Tumgik
tanclintang · 3 years
Text
Drama to walk the storm with in 2020
Selain musik, 2020 saya lewati dengan banyak drama. Drama dalam berbagai arti mulai dari hidupku yang banyak dramanya dari gagal kerja dan bolak-balik Jakarta-Semarang-Pekalongan dengan segala suka dukanya, sampai drama beneran hiburan layar kaca. Kali ini saya bahas drama hiburan yang sungguhan, karena drama hidup kalau dibahas bikin pengen Panadol merah. Berikut adalah daftar beberapa drama (semua Korea) yang saya tonton dan menjadi teman saya melewati 2020 yang banyak drama. Jangan kaget karena daftarnya sangat panjang, ya. Daftar ini tidak merepresentasikan ranking apapun, dan jika actor/aktris favoritmu saya kritik di tulisan ini percayalah saya hanya mengkritik karakter fiksinya saja. Saya tetap suka mereka dan tidak bermaksud merendahkan siapapun di tulisan ini. Ohya, saya bukan orang yang pandai memberi clue tanpa menuliskan spoiler. Jadi, maaf jika kalian jadi tahu endingnya di tulisan ini. I’ll try my best to not spoil everything, but still I can’t promise you a smooth ride. If you are ready, here we go.
Crash Landing on You
CLOY ini adalah drakor pertama yang saya tonton di tahun ini, tepatnya bulan maret saat minggu pertama PSBB di Jakarta. Selesai dalam waktu kurang dari seminggu, saya yang hatinya kecewa dan malu mengurung diri di kamar saja nonton RiRi couple dan genk Korut lawak. Drama ini berpusat pada kisah dua manusia Korea beda negara, satu Korea Selatan satunya Korea Utara. Keduanya bertemu karena nasib dan kewaguan pol karena si mbak Korsel kebawa badai pas main parasut dan mendarat dia di Korut. Singkat kata cinta jatuh pada kejatuhan mbak-mbak dari pohon, mereka jadi pasangan gemas yang cintanya kuat dan selalu beruntung terlepas dari banyaknya intrik politik. Drama ini menghibur, ringan, tidak bikin sakit kepala dan sangat bisa dinikmati meski kadang banyak CGI wagu. Nonton ini lumayan bikin fokus teralih dari nangisin nasib jadi nangisin RiRi couple yang kepisah perbatasan.
Something in the Rain
Sebenernya drama ini dari segi cerita tergolong biasa. Premisnya sederhana: cinta beda usia antara seorang wanita 35 tahun yang jatuh cinta dengan adik sahabatnya yang berusia 25 tahun. Pemainnya sama dengan si Son Ye Jin mbak CLOY yang cakep banget, pemain laki-lakinya diperankan Jung Hae In yang cakep dan kalem. Meski sederhana ada magnet tersendiri yang bikin saya gak lepas dari episode 1-16: soundtracknya, dan (((intimitas))) lead dramanya. Kalau kalian gak tahan dengan kemesraan dan hal-hal manis, gak usah nonton drama ini karena dari awal sampai akhir isinya kegemasan pasangan serasa dunia milik berdua yang lain cuma dijajah dan diperbudak doang. Biarpun sangat manis tapi acting keduanya pas sekali (untuk membuat kita berdoa semoga kita segera punya pacar). Selain itu wardrobe drama ini juga ok banget, Jung Hae In tampak dewasa tanpa melepas image gemas kekanakannya; Son Ye Jin tampak sederhana dan complicated seperti wanita karir seusianya. Pas sekali ditonton jika kalian mencari drama genre fantasy saking irasionalnya kegemasan dan kemesraan mereka berdua sepanjang cerita.
Reply 1988
Bisa jadi Reply 1988 adalah drama keluarga yang paling saya suka. Bercerita tentang persahabatan 5 anak yang tinggal di satu kampung, tiap episodenya menawarkan kisah yang hangat dalam setting tahun 88 di Korea Selatan. Lokasi, wardrobe, trend yang dihighlight semua berfokus ke memori masa lalu saat Korea jadi tuan rumah Olimpiade dan ketika 5 anak ini menjadi remaja yang tumbuh dewasa. Salah satu yang dominan adalah kisah mengenai masalah keluarga dan tentu saja romansa remaja. Tapi meski ada bumbu romance di dalamnya, jujur saya lebih focus ke cerita keluarganya. Bahkan ketika jagat raya diramaikan dengan perseteruan TimJungpal VS TimTaek saya tidak begitu tersedot ke rivalitas ini. Saya hanya sebatas tertarik untuk memilih Tim Taek, tapi ‘ya sudah’ aja karena kisah keluarganya lebih dominan dan hangat. Dari episode 1 sudah nangis mbesesek sewaktu Doek Sun ulang tahun, sampai episode akhir nangis kejer waktu Bo Ra menikah. Kalau kalian belum nonton (yang most likely sudah), cobalah tengok. Saya yakin yang gak suka drakor pun bisa relate dan mungkin menyukainya karena ceritanya yang hangat dan dekat dengan realitas.
Hospital Playlist
Ini dia drakor yang tidak punya tokoh antagonis di dalamnya. Semuanya baik, pintar, mapan, dan dewasa. HP berkisah tentang 5 dokter yang bersahabat sejak kuliah. Kelimanya kini bekerja di RS yang sama sebagai dokter spesialis. Tiap episodenya kelima dokter ini menghadapi persoalan yang beragam, kebanyakan tentang pekerjaan dari operasi hingga donor organ. Tidak lupa pula masalah cinta, dari jatuh hati, perceraian, sampai LDR. Drama ini adalah salah satu drama terbaik tahun ini menurut saya. Bukan cuma alur cerita yang hangat dan indah, drama ini memotret realitas semirip mungkin dengan kenyataan yang kita saksikan di rumah sakit dan kehidupan sehari-hari. Dokter pun, yang seringkali dipotret sebagai sosok sempurna, digambarkan sebagai manusia biasa: yang kewalahan saat operasi, yang takut saat memegang pisau, yang gak tidur semaleman, makan mie instant terus biarpun selalu mengingatkan hidup sehat, merokok meski merokok membunuhmu, dan bahkan bertanya pada ibunya cara meredakan demam padahal dia dokter senior. Profesi tidak dipotret hitam dan putih, kesalahan tidak digambarkan dengan garis yang jelas, keberuntungan tidak diglorifikasi karena hidup memang begini: kita tidak tahu banyak hal, kita bisa salah, dan ketidakberuntungan ada dimana-mana. Menulis dan mengingatnya saja, saya merasa hangat dan gembira.
Prison Playbook
Kehidupan penjara tampak menyeramkan bahkan dari mendengar kata penjara saja. Namun di PP, kehidupan penjara digambarkan lucu, hangat, dan bersahaja. Drama ini digiring kisah seorang pemain Baseball nasional yang masuk penjara karena (kalau tidak salah) membunuh untuk melindungi adiknya yang akan diperkosa. Dia mendekam di penjara selama 1 tahun, di dalam ruangan bersama beberapa tahanan lain yang masuk karena berbagai kesalahan mulai dari pembunuh bayaran, korupsi, dijebak dalam kasus pembunuhan, sampai penyalahgunaan narkoba. Drama ini menceritakan konflik di dalam penjara dan intrik yang terjadi di sana mulai dari hubungan tahanan-sipir, bullying di balik jeruji, senioritas, hingga kesetiakawanan dan loyalitas. Menontonnya membuat saya mixed feeling, sebab tumbuh rasa empati dalam diri melihat mereka semua sampai saya lupa bahwa mereka bukan orang ‘baik’. Entah seberapa mirip realitas penjara dipotret, tapi yang jelas banyak pesan disampaikan melalui drama ini. Selama menonton kamu dibuat tertawa, menangis, dan merasa bersalah hanya karena mendukung orang yang ‘salah’ ataupun menyalahkan orang yang ‘benar’.
Itaewon Class
Drama ini direkomendasikan temen saya, waktu nonton episode 1 saya pause dan WA dia misuh-misuh ******* drama opo iki episode 1 aku wes nangis ra karuan ******* kowe ngerjani aku. Itaewon Class adalah cerita perjalanan Park Saeroyi (Park Seo Jun), laki-laki yang membalas dendamnya melalui bisnis f&b. Cerita berfokus ke perjalanan dia membangun bisnis dibantu 5 orang lain, yang salah satunya kemudian menjadi manager pubnya sekaligus jadi cewek yang suka dengannya. Kisahnya diikuti pula dengan kisah cinta pertama yang berjalan beriringan dengan rivalitas bisnis. Tentu ruh drama ini adalah bisnis, namun dibungkus dengan konflik keluarga. Ceritanya seru sekali dengan banyak plot twist di hamper seluruh episodenya. Entah berapa kali saya menangis dan misuh nonton drakor ini; kadang stress sendiri karena kasian banget sama Park Saeroyi yang stress. Pun sedih dan ingin hormat pada Soo Ah yang membalas budi pada alm.appanya saeroyi dengan cara yang daebak extreme ya ampun. Drama yang dipenuhi orang-orang yang bersemangat, passionate, dan bergairah.
It’s Ok to not be Ok
Satu dari dua drama yang art directionnya paling saya suka di tahun ini. Setiap nonton saya selalu merasa aaarrgghh kok kepikiran visualnya digituin?!?. Gradingnya cantik sekali, treatment visual yang gabungin antara real shot dan animasi juga menarik dan baru. Tiap pergerakan kameranya bagus, transisinya mulus dan unik, posisi kamera pun sering gak disangka-sangka. Kadang kita dibuat seperti orang mengintip, kadang seperti ikut berlari dan ketakutan. Parah. Bagus. Banget. Visualnya. Harus ditulis lebih detil dan dibreakdown satu-satu saking cakepnya. Dari cerita pun gak kalah menarik. Drama ini mengangkat isu berat dengan sangat mulus: isu mental health. Di awal saya ragu mau menonton karena ceritanya berkaitan dengan trauma, fear, mental health; saya takut triggered. Ternyata kisahnya bisa dikemas dengan cukup mulus, tidak terlalu berat untuk membahas hal yang rumit tanpa meninggalkan keseriusan topik. Banyak pula gimmick lucu yang sangat pas ditampilkan, apalagi acting seluruh pemainnya bagus. Drama yang tiap weekend ditunggu dengan degdegan dan berakhir dengan perasaan ‘penuh’ di dalam dada. Yang belum nonton, sempatkan; tapi jika kamu memang punya trauma berat dengan relasi orangtua-anak, pelan-pelan saja nontonnya. Saya yakin drama ini healing, tapi healing tidak perlu diburu-buru. Nikmati tiap episodenya, interaksi mereka menyenangkan untuk diikuti.
Weightlifting Fairy Kim Bok Joo
Kalau cari drama yang ringan, manis, dan lucu, silakan segera buka Netflix dan tonton drama ini! Sesuai judulnya, drama ini bercerita tentang Kim Bok Joo (Lee Sung-Kyung), seorang atlet angkat beban yang menjalani hari-harinya di camp pelatihan. Di sana dia bertemu dengan teman masa kecilnya, Joon Hyung (Nam Joo Hyuk), yang kemudian jatuh cinta dan menjalani kehidupan remaja yang lucu dan penuh tantangan. Konflik yang disuguhkan tidak berat, namun cukup untuk menjaga kita tetap di depan layar kaca. DItambah interaksi LSK dan NJH yang manis dan srimulat, drama ini sukses bikin saya ketawa-ketawa gak jelas sendirian di kosan. Kalau lagi cari tontonan yang gak perlu mikir tapi enggak bego-bego banget nonton ini aja. Apalagi karakter NJHnya gemes banget dan lovable karena dia adalah lelaki yang penuh semangat, baik, cerdik, dan tegas gak kayak Nam Do San yang agak temapuk, seketika kamu akan langsung bilang duh aku pengen pacar kayak Joo Hyung.
