#Unduh Running Man | Explore Tumblr Posts and Blogs

asmi-chan · 4 years

Text

Hari kedua di Hongkong dan rencananya mau ke Macau seharian. Namanya juga rencana ya, karena saking capeknya di hari pertama ngebolang, hari itu kami bangun kesiangan. Baru bangun jam 8 dan langsung gusrak gusruk ganti baju untuk jalan. Kenapa panik banget telat mau ke Macau? karena Macau jauh dan memang niat bener-bener seharian dan jadwalnya padet banget. Banyak tempat kece disana yang musti didatengin. Tapi ternyata kami memang harus mengeluarkan satu destinasi karena memang waktunya gak akan sempat. Oh ya, di awal buat itinerary kami berencana untuk 2 hari menjelajah Macau, tapi setelah dihitung untuk hotel di Macau itu lebih mahal per malamnya dari HK dan pesawatnya juga mehong. Jadinya kami memutuskan menjelajah PP.

Karena mau ke Macau, jangan lupa paspor dibawa. Berhubung mata uang Macau sama ratenya dengan HKD jadi gak perlu khawatir. Paling sedia receh agak banyak karena pastinya octopus card tidak akan berlaku untuk transportasi disana dan bus umum disana tidak menyediakan kembalian. Tapi jangan sedih, di Macau banyak banget bus shuttle hotel yang wara wiri gratis ke pusat wisata Macau, jadi pastikan selama destinasi dilewati bus shuttle, ya naik yang gretongan aja.

Perjalanan ke Macau sekarang bisa dilalui dengan dua jalur, naik kapal cepat atau naik bus antar negara lewat jembatan dan terowongan terpanjang di dunia yaitu, Zhuhai Bridge. Jembatan ini baru banget diresmikan tahun 2018 lalu. Setelah tahu ada jembatan ini, tentu kami harus ngicip naik bus melalui tol yang menyebrangi lautan ini. Jembatan ini menghubungkan 3 negara, Hongkong, Macau dan Zhuhai (Mainland China).

4 Days Flash Trip in HongKong: Tsim Tsa Shui, Chungking Mansion, Ngong Ping Village, Mongkok — Part 1

Kami pun keluar hostel sekitar jam 9 pagi, langsung naik MTR menuju stasiun Sunny Bay dan lanjut naik bus menuju Border. Border ini tempatnya seperti bandara tapi fungsinya lebih seperti terminal bus. Sampai di Border, kami masuk dan antri imigrasi untuk keluar dari Hongkong. Setelah itu, kami sampai di konter yang banyak berjejer mesin tiket otomatis untuk membeli tiket bus. Yes, masih bisa pake octopus card. Setelah memastikan membeli tiket bus untuk ke Macau, kami berjalan lagi menuju antrian bus yang sudah bersiap.

Terminal Sunny Bay lanjut naik bus B5 menuju Bridge HK Port

Terminal bus yang seperti bandara. Besar banget.

Btw, untuk melewati jembatan ini, gak semua kendaraan bisa lewat. Hanya kendaraan tertentu yang boleh melewatinya, termasuk bus yang kami naiki seperti bus pariwisata pada umumnya. Aku mengambil tempat dibelakang supir biar bisa melihat pemandangan jalan lebih puas. Oh ya, sebelumnya kami jajan dulu untuk membeli sarapan di minimart. Kami akhirnya menikmati bekal roti untuk sarapan di dalam bus sambil menikmati pemandangan lautan luas di samping jendela dan jalan tol yang panjaaaaang banget tanpa banyak kendaraan yang lewat didepan kami.

Pas masuk terminal langsung diarahkan menuju mesin tiket otomatis

Sampai di Macau yang gak lebih dari 1 jam, kami melewati imigrasi untuk masuk dan pandanganku takjub melihat ornamen-ornamen bangunan imigrasi yang Eropa banget. Beda ya negara jajahan Eropa mah gitu. Setelah keluar imigrasi, melewati underpass yang langsung keluar menuju terminal, banyak banget bus shuttle dengan berbagai tujuan. Kerena kami mau ke Macau Fisherman’s Wharf jadinya kami berjalan kaki, menurut Gmaps siy gak jauh dari terminal. Akhirnya kami menikmati cuaca teriknya Macau sambil celingak celinguk heran, kanan kiri bangunan hotel mevvah semua. Gak banyak kendaraan yang lewat, malah lebih banyak bus shuttle masing-masing hotel yang bersliweran.

