Tumgik
#chinese_character
geograms · 3 months
Text
Differentiating Between Chinese, Korean, and Japanese
Well, frankly it comes down to memorizing the alphabets. But not necessarily the whole alphabet, but more so the way each is written.
Disclaimer: I'm mostly going off of personal experiences, and also from skimming through sources, so this may be anywhere from somewhat inaccurate, to completely wrong and batsh*t insane. Take any facts from this post with a grain of salt and do your own research. Also, I won't be talking about how to read each language, only how the writing systems work and had developed.
Chinese is the original. It evolved overtime from simplified drawings with varying meanings It's commonly considered to have developed around 1-2 millennia ago. Being a logographic system, it looks like miniature symbols or drawings, and usually takes more strokes to write by hand. The name for this writing system is Hanzi, and the characters for this word (漢字) are used for all derivatives of it. So across languages that use Hanzi as a base, some words with the same meaning may sound similar because they use the same characters.
Both Korean and Japanese often use Chinese Characters. In Korean it's called Hanja. It doesn't use the characters directly but rather transcribes them into Hangeul and uses them like root words. You can use it to figure out the definition of a word. Japanese uses Kanji, which uses the characters directly. This helps to differentiate between words that sound similar / the same.
Hangeul is the Korean alphabet. It was pioneered by the Great King Sejong after he expressed concern over the amount of studying that complex Hanja requires, and had the Jiphyeonjeon (The Hall of Worthies, an organization of Scholars installed by Sejong to research and help him rule) develop a writing system that was easy for the lower class to learn and read. Each letter consists of a consonant (Looks like the part of the mouth it uses) and a vowel (usually a couple sticks on the side of or below the consonant) and sometimes a supporting consonant at the bottom.
Japanese has three alphabets: Hiragana, Katakana, and the aforementioned Kanji. Hiragana and Katakana (Together known as Kana) are syllabaries developed from Man'yōgana, Chinese Characters that had been simplified to represent Japanese phonetically. Each system has 46 characters, each representing a certain syllable.
Hiragana developed in the 9th Century. It originates from cursive style script of Man'yōgana, Sōssho. It was commonly used by court women, who gradually modified it to be simpler and emphasize phonetic values. This is why it was sometimes called Onnade (Women's Writing). It's used to write words with Japanese origin and Okurigana (suffixes for words with a Kanji root). You can identify it by it's cursive and simplistic shape.
Katakana also developed around the 9th century, by Buddhist monks in order to make writing Man'yōgana characters simpler and faster. They did this by taking only certain strokes from the corresponding Man'yōgana character. Katakana is used for writing foreign words and onomatopoeia.
HOLY SH*T I put way too much effort into this. This was gonna be a 5 minute post maybe a couple sentences long, and now it's been 2 and a half hours since I started.
Sources: https://www.britannica.com/topic/Chinese-writing, https://en.wikipedia.org/wiki/Chinese_characters, https://love.seoul.go.kr/articles/4918, https://namu.wiki/w/%EC%A7%91%ED%98%84%EC%A0%84, https://en.wikipedia.org/wiki/Hall_of_Worthies, https://www.japan-guide.com/e/e2047.html, https://www.omniglot.com/writing/japanese_hiragana.htm, https://medium.com/pomme-de-terre/the-sexist-history-behind-the-development-of-hiragana-e9f5676ab1f9, https://www.academia.edu/40998205/The_Origin_and_Development_of_Hiragana_and_Katakana, https://lexisjapan.com/hiragana-and-the-2000-year-journey-from-then-to-now/, https://en.wikipedia.org/wiki/Hiragana#History, https://ai.glossika.com/blog/history-japanese-writing-systems, https://www.tsunagujapan.com/7-facts-you-probably-didnt-know-about-katakana-a-japanese-alphabet/, https://www.kcpinternational.com/2011/07/japanese-language-basics-katakana/, https://cotoacademy.com/hiragana-and-katakana-origins/, https://www.futurelearn.com/info/courses/japanese-rare-books-culture/0/steps/17238, https://www.quora.com/How-did-Hiragana-and-Katakana-evolve-into-the-forms-they-have-today, https://medium.com/exploring-history/the-origin-of-japanese-writing-%E6%BC%A2%E5%AD%97%E3%82%84%E4%BB%AE%E5%90%8D%E3%81%AE%E7%94%B1%E6%9D%A5-9d2545f38bad, https://en.wikipedia.org/wiki/Katakana#History
3 notes · View notes
akihirokurata · 5 years
Photo
Tumblr media
大文字雪 | Snow Daimonji
0 notes
mongant-blog · 6 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
언어 선택을 실수해버린 칭원..,,, 기여워.........