Catch the Ghost
Setelah terpaut dengan Kim Seon Ho di Start-Up tahun ini, saya jadi nonton judul-judul lain yang diperankan KSH. Salah satu yang menurut saya oke adalah Catch the Ghost. Drama ini bergenre misteri-komedi-action, berkisah tentang seorang polisi subway yang Namanya Go Ji Soek (KSH) yang mendapat tugas mengungkap kasus pencurian besar di subway. Bersamaan dengan itu, kepolisian juga berusaha mengungkap kasus pembunuhan berantai di subway yang membawa nama polisi perempuan bernama Yoo Ryeong yang saudara kembarnya hilang dan diduga terkait dengan kasus pembunuhan tersebut. Cerita berpusat pada dunia misteri dua kasus ini diikuti dengan percik-percik asmara antara mas Kim Seon Ho dan mbak Moon Geung-Yong. Awalnya saya underestimate drama ini dan hanya mau focus ke visual KSH (yang ganteng banget sumpah gak bohong lebih gemes dan manis dari Han Jipyeong) dan actingnya yang (sorry guys but it’s true) bagus banget. KSH sukses jadi polisi yang galak, goblok, pinter, gemes, tapi fragile. Selain itu ternyata jalan ceritanya menarik dan penuh twist tiap episodenya. Kisah misterinya tidak aneh dan dipaksakan, realitas dan konflik dipotret dengan baik dan wajar. Salah satu konflik terbaik adalah dilemma Ji Seok, yang merupakan Adhi Makayasa Korea (lulusan terbaik genk) dan dipromosikan kerja di Mabes, tapi lebih memilih untuk bekerja di kepolisian subway. Banyak yang menyayangkan pilihannya mengingat potensi yang dimiliki. Belakangan barulah kita tahu alasan Ji Seok yang fundamental. Nontonnya saya sampai nangis karena saya tahu betapa banyak orang seperti Ji Seok di dunia ini: yang merelakan mimpi dan ambisinya karena ada hal-hal yang tidak bisa dilepaskan dan dilupakan. Ji Seok dan KSH memotret realitas dengan baik untuk menggambarkan bahwa pada satu titik kita hanya bisa bertahan hidup dan mengambil keputusan paling rasional saja. Spirit Ji Seok dikenal orang jawa sebagai kahanane ngene piye meneh.. wes, ora popo.
When Camellia Blooms
Kalau drakor biasanya didominasi oppa-oppa maskulin, tampan, menawan, gagah, cool, dan macho, drama satu ini justru memotret mas-mas polisi yang nangisan, bucin, fragile, dan submissive (compared to woman lead character). Sedangkan karakter perempuannya digambarkan sebagai sosok single parent yang kuat pendirian, berani, mandiri, dan kompleks. Drama ini bercerita tentang Dong Baek (Gong Hyo Jin), single parent pemilik bar bernama Camellia, yang tinggal di sebuah desa dan terlibat kasus pembunuhan. Salah satu hal menonjol dari drama ini adalah bagaimana gender direpresentasikan dengan menarik. Laki-laki yang berprofesi sebagai polisi digambarkan rapuh, perempuan single parent pemilik bar dipandang nakal oleh tetangga, dan bagaimana perempuan dipotret sebagai sosok yang kuat dan berani. Meski panjang sekali dibanding drama lain, tapi tidak bosan rasanya menonton Kang haneul mewek-mewek ngejar cewek.
Vagabond
Predikat drama paling dzolim jatuh kepada…Vagabond dengan cha dal gon yang beruntung terus gak mati-mati berapa puluh kali pun dia coba dibunuh. Drama action seputar konspirasi kecelakaan pesawat ini diperankan cinta pertama saya di Korea: Lee Seung Gi. Pemeran ceweknya siapa lagi kalau bukan Bae Suzy sebagai mbak intel Go Hae Ri. Chadalgon adalah seorang stunt man yang hidupnya apes, karena dia sudahlah ekonominya sedang sulit, mendadak mengurus keponakannya, lah keponakannya meninggal di kecelakaan pesawat waktu mau terbang ke Maroko. Waktu dia ke Maroko untuk sebuah ceremony (((lelayu))) dia menemukan keanehan kasus yang bikin dia terseret ke pusaran konspirasi politik elit Korea dan global. Sudah bisa ditebak betapa ruwet dan puyengnya nonton drama ini. Kasihan betul tiap episode dia didzomili doang isinya. Sampai akhir pun dia tetap didzolimi keadaan yang mawut. Drama yang menggambarkan gelapnya dunia politik: nasib rakyat selalu jadi mainan elit yang serakah dan tamak. Siap-siap the anget kalau nonton ya soalnya manteng banget di kepala.
You Drive Me Crazy
Mini drama actor kesayangan saya, Kim Seon Ho. Premisnya sangat sangat sangat sederhana: dua orang yang bersahabat jatuh cinta. Hanya saja bumbu pematik hubungannya cukup ekstrem untuk persahabatan: mereka berdua ‘tidak sengaja’ tidur bareng and have sex, dan semenjak itu hubungan keduanya tidak lagi sama. Drama ini cuma 4 episode, masing-masing berdurasi 30 menit. Singkat sekali bukan? Tapi jujur biarpun premisnya standart dan endingnya bisa ditebak tapi drama ini sangat nyaman untuk diikuti. Bukan karena saya suka KSH, tapi actingnya di sini betul-betul baik. Kamu tahu betapa kalutnya perasaan KSH Ketika harus berinteraksi dengan sahabatnya setelah kejadian malam itu, betapa dia menutupi perasaannya dengan pura-pura gak ada apa-apa. Pun betapa gemes dan lucunya dia waktu saling awkward lucu. Paling aneh, dia mampu bikin penonton cupu kayak aku nangis cuma karena melihat dia yang menangis cuma karena menatap si mbaknya hhhh bingung gak?? Sebuah drama yang ringan dan nyaman ditonton di weekend atau malam menjelang tidur. 2 jam aja kelar dan bisa langsung tidur mimpiin Kim Seon Ho dengan lesung pipinya setelah itu beb.
Start-Up
Inilah drama paling menguras emosi sepanjang 2020 versi saya. Drama on-going yang saya tonton sebagai penutup tahun, baru berakhir di awal Desember kemarin. Start-Up, seperti judulnya, bercerita tentang Seo Dal Mi (Bae Suzy) yang mengejar mimpinya menjadi CEO dengan mendirikan perusahaan rintisan (start-up). Konflik berputar pada perjalanan Dalmi selama kurang lebih 4-5 tahun mendirikan dan menjalankan perusahaan. Perjalanannya diisi dengan konflik dan interaksi dengan cinta pertamanya, Nam Do San (Nam Joo Hyuk), dan seorang senior manager perusaahan investasi yang menjadi mentornya, Han Jipyeong (Kim Seon Ho). Uniknya, kisah mereka bertiga tidak sesederhana kisah cewek yang bertemu cinta pertamanya dan bekerja dengan mentor yang kaya-ganteng-pinter-hot semata. Dalmi dan Dosan 15 tahun yang lalu saling bertukar surat, sahabat pena yang menumbuhkan cinta untuk Dalmi.
Episode 1-3 drama ini sempurna, tidak ada cela. Semuanya rapi bahkan sampai membuat saya misuh saking bagusnya dan mikir kok bisa penulisnya mikir gitu ya??? Episode selanjutnya mulai terasa plot hole dimana-mana. Untungnya drama ini dibungkus dengan sangat baik dari segi visual. Permainan warna, blocking, treatment transisi, angle camera, GRADING (bagus banget aku suka banget cakep di mata), wardrobe, semua bagus. Plot hole pun tertutup acting seluruh pemain yang patut diberi tepuk tangan meriah. Persekutuan antara Tim Dosan dan Tim Jipyeong juga jadi highlight di drama ini (dan di universe penontonnya). Saya sendiri tim Jipyeong garis keras tebal dan permanen. Walau episode 2-3 saya tim Dosan karena dia ganteng HAHAHA, tapi episode 4 sampai akhir saya bulat tekadnya pejah gesang nderek Jipyeong sang second lead. Meski Jipyeong adalah second lead, rasanya karakter Jipyeong terlalu kuat dan solid untuk sekadar menjadi samsak doang. Seluruh cerita dibingkai hubungan surat Jipyeong-Dalmi meski glorifikasi gejolak cinta remaja berlayar tanpa peta memang di atas segala rasionalitas dan ketulusan manusia genk. Startup menawarkan keresahan milenial: jatuh cinta ya jatuh cinta aja, bikin bisnis ya bikin aja.  Nanti ada slot tulisan sendiri kenapa Startup menjadi drama paling menguras emosi saya. Ohya berkat drama ini pula saya menemukan Kim Seon Ho, harta layar kaca saya yang berharga. Makanya I love StartUp, I love Seonho.
Itu tadi beberapa list drama yang berkesan di tahun ini. Sekadar catatan, drama itu banyak yang keluaran sebelum 2020, tapi baru saya tonton. Mereka semua berkesan karena membantu saya menghadapi 2020 yang ajaib. Selain drama di atas ada drama lain yang bagus juga yang saya tonton sebenarnya seperti While You’re Sleeping, Because This is My First Life, Hwayugi (Lee seunggi cakep di sini HAHAHA), Fight for My Way, Mystic Pop Up Bar, Record of Youth (Oke di awal meh di akhir), Goblin, Alive, Love Alarm, Tune In for Love, Waikiki 2 (wajib ditonton kalau kamu pengen ah jadi orang goblok ah sekali-kali nonton yang ga ngotak dan ga perlu mikir), Strongest Deliveryman, atau judul lain yang saya lupa apa. Semuanya membantu saya berbahagia di tengah kesedihan. Terima kasih industry asing….semoga industry hiburan drama dalam negeri bisa bagus juga….annyeong!
4 notes · View notes
tanclintang · 3 years
Text
As long as we are alive: the music to cope 2020
Kurang dari 2 minggu lagi tahun 2020 akan berakhir. Secara personal, tahun ini sangat special karena banyaknya hal ajaib yang memberi pelajaran berharga buat saya. Tahun yang berat, tapi jadi tahun yang menyenangkan pula. Di tahun ini hidup sepertinya sedang sulit betul. Pandemi yang memunculkan banyak ekor masalah mau tidak mau kita hadapi. Masa-masa sulit ini saya hadapi dengan bantuan musik dan film. Ketika tidak bisa jumpa dengan manusia secara langsung, music dan film jadi obat hati yang sepi dan bumbu perasaan yang hambar. Kali ini, saya akan memulai catatan akhir tahun 2020 dengan membicarakan musik yang berkesan dan membantu saya menghadapi jungkir balik 2020.
Tahun ini skena musik saya sedikit berubah dari tahun-tahun sebelumnya. Kalau dilihat dari Spotify wrap up, biasanya saya selalu berkutat di Indonesia Pop, Pop, atau kadang Indie musik. Tahun ini saya punya genre baru di daftar lagu saya: K-pop. Ya tahun ini karena saya terperangkap dalam kesepian dan kalut pikiran, saya jadi kembali ke jalur hiburan saat SMA dan kuliah awal dulu yaitu kroya pop. Tapi secara garis besar sebenarnya ya saya mendengarkan lagu-lagu Indonesia pop lagi seperti tahun sebelumnya. Berikut beberapa lagu yang paling berkesan selama tahun 2020; yang setiap saya mendengarnya otak saya otomatis memutar memori yang sama lengkap dengan perasaan nyeri-senang-sedih di momen tertentu. Disclaimer: akan jadi tulisan yang sangat panjang karena saya tidak punya alasan untuk menulis singkat. Terlalu banyak waktu luang.
