Tumgik
#azurazie_
azurazie · 2 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Lucky Shalawat Challenge
Assalamu'alaikum.. Saudara/i ku yang lidahnya selalu berbasah-basah bershalawat. Kira-kira sudah berapa hari ini?
Biar tambah semangat, yuuk kita buat #luckyshalawatchallenge
Tujuannya apa sih?
1. Sederhana, agar Rasulullah tersenyum untuk kita. Dan kelak mengingat kita. Karena wasilah shalawat yang kita baca.
18 notes · View notes
azurazie · 4 months
Text
PINTU-PINTU
Tentang kebaikan yang datang dan kemudahan-kemudahan dalam tiap-tiap urusanmu, maka itulah kasih sayang yang Allah berikan kepadamu.
Boleh jadi atas sebab terkabulnya doa tulus kedua orang tuamu dari sejak dalam kandungan sampai saat ini.
Boleh jadi atas sebab kebaikan-kebaikan yang lebih dulu kau lakukan kemarin-kemarin.
Boleh jadi atas sebab nilai sedekah yang telah kau keluarkan.
Boleh jadi atas sebab Shalawat-Shalawat atas nabimu yang setiap hari kau lantunkan dengan sepenuh cinta dan kerinduan.
Boleh jadi atas sebab amalan-amalan rahasia yang sengaja kau rutinkan.
Boleh jadi atas sebab doa-doa yang orang lain khususkan untukmu secara diam-diam.
Maka, bersyukurlah atas kebaikan-kebaikan dan kemudahan-kemudahan itu yang datang dari banyak pintu-pintu. Maka, jagalah pintu-pintu itu agar satupun tidak tertutup.
Dan tentang kemalangan yang datang padamu, sudah tentu itu akan selalu cenderung atas sebab dosamu sendiri yang kau telah lakukan. Pintu kemalangan itu justru seringnya dibuka atas sebab perilakumu sendiri. Yang karenanya bisa membuat pintu-pintu kebaikan itu menjadi tertutup satu persatu.
@azurazie
#azurazie_
74 notes · View notes
azurazie · 5 months
Text
PAKAIAN
Selalu terlihat memakai baju-celana itu-itu saja bukan sebuah kekurangan. Boleh jadi sebenarnya itu ada nilai kelebihannya. Sebab, nanti apa yang kita miliki di dunia ada hisabnya. Ada pertanggungjawabannya. Termasuk apa yang kita pakai. Untuk tulisan ini akan menitikberatkan soal pakaian. Semakin sedikit punya baju, semakin sedikit yang perlu kita pertanggungjawabkan nanti.
Maka, penting rasanya sesekali mengingat kira-kira pakaian mana yang kita punya, yang belum pernah kita pakai dalam menunaikan ibadah. Belum pernah kita pakai untuk shalat. belum pernah kita pakai untuk pergi menuntut ilmu. Pergi silaturahmi. Mencari nafkah dan bentuk kegiatan lain yang ada banyak unsur kebaikan-kebaikan di dalamnya. Mininal satu kali dalam seumur hidup kita pernah memakainya untuk hal-hal demikian. Yang di saat nanti tiba waktunya untuk dipertanggungjawabkan, pakaian-pakaian itu bisa bantu bersaksi untuk sebuah kebaikan. Semoga dengan begitu hisab atas kepemilikan kita menjadi lebih ringan.
Maka, penting juga sedari awal ketika membeli carilah pakaian yang baik untuk dipakai dalam moment apapun. Dipakai silaturahmi-berlibur-bermain dirasa aman. Dipakai untuk shalat pun pantas dan sopan. Dalam artian pakaian-pakaian itu sudah memiliki kelayakan untuk menutup aurat dan membantu menjaga kehormatanmu.
Jadi, jangan sekalipun usil ketika melihat orang yang kita kenal, memakai pakaian yang itu-itu saja di setiap moment kegiatannya. Terlepas ia masih memiliki pakaian lain atau tidak. Boleh jadi ia hanya memang sedang menerapkan prinsipnya. Menerapkan pemahamannya. Sedang berusaha meminimalisir sesuatu yang kelak belum tentu ia mampu pertanggungjawabkan.
