Tumgik
#Tahu Bulat Mentah
salmonmentai · 1 year
Text
Hujan, yang Berisiknya Kurindukan
My token for today :) Saya selalu benci hujan. Mereka, air-air yang turun dengan cepat itu, terlalu berisik hingga membuat semua yang ada di kepala saya mentah kembali atau hilang. Hujan membuat saya berharap tiba-tiba bumi serempak diguncang gempa dahsyat hingga menelan semua bangunan ke dalam tanah, menyisakan tanah humus yang bisa menyerap bunyi hujan. Atau seluruh permukaan bumi tertutup jasad manusia, yang juga tidak berisik terkena air hujan. Tidak seperti genting itu… Aspal itu…
Tumblr media
Saya tidak membenci hujan sendirian, sebab cahaya juga membencinya. Pendar cahaya pecah jika terkena hujan, dibiaskan kemana-mana oleh butir-butir airnya, membuat orang-orang di jalan raya jadi pusing terpapar cahaya, dan membuat orang-orang yang makan sendirian di restoran jadi terpapar pendaran cahaya bulat-bulat yang kesannya romantis dan taylor-made untuk sepasang sejoli. Betapa mengesalkannya.
Begitulah secuplik dari banyaknya teman yang membenci hujan bersama-sama, sesungguhnya kebencian ini adalah suatu ekspresi putus asa atas ketidakberdayaan kami. Betapa kami tidak mampu berbuat apa-apa ketika dikhianati ramalan cuaca yang mengatakan bahwa malam ini akan cerah, namun ternyata malah hujan deras. Kami tidak bisa melempar air hujan yang sudah jatuh kembali ke langit, bahkan crane tua di pembangunan universitas itu, yang juga membenci hujan karena ia jadi kesepian ditinggalkan oleh para pekerja konstruksi, pernah mencobanya namun gagal sebab langit demikian tingginya.
Demikian juga ibu, yang membenci hujan sebab ia jadi tidak bisa tahu apakah saya baik-baik saja atau sedang mengerang kesakitan. Hujan demikian membuatnya gelisah, sebab tanpa ada suara senandung riang saya, ia jadi tidak punya bukti bahwa saya sehat-sehat saja. Maka ketika hujan turun, sontak asam lambung ibu naik karena stress dan serta merta ia tidak bisa berkonsentrasi pada apa yang ada di depannya. Ia jadi tidak bisa menyelesaikan cukuran rambut bapak, sebab pikirannya melayang pada imajinasi akan kondisi saya. Itu yang membuat bapak juga membenci hujan, sebab kini potongan rambutnya tidak sama di sisi kanan dan kirinya.
Dari membenci hujan pulalah ibu membenci rasa kasihnya kepada saya, sebab sekiranya pada awalnya ibu saya tidak mengasihi saya, maka ia akan tidak peduli akan kondisi saya. Ia jadi menganggap rasa kasih lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya, sebab memberatkan hatinya saja. Maka ia secara perlahan membunuh rasa kasihnya pada siapa saja. Terakhir saya melihatnya memukul-mukul tanaman hias, menggulingkan pot-potnya hingga tumpuk menumpuk, hingga yang disebut tanaman hias itu tak lagi berbentuk. Hiasan dihancurkan.
Dalam rangka menerima kepergian rasa kasih ibu, bapak melihat tanda-tanda keimanan ibu berkurang. Sebab ibu tidak percaya bahwa tuhan menjaga saya, padahal menurut bapak, sekiranya saya sedang celaka pun, itu juga bentuk kasih sayang tuhan kepada saya. Tapi ketika membicarakan kasih sayang tuhan itu, saya melihat matanya berkaca-kaca, mungkin masih berjuang menerima ibu, dengan kata lain, berkaca-kaca menerima ketidakberdayaannya akan hujan.
Dasar keparat.
Saya berlari dari kacau dan balau, berharap impulsivitas ini mempertemukan saya dengan energi baik yang akan memberi saya pencerahan. Namun alih-alih pencerahan, saya malah terguyur hujan yang langsung turun dengan deras tanpa ada pembukaan berupa gerimis, sehingga memakai jas hujan pun baju saya sudah dalam keadaan basah. Merasa diperdaya dunia, saya kesal, berlari untuk berteduh, namun terpeleset dan tersungkur ke lumpur. Saya tidak buru-buru bangkit dan merasakan semuanya. Rasa terkejut setelah jatuh. Lumpur yang lengket di telapak tangan saya. Baju yang memendarkan rasa dingin karena diguyur hujan. 
Seolah belum cukup, terdengar gelepar ikan di tanah. Mereka ikan-ikan mujaer yang baru dipancing tapi keburu ditinggal oleh pemancingnya untuk berteduh karena hujan. Mereka  beramai-ramai mengabaikan ketidakberdayaan saya melawan hujan, memang jatuhnya saya tidak lebih penting daripada nyawa mereka yang tidak panjang lagi itu. Saya tahu itu, sayang. Saya benamkan muka saya di becekan itu, sekalian saja. Di situlah saya temukan jalan yang bisa saya tempuh untuk menyudahi semua kekonyolan ini. Dengan tekad bulat saya bangkit dan menatap langit.
“Saya mau tawar menawar…,” kata saya pelan sambil gemetar kedinginan. Hujan yang semula begitu rapat dan deras, bergeming sebentar. Walau hanya beberapa detik, saya lihat ia mereda sedikit, kemudian merapat lagi. Bertambahlah kepercayaan diri saya, “saya ada penawaran!” Kali ini saya berteriak. Barangkali ia tidak dengar.
***
Sebelumnya saya tidak pernah menyadari suara “Brrrsh,” hujan adalah suara “Tes… Tes… Tes…” yang cepat, teratur, dan konsisten. Sudah sebulan ini musim hujan, dan tiap hujan datang saya menyambutnya keluar dengan payung saya. Saya mendengarkan hujan selama yang saya bisa. Sebagai gantinya, hujan merembeskan sebagian dirinya ke kedua mata saya. Ia juga merembeskan dirinya ke mata cahaya, ke mata crane tua, ke mata para pekerja konstruksi, ke mata ibu saya, mata bapak saya, dan mata siapa saja secara acak. Tidak pernah saya sangka saya akan dapat membedakan aroma tanah menjelang hujan yang wanginya menggelitik bawah tengkorak saya.
Saya menyayangi hujan. 
4 notes · View notes
amirkazuma · 2 years
Text
At-Ta*līq *Alā Al-Ārō^ 196 : Fenomena ₍Deformation Professionnelle₎ Dan Kecenderungan Si Penukul
Tumblr media
Fenomena ₍Deformation Professionnelle₎ atau adakalanya dikaitan dengan kecenderungan si penukul adalah di mana seorang profesional yang diperakui profesionalitinya dalam bidangnya, tetapi memiliki kecenderungan atau melakukan salah laku yang menyalahi etika profesionalitinya yang sewajarnya sama ada kerana kegelinciran yang tidak sengaja atau motif yang ditekadkan sebegitu.
Antara isu yang disentuh dalam fenomena ini adalah adakalanya profesional memandang dunia atau sesuatu permasalahan terhad kepada kepakarannya, kemahirannya dan kemampuannya sehingga mengabaikan bidang-bidang lain yang diperlukan dalam mendapatkan gambaran yang menyeluruh, jelas dan jernih sepertimana seseorang menyelesaikan masalah pada paku adalah dengan mengetuk dengan tukul sahaja.
Contohnya adalah apabila dianalisis tentang isu kadar bunuh diri yang meningkat di sesebuah negara, ekonomiwan akan menganggap bahawa masalah ekonomi punca kepadanya, psikologiwan akan memandang bahawa masalah psikologi sebenarnya yang mendorong kepadanya, agamawan pula akan memandang bahawa ia adalah masalah keberagamaan pada individu tersebut dan begitulah seterusnya.
Antara isu lain yang ada pada fenomena ini adalah sekalipun seseorang itu profesional dan memiliki kewibawaan dalam bidangnya, adakalanya dia melampaui batas dan membuat salah laku yang menyalahi etika profesionalitinya sama ada sengaja atau tidak sengaja sepertimana paku yang ditukul dengan kuat menyebabkan paku itu menjadi bengkok atau permukaan yang ditukul itu menjadi rosak akibat kecuaian, kealpaan, ketidaksengajaan atau sikap berlebihan daripada penukul.