Fine Today – Ardhito Pramono
Salah satu lagu di deretan OST Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini. Saya tidak menonton filmnya saat baru rilis di bioskop, meski akhirnya saya nonton setelah rilis di Netflix, tapi saya menikmati OSTnya di awal tahun ini. Dulu waktu kerja di agency saya sering datang lebih awal untuk nyicil kerjaan karena otak lebih gampang kerja di pagi hari. Sebelum naik ke lantai 26 saya mampir ke toko roti dan beli es kopi. Setelahnya saya berjalan ke kantor sambil mendengarkan Ardhito yang berbisik we will find a way, rasanya hati tenang sekali setiap karena diafirmasi you saved the day. Saya sarankan lagu ini didengar saat kalian tergesa, agar lebih tenang sedikit karena alunannya yang kalem dan menenangkan, walau liriknya sebenarnya agak mesakke.
BTS and Blackpink Beginner Package: Blood Sweat & Tears, Dynamite, Boy With Luv, DNA; Ice Cream, How You Like That
Sengaja dua idol group ini saya jadikan satu kelompok, selain karena mereka sama-sama popular (banget), keduanya saya dengarkan di waktu yang sama tahun ini. Saya mendengarkan keduanya di Q3-4 tahun ini di tengah ketegangan bekerja di sebuah agency. Saat itu saya kerja untuk dedicated team sebuah brand tech telecom. Sungguh salah satu pengalaman kerja paling bikin geleng-geleng kepala sepanjang karir yang masih piyik ini. Tiap hari lembur, sabtu minggu masuk, makan gak teratur, bisa tidur sudah syukur karena tidur paling banyak 4 jam sehari. Imun turun dan demam 4 hari habis lembur di studio 2 hari. Langsung parno karena di studio ketemu banyak orang yang sayangnya tidak disiplin (copot masker) dari jam 9 sampai 2 pagi. Di tengah kacaunya siklus kerja itulah tiap hari saya dengerin BTS dan Blackpink dengan volume kenceng, banget, biar manteng di kepala sekalian lepas aja losssssskkkeeeee. Lagu-lagu Blackpink dan BTS yang bikin andrenalin naik dan otak bangun lumayan menyelamatkan saya dari nangis tiap hari karena didzolimi perburuhan duniawi. Kalau kalian mengalami kondisi yang sama kacaunya dengan saya, silakan langsung aja gas lagu mereka. Kamsahamida oppa onnie.
Serenata Jiwa Lara
Setiap dengar lagu ini sekarang sebenarnya saya agak sebal; kadang saya skip dan tidak saya nyanyikan karena teringat betul bagaimana rasanya bulan Maret di awal pandemic masuk Indonesia. Waktu itu saya resign dari kantor, tidak jadi kerja di kantor baru, nganggur, gak bisa pulang ke rumah. Perasaan campur aduk karena takut, bosan, plus yang paling membekas: malu. Malu karena sudah resign tapi tidak jadi kerja. Malu karena tidak jadi kerja terjadi bukan sekali tapi 3 kali, di 3 kantor. Bangun tidur setiap hari tanpa tahu apa yang akan dilakukan hari ini. Disaat itu Dian Sastro rilis lagu ini, muncul di spotify dan saya dengarkan. Iramanya semangat meski liriknya ngenes: tipikal lagu kesukaan saya. Pagi, siang, sore, malam saya dengarkan. Saya ingat betul setiap pagi saya berusaha tidak bangun siang, yoga di kamar kos, lalu mencuci baju dan siang belajar TOEFL dan TPA untuk tes CPNS sambil mendengarkan lagi ini. Begitu setiap hari, sambil memandangi pergerakan kasus aktif setiap sore. Kalau dengar lagu ini sekarang kadang weird feeling dan ingatan angka aktif itu muncul. Terlepas dari semua memori tidak enak yang muncul tiap mendengar lagu ini (sekarang), lagu ini telah membantu saya melewati masa awal pandemic dengan baik. Siapa tahu kalian suka lagu yang gembira tapi sedih, sedih tapi gembira, cocoklah lagu ini untuknya.
Start-up OST: Future, Running
Start-up jadi salah satu drakor paling berpengaruh ke hidup (mental) saya di tahun ini. Saya sudah sediakan slot sendiri untuk menceritakan kenapa saya suka sekali dengan Start-up terlepas dari banyaknya plot hole dan ending yang mengecewakan buat saya. Kali ini saya ingin memuji OST drakor yang membuat saya jumpa Kim Seonho ini. Ada dua lagu kesukaan saya: Future dan Running. Keduanya soundtrack yang diciptakan untuk Dalmi dan Dosan, sebab keduanya gembira ria. Ajaibnya, tiap mendengarkannya saya jadi ikut gembira. Rasanya seperti saya punya tujuan yang akan dicapai, padahal ya enggak. Rasanya saya punya seseorang yang bisa diandalkan di samping saya, padahal ya kagak ada siapa-siapa. Rasanya emang seperti ingin running to catch the future. Mendengarkan keduanya bisa membuat kita merasa dunia sedang dan akan baik-baik saja. Keduanya sangat saya rekomendasikan untuk kalian yang ingin punya secercah semangat di waktu yang njelehi seperti 2020.
What About You – Ravi & Ailee
Saya baru mengenal Ravi setelah saya menyukai Kim Seonho dan menonton 2 Days 1 Night. Sebelumnya saya tidak tahu ada seorang idol x rapper x produser x CEO x orang kaya bernama Wonshik alias Ravi. Setelah dicari tahu dan didengar ternyata lagunya banyak yang oke, salah satunya What About You ini. Sekali didengar langsung nyangkut di pikiran, dan begitu dicari arti liriknya langsung saya gak bisa lepas dari lagunya. Jika kamu baru saja putus atau ingin nguneke mantanmu yang lambenya lamis dan minta didoakan buruk di sepertiga malam, coba kirim saja lagunya ke dia. Apalagi kalau mantanmu selingkuh, terus diselingkuhin balik pacarnya. Ravi bantu kita untuk berkata modar kapokmu kapan dalam Bahasa korea ke dalam lirik I heard the news that you’re screwed; your boyfriend cheated, I heard that too. How could you pick a guy like yourself? Tiap denger saya senyum sendiri. Rasanya seperti dibalaskan dendamnya padahal saya gak punya dendam ke mantan.
Dua Lipa Ma Queen: Don’t Start Now, Hallucinate, Kiss and Make Up, Levitating
Oh dear ma Queen, kalua gak ada Dua Lipa di playlist saya tahun ini mungkin saya gak akan survive dari bulan puasa sampai sekarang. Ya mungkin survive tapi sedih gloomy nglangut dan hidup bagai kumbahan kotor. Beruntung saya kepincut mbak Dua Lipa waktu nyetrika malem-malem. Sekiranya nih kalian mau cari lagu yang menyemangati hari-hari dan liriknya apik, coba ke album si mbak ini. Kadang liriknya lucu dan savage, yang kalau denger jadi merasa terhibur. Meski pun juga perlu hati-hati kalau dengar dengan orang tua (atau anak kecil), apalagi kalau mereka suka penasaran kayak ibu saya. Tiba-tiba di tengah nyetir di jalan beliau tanya, “dek ini lagu tentang apa?” waktu saya dengerin Kiss and Make Up. Hmm….
Gemintang Hatiku
Kalau lagu ini sebenarnya tidak sengaja masuk jajaran lagu yang berpengaruh di 2020. Bukan karena saya penggemar Indonesian Idol atau pendengar setia Prambors top 40, tapi saya mau gak mau dengerin dia terus karena anak kosan suka banget lagu ini. Tiap pagi anak kosan mainin lagu ini di speaker yang kenceng, malem abis makan malam karaokean di taman lagu ini, belanja bulanan di mobil nyetel lagu ini, pas lagi sesi mager-mager di kamar…nyetel lagu ini pula. Ya gimana jadinya kan hati ini terbius candu asmaramu~
Any Song – ZICO
Salah satu hal paling annoying tapi akhirnya sampai juga ke hidup saya adalah…TikTok. Jujur saya sebel sama TikTok di awal tahun karena TikTok erat kaitannya dengan corona, dia muncul saat semua bosan di rumah karantina mandiri. Setiap saya dengar “lagu TikTok” hati saya kemropok, agak sebel karena keinget situasi awal pandemic. Apalagi kalau dengar feeling good like I should…I should I should enak men kowe should good disaat sebuah situasi bad. Lah marah. Tapi ada satu pengecualian lagu TikTok: Any Song. Tiap saya dengar Any Song saya gak pengen marah, gak kemropok, gak ada dendam dan sebal. Justru saya pengen gerakin badan yang gak seberapa luwes ini. Thanks ZICO, kamu berhasil tidak annoying meski jadi lagu TikTok.  
New Kpop Fever: Some – SOYOU; Perhaps Love – Eric Nam, CHEEZE + All song in Korean Café Playlist Youtube
Tahun ini jadi tahun saya ngulik KPOP sampai ke lagu-lagu lawasnya dan…lagu yang saya gak tau lagunya siapa pokoknya dicari dengan keyword ‘Korean Café Playlist’. Saking kangennya saya nongkrong di coffee shop, dan pengen banget ke Korea jadi yasudah kita kombinasikan saja kepengenan itu dalam keyword Youtube search. Sungguh saya nyesel banget ke Korea dulu gak maksimal menikmati perjalanan. Kalau diingat malah bikin sebel karena sepanjang trip isinya mangkel. Belum lagi penyesalan kenapa saya gak extend aja sendirian 10 hari tambahan di Korea sendiri bodo amat mau ditinggal bodooooo (lah emosi). Sekarang jadi Cuma bisa berandai-andai kapan bisa ke Korea. Andai-andainya makin ngaco karena di rumah aja selama pandemic. Wes jan……Cuma bisa dinikmati dengan playlist yang menenangkan jiwa biarpun gak tau apa artinya. Aigyo….
Super Special Mention: Epitone Project (Younha) – Sleepless
Baru saya dengarkan bulan Desember ini, karena memang baru saja rilis. Awalnya saya dengerin karena model MVnya tidak lain tidak bukan Han Ji Pyeong ku sayang mas Kim Seonho. Ternyata lagunya enak banget dan pas nonton liat Seonho nangis jadi eh…kok basah pipi ini. Di jalan kalau kudengar lagu inipun ada cekit-cekit dikit jadi pengen punya pacar rasanya. Tepatnya pengen punya pacar Kim Seonho. Dengerinnya menyayat banget dan ikut pusing kayak insomnia. Ingin aku memeluk Seonho sambil bilang gwaenchana..
Kurang lebihnya itu lagu-lagu yang menemani saya melewati 2020 yang sering bikin speechless. Jujur 2020 berat banget dan ternyata musik bisa bantu saya terus berjalan bairpun terseok. Saya yang cetakan dasarnya cengeng dan mudah nangis jadi lebih mudah nangis kalau denger lagu di tahun ini. Tapi habis nangis lega dikit padahal gak tau apa yang ditangisin. Ya Namanya pengalaman spiritual musik ya……gitu lah ya…. Kalian gimana perjalanan musiknya di tahun ini? Penuh lirik haru biru atau suka cita di tengah kacaunya hari-hari yang dilewati?
3 notes · View notes
tanclintang · 4 years
Text
7 bulan terakhir di tahun ini sungguh sebuah perjalanan spiritual yang menguras tenaga dan mental. Di tahun ini saya sampai ke titik yaudahlah entah berapa kali. Hampir tidak merasakan ambisi lagi karena belakangan kehilangan banyak kesempatan. Tahun yang ajaib karena hidup dibolak balik. Tahun ini spesial pula karena dikasih kesempatan mengalami banyak hal naik dan turun sekaligus. Dari dapat berita baik, sampai berita tidak menyenangkan. Dari promosi jabatan, sampai resign tapi gagal kerja. Dari banyak duit dan cuan, sampai seret gak ada duit memandangi tabungan yang terkikis perlahan. Dari dapet beberapa offer kerja sekaligus, sampai mau kerja lagi susah banget karena banyak kantor freeze hiring. Dari deket sama orang, sampai gak ada temen sama sekali terus nangis gak pake suara. Kalau diingat jadi ingin tertawa.
