Tumgik
#ramadhanku
annwasilah · 1 year
Text
Ramadhan Pertama adalah Cinta
[15.44]
Hari ini, Ramadhan pertama adalah bentuk cinta yang nyata dari Allah pada hamba-Nya,
Cinta yang berbalut rasa kasihan dalam bentuk munculnya bulan Ramadhan,
Agar sejenak kembali merenungkan, agar kembali menjejagkan langkah berjalan,
Menuju hal-hal baik yang mungkin mulai terdampak distraksi,
Agar fokus kembali mengisi amunisi, 
Dengan hati dan langkah kaki yang lebih ikhlas hati,
Ya... ikhlas yang tujuan terakhirnya adalah illahi rabbi
23/03/23
3 notes · View notes
nsoviani · 1 year
Text
Ramadhanku sendu, tiada kebahagiaan seperti tahun-tahun sebelumnya yang menghampiriku, rasa semangat gembiraku kini kaku, entah ini dari dosaku dimasa lalu, atau ujian ini hanya terkhusus untuk aku, tapi mengapa harus aku?
6 notes · View notes
ribrid · 1 year
Text
Catatan Ramadhan 1444H : Ramadhan Pertamaku di Jakarta
Seperti layaknya tahun-tahun sebelumnya, Ramadhan selalu menjadi sekuncup bunga langka yang hanya mekar sekali dalam setahun. Aku menantikan Ramadhan dengan girang selayaknya para perantau menantikan pulang.
Ini adalah Ramadhan pertamaku di Jakarta, yang kukira akan sepi, yang momen-momen sore hari merindukan adzan maghrib kukira tidak akan hangat. Tapi, ternyata Allah beri pilihan lain, Allah hadirkan teman-teman Ramadhan. Allah tidak membiarkanku melalui Ramadhan seorang diri.
Allah hadirkan Ratnanda dan Alivia sebagai bestie safari masjidku. Aku senang karena kegemaran untuk safari masjid tidak berhenti di bangku perkuliahan, aku senang karena Allah hadirkan teman yang bersedia meluangkan waktu untuk safari masjid bersama, berburu takjil dan buka gratis, dan shalat tarawih bersama. Aku senang karena Allah hadirkan teman yang bisa merasa bahagia melalui cara yang serupa.
Atas izin Allah juga, melalui KBB, Allah pertemukan aku lagi dengan Mas Thoriq melalui kolaborasi PQ x KBB. Allah kenalkan aku dengan Mba Maya dan Mba Tasnim yang hangat. Dengan Mba Shafa yang totalitas. Dan atas izin Allah juga, melalui Mba Shafa, aku jadi mengenal Tebar Quran dan diizinkan untuk bergabung di dalamnya. Bertambah satu amanah, bertambah sarana berkontribusi, dan aku yakin ini salah satu bentuk cinta Allah untuk menyibukkan aku dalam kebaikan.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Ramadhanku ternyata jauh dari yang aku perkirakan. Ramadhan pertamaku di Jakarta, Ramadhan 1444H, memberi perasaan hangat yang serupa seperti yang dihadirkan adik-adik dan ibu-ibu Keputih, seperti yang dihadirkan Dayat, Bu Sundari, atau Ustadzah Hepi. Allah izinkan aku untuk melepas rasa rindu terhadap perasaan hangat ini, perasaan yang mengingatkanku kalau hati ini masih hidup, jantung ini masih berdetak, dan sepanjang tarikan nafas ini masih ada, bahwa status hamba Allah tidak akan pernah terlepas.
Di saat kata 'pulang' mengalami pergeseran makna, dan saat rumah tak lagi memberi perasaan nyaman selayaknya saat kecil dulu, bagiku tak ada yang lebih mendekati perasaan 'pulang' selain berkumpul dengan kawan-kawan shalih yang dengan mereka, tangan-tangan ini tidak lagi mengerja untuk diri sendiri, tetapi untuk orang lain, untuk Allah.
Lihatlah bagaimana semesta mempertemukan kita, kemudian mengikat kita pada satu lingkaran kebaikan. Lihatlah bagaimana Allah mempertemukan orang-orang dengan tujuan yang sama di perjalanan, dan akhir dari perjalanan ini, aku harap, adalah surga.
Sampai kita pulang, ke rumah yang sesungguhnya.
04 Mei 2023.
Tumblr media
5 notes · View notes
mutiasha · 1 year
Text
Ramadhanku..
Maaf ya, banyak hal negatif kubawa saat kau datang
Maaf ya, persiapan yang kurang kuberi secara maksimal membuatmu kurang kusambut dengan hangat
Maaf ya, segala kelemahanku dalam mengatur banyak hal membuatmu kurang kujamu secara maksimal
Ya Ramadhan..
