Tumgik
#ikan mas kecil
milaalkhansah · 9 months
Text
‘bapak’
Tumblr media
Mas, aku 5 bersaudara. aku anak ketiga, dengan dua orang kakak, dan dua orang adik. ayahku meninggal dunia saat aku masih kelas 3 SD. aku ingin kamu mengetahui bagaimana aku memandang mereka semua, yang akan kumulai dengan menceritakan bagaimana sosok yang kupanggil ‘bapak’ ini... 
aku sebenarnya nggak punya banyak memori tentangnya, semenjak ia meninggalkan keluarga kami ketika kami masih dalam usia yang sangat belia.tetapi sebagian memori tentangnya masih terekam jelas diingatanku....
bapak adalah seorang yang tinggi besar, tetapi perawakan tinggi itu sepertinya hanya diturunkan untuk kedua adikku, sebab aku dan kedua kakakku bertubuh mungil (aku tidak mau menyebutnya pendek, karena itu tidak terdengar mengemaskan ^^). aku ingat sekali, karena tubuh tingginya itu, bapak nselalu menaikkanku ke atas bahunya dan mengajakku berkeliling desa. aku tidak tahu, apakah karena tubuh bapak yang terlampau tinggi, atau karena atap-atap warga yang teralu rendah, aku sering mengaduh ketika tak sengaja kepalaku terpentok atap rumah warga. bapak hanya tertawa dan langsung menundukkan kepalanya agar kepalaku terhindar dari hantaman selanjutnya.
bapak suka memancing. hobinya itu didukung dengan keberadaan empang besar di depan rumah kami, sewaktu bapak masih sehat, kondisi empang itu sangat bersih dan terawat, kegiatan rutin bapak setiap sore adalah memangkas rumput-rumput di sekitarnya. kami bahkan sempat memelihara beberapa ekor ikan mas, dua di antaranya kunamai ‘putih’ dan ‘manis’ kegiatan favoritku di pagi hari adalah memanggil nama mereka dari atas jendela kamarku yang langsung berhadapan dengan empang rumahku. aku selalu kegirangan ketika mereka seolah menyambut panggilanku dengan menampakkan kepala mereka di permukaan air.
sayang, ikan mas kesayanganku berakhir menjadi santapan keluarga besarku. ketika keluarga mamaku datang berkunjung dan memutuskan untuk menangkap ikan itu. aku menangis histeris. tak terima ‘putih’ dan ‘manis’ berakhir menjadi ikan kuah kuning. aku meronta-ronta dalam gendongan mama, tak terima hewan peliharaanku masuk ke dalam perut mereka.
ketika sedang kangen sama bapak, aku biasanya ke empang dan iseng-iseng memanggil nama ‘putih’ dan ‘manis’ padahal aku sudah tahu mereka sudah lama jadi kotoran manusia, anehnya, beberapa ikan kecil berwarna keemasan tiba-tiba muncul seakan menyahuti panggilan itu, aku rasa, sebelum meninggal dalam cara yang tragis, satu di antara mereka sedang mengandung buah hati.
bahasaku teralu lebay ya, Mas? hehe, soalnya ketika aku menyayangi sesuatu, aku tidak pernah setengah-setengah. mereka lebih dari sekedar hewan peliharan untukku. mereka kuanggap adalah temanku. seorang manusia yang bisa mendengar dan juga merasa.
di antara semua saudaraku, aku yang paling dekat dengan bapak. ketika beliau sakit keras, aku yang menemani beliau tidur berdua di kamar yang terpisah dari mama dan saudara-saudaraku. aku juga yang menemani beliau menjalani pengobatan di berbagai macam tempat dan rumah sakit. memandikan, bahkan membersihkan tubuh beliau selepas bapak buang air besar dan kecil,  serta aku juga yang menjadi saksi, saat beliau menghembuskan nafas terakhir. 
bapak adalah seorang yang berwibawa. hal itu didukung dengan postur badannya yang tegak, kumis lebat, dan juga wajahnya yang sangat kebapakkan. bapak adalah lelaki tertampan dalam hidupku.
beliau juga seorang yang sangat sabar. dengan kondisi stroke yang dideritanya selama 2 tahun, juga kaki lumpuh yang terancam diamputasi karena pengaruh terapi yang beliau lakukan membuat kondisi kaki beliau membusuk tetapi beliau tetap berusaha melakukan pengobatan, sudah cukup mengambarkan betapa sabarnya beliau.
sepertinya aku hanya mampu mengambarkan sosok beliau dengan beberapa kalimat saja ..., karena aku tidak mampu lagi menahan rasa sedih dan juga rindu ketika menuliskan ini. aku khawatir, laptopku tiba-tiba berhenti berfungsi, sebab kejatuhan banyak air mata.
aku tidak mau berandai-andai, karena kutahu itu takan mengubah apa yang sudah terjadi. penyesalan juga tidak akan membuat segalanya menjadi lebih baik.
aku hanya berharap. di sisa hidupku kini, aku bisa menjadi seorang anak yang lebih tahu diri.
tahu diri, bahwa jika bukan karena perjuangan dan juga kesabaran kedua orang tuaku untuk membesarkanku, aku mungkin tidak akan mampu bertahan hidup lebih lama di dunia yang sangat menyeramkan ini.
kelak, saat engkau memutuskan untuk mencintaiku, tolong cintai kedua orangtuaku juga ya, Mas? bisakan?
Surat Keenam, Kamis, 20 Juli 2023
35 notes · View notes
ikaaika · 8 months
Text
Aku yang Dirayakan
Tulisan ini bukan dalam rangka aku sedang mengulang tahun. Tapi izinkan aku menulis ini untuk mengenang segala hal yang telah dirayakan selama aku hidup.
Aku Ika, perempuan yang lahir hampir 28 tahun silam. Si anak perempuan pertama dan juga cucu pertama dari keluarga mamak. Anak yang di bahunya terdapat harapan karena dia yang serba pertama.
Aku si anak pertama yang banyak diabadikan dalam foto album yang tersimpan rapi sampai saat ini. Aku adalah cucu yang sepertinya pertama kali dirayakan ulang tahun saat di kampung mamak. Si anak yang selalu dibawa kemana-mana.
Kata mamak, aku adalah salah satu cucu kakek yang banyak permintaan hehe. Saat pulang kampung, aku tidak suka jajan-jajan murah yang ada di kedai. Sukanya jajanan yang cukup mahal dan belinya harus menempuh waktu sekitar 1 jam pulang pergi. Dasar aku! Setiap pulang kampung ke kampung mamak, perasaan yang sangat disambut oleh mereka yang ada disana. Bayangkan saja, dulu aku sangat suka ikan mas. Dan itu makanan selalu disajikan setiap aku berkunjung. Sepertinya kakek sampai membuat kolam ikan mas agar makanan itu selalu tersedia untukku hehe. Al-Fatihah untuk kakek.
Untuk keluarga sendiri, terima kasih untuk selalu merayakan hal hal kecil. Ternyata, aku banyak tidak sadarnya. Setiap bapak menerima gaji, pasti kami akan dibelikan makanan sesuai yang diminta. Bukan makanan mahal, hanya makanan di warung warung terdekat, seperti bakso, mie aceh, kwetiau atau apapun. Ya mungkin murah, tapi kami sudah senang. Karena biasanya setiap beli makanan walau hanya 1 bungkus, selalu dimakan ramai-ramai.
Setiap anggota keluarga ulang tahun, pasti selalu ada kue ulang tahun yang dipotong dan dimakan sama-sama. Foto-foto dan saling menyuapi.
Tumblr media
Foto diatas adalah foto terakhir merayakan ulang tahun secara lengkap. 2020, usia mamak 50 tahun dan sudah sakit. Selebihnya, perayaan ulang tahun kami tidak akan pernah lengkap. Al-Fatihah.
Untuk teman-teman baik yang selama ini ada. Walau silih berganti, tapi terima kasih karena hal-hal tersebut akan selalu diingat.
Yogyakarta, dari aku yang sedang rindu rumah dan orang-orangnya 24 Agustus 2023
3 notes · View notes
affardi-blog · 1 year
Text
KOPI KAPAL IPA (ILMU PENGETAHUAN APA? YA APA??
Betul sekali, mau tidak mau kalau berbicara alam maka akan berbicara Alam. Sebaik-baiknya Alam lebih baik Alam. Terhenyak ku di tengah mimpi bolong.
“Pak mau kemana?” Ternyata Pak Taxi masih diam menungguku menjawab arah tujuan ini.
“Jalanin dulu aja Pak”, kataku singkat.
Sambil melirik lewat spiteng (spion tengah), Pak Taxipun langsung menancapkan gasnya tanpa tedeng aling-aling.
Ini Bandung, kurang lebih sudah dua bulan lamanya aku pergi dari Bandung. Pergi untuk suatu tujuan, tujuannya ya Jalanin dulu aja. Kegiatan Onsite yang lumayan jauh membuatku rindu setengah mati kepadamu, Bandung. Udaranya yang sejuk, motor yang nyusul dari sebelah kiri, pemuda dengan jaket putih-biru muda-biru tua berseliweran di jalan, demam coffee shop di kiri-kanan jalan, tukang roti Cari Rasa yang tidak akan kamu temui selain di Bandung, dan lain sebagainya.
Tepat 1 tahun yang lalu, di daerah Flores ada kejadian unik sekaligus nyebelin yang tidak akan terlupakan. Saat itu hujan gerimis, pukul 19.00 aku melaju dengan sepeda motor Supra X tahun terbaru yang entah kenapa suara rantai keteketeketeknya membuat suara dari headset pro bisa terdistraksi.