Miniatur Colloseum ada dibelakang hotel ini

Setelah agak lama struggling cari tempatnya, akhirnya ketemu. Bangunan ini menempel dengan hotel lain dan sedikit takjub pas lihat miniatur Colloseum *miniaturnya aja takjub, apalagi aslinya ya*. Di sebelah Colloseum itu seperti banyak pertokoan dengan arsitektur Eropa yang cantik banget. Dari situ juga kelihatan jembatan Zhuhai. Katanya Atha siy Running man pernah syuting disini. Akhirnya kami poto-poto cantik dan gak lama kami mencari shuttle bus selanjutnya menuju Parisian Hotel.

Pintu masuk Macau Fisherman’s Wharf dan bus shuttlenya

Setelah masuk dan berjalan sedikit di area Hotel. nanti langsung ketemu Colloseum ala2 begini yang lumayan besar penampakannya

Pernah liat tempat ini di Running Man? Letaknya di samping miniatur Colloseum

Tempat ini semacam area Foodcourt terbuka dengan arsitektur Eropa gitu. Jembatan Zhuhai masih keliatan dari sini

Macau ini terdiri dari 2 pulau besar, kalau dari berangkat kami tiba di Metro Macau, nah, selanjutnya kami pindah ke daerah Cotai di pulau Taipa, sebelah selatan Macau. Kami ambil jalur paling jauh dulu, karena nanti pulang kami akan pulang via kapal cepat kembali ke pulau Macau ini. Nah, memang di Macau ini yang bisa dinikmati adalah bangunan bekas jajahannya, casino dan hotel mewahnya serta banyak miniatur landmark dunia yang bisa kita lihat.

Kami pun berhasil naik shuttle bus menuju Cotai, setelah sebelumnya berjalan kaki nyangkut ke Hotel Sands yang gak jauh dari Fisherman’s Wharf. Untuk mengetahui bus shuttle mana saja yang bisa kami naiki sesuai tujuan, sebelumnya kami sudah gugling di website beberapa hotel Macau dan unduh jadwal shuttle bus mereka. Hal ini membantu banget supaya kami bisa memperkirakan kapan kami harus bersiap sesuai jadwal. Kebanyakan rute hotel itu dari dan ke terminal kapal cepat, dari satu hotel ke hotel lain dan rute ke beberapa tempat wisata.

Kami akhirnya tiba di lobi shuttle bus Sands Hotel dan menemukan bus shuttle Parisian Hotel yang standby disana. Perburuan naik bus shuttle pertama berhasil meskipun sebelumnya ada insiden kecil dimana Ade dan Tiwi yang keliatan bawa Gong Cha gak boleh masuk bus. Akhirnya aku dan Atha jalan duluan dan menunggu di lobi shuttle bus Parisian Hotel. Setelah kami berkumpul lagi, kami akhirnya masuk hotel ini dan petualangan kami terjebak di dalam hotel dimulai.

Antri naik bus shuttle gretongan. Pastikan tujuannya benar ya!

Aku sebenarnya agak bingung ketika kami masuk hotel Parisian ini, dan ya hotel gitu, sesuai fungsinya sebagai tempat istirahat. Tapi ternyata, tidak dengan hotel-hotel di Macau, yang difungsikan selain sebagai tempat untuk beristirahat, tapi juga sebagai tempat belanja dan main casino. Pas masuk jujur agak norak XD , itu hotel mewah banget, lampu kristal dimana-mana, lantai marmer bersih kinclong, patung-patung ala Eropa dipajang, lukisan segede tembok digantung, wah, kemewahan dunia banget lah. Karena kami masuk dari pintu lobi shuttle bus yang letaknya dibawah alias basement dan akhirnya kami naik keatas dan terlihat pemandangan seperti di pusat perbelanjaan layaknya mall. Aku pun bingung ini para tamu hotel yang menginap kamarnya pada dimana. Kami pun mencari satu tujuan di hotel ini yaitu, miniatur Eiffel Tower.