Terima kasih telah mengajariku untuk selalu mencoba memaksakan diri meraih spesialnya dirimu
Terima kasih telah melatihku untuk memenangkan setiap ego untuk mengikuti nafsu dan memilihmu
Terima kasih telah memberikan arti selama kau hadir di sisiku sekian hari ini..
Di momen malam ke-26 ini, sekian hari sebelum engkau benar-benar pergi, ingin kubuktikan bahwa kau tak sia-sia datang dan benar-benar memberikan arti bagi banyak orang. Bismillah..
Kalian ingat, kata-kataku mengenai Ramadhanku yang yaa dibungkus oleh rasa sedih sebelum dapat bahagia terbaik?
Sekarang, aku paham, di bulan ini, aku memang diajarkan untuk mengenali rasa sedih itu dan berdamai dengannya secara baik-baik.
Aku sering sedih memang, yg cukup parah bisa dikata, meskipun hanya 1-2 jam parahnya, tapi efek sampingnya sangat terasa, bisa bener-bener damai dengan emosi itu dan beraktivitas lagi setelah 3-4 jam lamanya. See? Betapa buruknya hal ini apabila terjadi setiap hari.
Di awal, aku masih sering tidak menerima hal itu, aku gak terima kalo harus selalu sedih, harus selalu "terhambat" aktivitasnya, dan lain² aku benar-benar merasa terugikan oleh semua ini, apalagi di bulan yang begitu suci seperti sekarang.
Tapi lama aku merenunginya, lama emosi itu muncul dan hilang, aku baru bisa benar-benar memaknai kata orang, bahwa "emosi itu sementara, sehingga tidak sepantasnya kita mengorbankan yang kekal untuk sesuatu hal yang fana".
Itu baru terasa akhir-akhir ini, yang membuatku secara imbang mampu bersaing dengan emosiku sendiri. Keyakinan bahwa dia akan hilang, keyakinan bahwa tidak selamanya tinggal, membuatku berani untuk nekat dan keluar dari zona nyaman. Karena memang benar, mungkin iya, butuh 3-4 jam untuk berdamai, tapi setelahnya aku sudah bisa tenang dan beraktivitas lagi seperti biasanya..
Dulu, sebelum aku paham ini, kondisinya lebih parah. 2-4 jam untuk release emosinya, masih ditambah sekian jam berikut-berikutnya untuk "menyesali" segala hal yang terjadi, dan akhirnya menjadi negatif benar-benar full satu hari. That's to bad.
Tapi alhamdulillah sekarang sudah cukup baik, dan isokey untuk pelan-pelan memahami. Aku sadar, kalo diri ini sangat bebal dalam percaya, maka tak apa kalau prosesnya lebih lama dan rasanya sangat berat. Next, pasti bisa lebih baik dari sekarang.
Makasih Ramadhan serta segala unsur suasana dan manusia di dalamnya, terima kasih telah melatihku dengan baik.
3 notes · View notes
ciaokhou · 1 year
Text
Di malam Ramadhan yang hampir satu minggu ini, masih pulang kerja ditemani pemandangan warga-warga jalan dari masjid lepas tarawih. Adem ngeliatnya. Biasanya kalau pulang di hari-hari biasa, jarang banget nemuin warga yang jalan sambil nentengin sajadah atau ramean masih pake mukenah gini. Sekarang, hampir tiap pulang liatnya begitu. Terus lagi, masjid kanan kiri juga rame saut-sautan tilawah malam-malam di sepanjang jalan. Macam mau ikut antar aku nih, sampai rumah dengan tenang. Alhamdulillaah, syahdu banget jalan pulangku:")
Walaupun ga selalu bisa buka puasa di rumah dan tarawih jamaah di masjid, tapi tuh dikasih pemandangan dan suasana malam Ramadhan tiap pulang kerja begini, beyond something banget udahan kan khou:" Sejuput aja, tapi tiada tara. Senangnya, beribu-ribu banyaknya.
Memang ga se-stereotyped itu ramadhanku tahun ini. Tapi tetep, gamau cepet udahan dulu rasanya:(
Tumblr media
In frame: foto kelap kelipnya rumah-rumah dan masjid dari jauh, di jalanku pulang.
2 notes · View notes
temanlangkah · 1 year
Text
Udah siap-siap berangkat taraweh tinggal pake mukena, ada yang lewat depan kamar.