Tapi tentu saja biarpun sulit dan kecu di beberapa momen, sebenarnya semua ini biasa saja. Mengingat sejak lama terbiasa mengalami naik dan turun, menang dan kalah, menerima dan kehilangan, semua jadi biasa. Namanya juga hidup ya pasti ada dinamikanya biar asik. Kalau gak ada dinamikanya mungkin sudah gak hidup. serem ye. Lebih-lebih  kalau ingat bapak dan ibu saya yang jiwanya mc jejak petualangan dan spiritnya my trip my adventure; jelas pengalaman saya cuma di level halah doang wkwkwk.
7 bulan belakangan meskipun levelnya masih halah doang tapi berhasil tetap berdiri dengan jejeg sudah bagus buat saya. Tentu saya bisa berdiri bukan karena saya sendiri. Ada banyak faktor dan manusia yang membuat saya bertahan dengan (lumayan) baik. Kali ini saya mau mengapresiasi yang tetap membuat hidup selama 7 bulan belakangan.
keluarga. ibu, bapak, mbak, mas, arya. srinindita. desi. wanda. fuu. anak kos. ex mirum. keluarga besar. drakor. lee seung gi. song jong ki. park bo gum. kim soo hyun. park seo joon. yook sung jae. jipsabu team. jung hae in. kim ji seok. kimbab family. lee seung gi lagi. bae suzy. twogether. jasper liu. return of superman. little forest. grabfood. gofood. semua makanan yang kubeli dan kunikmati. kucing. spotify. merry. madu. lee seung gi lagi. aduh aku sayang banget sama lee seung gi.
dan masih banyak lagi tapi kepalaku udah pusing karena udah jam setengah 2 pagi. 
sehat-sehat ya....
2 notes · View notes
tanclintang · 4 years
Text
perihal pengiriman dan penerimaan
Jika memang rejekiku, maka mudahkanlah; Jika bukan untukku, maka tenangkan hatiku dan tunjukkanlah mana yang baik untukku.
Awalnya saya tidak yakin apakah memang doa ini adalah doa yang tepat untuk dilafalkan setiap hari, setiap waktu. Belakangan baru saya betul-betul yakin doa ini adalah mantra ajaib. Beberapa orang sudah tahu kalau maret kemarin saya harusnya masuk kerja di kantor baru, bekerja di sebuah industri yang lama saya impikan dengan orang yang saya idolakan pula. Beda 3 hari dari first day, keberangkatan dibatalkan dengan pertimbangan keselamatan. Pembatalan dilakukan dengan kesepakatan baik saya maupun pihak perusahaan. Setelahnya 2 kali berturut-turut keberangkatan ditunda pula, dengan kesepakatan bersama. 3 kali ditunda, tanpa tahu kapan bisa memulai kerja. Bukan karena perusahaan yang membatalkan, atau saya yang tidak mau, tapi karena corona musuh kita bersama ini.
Setelah berdiskusi dengan keluarga dan mempertimbangkan segala aspek, saya mengundurkan diri dari penerimaan. Mundur dengan sadar, mengirim surat withdrawal, lalu nangis. Ya, nangis dong. Pas temen saya bilang “ya ampun, sayang banget” saya tertawa sambil bilang “gakpapa, belum rejeki”. Setelah itu ya nangis di balik bantal. Kalau ditanya apa gak sayang, ya sayang. Apa gak sedih, ya sedih. Cuma sayang dan sedih tidak lebih berat dari berbagai pertimbangan pribadi lain.
Sebulan setelah melepas yang tidak ingin saya lepas, tapi kahanan kecu banget, ada saja cara semesta memberi kesempatan lain. Tidak lama tiba-tiba saya sudah ada di fase takut dan penasaran dengan kerja baru nanti. Tiap hari menghitung hari sambil tegang karena akal nanti harus dipakai setiap hari (lagi). Lucu sekali rasanya. Sampai sekarang saya masih merasa kocak, ada-ada saja.
Memang sudah dibilang bahwa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku. Cuma sekali lagi, tidak ada resi pengiriman; jadi ditunggu saja dengan gembira. Kalau sampai nanti akan ada tanda, persis seperti mas-mas kurir teriak pakeeeeeeet, kita tinggal berjalan dan membuka pintu saja.
0 notes
tanclintang · 4 years
Text
asem tenan.
nanti kalau kita jumpa, aku akan cerita semuanya.
dari A sampai Z, dari kamu bangun tidur sampai tidur lagi. aku ceritakan semua, yang membuat aku menangis seperti bayi; yang membuat aku tertawa sampai digrebek orang di kamar.
beberapa akan menyinggung artis korea: lee seung gi, lee seung gi, lee seung gi, jung hae in, kim soo hyun. lee seunggi 3 kali karena aku sangat suka dengannya. mungkin akan kusebut nama kang ha neul dan yoo seung jae juga.
aku pun akan menyebut banyak makanan, yang kumasak, kubeli, kunikmati, kusayang, kubenci. ada udang balado, soto, sate, martabak, nasi goreng, opor, nastar, ayam geprek, rujak, banyak. Banyak sekali, kamu harus sabar mendengarnya.
nanti pun aku akan cerita, bagaimana aku diwawancara, diterima, digantung, sampai dilepas. bagaimana aku bingung, kaget, senang, takut, kecewa. bagaimana aku sesak nafas, fisioterapi, degdegan, sampai curiga aku akan diperjual belikan om-om di hotel; ternyata tidak.
pun aku mungkin akan menangis, menceritakan semuanya seperti hari-hari kemarin, atau tertawa seperti kebanyakan hari-hari berlalu, atau dengan kata-kata yang berbelit seperti aku sehari-hari.
mungkin akan tumpah, tidak beraturan, sembarangan, penuh, dan kemana-mana. semoga kamu maklum sebab semuanya sudah kusimpan. lama. tidak dibagikan sembarangan karena kemarin setiap kubagikan dia bertebaran, berlarian, hilang.
semoga kamu menampungnya sebab wadah di sini sudah hampir penuh. asem tenan, aku ingin sekali cerita. semoga kamu segera tiba, selo, dan siap mendengar semuanya. selamanya.
0 notes
tanclintang · 4 years
Text
26 tahun
Hari ini saya berulang tahun ke 26. Dulu saya kira seseorang yang berusia 26 sudah mengetahui banyak hal, ternyata tidak. Dulu saya kira ketika berusia 26 seseorang sudah mapan dan tahu kemana dia akan pergi, dimana dia akan menetap dan apa yang akan dia lakukan. Ternyata, tidak juga. Dulu saya kira saya sudah menikah dan punya anak di usia 26, seperti kakak saya dan semua sepupu saya yang lebih tua, ternayata belum. Di usia 26 saya masih tidak tahu akan melakukan apa sepanjang hidup saya dalam bentuk pekerjaan, saya belum tahu akan menetap di kota mana, saya belum bertemu jodoh dan karenanya saya belum menikah apalagi hamil dan punya anak. Ternyata ketika saya berusia 26, saya tidak tahu apa-apa, persis ketika saya berusia belasan tahun dan awal 20. Dan ternyata, saya tidak apa-apa.
Ternyata tidak tahu banyak hal itu tidak apa-apa. Saya masih bisa belajar, bertanya, membaca, berdiskusi dan mencari tahu. Ternyata belum punya pekerjaan tetap juga tidak apa-apa. Saya masih bisa mengerjakan banyak proyek lepas dari menjadi copywriter, asisten planner, penulis, social media officer sampai membuat proyek pribadi seperti podcast dan bisnis kecil bersama keluarga. Ternyata belum menikah dan punya anak juga tidak apa-apa. Saya bisa bepergian kemanapun, bertemu siapapun, melakukan banyak hal tanpa terpecah fokusnya, latihan memasak dan pastinya, berkencan dengan siapapun. Ternyata tidak tahu apa-apa tentang hari esok walaupun sudah dianggap dewasa itu tidak apa-apa.
Biasanya saya refleksi diri setiap ulang tahun. Lebih sering evaluasi apa yang kurang dan apa yang salah selama hidup belakangan. Apa target saya, kenapa target saya tidak tercapai dan saya kulik motivasi agar saya bisa berlari lebih kencang. Tahun ini, jangankan berlari, terus berjalan saja saya sudah bersyukur. Ketika saya bekerja lepas, jauh dari fasilitas rumah, sepi di kota yang dibatasi ruang geraknya dan diliputi ketidakpastian, saya merasa bersyukur bisa tetap bertahan dan melewati hari demi hari dengan bercanda. Kalau tahun-tahun sebelumnya saya menggunakan ulang tahun sebagai momentum untuk melecut diri, tahun ini saya ingin mengajak diri saya bercanda dan duduk santai. Saya ingin mengajak bicara diri saya, menepuk diri saya sendiri lalu berkata, tidak apa-apa.
Bukan sekali hidup rasanya berat. Bukan sekali saya merasa tersesat. Bukan sekali rasanya tertinggal di belakang. Bukan sekali tidak tahu harus apa. Berulang kali, tapi toh kamu survived juga. Sekarang perjalanan saya sedang pelan, leren, lihat GPS lagi, memastikan saya tetap bisa maju meski harus lihat kanan kiri agar tidak tersesat jauh. Nanti kita jalan lagi, kalau perlu lari, kita lari. Kalau perlu berhenti beli minum dan jajan, kita berhenti. Kalau perlu naik mobil biar cepat sampai, kita injak gasnya. Tidak apa-apa, kita nikmati saja. Toh saya yakin, semua orang pasti tidak tahu juga. Meskipun sudah 26, 27, 30, 35, 42, 55 bahkan 60, kita semua selalu kebingungan dan itu tidak apa-apa.
0 notes
tanclintang · 4 years
Text
Sensitive
Tipe orang sensitive seperti saya memang cukup kesulitan menghadapi tantangan hidup sehari-hari. Bukan, bukan sensitive perasaannya. Tapi sensitive badannya, terutama kulit. Ya saya memang punya kulit yang super sensitive sejak…..sejak saya putus sama cowok. Sebel gak kamu bacanya? Saya yang ngalamin lebih sebel lagi.
Sebenarnya ya bukan karena putus juga saya jadi sensitive begini. Cuma kebetulan memang timingnya berbarengan dengan official time saya memasuki dunia dewasa selepas kuliah. Pertama kalinya saya memasuki dunia baru, dunia kerja. Pertama kali pula pindah ke kota besar, ke Jakarta. Pertama kali saya lembur dan presentasi ke klien. Pertama kali saya menghadapi drama kantor. Maka pertama kali pula saya stress. Akibat stress berlebih, daya tahan tubuh saya menurun dan saya jadi gatal di kulit. Mungkin kalau kamu dokter kamu akan bertanya kok aku waton banget…tapi saya juga tidak tahu bagaimana cerita intinya saya baru tahu saya punya alergi (gatal) di kulit setelah saya dewasa dan dipicu kondisi fisik yang lemah karena stress dan kelelahan. Salah satu dokter bilang saya punya penyakit…..hah saya lupa namanya, yang jelas bahasa sederhananya adalah biduran akut.