Aku ke arah timur dari Kota Komba. Mencari terang bulan, yang mana itu merupakan sebutan khas dari menu Martabak Manis di setiap area timur Indonesia. Tentu ada gerobak Martabak Manis yang bisa aku sambangi untuk melelas nostalgia dengan Martabak Cokelat Kacang. Namun, setelah berjalan 20 menit, jangankan gerobak Terang Bulan, gerobak pecel lelepun tidak kutemui. Aneh, ini sungguh aneh. Pasti ‘by Design’ atau merupakan Master Piece dari Illahi yang memang masih menjadi misteri abad 4.0 ini. “Aneh anjing kok Martabak aja ga ada???”, wajar kan aku bertanya demikian? Toh di dalam kepala ini, suaranya sih ga keluar.
Setelah melihat perkumpulan ibu-ibu berjualan ikan, (Ada ibu ibu guys!) nampaknya aku harus putar balik dan bertanya ke mereka. Daripada bertanya ke rumput yang bergoyang, dapet jawaban engga, kesel iya.
“Bu, ada Terang Bulan kah disini?”, sapaku hangat sambil mematikan sepeda motor.
“Ga ada mas”, jawab seorang dari mereka.
“Ah, masa sih ga ada?”, tanyaku heran.
“Betul mas, kenapa cari Terang Bulan disini? Cari di Bajawa saja mas, kalo disini bulannya ada, tapi belum tentu terang.”, jawaban garing, lebih ke CRINJ, yang merupakan jawaban, tapi tidak menjawab pikirku.
“Lah, masa saya pergi ke Bajawa jam segini??”, timpalku sambil tertawa kecil.
“Betul mas, lebih baik begini saja mas”, tiba-tiba ada penawaran lain dari salah seorang yang lain.
“Apa?”, jawabku yang mulai penasaran apa maksud orang ini.
“Mas cari resep Terang Bulan yang enak, lalu jualan disini, nanti kami yang beli sudah.”, serentak mereka tertawa berjamaah.
Shitmen! Orang cari Martabak manis dan asin, malah DISURUH BIKIN MARTABAK. DISURUH BIKIN MARTABAK SENDIRI? Heloow kalian kenapa sih bu? Aneh anjirittttt.
“Bu, saya kan mau beli martabak, masa malah jadi punya tugas bisnis umkm???”, akupun ikut tertawa, tapi dalam hati ‘tingalikeun we lah ajig, tingali weh’.
“Betul mas, kalo mas jualan martabak, mas kan untung ganda. Bisa makan martabaknya, dan juga malah jadi punya uang.”
Ah anjir, teu dableg ieu mah. Sakit lo buuu! (Tapi ada benarnya sih)
“Hahaha, ah Ibu mah gimana sih”, tanpaku sambil menutup obrolan ditengah tawa Ibu-ibu. Tanpa cas cis cus, aku langsung menyalakan motor dan pergi dari mereka.
Bandung, 19 bulan 4, empat dikali empat? 16. Sempat tidak sempat…. Harus di enambelaskan lah…..
6 notes · View notes
fajarrpriyambada · 1 year
Text
Beliefs : Guncangan Kedua
Tumblr media
Selamat Pagi…
Pagi yang begitu indah, Rinjani pagi ini terlihat megah dan gagah, berpadu padan dengan birunya langit pulau Lombok. Hanya sepasang awan berbentuk merpati yang menghiasi langit mala mini. Bola plastik tiba-tiba terbang di depan mukaku, “mengganggu orang melamun saja”, batinku. Rupanya bocah-bocah ini lagi asyik bermain bola sepak, meski mereka kemarin dilanda bencana yang cukup dahsyat, mereka masih bisa menikmati kehidupan. “Ahh enaknya jadi bocah, yang pikirannya cuma main dan main..”, aku tersenyum sambil membayangkan kembali masa-masa kecil dulu.
“Permisi Pak.. dari BMKG ya?”, Aku menoleh ke arah sumber suara. Sepersekian detik aku terpaku melihatnya, suaranya yang lembut serasi dengan senyumnya yang menyejukkan. Seorang gadis berkerudung merah maroon, sangat serasi dengan wajahnya yang indah nan cerah.
“Ehh… Iya kak.. bagaimana? Ada yang bisa kami bantu?”, Aku segera tersadar, canggung rasanya kalau ketahuan aku mengagumi kecantikannya.
“Pak, kira-kira sampai kapan ya gempa susulannya akan terus ada? Kami hendak mengambil barang ke rumah, tapi khawatir tiba-tiba ada gempa susulan?”. Tanya Gadis itu.
“eh kami?? Astaga, ternyata dia tidak sendiri, dia kesini bersama temannya!”. Kataku dalam hati, aku benar-benar tidak fokus sehingga tidak menyadari kalau dia datang bersama kedua temannya.
“Kalau untuk gempa susulannya, kemungkinan masih ada sampai beberapa hari kedepan. Tapi kalau dirasa bangunannya masih aman, berdiri kokoh, dan tidak ada tanda-tanda kerusakan atau keretakan pada dinding-dindingnya, tidak apa-apa kalau cuma ambil barang sebentar”. Kataku menjelaskan kepada mereka.
“Oh begitu ya Pak. Baik terimakasih atas penjelasannya.”, kata Gadis tersebut.
“Sama-sama kak”. Jawabku.
Ketiga gadis tadi langsung pergi setelah kuberi penjelasan singkat. Memang disaat-saat seperti ini, rawan sekali bangunan runtuh akibat gempa susulan. Gempa memang sifatnya suka datang tiba-tiba, bahkan para ilmuwan di bidang gempa pun sampai saat ini belum ada yang bisa memprediksi kapan dan dimana datangnya gempa.
Keesokan harinya, tim kami dibagi dua, aku bersama tiga orang tim berangkat survey ke Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Sisanya tetap tinggal di Camp, menjaga alat survey kami yang terpasang. Pelabuhan Bangsal yang menjadi tempat penyebrangan tidak jauh dari sini, hanya sekitar 15 menit. Kami menyewa kapal cepat untuk survey di tiga pulau tersebut.
“Kalau saja kesini tidak karena bencana, tentu aku akan sangat menikmati keindahan deretan pulau Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air.”, kataku dalam hati.
Beningnya lautan Gili berpadu dengan cerahnya langit biru, semakin romantis dengan kehadiran ribuan ikan yang bisa dilihat langsung dari atas permukaan. Hampir setiap jam helikopter mendarat di Gili Trawangan, kebanyakan memang sengaja disewa untuk mengevakuasi turis asing yang terisolasi akibat gempa kemarin. Bantuan dari pemerintah belum banyak yang masuk ke wilayah ini. Sorenya kami langsung kembali ke Camp kami di Alun-alun Tanjung.  
Sudah empat hari semenjak kami datang kesini, gempa susulan masih terus berdatangan silih berganti. Terkadang ia datang dengan kekuatan yang relatif cukup besar, terkadang hanya terasa seperti truk yang lewat. Pagi ini, suara ambulan yang bersliweran masih terus menghiasi hari-hari kami. Mereka membawa korban-korban longsor dari Pos di Gunung Rinjani, saat kejadian gempa kemarin mereka sedang melakukan pendakian.
“Mas, saya dapat info dari Pak Abdul, ibu kepala katanya mau kunjungan kesini mas”, Ucap Faqih saat mendatangi tendaku.
“Oh iya, kapan?”. Tanyaku ke Faqih
“Nanti sekitar pukul 16.00 WITA”, Jawab Faqih singkat
“Oke, aku akan berkoordinasi dengan Koordinator lapangan dari BPBD yang ada disini, siapa tahu ibu mau konferensi pers juga”, jawabku sambil bersiap untuk koordinasi dengan BPBD.
Selepas Ashar, rombongan Kepala BMKG dan jajarannya datang untuk mengunjungi lokasi pengungsian. Kami menyampaikan apa-apa saja yang kami dapatkan setelah survey disini, dan kami senang karena Ibu Kepala mengapresiasi apa yang sudah kami lakukan disini. Beliau selanjutnya berkoordinasi dengan stakeholder setempat, memberi informasi terkait gempa susulan, dan apa saja yang harus dilakukan saat gempa terjadi.
***
5 Agustus 2018,
Aku masih di Camp Pengungsian, beberapa titik survey di Lombok Utara sudah kami kunjungi. Banyak pengalaman yang ku dapatkan semenjak tiba disini. Ternyata tidak hanya dari tim BMKG saja, beberapa kampus ternama di Indonesia juga melakukan survey disini. Salah satunya adalah almamaterku dulu saat masih menjadi mahasiswa di kampus ternama di Kota Bandung.
“Permisi, sepertinya tidak asing dengan pak Dosen muda ini”, aku menyapa salah satu dari mereka
“Lho Roy, Loe disini juga?!”, Jawab Dosen Muda tersebut. Gibran, adalah nama dosen muda tersebut. Sahabatku semenjak kami ospek bersama, kebetulan juga kami di jurusan yang sama. Sosok Sahabat yang juga jadi “role model”. Dia mendapatkan predikat lulusan terbaik saat kami Wisuda, karena kecerdasannya itu dia mendapatkan beasiswa sampai jenjang S3. Sekarang dia mengabdi sebagai dosen muda di almamater kampus kami tercinta.