"Eh, kamu ga taraweh?" Tanyaku
"Mbak mau taraweh?" Ia balik bertanya
"Iya"
"Ikut mbaaakk" matanya berbinar (beneran loh ini tadi wkwk)
Yah seenggaknya hariini ga alone2 amat lah. Udah saur sendirian, buka sendirian, alhamdulillah taraweh ada temen wkwk
Sepertinya memang ditakdirkan untuk lebih kenal sama anak kos di tahun terakhir merantau ini😅
Terus tadi di perjalanan ke masjid, aku tanya, sesibuk apa semester 6? Mengingat semester 6 kemarin aku banyak nangis hahah. "Ih sibuk banget mbak, kaget dari yg semt kemarin cuma 2 praktikum sekarang jadi 5" kebetulan adek kos ini satu jurusan sama aku. Lumayan kan ya jadi bahan ngobrol😆 "wkwkkw nikmati aja ya" jawabku sambil mringis. Ya emang kudu gitu kan ya, nanti juga semua bakal kelewat 1 per 1 insyaaAllah hehe
Jadi keinget semester kemarin bulan ramadhanku penuh praktikum, lembur2 kerjain tugas, selesai taraweh langsung print ncp berlembar2 ngerjain sampe sempet tuh ga bobo sampe saur. Alhamdulillah sekarang udah lebih longgar, yaa magang ga sesibuk kuliah terutama kuliah semester 6 sih hoho. Harusnya aku lbh punya banyak target di Ramadhan taun ini. Hadeh gmn sih aku. Harusnya semangatnya juga lebih lebih soalnya terealisasinya jd lbh mudah sekarang. Yakan. Ayo semangat tingkatin lagi ibadahnya, jangan loyo jangan kebanyakan alasan😼
Heheh, semangat juga semuanya buat kejar pahala yah. Semoga Allah mudahkan😇
Ini self reminder bgt buat aku pribadi🙏
-2 Ramadhan, 1444H
4 notes · View notes
akungacapruk · 2 months
Text
30 hari untuk ☹☹☹
29 hari deng soalnya aku ikut pemerintah xixixi  ᵕ̈
Pertama tama mari kita nangis dulu ☹☹☹ cepat sekali ya udah beres aja ini ramadhan. Semoga kita bertemu kembali dengan ramadhan tahun depan dengan iman yang lebih baik. Tapi kalau ngga, semoga kita bertemu dengan Allah SWT dalam keadaan husnul khatimah 🤲🏼
Yang kedua mau berterimakasih sama kehendak Allah yang membuat algoritma tiktok youtube mengantarkanku pada Ustaz Adi Hidayat yang meskipun ku baru sanggup nonton potongan potongan semoga ilmu yang ku tangkep bener. Dan pada Rumaisa yang ngeshare konten Dr. Omar Suleiman. Luv Arum 🥺 Wadaw bener bener itu ceramahnya kek menendyang keluhan keluhan hidupku. Astagfirullah 😭😭😭
Yang terakhir ini mah mau ngecapruk aja. Alhamdulillah wa syukurillah makasih sekali ya Allah telah menemani ramadhanku dalam tema ber-esq ria ya kayaknya nangis nangis mulu ini super malu aku pada diri-Mu. Si aku yang suka menangisi kegagalan kegagalanku. Terus sering mengandai andai kalau aja aku mengambil pilihan hidup yang lain mungkin hidupku ga sesedih ini. Walach walach mana sering banget aku teh ya, ya Allah, ngedumel gini gini amat hidupku alias Astagfirullah ampunilah aku ya Allah 😭😭😭
Padahal kalau mau diinget inget lagi mah diri-Mu teh udah semacam memberi peringatan ya. Apakah aku dengarkan waktu mama bilang ‘udahan aja, de, pecinta alamnya kamu udah keliatan capek banget’? Apakah aku langsung muhasabah waktu tulang kaki geser dan masuk rumah sakit gara gara dbd terus tiba tiba ada suster super cantik yang ngajakin introspeksi diri? (Masih misteri ini susternya karena bener bener setelah ngajak ngobrol, beliau ga pernah jaga lagi sampe berhari hari aku di RS) Apakah aku mempertimbangkan omongan ibu psikolog waktu konsultasi jurusan? Waduw jawabannya sih tidak semua ya alias itu konsekuensi dari pilihan hidup yang secara sadar u pilih aja ga sih