Setelah selama setahun ganti-ganti dokter dan tiap hari kambuh, saya sudah pasrah. Saya pasrah karena akan berangkat ke UK selama setahun lebih jadi saya sudah berencana stok banyak obat saja (saking yakinnya akan kambuh tiap hari). Masalahnya saya dulu takut bawa obat banyak kalau tidak punya resep (padahal obat bebas dibeli). Saat itu saya tidak bisa meminta dokter kulit karena jauh dari beliau (beda kota). Akhirnya saya ke klinik di dekat rumah saya dan bilang ke dokternya ‘dok, saya gatel punya alergi saya mau obat’. Dokternya waktu itu masih muda (saya yakin baru lulus seusia kakak saya) dan masih main game online waktu dia kaget saya samperin minta obat. Mas dokter pun memeriksa saya dan bingung kenapa saya sudah tahu sakit apa tapi pakai periksa ke dia hahaha.
Singkat cerita saya bawa 30 butir obat gatal saya dengan ekspektasi diminum selama 2 bulan. Ternyata selama saya 1.5 tahun di UK saya Cuma minum obatnya 3 kali: waktu mau ujian di kelas, mau ngumpulin UAS dan pas ngerjain disertasi. Selebihnya saya blas tidak gatal. Saya tiap hari padahal keringatan, jalan kaki, kena panas, pakai jeans dari pagi sampai malam, pakai bra seharian dll. Tapi, blas tidak gatal. Setelah itulah saya punya mindset, gatelku ini karena pikiran.
Sialnya, ketika pulang ke tanah air, saya gatal lagi. Rutin gatal lagi. Kali ini bukan Cuma gatal ruam merah tapi sampai kering, mengelupas dan berjerawat. Seringkali saya tidak sadar menggaruknya saat malam yang akhirnya membuat luka di badan. Makanya sejak pulang sekitar 2 tahun belakangan saya babak bundas kulitnya. Banyak sekali luka. Berbekal ‘biduran akut’ dan pengalaman 4 tahunan hidup dalam gatal begini saya periksa ke dokter senior di semarang. Beliau tertawa melihat saya mengeluh lalu bilang, ‘mbak, kamu itu punya alergi’. Beliau bilang saya sensitive dengan banyak hal – sialnya tidak bisa diketahui semua hal itu apa saja, sehingga kulit saya sering bereaksi lebih dari orang lain. Sial lain, karena alergi baru timbul saat dewasa, jadi tidak akan hilang. Beda dengan anak-anak (kasus saya seperti Kirana kecil, bedanya kondisi kulitnya membaik seiring bertumbuhan, saya tidak bisa membaik wkwkw). Jadi dokter Cuma bilang saya harus merawat semaksimal mungkin dan….tetap bahagia karena kalau stress dan dipikir terus, makin menjadi gatalnya.
Sejak berdamai dengan gatal badan saya jadi tahu bahwa bahagia memang penting sekali sebab kebahagiaan ternyata membuat kita less sensitive…
0 notes
tanclintang · 4 years
Text
Namanya juga jodoh
Saya berharap semoga kesabaran saya menghadapi laptop HP yang saya punya bisa menambah pahala kebaikan dalam hidup saya. Kesabaran saya karena laptop ini masuk top 5 kesabaran dalam hidup, satu cluster dengan sabar menghadapi client, kerjaan, masyarakat julid, dan pengendara kendaraan bermotor. Dia sudah sama saya sejak tahun terakhir kuliah di tahun 2015 dan sejak 2015 itu lah saya berlatih menjaga kesabaran dengan dia.
Saya beli dia seharga....saya lupa. Yang jelas dibawah 5 juta rupiah. Beli dia pun terpaksa karena laptop saya yang sebelumnya hilang dicuri maling di Progo Jogja waktu saya skripsian. Padahal saya baru nabung dan beli laptop (yang hilang itu). Baru 6 bulan saya pakai dengan cakepnya, eh hilang dia habis saya sidang skripsi. Apes dan akhirnya saya pinjam laptop teman untuk menyelesaikan skripsi dan harus mengulang nabung untuk beli laptop baru. Akhirnya sebelum wisuda, terbelilah laptop HP ini. Saya lupa tipenya, yang jelas dia bisa ditekuk sampai 360(?) derajat; sampai bisa kayak tablet.
Selayaknya laptop murah yang dipaksa bekerja dengan ganas, tentu dia membenci saya dan berakhir dengan menjadi lemot. Saya bilang ganas karena dengan spec yang ‘bisa buat ngetik ngetik doang’ ini, saya pakai dia untuk ngedit foto di potosop, nonton video-video, buka banyak file sekaligus, buka puluhan tab di browser dan kegiatan ringan-tapi-sering lainnya. Alhasil laptop saya ini lemooooooooooooooooooooooooooooooooooooooot banget buset.
Kelemotan dia bisa tergambar dari betapa lamanya saya harus menunggu dia untuk menyala. Buat menyala saja, lama. Nanti kalau sudah menyala, mau buka folder, lama lagi. Kalau mau buka file, makin lama. Di tengah buka file, ada apps apa gak tau tiba-tiba kasih notif. Kalau ngetik saat dia keberatan, saya nunggu 3 detik sampai tulisannya keluar setelah saya tekan keyboardnya. Kalau gerakin mouse, saya nunggu 2 detik sampai dia gerak setelah saya bergerak. Kalau salah klik, saya istigfar sambil merem. Pas mau ditutup, dia ngehang.
Seringkali saya sangat lama mengerjakan sesuatu karena laptop saya ini lama kerjanya. Sering pula saya mutung, gak mau ngerjain sesuatu juga karena dia lemot. Sering pula saya nego kelonggaran deadline jauh-jauh hari karena yakin dia tidak mumpuni. Tapi sesebel-sebelnya saya tidak bisa berpaling dari dia. Bukan karena dia yang bantu saya dapet kerja pertama, bantu kerja saya, atau bantu saya lulus S2 di UK pula. Sederhana saja. Saya belum punya tabungan buat beli laptop baru buat ganti dia. Kadang kita stuck sama seseorang dan sesuatu memang karena kahanan. Dan karena kahanan, kita jadi tahan, setia dan bernegosiasi dengan memikirkan baik-baiknya dia agar berakhir dengan ‘sebenarnya dia gak buruk-buruk amat..dan dia mungkin memang untukku..’.
Tapi kalau udah ada duit ya aku beli laptop lah edan po.
0 notes
tanclintang · 4 years
Text
Kembali Ke Oppa
Rekor terburuk saya selama mengikuti 31 hari menulis adalah tahun ini yaitu skip menulis 4 hari berturut-turut. Hari pertama melewatkan menulis, saya sengaja melakukannya. Hari itu saya capek sekali, sedikit kesal dan berantem sama orang seharian saya tidak minat melakukan apapun. Malamnya entah kenapa saya tidak bisa tidur (seperti biasa, sudah seminggu begini). Akhirnya aya putuskan saya tidak mau menulis dan jam 1 malam saya membuka netflix untuk menonton DoTS sambil menunggu sahur. Eh, besoknya saya malah lupa beneran, kali ini karena saya kebacut tenggelam pada drakor drama koramil tentara pasukan khusus capt Yoo. Hari ketiga saya sudah bulat tekad akan menulis kembali. Tapi karena mendadak ada kerjaan, saya justru lembur sampai jam 5 pagi ngerjain kerjaan. Skip nulis lagi. Kemarin, hari keempat skip nulis saya sudah berencana menulis sejak siang. Tapi revisi selalu ada, maka saya malah sibuk ngerevisi dan karena tidak tidur semalaman saya kayak pingsan tura turu wae. Sekarang saya tidak mau kecolongan lagi. Im back to the game now.
Selama beberapa hari ini saya sulit sekali tidur. Biasa kalau saya stress (ya sekarang to the point sajalah ya saya stress banget nih mohon maaf siapa yang gak stress saat kondisi begini) saya memang susah sekali tidur. Selain susah tidur saya juga susah bales chat, alias menghindari chat sama orang. Soalnya saya sering ketus kalau lagi stress, and I feel bad for doing that to others. Biasanya saya kalau stress akan jalan ke luar, ketemu orang atau makan sendiri di luar. Tapi dasarnya ada virus biadab di luar, saya harus bisa manage stress dari dalam kos saja. Akhirnya saya kembali pada survival kit saya yang mendasar: Hiburan Korea.
Sedikit fun fact tentang saya, sebenarnya saya sudah suka Korea sejak dulu. Cuma, saya adalah bagian dari penikmat Korea lawasan yang hibernasi dari mengonsumsi konten Korea dan kembali lagi pada saat-saat tertentu. Saya dulu suka KPOP seperti Super Junior, SNSD, 2PM, dan 2NE1. Saking sukanya saya nonton konser Super Show SUJU. Tiketnya yang kala itu harganya diatas satu juta saya dapat dengan uang angpao lebaran dan tabungan saya saat kuliah semester awal. Gak cuma sekali saya nonton SUJU meski yang satunya bukan Super Show. Eh, bahkan hampir 3 kali. Saya sudah beli tiketnya tapi saya jual kembali karena bertepatan dengan UTS/UAS saya. Selain SUJU saya juga suka 2PM sampai saya simpan semua video-video MV mereka (jaman itu Youtube masih tidak seheboh sekarang sih ya). Wow fun fact saya satu paragraf.
Dulu saya sering menonton para idol group ini menyanyi di Music Bank. Music Bank ini seperti Inbox dan Dahsyat. Acara musik dengan gimmick-gimmick lucu MC. Jaman dulu kalau pulang ke rumah Semarang saya jumat mantengin TV karena TV rumah adalah TV kabel yang bisa nonton KBS. Saya nungguin Music Bank buat ngeliat siapa Mcnya dan nonton idol group saya tampil. Niat abis ya. Ngomong-ngomong soal Music Bank, saya baru tahu kalau ternyata Park Bo Gum (choi Taek) pernah jadi MC MB selama setahun. Bogummy memang daebak. Acting berbagai peran OK, nyanyi bagus, bisa main piano, polos, gemesin dan sopan sama orang. Cuma kadang terlalu cantik aja WKWK.
Selain dunia KPOP saya juga punya 1 show Korea yang paling saya suka yaitu Running Man. Pasti banyak yang tahu tentang RM. Ini variety show yang selain lucu juga sadis dan bikin ngos-ngosan kalau nonton. Lengkapnya tentang RM bisa kalian googling tapi singkatnya ini adalah reality show challenge yang dibintangi 7 orang pemain utama dengan bintang tamu di setiap episodenya. Challenge mereka beragam, dari karaoke, renang, nyetir sampai keliling kota. Setiap episodenya (dulu) sangat lucu sampai saya bisa nonton maraton bermalam-malam tanpa berhenti tertawa. Dulu saya selalu copy videonya setiap minggu dari kakak saya (yang saya tidak tahu dia dapat dari bandar mana) ke laptop saya, lalu saya tonton malam sampai pagi.
Disaat stress kala kesepian karena pandemi ini saya kembali menengok episode awal RM. Episode-episode saat saya tertawa sampai sakit perut, saat RM original member masih utuh dan saat game RM berada di puncak keabsurdan. Tentunya, saat Song Joong Ki masih jadi bagian RM. Song Joong Ki ini adalah oppa non idol group pertama yang saya suka. Kalau ditanya 3 actor Korea yang paling ganteng saya pasti masukkin Joong Ki bersama Gong Yo dan Lee Seung Gi. Gong yo ganteng om-om, Lee Seung Gi ganteng mas-mas sumeh, Joong Ki ganteng mas-mas nakal tapi lucu gitu. Eh gimana malah saya ngobrolin oppa-opaa?
Susah memang tetap fokus saat ada oppa...
