Tumgik
#sheilaon7
irfanilmy · 1 year
Video
youtube
Happy Anniversary 27th Sheila On 7 (06-05-1996 - 06-05-2023). Telat 2 hari sih. Tapi enggak apa-apa. Makasih atas lagu-lagunya selama ini. Masa kanak-kanak saat tak terlalu paham perihal cinta, masa-masa remaja saat mulai mengenal cinta, masa-masa SMA (tapi kayaknya saya jarang dengerin musik saat ini mah. HP tidak menunjang dan saat itu juga lagi mondok. Ya, paling kalau lagi ke warnet sih mungkin sesekali), saat-saat kuliah, mengerjakan skripsi, stres menyelesaikan tesis yang tak kunjung beres, saat-saat terpuruk kehilangan--tanpa pernah sama sekali memiliki--seseorang yang terkasih karena tak berani lebih dulu memperjuangkannya, dan kini yang masih setia pada kesendirian sembari kembali belajar mengaji ditemani oleh lagu-lagu kalian. Pokoknya sukses senantiasa. Karya-karya kalian selalu saya dan seluruh penggemar Sheila On 7 nantikan. Yuhu. 
Ditunggu part-2-nya. He. 
2 notes · View notes
rozechildz · 11 months
Text
[Singkat Cerita: Pemuja Rahasia]
Mungkin kau takkan pernah tahu, betapa mudahnya kau tuk dikagumi.
Mungkin kau takkan pernah sadar, betapa mudahnya kau tuk dicintai.
"Dikagumi" dan "dicintai", adalah dua kata yang menggambarkan insting seorang manusia.
Sebagian orang sangat menginginkannya, dan sebagian orang siap mati karenanya.
Dan bagi orang kebanyakan, selalu ada satu sosok spesial yang dia "kagumi", bahkan dia "cintai".
Sosok tersebut selalu hidup sebagai "spotlight" orang yang bersangkutan. Dan bagi mereka, perasaan ini adalah segalanya.
Perasaan ini membuat mereka tetap hidup, dan menjalani kehidupan.
Sebagai seorang Pemuja Rahasia professional, saya cuma ingin mengatakan terimakasih, atas hadirnya sosok kalian dalam segala relung kehidupan.
Terimakasih sudah hadir, hidup, dan membawa nafas dalam kehidupan.
Izinkan aku tetap menikmati indahmu, memujamu, dan merindukanmu dalam sisi gelapku. Dan izinkan aku, untuk selalu menyisipkan namamu di dalam doa-doaku.
#################################
"Dan biarkan aku jadi pemujamu, jangan hiraukan perasaan hatiku. Tenanglah, tenang, pujaan hatiku, sayang, aku takkan sampai hati bila menyentuhmu."
#################################
Semoga kamu selalu sehat dan bahagia disana, ya?
Yang selalu mengagumi cahayamu,
Ra.