Terus suka ngedumel lagi sama Allah kenapa sih pilihan hidup yang aku pengen teh selalu mengalami kegagalan. Padahal mah lebih ke Allah tuh sebenernya baik banget memberikan jalan atas semua doa doa yang aku inginin tapi dikasih hint nih kalau aku ambil jalan itu bagaimana. Eh u terabas aja ya, Allah mah mungkin kasih aja deh silahkan dicoba biar aku belajar yang aku mau belum tentu yang terbaik. Dan kalau mau marah dulu ga ada orang yang bisa diajak diskusi mah itulah gunanya istikharah mungkin ya karena mau nyalahin sekitar juga kondisinya memang begitu yang lain juga sedang bingung namanya juga manusia kalau udah ga bingung apa pemirsa kalau kata Aldi Taher? Kok jadi nyalahin sana sini dan marah sama Allah. Astagfirullah bener bener taubat kalau kata aku mah ☹
Terus sekarang aku malu sendiri karena diri-Mu tetep baik banget sama aku. Di setiap pilihan hidupku yang Engkau tau akan seperti apa hasilnya Kau mendekatkanku dengan orang orang yang kalau ga ada mereka mah kayaknya hidupku teh udah mah tikusruk, nyungsep lagi. Huhu sayang teman temanku. Berikanlah rahmat dan keberkahan-Mu dalam kehidupan teman temanku, ya Allah 🤲🏼
Dirasa rasa memanglah aku super beruntung di dunia pertemanan (makasih banyak ya Allah! 🥺🥺🥺) karena baik baik banget super terharu di masa masa super sedih mampir sana sini selalu ada teman yang mau menemani. Makasih ya teman temanku ♡
Ini mungkin agak tidak tahu diri tapi kepada siapa lagi aku meminta selain kepada Engkau, ya Allah, tempatku meminta segala sesuatu dan Sang Maha Mengabulkan. Bolehkah aku memiliki teman satu lagi yang bisa jadi penenang dan penyenang hatiku yang ku sebut swami? (hah) (hehe) 🥺🥺🥺
Makasih sekali ya Allah atas pengalaman ramadhan yang sangat 🤸🏾💢 ini. Makasih sekali Engkau masih mengingatkanku untuk kembali kepada-Mu. Bimbing aku selalu ya, ya Allah 🥺
اَللّٰهُمَّ اَعِنِّيْ عَلٰى ذِ كْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
0 notes
kalibrasirasakafs · 2 months
Text
Mengeja Rasa Tulisan Sang Kyai
#Hujan di Akhir Musim Panas
Entah musim apa Ramadhanku tahun ini, apakah musim semi, musim panas atau musim gugur. Aku tidak tahu.
Yang jelas, Ramadhan kali ini berwarna biru bagiku. Sendu namun haru.
Jika Ramadhan2 sebelumnya kami berupaya mengkondisikan diri dengan lantunan doa, Allahumma BaaarikLanaa fii Rajab wa Sya'ban Wa Ballighnaa Ramadhan...
Maka Ramadhan kali ini, seakan Allah menyiapkan jiwa kami dengan caraNya : mewafatkan putra bungsu kami di bulan Rajab.
Hantaman itu menghentak kami keras. mencubit kesadaran kami akan satu hal yang pasti yaitu kematian. Sekaligus mengingatkan akan sedikitnya bekal dan jauhnya perjalanan.
Ujian tersebut bagai dua sisi mata uang bagi kami. Musibah di satu sisi, sekaligus hadiah di sisi lainnya.
Maka, sabar sejak hantaman pertama, serta ridha akan ketetapan Allah adalah penolong kami menghadapi musibah tersebut.
Sementara syukur berbuah taat adalah cara kami menerima hadiahNya dengan gembira.
Wahai Jiwa, yang berapa puluh Ramadhan telah berlalu begitu saja..
Temui Ramadhan kali ini sepenuh rindu,
seperti rindumu padanya yang sudah menanti di surga...
Sambut "sang Yusuf" sepenuh cinta...
Apapun musimnya...
Rinai hujan yang menghiasi hari2nya kali ini.. Semoga deras pula air mata yang melelehkan dosa2 dan lalaimu di masa lalu...
Bersabarlah dalam taat, hingga alYaqin itu tiba.
Allahummaa, taqabbal minnaa...
^UmmAhmad^
0 notes
shafiyahln · 2 months
Text
Maafkan aku, ramadhan.
Mungkin ramadhanku kali ini tidak semaksimal ramadhan2 di tahun kemarin
Atau bahkan ramadhanku bahkan semakin menurun dari waktu ke waktu. Tapi aku merasa bahwa ujianku juga bertambah. Tak mudah
Ramadhan kali ini, meski dengan kondisi badan yang kurang fit.. harus banyak bedrest, bahkan terpaksa harus batal puasa tersebab karena sakit..
Aku ingin husnudzon bahwa Allah masih sayang denganku. Memberiku sakit agar tidak merasa sombong dengan badan yang sehat dan kuat. Tidak merasa hebat dengan setiap apa yang melekat.