Bersiap ketika masuk pintu ini, game cari pintu jalan keluar dimulai

Kanan kiri pertokoan, atapnya projector yang buat pengunjung berasa di outdoor, dan ini tuh salah satu bagian koridor dari Hotel Parisian, heboh lihat arsitektur beginian dibuat di indoor

Percayalah GI atau Sency Mall gak ada apa-apanya dengan ini. Ini hotel eh mall eh tempat judi eh apalah ini bangunan, pokoknya geda bangettt. Kami mengikuti petunjuk yang mengarahkan kami ke miniatur tapi selalu gak ketemu dan berputar di tempat yang sama. Kami pun jadi bingung karena sama sekali tidak pernah menemukan lobi pintu keluar masuk ataupun petunjuk exit. Ada mungkin satu jam kami berputar di bangunan hotel itu, nyasar gak jelas nyari-nyari jalan keluar. Apalagi ketika kami menemukan miniaturnya dari dalam hotel dan mau keluar tapi beneran gak nemu pintunya. Mana gak ada tempat duduk, belum makan proper, kesiksa banget, kami semua rasanya mau nyerah. Setelah keliling sampai atas, kami memutuskan untuk kembali ke bawah. Akhirnya kami menemukan lobby utamanya. Astaga happy banget gak jadi nyasar.

Ketemu juga lobi utamanya T^T

Ketemu juga Eiffel ala-ala!

Kami keluar hotel dan miniaturnya itu ada di depan hotelnya persis ternyata. Akhirnya kami poto-poto dan duduk-duduk sebentar dipinggir jalan karena pegel banget. Setelah selesai beristirahat, kami melanjutkan petualangan mengelilingi hotel yang kedua, Venetian Hotel. Tempat ini yang paling aku nantikan, karena disini tempat syuting BBF pas adegan Geum Jandi ngejer Go Junpyo ke Macau dan mereka putus di tempat itu, trus Jandi nangis-nangis naik di atas kapal ala-ala Venesia gitu *fangirl mode*.

Venetian Hotel itu letaknya sejajar dengan Parisian Hotel. Tapi mau naik shuttle bus musti masuk hotel lagi dan bakalan nyari-nyari itu pintu, kami sudah trauma untuk masuk lagi XD . Lagipula belum tentu shuttle bus turun di Venetian karena jaraknya nanggung banget, bus umum juga gak ada dan jalan kaki lumayan juga. Akhirnya dengan meyelidiki Gmaps, kami berasumsi bahwa Hotel Four Seasons yang berada diantara Hotel Parisian dan Venetian ini, punya akses langsung masuk ke Venetian. Macem dari PIM 1 ke PIM 2 gitu lah. So, berjalan lah kami dari Parisian menuju Four Seasons yang ada disebelah. Kami pun masuk melalui pintu samping hotel, karena kalau masuk lewat lobby utama Four Seasons masih jalan depan lagi, jauhh. Sempat melewati lorong yang dimana banyak bodyguard gitu dan suasananya hening, sepertinya disitu akses tempat orang-orang berjudi. Jadi kami tetap berjalan lurus tanpa nengok-nengok kepo ke kanan kiri. Takut ditawarin main lotre hahaha. Gak lama berjalan lurus akhirnya kami kembali menemukan mall di dalam hotel. Mengikuti petunjuk yang ada didalam Four Seasons dan benar saja, kami akhirnya sampai di Venetian Hotel.

Foto dari atas jembatan, people everywhereee! Btw ini masih di dalem hotel loh

Mall eh Hotel ini lebih waw dari Parisian, tengahnya dibuat sungai buatan, diisi perahu ala Venice lengkap dengan pengayuhnya yang juga bisa nyanyi dan juga atap projector berasa di outdoor beneran, edan bener kontraktor yang buat hotel ini.

