Tumgik
#indomie dan telur setengah matang enak
pyralien · 3 days
Text
Kalau Boleh Meminta Satu Hal, Aku Mau Indomie Goreng Dobel Telur Setengah Matang Jadi Makanan Sehat
Aku suka makan. Oke, semua orang butuh makan, aku tahu. Maksudku, aku suka kulineran. Aku suka mencari rekomendasi makanan enak di media sosial dan berkunjung ke sana, aku suka mengendus bau masakan dan menerka seperti apa kira-kira rasanya, aku suka mencecap rasa masakan dan menerka-nerka bumbu apa yang dipakai. Yah, hal-hal seperti itu lah.
Namun, ada dua makanan yang aku makan untuk merayakan sebuah pencapaian, juga merayakan kesedihan (aku percaya kesedihan pun perlu dirayakan karna masih merasa sedih berarti aku masih manusia). Indomie goreng double (dua Indomie ukuran normal, bukan satu Indomie ukuran jumbo) dengan telur setengah matang dan ice cream. Dua jenis makanan itu kerap menemaniku di berbagai kondisi. Saat aku gagal masuk SMA impianku karna nilaiku jeblok, juga saat aku selesai membuat KTM UGM. Di tengah-tengah stress mengerjakan tugas kuliah, juga saat aku mendapatkan nilai memuaskan di mata kuliah kesukaanku. Setelah aku menerima kabar bahwa tidak keterima kerja, juga saat tulisanku dimuat di salah satu media online dengan bayaran yang lumayan bagiku. Di hari-hari jatuh cinta, juga di malam-malam patah hati.
Dua makanan itu barangkali jadi jenis makanan yang aku sulit dapatkan ketika aku masih kecil. Terlalu banyak larangan dari mama untuk mengonsumsinya, terutama untuk Indomie. Aku mulai cukup bebas mengonsumsi Indomie saat berada di bangku SMP. Aku bisa membelinya di kantin atau membuatnya di asrama dengan air panas dari dispenser (Indomie yang diseduh dengan air panas dari dispender sangat tidak aku rekomendasikan). Juga saat SMA, aku mudah membelinya di kantin. Namun, saat SMP dan SMA aku tidak sesering itu mengonsumsi Indomie karna harganya lumayan juga untuk menghabiskan uang sakuku dengan cepat. Penyajiannya pun relatif lama dibanding menyomot makanan matang yang sudah disediakan di kantin.
Saat kuliah lah aku mulai sering mengonsumsi Indomie. Aku bisa membelinya di kantin, di burjo, di kos teman, dan aku juga mulai berani membuat Indomie di rumah saat orang-orang rumah sudah terlelap. Bungkusnya akan aku remas, dibungkus tisu, dan dibungkus lagi dengan plastik hitam baru kemudian dimasukkan ke tong sampah agar jejaknya tidak terlihat. Uang sakuku (dan segala usahaku untuk mendapat uang tambahan selama kuliah) juga bisa membuatku berani memesan Indomie double yang tentunya lebih mahal.
Kupikir aku berhutang banyak pada pembuat Indomie. Yang aku ketahui, sebelum kini dimiliki oleh Salim Group, Indomie dulunya digawangi oleh Djajadi Djaja yang saat ini memegang merk Mie Gaga. Kabarnya, terdapat polemik panjang hingga akhirnya kini Indomie ada di bawah Salim Group. Entah resep yang saat ini aku nikmati adalah hasil racikan perusahaan mana, yang pasti terima kasih.
Tidak berlebihan bahwa aku katakan bahwa Indomie adalah salah satu alasanku untuk tetap hidup. Ketika sedang kambuh dan bingung harus berpegang kepada siapa, maka aku akan datang kepada Tuhan dan Indomie. Betapa banyak malam-malam kalut yang aku habiskan dengan sepiring Indomie double.