Setiap waktu yang dilalui kini semakin ingin kembali ke masa2 hanya aku dan Allah, dengan segenap daya untuk terus ta'at pada-Nya. Mengerti bahwa ternyata dunia begitu culas, banyak kebohongan yang akhirnya terungkap.
Aku ingin terus husnudzon, bahkan kepada orang2 yang pernah menyakitiku. Aku akan terus berusaha memaafkannya meski terkadang ingatan akan peristiwa dimana mereka membuatku sakit itu masih terus teringat. Hingga kini, aku merasa sewajarnya saja jika berteman. Karena justru orang yang kita percaya, ketika berbuat kesalahan terhadap sikapnya akan lebih menyakitkan.
Kini aku berusaha lebih netral, karena selayaknya manusia. Kita adalah makhluk yang lemah, mudah jatuh kepada setiap salah. Maka, ikhlaskan dan lupakan
Hasbunallah wani'mal wakiil
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu agar masih dapat mengejar keutamaan di sisa ramadhan ini.. 🤲🏻
0 notes
jurnalweli · 3 months
Text
Day 5 #Ramadhan1445H
[Puasa Drakor]
Jika beberapa hari sebelumnya aku menulis tentang apa yang terjadi pada Ramadhan di hari tersebut namun di hari ini aku teringat dengan suatu peristiwa di Ramadhan beberapa tahun silam. Jika tidak salah ingat peristiwa pada Ramadhan tahun 2020. Sebelum Ramadhan aku cukup candu menonton drama korea yang sedang berlangsung. Ada beberapa judul yang kutonton dan yang paling hits adalah The World of The Married Couple. Drama korea yang mengusung kasus rumah tangga yaitu perselingkuhan.
Aku menikmati menunggu jadwal setiap pekan meskipun dengan geregetan karena tak sabar. Memang ya, bagiku jika sekali merasa asik menonton drama korea maka aku akan mencari drama lain untuk ditonton hitung-hitung sambil menunggu drama satunya tayang sehingga bisa bergantian. Drama tersebut belum juga tamat sedangkan Ramadhan akan datang. "Aku tidak boleh seperti ini terus-terusan", batinku. Sebenarnya aku bukanlah pecinta bahkan penggila drama korea. Aku juga tidak sesering itu menonton drama. Hanya jika aku merasa bosan dan monoton dengan rutinitas hidup lalu ingin sebuah tontonan yang cukup menarik maka kadang aku memilih menonton drama korea. Tidak semua judul aku suka, tetap kupilih yang sesuai selerasiku. .
"Aku harus berubah. Ramadhanku nanti harus lebih baik", tekadku dalam hati. Maka menjelang Ramadhan aku membuat target sederhana agar waktuku di Ramadhan tidak habis percuma yaitu puasa drama korea. Karena bagiku menonton drama korea cukup menghabiskan waktu yang kurasa bisa diganti dengan yang lebih bermanfaat atau bahkan rela tidur larut sekedar untuk menonton. Selain itu, tak jarang muncul adegan dewasa yang sangat tidak pantas ditonton ketika Ramadhan. Aku belum merasakan dampak baiknya setelah menonton. Itu versiku, mungkin akan berbeda denganmu. Drama yang kutonton belum juga usai, mau tidak mau aku harus berhenti. Lagipula, puasa ini tidak selamanya drama tersebut masih bisa dilanjutkan usai Ramadhan meski akan berbeda feelnya. Geregetan bukan? Aku jadi tidak tahu endingnya, haha. "Bismillah, akan kulakukan."
Mengapa hanya Ramadhan?
Karena bulan suci, mulia dan berlimpah pahala ini sayang untuk disia-siakan apalagi datangnya hanya sekali dalam setahun. Bulan turunnya Al Quran ini sangat disayangkan jika frekuensi kedekatan kita dengan Al Quran sama seperti bulan lainnya. Bulan Ramadhan adalah saatnya kita mendidik diri lebih keras lagi menjadi pribadi yang lebih baik lagi dengan bertambah ketaqwaan padaNya.
Pada beberapa hari awal mungkin cukup sulit apalagi jika berhadapan dengan hari tayangnya namun karena di awal juga semangat Ramadhan masih terasa menggebu maka keinginan tersebut mari diganti dengan aktivitas lain yaitu menambah tilawah Al Quran. MasyaAllah wal hamdulillah, ternyata aku mampu melakukannya. Sama sekali tak kusentuh meski hanya sekedar melihat sekilas atau mendownload untuk ditonton nanti.
Apa yang kulakukan?
Cukup untuk tidak mendekati hal-hal yang mendekatkan pada menonton drama korea. Selain itu bisa juga diganti dengan kejar target tilawah. Jika bisa maksimal mengapa harus minimal.