Sesungguhnya aku sudah mulai pusing daritadi muter-muterin hotel. Apalagi di Venetian ini ternyata lebih banyak turis, udah kayak pasar rame banget. Kami akhirnya menemukan spot sungai dan kapal miniatur Venice lengkap dengan pengayuhnya yang suka nyanyi-nyanyi pakai bahasa Italia gitu. Kami sempat kepencar untuk mengambil poto masing-masing. Tapi kami tak ambil langkah jauh karena tahu ini hotel gede banget. Mataku langsung tertuju pada jajanan terkenal wajib coba disana, egg tart, Lau’s. Antrinya Masya Allah. Mana beneran laper.

Enak pake banget!

Poto-poto di miniatur Venesia udah, beli egg tart udah, kami langsung cari jalan keluar dari sana, dan tentu saja nyasar lagi. Bener-bener deh hotel-hotel di Macau ini sepertinya sengaja didesain supaya orang gak bisa pulang. Sama sekali gak ada petunjuk exit. Dengan susah payah akhirnya kami berhasil menemukan pintu keluar, semacam pintu samping, bukan lobby utama. Setelah menemukan jalan raya, kami mencari bus stop untuk kembali ke Metro Macau. Kali ini naik bus umum yang bayar, jadi jangan lupa siapkan recehan biar bayar pas. Nunggu busnya lumayan lama dan hampir buat putus asa, takut gak ada. Ternyata datang juga dan kami langsung meluncur untuk makan siang yang super telat. Yes kami baru keluar dari hotel itu sekitar jam 3 sore.

Nunggu bus di pinggir jalan depan hotel-hotel mewah ini

Akhirnya kami makan proper, Restoran halal di Macau, Loulan Resto, tempatnya agak masuk-masuk gang dikit dan restonya gak begitu besar. Ternyata pelayannya orang Indo juga, jadi bisa leluasa nanya makanan hahaha. Tak lupa kami juga numpang solat di sana sebelum melanjutkan perjalanan ke Ruins of St. Paul. Makanan yang kami pesan gak jauh beda dengan yang di Mongkok kemarin, lumayan enak lah. Tapi harganya lebih mahal dibanding resto kemarin. Yaiya, Macau biaya hidupnya jauh lebih mahal dari Hongkong.

Wajah happy setelah late lunch

Setelah kenyang, kami melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. Jalan kaki banget, karena sebenarnya restonya cuma berjarak beberapa blok dari reruntuhan St.Paul. Kami pun melewati beberapa blok jalan yang kalau menjelang malam berubah menjadi pasar malam gitu. Beberapa jajanan terlihat dipersiapkan dan tampak menggoda, untung babi semua. Kami mengikuti petunjuk Atha yang serius ngeliat Gmaps. Agak sedikit worry sama petunjuk Atha yang ngarahin ke arah gang-gang kecil bahkan naik turun tangga jalanan kampung. Alesannya motong jalan biar deket xD .

Pemandangan reruntuhan tampak belakang dan Hotel Lisboa yang menjulang tinggi terlihat

Akhirnya kami tiba di belakang reruntuhan St. Paul. Iya, kami sampai lewat belakang bangunan dan sempet gak ngeh kalo udah sampai. Setelah berjalan menuju depan reruntuhan, wow, bagus banget pemandangannya. St. Paul ini tadinya adalah sebuah gereja peninggalan Portugis yang sudah hancur karena perang dan tersisa hanya bagian depannya saja. Beneran bangunan depannya saja. Kebayang megahnya kayak apa seandainya gereja St. Paul masih utuh. Pemandangan depan gereja juga cukup memukau, puncak Hotel Lisboa yang unik dan juga terlihat gang kecil diantara bangunan tinggi yang mengarah ke Senado Square. Waktu menjelang malam, tapi reruntuhan St. Paul gak ada sepi-sepinya. Malah makin rame menjelang malam, karena lampu-lampu mulai dinyalakan dan makin cantik dilihat.