1 note · View note
thingsyoutalkabout · 1 year
Video
youtube
Sheila On 7 - Sephia
1 note · View note
turisiancom · 1 year
Text
TURISIAN.com - Entah sudah jenuh, atau karena terlalu lama tak menikmati musik langsung akibat pandemi. Konser Sheila on 7 langsung diserbu para penggemarnya. Terbukti, tiket konser sheilaon7 ludes dibeli hanya dalam waktu 30 menit. Melihat tingginya antusias penggemar tersebut, Antara Suara selaku mitra pelaksana konser "Tunggu Aku di Jakarta" menggandeng Official Bank Partner OCBC NISP merilis ribuan tiket spesial kategori Festival A dan Festival B. Khusus bagi nasabah baru yang membuka rekening NYALA OCBC NISP dan melakukan penempatan deposito mulai Rp1 juta, bisa membeli tiket konser Sheila On 7 "Tunggu Aku di Jakarta". BACA JUGA: Yuk Nonton Konser Musik Unik Bersama Musisi Keren di Hellocalize Festival! "Kami menyadari bahwa demand terhadap tiket sangat tinggi, bahkan harapan ada tambahan hari konser terus digaungkan oleh para fans,” kata CEO Antara Suara Andri Verraning Ayu melalui keterangan resminya di Jakarta, Rabu 16 November 2022. Kategori Festival A dan B “Oleh karena itu kami hadirkan ribuan tiket spesial kategori Festival A dan Festival B bekerjasama dengan NYALA OCBC NISP ini," sambung Andri. Pembelian tiket spesial NYALA OCBC NISP akan dilakukan secara luring di Center Atrium Mal Taman Anggrek pada 25-26 November 2022. BACA JUGA: Upss..Festival Musik Gudfest 2022 Ditunda, Nah Gimana Refund Tiketnya? Namun sebelumnya, Anda harus melakukan booking jadwal pembelian tiket terlebih dahulu melalui loket.com mulai 18 November 2022 pukul 12.00. Anda hanya akan dilayani sesuai waktu yang didapatkan dari booking jadwal tersebut. Selain merilis tiket spesial, Antara Suara dan OCBC NISP juga memberikan diskon 50 persen dalam bentuk cashback. Diskon ini berlaku untuk Anda yang sudah membeli pada 7 November 2022. Namun belum menjadi nasabah NYALA OCBC NISP. "Ini berlaku untuk pemegang tiket Festival A, B dan VIP. Caranya sama, yaitu dengan booking jadwal di loket.com pada 18 November 2022. Dan datang ke Mal Taman Anggrek sesuai jadwal," kata Ayu. Sumber: Antaranews
0 notes
naikkelasmedia · 1 year
Photo
Tumblr media
Confirmed nih Gank! Sheila On 7 @sheilaon7 bakal gelar konser tunggal mereka ‘Tunggu Aku Di’ bareng @antara.suara dan @loketcom. Start dari Jakarta tanggal 28 Januari 2023 di JIExpo, PRJ Kemayoran! Kasih tau temen lo, tiket #TungguAkuDiJakarta bisa dibeli mulai 7 November 2022. Let’s go Sheila Gank 🎸 . #tungguakudijakarta (di Jakarta, Indonesia) https://www.instagram.com/p/Ckut20qJh3H/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
justinhowward · 2 years
Text
( KARAOKE ) Sheila on 7 | Kisah Klasik Untuk Masa Depan Lirik Tanpa Vokal | Female Key
Ayo tonton video ini! https://www.youtube.com/embed/Y91n0j7JyK4 kisah klasik sheila on 7 lirik, kisah klasik masa depan sheila 7, kisah klasik karaoke, kisah klasik untuk masa depan, kisah klasik cover,
Lagu Sheila on 7 - Sebuah Kisah Klasik Untuk Masa Depan, karaoke lirik tanpa vokal bisa buat live di rumah bersama keluarga/teman/sendiri. Sampai Jumpa Kawanku semoga kita selalu menjadi sebuah Kisah Klasik Untuk Masa Depan lirik
Silahkan request lagu yang ingin kamu nyanyikan pada KOLOM KOMENTAR.
Lirik: Jabat tanganku mungkin untuk yang terakhir kali Kita berbincang tentang memori di masa itu Peluk tubuhku usapkan juga air mataku Kita terharu seakan tidak bertemu lagi
Bersenang-senanglah Karna hari ini yang kan kita rindukan Di hari nanti sebuah kisah klasik untuk masa depan Bersenang-senanglah Karna waktu ini yang kan kita banggakan di hari tua
Sampai jumpa kawanku Smoga kita selalu Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan
Sampai jumpa kawanku Smoga kita selalu Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan
Bersenang-senanglah Karna hari ini yang kan kita rindukan Di hari nanti
Sampai jumpa kawanku Smoga kita selalu Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan
Sampai jumpa kawanku Smoga kita selalu Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan
Mungkin diriku masih ingin bersama kalian Mungkin jiwaku masih haus sanjungan kalian
Original Music Video : https://youtu.be/WKsoUFblnfc
Original Cover Video : https://youtu.be/ZtFmoLHuGzs
NB: Silahkan request lagu yang ingin kamu nyanyikan pada KOLOM KOMENTAR.