Setelah melakukan, dampak apa yang kurasakan?
Aku juga merasakan kedamaian dan ketenangan setiap kali tidak menyentuh drama tersebut hingga akhirnya aku lupa. Atas izin Allah, aku mampu melakukannya dan bangga terhadap diri sendiri bisa menaklukkan tantangan yang dibuat sendiri. 30 hari bukanlah waktu yang sebentar tapi aku bisa bertahan sampai akhir.
Terimakasih Ya Allah. Segala puja dan puji hanya bagiMu.
0 notes
fazarrias · 3 months
Text
Ramadhan Note 1:
Ramadhan kali ini berbeda. Semuanya tidak sama. Kini aku sahur dan berbuka tidak lagi bersama mamak bapak. Tapi Allah titipkan seorang Qowwan dan kedua orang tuanya, yang kini membersamai bukan hanya di Ramadhanku, tapi sepanjang hidupku di muka bumi ini.
Rasanya? Alhamdulillah. Nikmat itu tetap terasa jika kita mau mensyukurinya. Walau mungkin akan banyak tantangan yang menunggu di depan, bismillah— akan kujalani dengan mengharap ridho-Mu yaa Rabbi.
Ohya, ini juga Ramadhan pertamaku tanpa teman untuk saling mengingatkan. Aku tidak mengikuti kelas-kelas seperti Ramadhan Maksimal lagi. Bukan tidak mau, tapi aku sadar diri bahwa bukan cuma kuantitas amal yang perlu kukejar saat ini.
Ya Allah.. pegangi hatiku. Ya Allah bantu aku agar ikhlas dalam beramal. Jadikan Ramadhan ini jauh lebih baik dari sebelumnya. Semoga setelah Ramadhan aku bisa menjadi insan yang tidak hanya semakin bertakwa tetapi juga dihiasi akhlak yang baik kepada sesama.
Palembang, 14 Maret 2024 || 3 Ramadhan 1445 || Semangat!
1 note · View note
justmylittle-voice · 3 months
Text
Perjalanan Panjang
Hari pertama ramadhan ini rasanya... biasa saja. Senang bisa menghabiskan waktu dengan keluarga. Selain itu aku hanya rebahan saja seharian. Melihat berbagai rutinitas yang dilakukan oleh orang-orang di hari pertama ramadhan mereka, rasanya ramadhanku sangat tidak produktif.
Aku masih belum bisa membuat ramadhan kali ini menjadi hal yang spesial. Aku masih belum bisa membuat berbagai kesempatan yang terjadi dalam hidupku menjadi hal yang spesial.
Tulisan ini hanya akan menjadi sedikit refleksi diri.
Entah sejak kapan aku terlalu fokus pada hal yang kurang begitu berarti. Mulai dari rasa khawatir tidak disukai orang lain, rasa takut akan kegagalan, dll. Terlalu mengkhawatirkan hal yang terjadi padaku saat ini. Aku tahu penting untuk fokus dan menyelesaikan target kita sekarang. Tapi kita juga harus mencoba melihat apa yang sebenarnya ingin kita capai di masa depan.
"Rutinitas apa yang ingin kamu lakukan di setiap bulan Ramadhan?"
Aku jadi menyadari betapa dangkalnya pikiran bahwa bulan Ramadahan cukup dengan menyelesaikan puasa 30 hari saja. Masa cuma hal itu saja yang ingin kamu lakukan di bulan yang harusnya spesial ini? Ini sebenarnya tidak hanya tentang Ramadhan saja. Hal ini juga layaknya dengan kuliah hanya cukup lulus saja. Berkerja hanya cukup dengan asal digaji saja.
Aku tahu mencapai itu adalah hal yang utama. Namun, akan menjadi kurang bermakna jika kita hanya memliki target itu seperti itu saja. Apakah sebegitu ragunya kamu dengan dirimu sendiri? Masa iya seseorang yang bermimpi menaklukan dunia hanya punya target yang standar saja?
Dari sana aku kembali membayangkan hal-hal yang ingin aku lakukan, mimpi-mimpi yang ingin aku raih. Hal-hal itu begitu banyak hingga aku rasa perlu waktu yang panjang untukku agar bisa melakukan semuanya. Masih perlu perjalanan panjang untuk agar aku bisa menjadi seseorang yang aku inginkan. Pikiran itu membuatku kembali berpikir betapa tidak masuk akalnya diriku untuk terus memikirkan penolakan di masa lalu ataupun mengkhawatirkan kegagalan di masa depan.
Kurasa aku akan menantikan saat di mana semua mimpi itu akan menjadi jauh lebih besar dari pada rasa takut dan khawatir yang aku miliki...
Tidak.