Susah banget foto disini dengan cantik, banyak turis, katanya kalau pagi masih sepi dan puas buat foto-foto siy

Suasana menjelang malam with Tiwi’s back 😀

Pemandangan dari arah reruntuhan, ada gang kecil diantara gedung kalau bisa diliat, nah itu arah menuju Senado Square

Setelah langit menjelang gelap, kami berjalan menyusuri gang menuju Senado Square. Kanan kiri banyak banget pertokoan yang menjual makanan ataupun souvenir. Kami menikmati suasana malam Senado Square yang ramai sekali dengan turis, beberapa bangunan tinggi ala Eropa yang terlihat eksotis dengan lampu di malam hari. Cantik lah. Tak lupa aku beli souvenir seperti biasa, kaus Macau dan tempelan kulkas untuk koleksi dan kenang-kenangan. Setelah sampai depan Senado Square, kami berjalan mencari bus stop menuju lokasi selanjutnya *iyes, masih ada beberapa spot lagi* Hotel Wynn yang terkenal dengan miniatur Water Fountain Show di Las Vegas.

Ade berpose ditengah keramaian gang jalan menuju Senado Square, sementara daku minggir-minggir karena desek-desekan sama orang-orang

Salah satu bangunan di Senado Square yang menarik perhatianku, so classy

Suasana Senado Square di kala malam. Kalau punya waktu lebih, Senado Square waktu siang katanya juga memukau. Jadi ada dua suasana yang berbeda gitu

Pas lagi nunggu bus di pinggir jalanan Macau, masih bengong dan menatap bangunan sekitar yang begitu padat, tinggi menjulang, terlihat tua dan klasik banget. Hampir sama dengan yang di Hongkong, tapi di Macau masih banyak bangunan dengan nuansa Portugisnya yang kental sekali. Kecuali ketika sudah sampai di pusat kota dengan Hotel casino di kanan kiri yang menampilkan kemewahan. Kami pun sampai kembali ke pusat casino, turun di depan Hotel MGM dan berjalan beberapa blok menuju Wynn Hotel.

Suasana suburb Macau di saat malam

Kembali ke downtown Macau dengan hotel-hotel casino yang masih ramai

Sejujurnya aku jadi trauma untuk masuk lagi ke dalam hotel. Takut nyasar seperti tadi siang. Tapi aku terpaksa harus masuk hotel lagi karena kebelet pup hahahaha. Enaknya hotel casino begini keluar masuk juga gak ditanyain mau kemana, karena di dalam hotel sendiri udah seperti mall yang banyak orang segala rupa masuk dengan tujuannya masing-masing. Sambil menunggu waktu pertunjukan fountain yang ada di depan hotel, aku masuk sambil senyum manis, abis itu ngibrit ke toilet yang untungnya gak jauh dari lobby depan. Dan kami semua terpana saat membuka pintu toilet yang bagusnya kebangetan.

Mungkin toilet itu adalah toilet termewah dan ternyaman yang pernah aku pakai seumur hidupku. Gak akan pernah lupa siy. Berasa di toilet pribadi sendiri, gak pernah ada yang nyentuh saking mulusnya. Sementara aku setor, yang lain masih mengagumi tiap sudut ruang toilet Hotel Wynn *sungguh kami norak abis*. Setelah puas memuji toilet, kami keluar dan kembali menuju lobby. Aku baru sadar bahwa lorong yang kami lewati itu tiap jengkalnya dihiasi lampu kristal segede gaban yang cakeeeb banget. Kami pun sempat diskusi siapa coba yang belanja ketempat-tempat seperti ini. Gede banget, segala merk dunia ada, super lengkap, super nyaman. Bukankah tokoh seperti Domyouji Tsukasa kalau belanja pakai personal asisten ya? Masa iya kalau mau belanja Hermes musti inget ada di lantai berapa? sebelah mana hotel ini? Terus abis belanja Hermes mau ke Bottega yang ada di lantai berapa, musti disamperin gitu? Kalau aku yang jadi orkay siy males keliling beginian :p

Cukup sudah dengan diskusi gak pentingnya, setelah keluar lagi dari Hotel Wynn kami masih menunggu jam untuk pertunjukkan. Jadwalnya kalau gak salah setiap 10 menit sekali. Fountain nya memang gak sebesar di Las Vegas yang gede banget. Tapi yang di Macau ini juga cukup megah dan spektakuler. Air menari-nari ke berbagai arah, ditambah dengan nyala api dan backsound music yang beragam. Rupanya tiap pertunjukkan menampilkan pattern dan backsound yang berbeda-beda. Gak banyak yang menikmati pertunjukkan water fountain ini dari depan hotel. Mungkin bagi mereka fountain goyang-goyang gak begitu menarik dan terkesan biasa. Buat kami, semacam hiburan baru hahaha.