“Haha, iya Gib, sudah lama tidak bertemu. Gimana kabar loe?”. Aku mendekatinya sembari memeluknya, sebuah kebiasaan yang sedari dulu kita lakukan kalau bertemu.
“Puji Syukur Alhamdulillah baik..” Jawabnya
Kami melanjutkan obrolan, kebetulan juga timnya sedang beristirahat. Dia bercerita banyak hal, mulai dari pengalamannya sebagai dosen, ketemu mahasiswa baru setiap tahunnya, hingga bercerita tentang kehidupan pribadinya. Dia menikahi pujaan hatinya yang sudah dia dekati semenjak masa-masa kuliah dan dikaruniai anak yang cantik dan lucu.
“gue udah dengar tentang kabar loe dengan si Putri, aku turut berduka atas kegagalan itu”, Ucap Gibran
“Ahh gak papa bro.. udah cerita lama”, jawabku
“Ya walaupun cerita lama, tapi kan loe masih belum bisa move on, buktinya masih jomblo sekarang”, kata Gibran sambil bercanda
“Ahh sial loe, gue masih cari yang terbaik, dan masih belum menemukan sampai sekarang”. Jawabku dengan nada layaknya seorang diplomat.
“masa gak ada sih satupun, itu lho banyak cewek”, kata dia sambil menunjuk remaja-remaja putri yang sedang bersenda gurau.
“Hahaha, emangnya gampang tinggal comot”, balasku
Percakapan kami berakhir saat adzan Maghrib berkumandang, kami berjanji untuk bertemu lagi kalau nanti ada kesempatan.
Aku tetiba kepikiran gadis cantik berkerudung merah maroon yang waktu itu menanyaiku di Camp. Usianya ku perkirakan antara 22 – 25 tahun, sepertinya bukan berasal dari sini, karena tidak ku temui perempuan sini yang tipe mukanya seperti dia. Aku juga sedikit menyesal karena lupa menanyai nama gadis tersebut,
Pukul 19.45 WITA
Selepas Sholat Isya’ berjama’ah, kami terbiasa duduk bersama para pengungsi untuk mendengarkan ceramah di Musholla darurat tadi. Anak-anak berlarian di tengah lapangan, meski hanya bercahayakan rembulan. Hal-hal sederhana yang bisa membantu menyembuhkan trauma mereka akibat gempa.
Tiba.. Tiba..
“Gluruk..Gluruuk….” Suara batuan yang saling bertubrukan dari dalam bumi..
GEMPAA!!!
Anak-anak yang tadinya berlarian langsung terduduk, orang-orang dewasa yang sedang sibuk dengan tugasnya masing-masing pun segera keluar dari tempat berteduh mereka. Guncangan gempa yang sangat dahsyat, listrik yang tadinya digunakan untuk menyalakan lampu langsung padam. Gelap.. Gelap Gulita, semua langsung menyebut nama Tuhan, berdo’a, memohon  ampunan. Teriakan histeris terdengar dari seluruh penjuru kota. Bangunan Ruko 2 lantai di depan alun-alun tersebut runtuh, hanya tersisa 1 lantai. Aku pun merasa sangat takut, ini pertama kalinya kurasakan gempa selama hidupku. Beginikah Kiamat itu?
6 notes · View notes
pitribamboo · 1 year
Photo
Tumblr media
Jangan tahan tawamu dik, usiamu masih terlalu dini untuk mengenal cekikkan lara. Kuingin sedikit bercerita tentang masa kecil bahagia. Sejuta senyum bahagia tercermin dalam raut wajah yang ceria. Hari-hari penuh tawa dan canda. Berlarian kesana kemari dan tertawa. Hanya mampu mengeja kata demi kata namun hati masih selembut sutra. Semudah itu untuk bahagia, mencari ikan di pinggiran sawah, lari-larian main layangan. Mas dimana menangis karena jatuh, menangis karena mainan, dan hal-hal yang kalau diingat bisa bikin kita ketawa. Ya, aku rindu masa itu. Tentang kepolosan, ketidaktahuan, keingintahuan, petualangan, permainan, pengalaman dan kebahagiaan lainnya. . .~Masa yang belum mengenal luka, lara, dan cinta. Jangan terburu-buru ingin dewasa dik! Saat SD aku ingin segera masuk SMP, saat SMP ingin segera masuk SMA, saat SMA ingin segera masuk KULIAH, saat KULIAH ingin segera lulus. Setelah lulus ingin segera kerja, setelah kerja ingin segera apa lagi? Ingin kembali ke masa kecil kah? #30haribercerita #30hbc23 #30hbc2305 ________ #pitribamboo #galerigewes #berkisahsejenak (di Malang) https://www.instagram.com/p/CnCmMeQPuqq/?igshid=NGJjMDIxMWI=
2 notes · View notes
mikamiiku · 5 days
Text
mikoo, mikaill, mikailaa, mikuu ..
Dari satu nama jadi banyakk panggilan, nama asli hanya digunakan kalau acara resmi aja. Disini aku leluasa untuk cerita karenaaa, gabanyak yg bakal lihat, hanya barangkali yang kepencet atau sekedar penasaran, tapi gapapa. Yukk kenalan 😄
Aku mika. Panggilanku ada banyak diatas, tinggal pilih aja wkwk. Belajar kesabaran dari nama, jadi ada banyak momen yang gabakal terlupa. Dari tes kesehatan dipanggil pak mika sama perawat, dipanggil mas mika pas dichat kurir, dan absen sedari SD-MA di tengah-tengah cowok yang awalan namanya Muhammad. Pengen sekali-kali kalau ujian sebangku gitu sama cewek, tp always gapernah wkwk. Yang paling merepotkan perihal nama, namaku selalu ditambah huruf h sama orang atau temen yang belum tau nama asliku, jadinya "mikha". Ini juga yang sedikit buat problem di akta dulu.
Hobi tiga tahun terakhir ini 'masak', akunya seneng ibu ngeluh, tiap pagi apalagi weekend anaknya hobi ngotorin dapur. Tapi alhamdulillah dengan berguru ke ibu, skill masak bertambah dong. Yang dulunya pertama kali masak di asrama selalu pake bumbu jadi, sekarang uda bisa buat sendiri wkwk. Maafkan aku ibukk, yang tiap malam gabisa diem nanya ini namanya rempah apa, resep ini apa, trus cara milih sayur dan ikan yang baik gimana (akunya emang ribet, untung ibu sabar). Tau banget kenapa Allah kasih aku ibu yang sangat sabar, karena tau anak keduanya ribett.
Kegiatan yang paling aku sukai adalahhh 'mengajar' selain itu aku juga suka kegiatan-kegiatan sosmas. Nah dari ngajar ini, dua hal yang kusukai bisa kulakukan bersamaan. Dengan mengajar bisa juga menebar manfaat untuk orang lain, meski sedikit yang bisa ku beri, tapi kalau sedikitnya rutin insyaa Allah bisa meluas.
Meski suka mengajar tapi aku kurang cocok dengan lingkungan lembaga pendidikan yang terikat. Menurutku di luar lembaga pendidikan aku lebih bisa explor diri untuk dampingin anak-anak dengan cara belajar yang menyenangkan tanpa tekanan, dan yang terpenting belajar dari apa yang membuat mereka tertarik akan ilmu. Kalau mereka mau belajar dan sekolah, pasti dibaliknya ada tujuan dong. Nah ini yang aku tekankan pada anak-anak "kalau mereka melakukan sesuatu pasti ada tujuannya". Panjang sih kalau dijabarin, kenapa aku suka dan mau bertahan di tengah-tengah mereka. Intinya hati selalu berkata "takjub" dengan semua hal yang ada di diri anak-anak. Dan selalu meyakini jembatan kebaikan itu ada, kalau sekarang kita mengajarkan kebaikan pada anak-anak lewat ilmu yang mereka pelajari, dan mereka paham akan itu, besar kemungkinan mereka juga akan mengajarkannya pada generasi lain.
Selama ini profesi guru, atau pengajar luar sekolah sering dianggap remeh. Entah dari sisi penghasilan yang kecil pekerjaan yang monoton dll. Tapi kalau tidak ada guru apa akan ada profesi lain selain guru ?? "Itu kata alm Bapak dulu, sewaktu aku SMP" aku jawabnya ada dong, petani atau pedangang, kan mereka kata Bapak ada yang ngga sekolah. Tapi Bapak menjelaskan petani atau pedagang kalau dia mendapatkan pendidikan yang baik, akan menjadi petani dan pedagang besar, karena tau ilmu bertani dan berdagang yang benar (inget banget aku masih membantah dulu, maklum anaknya suka banget bertanya) tp beliau selalu menjelaskan dengan baik. Pesan beliau dulu, "tidak pernah mengalangi aku untuk punya cita-cita apapun, yang beliau harap aku bisa bermanfaat untuk orang lain, terlebih di lingkungan rumah yang anak-anaknya masih membutuhkan pendidikan akhlak yang lebih baik"
Lopeyouu Ibu Bapak ❤️
Nahh, ituu sedikit bagian highlight diriku wkwk. Semoga kita semua dapat membawa manfaat untuk banyak orang, sekecil apapun itu yahh. Mangatsee 😊
1 note · View note
jok3rgg · 2 months
Text
Jenis Ikan Hias Populer.
Terdapat lebih dari 24 jenis ikan hias air tawar yang di budidayakan oleh masyarakat Kabupaten Bogor, namun ada 10 jenis ikan hias yang populer dan paling diminati oleh masyarakat Bogor. Produksi 10 jenis ikan hias ini juga terus meningkat setiap tahunnya. Jenis ikan hias tersebut adalah.