Qi3ngwe4n 인데 아 중국어 성조 붙여야하는데 귀찮쓰;;; 대충 뒤에 숫자 보면 나중에 보고 알겠지? 흠.. 아니 근데 해시태그하기 왤캐 어려워졌냐;;;;;; 에바 귀찮다
0 notes
fendas123 · 4 years
Link
0 notes
60b3r · 4 years
Text
Literally Tao #1: Kosong adalah Isi, Isi adalah Kosong
Dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf jika proses membaca dan menerjemahkan Dao De Jing ini menjadi sangat lama. Memang saya bukanlah seorang sastrawan China yang biasa lancar membaca dokumen-dokumen klasik macam Compendium of Materia Medica-nya pak dokter Li Shizhen. Bukan juga ahli tafsir kitab macam orang Farisi (yang dihina Yesus dan Muhammad karena terlalu asyik membaca sampai lupa praktek). Saya juga bukan umat Tao yang taat dan paham doktrin ‘agama’ Tao maupun aliran filsafat Tao (wey, apa-apaan agama Tao itu?). Saya cuma orang nganggur kurang kerjaan yang suka membaca hal-hal baru.
So, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum kita masuk ke pembahasan utama kitab Dao De Jing (DDJ) ini:
Bahwa DDJ akan saya baca menggunakan versi terbitan Mandarin dengan aksara Fanti (繁體, traditional script yang biasa dipakai di Taiwan dan Hongkong) alias versi VERY HARD dari aksara Mandarin. Kalau di China Daratan mereka pakainya aksara Jianti (簡體, simplified script). Saya juga menggunakan kamus manual dan daring untuk menerjemahkan DDJ secara literal dan tulus ikhlas tanpa beban. Jadi tolong kita hargai bersama usaha semua orang-orang yang telah terlibat dalam penyajian DDJ untuk saya baca: i. mereka yang menyalin DDJ dari naskah asli di gulungan-gulungan daun lontar yang pakai aksara bone script (ini lebih BRUTAL lagi, karena masih berupa pictogram, sejenis tulisan logografi hieroglyph Mesir); ii. mereka yang melakukan penyesuaian yang diperlukan dalam menjadikan DDJ dapat dibaca dengan aksara standar Hanzi/kanji; iii. mereka yang berkontribusi mengisi semua aksara sulit yang aneh-aneh dan bikin sakit mata di Wiktionary, sejenis Wikipedia tapi sebagai kamus semua bahasa yang ada di dunia, bahkan yang udah punah sekalipun.
Bahwa selama pembahasan saya akan berusaha tetap konsisten menggunakan romanisasi Hanyu Pinyin dan aksara Fanti. Kenapa begitu? Karena ejaan ini sudah menjadi standar yang digunakan oleh para penutur bahasa Mandarin sejak tahun 1950-an. Memang banyak yang lebih familiar dengan ejaan lama (Wei-Zhai Shi Pinyin) ini karena selain ia sudah dikembangkan oleh Wade sejak 1840-an dan mulai umum dipakai tahun 1892 di kamusnya Giles, romanisasinya lebih tepat bunyi ketimbang pinyin standar. Karena perubahan ejaan menjadi Hanyu pinyin telah diakui internasional sejak 1982, romanisasi ‘Tao Te Ching’ sekarang seharusnya jadi ditulis ‘Dao De Jing’ meskipun bacanya tetap ‘taotecing’. Bisa saja pakai ejaan Wade-Giles tapi nanti cuma jadi catatan samping saja ya, supaya tidak bingung. Misal: Sun Tzu dengan pinyin lama akan saya tulis menjadi Sun Zi di pinyin standar. ‘Bakpao’ dan ‘bakmi’ jadi ‘roubao’ dan ‘roumian’. ‘Sencimping’ (神经病) alias gendheng sekarang harus ditulis 'Shénjīngbìng’. Untuk pembahasan kenapa aksara kanji yang dipakai adalah fantizi dan bukan jiantizi, bisa dikira-kira dan dilogika ya. Hint-nya di serial saya yang lain: tentang Imlek: Kalender, Homofonologi, dan Angpao. TL;DR: aksara kanji kompleks lebih indah dan keren mudah dipahami maknanya karena masih mirip piktogram.