Contohnya adalah seseorang yang memiliki kemahiran dalam kewartawanan. Adakalanya, dia juga melakukan bias atau menggambarkan sesuatu perkara dalam penyampaian berita secara mentah sama ada kerana ada motif yang tertentu atau membela sesuatu pihak atau ingin menjatuhkan seseorang atau sesuatu pihak atau sememangnya dia kurang maklumat tentangnya sehingga dia hanya mampu melihat dari dimensi terhad itu sahaja.
Apabila kita meneliti latar belakangnya, kelulusannya dan pencapaiannya, tidak akan ada siapa yang meragui keunggulannya dalam bidang tersebut sama ada dari sudut pengetahuan, kecaknaan, kegeniusan dan pengalaman. Namun, salah laku dan pelanggaran etika yang jelas itu tidak boleh diterima dan disedari meskipun dari yang bukan bidang wartawan sehingga kita jika kita tidak menyalahkannya, kita akan mempersoalkannya.
Kerana itulah walaupun kita memperakui kepakaran seseorang dalam sesuatu bidang, bukan bermakna kita menjustifikasikan segenap apa yang dia menyimpulkannya, apa yang dia berpendirian pada dan apa yang dia lakukan atau kita menerima bulat-bulat terhadap dapatannya atau menganggap semua yang daripadanya adalah autoritatif yang infallibel yang tidak boleh dipersoal dan disemak semula.
Adakalanya, kita perlu mengambil inisiatif atau membebaskan diri daripada taklid terhadapnya dan terjun ke lapangan kajian secara spesifik dalam permasalahan, topik atau isu tersebut. Ini kerana boleh jadi dia tersilap, cuai, terlepas pandang, alpa, lalai atau mungkin sememangnya sengaja untuk melakukan sesuatu yang menyalahi etika untuk agenda tertentu.
Apa yang kita lakukan itu bukan untuk merendahkan martabatnya atau usaha untuk menjatuhkan kedudukannya atau ingin mencela peribadinya setelahmana terbukti kelayakannya sebagai orang yang profesional dalam bidang itu. Akan tetapi, kita hanya fokus pada permasalahan tertentu sambil mengiktiraf segala kebaikan, kontribusi, ketepatan dan keunggulannya yang lain sama ada yang kita tahu atau tidak tahu melainkan jika kesalahan tersebut adalah fatal bersama rekod buruk yang banyak yang menjejaskan kewibawaannya.
Samalah seperti kes Baššār *Awwād Ma*rūf yang dibentangkan dalam gambar ini. Tidak ada siapa yang meragukan kewibawaannya, kepakarannya dan ketokohannya dalam bidang tahqiq kitab. Akan tetapi, dalam kes tahqiqnya terhadap kitab «al-Muḥallā» karya Ibn Ḥazm, didapati dia mengambil mudah terhadap profesionalitinya seperti kebiasaan dan menampilkan salah laku etika yang tidak sepatutnya.
Adakah ini bermakna kita meragui hasil kerja tahqiqnya yang lain secara keseluruhan dan meruntuhkan kredibilitinya pada kepakarannya dalam bidang tersebut? Adakah kita sedang mencela sosok peribadinya? Tidak sama sekali dan ia bukan sepertimana sebahagian yang bodoh yang tidak terbiasa dalam hal ehwal kritikan.
Kita hanya fokus pada isu tertentu sahaja seperti kesnya pada kitab Ibn Ḥazm ini, bukan soal peribadinya atau profesionalitinya itu sendiri. Fahamkan sebaik-baiknya.
Ambilan : https://www.wattpad.com/1262512171-at-ta-l%C4%ABq-al%C4%81-al-%C4%81r%C5%8D%5E-196
0 notes
rezafernandaf · 3 years
Text
Toga yang Kesepian
Seperti yang kalian tahu, aku lulus. Alhamdulillah haha. Aku menyadari dan pernah aku singgung di beberapa tulisan sebelumnya, bahwa aku selalu menghilang di setiap perpisahan. Selayaknya kentut yang berpisah dari badan kita. Baunya masih ada, wujudnya sudah menghilang. Aku selalu rasakan perasaan ini dari SD hingga SMA. Akhirnya aku mengalami sesuatu yang berbeda. Aku tidak merasa kesepian lagi. Semua ini tidak bisa aku rasakan tanpa Icha. Dia bukan selingkuhan, dia bukan seseorang yang spesial, dia adalah teman satu jurusan, satu bimbingan, satu dosen wali, dan dulu pernah satu sekolah di SMP.
 Dulu, teman-teman, SMP merupakan masa-masa dimana aku merasakan kesepian paling hampa. Aku selalu berusaha mencari perhatian orang-orang, aku selalu ingin perhatian mereka dengan cara apapun. Bahkan, dengan berpacaran pun aku tidak bisa mengisi kesepian itu. Bahkan dengan teman satu circle pun juga tidak bisa mengisi kesepian itu. Paling puncaknya adalah pada saat perpisahaan. Waktu itu, kami melakukan perpisahaan di Ciputra Waterpark, bersama 8 kelas lainnya. Total ada 9 kelas. Dari kelas 9A sampai 9I. Sejam pertama, aku masih bermain dengan teman satu ‘geng’-ku. Setelah itu, kami menaiki salah satu seluncuran. Kami bertujuh ingin menaiki itu dengan membawa pelampung ganda. Aku baru sadar, aku membawa pelampung ganda tetapi yang menaikinya hanya aku seorang. Aku melihat ketiga temanku, satunya membawa temanku yang lain. Dua temanku membawa pacar-pacarnya. Aku menjatuhkan pelampungku dan hanya terdiam. Aku baru sadar bahwa aku terlalu bodoh untuk menyadarinya. Mereka bersenang-senang tanpaku. Setelah itu, aku pergi ke kolam arus sendirian. Di sana aku bertemu dengan satu ‘geng’ lain dari kelasku.
 “Tumben sendirian, Za?” Tanya salah satu perempuan. Aku tidak membalas.
 “Eh, aku bareng po.o bentar. Ngobrol-ngobrol” ucapku. Tanpa persetujuan mereka, kami berjalan beberapa menit.
 “Kamu lho, Za sebenarnya pintar. Kamu kumpul sama mereka, kamu jadi bodoh. Potensimu banyak yang kamu sia-siakan karena sering kumpul sama mereka” aku tertegun mendengar pernyataan salah satu temanku. Kami terdiam sejenak. Tanpa ada topik yang dibicarakan lagi.
“Za, pergi sana! Nanti banyak orang curiga lho!” usir mereka.
 “Lho, kenapa?” tanyaku polos.
 “Udah, pergi sana sama yang lain”. Aku berhenti mengikuti mereka. Aku terdiam. Tidak bergerak maju maupun mundur. Aku diusir. Bahkan aku tidak diinginkan oleh mereka.
Aku berjalan pelan-pelan.
Menelan bulat-bulat rasa kesepian itu.
Menelan mentah-mentah pengusiran itu.
Tidak enak. Pahit.
Yek!
Tidak enak. Tidak adil.
Tidak ada teman.
Tidak ada satupun…
…yang menolongku
 Aku berjalan melawan kolam arus ini. Seperti melawan kenyataan bahwa aku tidak kesepian. Pada kenyataannya memang iya. Lalu aku menangis diam-diam. Setelah menyelesaikan tangisku di salah satu sudut kolam renang. Aku kembali ke orang tuaku. Papa Mama pun turut ikut ke Ciputra Waterpark untuk bersenang-senang juga. Aku pura-pura bahagia. Aku pun duduk di salah satu kursi santai bersama Papaku. Aku melihat di dekat patung ikan paus, teman-temanku yang meninggalkanku di seluncuran tadi sedang bersenang-senang. Lalu aku mengajak Mama Papa untuk sudahan dan aku ingin cepat pulang. Ingin rasa kesepian ini tidak menjalar kemana-kemana. Ingin ditemani seseorang. Ingin rasa kesepian ini tidak menelanku perlahan-lahan menuju jurang yang gelap dan sunyi.
 Sampai di kuliah, aku berpikir hingga detik ini aku akan menjalani wisuda dengan sendirian kembali. Teman-temanku hanya belum beruntung. Dari kami bereempat di kuliah, hanya Rizaldy dan aku yang lulus. Sedangkan Adam dan Kiflan harus melalui Proposal terlebih dahulu. Rizaldy sampai di tengah jalan juga memutuskan untuk berhenti karena satu dan lain hal. Fatih juga sama halnya. Hanin pun masih membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri. Hanya aku.