Pernah suatu saat seseorang di Twitter mengajukan pertanyaan, "kalau hanya bisa makan satu jenis makanan sepanjang hidupmu, apa yang akan kamu pilih?" Otakku langsung tertuju pada telur dan susu. Aku pernah membaca bahwa telur memiliki protein tinggi dan susu memiliki gizi yang cukup untuk seorang manusia hidup berhari-hari dengan satu jenis makanan saja. Saat sedang menimbang-nimbang akan memilih telur atau susu sebagai satu-satunya jenis makanan yang akan aku konsumsi seumur hidupku, aku menyadari bahwa aku orang yang tidak suka sesuatu yang monoton. Betapa tidak betahnya aku jika hanya bisa memakan satu jenis makanan saja sepanjang hidupku.
Maka aku pun memilih Indomie. Kalau memang hanya bisa memakan satu jenis makanan sepanjang hidupku, maka aku akan memakan Indomie yang berpengawet, bergizi rendah, dan bernatrium tinggi. Kemudian aku akan hidup dengan usia pendek. Cepat mati adalah pilihan paling benar jika memang hanya bisa memakan satu jenis makanan saja sepanjang hidup.
Tapi ya, itu kan khayalan saja. Kupikir kemungkinannya sangat kecil hingga kita harus membuat pilihan seperti itu. Manusia habis melakukan apa sih sampai Tuhan membuat kondisi setiap manusia hanya bisa makan satu jenis makanan sepanjang hidupnya?
Dibanding kondisi seperti itu, aku memilih untuk ada kondisi di mana manusia hanya bisa meminta satu permohonan (haha kenapa aku menciptakan skenario sendiri?)
Namun, jika aku bisa mohon satu permintaan, maka itu adalah Indomie double telur setengah matang jadi makanan sehat. Belakangan aku putus asa untuk mati cepat dan mulai menerima bahwa barangkali aku akan hidup dengan usia panjang. Maka akan ada banyak pencapaian kecil dan kesedihan yang hadir. Setidaknya aku bisa merayakan segala hal dengan sepiring Indomie double telur setengah matang.
0 notes
doawarungkopi · 7 years
Text
Bukan warung, pun kopi.
Kopi sudah setengah gelas kuminum. Warung kopi sedikit pengunjung hari ini. Aku sedikit kesepian karena si aa dan teteh penjaga sedang sibuk meracik mie rebus pesanan orang sebelah ku. Hujan begini memang penuh maklum makan indomie rebus terus terusan. Kurang pas rasanya makan yang kering kering saat dingin hujan, menurutku ya. Tapi begitulah! buktinya memang gorengan yang di buat aa dan teteh sama sekali tak dicolek atau digoda oleh pelanggan. Padahal baru saja matang. Orang cenderung pesan mie rebus atau jahe hangat. kadang satu dari mereka pesan telur setengah matang. Aku tak suka telur setengah matang. Aku perfeksionis, tak suka setengah setengah. pilihannya matang atau tidak sama sekali. selain itu aku tak mau pilih! Aku selalu punya ketertarikan pada warung kopi, ia punya suasana yang sangat berbeda dari kedai kopi mesin. Setiap aku pergi kemanapun, tempat beristirahat atau janjian pasti di warung kopi. Sebab, aku suka suasananya. Kadang dipojok ada seorang yang baru pulang kerja sibuk menyeka wajahnya dengan tisu kertas ala warung kopi, kotor sekali. Ada juga sekumpulan anak sekolah yang sangat akrab, biasanya mereka punya julukan atas kelompoknya. Yang lebih banyak lagi seorang penganggur yang sudah kenal dengan si penjaga. Ya pasti kenal lah! wong tiap hari kerjanya rokokan di warung kopi. Dan karena kenal mereka jadi bisa minum kopi bayar