Bahwa DDJ itu cuma salah satu dari tiga kitab utama penuntun Daoisme. Yang terkenal adalah Zhuangzi Jing (ejaan Wade-Giles: Chuang Tzu), sebuah kumpulan pepatah dan anekdot (lelucon paradoks) yang ditulis oleh Zhuang Zhou dan murid-muridnya. Satu lagi yang lebih panjang dan lebih klenik adalah Yi Jing (ejaan Wade-Giles: I Ching), yakni ‘Kitab Perubahan’ yang ditulis oleh lebih banyak orang dalam aliran filsafat Daoisme sepanjang Dinasti Zhou (abad ke-10 SM hingga abad ke-2 SM). Yang saya ingat dari karangan Zhuangzi (karena pernah baca tapi cuma sekilas) adalah cerita tentang Zhuangzi yang bermimpi jadi kupu-kupu—yang bermimpi jadi Zhuangzi—yang bermimpi jadi kupu-kupu. Dah wes iku tok sing aku eruh. Karena hal tersebut, saya memberikan disclaimer lagi: saya tidak pernah membaca seluruh kitab Tao secara lengkap sebelumnya, sehingga ada beberapa konsep yang mungkin nggak masuk di kepala saya namun udah familiar buat orang-orang yang pernah khatam baca buku-buku Tao. Proses pembelajaran saya ini hanyalah iseng sebagai pemula, jadi mohon maaf apabila ada sebagian besar konsep yang tertinggal.
Bahwa DDJ adalah karya sastra lawas. Diduga, ia ditulis pada sekitar abad ke-4 SM dan dikompilasi oleh penerusnya hingga abad ke-6 SM, selama kekuasaan Dinasti Zhou dalam sejarah China Kuno. Seperti yang saya bocorkan di episode sebelumnya, bahkan tidak ada yang tahu DDJ sebenarnya merupakan karya tunggal atau sebuah kompilasi atau antologi beberapa penulis. Karena usianya yang begitu tua, beberapa kata dan bahkan karakter yang ada dalam DDJ memang tidak bisa dipahami secara literal. Mereka hanya bisa diterjemahkan secara literal, lalu kemudian dimaknai sendiri sesuai konteks leksikal dan gramatikal budaya pada zaman itu. Sehingga, terkadang ada kemungkinan terjemahan manual saya ini menjadi berbeda dengan terjemahan dan tafsir lain yang pernah ada. Disclaimer: saya tidak punya gelar studi Filsafat Asia Timur. Saya cuma penghobi filsafat saja. Kalau mau menggunakan kutipan bahasan saya, monggo, tapi jangan sampai saya diancam sama ahli ‘Farisi’ Tao ya.
Bahwa DDJ memiliki banyak pantun dan puisi yang berima dan bermakna hanya jika dibaca dengan bahasa Mandarin. Diantara sajak-sajak tersebut, tersimpan pesan-pesan moral yang kadang jelas (DDJ Ch. 33) dan ada lebih banyak lagi yang kiasan atau berupa oksimoron (lawan kata yang dipresentasikan bersama-sama untuk memunculkan pertentangan) dan paradoks (suatu bentuk eksperimen logika yang menguras tenaga). Saya ambil contoh dari DDJ Ch. 11:
有之以為利 yǒu zhī yǐ wèi lì 無之以為用 wú zhī yǐ wèi yòng
‘you’ artinya ‘keberadaan’/’rupa’/’wujud’; ‘wu’ artinya ‘kosong’/’tanpa’/’tidak ada’; ‘li’ dan 'yong' artinya sama, yaitu ‘guna’; tapi 'li' bersifat lebih abstrak: ‘memanfaatkan’; kalau 'yong' bersifat lebih praktis: ‘menggunakan’; ‘yi wei’ artinya ‘berkerja’/’melaksanakan’/’berfungsi’.
Jadi: Ada berguna; tak ada berguna juga? Hah gimana itu maksudnya?
Perlu diketahui pula bahwa struktur gramatikal bahasa Mandarin adalah dijelaskan-menjelaskan (topic prominent atau berorientasi objek, berarti struktur kalimatnya KOSP) dan hanya sesekali menggunakan model format menjelaskan-dijelaskan (subject prominent atau berorientasi subjek, berarti struktur kalimatnya SPOK) seperti bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Jadi, kasarannya, orang China kalau ngomong bahasa Mandarin kayak Yoda. Eaten the breakfast, you have? Martabak telor, saya sudah makan. Sehingga, beberapa kata hubung khusus bisa membalikkan posisi anak kalimat dan induk kalimat. Dalam kasus ini, ‘zhi’ adalah partikel tersebut. kadang memang perlu dibolak-balik dan diutak-atik susuan kalimatnya sebelum pantun atau sajak tersebut menjadi make sense: ‘A zhi B’ bisa berarti ‘A, maka B’ atau ‘B, karena A’.