1. Ikan Cupang (Betta sp)
Tumblr media
ikan Cupang merupakan ikan yang habitatnya di rawa-rawa dan berada di negara-negara Asia Tenggara salah satunya Indonesia. Ikan ini mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Ikan Cupang bisa hidup dalam wadah kecil dengan volume air dan oksigen sedikit. Ikan Cupang selain menjadi ikan hias, sering dijadikan sebagai ikan aduan. Ciri ikan ini secara umum badannya ramping, sisik kecil namun tebal, terdapat cekungan pada ujung badan hingga samping perut. Jenis ikan Cupang yang paling populer dikalangan para hobies di Kabupaten Bogor adalah ikan Cupang Plakat. Cupang Plakat disukai karena keindahannya. Produksi ikan Cupang tahun 2016 di Kabupaten Bogor sebanyak 35.088,53 RE dengan kisaran harga dipasaran Rp. 10.000-15.000,-. Namun untuk jenis-jenis tertentu harganya bisa mencapai Rp. 250.000,-, dilihat dari prospeknya yang bagus, budidaya ikan Cupang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. 2. Ikan Koki (Carrasius auratus) 
Tumblr media
Ikan Koki dipercaya berasal dari negeri china dan berkembang di Jepang. Ikan ini masih satu famili dengan ikan mas, sehingga di masyarakat populer dengan sebutan Mas Koki. Ikan koki memiliki ratusan jenis dengan variasi harga yang berbeda-beda. Kisaran harga ikan Koki yang populer di tingkat pengecer di Kabupaten Bogor adalah kisaran Rp. 7.000 sampai Rp. 10.000. Ikan ini memiliki ciri khas bersirip panjang dan memiliki benjolan di bagian kepala. Semakin indah sirip dan warnanya, harganya semakin mahal. Produksi ikan koki pada tahun 2016 mencapai 27.244,95 RE tersebar di 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor. Daerah yang sangat potensial adalah Parung, Kemang dan Tenjolaya. 3. Ikan Discus (Symphysodon discus)
Tumblr media
Ikan Discus memiliki keunikan yang menarik yaitu garis-garis tubuh yang melintang dari ujung kepala sampai ekor. Namun ikan ini memiliki kelemahan yaitu sering stress sehingga ikan ini sering terkena penyakit. Ikan Discus pertama kali ditemukan di Sungai Amazon. Suhu normal yang diperlukan dalam pemeliharaan ikan Discus adalah 27-32°C. Sehingga untuk menjaga suhu nya dibutuhkan beberapa perlengkapan seperti heater untuk menjaga kestabilan suhu dalam aquarium. Produksi Ikan Discus di Kabupaten Bogor pada tahun 2016 mencapai 24.231,46 RE, dengan kisaran harga jual di tingkat pengecer sekitar Rp.50.000-Rp.60.000.
0 notes
berwarnabiru · 2 months
Text
Ingatan Ikan
Apakah ingatan laki-laki itu seperti ingatan ikan? Jangka pendek.
Jujur, heran.
Beberapa hari yang lalu, aku menghadiri sebuah kegiatan serupa seminar gitu deh. Salah satu peserta duduk di sampingku. Cowok nih. Awalnya basa-basi masalah AC yang tumben nggak sedingin biasanya, padahal dia sudah prepare jaket. Kemudian, dia mulai manggil namaku yang tercetak jelas di cocard peserta.
Dari situ, kami ngobrol. Bisa dibilang panjang lebar. Dia tanya asalku dari mana, S1-nya di mana, orang tuaku umurnya berapa, aku berapa bersaudara, esaiku dulu bahas apa, dan lain sabagainya.
Sampailah kami di materi yang bahan presentasinya tuh menunjukkan logo sayap sebelah warna merah. Kecil aja. Tapi cuma kelihatan ujungnya, karena tertutup sama narasumber yang sedang berdiri.
"Ih, masa ada logo Honda?" komentarnya.
"Hah? Logo Honda mah sayapnya ke kanan, itu ke kiri," sahutku. Menurutku itu pengetahuan umum sih ya.
"Ah, masa sih? Logo Honda itu," dia ngotot.
"Bukan. Honda logo sayapnya ke kanan."
Akhirnya dia diam aja. Ternyata dia searching logo Honda. Setelah ketemu, barulah dia buka suara dengan nada yang terpukau gitu, "Lah, iya ya, bener juga. Keren ya cewek tu, bisa detail loh. Bener loh, logo Honda sayapnya ke kanan." Setelah narasumber agak bergerak dan logo sayap merah tadi terlihat sempurna, makin terpukaulah dia.
Dalam hati, aku: meh.
Tapi cerita utamanya sebenarnya bukan di situ.
Keesokan harinya, ketika acara sudah selesai dan peserta yang lain pada saying goodbye to others, berlinang air mata, dan lain sebagainya, aku cuma duduk di tempatku aja. Selain karena aku nggak jago networking (TOLONG T^T), juga karena aku demam, efek kena AC yang dinginnya minta ampun! Mana lupa bawa jaket.
Sekilas aku lihat, dia ada di situ tuh, nggak tau mau ngapain. Feeling-ku sih, dia bakal deketin, entah nanya atau apalah.
Eh iya dong.
"Ini, kamu gimana pulangnya?" Dia berdiri di belakangku. Aku masih duduk, nengok ke belakang.
"Keretaku jam 8 malem, Mas."
"Oh, kok kereta? Enggak dapet pesawat? Pilihannya cuma kereta?"
"Aku emang pilih kereta, Mas."
"Ooh.. Terus kalau pesawat, di tempatmu bandaranya namanya apa?"
"Bandara XXX"
"Bukan, bukan itu. Bandara YYY bukan sih?"
"Rumahku di Kota X, Mas. Kota Y mah tempat kuliah."
"Oalah ..."
Perasaan kemarin udah ngobrolin domisili sama kampus waktu S1 deh.
Ya, cuma ngobrol biasa aja. Setelah itu, yaudah. Bubar jalan. Kayanya masnya nggak tertarik juga sama aku. WKWKWKWK.
Sedangkan aku masih belum mau move on. Sukses deh ya, buat masnya.
Buat aku juga.
Tapi ada satu lagi. DAN KALI INI TENTANG BELIO!!!
Karena masih masa recovery, aku bagun siang. Hari Minggu juga. Ketika buka hp, eh ada chat siapa tuh. Oh, ternyata beliau cuma mau ngembaliin buku TOEFL aja.
Ya, aku jawab secasual mungkin, biasa aja. Aku jawab jujur kalau aku lagi nggak sehat, bapil karena nggak kuat sama AC.
Eh ujung-ujungnya beliau tanya, "Intake kapan?"
BANG! Kayanya aku pernah ngasih tau deh. Kayanya nggak cuma sekali deh. :")
Kayanya, cowok tuh bakal ingat hal-hal penting yang pengen dia ingat aja, yang nggak penting bakal gampang lupa.
Ah, yaudahlah. Basa-basi kacang panggang ceunah.
Udahlah. Yok, persiapan sebelum berangkat yok. Jangan gamon mulu dah.
1 note · View note
jevnaissante · 2 months
Text
PONYO, SI IKAN.
Tumblr media
ponyo, gadis ikan mas kecil yang ingin menjadi manusia.
nama asli ponyo adalah brünhilde. ponyo merupakan putri dari manusia bernama fujimoto yang overprotective dan dewi granmamare. ponyo penasaran tentang dunia permukaan dan bermimpi untuk menjadi manusia setelah bertemu dengan sôsuke, seorang anak manusia kecil. sôsuke memberinya nama "ponyo", yang merupakan onomatope dari suara yang dihasilkan oleh materi elastis tubuhnya ketika dia masih dalam bentuk ikan. ponyo punya obsesi dengan ham. tubuhnya mengalami metamorfosis dari bentuk primitifnya sebagai jinmengyo menjadi hangyojin hingga menjadi manusia sepenuhnya. hangyojin adalah bentuk perantara ponyo. istilah ini menggambarkan manusia yang belum sepenuhnya manusia. ketika ponyo menjadi manusia sepenuhnya, dia bisa merasa lelah dan bisa kembali ke bentuk hangyojin-nya.
TRIVIA
ponyo sangat suka ham! nggak mau mam yang lain selain ham.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
ponyo juga punya magic! luka yang dijilatnya bisa sembuh seketika. tapi magic nya juga bikin alam nggak seimbang sehingga mengakibatkan tsunami. lihat, ponyo juga bisa bikin kapal mainan berubah jadi gede seperti kapal betulan!
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
transformasi ponyo: jinmengyo > hangyojin > fully human
Tumblr media Tumblr media
WHY DO I LOVE PONYO?
first of all, ponyo is soooo cute T____T she is so lovely and adorable. saatnya mengapresiasi ponyo yang punya keinginan kuat untuk jadi manusia dan "keras kepala" sama keinginan ini. pokoknya dia akan tetap perjuangin keinginannya (also sôsuke). pada akhirnya, dia berhasil bersama-sama dengan sôsuke membuktikan bahwa cinta mereka tulus sehingga keseimbangan alam pun terjaga. YEAY!