 Aku terkejut ketika notifikasi di telefonku muncul dari Icha. Aku kira akan selamanya aku berteman dengan kesepian.
 “Za, Foto bareng yuk!” Mataku bahagia melihat hal itu. Aku langsung mengiyakan. Aku tidak peduli apa tujuannya mengajakku. Aku senang! Benar-benar senang! Terima kasih banyak, Cha. Aku senang akhirnya ada yang mengajakku walau kami tidak sedekat itu. Setidaknya aku tidak diusir.
 Aku tidak akan capek, Cha untuk mengucapkan terima kasih. Icha ini, teman-teman, buaikk poollll. Dari bimbingan, Icha selalu membantuku, selalu mendengarkan aku ketika ada keluh kesah, terus mendengarkanku ketika kami sama-sama konsultasi tatap muka bersama dosen pembimbing.
 Terima kasih atas semuanya dan selama ini, Cha!!!
5 notes · View notes
ridloaulia · 3 years
Text
Apa ya
Rehat dulu nulis yang mikir-mikirnya. Sepertinya seru juga jika aku bercerita tentang kebiasaan cara makan seorang Ridlo. 
Tentang Sambal
Aku adalah penyuka makanan pedas, tapi bukan sembarang makanan pedas. (sebentar, rupa-rupanya agak sulit juga menjelaskannya). Aku cukup idealis ketika memilih kecocokan sambal dengan makanannya (mungkin kamu juga begitu, tapi kurasa ini unik. dan lucu): Ayam Goreng, Ayam Bakar, Fried Chicken (yang cripsy bertepung), Mie Goreng, Nasi Goreng, Ikan, Makanan Berkuah sambalnya harus berbeda. Ayam goreng hanya boleh dimakan dengan sambal matah, teksturnya tidak begitu cair. Ayam Bakar berpasangan dengan sambal yang lebih asin dan cair. Fried Chicken berpasangan dengan, tentu saja, sambal olahan pabrik, biasanya diecer dalam kemasan. Sambal untuk ikan adalah sambal yang asam dan cair, juga banyak potongan tomatnya.
Karena ibu tidak begitu pandai memilih sambal, biasanya aku hanya meminta tolong ibu untuk membeli cabe merah dan bawang. Untuk ku buat sendiri sambalnya di rumah. 
Kalau dulu aku lebih suka menumis sampai matang terlebih dahulu semua bahan-bahan sambalnya untuk kemudian dihaluskan, sekarang-sekarang ku lebih suka sambal mentah yang dihaluskan, lalu disiram minyak panas.
Ku suka sekali bawang (terutama bawang merah).
Ku suka sekali sambal buatanku sendiri, terutama ketika makan dengan ayam goreng.
Tentang Sayuran
Mungkin salah satu efek karena ku suka sekali sambal, jadinya ku juga banyak makan sayuran segar. Sayuran ibarat pelengkap kalau makan yang pedas-pedas. Karena rasa sayuran itu plain dan sedikit berair, jadinya cocok mengurangi rasa pedas ketika makan sambal.
Sayuran yang selalu ku makan: Tomat, Kol, Selada, Daun kemangi, dan Timun. Sekali porsi makan, ku bisa habiskan sampai seperempat kol bulat, satu tomat, dua timun, untuk kemangi dan selada tidak bisa kupastikan, tapi ku yakin itu ‘banyak’. 
Paket sayuran ini selalu lengkap ku makan ketika bersama makanan yang ‘pedas’. Nasi goreng pedas bisa tertutup sepenuhnya dengan potongan tomat timun selada. Mie kuah selalu dengan irisan tomat.
Porsi Kingkong
Kalo sudah makan, ku ibarat menyelam lupa daratan. Makanya heran kenapa badan masih segini-segini aja. Padahal makan sudah porsi kuli.
Sudah menjadi hal biasa untukku jika makan berat, ku butuh sampai 3 piring (jangan khawatir, mama tidak repot dengan banyaknya piring yang ku gunakan. Kami di rumah selalu mencuci piring dan alat masak sendiri setelah makan). Satu piring untuk full nasi, satu piring untuk lauknya (biasanya ayam goreng, tahu, tempe), dan satu piring isi sayur fullset
Kalau makan mie, ku pasti membuat dengan dua telur (semoga mama engga baca ini, supaya engga ketahuan kenapa telur di kulkas cepet habis). Bikin satu mangkok jadi full, belum lagi ditambah sayuran. Alasan kenapa harus dua telur itu rasional: satu mie satu telor itu terlalu sedikit. Kalau harus sampai buat dua kali mie, itu terlalu banyak. Tengahnya, 1 mie 2 telor, kenyang tapi engga kebanyakan. (untuk sebagian orang ini biasa aja, temen-temen di asrama rumah kepemimpinan malah lebih ekstrim: dua mie dua telor).
Ku sendiri kl makan kayaknya lebih mementingkan kuantitas, supaya kenyang. Ketimbang yang enak banget tapi sedikit, rasanya kayak “lho, udah abis? ga puas banget”.
Saking mementingkan kuantitas, ku kalau mampir ke indomaret atau warung buat beli makanan/minuman, ku cek berat bersihnya dulu. Ku juga hafal perbandingan satu minuman dengan minuman lain di harga yang sama (supaya untung wehe). Ku hafal kalau di harga yang sama, teh pucuk lebih kenyang daripada teh botol, dua teh gelas 1000-an lebih untung daripada 1 teh pucuk, Kripik Kusuka di harga yang sama lebih mengenyangkan di banding Lays. Apalagi untuk pilih makanan kayak di burgerking, kfc, atau mcd. Kalau ku baru liat menunya, itu cukup lama buat nentuin mau beli apa, pake dibanding2in dulu di kepala. Makanya kl sudah nemu satu menu yang “paling menguntungkan”, ku bakal jadi orang yang konservatif buat milih makanan lain, hehe.
Lucu juga menulis seperti ini lalu dibaca berulang-ulang. 
Mungkin ini salah satu cara menikmati hidup. Hidup memang lucu, dan kelucuan itu sepertinya layak untuk diceritakan.
Thank you,
Ridlo ‘kenyang’ Aulia
3 notes · View notes
cutebabyssi · 3 years
Text
MORE THAN FRIENDS.
Pada awalnya, Aya dan Haris adalah teman satu OA. Layaknya teman se-OA seperti biasa, sering interaksi di timeline atau sekali-kali dm-an juga. Mereka semakin dekat karena ternyata satu frekuensi, ya sama-sama Jamet. Sering ribut juga sambil perang meme, atau saling kirim video kocak, kaya tiktokjelek. Tidak sebatas teman bercanda, Aya dan Haris juga suka saling bertukar tentang suatu masalah yang random seperti "Bumi itu bulan atau datar sih?" Ya, walaupun akhirnya mereka ribut lagi—karena Aya penganut bumi bulat dan Haris yang nggak mau kalah itu, penganut bumi datar. Teman-teman se-OA nya yang lain sering berkata pada mereka. "Biasanya yang ribut terus kerjaannya malah makin sayang". Mendengar kalimat Haris jelas menolak mentah-mentah, karena disitu juga posisinya Haris masih gamon sama mantan. So, nggak mungkin bakal ada timbul perasaan suka ke Aya. Sebaliknya Aya, Ia merasa perasaanya ke Haris itu bukanlah sekedar 'Teman Biasa' lagi. Melainkan rasa sayang yang sudah melebihi teman. Menyadari hal itu, Aya berusaha mengingat kembali mengapa perasaan tersebut bisa muncul. Ternyata keadaan nyaman selalu bersama Haris, entah saat Aya merasa senang atau down—pernah suatu saat Aya tiba-tiba sedih karena salah satu sahabat dekatnya di RPW, mulai menjauhi dia karena sahabatnya itu sudah punya teman baru lagi. Hal itu membuat Haris kasihan padanya, Haris menghibur dia dan berjanji tidak akan meninggalkan Aya seperti itu.
Aya yang menyadari perasaan tersebut muncul, mulai menjauhi dan menciptakan atmosfer berbeda di depan Haris. Tetapi Haris salah tangkap, Ia pikir Aya marah sama dia. Haris pun bertanya pada Aya "Aya, lo kenapa akhir-akhir ini berbeda sih sama gue?" Aya terdiam sebentar, lalu menjawab "Gue gapapa kok, emang mood lagi enggak bagus aja." Mendengar jawaban itu ya Haris pikir mungkin Aya memang lagi butuh waktu aja, jadi mereka pun tidak berbincang atau bercanda se-sering dulu lagi.