Sehingga nanti terjemahannya begini: Sesuatu dapat dimanfaatkan karena ia berwujud. Sesuatu dapat digunakan karena ia tidak berwujud. Hah kok aku tambah bingung! Coba kita teliti baik-baik. Sesuatu apa yang berguna kalau dia tidak ada/kosong? Hal ini bisa dijelaskan dengan membaca DDJ Ch. 4:
道盅而用之有不盈 dào zhōng ér yòng zhī yǒu bù yíng
‘dao’ disini Tao itu sendiri; ‘zhong’ merupakan karakter kuno yang sudah tidak dipakai (archaic) yang menggambarkan cawan atau piala; ‘er’ artinya ‘tetapi’; ‘bu’ itu partikel negatif; ‘ying’ kasarannya ‘kelebihan isi’
Jadi: Cawan Tao tetapi berguna ada wujud tanpa kelebihan isi. wHaT tHe... apa-apaan! Sabar woy, sabar. Gini lho guys bacanya: Tao seperti cawan, dengan kekosongannya, menjadikannya berguna. Masuk akal? Jadi suatu ‘spacy container’ atau ‘wadah bervolume’ hanya berguna jika dia kosong! Coba lengkapnya kita lihat kembali lagi dari DDJ Ch. 11:
鑿戶牖以為室 záo hùyǒu yǐwéi shì 當其無有室之用 dāng qí wú yǒu shì zhī yòng
Wadidaw tuolong tulisannya kok kayak gitu! Shhhhh. Saya sudah mengalami kebingunan-kebingungan ini untuk anda, anda tinggal baca bahasannya saja. Jangan mengeluh.
‘zao’ artinya ‘menggali’ atau ‘melubangi’; ‘shi’ artinya ‘bilik’/’ruangan’; ‘huyou’ adalah bahasa literary untuk ‘pintu dan jendela’.
Bahasa ini sangat sastrawi dan tidak umum dipakai. Biasa dalam percakapan sehari-hari pakai 门窗 (mén, pintu; dan chuāng, jendela). Disini anda jumpai lagi partikel lain yakni ‘qi’ yang artinya ‘yang dimana’/’which is’. Wow DDJ yang usianya 2500 tahun lalu udah berlogat Jaksel banget nih. WKWKWKW. Ada juga partikel lain yang mungkin gunanya hanya sebagai exclamation atau ungkapan seruan, seperti ‘lho’, ‘eh’, ‘nah’, dan ‘kan’: disini partikel ‘dang’ itu saya duga berfungsi seperti ‘nah, kan’.
Artinya begini: Kamar dibuat dengan membolongi pintu dan jendela; nah kan dengan adanya bolongan itu ia menjadi berguna! Jadi bolong itu ada wujudnya? Wujud yang tidak berwujud, itulah wujudnya, yakni tidak berwujud! Hence, judul artikel saya kali ini: Isi adalah kosong; kosong adalah isi, apa isinya? Kekosongan itulah isinya! Demikianlah ajaran Tao.
Sebagai perenungan pribadi nih, apa sih yang berwujud dan dapat dikasi nilai dan dimanfaatkan? (DDJ Ch. 11) Kertas dan lempengan logam, itu berwujud. Dikasih nilai: sepuluh biji, seratus lembar. Apa sih yang tidak berwujud tapi berguna secara praktis? Mata uang. Apa itu Rupiah? Apa itu Dolar? Apa itu Yen dan Euro? Kamu tidak akan pernah bisa mendengar, mencium, menjilat Rupiah maupun Euro. Kamu tak akan pernah bisa membasahi dan merobek dan membakar Dolar bersama Yen. Tapi tanpa mata uang—yang tanpa wujud itu, uang kertas dan uang logam kalian yang ber’nilai’ dan ber’manfaat’ untuk berhitung saja itu tidak berguna secara praktis. Gimana, udah mulai mindblowon? Huehuehue.
Kira-kira beginilah proses selow saya dalam mencoba membaca, menerjemahkan, dan memahami DDJ dengan proses belajar mandiri. Kalau ada diantara kalian yang bisa dan mau memberikan pembetulan, baik dari konsep filsafat Taoisme maupun tentang bahasa Mandarin saya yang kurang tepat, segera hubungi saya ya. Biar kesalahan saya gak berlarut-larut gitu lho, ini masih banyak yang belum saya dalami soalnya. Jangan lupa follow instagram untuk beberapa update random selama perjalanan saya mencoba make sense kitab DDJ ini. Nantikan pembahasan saya di episode selanjutnya ya!