0 notes
nontici · 2 months
Text
hi! selamat hari sabtu <3
tadi malam aku dan tici call lumayan lama setelah seharian putus nyambung cerita dan kepotong meeting dadakannya tici. he got diarrhoea gara gara minum susu banyak banyak. tapi aku ngga yakin sih itu karena minum susu aja, pasti karena 9 potong ayam yang dimakan bareng mas santo AAAAA i hate his stomach.
aku makan ikan sambil nemenin tici makan capcay dan daging yang super banyak itu just for himself. that was insanse. seperti biasa dia cerita gimana harinya dengan empat meeting yang didatengin walau harus melawan autobots. aku? aku cerita hariku diisi tidur siang, makan pepaya, pakai hair oil sebelum keramas, dan bersantai. i love that day.
di sela sela obrolanku dan tici soal kerjaannya, terlintas pertanyaan yang ngga jarang muncul di kepalaku, "kenapa dia betah di kerjaan yang sekarang?" aku ngga pernah memandang pekerjaannya sebagai sesuatu yang negatif. aku justru kagum dengan kemampuan dia menemui berbagai jenis orang di satu hari, ngobrol soal kesehariannya, have a small talk, dan sampai ngomongin kerjaan. belum kenyataan yang harus dihadapi waktu orangnya ngga berkenan ditemui dan bahkan menolak tici mentah mentah. outstanding applause for him to face it everyday.
aku tipe orang yang terbiasa dengan lingkungan yang bergerak dinamis dan jalan pelan pelan, dan hal itu ngga bisa aku lihat ada di tici. ngga salah, tapi beda aja aku lihatnya. aku bisa berbaur dengan lingkungan baru, tapi tici sangat cepat beradaptasi sama keadaannya yang bergerak suuuuper cepat, and that's a good thing. aku hanya menyuarakan pertanyaan di kepalaku, buah dari kekhawatiranku yang sebenarnya ngga perlu perlu amat untuk disuarakan sih.
tapi yang pasti, aku selalu berdoa, apapun pekerjaannya, tici selalu dilindungi Allah dan diridhai mama papanya. aku selalu berdoa biar tici hari harinya lancar, bisa shalat tepat waktu, ngga telat makan, ngga harus jauh jauh dari aku ((ini penting banget)), dan dikelilingi orang baik yang diem diem bisa jaga tici. i know he's a grown man man, tapi ini anak ngga bisa kalo ngga diliat sebagai anak kecil AAAAAA. apapun itu, inshaAllah atas izin Allah aku akan selalu dukung tici. terima kasih tici sudah berjuang dan sekeren ini.
jangan lupa pulang, see you in march! <3
Tumblr media Tumblr media
0 notes
produsenmesinesbaloks · 5 months
Text
GARANSI, CALL: 0812-9393-9523, Perakitan Mesin Es Batu Balok 8 Ton Di Gunung Mas
Perakitan Mesin Buat Es Balok 70 Ton, Perakitan Mesin Es Batu Balok 70 Ton, Perakitan Mesin Pembuat Es Balok 70 Ton, Perakitan Mesin Pembuat Es Batu Balok 70 Ton, Perakitan Mesin Cetak Es Balok 70 Ton
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Mesin Es Balok sebagai mesin yang didesain spesial buat pengerjaan es batu bersifat balok ukuran besar lewat cara ringan dalam saat yang cepat.
Di Indonesia bahkan juga di mayoritas negara di dunia, keperluan es balok terus bertambah cepat serta menjadi salah satunya kepentingan vital. Diluar itu, es balok  jadi kepentingan banyak nelayan yang tangkap ikan untuk mendukung kualitas ikan. Pemakaian es balok bakal menolong mengontrol kualitas ikan biar terbangun sampai beberapa waktu kedepan. Ingat demikian beberapa keuntungan yang dapat didapat dari es balok, tentu es balok mempunyai potensi jadi kebun usaha amat menguntungkan. Ya, kesempatan upaya pembikinan es balok dirasakan menggiurkan, ditambah di negara kepulauan seperti Indonesia.
Mesin es balok berperan untuk bikin es balok pada jumlah yang banyak sama ukuran paling kecil sampai yang terbesar sekalinya. Proses pengerjaan es balok akan lebih gampang dan cepat dengan memanfaatkan mesin pembikin balok es. Anda dapat mendapat cetakan es balok sama ukuran yang serupa dan sesuai sama kepentingan banyak konsumen setia. Terkecuali itu, proses operasional ice blok machine pula termasuk cukup tak susah dan gampang. Buat penempatan instalasi lantas amat efektif maka amat sesuai dipakai buat pabrik pembikinan es balok. Apa Anda satu diantaranya pelaku bisnis yang membutuhkan?
PABRIK MESIN ES BALOK
HUBUNGI KAMI:
BU FARA
HP/WA: 0812-9393-9523
Malang - Jawa Timur
Website kami :  https://www.mesineskristal.com
Tumblr media
YouTube : 
https://youtube.com/shorts/AbmorNPfDus?feature=share
Instagram : 
https://www.instagram.com/reel/CzclEwqSvoZ/?igshid=MXJ2dzltNjIzejVsMQ==
Postingan lainnya : 
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02sHGyirj8dpZzMrKHDZXdMUFca3u5MoTJ3oNkU7xSdmPrSpZVxZzsmhv6EUQqed9xl&id=61550286590382&mibextid=Nif5oz
Perakitan Mesin Buat Es Balok 70 Ton, Perakitan Mesin Es Batu Balok 70 Ton, Perakitan Mesin Pembuat Es Balok 70 Ton, Perakitan Mesin Pembuat Es Batu Balok 70 Ton, Perakitan Mesin Cetak Es Balok 70 Ton
0 notes
Text
GARANSI, CALL: 0812-9393-9523, Perakitan Mesin Es Batu Balok 8 Ton Di Gunung Mas
Perakitan Mesin Buat Es Balok 70 Ton, Perakitan Mesin Es Batu Balok 70 Ton, Perakitan Mesin Pembuat Es Balok 70 Ton, Perakitan Mesin Pembuat Es Batu Balok 70 Ton, Perakitan Mesin Cetak Es Balok 70 Ton
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Mesin Es Balok sebagai mesin yang didesain spesial buat pengerjaan es batu bersifat balok ukuran besar lewat cara ringan dalam saat yang cepat.
Di Indonesia bahkan juga di mayoritas negara di dunia, keperluan es balok terus bertambah cepat serta menjadi salah satunya kepentingan vital. Diluar itu, es balok  jadi kepentingan banyak nelayan yang tangkap ikan untuk mendukung kualitas ikan. Pemakaian es balok bakal menolong mengontrol kualitas ikan biar terbangun sampai beberapa waktu kedepan. Ingat demikian beberapa keuntungan yang dapat didapat dari es balok, tentu es balok mempunyai potensi jadi kebun usaha amat menguntungkan. Ya, kesempatan upaya pembikinan es balok dirasakan menggiurkan, ditambah di negara kepulauan seperti Indonesia.
Mesin es balok berperan untuk bikin es balok pada jumlah yang banyak sama ukuran paling kecil sampai yang terbesar sekalinya. Proses pengerjaan es balok akan lebih gampang dan cepat dengan memanfaatkan mesin pembikin balok es. Anda dapat mendapat cetakan es balok sama ukuran yang serupa dan sesuai sama kepentingan banyak konsumen setia. Terkecuali itu, proses operasional ice blok machine pula termasuk cukup tak susah dan gampang. Buat penempatan instalasi lantas amat efektif maka amat sesuai dipakai buat pabrik pembikinan es balok. Apa Anda satu diantaranya pelaku bisnis yang membutuhkan?
PABRIK MESIN ES BALOK
HUBUNGI KAMI:
BU FARA
HP/WA: 0812-9393-9523
Malang - Jawa Timur
Website kami :  https://www.mesineskristal.com
Tumblr media
YouTube : 
https://youtube.com/shorts/AbmorNPfDus?feature=share
Instagram : 
https://www.instagram.com/reel/CzclEwqSvoZ/?igshid=MXJ2dzltNjIzejVsMQ==
Postingan lainnya : 
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02sHGyirj8dpZzMrKHDZXdMUFca3u5MoTJ3oNkU7xSdmPrSpZVxZzsmhv6EUQqed9xl&id=61550286590382&mibextid=Nif5oz
Perakitan Mesin Buat Es Balok 70 Ton, Perakitan Mesin Es Batu Balok 70 Ton, Perakitan Mesin Pembuat Es Balok 70 Ton, Perakitan Mesin Pembuat Es Batu Balok 70 Ton, Perakitan Mesin Cetak Es Balok 70 Ton
0 notes
arintyas · 7 months
Text
Surga di Dunia
Pada suatu hari kemarin, aku dan keluarga sedang senang bersepeda.
Ga sekeluarga sih, anakku bersepeda, aku bersepeda dan suamiku lari ala-ala jogging gitu.
Anakku yang berumur 4 tahun sudah sebulanan ini bisa naik sepeda pedal tanpa roda bantu, cuma ya kadang masih kurang PD kalo papasan sama mobil/kendaraan yang lebih besar.
Kami menikmati sore bersama, suami pulang lebih cepat(ya ini karena berangkatnya juga idah pagi buta)dan ganti baju jogging kami keliling lingkungan tempat tinggal kami bersama.
Suami jogging. Karena untuk memulai mengayuh sepedanya, anakku masih harus dipegangi. Biar lebih PD sepertinya.