@azurazie
#azurazie_
23 notes · View notes
azurazie · 1 year
Text
Kepada saudaramu, teman baikmu atau siapapaun itu, sebaiknya berhentilah mempertanyakan sesuatu yang tentang jawabannya di luar kapasitas kemampuan kita sebagai manusia. Yang mereka pun boleh jadi sudah lebih banyak bertanya dalam doa-doanya. Dalam harapan-harapannya. Dalam penantian-penantiannya.
Berhenti bertanya tentang kapan dapat jodoh, kapan menikah, kapan punya momongan. Karena itu semua mutlak waktu-waktu kedatangan terbaiknya ada pada sisi Allah yang menetapkan takdirnya.
Dan sebaliknya bertanyalah : adakah hak-hak adami yang masih menyangkut pada dirimu? Adakah hutang yang belum terbayar? Hutang yang terlupa. Baik hutang materi, janji, atau sekadar perkataan.
Sebaliknya bertanyalah : adakah perbuatan, perkataan, tingkah laku, interaksi yang baik secara sadar maupun tidak yang menyakitinya? Sesuatu yang membuat hatinya tidak nyaman. Atau bahkan belum dimaafkan.
Rasa-rasanya itu yang lebih penting daripada usil mempertanyakan tentang pencapaian hidup orang lain.
@azurazie
#azurazie_
83 notes · View notes
azurazie · 8 months
Text
TENTANG YANG MEMBUAT TENANG
Tentang yang bisa membuatmu tenang adalah, ketika tidak terlalu mendengarkan penilaian orang lain. Baik secara tampilan fisik maupun hal lain di luar bentuk penampilan. Tak perlu risau ketika kata orang lain kita kurang begini, kurang begitu. Padahal kita sendiri memang sudah nyamannya begini. Sudah maunya seperti tampilan saat ini. Selagi tindak-tanduk, tutur katamu memang tidak menyinggung perasaan orang lain. Atau bahkan sampai merugikan. Jalani saja apa adanya, terus menjadi diri sendiri.
Tentang yang bisa membuatmu tenang adalah, ketika tidak terlalu memperhatikan pencapaian orang lain. Tidak memusingkan orang lain sudah dapat ini, sudah dapat itu. Tidak sampai iri ketika orang lain sudah punya ini, punya itu. Yang karena memang sudah sesuai dengan kemampuan mereka untuk mencapainya. Untuk memilikinya.
Sedangkan kita sendiri perlu mendidik keinginan untuk memiliki sesuatu sesuai dengan kebutuhannya, dan tentu kemampuan untuk mewujudkannya.
#azurazie_
@azurazie
49 notes · View notes
azurazie · 8 months
Text
EPILOG RINDU
Ya Rasulullah, 
Sungguh tulisan ini, kutulis dengan getar-getar kerinduan. Dengan basah mata yang merasa haru, setelah rangkaian Mahallul Qiyam. 
Betapa, aku merasa beruntung, ada di antara hamba-hamba pilihan Allah. Yang bisa mengenalmu, meski jarak jauh berabad-abad tahun. Sejak dirimu di utus untuk menyempurnakan akhlakul karim. Sebagai Rahmatan lil 'alamin.
Sungguh, aku merasa beruntung, ada di antara hamba-hamba pilihan Allah yang kadung jatuh cinta. kepada dirimu yang belum pernah ditemui. Cinta yang tumbuh dari Rahmat ilahi Rabbi.
Cinta yang melebihi cinta kepada anak-istri, bahkan dengan orangtua sendiri. Cinta, yang meskipun begitu, tak akan dicemburui. Karena kuyakin cinta mereka kepadamu pun, jauh melebihi kadar cinta kepadaku sendiri. 
Maka, nikmat manalagi yang perlu kudustai. Tersebab mencintaimu bisa menjadi akibat untuk keselamatan dunia akhiratku. 
Maka, nikmat manalagi yang perlu kudustai. Tersebab, merinduimu bisa menjadi harapan untuk kelak bisa berjumpa denganmu.
Dengan wajah yang amat berseri-seri. Dengan hati yang amat bergembira nan bahagia. 