SUBCRIBE, LIKE, KOMEN, SHARE video karaoke ini.
Channel KARAOKE Musik Pilihan terbaik dengan video COVER KARAOKE LIRIK tanpa vokal untuk lagu Karaoke Indonesia atau Barat dengan genre AKUSTIK, POP, DANGDUT, REMIX, MELAYU, GITAR, PIANO Terbaru.
Kamu bisa request lagu pilihan terbaru dengan menuliskannya di KOLOM KOMENTAR video manapun, kami akan coba buatkan agar kamu bisa menikmatinya bersama teman, sahabat, pasangan dan keluarga dari manapun kamu berada.
Segera SUBCRIBE channel ini agar kamu tidak ketinggalan lagu-lagu karaoke terhits dan viral masakini.
LIKE, COMMENT dan SHARE video ini agar teman kamu juga bisa berkaraoke bersama sahabat lainnya. https://www.youtube.com/channel/UC66RU3hzIQxyrJAvpQtE6qw
karaokeakustik #karaokeindonesia #karaokeindonesialirik
sheilaon7 #karaoke #kisahklasikuntukmasadepan #bandindo
0 notes
Photo
Tumblr media
Th 2005 silam🤣 ketemu cuma ngantar kopi nya sih abang @brianso7 ketika Traning di Hotel..... udah belasan tahun ehh tak disangka tak di duga ketemu bersama Drummer Band andalan aku band #legend @sheilaon7,,,,,, Jujur senang sih rasanya langsung bertemu.. sukses selalu bang dan tetap bekarya @duta507 @erosscandra dan semua kru yang tidak bisah saya sebutkan satu persatu😊😊🙏🙏......😊😊😊😊😊 ---------------------------------- #sheilaon7 #sheilaon7day #fanssheilaon7 #dutaso7 #dutasheilaon7 #briankresnaputro #indonesia #bandindonesia #bandsheilaon7 #sheilaon7tv #sheilaon7cover (di DKI Jakarta) https://www.instagram.com/p/CEBIiGSg7Oe/?igshid=5ds73caf2673
1 note · View note
natanata88-blog1 · 4 years
Text
Let's play!!
youtube
2 notes · View notes
irfanilmy · 2 years
Text
Saat sore kemarin lagi dengerin lagu-lagunya Sheila On 7 dan membaca blog seorang kenalan, saya jadi pengen nulis juga, dan nulis tentang Sheila On 7 tentu. Tulisannya baru selesai menjelang Magrib barusan. Sengaja saya posting di Medium. Tulisannya bisa di baca di sini kalau tertarik. Yuhu. 
4 notes · View notes
notedown · 4 years
Text
Radio
MUHAMMAD ULIL AHSAN
Tik tik tik waktu berdetik Tak mungkin bisa kuhentikan Maumu jadi mauku Pahit pun itu kutersenyum Kamu tak tau Rasanya hatiku Saat berhadapan kamu....
Kotak – Masih Cinta
Petikan lagu yang diciptakan pada 2008 di atas membuat saya senyum-senyum kecil mengenang kembali masa remaja yang penuh gejolak cinta, sarat kegalauan nan mendayu-dayu. Ya, karena radio mengingatkan saya kembali. Selama pandemi Covid-19 ini, untuk pertama kali saya kembali mendengarkan radio setelah sekian lama, bahkan saya sudah lupa kapan terakhir kali secara khusyuk mendengarkan dan menikmati radio.