Sepedaan sore di sekitar komplek asik sekali. Sebuah komplek, di jakarta utara. Kelihatannya kok serem ya, jakarta utara. Tapi di komplek ini kami menemukan kenyamanan, ketenangan dan hehijauan dari panasnya hawa tepi pelabuhan ini. Bahkan suara bel kapan sering terdengar dari tempat tinggal kami. Hehe seru tapi untuk sementara. Tapi di lingkungan ini kicau burung juga masih sering sekali kami dengarkan. Enak deh karena banyak pohon.
Bisa menghirup udara, memandang langit sore, sepedaan dengan tenang menyusuri bawah pohon dengan syahdu, dibelakangku ada anakku yang naik sepeda diikuti suami yang sedang jogging. Keadaan kami sehat dan perasaan kami insyaAllah dalam keadaan baik. Mungkin ini menurutku surga dunia. Hehe lebay ya, tapi gapaplah mensyukuri hal kecil-kecil gini kadang suka lupa.
Padahal cuma sepedaan di sekitar rumah, bukan pula pakai seeda fancy, bukan pula pemandangannya estetik seperti ala ala korea atau di bantul sana. Tapi sebenernya estetik sih, cuma.. ga punya videographer yang proper untuk mengabadikan. Ada suami, tapi aku ga mau lah mengganggu kenikmatannya jogging dengan dikit-dikit ambilin aku video (yaa sesekali gpp lah ya mas xixixi)
Jadi ingat suatu kajian belum lama ini; suatu hari ada ikan kecil berenang di lautan luas, dia bertemu dengan ikan besar, lalu dia bertanya “hai ikan besar dimana lautan luas itu?” Kemudian ikan besar menjawab “ini lautan, apa yang kau cari?” Ikan kecil menjawab lagi “bukan, ini bukan lautan, ini hanya sekumpulan air” dan ikan besar pun kebingungan, ikan kecil terus melaju mencari lautan.
See, kadang kita lupa bersyukur, lampu yang nyala, nafas yang dihirup, kendaraan yang digunakan, makanan yang dimakan, rejeki pada hari ini, baju yang dipakai, rasa tenang, nikmat dan nyaman dalam hati itu sebenarnya hal besar yang sudah ada di sekeliling tapi masih cari yang lain seperti orang , orang b, seperti ini dan itu. Padahal kita sudah di titik bahagia yang sederhana.
Ah jadi panjang,, sudah sore mari pulang. Pulangnya seperti biasa, aku dan anakku berunding soal cemilan, kami beli cemilan dan pulang untuk mandi dan sholat maghrib.
Alhamdulillah..
0 notes
gemintangkala · 7 months
Text
Tumblr media
TW // Suicide.
Gemintang Sangkala, 5 tahun. (2008)
"Tuhan itu adil."
Kala kecil menoleh, menatap lelaki tua yang selalu ia panggil "Ayah" itu dengan tatapan bingungnya. Jemari kecilnya masih menggenggam sekop pasir yang sedari tadi ia gunakan, menimbun bangkai-bangkai ikan mas yang tempo hari mengambang di kolam ikan kecil miliknya.
"Adil itu apa, Ayah?"
Laki-laki itu kini tergelak, bingung harus menjawab pertanyaan anak laki-laki kecilnya. Tangannya kini mengelus lembut rambut kemerahan sang jaka.
"Tuhan itu memperlakukan semua hamba-Nya dengan sama, Kala." Ia mengerling ke arah gundukan pasir di depannya. "Ikan-ikan yang sudah kamu rawat ini, mereka bukan mati karena kesalahanmu. Tapi karena Tuhan itu adil. Mereka telah mencapai umurnya, batasnya untuk hidup. Sama halnya dengan manusia. Jika manusia telah mencapai batasnya, maka..." kalimatnya menggantung.
"Manusia juga akan mati, Ayah?" Mata Kala yang membulat itu sukses membuat lelaki paruh baya itu tersenyum.
"Iya, Kala. Ah, nggak usah dipikirkan. Kamu masih kecil, umurnya panjang."
Gemintang Sangkala, 9 tahun. (2012)
"Tuhan itu adil."
Kala sedang menangis, tangannya menggenggam jemari ayahnya yang berdiri tegak di sebelahnya. Matanya menatap nanar ingar bingar dan silaunya sirine mobil aparat yang tengah berkumpul di depan rumahnya.
Ia ketakutan. Kehadiran polisi adalah pertanda buruk.
"Ayah." Panggilnya, yang segera direspon oleh sang Ayah dengan menggendongnya.
"Ayah, ini ada apa? Kenapa ada polisi?"
Tangan sang Ayah kini mengelus punggungnya perlahan, memberikan kehangatan dan ketenangan untuk anak semata wayangnya itu.
"Sshhh. Nggak apa-apa. Mereka cuma memeriksa sesuatu, memastikan bahwa kita aman. Kamu aman, Kala. Tenang, ya?"
Si kecil Kala hanya mengangguk, membenamkan wajahnya ke bahu sang ayah, membasahinya dengan airmata ketakutan dan kewaspadaan.
Ia tak pernah menyadari, bahwa malam itu, adalah kali terakhir ia melihat ibunya menginjakkan kaki di rumahnya.
Gemintang Sangkala, 17 tahun. (2020)
"Tuhan itu adil.."
Sangkala baru saja memasuki rumah, ketika lamunan sang Ayah menyambutnya tanpa permisi. Untaian kalimat yang selalu ia ucapkan selama bertahun-tahun seakan menjadi mantra yang dapat memberikan ketenangan batin baginya. Kala menghela nafasnya pelan. Ia melewati begitu saja sosok sang Ayah yang masih menatapnya kosong, dengan bisikan-bisikan pujian serta keyakinan kepada Tuhan-nya yang tak pernah berhenti.
Bukan tanpa alasan Ayahnya selalu mengucapkan kalimat yang sama ketika sedang melamun. Sudah 8 tahun semenjak Ibu diringkus, dipenjara atas tuduhan korupsi yang dilayangkan oleh seorang pejabat negara dengan kuasa di atas langit. Sudah 7 tahun semenjak sang Ayah mulai menunjukkan tanda-tanda ketidakwarasan yang membuat Kala kebingungan. Sudah 6 tahun semenjak ia mulai hidup mandiri dan merawat Ayah yang terkadang kehilangan kendali. Sudah 5 tahun semenjak ia menjadi dewasa dengan dini, dan sudah 4 tahun mendengar fakta bahwa ia memiliki seorang adik, yang lahir di penjara, tanpa tahu siapa Ayahnya.
Langkahnya kini menuju sebuah pintu yang dipenuhi coretan-coretan bunga matahari menggunakan crayon di atas cat yang mulai memudar. Ia membuka pintu itu, dan disambut dengan pelukan dari lengan kecil anak laki-laki yang sedang terisak.
"Angkasa? Kenapa? Kok nangis?" Kala mengelus puncak rambut sang adik, berusaha menenangkan anak kecil bernama Angkasa yang terlihat kesulitan menyusun kata-katanya.
"Ayah— hick. Tadi Aca— hikc. Dipukul Ayah... hikc."
Remaja itu langsung berlutut, mensejajarkan posisinya dengan sang adik.
"Angkasa habis ngapain? Kok dipukul?"
Tangan mungil Angkasa kini sibuk mengusap-usap matanya yang memerah, berusaha meredakan tangisnya.
"Aca— hikc. Aca lapar— hikc. Aca minta makan— hikc."
Kala kembali menghela nafasnya. Kini ia berdiri kembali, membawa sang Adik ke dalam gendongannya, sebelum melangkahkan kakinya ke dapur.
"Maafin Abang ya, Angkasa. Abang baru pulang sekolah. Sekarang makan sama Abang, ya?" Tutur katanya begitu halus, berusaha menenangkan Angkasa yang masih terisak. Laki-laki kecil yang berada di gendongannya itu pun mengangguk, lengan mungilnya kini melingkar di leher sang kakak.
"Abang... hikc. Ayah itu, nggak sayang Aca ya?"
Hatinya mencelos. Ia mengeratkan pelukannya pada sang Adik.
"Bukan, Angkasa. Ayah itu sayang sama kamu. Tapi, Ayah butuh waktu." Ia mengecup pipi adiknya sekilas. "Udah, nggak apa-apa ya? Yang penting, Abang sayang sama Angkasa. Ok?"
Angkasa kembali mengangguk. Jemari tangan kanannya kini bergerak, bersusah payah memberikan bentuk jempol kepada sang kakak.
"Ok."
Gemintang Sangkala, 18 tahun. (2021)
"Tuhan enggak adil."
Runtuh semua tembok pertahanan yang telah dibangun oleh Sangkala selama ini, tatkala lututnya menyentuh tanah-tanah cokelat setengah basah yang menjadi saksi akan tangis pilunya saat ini.
"Kalau Tuhan adil, Ibu nggak akan difitnah seperti ini."
Ia menggenggam sejumput tanah lalu melemparkannya asal, mencari-cari apapun yang dapat menjadi pelampiasan akan kesedihannya.
"Kalau Tuhan adil, Ibu nggak akan dipenjara."
Isak tangisnya sungguh pilu— membuat siapapun yang berada di sekitarnya dapat merasakan sesak yang membuncah di dada. Bagaimana remaja laki-laki itu meraung di depan makam ibunya— yang tadi malam, baru saja mengakhiri hidupnya.
"Ayah bohong. Tuhan enggak adil!" Matanya kini menajam, menatap sang Ayah yang berdiri di seberangnya. Raut bersalah, kesedihan, kemarahan, serta keputusasaan terlihat jelas di rona semu sang lelaki tua. Ia pun berduka. Ia pun menangis. Ia pun bersedih.