OA tempat Aya dan Haris dipertemukan itu, hanya bersifat Temporary. Tiba saatnya mereka harus Closedown. Malam itu, Farewell Party untuk penutupan OA itu. Haris men-dm Aya dan berkata "Aya, setelah farewell party ini gue izin leave RPW ya. Makasih udah nemenin gue selama di RPW ini, gue harap lu bisa bahagia dan menemukan teman lain yang lebih baik dari gue. Take Care, Aya"
Kalimat tersebut Haris lontarkan di DM Aya, belum sempat Aya membalas karena Aya menangis—menangis karena merasa Haris sangat berharga di dalam hidupnya. Dengan berat hati, Aya mengetik kata perkata sambil meneteskan air matanya. Sempat terpikir apakah ia harus menyatakan perasaan saat itu juga? Namun Ia tahan pikiran itu, Ia tak mau jarak makin jauh antara dia dan Haris.
"Haris." Ia kirim bubble pesan itu.
"Hm, kenapa Aya? Maaf kalau tiba-tiba ya. Karena kehidupan gue ada yang lebih penting." Haris menjawab.
"I understand, Haris. Thank You for coming into my life, too. Even it's only Virtual World for Us. Gue harap lo gaakan kembali lagi kesini ya, Take care juga. Doain gue bisa nyusul leave juga ya. Good Job Haris, lo bisa lepas dari dunia virtual ini. Goodbye, The greatest person I knew."
Setelah Haris leave dari RPW, Aya pun mengambil waktu beberapa minggu untuk hiatus.
Aya kembali lagi ke RPW, Ia merindukan suasana virtual itu walaupun keadaannya sepi tanpa teman baiknya itu, Haris. Aya newlife di akun baru, kemudian join OA dan SQ lagi untuk mencari teman-teman baru. Perlahan-lahan, perasaannya terhadap Haris mulai terlupakan dibenaknya. Beberapa kali Aya dapat pernyataan cinta oleh teman se-OA dan bahkan teman 'gimmick' nya, Ia tolak. Menurut Aya, status Strictly Non-Dating di bionya itu harus benar-benar dipatuhi olehnya.
Layaknya kaum-kaum jomblo, yang excited saat WGL ON. Aya juga, kebetulan karena dia biasnya RP Haechan—melihat ada Haechan muncul dengan krit yang menurutnya, mirip dirinya. Aya pikir tidak salahnya mencoba walaupun Ia tidak berharap banyak, karena cuman iseng. Tak lupa, bio SND-nya itu tetap Ia pasang karena kalau terpilih juga Ia pikir tidak akan sampai ke tahap jadian. Dengan semangat dan panjang sampai membuat thread Aya mereply krit tersebut. Tak lupa dukungan dari teman-temannya, kalau istilahnya sih 'SPG-in'. Tak mau berharap banyak, Aya menunggu.. sampai tiba-tiba muncul suatu notifikasi
"Hello @ Aya thanks for willing to reply to my criteria. So, can we spend share our 3 days together with some love and sweetness?"
DEG. Aya kaget. Dalam benaknya "Kok bisa ya?" Langsung lah dibanjiri notifikasi Aya dengan teman-temannya, dari ucapan selamat sampai tertawa lebar—tertawa karena SND-nya yang mulai goyah. Lalu Aya mendapat sapaan pertama dari pasangan WGL nya itu, panggil saja Davin.
"Hai, cutie." Sapa Davin sambil melampirkan foto Shin Ryujin, chara Aya waktu itu. Aya yang masih belum terbiasa menghadapi suasana WGL pun menjawab. "Hai juga, maaf sebelumnya aku malu kalau di timeline, gimana kalau lanjut dm aja?" Kalimat tersebut membuat Davin tertawa, dan teman-temannya ikut sedikit meledek Aya. "Ih Aya, ketauan banget sih bulol newbie." Aya bingung, Ia pun langsung men-dm Davin.
"Kak Davin, maaf yah kalau notifikasinya jadi ramai! By the way thankyou for choosing me as your partner untuk 3 hari kedepan! Aku akan berusaha supaya waktu kakak berharga sama aku!" Setelah mengirimkan pesan tersebut Aya melemparkan hp-nya. Iya. Karena tersipu malu. Davin pun menjawab pesan Aya "Hei, it's okay! Aku malah seneng banyak yang excited gitu. Selamat menjalani 3 hari bersamaku, ya!" Aya tersenyum kecil.
Selama 3 hari Aya dan Davin menjalani layaknya pasangan WGL seperti biasa, mengucapkan selamat pagi, siang, malam, membahas berbagai topik mulai dari yang penting sampai tidak penting. Sesekali juga saling melanturkan gombalan gombalan maut. Tak terasa waktu yang mereka habiskan 3 hari telah selesai, gak kerasa karena mereka berdua sama-sama nyaman menjalaninya. Namun Davin dan Aya berpikir untuk tetap melanjuti masa-masa PDKT tersebut.
Hampir sebulan mereka PDKT, sampai suatu hari Aya mengajak untuk bertukar CA (Cyber Account) dengan Davin. Davin setuju, akhirnya mereka bertukar CA dan kisah mereka berlanjut juga disana.
Suatu hari, Davin mereply cuitan base CA yang isinya "Sebutin oa dan sq yang pernah lo joinin." ya Davin dengan santainya menjawab semua OA dan SQ yang dia tinggali, salah satunya OA Brown.
OA Brown adalah tempat dimana Aya dan Haris bertemu dulu. Tak sengaja Aya melihat balasan Davin, spontan Aya men-dm bertanya pada Davin "Kok kamu tau OA Brown? Kamu join jadi chara apa emangnya? Aku juga join disitu." Davin tertegun kaget, karena Ia pikir waktu sudah cukup lama untuk orang-orang mengingatnya sebagai sosoknya yang dulu, Haris.
"Iya dulu aku pernah join OA itu..
"Sebagai Haris.
"Kamu sebagai apa?
Sontak Aya kaget melihat jawaban dari Davin, ternyata sosok yang Ia kenal selama ini adalah seseorang yang disayanginya dari dulu hingga.. sekarang.
"Eum.. aku Aya. Dulu aku bergabung sebagai chara Heejin. Apa kabar Haris? I'm missing you a lot."
"A-aya..? I'm missing you a lot too. Kenapa gue gak sadar ternyata lo Aya. Tapi serius gaya typing lo berubah juga disini" Disini, Davin atau Haris mulai merubah typingnya kembali.
"Hehe, Iya. Aku emang newlife disini, jadi typingnya juga sengaja aku ubah"
"Oalah.. pantesan aja gue gak sadar. Duh, setelah saling tahu gini kok jadi awkward yah" Sahut Davin.
"Iyalah namanya juga udah lama dipertemukan lagi.
Biar gak lama, menurut kamu hubungan kita ini mau gimana?" Tanya Aya.
"Kalo gue sih jujur mungkin gak bisa kaya dulu lagi Ay, liatnya. Kalo menurut gue kita balik seperti teman biasa aja deh. I'm sorry"
Aya sedikit kecewa, jujur saja perasaannya terhadap sosok 'Haris' itu masih sama
"Eum.. baiklah kalau itu keputusan kamu. Aku harap kita beneran bisa jadi temen seperti biasanya"
Pesan 'direct message' itu pun berhenti di bubble Aya tersebut. Sejujurnya, hubungan mereka tak bisa seperti dulu lagi. Setelah beberapa lama mereka seperti orang yang tidak saling mengenal.
Aya pun memutuskan untuk benar -benar melepaskan dirinya dari dunia RP karena setiap kali mellihat Haris di timeline nya iya tidak bisa berhenti memikirkan perasaannya itu. Namun sebelum itu dia mengirimkan pesan terakhir ke Haris.
"Haris, udah lama gak ngobrol sejak pesan terakhir aku, maaf aku hubungin kamu lagi mungkin kamu udah gak nyaman ya ngeliat aku hehe? Tapi aku cuman mau bilang thankyou for being part of my life. Aku bersyukur kenal kamu, walau cuman sebentar tapi itu berarti buat aku. Aku tau, hubungan sebatas teman ini gak seharusnya berubah. Tapi maaf, aku gabisa bertahan lagi untuk memendam semuanya. Aku mau bilang, kalau aku beneran sayang sama kamu. Sayang yang melebihi teman. I love you. Maaf kalau menganggu dan menciptakan suatu atmosfer gak nyaman diantara kita. Tapi kamu tenang aja, setelah ini aku akan pergi dari sini, pergi dari hadapan kamu. Goodbye."
