermukaan. bisa jadi amalan ibadah mereka jauh lebih baik dari kita pada hari ini.
sebab mereka menjaga niat, sebab mereka menjaga keikhlasan hati. sebab mereka melapangkan hati mereka untuk banyak memberi maaf kepada orang-orang yang telah menyakiti. sementara kita, sibuk mengomentari, sibuk dengan prasangka-prasangkaan yang belum jua benar adanya, merasa lebih baik sebab melakukan ibadah di bulan Ramadhan.
hati-hati dengan prasangka, hati-hati menilai hidup orang lain. kita tidak akan dihisap penilaian orang lain kepada kita melainkan kita akan dihisap sebab prasangka kita kepada orang lain. kita hanya penonton di kehidupan orang lain. kita tak pernah tahu kesulitan seperti apa yang sedang Allaah uji dalam hidup mereka. tidak pernah benar-benar tahu.
maka salinglah menahan diri untuk tidak saling menakar mana yang lebih baik. sebab yang terbaik adalah yang paling lurus niatnya murni karena Allaah Ta'ala.
sekali lagi, semua orang sedang berjuang, setiap orang punya ladang pahalanya. hanya karena orang lain tidak mengerjakan apa yang kita kerjakan amalan pada hari ini, bukan berarti kita lebih baik dari mereka. Justru kita perlu bertanya kepada diri, bukankah itu termasuk kesombongan sebab merasa lebih baik dari orang lain?
Astaghfirullaah. Ighfirliy yaa Rabb 💦
Untuk siapapun yang hari ini Allaah uji perihal harta, ekonomi. Semoga Allaah menolong selalu dalam keadaan apapun. Dan untuk siapapun yang hari ini Allaah uji perihal apapun itu, semoga Allaah mudahkan untuk melaluinya dengan sabar dan tawakal kepadaNya. Pada akhirnya kita menuju Allaah sesuai kemampuan kita dalam mengupayakan. Dan ini tentu atas pertolongan Allaah. Maka jangan lelah untuk selalu meminta pertolonganNya.
pada akhirnya hanya Allaah yang tahu isi hati manusia. jika menemukan sesuatu yang tidak sejalan menurut pandangan kita. cukup sampai pada diri kita saja, cukupkan tanpa berkomentar. jika tak bisa mendoakan maka menahan diri untuk tidak saling menakar. bedakan ya, mana memberi nasihat dan mana membandingkan diri di bulan Ramadhan ini. semoga Allaah menolong kita semua, semoga Allaah mengampuni kita.
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى »
Penghujung Ramadhan, 22 Ramadhan 1445 H
49 notes · View notes
texania · 1 month
Text
Kita sering mendengar
"Hidup ini singkat, jadi nikmatilah" tetapi seringkali lupa "akhirat itu panjang, jadi persiapkanlah"
@milaalkhansah
302 notes · View notes
texania · 2 months
Text
Tumblr media
My baby's first flight, alhamdulillah🥲🥹✨️
0 notes
texania · 2 months
Text
Mengganti Pola Hidup
Wanita kalau tidak mau memaksakan diri untuk membaca buku, menelaah kitab-kitab, belajar dengan guru-guru terpercaya akidah dan manhajnya sembari terus berdoa memohon keistiqomahan kepada Allah.
Terlalu sibuk dengan urusan dunia, make-up, gamis yang gak ada habis-habisnya maka sampai kapan pun diri kita akan terus terbelakang dalam ilmu dan amal sedangkan kita punya kewajiban yang besar sebagai pencetak generasi, apakah tidak cukup miris melihat generasi islam saat ini ?
Kalau hanya sibuk menghias diri tanpa belajar ilmu syar'i apa bedanya dong diri ini di masa kini dan masa lalu, cuma beda casing doang.
Betul kata ustadz حافظه الله تعالى yg paling mudah dari proses hijrah adalah ganti outfit, sementara mengganti pola hidup itu prosesnya panjang banget.
Bandung, 9 Sya'ban 1445 H.
131 notes · View notes
texania · 2 months
Text
Nak, hari ini kamu pas 6 bulan! Masya Allah🥹 Sudah selesai masanya asi eksklusif, alhamdulillah, walaupun memang pada kasusmu agak kurang eksklusif, tapi sudah terjalani naak. Sekarang kamu lagi senang-senangnya berguling, mencoba merangkak 1-2x lalu terjatuh, tapi bangkit lagi, merangkak lagi, jatuh lagi, gitu sampai keringatmu membasahi rambutmu yg tipis. Nak, senyummu itu loh, nular! pun kalau ibu senyum kamu ikut senyum juga :)
Makasih ya hari ini makannya berprogress, ibu senang, dan semoga kamupun senang.
Love, Ibu.