0 notes
ppm-liu-blog · 5 years
Text
Evaluation project
 Interpretation and translation of language is one of the unavoidable and perplexing problems in cross-cultural communication. China, which is located in the east of the world, and many countries belong to different cultural circles. At the same time, the accumulation of civilization for thousands of years has made Chinese culture huge and complicated. Therefore, it is not so easy for Chinese traditional culture to spread abroad.
 In the 11th century BC, hieroglyphs were born and human beings began to record civilization with words.  In the 20th century, the emergence of printers showed beautiful artistic moments one after another. Human civilization has continuously evolved and advanced through the ups and downs of history, but what remains unchanged is people's rigorous and exquisite pursuit of art.
The fixed features of hieroglyphs:
 1. Convey the meaning through the figure embodied by words.
 2. hieroglyphs are similar to things in nature.
 3. There are many strokes and the character structure is relatively complicated.
 Advantages of hieroglyphs:
 1. A single individual word also has its specific meaning.
 2. A single font has a large amount of information.
 3. Can express the meaning of rich.
From the characters used in the four ancient civilizations, it can be seen that hieroglyphs are widely used in various civilizations and are widely accepted in early civilized society.
 Chinese hieroglyphs not only express form and meaning, but also have the function of expression. Some people say that words can speak, others say that words have souls, and still others say that words have feelings and intentions.  As hieroglyphs, every Chinese character is a picture, hiding the secret of a concept. I want to introduce the beauty of Chinese characters to the British through the dissemination of modern new media.
I want to express more about the influence of language on a nation and promote Chinese characters culture. Traditional culture has its time attribute, not everything should keep pace with the times.  However, writing is the development and inheritance of ancient civilization. To talk about tolerance in the face of the distortion of traditional culture is often a lack of understanding of traditional culture. What I want to do is to innovate on the basis of traditional culture, which is the inheritance I want to do.
Audience group: British students aged 18 - 24 who study Chinese history and culture or have strong interest in Chinese culture.
 This project can be used as a Chinese teaching courseware for British students and also as a game to spread Chinese classical history and culture. And project can be displayed on the mobile media as a web course. The widespread use of mobile media has taken up most of the space, so using mobile phones, iPads and so on can make people learn anytime and anywhere.
After some investigation, I found that there is no animation of the same type of education with the characteristics of teaching through lively activities for British people to understand Chinese traditional culture.
So I believe in innovation, I have an absolute advantage. If we can obtain the authorization of many traditional Chinese arts and crafts, and then carry out more in-depth investigation and research on them, and combine traditional Chinese culture and crafts to create animation with interactive characteristics for British students in a more diversified education type, I believe this idea is very promising.
Reference:
 Anon, (2018). [online] Available at: https://www.quora.com/What-is-the-difference-between-%E2%80%9Csimplified%E2%80%9D-and- %E2%80%9Ctraditional%E2%80%9D-Chinese-characters-Are-the-languages-found-in-most-Chinese-websites-%E2%80%9Ctraditional%E2%80%9D-or- %E2%80%9Csimplified%E2%80%9D [Accessed 1 Jan. 2019].
Baidu.(2018).[online].http://uuhy.com/html/4908.html. [Accessed 29 Dec. 
2018].
Baidu.(2018).[online].https://jingyan.baidu.com/article/0202781 182b0f41bcc9c e5 15.html . [Accessed 27 Dec. 2018]. 
 Bbc.co.uk. (2018). BBC - Languages - Chinese - A Guide to Chinese - Chinese characters. [online] Available at: http://w ww.bbc.co.uk/languages/chinese/guide/alphabet.shtml [Accessed 5 Jan. 2019].
En.wikipedia.org. (2018). Chinese characters. [online] Available at: https://en.wikipedia.org/wiki/Chinese_characters [Accessed 1 Jan. 2019].
Gouying, X. (2012). Chinese pictograph. China. 
[Accessed 1 Jan. 2019].
Hover, H. (2018). Hamburger Menu Icon to MENU Transformation on Hover Ξ C𝕠𝕕𝕖𝕄𝕪𝕌𝕀. [online] Web Design Inspiration with Code Snippets. Available at: https://codemyui.com/hamburger-menu-icon-to-menu-transformation-on-hover/ [Accessed 7 Jan. 2019].
KarmaWeather. (2018). Chinese zodiac calculator - What is my Chinese zodiac sign?. [online] Available at: https://www.karmaweather.com/whats-my-chinese- zodiac-sign/ [Accessed 30 Dec. 2018].
Wikipedia.org. (2018). Wikipedia. [online] Available at:http://www.wikipedia.org . [Accessed 2 May. 2018].
0 notes