Tapi, tetap tidak ada yang mengalahkan kesedihan seorang Gemintang Sangkala, yang telah selesai membongkar semua dosa-dosa pelakon komedi pemerintah.
Gemintang Sangkala, 19 tahun. (2022)
"Tuhan enggak adil."
"Kenapa aku? Kenapa aku yang diberikan rasa sakit seperti ini? Kenapa aku dan keluargaku— yang hancur karena lidah tajam dari manusia-manusia yang tak punya harga diri?"
Tangannya menggenggam ponsel yang menampilkan sebuah artikel berusia 3 tahun— sudah 3 tahun, semenjak ia diam-diam mengetahui kabar yang beredar tentang Ayahnya. Kabar tentang sang Ayah yang memutuskan untuk menikah siri dengan wanita sewaannya tatkala sang Ibu sedang memperjuangkan keadilan di balik dinginnya jeruji besi.
Kabar yang sebenarnya... bohong.
Bahkan sang Ayah hanya keluar rumah untuk bekerja. Sisanya— dihabiskan untuk membisikkan sang mantra; Tuhan itu adil.
Kini hanya tatapan-tatapan jijik dan bisikan-bisikan sinis yang didapatkan oleh Kala dan Kasa ketika mereka pergi ke luar dari rumah; atau ketika sang Ayah berangkat kerja; atau ketika Kasa pulang dengan jejak air mata di pipi tembamnya.
"Tadi ada yang ngomong sama Kasa," anak laki-laki itu menarik sisa-sisa ingusnya, sebelum melanjutkan, "Kasa itu anak haram! Mama Kasa itu koruptor! Papa Kasa itu tukang selingkuh!"
"Terus, Angkasa jawab apa?"
Gelengan kecil didapat Sangkala. "Kasa diam saja. Banyak yang bilang seperti itu ke Kasa, jadi sepertinya, omongan mereka benar ya, Abang?"
Suara keras tiba-tiba terdengar dari lantai dua sesaat sebelum Sangkala menjawab pertanyaan sang Adik. Badannya tersentak, ia bergegas berdiri dan berlari menuju lantai dua, meninggalkan Angkasa yang kebingungan.
Perasaan Sangkala sangat tidak enak. Ia mendengar suara kursi. Kursi yang digeser dan terjatuh. Pikirannya berlari menuju hal-hal buruk yang sekalipun tidak ingin ia bayangkan. Tak peduli berapa kali ia tersandung anak tangga, tujuannya kini hanya satu;
Jangan terlambat.
Sayangnya, Sangkala terlambat.
Gemintang Sangkala, 20 tahun. (2023)
Ia melepas kacamata yang selalu digunakannya ketika sedang melakukan penyuntingan video. Kepalanya terasa pusing. Tangannya meraih kertas-kertas yang berserakan di depannya, kemudian memastikan bahwa tidak ada satupun berita panas yang tertinggal di videonya.
Tidak pernah sekalipun terbayangkan di benaknya bahwa ia akan menjalani hidup seperti ini. Makan dari sengsara orang lain, tenang dari tangisan orang lain. Betapa berdosanya ia jika saja ia percaya terhadap keyakinan yang selama ini dipeluk oleh sang Ayah. Semuanya percuma. Percuma, Sangkala sangat mengerti bahwa apa yang ia lakukan tidak akan memberikan hasil yang baik selain rasa puas akan kesamaan nasib antara ia dan korbannya. Laki-laki itu meringis. Jemarinya menekan tombol putar di layar komputernya, menyaksikan video hasil rekaman hari ini yang sudah siap untuk ditayangkan di akun anonim media sosial miliknya.
"Ya, selamat sore, semuanya! Kembali lagi dengan Raungan Semesta— berita hangat terbaru mengenai semua manusia di penjuru dunia, sudah aku kumpulkan! ... "
0 notes
onigiri-latte · 7 months
Text
SEEKOR IKAN YANG MENCINTAI KUCING
Ia menjilat kaki depannya usai menyantap ikan pemberian majikan. Lalu, melangkah menuju halaman kemudian berbaring kearah cahaya matahari. Matanya mengerjap. Silau. Mahluk manja itu mengeong sepanjang hari. Penghuni rumah terlampau sibuk hingga nyaris tak menggubris dua penghuni tambahan.
Sasa bermain boneka juga rumah-rumahan, Nyonya Elma sedang bergosip dengan teman arisan di ruang tamu, sementara Tuan Hitler menerima telepon dari seseorang. Ia mojok dan berbisik pada lawan bicaranya.
“Nanti aku telepon lagi”, ucapnya buru-buru.
Aku melihat pemandangan itu sambil mengenang masa lalu. Saat kali pertama mereka menyelamatkanku dari kesepian.
--000--
Kami berenang riang, memonyongkan bibir layaknya sepasang kekasih berciuman. Hidup sudah menggariskan nasib sejak dalam perut Ibu. Keluar dari sana dan menempel di rumput dasar kolam. Dari ribuan telur tak semua tumbuh hingga dewasa. Sebagian disantap ikan lain atau mengunjungi perut ular sawah.
Dimana Ibu? mungkin peternak menempatkannya di wadah terpisah. Menunggu pejantan lain mengeroyok, lantas mengandung adik-adik kami. Pola yang sama senantiasa berulang. Hingga ibu sudah tidak lagi mengandung dan berakhir di mulut manusia.
Musim panen kian dekat. Air kolam perlahan menyusut dan tubuh kami lebih berat dari biasanya. Sisik mengilat ditempa cahaya. Para lelaki menebar jala mengepung dari segala arah sementara semua ikan mencari celah. Upaya terakhir. Namun, takdir berkata sebaliknya. Plastik-plastik bening berisi oksigen buatan, air juga ruang gerak minim jadi penjara---aku bisa gila bila terus begini. Hanya tersisa dua pilihan: berakhir di toko hewan atau piring restoran.
Mobil sampai tujuan, peti sterofoam diangkat dari truk. Tampak jelas kotak-kotak kaca berisi saudara dari jenis lain. Ikan badut, anak-anak kecil memanggilnya Nemo—kupikir kartun telah mencuci otak mereka. Ia sama sekali tak punya rasa humor, wajahnya merenggut, badut tak pernah seperti itu. Kalaupun ada penyelenggara pesta pasti takkan memakai dua kali.
Di tangki lain, piranha, pemilik gigi layaknya silet dan segenap riwayat mengerikan. Mata itu mirip iblis dengan warna merah dibadannya. Mereka bergerombol dan suka main keroyokan.
“Kami tidak sejahat itu, Bung” bantah salah satu dari kawanan itu. “Itu hanya tipuan film buatan manusia. Tak ada ikan makan sesama ikan. Saudara tidak akan saling bunuh. Percayalah”
Aku sebetulnya ingin percaya, tapi salah seorang karyawan salah menaruh kawanku dan seketika air berubah merah darah.
Sasa, berbadan amat besar dan bongsor, rambut dikepang dua dan gigi berbehel. Namanya mirip merek mecin, mungkin kesukaan orang tuanya. Si Ayah bertampang culun, potongan rambut belah pinggir dan kumis mirip Jojon. Kemejanya tampak kusut, meski ditutupi jas necis berwarna kelabu. Istrinya lumayan cantik, berambut bob warna pirang persis kucing angora. Dandanan menor, bibir dipulas gincu, dadanya membusung mirip melon matang.
Ia melihat aquarium dengan tampang konyol, senyumnya terbit layaknya psikopat menemukan mangsa. Sasa merengek, memasang wajah melas dan Ibunya asyik main gawai. Mereka menuju aquarium, lelaki itu memanggil pemilik toko. Terdengar tawar-menawar. Sementara Sasa kelihatan senang menatapku dan mengetuk kaca. Aku jadi ketakutan dan bersembunyi di balik batu.
Rumah keluarga itu kecil saja, bentuknya mirip satu sama lain dengan rumah sebelah. Baru aku tahu tempat itu disebut perumahan. Perumahan sangatlah panas hingga perlu alat bernama pendingin udara. Terutama belakangan ini Nyonya Elma kerap bersitegang dengan Tuan Hitler----aku memanggilna begitu karena kumisnya. Rumah jadi kacau, perkakas rumah tangga pecah, terbang ke segala arah. Perang dunia pecah.
“kucing itu pemberian selingkuhanmu?”
“Enak saja, itu permintaan Sasa. Jangan-jangan kau sendiri yang dapat kado dari simpanan,” bentak Nyonya Elma tak mau kalah. “Ikan Mas itu…”
“Itu juga keinginan Sasa. Sudah, aku tak mau bertengkar denganmu. Aku muak, capek dengan semua hal di rumah ini.”
“Sama, aku juga!”
Pertengkaran itu berakhir.
Keadaan tak lagi sama. Tuan Hitler hanya datang sesekali, suatu hari ia membawa beberapa dokumen. Bertuliskan pengadilan agama dengan huruf tebal. Sementara istrinya mampir Bersama pria yang kelak dikenal sebagai Ayah baru Sasa. Dari sana kusadari jika manusia gampang bosan, hubungan keluarga dapat putus dengan mudah.
Sasa mungkin sudah lupa pada kami, dilihat dari air tangki keruh dipenuhi lumut hijau. Akhirnya kusantap kotoran sendiri bila benar-benar tak dapat jatah makanan. Kucing itu terlihat lesu tak bersemangat, bulu-bulunya rontok, perutnya busung seperti sarung tergeletak.