0 notes
texania · 2 months
Text
“Kalau dengan Ramadhan saja masih belum bisa melecut semangat ibadahmu, mungkin hanya kematian yang dapat membuatmu menyesal karena telah abai terhadap ibadahmu.”
Sebuah nasihat, untuk siapapun yang merasa masih abai terhadap nikmat Allah yang diberikan padanya. Sebuah nikmat yang begitu mahal jika dilewatkan begitu saja.
Jika seringkali kita mendengar betapa banyaknya keutamaan yang terkandung di dalamnya? Bukankah itu sudah menjadi alasan yang cukup untuk jangan sampai melewatkannya?
Jika ditarik ke belakang, bukankah 'ditemukan dengan Ramadhan' menjadi doamu yang sering kali kamu panjatkan beberapa bulan terakhir? Dan kini ketika Dia kabulkan, bagaimana sikapmu terhadapnya?
Pada akhirnya, mau diambil atau tidak, mau dimanfaatkan atau dibiarkan begitu saja, semua kembali padamu. Hidup ini hanya berisikan pilihan demi pilihan dari kesempatan yang Allah berikan.
Buatmu yang masih bersemangat, semoga Allah menjaga keistiqomahanmu. Buatmu yang masih belum optimal, ibadah itu dinilai dari bagaimana akhirnya, masih sempat, optimalkan!
Buatmu yang mau tetap abai, juga itu pilihanmu. Semoga Allah memberi kita semua hidayah dan taufik-Nya. Semoga Allah menjaga keihklasan dan menerima semua amal ibadah kita di Ramadhan kali ini. Aamiin yaa Rabbal ‘alamin.
202 notes · View notes
texania · 2 months
Text
Jangan cuma minta "Allah mudahkan aku dalam menuntut ilmu" tapi mintalah juga "Allah pahamkan aku, berikan aku hikmah dari ilmu yang ku pelajari, berikan aku taufikMu, istiqomahkan aku dan mampukan aku mengamalkan ilmu tersebut dalam keseharianku".
Sebab, sekarang ini orang yang menuntut ilmu itu banyak. Tapi yang paham, yang mengerti, yang menjadikan ilmu sebagai perisai dirinya dan yang mampu mengamalkan ilmu itu sedikit dan terkikis.
Bandung, 29 Sya'ban 1445 H.
353 notes · View notes
texania · 2 months
Text
Alhamdulillah.
Nak, hari ini hari yang ibuk selalu nantikan dan khawatirkan tiba. Ya, kamu makan untuk pertama kalinya. Ternyata harus lebih cepat dari rencana, agar berat badanmu bisa naik sesuai grafik. Gimana rasa pisangnya, nak? Manis ya? Kl kata ibu, lebih manis senyummu :), kalau rasa buburnya? Hambar sepertinya ya, hehe. Doain ibuk ya, biar bisa terus belajar membersamaimu. Sehari ini ibuk banyak degdegannya, kurang santai, kurang menikmati proses, disaat kamu ganti pampers dan ada pup susulan, ada pipis di kasur, dan ada-ada saja pokoknya. Ya, namanya juga anak kecil :) Semoga kamu bisa tumbuh sehat dan kuat ya nak. Selamat beristirahat nak, terima kasih sudah mencoba makan hari ini, kita coba lagi besok ya! We love you, Z!
-Teruntuk enni, terima kasih sudah membantu membuat kaldu ayam dadakan kemarin, dan dirusuhi pagi-pagi untuk pakai slow cooker, hingga hampir terlambat pergi kerja. Setelah pulangpun masih membantu menjaga, dan memenuhi kebutuhan. Super mom!❤️ (ternyata begini ya jadi ibu, hebatnya dulu bisa menjalani semuanya hanya berdua dengan 3 anak, wow, masya Allah.)
Bogor, 8 Maret 2024.
0 notes
texania · 3 months
Text
Perspektif Makna Rumah bagi Muslimah
Rumah adalah tempat yang seharusnya paling diminati oleh para muslimah. Rumah harus menjadi tempat ternyaman bagi para muslimah, baik yang single maupun yang sudah menikah. Berdasarkan firman Allah Ta'ala dalam surah Al Ahzab: 33.
Tumblr media
Mau bagaimana pun keadaan rumah kita, Allah tetap perintahkan kita untuk tinggal di rumah (jangan keseringan keluar rumah apalagi dengan berhias).
Jadikan rumah tempat ternyaman dan terbebas untuk kita para wanita.
Jadikan rumah sebagai tempat terbaik terlepas rumah kita mewah atau rumah kita sederhana. Ada AC nya atau cuma kipas angin, mau luas ataupun kurang luas. Rumah itu adalah tempat terbaik untuk kita menetap. وقرن في بيوتكن karena hal tersebut lebih selamat bagi kita. Allah Maha memiliki hikmah.