Meski barangkali, kelak aku tak bisa berada di barisan paling depan, bersamamu. Tersebab, bilangan salam dan shalawatku yang belum sebanyak itu, dibandingkan hamba-hamba pilihan Allah yang lain.
Tapi, aku tak begitu merasa cemas. Sebab, jaminanmu yang tak pernah sekalipun ada dustanya. Bila, ketika masih di dunia, satu kali shalawat atasmu itu akan tersampaikan. Bagaimana mungkin dirimu tega, tak menghiraukan keberadaanku di sana. Meskipun jauh dari wajah-wajah yang paling bercahaya. Dengan sinaran wajahku yang hampir redup karena tertutup dosa. 
Maka, sungguh semoga aku ada dalam peruntungan itu. Jadi bagian ummatmu yang Allah kumpulkan bersama yang begitu dicintainya. 
Ya Rasulullah, sesungguhnya aku merinduimu.
@azurazie_
29 notes · View notes
azurazie · 8 months
Text
Ya Rabb, Karena Ketetapan-Mu ada dalam ketepatan waktu, maka tetapkanlah saat aku benar-benar berharap. Karena saat itu pula aku merasa sudah benar-benar butuh. Akan kepastian waktunya. Karena sudah menunggu. Akan kepastian kedatangannya. Karena terlanjur berharap.
Barangkali itu salah satu caraku untuk menjaga hati, agar selalu berprasangka baik kepada-Mu.
#azurazie_
38 notes · View notes
azurazie · 10 months
Text
*games*
Didiklah anak sesuai dengan zamannya. 
Sedih rasanya ketika ada orang lain yang memuji anak dengan kalimat, "Wah udah pintar main gamenya ya." Ya itu memang bentuk kelonggaran saya sebagai Ayah masih membolehkan bermain game, hanya saat saya ada di rumah. Saya ada alasan tersendiri untuk itu. Walaupun tentu saja ibunya mah cemberut dengan keputusan saya itu.
Saya pun patut bersyukur anak yang sebentar lagi sudah 4 tahun ini masih salah paham, menyebut video iklan games di playstore adalah youtube. Alhamdulillah sejauh ini dalam pengawasan kami sebagai orang tua, Hayyin anak kami tidak menonton Youtube.
Soal games di gadget mungkin saya satu dibanding satu juta anak pada masanya dulu yang memang tidak dikenalkan dengan itu oleh orangtua saya. Terutama Ibu yang super tega dalam artian positif waktu saya masih kecil.
Tidak ada sejarahnya saya pernah pegang stik PS atau main nitendo atau bahkan punya gamebot sendiri. Dalam kurun 30 tahun satu-satunya game yang saya berhasil tamatkan cuma Plant & Zombies, itu pun yang versi 1. Miris ya? Tentu tidak. Karena ternyata memang nggak rugi-rugi amat. Malahan saya bersyukur tidak jadi salah satu dari sekian banyak orang yang kecanduan dengan games di gadget. Yang kadang sampai tidak kenal waktu dan tempat. Di masjid jadi. Di WC pun jadi.
Malahan saya ikutan bangga ketika ibu di suatu waktu berkelakar kalau anak-anaknya saat masuk SD sudah pada lancar baca Al-Qur'annya. Alhamdulillah, semoga amal jariah itu terus-terusan jadi tabungan kebaikan untuk orangtua saya dari pertama kali saya mengenal alif ba ta hingga ya.
Maka, setelah menjadi orangtua ingin rasanya berhasil mendidik anaknya dengan baik dari sedini mungkin. Tanpa menghilangkan hak mereka untuk bermain seperti anak lain. Dalam hal ini bermain hp boleh tapi tidak berlebihan. Main games boleh tapi tetap dibatasi. Karena saya tahu rasanya dulu ketika melihat anak lain bermain tapi saya dilarang ini itu terutama sama ibu. Biasanya waktu itu ayah saya yang lebih toleran, sampai-sampai bela-belain pulang kerja langsung menuju pasar parung karena tidak tega melihat anaknya merajuk minta dibelikan mainan. Waktu itu ingat sekali yang dibawa pulang malah Aquarium seharga seratus ribu.