Jauh berbeda ketika kucing tetangga mengajaknya kawin dan membikin dia bunting. Bayi-bayi itu terlihat lucu, menyusu di puting Ibunya. Sementara auyahnya sudah minggat entah kemana. Anak-anak itu bakal pergi setelah bisa mencari makan sendiri.
Aku marah melihat peristiwa itu. Aku bisa apa ? Aku hanya seekor ikan. Keluar dari kandang saja tak bisa, berlagak ingin menolong binatang lain. Dengan segala kurang lebihnya, aku tetap mengagumi mahluk kesayangan Nabi itu.
Ia tak mampu mengeong, hanya bisa menunggu belas kasihan. Aku tak tega melihatnya kelaparan atau menderita sebelum ajal menjemput. Sekuat tenaga kudorong wadah kaca sampai tepian. Pyarr. Serpihan kaca berceceran di lantai. Kucing pelan namun pasti mendekati asal suara. Langkahnya gontai, mata sayu, ekor bergerak kesana-kemari. Semua masih terang, sebelum kegelapan abadi melahap tubuh ini dan membawanya ke tempat lain.
--000--
“Kau percaya kehidupan setelah mati ?” tanyaku pada gadis itu.
Ia mengantuk setelah begadang kemarin malam. Insomnia. Aku sudah memberinya banyak saran, namun belum ada perubahan. Kami sudah memutari alun-alun beberapa kali, cahaya lampu taman begitu menyilaukan. Semua orang beranjak pergi, para PKL merapikan dagangan.
Mae mengangguk.
“Kenapa ?”
“Karena kehidupan adalah panggung sandiwara. Kebohongan belaka.”
“Memang kau pernah mati sebelumnya ?”
“Hanya beberapa jam. Banyak hal mengerikan kutemui di alam sana.”
“Mati suri,” ucapku bergetar, sedikit kaget.
“Bisa dibilang begitu.”
“Kamu percaya hantu ? Orang-orang ketakutan pada hal itu.”
“Bukankah manusia juga hantu ? Cuma kita memiliki jasad, sedangkan mereka tidak lagi.”
Aku diam. Perhatianku teralih sejenak oleh sepasang kekasih bergandengan. Mereka berpelukan sebelum berciuman membabi-buta. Mirip salah satu adegan drama Negeri Gingseng yang kemarin kami---aku dan Mae—tonton.
Tak habis pikir, banyak wanita suka opera sabun milik mereka. Aktor dan aktrisnya hampir tak bisa dibedakan, sama-sama cantik. Pernah sekali timnas mengadakan pertandingan persahabatan. Hari itu cuaca sedang tidak baik. Hujan mengguyur Senayan dan lapangan hijau jadi becek. Yang mengejutkan wajah para pemain mirip es krim mencair, hujan membuat bedak mereka luntur. Meski begitu aku menaruh rasa hormat atas wajib militer mereka yang diadakan setiap tahun. Kombinasi mengerikan dari prajurit terlatih dan tampilan manis di luar.
Malam kian dingin. Suara angin berembus sepoi membawa kantuk untuk dimanjakan. Burung hantu mengaok di pohon beringin, seolah mahluk dunia lain tengah berkeliaran keluar dari persembunyian. Kupu-kupu malam muncul, hinggap di trotoar mencegat mobil berseliweran. Ada yang terlihat berisi, butuh uang persalinan atau lupa pakai pengaman ketika bermain dengan pelanggan.
“Kau percaya reinkarnasi? Aku pikir di kehidupan sebelumnya, aku ikan dan kau seekor kucing.”
Mae hanya tertawa kecil. Ia menganggap ucapanku hanya guyonan.
“Sudahlah, aku masih ada tamu. Jika kangen, kau tahu harus mencariku dimana,” tukasnya sebelum pergi.
Dari kejauhan, Mae layaknya model berjalan di catwalk. Pinggulnya padat berisi bergerak kekanan dan kekiri, seolah ada ekor menjulur dari pantatnya. Bayinya mungkin akan jadi anak cerdas.
Tak lama, sebuah mobil menepi. Sesosok pria dengan setelan jas hitam membuka pintu lalu menelan Mae. Membawanya pergi entah kemana.
0 notes
sad-emogirl-era · 7 months
Text
hari terakhir di usia 24 tahun.
Entah sejak tahun kapan, gue selalu mengabadikan setiap perasaan-perasaan menjelang hari ulang tahun. Kalau kalian baca tumblr ini (lumayan bawah) ada postingan yang gue tulis ketika mau birthday ke 22 dan juga ke 23.
Gue juga nggak tahu sih, kenapa saat menuju 24 tahun nggak ada yang gue tulis sama sekali di tumblr ini. Tapi, yaudah, gakpapa.
Sekarang, gue udah duduk di depan laptop dan siap untuk mengabadikan perasaan gue di hari terakhir menjadi seseorang berusia 24 tahun.
Wow, hidup udah terlalu jauh ternyata. Gila, masa sih gue udah hampir seperampat abad hidup di dunia ini? Hihi, tapi iya, bener, besok gue 25 tahun.
Di hari terakhir gue 24 tahun ini, gue masih duduk di depan meja yang juga gue dudukin saat SD di tegal dulu. Gue masih tinggal di rumah Ibu gue, menggunakan t-shirt yang sedikit bikin gerah, dan celana pendek.
Di samping gue, ada tumblr Americano yang gue beli dari diskonan seharga 25.000, di dalamnya ada Americano on The Rock dari Arasta Coffee yang bakal bikin jantung lo dar-der dalam beberapa saat.
Tadi pagi, memulai hari terakhir 24 tahun gue dengan datang ke coffee shop favorit gue di kabupaten ini. Gue ketemu sama kakak waitress dan baristanya yang sangat baik hati.
Kata dia, "Kemana aja? Eh udah ke Bandung lagi?" dan semacamnya. Anyway, gue pernah baca, katanya, salah satu obat untuk gak stres adalah pergi keluar rumah dan bertemu dengan orang-orang yang nggak dikenal, mengobrol kecil, berbasa-basi, menyapa, mengucapkan terima kasih, dan sebagainya.
Ya, begitulah gue memulai pagi ini dengan tidak stres. Gue pun memilih duduk di bangku dekat kolam ikan, di mana gue bisa mendengarkan suara gemercik air dan ikan-ikan yang lompat ke sana kemari ketika diberi makan.
Tumblr media
Beberapa saat kemudian, mas mas barista yang selalu baik hati itu datang ke meja gue dan membawakan sepotong cake, entah namanya apa, katanya "Cobain, Kak" dan semacamnya yang membuat gue merasa nggak enak hati, tapi begitulah akhirnya gue mengucapkan terima kasih yang sangattt tulus, karena dia juga terlihat tulus.
Cake-nya enak, lumer di mulut, ada letupan kebahagiaan ketika pertama kali mencomotnya.
Gue pun melanjutkan hari dengan pekerja sebagaimana hari-hari biasanya, menunggu Rista (teman sejak hampir 10 tahun lalu) yang beberapa saat kemudian datang dengan kemeja berwarna sage.
Kami pun tenggelam dalam pekerjaan masing-masing dan sesekali tertawa untuk suatu hal yang sebenarnya nggak lucu.
Hari pun semakin siang. Kami tetap di depan laptop, sebelum akhirnya lapar dan memesan Kwetiaw serta minuman bernama Black in Sweet.
Hampir jam 12, Aya yang kerjanya WFO pun datang membawa map berwarna pink dengan seragamnya. Berbanding terbalik dengan gue yang hanya memakai kaos dan celana jeans pendek.
Kami pun mengobrol.
Momen-momen kayak gini mungkin emang terlihat biasa, tapi begitulah gue selalu memaknai semua momen yang katanya 'biasa', karena suatu hari pasti gue akan merindukan hari ini.
Hari terakhir gue di usia 24 tahun.
Setelah pulang dari Stue (nama coffee shop favorit itu), gue melanjutkan kerja dan meeting bersama tim content yang lucu dan sederhana. No pressure, dan kalau dipikir-pikir inilah lingkungan pekerjaan yang gue impikan sejak dahulu.
Sorenya gue membeli segala perkakas ulang tahun bersama rista dan menghabiskan lumayan banyak uang, tapi katanya nggak apa-apa karena satu tahun sekali.
Anyway, satu tahun kemarin rasanya sangaaaaat panjang. Semua momen kayaknya ada ya?
Dari mulai gue jadian pertama kali sama tigin, menyelesaikan skripsi, sidang, wisuda, gagal kerja dua kali, dapat pekerjaan, putus sama tigin, dekat sama banyak cowok dan kelelahan, sampai akhirnya menyadari, nggak ada yang benar-benar bisa membuat gue fullfil selain diri sendiri dan orang yang memang (benar) ingin membahagiakan gue.
Banyak pelajaran yang gue dapat sealam satu tahun kemarin, termasuk gimana kita harus menyikapi orang-orang yang memang menganggap kita nggak penting. Termasuk bagaimana kita haraus bijak dalam memilah-milah perasaan agar gak terjerumus terlalu dalam.
Termasuk bagaimana kita memahami apa yang hati kita mau, tanpa memaksakan kehendak.
Dan di hari terakhir gue di 24 tahun, semuanya terasa fullfil, walau gue tau, mungkin hidup nggak akan jauh dari masalah, tapi gue cukup bersyukur sama hari ini.
Nggak ada yang gue sesali. Segalanya mengalir. No pressure. Dan hangat.
writen by Amelie, 22 September 2023
youtube
0 notes