akhir bulan sekalian. Semua orang di warung kopi punya pembahasan yang berbeda beda, ada yang hanya saling guyon dan bicara masa lalu, ada yang debat politik, ada yang suka buka rahasia temannya, yang main hp dan numpang ngecas juga ada. Ada 3 bahkan. Kalau lagi sendiri begini aku suka dengar apa yang mereka bicarakan. Mereka sangat terbuka, seakan akan tak ada yang mendengar. Padahal ia sedang bicara tentang si pedagang narkoba dan kurir terpercayanya, yang ternyata adalah tetangga kontrakan mereka. Kupikir memang warung kopi tempat melepas penat yang paling murah. Semua orang bawa masalah berbeda kesana, dan pulang dengan sedikit lega yang lepas. Tidak ada aturan atau larangan yang ditulis di warung kopi. Seperti jangan berisik atau dilarang ngutang. Semua orang tak peduli akan hal itu, sebab ada yang lebih dalam dari aturan di warung kopi. Yaitu kesadaran. Banyak kesempatan melakukan kejahatan atau sekedar mengganggu, hanya saja mereka sadar. Apa yang baik dan apa yang tidak perlu. Aku punya banyak malam di warung kopi saat menganggur ataupun bekerja. Kopi dirumah punya rasa bosan, diwarung kopi sudah sangat sah mencari kopi. walau sendirian. Sebenarnya warung kopi bukan sekedar warung atau kopi, jauh lebih dalam warung kopi selalu tentang manusia dan sosial, dalam pengelihatanku. Jika cari makan murah, ada warteg yang lebih murah. jika cari kopi ada kedai kopi mesin yang lebih enak atau kopi saset yang lebih murah. Memang tentang manusia ataupun sosial menurutku. Jika memang tentang warung, buat apa ada gorengan yang bebas dicoal-coel?. Jika memang warung kenapa harus ada tempat duduk panjang yang bisa digunakan banyak orang sekaligus? untuk apa ada tv? sedang remot dikuasai pemiliknya. Aku sedikit dibesarkan oleh warung kopi, jika di hitung mungkin sekitar 2 tahun dalam hidup waktu yang kuhabiskan di warung kopi. Aku mulai berani bicara basa basi lewat warung kopi. Kurasa warung kopi memang alat pelepas atribut hidup sementara. Tak peduli kau siapa, di warung kopi kita manusia. Aku ingat aku sempat punya perbincangan kecil dengan seorang berseragam polisi di warung kopi. Aku tak suka polisi sebenarnya, tapi entah mengapa kami bicara saat itu. Aku tak pernah merasa jadi seseorang paing hebat disana, meski ada banyak gerombolan anak tengil yang nongkrong dan sekedar pesan air es lalu ngobrol. Sedikit demi sedikit warung kopi mengubahku menjadi seseorang yang memperhatikan situasi jika emosi. Aku orang yang cenderung mudah meledak Tetapi warung kopi selalu bilang, menemukan keakraban lebih memuaskan dibanding amarah yang harus tuntas. Kini aku jadi lebih suka bicara dibanding memendamnya. Meski belum sepenuhnya, ya! Ampas kopi diam diam masuk kemulut saat tegukan terakhir. Wah sudah habis ternyata. Baru sadar, ternyata sedari tadi sibuk mainan ponsel karena sedang tulis hal ini. Rokok yang kubeli separoh juga baru satu batang kuhisap. Jadi aku tahu, tulisan ini umurnya hanya sebatang dan setengah gelas ditambah obrolan kecil dengan teman yang lewat. Sudah ya! aku harus pulang, abangku radang dirumah. dia titip bubur tadi. aku harus beli. selamat malam, semoga harimu baik. Sampai jumpa, kalau boleh!
1 note · View note
raastrid · 4 years
Text
Indomie, tidak diendorse!