Jangan mengatakan "kamu mah enak rumahnya mewah, luas, adem, jadi betah dan nyaman di rumah".
Semewah apapun rumah seseorang, senyaman apapun ditunjang dengan fasilitasi, kalau dia ngga mau taat sama Allah, maka dia ngga akan betah tinggal di rumah.
Kuncinya ada pada takwa.
Maka, jangan iri pada orang yang rumahnya mewah. Tapi, iri sama orang yang bertakwa.
Jangan iri dengan perkara dunia seseorang.
Namun, tidak terlarang kalau kita minta sama Allah agar diberi rumah yang bagus bila dirasa ibadah kita bisa lebih semangat dengannya. Wallahu a'lam.
Bandung, 11 Sya'ban 1445 H.
41 notes · View notes
texania · 3 months
Text
Tumblr media
Nyatanya, tulisan sederhana dengan kertas bekas yang di tempel di lemari ini jauh lebih efektif dari pada omelan aku :)
0 notes
texania · 3 months
Text
Tumblr media
Nak, sore hari ini kita ke tmii. Nonton tirta cerita, dengan lampu warna-warni dan air mancur sana-sini. Tapi kamu tidur dan bangun pas setelah selesai pertunjukan, ndak apa ya nak. Ayo kita terus menjelajah!❤️
0 notes
texania · 3 months
Text
Tumblr media
Nasi gila, namanya. Tiba-tiba ingat masa SMA di kantin bunda, tentu lebih enak punyanya.
0 notes
texania · 3 months
Text
Ya Allah, merasa diingatkan. Sebagai ibu baru beranak satu, masih harus lebih banyak bisanya, diperdalam lagi sabarnya, diperluas lagi ilmunya, dikurangi lagi malas dan menundanya, semoga Allah kuatkan :)
Jadi Orang Tua Itu Harus Komit Sama Prioritas Pengasuhan dan Jangan Gampang Nyerah
Jadi orang tua itu harus bisa nerima realita bahwa jadi orang tua itu pasti capek.
Prioritas dalam mengasuh seorang anak itu harus menyeluruh. Gak bisa cuma fokus di salah satu aspek kayak cuma yang penting menyediakan makanan, pakaian, dan sekolah yang baik, tapi abai dengan aspek-aspek lain kayak disiplin jam tidur dan pola hidup anak di dalam rumah.
Prioritas orang tua dalam membesarkan anak itu harus seimbang dalam semua aspeknya. Kalau cuma beberapa aspek saja yang jadi prioritas kita, kasihan si anak nanti karena si anak itu butuh SEMUANYA, bukan cuma butuh pakaian saja, makanan saja, atau sekolah saja.
Semua aspek hidup anak kita harus diperhatikan. Jam tidurnya, jam bangunnya, jam makannya, jam mainnya, jam belajarnya, jam ibadahnya, juga kapan dia harus disapih—jika anaknya di umur 2 tahun, orang tua harus punya komitmen di sini. Gak bisa asal jalan saja dan terus nyerah kalau anaknya ‘susah’ diarahkan.
Misal, kalau dari awal jam tidurnya gak disiplin, ke depan ya bakal susah buat bikin anak punya jam tidur yang disiplin, tidur lebih awal, dan bangun lebih pagi. Saat anak sudah terbiasa tidur larut malam, orang tua yang baik harusnya ‘alarm’-nya nyala kalau ini tuh gak baik, gak baik buat pertumbuhannya dan gak baik buat habitnya karena pagi-pagi harus dibiasakan shalat subuh dan persiapan sekolah. Morning person itu dibentuk dari kecil.
Orang tua harus mengerti bahwa yang namanya mengubah kebiasaan buruk ya dengan membangun kebiasaan baru yang baik. Gak instan. Pelan-pelan tapi kontinyu. Misal buat memperbaiki jam tidur anak jadi lebih awal, ya orang tuanya harus konsisten setiap hari mempersiapkan anak agar tidur lebih cepat. Mulai dari sikat gigi anak, ganti pampers, sampai waktu skin care-an orang tua ya juga harus lebih cepat. Kalau orang tuanya gak disiplin, mau ngandelin siapa lagi? Anaknya kan belum bisa mengurus dirinya sendiri.
Masih soal contoh memperbaiki jam tidur anak, di malam pertama anak masih susah tidurnya, orang tua nunggu lama sekali sampai anak tertidur. Ya jangan nyerah. Hari kedua coba lagi. Ketiga coba lagi. Keempat coba lagi. Sampai jam tidurnya bener. Kalau nyerah sekali saja, ya gak akan bener tuh jam tidurnya.