Saya tidak ingin anak saya pun buta banget dengan yang namanya tehnologi, ketika anak lain sudah lebih pandai mengoperasikan gadget melebihi neneknya sendiri. Karena zaman kami memang jauh berbeda. Maka lahirlah kesepakatan dengan anak saya sekarang, ketika ada Ayah boleh bermain games dengan catatan ketika sudah berlebihan dan mempengaruhi tingkah laku anak. Games di hapus. Atau games hanya dibatasi dua yang boleh di install. Tentu saja efeknya anak nangis sejadi-jadinya. Tapi biarkan. Harus tega. Biar anak mengerti. Kalau kata salah satu bibi saya "jangan mau kalah sama anak."
Tentu saja masa lebih tega kalau melihat anak jadi kecanduan hp. Yang dari bangun tidur sampai mau tidur pun tidak bisa jauh dari hp. Yang nangis menjerit karena hp. Semoga dengan begitu, seiring berjalannya waktu anak-anak kita akan tumbuh dengan pemahaman yang baik. 
Dengan tetap cerita dan tanpa banyak tekanan dari sekitarnya. Semoga. 
@azurazie_
@azurazie
33 notes · View notes
azurazie · 1 year
Text
Kita yang tidak punya apa-apa ini, sebenarnya beruntung. Sejauh ini Allah masih menutupi aib-aib kita, sehingga orang lain masih mau mengenal, menyapa, berbaur dan hidup berdampingan dengan kita. Orang masih merasa aman dan nyaman atas keberadaan kita. Seandainya sewaktu-waktu dibuka aib-aib itu, ke mana hendak kita palingkan muka?
Kita yang bukan siapa-siapa ini, sebenarnya beruntung. Karena nama baik dan keberadaan orang tua kita, orang lain masih mau respect kepada kita. Atas nama baik orang tua itu, yang dihormati karena akhlakul karimahnya, yang dihormati karena keteladanannya. Yang dihormati karena kesederhanannya. Yang dihormati karena sifat-sifat baiknya. Kita sebagai anaknya secara tidak langsung ikut dihargai karenanya. Seandainya tidak memiliki orang tua yang seperti itu, di mana hendaknya kita bisa hidup rukun bertetangga?
Kita yang tidak memilki apa-apa dan bukan siapa-siapa ini, sebenarnya beruntung. Atas keberkahan ilmu dan keikhlasan guru-guru kita, kita bisa jadi pribadi yang lebih beradab. Menjadi pribadi yang lebih berakhlak baik. Lebih bisa memilah-milah mana yang sebaiknya dilakukan, mana yang tidak. Seandainya tidak ada keberkahan dan keikhlasan itu, sampai kapan kita menjadi bodoh dan tidak tahu apa-apa?
#qum!
#azurazie_
Tumblr media Tumblr media
47 notes · View notes
azurazie · 4 months
Text
Tumblr media
Sejak membuka mata, kita mulai menyusun balok-balok perasaan. Mulai dari rasa syukur karena masih dibangunkan setelah semalaman tidur. Kemudian pergi untuk melewati aktivitas-aktivitas rutin sehari-sehari. Bekerja. Berniaga. Berlibur. Mencari sesuatu dan lain-lain. Balok-balok perasaan itu semakin beragam bentuknya. Terlebih setelah bertemu-bersinggungan-bersisian dengan banyak orang. Baik yang memang sudah dikenal maupun orang asing di jalan. Dengan berbagai macam karakter dan kepentingan-kepentingannya masing-masing. Balok-balok perasaan itu semakin berwarna. Bahagia. Senang. Sedih. Sebal. Merasa lelah. Penat. Mulai muak. Pusing. Merasa diburu-buru. Dan warna-warna lain yang terkadang di luar kendali kita. Sampai-sampai sulit untuk didefinisikan dengan kata-kata.
Kemudian balok-balok perasaan itu akan sempurna setelah kembali ke rumah. Ketika disambut ceria oleh keluarga yang kita sayang. Anak yang menyambut ceria dengan celotehnya tentang ini itu yang sudah ia kerjakan seharian. Pamer tentang mainannya. Pamer tentang pencapaiannya. Istri yang sumringah tersenyum karena sudah merasa lega suaminya sampai rumah. Merasa senang karena kembali ditemani untuk menghadapi kerandoman anaknya.