Kenapa aku harus menantikan suatu saat jika aku bisa memulainya dari sekarang?
0 notes
cahiw · 3 months
Text
Abah, apa kabarmu?
Abah, Ramadhanku masih sama tanpamu
Abah, hidupku penat didunia ini
Abah, aku rindu.
0 notes
kisahkasihade · 3 months
Text
The Broken Ramadhan
Hari ini sudah hari ke-2 Ramadhan 1445H, tapi aku belum bisa jamaah sholat tarawih atau sholat wajib lainnya karena batuk yang gak kunjung sembuh, takut menularkan ke anak-anak.
Karena sholat dilakukan di rumah dan kebetulan libur tanggal merah, muhasabah diri jadi lebih intim. Ku pikir-pikir, Ramadhan tahun ini aku merasa lebih dekat ke Allah dan merasa lebih percaya diri untuk memenangkannya. Aku set target jauh lebih agresif dari tahun sebelumnya yang bahkan khatam Al-Quran sekali saja harus tercepot-cepot di hari-hari terkahir Ramadhan - re: kejar setoran.
Sebelum Ramadhan tiba, aku sudah sibuk untuk mendaftar nama-nama yang harus aku siapkan bingkisan lebaran. Aku selalu mengharapkan Ramadhan yang khusyuk, menyiapkan bingkisan lebaran jauh hari adalah the least i can do untuk mendukung mencapai harapanku sendiri. Sampai terdengar 'loh keluarga Sukoharjo gak masuk ke daftar?', kemudian aku baru tersadar.
Oh, Ramadhan tahun lalu aku disibukkan dengan mabuk cinta dan persiapan pernikahanku sendiri. Long short story, aku dikenalkan pada seorang lelaki yang mencari calon istri. Everything was going quick at that time. Semua terasa serba terburu-buru. Kami baru kenal Januari secara virtual, tapi April kami sudah merencanakan pertemuan keluarga besar dan merencanakan pernikahan. hari-hari kami dipenuhi dengan diskusi berbobot yang sering tak berujung manis dan sepakat. Kebanyakan, kesimpulan ditarik sebelah pihak sehingga menimbulkan persepsi yang kurang pas.
Peredebatan kolot yang tak berujung sepakat adalah bumbu hubungan kami. Dari sudut pandangku, aku lebih banyak mengalah. Aku berusaha menghindari cekcok yang tidak berarti. Aku berusaha memberi makan egonya sebagai laki-laki dan sebegai calon pemimpin keluarga. Aku bahkan menurunkan nilai-nilai yang sudah aku tanam sebelumnya, hanya untuk memenuhi egonya. Aku ingin sekali kami berhasil pada saat itu. Menangis dan memohon kulakukan agar kami sekali saja sampai ke kata sepakat. Tapi memang segala sesuatu yang dipaksakan itu tidak pernah baik.
Bukan berarti aku tidak mensyukuri masa-masa itu. aku mengingat betul bagaimana bahagianya dan excitednya aku menjalaninya. Mendapatkan calon yang keluarga besar suka (pada waktu itu, keluarga sekedar tahu nama dan pekerjaan), ibu suka, dan yang terpenting aku suka, sudah lebih dari cukup, bukan?
Sayangnya, kisah kami harus diakhiri dengan open ending. Kami membiarkan semesta bekerja untuk kami. Ketika pada akhirnya kami tidak ditakdirkan bersama, kami tak kehilangan apapun. Begitupun sebaliknya, ketika pada akhirnya kami disatukan kembali, kami harus yakin bahwa kami sudah menemukan versi terbaik diri kami. Kami mangakhiri hubungan ini dengan baik dan tanpa perdebatan hebat, kami lebih memilih untuk memberikan waktu masing-masing untuk berpikir dan menemukan tujuan hidup masing-masing. Kami juga berusaha untuk tidak mendahului takdir Allah dengan menyatakan bahwa kami tidak mungkin bersama atau kami pasti bersama. Hanya saja waktu itu bukanlah waktu yang tepat.
Kami yakin, kami bukan gagal merencanakan pernikahan. Hanya saja, kami belum selesai dalam mencari jati diri dan tujuan hidup kami. Buktinya, aku semakin cemerlang dan terbukakan carrier path di pekerjaanku sekarang dan dia lolos S2 di kampus ternama di Indonesia.
Kami juga memutuskan untuk tidak saling menghubungi lagi karena kami yakin, keberadaan kami bersama-sama bukanlah hal yang baik saat itu mungkin hingga saat ini dan bisa menjadi penghambat satu sama lain.
Begitulah, bagaimana kami melukai amalan Ramadhan kami dengan hawa nafsu manusia.