Seminggu terakhir ini saya seperti dilanda kegelisahan hebat (saya tidak mau menyebutnya stres). Saya menderita insomnia, sulit tidur di malam hari (tidak mengerjakan apa-apa selain berbaring), dan baru bisa memejamkan mata di pagi hari. Akhirnya, saya selalu terbangun di siang hari, tak terasa sore lagi dan hari rasanya begitu pendek. Saya tidak bisa melanjutkan pekerjaan menulis sedikit pun, hingga selalu menyalahkan diri sendiri atas kelalaian dan kegagalan mengerjakan hal produktif setiap hari. Saya kehilangan fokus dan terlalu banyak memikirkan hal-hal yang tidak penting. Pikiran saya melayang dan berkeliaran ke mana-mana, meskipun fisik saya berada di dalam kamar kos yang sempit di sudut Kota Makassar saat ini. Saya terus-menerus merasa dikejar berbagai tugas dan tanggung jawab yang tak kunjung bisa saya selesaikan.
Sebagai pekerja lepas (freelancer) pemula, pandemi Covid-19 membuat saya semakin khawatir, terutama terkait biaya untuk menyambung hidup beberapa bulan ke depan. Ketiadaan pekerjaan memaksa saya untuk memutar otak agar berpikir dan mengembangkan ide (terutama untuk menulis), untuk sekadar dapat membayar biaya sewa kos dan kebutuhan sehari-hari nantinya. Selama bencana ini semua terasa sulit. Kekhawatiran inilah salah satu penyumbang resah di antara sekelumit hal lain di dalam pikiran saya.  
Karena itu, saya mulai menerapkan prioritas konsumsi dan menekan pengeluaran-pengeluaran yang tidak dianggap perlu selama waktu yang sulit ini. Pemakaian internet saya selama #dirumahsaja sangat boros. Karena kos kami tidak memiliki fasilitas wi-fi, setiap penghuni hanya menggunakan paket data internet dari ponsel masing-masing. Biasanya, sebelum pandemi muncul, saya hanya mengonsumsi paket internet 14 gigabyte dalam satu bulan. Tetapi, selama karantina akibat Covid-19 berlangsung, paket internet 27 gigabyte bisa habis dalam kurun waktu kurang dari setengah bulan untuk melayari berbagai situs di internet di kamar kos setiap hari, mulai dari berita, jurnal, saluran Youtube, hingga film-film ilegal.
Dompet semakin menipis, keadaan keuangan saya semakin sekarat. Akhirnya, untuk menghemat pengeluaran, saya memutuskan untuk mengurangi pembelian paket internet mulai dari tiga hari yang lalu. Selama tanpa internet, seakan ada yang hilang. Saya mulai resah dan gelisah, sehingga hampir setiap waktu menatap layar hitam ponsel yang pemberitahuannya (notification) tak seramai saat internet diaktifkan. Waktu yang biasanya terpakai untuk menyusuri dunia maya kini digunakan untuk bermain permainan kartu (solitaire) yang baru-baru ini saya temukan di laptop. Kegelisahan atas ketidakproduktifan saya memang berkurang. Tetapi, kini agak mengkhawatirkan sejak saya menemukan permainan yang kini tampak lebih menarik dari belasan tahun yang lalu di laptop saya. Kekhawatiran lain pun muncul oleh karena hadirnya aktivitas hiburan baru, yakni bermain game. Pola kecanduan ini hampir mirip dengan internet.
Keluar dari jeratan ketidakproduktifan ini begitu sulit. Tetapi, kewarasan saya sepertinya masih ada dan terselip di sudut otak saya. Saya menebus setiap “dosa” bermain game yang saya lakukan dengan membaca buku, meskipun saya tidak begitu fokus menangkap isinya. Saya hanya bisa membaca satu hingga dua bab, lalu kembali bermain. Saya frustasi, seakan tidak ada cara lain lagi untuk keluar dari jerat ketidakproduktifan yang seakan tiada habisnya.