Aya mengirimkan pesan tersebut lalu keluar dari akun RP nya, tanpa mengetahui apa jawaban selanjutnya dari Haris.
****
Sekian itu cerita dari aku!
7 notes · View notes
theperumahanmadiun · 3 years
Text
Teknik Rahasia Membuat Sandwich Terbaik di Bumi
Membuat sandwich yang benar-benar luar biasa adalah tentang bahan yang Anda gunakan seperti cara Anda mengiris, menumpuk, dan mengoleskannya.
Jika Anda bertanya kepada saya, membuat sandwich adalah pembunuhan sejati. Itu bisa mencerahkan meja makan siang, berteman, bahkan mungkin memenangkan musuh. Tetapi kapan terakhir kali Anda melihat resep sandwich di buku resep? Saya berkata, penghinaan harus diakhiri!
Coba Resep Sandwich Favorit Kami dari Seluruh Negeri. artikel ini dibagikan oleh perumahan madiun
1. Pilih roti yang enak Saya mulai dengan roti ciabatta yang tidak dipotong (atau jenis lainnya, jika sudah terjual habis) dari pembuat roti lokal. Saya menemukan bahwa roti yang sudah diiris menjadi terlalu lembek terlalu cepat. Anda juga bisa memanggang roti sendiri, jika Anda mau.
2. Ambil mustard Setelah roti ciabatta dipotong memanjang, olesi sawi di bagian bawahnya. Tapi bukan sembarang moster. Saya lebih suka mustard berbentuk bulat karena paling cocok dengan daging yang akan datang. Lewati olesan krim di sini, karena bisa menumpulkan rasa bahan lainnya (jangan khawatir, mayo dan semacamnya datang nanti). Namun, mustard yang baik akan menambah kekayaan tanpa persaingan. Anda akan merasakannya paling baik saat ada di bagian bawah, karena paling dekat dengan selera Anda.
3. Selanjutnya, susun daging dan keju Di atas mustard ada daging: pastrami atau daging sapi panggang, ham, atau daging yang diawetkan. Jika Anda ingin ketiganya, saya gunakan urutan dari bawah ke atas. Saat Anda berada di konter toko, mintalah daging serut — saya berbicara tentang setipis kertas. Menurut saya, ini membantu daging tetap berada di sandwich alih-alih meluncur keluar saat Anda menggigit pertama kali.
Hal yang sama berlaku untuk keju. Saya merekomendasikan untuk melapisi Swiss yang sudah tua dan bagus. Saya menggunakan tidak lebih dari rasio 1: 4 keju dan daging karena, seperti mayo, kelembutan keju dapat menghilangkan rasa. Ditambah, sedikit keju tua sudah cukup.
Tip Tes Dapur: Buat lapisan daging lebih lebar dari roti sekitar setengah inci di sekelilingnya. Mengapa? Karena bahan selanjutnya.
4. Tambahkan sayuran Anda Sekarang sirap dengan irisan tipis tomat dan bawang merah (rendam bawang mentah dengan garam, merica, minyak zaitun dan cuka anggur merah selama sekitar 5 menit untuk kemuliaan sandwich sejati). Keju di bawahnya membuat sayuran tidak tergelincir dan lapisan daging yang lebar mencegah roti menjadi basah. Selada daun lepas (atau salah satu varietas lainnya) ditambahkan berikutnya, di atas tomat dan bawang, juga menjaga roti tetap kering.
Tip Tes Dapur: Jika Anda ingin membuat sandwich lebih menyenangkan, tambahkan telur over-easy di atas tomat dan bawang, tetapi di bawah selada. Saat kuning telur pecah di dalam sandwich, itu akan menambah rasa dan kekacauan. Ya, Anda akan membutuhkan lebih dari dua serbet, tetapi Anda akan senang melakukannya.
5. Gabungkan Sekarang saya mengoleskan mayones pada potongan roti paling atas karena saya sangat menyukai mayones dan sangat enak dengan selada. (Ssst: Light mayo A-OK di sini.) Tambahkan bagian atas roti dan tekan sandwich bersama-sama. Miringkan ke samping selama beberapa detik agar minyak, cuka, dan jus tomat keluar. Lalu makan.
Setelah berlatih dengan teknik di atas — Anda tahu, untuk sains, atau alasan lain — Anda bisa maju dan bereksperimen dengan ramuan lain. Ikuti saja pesanan di atas dan Anda akan segera dikenal luas untuk sandwich Anda yang luar biasa.
1 note · View note
menujusenja · 4 years
Text
Merawat Ketidaksepakatan, Memupuk Sikap Kenegarawanan
Tumblr media
Sumber gambar : Kompasiana (https://www.kompasiana.com/hannysetiawan/552df8c96ea83460098b4592/orde-reformasi-menghasilkan-masyarakat-tanpa-negara)
"Hanya ada satu tanah yang disebut sebagai tanah airku. Ia tumbuh dengan suatu perbuatan dan perbuatan itu ialah perbuatanku."
Kata-kata di atas merupakan wasiat dari Mohammad Hatta, salah satu proklamator sekaligus The Founding Father Indonesia. Bung Hatta memang tidak mewariskan harta dan materi, sebab beliau hidup miskin. Sampai-sampai ia menunggak pembayaran listrik rumahnya dan tidak mampu membeli sepatu Bally kesayangan hingga akhir hayatnya. Namun, beliau mewariskan sebuah ajaran yang sangat mulia kepada para anak-cucu bangsanya. Ajaran yang bernama sikap kenegarawanan.
Belajar dari Dua Proklamator
Bung Hatta adalah orang yang lurus bahkan teramat lurus dan tegak terhadap prinsip hidupnya. Sikap kenegarawanannya tak berhenti sampai di mulut saja, tetapi turut tercermin dari perbuatannya. Beliau kerap bersitegang dan berseberangan dengan Bung Karno dalam banyak hal, termasuk untuk urusan bernegara. Bung Hatta memilih mundur dari kursi kekuasaan ketika Sukarno tak bisa lagi diajak bicara dan terus melanggengkan Demokrasi Terpimpin.
Selepas jadi rakyat biasa, Bung Hatta makin vokal mengkritik pemerintah. Serangan dan ketidaksetujuannya terhadap otoritarian Sukarno dibalut dengan santun di dalam buku karangannya, Demokrasi Kita. Bung Karno tak kalah ganas. Pelarangan terhadap buku Bung Hatta dilakukan dengan segenap kekuatan. Dua Bapak Bangsa ini terlibat pertarungan yang sangat sengit dalam pemikiran.
Namun, mau bagaimanapun juga, Bung Hatta sadar bahwa Sukarno dan dirinya adalah puzzle yang melengkapi satu sama lain serta tak terpisahkan. Ketika rezim Demokrasi Terpimpin jatuh, Sukarno dimakzulkan dari tampuk kepresidenan dan mendengar kawan sekaligus lawannya itu diperlakukan dengan tidak terhormat di dalam keadaan sakitnya oleh Suharto, Mohammad Hatta adalah salah satu orang pertama yang angkat bicara. Beliau memaksakan diri untuk menjenguk Sukarno yang sudah tak berdaya. Keduanya saling bertanya kabar, berangkulan erat saat bertemu dan menangis seolah mereka adalah dua sedjoli yang tak pernah terlibat lara. Padahal di masa lalu, mereka pernah terlibat pertarungan hebat yang memaksa keduanya berseteru.
Kelapangan Hati Hamka dan Pram
Kisah teladan lain didapat dari rivalitas antara Buya Hamka dan Pramoedya Ananta Toer. Mereka pernah terlibat perseteruan panas di medio tahun 1962-1964. Majalah Lentera Kebudayaan Bintang Timur menurunkan resensi tulisan Abdullah S.P dengan judul yang tendensius dan menyerang, Aku Mendakwa Hamka Plagiat !