Gak cuma fountain di Hotel Wynn, kami juga lanjut menuju Nam Van Lake yang punya Fountain show. Tapi entah kenapa saat itu kami tungguin cukup lama, seperti tidak ada pertunjukkan. Akhirnya kami hanya berfoto di spot-spot yang cukup kece disini. Karena mengejar waktu pulang ke Hongkong dengan kapal cepat, akhirnya kami cus berjalan kaki ke salah satu hotel terdekat. Kami yakin bahwa shuttle bus ke pelabuhan Macau dari hotel manapun pasti tersedia. Benar saja, saat kami melewati Hotel Grand Emperor, kami menemukan parkiran mini van dengan jurusan Macau Outer Harbour. Jangan lupa bertanya bagaimana caranya biar bisa naik gratis. Ternyata kami hanya perlu masuk ke lobby hotel dan meminta tiket shuttle dengan tujuan pelabuhan. Ini pertama kalinya kami naik kendaraan umum berupa mini van. Berisi sekitar 10 orang dan bentuknya sama seperti mobil travel kalau mau pulang kampung tapi lebih tua. Yes, beberapa kendaraan umum di Hongkong/ Macau rata-rata terlihat klasik, terutama taksi dan mini van.

Area Nam Van Lake yang cukup luas, banyak area resto dan taman luas untuk bermain

Gak butuh waktu lama untuk sampai di pelabuhan. Kami sampai dan langsung masuk imigrasi, tukar tiket yang sebelumnya sudah dipesan online via Klook, lalu menunggu di boarding room yang besar dan penuh dengan orang-orang yang akan kembali ke Hongkong. Karena dari awal memang ke Macau seharian, jadi kami memang sudah mengambil jam pulang semalam mungkin. Aku udah capek banget seharian jalan dan menunggu naik kapal sambil ngantuk-ngantuk dan sampai di kapal ternyata nyaman banget, lega duduknya, tempat penumpangnya juga luas, ac nya mantap dan jalannya mulus meskipun ini kapal cepat. Akhirnya aku terlelap meskipun berasa goyang-goyang dikit berasa mimpi. Gak butuh waktu lama, 1 jam kemudian kami sampai di China Ferry Terminal Hongkong.

Bye Macau, terima kasih atas segala kemewahanmu

Sungguh berasa mimpi, mungkin karena capek banget dan turun dari kapal masih berasa goyang-goyang. Untung Chungking Mansion letaknya gak jauh dari pelabuhan. Aku kepingin banget naik bus rasanya dan cepet sampai ke penginapan. Tapi ternyata menurut yang lain dan anjuran GPS, lebih baik jalan kaki 10 menit karena gak akan muter-muter. And I am like, WHATT?? Yah, emang udah lelah banget siy rasanya dan aku juga ngerti naik bus juga butuh waktu sama nyiksanya. Karena bus di Hongkong itu ya rata-rata jarang berhenti persis didepan atau dekat bangunan yang dituju. Kebanyakan butuh jalan lumayan lagi. Belom lagi udah tengah malam gini dan nunggu bus entah kapan datangnya. Dan belom lagi lebih hemat dan efisien jalan kaki. Akhirnya aku menguatkan diriku untuk tetap sadar dan berjalan kaki di tengah udara yang dingin banget. Edan siy, perjalanan pulang dari Macau, kami sampai penginapan jam 1 pagi. Anak gadis pada berani amat ya di negeri orang.

4 Days Flash Trip in HongKong: Macau (Macau Fisherman’s Wharf, Zhuhai Bridge, The Parisian Macao, The Venetian, Ruins of St. Paul’s, Senado Square, Wynn Macau Fountain Show) — Part 2 Hari kedua di Hongkong dan rencananya mau ke Macau seharian. Namanya juga rencana ya, karena saking capeknya di hari pertama ngebolang, hari itu kami bangun kesiangan.

0 notes