Dua hari lalu, saat sedang bermain game, versi diri saya yang lain seakan melawan dari dalam dengan menggumamkan kata-kata agar bagaimana menghentikan diri saya dari keasyikan bermain game. Meskipun saya tahu bahwa paket internet di ponsel saya tidak aktif, saya masih saja berkali-kali melirik dan mengecek apakah ada pesan masuk atau tidak. Bahkan, saya pun tahu dalam tiga hari terakhir ini hanya ada lima pesan pendek yang masuk, dua dari keluarga dan teman dekat dan tiga di antaranya adalah iklan produk makanan dan penawaran utang (dengan menggadaikan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor [BPKB]).
Ketika ada jeda dalam permainan game, saya selalu refleks mengambil dan membuka kunci layar ponsel. Suatu ketika, tak sengaja entah bagaimana caranya, tiba-tiba yang terbuka adalah aplikasi radio. Aplikasi ini adalah aplikasi bawaan dari ponsel, sehingga meskipun ponsel dalam keadaan offline tetap bisa diaktifkan. Saat itu, tertulis di layar: “no headphone detected.” Seketika itu, pikiran saya melayang ke masa lampau tentang radio. Ingatan-ingatan indah bersama radio mendadak muncul di tengah-tengah permainan kartu yang saya mainkan di laptop. Saya tersenyum pendek, tetapi dalam diri saya merasa kegirangan, seakan meneriakkan: “Eureka!”
Tumblr media
Gambar ilustrasi. (Sumber: Foto dari Juja Han di Unsplash)
Radio kini kembali di hidup saya bak pahlawan di tengah proses kehancuran dunia. Ketiadaan akses ke saluran pemutar musik daring seperti Spotify dan Youtube membuat saya berada dalam relung-relung kegelapan yang tak berujung. Ingatan indah bersama radio itu hadir lagi, terutama atas jasa-jasanya ketika saya menyelesaikan skripsi selama kuliah di Jogja. Pada masa itu, saya mendengarkan radio saat bangun tidur hingga tidur lagi. Atau ketika saya sekadar membutuhkan orang untuk didengarkan, pembawa acara radio tidak pernah membuat saya kecewa. Mereka membuat saya selalu betah mendengarkan ocehan receh tentang banyak hal meskipun singkat, lalu diselingi kembali dengan lantunan berbagai genre musik.
Lantunan lagu dan kelakar yang keluar di radio selalu tak tertebak. Bagi saya, lagu-lagu di radio selalu tepat mewakili perasaan hati saya saat itu. Ketika hati saya sedang berbunga-bunga atau sedang patah hati, sinyal frekuensi radio seakan punya teknologi canggih yang menjangkau hingga relung hati pendengarnya, berhasil menebak isinya dan memutarkan lagu-lagu yang sesuai dengan perasaannya. Itulah perbedaan antara mendengarkan radio dan saluran musik lain di media daring. Ditemani seduhan kopi Kintamani Bali yang panas serta lagu-lagu nostalgia yang diputar di radio malam ini, goresan pensil saya bergerak lebih tegas dan lugas, seakan tak mau berhenti menghunjam setiap lembaran revisi laporan saya yang selama ini terbengkalai.
Radio memang tidak pernah mengecewakan. Simaklah lagu-lagu indah tentang radio yang selama ini diciptakan, seperti lirik “Radio” karya grup musik asal Inggris favorit saya, The Corrs: “So I listen to the radio (listen to the radio)… All the songs we used to know…“ hingga lirik lagu “Radio”-nya Sheila on 7: “Lewat radio aku sampaikan… kerinduan yang lama terpendam...” Semuanya adalah penghargaan atas kehadiran radio yang selama ini telah banyak menghibur para pendengar setianya kala rindu dan gelisah, termasuk yang sedang saya alami saat ini.
Malam ini, dia (radio) sekali lagi menyelamatkan saya. Datang kembali di hidup saya, di tengah pandemi global Covid-19 yang infeksinya kini semakin hari semakin mengganas. Per hari ini, sebanyak 231 pasien dinyatakan positif korona di Sulawesi Selatan, provinsi terdampak Covid-19 terparah setelah Pulau Jawa. 