Soal menyapih juga sama. Anak tuh kalau gak dikasih nyusu sama ibunya pasti nangis ngerengek minta nyusu. Kalau gak disetop ya bakal gitu terus. Nah ada orang yang mudah menyerah, bukannya gak tega, tapi gak tahan ngadepin anak rewel. Alhasil dikasihlah terus anaknya nyusu. Gagal terus menyapihnya.
Lihat apa penyebabnya? Orang tuanya gak komit dan gampang nyerah.
Kalau di dua contoh ini saja orang tua gagal membangun habit anaknya, apa gunanya hal-hal lain yang diprioritaskan kayak makanan dan sekolah yang baik tadi? Jadi gak optimal.
Orang tua itu harus menyeluh prioritasnya. Ibu adalah madrasah pertama seorang anak, maka jadilah sekolah yang mengajarkan nilai, akhlak, adab, habit, pengetahuan dan pemahaman. Ayah juga sama. Saling melengkapi.
Baik ibu dan ayah jangan sampai absen dalam membesarkan anak di semua aspek tadi. Prioritasnya juga sama. Jangan cuma fokus ke beberapa aspek saja. Bagi tugas dan jangan buang-buang waktu di dalam rumah.
Orang tua yang bekerja pasti capek. Makanya atur prioritas dan komitmen di situ. Pulang kerja sampai rumah JANGAN LANGSUNG TIDURAN SAMBIL MAIN HAPE. Kerjakan dulu sesuai prioritas ini.
Segera bersih-bersih diri.
Tunaikan dulu ibadah wajib seperti shalat di awal waktu. Jangan di akhir.
Urus kebutuhan anak seperti makan dan tidur tepat waktu.
Kerjakan tugas-tugas pokok di dalam rumah.
Sediakan waktu untuk ngobrol, bermain, atau mengajari anak sesuatu.
Baru istirahat, tidur, atau main hape.
Sebenarnya tidak masalah jika kita orang tua menyempatkan istirahat atau membuka hape di sela-sela aktivitas 1-5, hanya saja harus sadar diri untuk punya batas seperti maksimal 5 menit saja rebahan sambil buka hape, jangan sampai kebablasan. Kalau molor, dampaknya ke anak kita.
Anak itu sejatinya menunggu orang tua akan ‘meng-apakan’ dirinya. Jadi ya jangan ditunda-tunda atau diabaikan anaknya.
Hal yang sifatnya kebutuhan pribadi orang tua seperti istirahat, entertain, atau skin care bisa dikerjakan setelah anak tidur dan tertunaikan haknya. Jangan kebalik, bahkan jika beralasan: kalau saya nidurin anak dulu nanti saya ikut ketiduran jadi gak bisa skin care-an.
Ya salah sendiri ketiduran. Sebenarnya bisa saja dikerjakan di sela-sela aktivitas tadi, tapi jangan lelet.
Yakin deh, kalau disiplin mengerjakan poin 1 sampai 6 di atas tanpa buang-buang waktu di sela-selanya, orang tua akan punya banyak waktu setelahnya (baca: setelah anak tertidur).
Yang jadi masalah itu kalau habit orang tuanya gak disiplin, pulang kerja sampe rumah langsung rebahan sambil main hape 30 menit, sholat maghrib sengaja diakhirkan biar wudhunya bisa sekalian buat sholat isya, di sela-sela semuanya terus buka hape scroll sosmed dan bales-bales WA, gak sempet tilawah apalagi ngajarin anak sesuatu. Problem utamanya: orang tua yang procrastination dan gak disiplin sama prioritas pengasuhan.
Jadi orang tua itu memang capek. Jangan cengeng dan gampang nyerah. Gak usah banyak alasan. Perkara prioritas pengasuhan ini bukan hal yang butuh uang banyak, cuma butuh kemauan aja.
@taufikaulia
241 notes · View notes
texania · 3 months
Text
Lagi kurang motivasi, banyak malas-malasan,
Lalu teringat, katanya coba buka Al Quran nya, buka halaman berapapun (akhirnya buka lewat apps hp, dan scroll cepet lalu stop)
Berhenti dimana?
Di surat QS Al Mudassir (Orang yang berkemul)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya,"
(QS. Al-Muddassir 74: Ayat 38)
Sepertinya memang harus bangkit ya :)
Lain waktu, melakukan hal yang sama, berhenti di QS Al Kausar (Nikmat yang banyak), surah favorit saat shalat fardu
Ya Allah, semoga kita semua senantiasa dalam lindunganNya.🥹
Tumblr media
0 notes
texania · 3 months
Text
"Ya, memang harusnya gitu"
Setelah melakukan kewajiban (yang cukup melelahkan), bolehkah mendapat senyum dan ucapan terima kasih?
:)
0 notes