Karya Hamka yang dituduh hasil plagiasi adalah salah satu buku termahsyur miliknya, yaitu Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Abdullah S.P dalam resensinya, membeberkan banyak bukti bahwa kalimat-kalimat yang ada dalam Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck mirip sekali dengan karangan Manfaluthi berjudul Magdalena. Majalah sastra kiri yang diasuh oleh Pramoedya Ananta Toer itu terus-menerus menggempur Hamka. Perseteruan ini meredup dengan sendirinya, seiring dengan meletusnya G30S dan ditangkapinya para aktivis kiri oleh Orde Baru. Pram termasuk salah satu korban penangkapan buta ini dan dikirim ke kamp tahanan di Pulau Buru.
Setelah bebas, baik Hamka dan Pram terlarut dalam aktivitas masing-masing. Perseteruan mereka disinyalir bergeser ke tahapan perang dingin. Namun, suatu hari Buya Hamka kedatangan sepasang muda-mudi. Betapa kaget Hamka ketika si perempuan memperkenalkan diri. Ia adalah Astuti, putri sulung Pram. Astuti bersama calon suaminya, Daniel Setiawan, datang kepada Hamka atas perintah Pram. Astuti bercerita kepada Hamka bahwa ayahnya hanya merestui pernikahan putrinya dengan calon suami yang seiman dan tidak ada yang lebih pantas membimbing seseorang untuk mempelajari agama Islam selain Buya Hamka.
Hamka tak berpikir panjang. Ia menerima Astuti dan Daniel dengan tangan terbuka untuk belajar agama. Hamka bahkan tak menyinggung sama sekali pergesekan ideologi antara dirinya dengan Pram. Benar-benar seperti tak pernah terjadi apa-apa di antara keduanya.
Mengirim putri dan calon menantu kepada Hamka yang merupakan salah satu seteru dipandang sebagai bentuk permintaan maaf Pram terhadap sikap kerasnya di masa lalu. Kelapangan hati Hamka untuk menerima keduanya merupakan bentuk pemberian maaf yang tulus.
Kedua kisah di atas merupakan suatu keteladanan yang patut kita contoh. Bagaimana mereka yang berseteru panas di satu tempat bisa berdamai bahkan tertawa terbahak-bahak di tempat lain. Kemampuan menempatkan diri ini mengingatkanku juga pada medan laga panas antara Dipa Nusantara Aidit di kubu PKI dengan Mohammad Natsir di kubu Masyumi.
Dalam meja debat, mereka saling serang dan mengkritik keras pendapat satu sama lain. Di kisah lainnya, pada satu kesempatan, Aidit sampai ingin melempar Natsir dengan kursi saking jengkelnya. Namun, ketika waktu istirahat tiba, Aidit datang membawakan segelas kopi dan sebatang rokok untuk Natsir. Mereka berbincang-bincang santai dan bercanda. Padahal beberapa saat sebelumnya antara PKI dengan Masyumi terlibat debat panas yang tensinya mendidihkan ubun-ubun.
Para pendiri bangsa sadar, mereka menempatkan diri sebagai rival dalam pemikiran bukan musuh dalam kehidupan. Perang ideologi, gesekan argumentasi, saling serang dan bertahan dalam pemikiran antar tokoh membuat bangsa ini terbentuk dengan dinamis dan terbiasa menghadapi perbedaan. Suatu keniscayaan bahwa keberagaman akan dihadapi oleh sebuah bangsa yang terdiri atas bermacam-macam suku, ras dan agama.
Bukan Tugas Sekolah untuk Memberikan Indoktrinasi pada Satu Nilai yang (Dianggap) Benar
Apabila kita kembali dan melihat ke kaca benggala masa lampau, terlihat potret kehidupan sekolah yang seragam. Guru sebagai pusat perhatian, pusat segala informasi dan pengetahuan sedangkan murid sebagai objek yang melulu dianggap tak tahu apa-apa. Kepatuhan menjadi kunci yang dipegang oleh pendidikan kita sampai hari ini.
Masalahnya, doktrin kepatuhan ini diminta agar ditelan mentah-mentah oleh para murid. Selalu ada satu narasi kebenaran yang diberikan dan murid tak diberi kesempatan mempertanyakan atau membantah sesuai dengan sudut pandang masing-masing. Sekolah bukanlah pabrik yang memproduksi robot-robot yang terprogram. Guru bukanlah programmer dari para robot. Mereka membina dan mendidik manusia yang dinamis serta berubah dari waktu ke waktu. Guru ibarat pemantik agar percikan-percikan bara dari pemikiran murid menghasilkan api dan terus membesar.
Bukan tugas sekolah untuk memberikan doktrinasi terhadap satu nilai kebenaran. Peran pendidikan yang diamanahkan pada sekolah adalah memberi sebanyak mungkin ruang kepada murid untuk terus berpikir dan mempertanyakan, kemudian memberikan basis pondasi yang kuat untuk mempelajari suatu bidang keilmuan. Jika perlu, sekolah dan guru memberikan kontra terhadap narasi pada satu hal yang selama ini sudah dianggap benar. Tujuannya apa? Agar daya nalar murid tak mati hanya karena tradisi, terus-menerus bertanya dan akhirnya gigih mencari jawabannya sendiri hingga ke ujung dunia. Dari sanalah manusia berkembang dan hal ini yang membedakan kita dengan robot ataupun artificial intelligence sekalipun.
Misal, selama ini kita meyakini bumi itu bulat. Tugas pendidikan bukan berhenti pada penjejalan agar murid meyakini hal yang sama. Jauh lebih daripada itu, pendidikan sebaiknya memberikan opsi dan memantik diskusi bahkan kontra narasi terhadapnya. Apakah benar bumi itu mutlak bulat? Bagaimana jika ternyata bumi itu datar, persegi bahkan segilima? Bukankah kita semua tidak pernah pergi ke luar angkasa untuk memberikan bukti empirik bahwa bumi itu bulat?
Para murid akan tersentak dan mati-matian membaca banyak buku, membuka sumber-sumber pengetahuan di media sosial dan bertanya kepada para pakar hanya demi menuntaskan rasa penasaran. Mereka akan mencari cara alternatif untuk membuktikan bentuk bumi tanpa perlu berangkat bersama Neil Amstrong ataupun Yuri Gagarin.
Pendidikan Kita Harusnya Merawat Ketidaksepakatan
Murid-murid yang terbiasa menerima suatu teori dengan mentah-mentah tanpa diberikan sebuah kontra narasi terhadapnya akan tumpul nalarnya. Kepatuhan semu akan membuat anak didik phobia terhadap perbedaan, walaupun dalam hal baik sekalipun. Lalu bagaimana cara agar para murid tetap mengasah kemampuan berpikirnya dan melihat keberagaman sebagai suatu keniscayaan?
Ajarilah mereka berdebat. Seni berdebat bisa disisipkan oleh siapapun dan dalam mata pelajaran apapun juga. Debat muncul karena perbedaan cara pandang serta cara pikir. Perbedaan tentunya akan menghasilkan gesekan-gesekan. Tentunya, ada dua output dari setiap friksi, bisa jadi positif, bisa jadi negatif.
Sekolah sebagai laboratorium pendidikan dapat mengendalikan suasana belajar-mengajar dengan batasan masalah yang diinginkan. Berbeda dengan lapangan masyarakat yang begitu luas, sekolah mampu mengondisikan lingkungannya dan merencanakan segala sesuatunya agar murid merasakan berbagai macam pengalaman secara langsung.
Murid dibekali kemampuan dasar untuk berdebat dengan santun dan tetap memperhatikan kaidah-kaidah moral. Guru membiasakan ruang kelas lebih hidup dengan perbedaan cara pandang setiap siswa akan sesuatu hal lewat berdebat. Lama-kelamaan anak didik akan terbiasa menyikapi perbedaan baik dari segi pola pikir, sudut pandang dan cara penyampaian dengan jalan yang bijak.
Terlebih lagi, debat-debat di kelas menciptakan suasana kompetisi yang sehat. Murid-murid akan terus menggali, memperkuat argumennya agar tidak kalah lalu terseret arus pemikiran teman-temannya. Mereka akan membaca lebih banyak, bereksperimen dengan lebih giat hingga terus bertanya lebih jauh. Jadilah semangat hidupnya didedikasikan untuk belajar serta menjadi pembelajar seumur hidup.
Peran guru di sini sangatlah penting. Ia bertindak sebagai fasilitator untuk terus mengawal ketidaksepakatan tersebut dan memberikan tempat yang nyaman bagi murid-muridnya untuk menjadi berbeda.