Ramadhanku tahun lalu sudah cidera. Tak akan pernah bisa utuh lagi. Ceritanya akan selalu ada, mungkin terlupakan, tapi aku yang hari ini adalah hasil pembelajaran dari yang terjadi sebelumnya.
0 notes
bukukecily · 4 months
Text
Tetiba tersadar kalau..
Sahur dan berbuka puasa sendirian di kosan ternyata nggak seburuk itu.
Ramahdan jauh dari rumah malah lebih menyenangkan. Apalagi pas Ramadhan masih ada praktikum. Pulang praktikum nyari takjil bareng temen atau sekalian bukber. Trus taraweh bareng.
Ramadhanku terasa lebih bermakna. Aku nggak harus dimaki perkara menu berbuka yang aku siapkan. Aku nggak harus merasa kesepian. Aku nggak harus diselimuti amarah.
Satu-satunya bahagiaku ramadhan disini hanyalah dia yang mengajakku pergi taraweh dan menyantap es kacang setelahnya.
0 notes
Text
April-ing
Mau itu April tahun ini sampai tahun-tahun berikutnya, masih aja jadi yang bisa paling berkesan. Entah berada dalam keduanya, mau baik-buruk sekalipun. Tapi tetap kuhadapi !!!
So far, April ku seru banget ... berkatmu
Evaluasi ramadhanku kali ini minus wkwk, kurang produktif ibadahnya dan belajar ilmu agamanya. Aku kebanyakan udah cape sehabis pulang kerja, jadi sekalinya sampe rumah sudah maunya tinggal rebahan istirahat dan nunggu berbuka. Ayo dibekali lagi kebiasaan ibadah baiknya, tau kan biar apa? Biar dapat pahala, surga dan hidup yang tenang-nyaman. Oh iya, lebaran tahun ini jatuh di tgl 22 April 2023.
Canggung banget weh, karena sudah lama ga ngetik banyak disini. Aku jadi bingung gimana lagi ceritanya, oke bakalan kucoba dikit lagi tapi mungkin bakal acak adul soal waktunya. Yaudah apa adanya waelah.
April ini, aku menyelesaikan satu buku yang berjudul "Laut Bercerita" - Leila S. Chudori. SERUUU BGT BGT, aku suka banget karena gak yang buat mikir berat juga sih. Alurnya gampang ketebak, tapi benar-benar kunikmati sampe hanya butuh seminggu aja buatku selesaikan. Bagus, bakalan coba baca bukunya yang lain karena memang tulisannya juga bagus. Lalu, akhir april setelah lebaran aku memulai baca buku baru self-improvement / parenting. Aku ga tau sih, belum masuk banget ke bukunya soalnya baru nyampe part 2.
Seperti biasa, ramadhan banyak acara. Sama seperti lainnya yang buber sana-sini sampe detik terakhir menjelang habis bulan ramadhannya wkwkwk.
Buber w/ someone who meet me for the first time di Pepper Lunch TP 3
Buber ciwi-ciwi sibar di Pondok Ikan Bakar Bamboe Butho
Buber ipsrs in another world haha di Rumah Makan D'Is Sidoarjo
Buber sama naruto di Kedai Sedjiwa dan nongkrong di daerah kavling dpr, ngobrolin buanyak hal sampe menjelang gerimis
Buber w/ afnini di lippo, tujuan awalnya nonton Sewu Dino. Setelah itu makan di Steak Monmon.
Anw, April kali ini aku bertemu dengan seseorang lagi (the new one but i want still). Kuharap dia baik-baik denganku yg apa adanya juga. Kami bertemu di 7 April 2023, hari Jumat. Ngabuburit kemana-mana, ke guardian aku beli primer maybeline, ke gramedia aku yg mau untuk lihat buku-buku, terus buka bersama di TP makan pepper lunch enakkk, terus beli cincau station, habis itu ngobrol, habis itu ke mcd mam kentang dan cola aja sih. Sambil ngobrol lagi yang lain-lainnya, sebenernya sampai sekarang pun masih banyak banget yang mau aku ceritain. Soal diriku, hidupku, kerjaanku, keluargaku, terus yang paling penting lagi tentang bagaimana aku melihat dunia dan bagaimana kami.
Makasi dari awal sampai sekarang sudah ngetreat aku dengan super baik dan ga ngejudge aku begini atau begitu. Kasih perasaan baik dan respon yang bagus juga selama ini, aku bisa sedikit merasa secure/aman sama dia. Jadi pelan-pelan aja kita jalani barengnya please, semoga dia pun berharapnya begitu.
Kalo ditanya sekarang butuh yang gimana?
Yang bikin aku nyaman dan aman.
1 note · View note