1 note · View note
tanclintang · 4 years
Text
Dapur Impian
Menulis rutin selama 31 hari ini mirip-mirip dengan masak sahur selama bulan puasa: Saat hari ketujuh tiba, godaan semakin tinggi dan aras-arasen semakin sering. Ada saja hal yang membuat saya jadi sering tertunda menulisnya mulai dari nonton netflix sama anak kos, ngerjain PR, makan martabak sambil nangis dan curhat di taman, sampai harus masak-nyuci-masak-nyuci. Khusus yang terakhir ini memang jadi rutinitas baru saya selama masa karantina. Saya masak masak terus apalagi selama bulan puasa ini. Selain karena tidak bisa makan di luar, saya masak juga biar irit karena kalau beli terus ya amsyong jebol juga tabungan ini genk.
Sebagai anak yang tidak pernah masak sebelumnya, saya cukup senang melihat progres memasak saya selama karantina berlangsung. Dulu saya Cuma bisa masak sayur dioseng pakai saus tiram, bawang, lada, gula, garam. Sekarang udang balado, kerang saos padang, tongseng daging, sop daging, bakwan, dan terong balado bisa saya masak. Keren ya? Maaf narsis sedikit karena saya sudah lama tidak bangga dengan diri sendiri. Kecepatan masak dan kreativitas juga meningkat. Sekarang saya sudah bisa gaya mengira-ngira bumbu apa yang perlu saya masukkan. Kemampuan menebak rasa juga membaik terbukti dari jarangnya failed rasa tanpa mencicipi saat masak. Kalau melihat sejarah masakan yang sudah saya masak sepanjang 2 bulan belakangan, saya pede-pede saja kalau dikasih kesempatan tinggal di luar negeri lagi nanti. Saya masakkin temen-temen saya gak pake gosong.
Ngomong-ngomong soal masak dan pengalaman masak selama karantina ini, saya jadi punya cita-cita baru. Bukan, saya bukan bercita-cita jadi koki atau buka warteg. Saya bercita-cita punya dapur yang luas, nyaman, dan warna ubinnya bersih cakep. Soalnya pengalaman memasak di dapur kos saya yang ‘luas banget’ ini lumayan membuat sadar kalau kenyamanan masak itu penting juga ya ternyata. Gerak kita jadi terbatas dan seringkali menyenggol barang di meja. Akibatnya seringkali bahan makanan jatuh dan harus dicuci ulang. Belum lagi kalau apes, makanan mateng kita tumpah dan harus direlakan. Terus kalau dikasih rejeki punya rumah sendiri nanti, saya juga ingin punya perabot masak yang lengkap dari kompor, satu set panci marble, satu set pisau dan talenan, microwive, oven, sutil segala bentuk, capitan, sendok ukur, timbangan, pirex, storage box, bowl, panci besar, dandang, sampai dish washer. Tampak ambisius tapi namanya juga cita-cita.
Gara-gara masak-masak dan keinginan punya dapur ini saya jadi sering menyimpan gambar di pinterest terkait dapur. Mulai dari dapur yang warnanya putih, marmer semua, kompornya induksi sampai dapur yang mejanya kayu dan homie betul suasananya. Saya simpan-simpan siapa tahu kalau ada rejeki dan sudah menikah nanti saya bisa mewujudkan mimpi punya dapur nyaman idaman. Semoga ya suatu hari nanti tercapai. Wah, jadi sadar kalau saya (akhirnya) punya cita-cita! Hore!
0 notes
tanclintang · 4 years
Text
Cinta Pada Kucing
Ada tiga kucing di kosan saya yang selama sebulan ini bikin saya jadi lebih....lembut.
Tiga kucing itu bukan punya kos saya, melainkan punya ibu-ibu kontrakan sebelah kos saya. Kata anak si ibu, tiga kucing itu punya nama Sum-sum, Dim-dim dan satu lagi yang namanya penuh kontroversi. Satu anak bilang namanya Hogar, satunya bilang namanya Hawki. Saya gak tau mana nama yang benar karena dua anak itu seringnya panggil dia dengan sebutan ‘gendut’. Saya tidak peduli juga sebenarnya dengan nama mereka, sering kebalik pula saya kalau manggil.
Ketiga kucing ini sudah ada sejak saya pertama kali ngekos. Waktu saya masih sering pulang malam untuk lembur, saya sering disambut salah satu dari mereka di pagar depan. Gantian, satu diantara 3 kucing itu akan menyapa saya. Saya sih curiga mereka  dia lagi nunggu temen segenknya di jam-jam nongkrong malam ya, soalnya mereka selalu di dekat pagar seolah nunggu ada yang datang. Biasanya saya hanya melirik mereka dan berjalan. Seringkali mereka mengikuti saya, ikut masuk ke dalam kos dan naik ke lantai 2. Lebih tepatnya membuntuti dengan paksa karena kadang saya harus balapan lari sama mereka ke kamar dan buru-buru nutup pintu sebelum mereka lompat masuk ke kamar naik ke kasur. 
Meski saat SD saya punya kucing, saya adalah orang yang takut pegang hewan hehehehehehehehehehehee.......Jadi kalau saya harus pegang kucing itu saya merinding geli. Makanya dulu tiap mereka ngejar saya mau ikut ke kamar saya panik, lari dan teriak buru-buru buka kunci dan masuk secepat kilat. Tapi, kadang kalau mood saya kacau pulang kerja, saya berhenti dan ajak bicara si kucing. Saya sering bilang, “aku capek, pergi gak kamu daripada aku marah”. Ajaibnya, mereka akan pergi. 
Sekarang, sejak hampir 2 bulan di kosan, saya jadi lebih sering bertemu kucing-kucing ini. Pelan tapi pasti saya jadi lebih dekat dengan mereka. Memang tresno jalaran seko kulino adalah prinsip hidup saya sih, jadi saya pun terapkan dalam relasi dengan kucing. Saya yang dulu dingin dan gak mau dekat-dekat mereka, sekarang buka pintu kamar dan membiarkan mereka masuk ke kamar saya. Asal tidak naik ke kasur, boleh duduk di bawah kursi kerja saya. Yang dulunya saya kabur kalau ketemu, sekarang saya panggil dan elus-elus. Yang dulu saya acuhkans aja kalau dia mengeong, sekarang saya ajak ngobrol panjang kalau ketemu. Yang dulunya tidak saya anggap, sekarang saya cari kalau seharian tidak ketemu.
Sepertinya saya kena karma..dibuat jatuh cinta dengan yang daridulu ada di sekitar saya namun tidak saya perhatikan karena terlalu sibuk dengan hal-hal duniawi. Maaf ya kucing, mulai sekarang aku akan menyukai, menyayangi dan mencintai kamu dengan serius.
0 notes
tanclintang · 4 years
Text
(tidak tahu harus berjudul apa karena isinya hanya kekacauan)
Awalnya saya mau menulis tentang kucing kos saya yang semakin hari semakin menggemaskan. Namun, hari ini saya terlalu sedih untuk menulis hal yang manis. Sejak semalam saya tidak bisa tidur karena alergi saya kumat. Seukujur badan gatal-gatal, sampai mata dan bibir saya bengkak. Belakangan saya curiga karena ada tomcat di kamar saya. Tapi entahlah, yang jelas tadi malam saya tidak tidur semalaman karena gelisah dan ingin menangis kegatalan. Saya yang sudah lama tidak minum obat alergi akhirnya memutuskan meminumnya di menit terakhir imsak. Pelan-pelan bengkak dan kemerahan kempis, saya bisa bernafas lega.
Sampai subuh dan matahari terbit saya masih belum bisa tidur. Mencoba memejamkan mata, masih saja tidak tidur. Membuka social media, kepo orang, tentu semakin tidak tidur. Meski sudah mematikan lampu dan menutup korden juga mematikan AC karena udara yang terlalu dingin, saya masih belum bisa terlelap. Saya putuskan untuk menyambungkan HP saya ke speaker dan menyetel lagu-lagu di liked songs spotify saya. OST Itaewon Class, Rayu, Benci Untuk Mencinta, Stand By Your Man, Biar..saya tidak ingat lagi karena saya mulai terlelap.
Terakhir saya melihat jam, sudah jam 6.40-sekian. Saya akhirnya tidur, dengan memadatkan bantal dan guling ke badan saya. Entah kenapa kalau gelisah dan tidak bisa tidur, saya sering ketakutan dan tidak mau ada space di sekitar saya. Dulu waktu kecil saya mengetuk kamar ibu bapak dan minta tidur dipeluk ibu. Ketika besar saya masuk ke kamar kakak ketika ketakutan dan tidak bisa tidur-memaksa nempel-nempel kakak karena saya malu minta dipeluk tapi terlalu takut untuk tidur sendiri. Sekarang sudah besar dan tinggal sendri, saya membeli bantal tambahan agar bisa saya bisa merasa aman dengan meletakkannya di kanan, kiri dan dipeluk.
Saya bangun pukul 11 siang. Siang sekali. Saya bangun dengan kepala yang pusing. Lama tidak minum obat alergi saya seperti dibius, lemas dan pusing. Maklum, obat alergi saya lebih bisa disebut obat tidur daripada pereda gatal. Saya membuka HP, memastikan tidak ada pesan penting di surel dan WA yang saya lewatkan. Saya tutup kembali HP dan meluruskan badan. Kebiasaan tidur ketakutan dan meringkuk jadi salah satu penyebab postur tubuh saya bermasalah. Bangun tidur saya merasa jadi manusia tidak berguna. Kepala saya bertambah pusing. Saya ambil HP dan buka media sosial saya. Berita pertama yang saya lihat, Didi Kempot berpulang pagi ini. Terduduk kaget, saya langsung merasa kepala saya semakin berat. Saya letakkan HP kembali, membuka korden kamar dan menatap ke luar.
Langsung saya buka WA grup keluarga dan bertanya apa kabar ibu dan bapak saya yang hari ini ke Semarang. Bapak dan ibu membalas kabar baik dan bilang mereka sedang di Bandeng Juwana, berencana membelikan saya tahu baxo dan dikirim via paket. Saya telepon ibu, mengucapkan terima kasih dan minta maaf karena merepotkan. Ibu dan bapak bilang kalau saya harus bilang ke mereka apa yang saya butuhkan. Mereka bertanya apa saya ada uang, perlukah saya dikirim tabungan, apa yang saya mau; saya diberondong pertanyaan. Dalam senyum saya bilang saya baik-baik saja, sebaiknya ibu dan bapak pun begitu. Ibu mengulangi pesannya, minta saya bilang jika saya mengalami kesulitan apapun, tidak perlu ragu karena kami perlu saling menguatkan. Saya berjanji akan memberi tahu ibu bapak jika saya merasa kesulitan, tidak akan saya tahan. Sebelum menutup telepon, bapak bepesan agar saya membelikan Arya baju lebaran; beliau bilang karena tidak bisa ke mall bapak ibu tidak bisa belikan Arya baju baru. Saya berjanji membelikannya. Kami menutup telepon. Dalam diam saya buka kembali laptop dan mencoba melanjutkan tulisan yang mandeg 2 minggu. Sulit sekali.
Dalam keambyaran hari ini saya ingat, hidup singkat sekali. Katakan apa yang mau kamu katakan, tulis apa yang mau kamu tulis, bilang sayang ke orang yang kamu sayang, ucapkan terima kasih, maaf dan tolong ketika kamu membutuhkan bantuan. Hidup ini penuh ketakutan dan kejutan, kita tidak bisa mengelak. Kita, manusia, cuma bisa menikmati hidup, bersyukur dan terus berjalan. Semoga sampai di tujuan dengan selamat, dunia dan akhirat.
-
Hari ini rasanya lemas dan lesu. Entah karena puasa, efek obat atau karena apa.