Bukan justru seperti sekarang. Murid dijejali dan disuapi dengan satu narasi saja lalu dipaksa mengangguk. Hal ini berdampak nyata pada kehidupan di luar kelas bahwa timbul mindset apabila bergesekan karena berbeda pemikiran adalah tabu. Akibatnya, suasana organisasi, ekstrakurikuler atau komunitas di dalam sekolah menjadi senyap, dingin dan mati karena takut berbeda. Padahal, gesekan-gesekan pemikiran itulah yang menciptakan perubahan serta membawa manusia ke peradaban yang lebih maju.
Sekolah seharusnya menjadi tempat bagi para anggotanya untuk terus-menerus merawat ketidaksepakatan. Dari percikan gesekan itulah diharapkan muncul kobaran api yang besar akan penemuan-penemuan baru.
Pentingnya Sikap Kenegarawanan
Indonesia juga dibentuk dari friksi-friksi para pendiri bangsa yang terus-menerus dirawat. Genderang perang pemikiran yang berseberangan terus ditabuh hingga ke kolom opini di koran, wawancara di televisi dan meja-meja debat. Namun, betapa besar hati mereka untuk tidak membawa perbedaan pendapat tersebut sebagai permasalahan pribadi.
Sadar akan batasan menjadi amat penting. Memang tidak seharusnya masalah ideologi dicampur-adukkan dengan masalah personal. Tetapi bicara memang paling mudah ketimbang melakukan. Profesionalitas tidak bisa dilakukan seketika juga. Sikap itu dipupuk sejak usia dini dengan ditempa berbagai pengondisian.
Kita bisa belajar untuk bersikap sebagai negarawan dengan cara sederhana, yaitu melalui penerimaan terhadap kekalahan di sebuah kompetisi yang diikuti. Awalnya mungkin sulit karena untuk memenangkan suatu pertandingan kita melewati fase yang tak mudah. Berlatih berhari-hari, mengorbankan kesenangan, merasakan sakit serta kelelahan. Apabila hasil yang didapat tak sesuai harapan, padahal sudah berusaha maksimal, maka kita cenderung menyalahkan keadaan. Menuduh jalannya kompetisi yang berat sebelah, menyalahkan panitia yang tak adil dan memaki lawan yang main mata menjadi jalan yang paling mudah untuk memaklumi kekurangan diri.
Alih-alih bertindak demikian, kita bisa belajar untuk mulai menerima kekalahan dengan lapang dada sembari melakukan evaluasi terhadap kelemahan. Kunci belajar adalah sadar bahwa ada sesuatu yang dirasa kurang dari apa yang kita miliki. Sikap defensif dan permisif terhadap kekurangan diri tidak membawa kita ke mana-mana selain terus-menerus menyalahkan orang lain.
Pendidikan agaknya juga berandil besar dalam memupuk sikap kenegarawanan dalam diri peserta didiknya. Terlebih, selama ini basis pendidikan kita dalam sekolah adalah kompetisi itu sendiri, lewat sistem perankingan. Pembentukan pola pikir untuk menerima hasil akhir adalah penting. Kita boleh beradu kecerdasan, berperang pemikiran atau berdebat sana-sini untuk memperjuangkan keyakinan. Namun, apabila ketetapan sudah diketuk atas dasar permusyawaratan, maka menerima dan menjalankan hasil kesepakatan adalah sebuah sikap kenegarawanan.
Selain itu, pendidikan juga berperan dalam memberikan pengajaran tentang batasan-batasan tebal antara ranah pekerjaan dengan ranah pribadi. Tidak sependapat dengan pemikirannya tidak secara otomatis tidak suka kepada kepribadiannya. Kita selama ini takut untuk berbeda pandangan sebab stigma yang beredar jika kita berlainan berarti sekaligus membenci segala hal pada diri orang lain. Tugas pendidikan, selain untuk terus merawat ketidaksepakatan adalah meyakinkan manusia untuk menjadi rival dalam pemikiran, bukan musuh dalam kehidupan. Dari sana pembaharuan dapat terus berkecamuk, sikap kenegarawanan bisa dipupuk dan manusia yang utuh dapat terbentuk.
Surakarta, 12 Mei 2020
@menujusenja
12 notes · View notes
bumikudatar · 3 years
Text
Perihal pengetahuan yang ada di masyarakat dan beredar luas tak semuanya benar, banyak pembelokan dari realitas asli, seperti halnya penulisan sejarah yang ditulis oleh para pemenang, ilmu astronomi, biologi, geografi dan lain lain, tak semuanya bisa ditelan mentah-mentah, dikatakan ilmu pengetahuan karena berdasarkan bukti empiris lapangan dan hasil penelitian, semakin mendalami segala hal semakin banyak tahu bahwa kebohongan berada di semua tempat
Ilmu tentang bumi misalkan yang selalu diajarkan dari sekolah dasar bahwa bumi itu bulat dan bulan mengelilingi bumi lalu bumi mengelilingi matahari dan tatanan tata surya bergerak mengelilingi pusat galaksi, apa benar yang diajarkan tersebut?
Kehidupan awal di permukaan bumi yaitu organisme ber sel satu lalu terus berevolusi hingga munculnya berbagai hewan dan tumbuhan lalu evolusi manusia yang tadinya makhluk mirip kera, apa benar teori tersebut?
Ketika ada virus baru lalu masyarakat diharuskan menggunakan vaksin agar terhindar dari virus tersebut, apa benar harus seperti itu?
Sekolah SD sampai kuliah 16 tahun lalu terjun menjadi bagian masyarakat, apa memang harus seperti itu?
Dah lah
1 note · View note
leerzberg · 4 years
Text
persimpangan jalan.
Tumblr media
“Bila pengembaraan ini bak sebuah karavan yang menjelajahi padang pasir, maka sungguh, bertemu denganmu, adalah destinasi terakhirku.”
Bagian pertama : https://leerzberg.tumblr.com/post/190257374853/pluto-admirer
Bagian kedua : https://leerzberg.tumblr.com/post/190453177293/desert-scream
“Is it too soon?” ucap batinnya seraya menengadahkan kepala, sebab oasenya kini sudah di depan mata.
“Kenapa, Kak?”
Tak berpikir lama, digenggam erat tangannya. Semesta seolah sengaja memberi mereka jalan dan ruang untuk kembali bersua.  Di tengah rintihan hujan, diterobosnya rintik itu demi dialektika yang lebih mesra. Saat itu posisinya memang tak jauh dari kafe langganan mereka semasa SMA. Dinginnya hujan mereka abaikan, suara orang yang menepi pun terdengar hanya sekedar sayup-sayup cemoohan, “Who else in this world mind to run through the rain, when no one does?”
“Mas, Vanilla Latte 2, hangat ya.”
---  
“Where have you been?”
“Somewhere on the corner of this world, why?” jawab wanita itu dengan raut muka kebingungan, sebab entah mengapa justru pertanyaan itu yang ia lontarkan pertama.
“I’ve dreamed nine times about you. Those dreams were like a movie with many scenes. Each scenes always tell that we are impossibly talking with each other. Until i experienced the last one.. ”
“How could it be?” balas wanita itu, “am I that special?” lanjutnya dengan penuh rasa penasaran.
Sesuai dugaannya, ia tak memakan mentah umpan yang dikailkan pada kalimat terakhir yang lelaki itu ucapkan. Bukan pertanyaan Last One yang ia tanyakan, melainkan seolah-olah ia selalu bertanya hal-hal diluar nalar. Pertanyaan wanita itu menandakan bahwa ia tertarik pada keseluruhan cerita. “Memang julukan Pluto pantas kamu sematkan.” batinnya dalam hati.
“Vanilla Latte nya Mas, Mbak.” sejenak percakapan yang mendebarkan itu putus. Pelayan menghampiri mereka sembari menaruh dua gelas itu di atas meja. Angguknya anggun, isyarat menyalurkan kasih lewat gerakan kepala. Lelaki yang gugup itu kemudian menyodorkan jurnal hariannya.
“Apa ini?”
“Jurnal yang kutulis sejak SMP.”
Dibalut rasa penasaran, wanita itu membuka cover jurnal. “Pluto Admirer’s Journal”. Begitu kalimat pertama yang ia baca. Kalimat yang ditulis tebal-miring itu mengingatkannya pada saat ia sering datang ke perpustakaan sekolah hanya sekadar untuk membaca buku astronomi. Seingatnya, Pluto sudah dieliminasi dari tata surya berdasarkan Konferensi Praha, 28 Agustus 2006 silam. Mengapa ia dimunculkan kembali sebagai bagian dari jurnal? Pertanyaan pertama tersebut ia simpan, dengan harap bisa ia dapatkan jawabannya saat ia membuka lembaran kedua dan seterusnya.