Makassar, 15 April 2020 
2 notes · View notes
thingsyoutalkabout · 1 year
Video
youtube
Sheila On 7 - Dan
0 notes
bayusagara2019 · 4 years
Text
1 note · View note
ceritadarigadisbiru · 4 years
Text
Seberapa pantaskah kau untuk ku tunggu
Cukup indahkah dirimu untuk selalu ku nantikan
Mampukan kau hadir dalam setiap mimpi burukku
Mampukah kita bertahan di saat kita jauh
Seberapa hebat kau untuk ku banggakan
Cukup tangguhkah dirimu untuk selalu ku andalkan, oh
Mampukah kau bertahan dengan hidupku yang malang, woho
Sanggupkah kau menyakinkan di saat aku bimbang
Celakanya
Hanya kaulah yang benar-benar aku tunggu
Hanya kaulah yang benar-benar memahamiku
Kau pergi dan hilang ke mana pun kau suka
Celakanya
Hanya kaulah yang pantas untuk kubanggakan
Hanya kaulah yang sanggup untuk aku andalkan
Di antara pedih aku slalu menantimu
Seberapa hebat kau untuk kubanggakan
Cukup tangguhkah dirimu untuk selalu ku andalkan ohh
Mampukah kau bertahan dengan hidup ku yang malang oh
Sanggupkah kau menyakinkan di saat aku bimbang
Mungkin kini kau t'lah menghilang tanpa jejak
Mengubur semua indah kenangan
Tapi aku slalu menunggumu di sini
Bila saja kau berubah pikiran oh hey hey
1 note · View note
itokillustration · 5 years
Photo
Tumblr media
— 𝘚𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘱𝘦𝘥𝘪𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘣𝘢𝘨𝘪 𝘓𝘢𝘺𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘭𝘶𝘬𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘰𝘣𝘢𝘵𝘪 𝘉𝘪𝘭𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘫𝘢𝘵𝘶𝘩 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪... 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘪𝘢𝘱 '𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘭𝘰𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘪 ~ ˢʰᵉⁱˡᵃ ᵒⁿ ⁷ ——————— #graphicdesign #graphicdesigncentral #illustration #vector #vectorindonesia #dribbble #gfxmob #bestvector #creative #sky #sheilaon7 #melompatlebihtinggi (at Special Region of Yogyakarta) https://www.instagram.com/p/B3qJ76EnBGX/?igshid=2exbjw4qotcm
1 note · View note
gilangwicaksono · 5 years
Photo
Tumblr media
Just before the party ends
1 note · View note
luckyclover28 · 2 years
Text
Mengapa Aku Mengagumi Eross Candra?
Tumblr media
Kalo ditanya “Kenapa suka Sheila On 7?”, gue pasti jawab dengan penjelasan sepanjang ini: “Karena lagu-lagunya pas banget dengan perasaan gue. Ada beberapa diksi brilian yang diciptakan Mas Eross, yang melekat banget di gue sampai-sampai menginspirasi gue untuk bikin puisi romantis. Terus, liriknya tuh seperti menyampaikan isi hati laki-laki ke perempuan. Lalu juga karena attitude para personilnya sih yang bikin jatuh hati, terutama Mas Eross-nya.”
Nah, panjang kan? Btw, attitude yang bikin jatuh hati itu maksudnya gimana?
Bhaique, sini gue jelaskan lewat cerita.
Sekitar tahun 2011, gue dapet info kalo Sheila On 7 bakal manggung di pensi sekolah tetangga. Gue ajak guru les akuntansi gue untuk dateng ke pensi itu--biar gue ada temen nonton Sheila. Wkwk
Jadilah di hari H, gue sama Kakak Guru dateng ke GBK (seinget gue di situ ya venue-nya. Lupa bok, udah 11 tahun lalu. Pas mau memasuki area panggung, gue melewati ruangan yang pintunya ditempeli kertas bertuliskan SHEILA ON 7. Dari kaca pintu gue lihat para personil SO7 lagi pada ngumpul, doa bareng kali ya sebelum tampil. Gue bilang ke Kakak Guru, “Kak, habis Sheila seleai tampil, kita coba masuk ke situ yuk. Kali aja bisa ngobrol langsung sama personil SO7 kan....” Kakak guru mengiyakan.