0 notes
tanclintang · 4 years
Text
Oppa, Pokoke Kamu Lah
Sudah lama sekali saya tidak sayang dengan sesuatu ataupun seseorang. Maksudnya sayang yang...sayang dengan perhatian gitu lho. Kalau sayang yang memang kusayang menyatu dalam hidup sejak lama ya banyak mulai dari orang tua, ponakanku, temen-temen yang geblek, dan aneka makanan di bumi ini. Tapi sayang yang pakai act of love sudah lama tidak saya rasakan. Sekarang, saya merasakannya lagi. Ada dua hal yang saya sayang beberapa waktu belakangan: actor korea yang namanya Jung Hae In dan Kucing-kucing di kosan saya. Kali ini saya mulai dari Hae In dulu, besok saya ke kucing.
Oke pertama soal Jung Hae In. Sebentar, saya tarik nafas panjang dulu sebelum membahas dia. HAAAAAAAAAAAHHHHHHHH!!!!!!!! Saya tidak kenal dia (tentu saja), dia Cuma artis korea – yang berarti konsep imajinatif dalam hidup saya, saya tahu dia operasi plastik, dia Cuma bermain peran, tapi saya sesuka itu sama dia. Sampai ke tahap dia menggeser Gong Yoo dalam kancah referensi oppa Korea saya. Sejak pertama lihat dia di drama Something in the Rain saya langsung “YAK INILAH YANG MEMBASUH HIDUPKU KEMBALI!!”. Alasan saya selalu sepele kalau suka artis cowok: ganteng. Udah itu doang. Parahnya kegantengan dia didukung dengan peran dia di drama itu: Mas-mas lulusan luar negeri yang kerja di start-up fintech dengan style yang oke dan punya apartemen yang lucu. Kalau di Indonesia kurang lebih Hae In di drama ini kayak anak-anak lulusan LN yang kerja di Gojek tinggalnya di apartemen Jaksel dan tiap hari beli kopi kekinian. Mana Hae In di sekitar kantornya banyak resto, persis Pasaraya yang kalau pulang kerja makan di Daitokyo ya kan sama ceweknya janjian di sana.
Sudahlah saya halu itu nonton Hae In di drama itu, saya lanjut nonton film dia yang lain. Kali ini Tune in for love (setelah sebelumnya lihat Hae In jadi cameo di Reply 1988). Di sini dia jadi mas-mas yang lebih bikin tarik nafas lagi. Kalau di drama pertama dia mas-mas bocah ganteng pinter kalem dan gemesin aja, di sini dia jadi mantan narapidana yang baru keluar. Kurang tahu sih dia keluar karena dikasih remisi pak Yasonna apa bukan, yang jelas dia baru keluar dan cari kerja di toko roti. Tampilannya masih tetep kalem-kalem gemes tapi anaknya mudah meluap jadi main jotos-jotos aja kalau marah. Udahlah gitu di drama ini dia berlucu-lucu sama ceweknya dengan porsi yang sangat pas, jadi saya makin suka.
Terus saya lanjut nonton lagi drama dia yang lain. Gak ada kapoknya emang saya. Kali ini Prison Playbook. Drama komedi, di sana dia jadi Captain yang dipenjara karena dituduh bunuh orang. Di sinilah dia jadi kelihatan sisi ganas dan lawak sekaligus. Walau Prison Playbook jika dibanding dengan 2 judul sebelumnya tayang aplign awal (2017) tapi saya paling suka karakter Hae In di sini. Tidak ngebosenin, tidak anak baik-baik aja, gemes dikit tapi sangar juga. Sepanjang nonton malem-malem nunggu sahur saya Cuma cekikikan gak jelas. Tiap Hae In keluar saya langsung senyum dan tahan nafas persis anak remaja baru puber WA nan sama gebetan. Habis itu saya getok kepala saya sendiri karena HEEEEYYYY KAMU TUH KENAPA SIH TANG???
Parah. Saking lamanya tidak ngefans sama seleb manapun, saya sekalinya ngefans jadi chaos gini semua rasa sayang saya luapkan. Mana Hae In ini kalau tidak pakai poni gantengnya kayak nabrak platform rumah alias mentok. Cuma entah kenapa ya di semua film dia (yang saya tonton) selalu ada dia tuh copot baju gerah banget kayaknya mas. Konon dia memang terkenal sebagai actor yang badannya proporsional dan bagus (2 kali dia berperan sebagai polisi dan tentara makanya dia jaga badan), Cuma ya gak usah dipamerin terus mas Hae In.........Kalau kenal nih ya, udah aku WA kamu mas, aku ingetin jagalah aurat dan ambilah peran-peran yang kocak dan gahar aja sebab kamu gantengnya nambah tiap kali nonjok orang.
Maaf-maaf nih, saya kalau sayang atau suka sesuatu/seseorang memang extra banget anaknya. Jadi memang suka bikin geleng-geleng kepala, termasuk kepala saya sendiir. Kalau sudah begini ini kepercayaan saya sayangnya Cuma satu: Pokoke kabeh nggo kowe, aku mengko gampang.
0 notes
tanclintang · 4 years
Text
Tetap Fit saat Karantina
Halo sobat fit, apa kabarnya?
Belakangan kalian merasa fit atau tidak, sih? Kalau saya kok belakangan merasa jompo. Sebulan lebih tidak olahraga yang benar dan tidak beraktivitas fisik yang rutin membuat badan saya jadi sakit semua. Apalagi saya memang punya skoliosis ringan (belum parah di awal tahun menurut hasil rontgen) yang harus diluruskan dengan rutin berenang. Absen renang sebulan lebih membuat punggung saya rasanya suakit puol jujur. Pegel terus rasanya dan terasa sakit seolah tidak lurus badan saya – semoga cuma karena saya parno saja.
Akibat tidak bisanya saya berolahraga saya jadi cari alternatif kegiatan penguras keringat. Aneka pilihan saya lakukan seperti memasak (keringatan level easy), nyuci-setrika (keringat level medium) dan juga...bersihin kulkas (level keringat hard). Coba deh bersihin kulkas yang penuh, lap-lap kulkas, lalu masukin lagi semua belanja bulanan kamu ke kulkas. Selain gembroyos banget, kamu bisa latihan asah otak juga. Menyusun mana yang harus di atas, mana yang di bawah, mana yang ditumpuk, mana yang berdiri, mana yang tidur semuanya butuh kecerdasan dan kreativitas. Sepele kan, tapi kalau kulkasmu kulkas 1 pintu untuk 5 anak kamu yo mikir juga gimana nyusunnya. Cobain aja ngekos di kos ku sebulan, bersihin kulkas dan nyusun isinya lagi sudah macem acara senam HUT BUMN. Keringet gak penting tapi ya keringetan gitu.
Sayangnya kalau nyusun isi kulkas dan kegiatan domestik lain itu Cuma bikin keringatan saja, tapi tidak membantu tulang belakang saya jadi lurus. Kadang malah membuat tulang saya makin menjerit karena harus jongkok-berdiri gak karuan rasane. Untungnya saya menemukan pose yoga yang bisa cukup membantu (setidaknya buat saya). Posenya seperti sujud, tapi tiduran dan tangannya ke depan semua. Bisa bayangin gak? Enggak ya? Tidak apa, nanti kalau ketemu saya praktekkan di depan kamu, ya. Pose sujud tapi tidur itu cukup membantu tulang saya jadi agak ketarik dan seolah kembali lurus sih, meski hanya sementara. Sungguh kalau sakit punggung begini saya kangen berenang. Kecipak kecipuk blup blup blup splash seger. Semoga bisa segera berenang lah ini sebab saya cukup menderita dengan boyokan begini.
Apakah kalian ada rekomendasi olahraga yang oke buat punggung? Selain renang dan cuddling tentunya. Saya butuh tetap fit soalnya tadi dapat rekomendasi kerja di Linkedin sebagai massage therapist di health club Singapore. Tau aja linkedin nih kalau saya anaknya health banget concernnya.....
0 notes
tanclintang · 4 years
Text
Tontonan Anti Kesedihan #31harimenulis
Susah sekali buat saya tetap bahagia selama menjalani masa karantina entah sampai kapan ini. Selain dibayangi perasaan takut karena virus, saya juga takut tidak keterima kerja, takut tidak bisa hidup mandiri dan takut kesepian. Kelihatannya saya ketawa-ketawa saja ya selama ini kalau ditanya apa kabarnya mesam mesem ae koyo bar jadian. Tapi di dalam hati aslinya ya sudah embuh dan sampai di titik kalau doa habis solat bingung mau minta apa. Mintanya Cuma bisa ketemu orang tua saya lagi dalam keadaan sehat semua dan sisanya....terserah Gusti Allah saja. Wkwkwk.
Tapi syukurlah sebulan terakhir ada hal-hal yang bisa membuat saya sedikit bergembira. Pertama saya bisa mendapat kerja walau Cuma freelance sebentar. Sangat berharga karena pengalaman kerja baru: jadi asisten Strategic Planner. Lumayan bisa belajar sambil punya kegiatan selama dikarantina. Plus selama seminggu terakhir alhamdulillah saya gembira karena saya nonton drakor bukan drama koramil.
Seminggu belakangan saya menonton Reply 1988 dan film Tune in for Love. Keduanya sukses bikin saya senyum dan menemukan kebahagiaan meskipun saat saya mencoba melakukan hal lain perasaan saya masih kalut juga. Untuk para newbie Drakor saya sarankan menonton dua ini. Reply 1988 bisa jadi garis start yang mengubah hidup kamu. Hidup saya sudah berubah sejak menonton 20 episodenya.
Di tiap episode Reply saya menangis karena cerita kehidupan 5 keluarga yang hidup di satu gang kampung sungguh relevan dengan hidup saya (dan kamu). Mulai dari relasi orang tua dan anak (yang pasti membuat saya banjir air mata), stress dan tekanan dalam menghadapi masa depan (yang saya alami sampai sekarang) sampai persahabatan yang jadi saling sayang (been there done that). Relasi orang tua sih juara bikin saya nangis kayak anak TK ingat ibu dan bapak di Pekalongan. Untuk yang sudah nonton pasti tahu kalau salah satu highlight cerita adalah hubungan antara Doek Sun-Jungpal-Taek. Ini bukan spoiler karena drama ini sudah ada 5 tahun yang lalu jadi saya pun telat tahunya dan kisahnya sudah menyebar kemana-mana.
Terkait cinta di drama ini, saya sih tidak menangis - saya justru kagum dan jadi mikir. Dari awal saya tahu saya #TeamTaek. Kalau ada dua laki-laki yang PDKT sama saya kayak Taek dan Jungpal, meski gayanya saya suka Jungpal tapi saya akan memilih Taek. Simply karena dia menunjukkan ke saya kalau dia suka saya. Gak bisa saya tu dikode-kode. Jujur aja liat Taek bisa kadang touchy, make the first move, senyum dan perhatian begitu saya pengen menepuk pundaknya dan bilang I’m proud of you man. Untuk para lelaki yang bingung harus gimana kalau PDKT, contoh Taek aja udah.
Sedangkan, melihat Jungpal, saya seperti bercermin. Soalnya saya bisa jadi adalah orang dengan rasa ragu dan gengsi yang sama besarnya dengan dia. Tidak cuma perihal cinta; saya peragu yang gengsian bahkan dalam hal sepele lain. Jelek memang sifat ini, makanya saya merenung setelah melihat Jungpal kehilangan kesempatan terbaiknya. Kompleksitas pikiran dan keraguan Jungpal ini salah satu hal paling menarik dari drama ini. Keseluruhan plot cerita dan kesederhaan twist wajar menjadikan Reply 1988 sebagai drama terbaik. Silakan ditonton jika kamu belakangan sulit bahagia seperti saya, ya.