Balok-balok perasaan itu menjadi utuh setelah sampai rumah. Sekalipun kita sama-sama tidak tahu persis apa warna balok perasaan yang paling dominan di diri masing-masing. Yang di rumah tidak tahu persis kondisi apa yang sudah dialami di luar seperti apa. Yang baru pulang pun demikian tidak tahu persis seharian keadaan rumah seperti apa. Sama-sama tidak tahu tentang keruwetan-keribetan masing-masing.
Akan tetapi balok-balok perasaan itu dirasa menjadi utuh. Menjadi bentuk yang sempurna - terlepas tampilan yang terlihat seperti apa. Rasanya sempurna saja. Karena pada waktunya semua balok-balok perasaan itu dari pertama terbentuk semenjak bangun tidur sampai kembali pulang, dirasa sempurna karena kembali bersama di bawah atap yang sama bernama keluarga.
@azurazie
#azurazie_
8 notes · View notes
azurazie · 11 months
Text
Kamis, 22 juni 2023
Sudah jadi ciri khas anak-anak ketika shalat berjamaah lebih banyak main-mainnya, daripada seriusnya. Seperti halnya ketiga anak-anak ini. Padahal sudah diselisih satu orang dewasa, satu anak pada shafnya agar tidak banyak bercanda saat shalat berlangsung. Akan tetapi Maghrib ini ada yang menggelitik dengan kelakuan mereka. Setelah imam mengucap salam, biasanya anak-anak langsung berlarian keluar.
"Hei, baca doa orang tua dulu." Kata anak yang saat shalat tadi paling kencang aminnya. Sembari menahan anak sebelahnya yang hendak bangun.
"Eh iya." Kata anak yang lain. Ketiganya pun kembali duduk tertib dan berbarengan membaca doa untuk orangtua dengan kencang dan lancar.
"Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kamaa rabbayani saghira."
Hmm... Bagaimana dengan kita yang sudah dewasa ini. Dengan berbagai kesibukannya masing-masing, masihkah rutin menyempatkan waktu untuk mendoakan kedua orangtua kita selepas shalat? Padahal kita sudah tumbuh dengan baik sampai saat ini pun, sudah hidup dengan layak sampai hari ini. Itu karena doa-doa orangtua kita juga.
@azurazie_
www.azura-zie.com
14 notes · View notes
azurazie · 8 months
Text
Putri, terima kasih untuk ketidaksempurnaanmu dalam berperan dalam keadaan apapun. Karena ketika tetap mau berperan disaat kita masih tidak sempurna untuk berusaha menyempurnakan orang lain adalah hebat. Dan itu yang mendidik kita menjadi lebih kuat.
#azurazie_
8 notes · View notes
azurazie · 1 year
Text
Seberapa sering kita meminta didatangkan rezeki dari sumber yang tidak disangka-sangka dan di waktu yang bersamaan kita tidak sadar sedang menyangka Allah kurang memenuhi tiap-tiap kebutuhan kita?
Seberapa sering kita terlalu erat menggenggam sesuatu yang sedang kita punya dan di waktu yang bersamaan kita tidak sadar bahwa yang digenggam itu ada masanya akan terlepas juga?
Seberapa sering kita menggerutu tentang doa-doa yang belum juga dikabulkan dan di waktu yang bersamaan kita tidak sadar sudah meragukan kalau janji Allah itu pasti akan datang pada waktu-waktu terbaiknya?
#Qum!
#azurazie_
20 notes · View notes
azurazie · 5 months
Text
TEMPAT YANG MENJADI SAKSI SUJUD
يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ اَخْبَا رَهَا 
"Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya,"
(QS. Az-Zalzalah 99: Ayat 4)
Alangkah beruntungnya apabila yang diberitakan oleh bumi adalah seberapa banyak tempat yang pernah kita pakai untuk bersujud. Makanya, ketika sedang melakukan perjalanan yang apalagi jarak tempuhnya jauh, sebaiknya sempatkan diri untuk mampir ke masjid-masjid yang kita lewati. Agar kita punya sejarah semasa hidup pernah shalat di masjid A sampai masjid Z. Lebih beruntung lagi shalatnya berjamaah dengan orang-orang yang tidak pernah kita kenal sebelumnya. Jamaah transit yang sama-sama menumpang shalat di masjid itu. Beruntung, kita memiliki saksi hidup yang banyak nanti.