12.54 a.m
Sepertinya seru sekali, kalau tengah malam seperti ini, aku mengganggu mimpimu hanya karena rasa lapar yang tidak sanggup ku tahan. Lalu kita berjalan keluar kamar, menuruni tangga, melewati ruang tengah, menuju mana lagi kalau bukan dapur? Hahaha. kamu menjatuhkan tubuhmu di sofa, sambil tetap menutup mata (berjalan tadi pun aku pandu, ya memang karena aku yang butuh), kamu bilang "buruan aku tunggu disini"
Segera aku mengambil bahan dan ramuan untuk mengobati gangguan ini. "hmm, mas rasa apa ya mienya?" "masih kepikiran milih rasa? ayolah, ini dini hari..." "ya tapi kan :(" gangguan ini ku pastikan menjadikan diriku, bukan aku. Ia mengubahku menjadi anak yang manja, sangat. (kadang suka marah-marah ya mas? hehe) "yaudah mie goreng aja deh" "yaaa" akhirnya kamu menyandarkan punggungmu pada bantal sofa, menyalakan tv dan, hahaha ku pastikan mencari movie!
aku masih berkutat dengan masakan yang diberi bumbu rahasia, ingat indomie goreng ini sangat enak, aku berusaha melindungi aroma yang ia timbulkan sehingga tidak ter....
                 "kamu masak cuma buat kamu doang? buat aku mana?"
cium.... sudah kubilang tidak akan ada yang sanggup menahan ini walau dari aromanya saja! Untung persediaan di rumah kami masih banyak. Oiya, jangan lupa tambahkan telur setengah matang juga sawi hijau atau pakcoy juga boleh, untuk rasa yang tidak akan pernah kamu lupakan!
Akhirnya, 2 piring indomie goreng (sejujurnya aku memasak 3 bungkus! hehehe) siap meluncur menuju lambung 2 orang yang sangat saling mencintai, ya mas?! ayolah jawab iya saja apa susahnya?! :(
aaaaakkk!! aku cemburu sekali pada sepiring indomie dengan telur mata sapi dan sawi hijau rebus karena ia sanggup membuatmu senyum sampai kamu tampaaaaan sekali, percayalah mas, sepertinya matamu lebih berbinar saat ini daripada saat kita akad dulu! :(
"film apa ini?" "nonton ajaaa" jawabnya "hah... lebih seru juga cerita hidup kita, ya kan mas?!" "IYAAAAAAA DONG!" sambil mencubit pipiku, mengacak-acak rambutku! astaga untung saja harus aku hormati ia, karena kalau tidak, ku balas juga ia :( (meskipun seringkali aku mengacak rambutnya! hahaha membuatnya jengkel kadang sangat menyenangkan, maaf ya mas aku sering bercanda :( 
                                                       ...........
Ya ampun, ini jam berapa sudah silau sekali? Oh iya habis shubuh tadi kan kita ga naik ke kamar lagi. Berhubung ini hari sabtu, mari habiskan waktu kita untuk me time mas! Cerita ini akan berlanjut tapi aku mau urus setengah diriku dulu ya! My forever skincare-routine mate!
byeeee! *dadah dadah*
0 notes
steadyfanfun-blog · 5 years
Photo
Tumblr media
SARAPAN PAGI Indomie Dan Telur Setengah Matang Enak Jakarta Street Food SARAPAN PAGI Indomie Dan Telur Setengah Matang Enak Jakarta Street Food Nah Kali ini setelah olah ragapagi saya sarapan pagi indomie telur setengah matang enak rasanya Sarapan pagi indomie telur setengah matang sehat loh sarapan pagi indomie simple lah sarapan indomie dan telur setengah matang enak jakarta street food cobaen lah sarapan telur setengah matang enak jakarta street food itu praktisko sarapan indomie dan telur setengah matang enak gak pakai ribet indomie dan telur setengah matang enak jakarta street food sudah pas indomie dan telur setengah matang enak bisa tahan lapar sampai siang indomie dan telur setengah matang adalah sarapan indomie dan telur setengah aja lah indomie dan telur setengah matang kenyang dan bergizi #Indomie #TelorSetengahMatang
0 notes