Ohya di awal saya bilang selain nonton Reply saya juga nonton Tune in for Love. Ini bukan series, tapi film berdurasi 2 jam. Ulasan filmnya saya tulis terpisah saja biar ada ide tulisan lagi. Yang jelas drama ini meski durasinya panjang tapi tidak terasa tiba-tiba selesai. Sungguh tipikal drama dan story kesukaan saya: Yang twistnya sederhana tapi bikin hati tersenggol dikit. Drama ini dimainkan oleh oppa kesayangan saya, Jung hae in, yang entah kenapa nih tiap main drama kok buka baju mulu bang yang nonton kan jadi istigfar dan ingin punya suami kayak kamu bang Hae in.
Ya begitulah, pengalaman sedih saya dan tontonan yang membuat bahagia setidaknya seminggu ini. Kalau kalian sudah nonton apa biar bahagia? Bagi dong reference film yang perlu saya tonton biar tidak fokus gundah gulana.
0 notes
tanclintang · 4 years
Text
Resolusi di tengah tahun ini #31harimenulis
Baru bulan kelima tahun ini tapi saya sudah bisa mencentang satu resolusi saya di tahun 2020. Salah satu resolusi saya di tahun ini ajaibnya terwujud karena adanya coronces pandemi bajilak ini. Ada dua keheranan saya terkait hal ini. Pertama, saya heran kenapa terwujudnya karena ada pandemi. Kedua, saya heran kok saya sungguh sederhana sekali pasang resolusi. Ya, resolusi saya sepele: Saya mau lebih sering ngobrol dengan anak kosan.
Tahun lalu saya setahun bekerja di sebuah agency iklan jadi creative. Kerja saya dimulai (aturannya) jam 9 pagi dan selesai di waktu yang tidak bisa ditebak. Seringkali di jam 1, 2, 3 sayang semuanya. Praktis saya jarang sekali jumpa dengan anak kos yang jumlahnya Cuma 6 orang ini. Kebetulan mereka kebanyakan bekerja di BUMN dan Bank, hanya saya yang bekerja di sektor yang doyan banget lembur. Ketika mereka berangkat pagi hari, saya masih tidur ronde kedua seusai subuh. Ketika mereka pulang, ngemil malam dan udat udut di taman, saya masih di kantor mainan filter Instagram dengan dalih cari ide. Ketika saya malam sekali membuka gembok dan masuk ke kos, mereka sudah di kamar masing-masing dengan lampu tidurya. Saat weekend tiba, kami juga jarang berjumpa. Saya sering sekali pergi saat weekend entah untuk bertemu teman ataupun pulang kampung kurang dari 48 jam (kebiasaan pulang kampung ini membuat saya dijuluki anak rumah yang gajinya habis untuk tiket). Otomatis saya jarang jumpa anak kos meskipun di akhir pekan.
Oleh karenanya, ketika di akhir tahun saya menuliskan beberapa resolusi, saya sengaja menulis keinginan mengobrol dan bersosialisasi dengan anak kos lebih sering. Saya merasa bersalah karena mereka baik dengan saya selama ini. Selalu menyapa dan menanyakan kabar ketika tidak sengaja jumpa. Plus, sering mengajak saya makan bersama. Sayangnya saya dulu terlalu capek untuk kumpul-kumpul pulang kerja. Tiap pulang kerja ingin segera tidur saja.
Saya masih berpikir kalau resolusi ini akan sembari lewat saja tercapai di tahun ini karena saya punya rencana kerja di luar kota dengan mobilitas tinggi di bulan maret lalu. Tapi memang ada-ada saja jalan Tuhan, saya tidak jadi berangkat kerja maret kemarin (entah jadi apa tidak untuk kedepannya). Saya terperangkap di kos ini, tidak bisa mudik, di tengah pandemi ini. Otomatis, saya hanya jumpa dengan anak kos saja. Akhirnya, resolusi saya terwujud. Lawak tapi ajaib.
Sekarang setiap hari saya mengobrol dengan mereka. Setiap hari saya masak dengan mereka, makan dengan mereka, curhat betapa saya stressnya kehilangan kerja saat pandemi, tertawa bersama karena jodoh kita kepending corona, makan jajan yang ada di kamar anak kos, (menemani) merokok, patungan beli martabak dan pizza, nyuci bareng di taman, bahkan menonton netflix sampai tertidur di kamar anak kos lain. Sungguh lompatan kedekatan yang cukup significant mengingat target saya di tahun ini hanya mengobrol. Saya yang dulu tidak pernah berinteraksi lama dengan anak kos dan hanya menargetkan ‘mengobrol saja’ ternyata diberi yang lebih oleh Tuhan. Saya baru sadar kalau ternyata di tengah susah gundah ini, resolusinya saya dijawab Tuhan dengan bonus hal menyenangkan lain. Kejadian ini jadi bikin saya sadar ada aja jalan kita dikasih rejeki dan diwujudkan apa maunya. Ajaib yak. Tapi lucu juga.
Saya jadi penasaran bagaimana nasib resolusi 2020 saya yang lain. Jujur agak deg-degan karena kebetulan tahun ini resolusi saya rodo ndlogok. Beberapa resolusi abstract seperti ‘dengerin orang ngomong tanpa menghakimi’ dan beberapa lainnya sangat personal seperti ‘seeing people, kamu gak mau pacaran lagi po?’. Kalau bagian ngobrol sama anak kos saja dijawab dengan sungguh wow surprise, saya gak berani bayangin jawaban lain atas resolusi saya. Tahun depan mungkin saya bikin resolusi yang lebih penak aja kali ya yang general begini suka kaget sendiri sama hasilnya.......
 Anyway ini tulisan pertama saya untuk #31harimenulis. Sebulan kedepan saya akan rutin nulis di sini. Temanya apa? Saya kurang tahu juga. Sempat mikir temanya adalah ‘dengan semangat ramadan di tengah pandemi kita tingkatkan iman dan takwa demi kesehatan mental manusia.’ Tapi nanti dikira tema acara buatan pemerintah.  
2 notes · View notes
tanclintang · 4 years
Text
oh these weird days and weird me
Selama masa sulit karantina ini rasanya saya tidak menjadi diri yang saya kenali. Aneh sekali. Salah satu perubahan paling mencolok adalah kebiasaan sehari-hari saya. Sepanjang karantina ini saya memang minim kegiatan karena tidak bekerja dan lebih disibukkan dengan kegiatan domestik untuk mengisi waktu luang. Jadilah saya punya rutinitas yang berbeda dari hari-hari biasanya.
Bangun pagi setelah subuh saya tidak tidur lagi, tidak mau terlewat udara pagi. Saya keluar kamar dan melakukan peregangan kecil, sambil sesekali menengok jemuran saya yang semalam saya pindahkan agar tetap kering. Lalu saya akan langsung...sarapan. Saya sarapan kebulean, simply cause I am too lazy to cook in early morning, makan roti atau cereal dengan susu dan buah apel. Sungguh kebarat-baratan sekali. Pukul sepuluh atau sembilan saya akan absen pagi dengan orang tua saya yang berjemur. Konon katanya matahari pagi bagus untuk tubuh, saya ikut saja. Ohya di waktu ini saya biasanya mengobrol dengan sahabat karantina alias 2 anak kos lain. Saya dari balkon lantai 2, mereka dari kursi taman lantai 1. Selepas itu baru saya akan menyapu, mengepel dan mandi.
Siang sedikit saya akan beribadah siang dan memasak. Ya betul, tidak salah baca: saya memasak. Saya memang pernah memasak cukup lama; sekitar 1.5 tahun LOL. Waktu saya kuliah di Leicester, saya hampir tiap hari memasak. Cuma karena di UK saya tidak banyak explore dan tidak bisa menemukan banyak bumbu dan bahan yang bisa saya olah. Kini di Jakarta saya bisa mencoba banyak bahan (meski juga terbatas karena tidak bisa belanja langsung ke pasar tiap hari). Saya baru sadar kalau ternyata dengan memasak saya bisa saving banyak, banget. Gaji dulu rasanya selalu ngepas; surprisingly sudah 3 minggu saya tidak keluar kos dan makan di luar, saya belum menghabiskan uang banyak. Menu yang saya masak pun naik level. Kalau dulu cuma bisa masak oseng-oseng dan capcay, kini bisa masak tongseng (ala-ala), sop daging, terong balado, bakwan, sampai mie goreng jawa. Saya pun kini tidak takut lagi goreng ayam dan benda-benda basah. Sepele kan. Dulu saya takut dengan cipratan minya, I know so ewh, tapi sekarang saya kalem aja goreng-goreng. Dulu saya gak bisa nguleg, kini saya lakukan demi bikin balado.
Setelah makan siang saya akan membaca buku, belajar tes cpns (yes you read it correctly), menonton video youtube, dengerin podcast atau kepoin orang LOL. Sore hari saya akan absen sore lagi dengan keluarga saya dan mandi. Kadang saya isi pula dengan membereskan lemari, semprot disinfektan ke buku-buku atau tiduran. Sore jam 4 saya cenderung menjauhkan HP saya karena itu waktunya pemerintah rilis berita seputar virus. Saya suka sakit kepala kalau baca update seputar virus. Jadi, saya jauhkan dulu HP dan socmed.
Barulah setelah maghrib, saya akan masak lagi, makanan yang lebih mudah untuk makan malam. Dilanjut dengan mandi, makan malam dan naik ke kasur untuk rebahan. Waktu inilah yang saya pakai untuk bener-bener santai; nonton drakor, WA nan goblok, mainan filter IG ataupun videocall temen. Menjalani hidup seperti ini selama hampir 3 minggu membuat saya mikir rasanya jika saya suatu hari harus jadi ibu rumah tangga, saya akan baik-baik saja LOOL. Ketika saya memikirkannya, saya baru sadar ternyata selama 3 minggu ini, saya banyak berubah. Tidak seperti Lintang yang saya kenal.
Salah satu perubahan lain ada di sisi mentalitas. Saya tergolong orang yang bakoh di luar dan agak bodo amat dengan pendapat orang di depan saya. Dari kecil saya berani, suka sekali mencoba hal yang beda. Saya daftar SMA 3 Cuma karena teman-teman saya SMA 1; saya gak mau sama. Saya daftar UGM Cuma karena UGM gak pakai UM, biar beda. Saya ikut Citra Pariwara Cuma karena anak lain gak ikut. Songong sejak dulu. Sampai saya berani ambil kerjaan baru hanya karena tidak banyak yang bekerja di sana. Tapi di masa darurat dan tekanan begini saya jadi orang paling penakut hahaha. Saya bahkan menangis. Beberapa kali. Sampai memanggil ibu saya, persis anak kecil jatuh dari sepeda. Saya jarang sekali menangis sampai sesenggukan, di depan orang. Minggu kedua dikarantina ini, saya menangis sejadinya di depan videocall. Kamu tahu gak rasanya pagi begitu positif, yakin bahwa kamu bisa melewati cobaan; sorenya kamu hancur berantakan. Ya begitu kurang lebih. Saya belakangan rapuh sekali. Bahkan menulis ini semua adalah hal yang aneh, saya jarang sekali mengaku saya lemah. Gila ya. Hidup dalam ketakutan, kesendirian dan ketidakpastian sungguhlah gila. Semoga saja tangan-tangan Tuhan senantiasa menolong. Soalnya tanpa pertolongan Tuhan mungkin saya sudah tidak ada tenaga bahkan untuk bercerita. Syukur sekarang saya lebih stabil. Bisa bercanda yang lucu, tidak banyak menangis biarpun di kepala manteng sesekali hahaha. Sepertinya menjauhi berita sungguh membantu saya untuk lebih tenang belakangan.
Dipikir-pikir mungkin sebenarnya saya bukan jadi orang lain ya? Tapi saya menemukan diri saya lebih jauh saja. Memang ya disaat sulit, ada saja yang kita temui hahaha. Semoga kalian menemukan hal-hal indah ditengah masa sulit ini ya..
0 notes