Atau bisa juga mulai diperhatikan sudut-sudut rumahmu yang belum pernah digelar sajadah di atasnya. Agar di rumahmu tidak hanya ada satu sudut yang pernah dipakai untuk tempat shalat. Tentu perlu diperhatikan juga soal kebersihan atau layak atau tidaknya shalat di sana.
Karena hal ini juga, maka sangat dianjurkan ketika sehabis shalat fardu untuk menggeser atau berpindah tempat ketika hendak melanjutkan dengan shalat sunnah ba'diyah setelahnya.
Besar harapan kita semua, semoga kelak apa yang diberitakan oleh bumi adalah tentang lebih banyak tempat-tempat yang baik yang pernah kita gunakan untuk beribadah. Bukan sebaliknya yang kita gunakan untuk tempat bersenda gurau atau lalai.
@azurazie
#azurazie_
5 notes · View notes
azurazie · 1 year
Text
IDEAL
Sudah pasti, kita selalu ingin segala sesuatunya ideal sesuai dengan yang diharapkan. Part to part berjalan sesuai dengan list-list yang kita sudah rencanakan, agar keinginan itu terwujud paripurna. Agar harapan itu berbanding lurus dengan kebaikan yang kita bayangkan.
Tapi, sayang sekali, selalu ada faktor lain yang di luar kendali kita. Human eror. Atau sering berbenturan dengan ego dan hak-hak orang lain. Atau tiba-tiba ada interupsi dari pihak ketiga yang tidak tahu menahu apa langkah yang sudah kita upayakan. Hal apa yang sudah kita bentuk dengan sedemikian rupa.
Yang apabila hal itu sedang terjadi, sering membuat kita nelangsa. Runyam. Buyar sudah. Seolah tenaga, pikiran, waktu terbuang begitu saja. Tidak kelihatan hasil baiknya.
Oooh... Kenapa mereka tidak bisa mengikuti sesuai idelnya kita? Kenapa dengan suka hati mendistraksi apa-apa yang susah payah telah kita bangun?kenapa tidak sepenuhnya membiarkan segala sesuatunya berjalan apa adanya, step by step sesuai dengan keinginan kita. Kenapa harus ikut campur? Kenapa suka usil ikut mengatur?
Sedangkan bila terjadi sesuatu yang di luar kendali, kita juga yang pada akhirnya tertuduh duluan. Dan kita pula yang merasa paling bersalah. Karena tidak kuasa mempertahankan.
Maka, benar adanya. Satu-satunya yang menghibur hati ini bahwa : Yang dilihat Allah adalah proses, bukan hasilnya.
Biarpun ekspektasi kita tidak selalu tercapai, tapi Allah tahu langkah apa yang sudah kita coba. Soal hasil akhir biarkan bekerja sesuai dengan ganjarannya. Tugas kita sebatas usaha.
Terus berusaha, sampai tidak terasa, tak adalagi keluhan-keluhan. Tak adalagi rasa kecewa yang di luar kemampuan kita. Karena kalau masih ada itu (keluhan, mudah kecewa) rasa-rasanya definisi ikhlas belum juga kita dapati maknanya.
@gerimis30hari
#gerimis_des22_18
#gerimis30hari
#azurazie_
18 notes · View notes
azurazie · 5 months
Text
Hujan pertama di 2024
Aku iri kepada mereka yang khusu dalam doanya.
Tentang mereka yang sepenuh yakin akan didengar rintihannya. Dalam pengaduannya. Dalam sujud panjangnya.
Bermunajat tanpa ragu. Terus menerus meminta tanpa lelah. Tanpa memikirkan, sudahkah harapan-harapan dalam doa itu dikabulkan satu-satu. Tugasnya hanya berdoa. Setelahnya, baiknya Allah saja.
Aku iri kepada rintik hujan yang turun kala itu. Hujan yang membersamai untaian doa-doa mereka. Begitu sendu. Begitu syahdu.
اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً
@azurazie_
4 notes · View notes