***
Yang namanya band ternama ya, pasti tampilnya di puncak acara. Lumayan pegel nih kaki karena berdiri dan berdesakan sama banyak orang. Belom naik panggung Sheila-nya, kaki gue udah gemeter. Wkwk lebay.
Sekitar jam 10/11 malem, Sheila On 7 dipanggil MC untuk naik ke panggung. Gue excited banget, karena impian gue dari kelas 3 SD akhirnya baru terealisasi saat gue mau naik kelas 3 SMA, alias kelas 12.
SO7 membawakan belasan lagu. Penampilan Mas Eross begitu memukau ketika memperlihatkan aksinya bermain gitar. Satu setengah jam nggak terasa. Begitu mereka turun panggung dan menuju ruangannya lagi, gue dan Kakak Guru cepat-cepat menyusul.
Di dalam sana, Mas Adam dan Mas Brian lagi selonjoran. Mas Eross dan Mas Duta lagi foto bareng fans dan panitia acara. Saat melihat Mas Eross megang Blackberry (dari bentuk HP-nya yang gue liat saat itu, bb sih kyknya), gue samperin aja.
“Mas Eross,” panggil gue.
“Yaa?” jawabnya sambil menengok gue.
“Boleh foto bareng gak?” tanya gue deg-degan.
“Oh. boleh...,” Mas Eross langsung mengangguk santun dan seketika itu pula mengantongi BB-nya. 
Setelah ckrak-ckrik beberapa kali, dan gantian sama Kakak Guru--si empunya kamera, gue pun lanjut meminta tanda tangan Mas Eross dengan modal bagian belakang tiket pensi yang sedikit sobek ujungnya dan spidol marker yang gue pinjam dari panitia.
“Namamu siapa?” tanya Mas Eross.
“Mutia, Mas,” jawab gue. Mas Eross pun menulis sesuatu di sisi belakang tiket pensi. Setelah itu, gue menyimpan tiket itu di tas dan mengajak ngobrol Mas Eross.
“Mas, saya ngefans banget lho sama Mas Eross, sejak saya kelas 3 SD.”
Mendengar itu, Mas Eross membungkukkan badan beberapa detik, dan berkata, “Terima kasih....”
Serius yaaa, saat itu kekaguman gue yang baru 80% jadi 200% ke Mas Eross. Sesopan santun itu ke gue yang bahkan lulus SMA aja belum. Gue belum jadi apa-apa saat itu, tapi kok ya diperlakukan sesopan itu oleh musisi papan atas yang udah banyak karyanya. Sikapnya bener-bener membumi banget.
“Saya sukaaa banget lagu “Anugerah Teirndah yang Pernah Kumiliki”. Itu romantis banget, Mas. Sama “Bait Pertama”. Liriknya tuh dahsyat banget. Kok bisa sih Mas bikin lagu sebagus itu?” ujar gue memuji.
“Oh suka Bait Pertama ya..., yaaah, tapi tadi gak dibawain,” balas Mas Eross memelas.
“Gak papa, Mas...,” jawab gue sambil nyengir. Ya iyalah, masa marah. Siapa gue?
Ya. Cerita di atas adalah alasan terbesar gue teramat sangat mengidolakan Mas Eross. Pria yang tak hanya piawai membuat lagu, tapi juga gemar menyenangkan orang lain. Menurut gue, lagu-lagu ciptaan Mas Eross begitu menunjukkan pribadi aslinya; memuliakan perempuan, siapa pun itu. 
1 note · View note