To you, my-most-admired-person,
Thank you for your existence.
Here lie a message from the Vearth, an unknown place—even researchers haven’t found yet the exact distance between the Pluto and the Vearth itself—where your admirer was born.
Page 1 of 10
           There is nothing prettier in this whole world,
 Than a girl in love with every breath she takes.
–unknown
Halaman pertama, memang sengaja kubuka dengan sebuah kutipan yang mengingatkanku padamu, wanita yang matanya tidak pernah berhenti berbinar saat membaca buku astronomi. Dalam setiap hembusan nafasmu, kau tuangkan segala cintamu pada setiap gambar bintang dengan segala tetek-bengek penjelasannya. Di perpustakaan yang serba ada itu, terkadang kita berdebat, saling bersikukuh tentang bentuk bumi yang entah datar atau bulat. Saling meributkan, mana yang paling jauh antara Procyon dan Aldebaran. Hingga tiba pada suatu pertanyaan. Antara langit dan laut, apakah memang warna birunya saling tertaut?
Ah apapun itu, yang jelas, All living beings deserve to live fully, until the moment of their final existence, yap?
Page 2 of 10
Wanita itu sejenak menghembuskan nafas, matanya yang sayu tetap fokus menyoroti halaman jurnal satu per satu.
 Hari itu bentala bergembira, sebab padang akhirnya tak lagi tandus. Rinai hujan petang itu membasahi segala elemen di bumi, tak terkecuali tempatku menimba ilmu. Gerbang sekolah menjadi saksi bisu ihwal persuaanku denganmu, wanita yang entah memang riang, atau memang benar-benar menyukai hujan. Padahal saat itu langit tengah temaram, tapi engkau tetap saja melipat dan menyemayamkan tongkat besimu itu. Ayunan tanganmu diiringi langkah kaki yang gemulai, mulai menari sembari menyalurkan energi, menghibur setiap makhluk yang tengah menyenandungkan elegi.
Oh Puan, seberapa jauh dirimu akan pergi?
Page 3 of 10
Senandungmu meluruhkan.
Menjebak setiap mata yang tengah menilik, memerangkap telinga para mustamik, mengundang publik pada suatu delik. Engkau jerumuskanku ke puncak bukit hamparan bunga nan adiwarna. Sapaanmu selembut sutra, jelas mengungguli hangatnya mentari pagi. Kirana surya memang indah menawan, tapi sosokmu jauh lebih rupawan. Kau julurkan tangan, sekadar mengajakku berjalan-jalan. Menuruni lereng bukit, menyusuri jalan setapak, hingga menjelajahi semak belukar bak pendekar kekar yang selalu merasa dahaga akan petualangan yang menantang. Sejenak menepi, merasakan hawa bunga matahari yang asri, sebelum kembali lagi pada puncak bukit, posisi di mana aku jatuh terletak karena senandungmu yang meluruhkanku itu. Kembali menikmati eloknya pemandangan, menafakuri nikmat Tuhan. Sejenak saling bertatapan, hingga akhirnya engkau perlahan sirna di balik bayang. Meninggalkanku tergamang bersama guratan tinta pada secarik galuang.
“Kunantikan bayangmu di Pluto.”
Page 4 of 10      
Sebuah notifikasi muncul dan membangunkanku dari lelap yang tak berkesudahan. Tumblr bersenandung dengan kicauan merdu. Oh, akhirnya kamu membalas pesanku. Belum tuntas kubuka, ternyata hanya sekadar fatamorgana semata. Semakin Aku berusaha mengingat, semakin pula bayangmu hilang dalam benak.
Page 5 of 10
Saat itu fajar memang belum menampakkan batang hidungnya. Riuhan angin yang menderu kian melembut seiring fajar yang juga kian menggapai bibir bentala. Derap langkah kaki kian terdengar mendekat dari ujung koridor ruangan yang gelap. Sayup-sayup nada langkah kaki terdengar beriringan. Sebab rasa khawatir dibalut takut, kunyalakan senter yang tengah digenggam. Kuarahkan sinarnya tepat pada sumber suara. Bayangannya nampak berjalan lebih dahulu, ter-refleksi dari salah satu dinding. “Oalah”, kaget bukan kepalang. Rupanya kamu tengah berjalan santai bersama teman sebayamu. Berjalan terus hingga tepat saling bertatapan dengan jarak beberapa inchi dari tempatku berdiri. Pada saat itu pula, bibirnya melengkung manis, menampakkan sedikit gigi seri, memimpin ucapan salam diikuti teman-teman sebayanya tadi. Aku yang tersipu malu lantas lari terseok-seok meninggalkan kerumunan.
Page 6 of 10
Pelarian ini membawaku ke suatu kantin kuning, sekadar ingin rehat sejenak dan berbaring di atas kursi yang penampangnya tak terlalu luas. Kalau tidak salah, hari itu adalah hari ujian praktik olahraga. Senam menjadi subyek yang diujiankan di sekolahku. Tak perlu kujelaskan panjang lebar perihal itu. Yang jelas, selepas rehat, aku pergi ke ruangan kantor untuk mengikuti rapat yang entah akan membahas apa. Oh iya, Aku bertemu temanmu, Fina, yang menyambangiku seusai  rapat dan memberiku tas berwarna biru berisi kosmetik. “Untuk apa?” gumamku dalam hati sembari penasaran merogoh dalam-dalam tas biru itu. Bak sebuah hidden gems, ada sebuah surat kecil yang diselipkan pada suatu permen karet. Belum coba kubuka, kamu tiba-tiba datang dan menyuruhku untuk mengembalikan surat itu nanti, “Maaf ya, kak.”cetusnya seraya menjauh. Aku yang terpatung benar-benar tak tahu harus berekspresi seperti apa. Baru ingin kubaca, tiba-tiba aku terbangun selepas rehat tepat di atas kursi kantin kuning tadi.
Ah sial! lagi-lagi serpihan yang hilang.
Page 7 of 10
 Konspirasi Alam Semesta. Begitu judul buku yang baru saja kubeli dan kini tengah kubaca buku itu sambil berbaring di atas rerumputan.
Bzzz… Bzzz..
Ringtone gawai menyala .. dan tentunya, kubuka secara spontan. Saking menikmati bacaan, aku lupa bahwa kita tengah chat-an. Topik yang sedang dibahas ialah mengenai dilemamu antara dua keputusan antara menjadi akuntan, atau menjadi seorang bisnisman. “Eh. Kenapa enggak jadi Penilai aja?” candaku padanya. “Peniall?”, “Penilaaaaaai”. Ah terserahlah. Padahal, kukira kamu ingin menjadi seorang scientist yang meneliti bagaimana alam semesta ini bekerja. Tapi okelah. Apapun ambisimu hari ini, dan apapun profesimu kelak nanti,
kita masih memandang langit yang sama, kan?
Page 8 of 10
 Malam keakraban—agenda yang bertujuan untuk mempererat hubungan antara sekumpulan insan—menjadi salah satu dari sekian kegiatan musim semi yang kujalani. Bis tua – yang tak lagi punya nilai ekonomisnya—mengantarkan kami ke suatu pegunungan di selatan. Dinginnya menusuk raga, membekukan pikiran tepat sesaat kulangkahkan kaki keluar dari bis tua yang bikin gerah itu. Transisi dari hawa yang panas ke hawa yang dingin sejenak membuatku termenung memikirkan sesuatu. Mungkin, memang hakikatnya manusia itu selalu haus dan tak pernah puas atas apa yang telah ia dapatkan ya.
Hari berganti, kudapati sehari-semalam penuh dengan canda tawa. Riang-asyik-bergembira sembari mengingat masa-masa lampau yang telah kami jalani bersama. Petikan senar gitar yang diiringi lirik lagu lawas membuat malam itu menjadi syahdu. Sempat sejenak kutinggalkan keramaian. Bukan karena risih dengan keadaan, melainkan karena ada bintang di angkasa sana yang harus kujumpai karena kilauannya yang mengagumkan. Namun sayang, sang awan terlalu protektif dan adikara. Ia enggan menampakkan rupa sang bintang dan memprivatisasi Maha Karya Tuhan hanya untuk kepentingan dirinya.  
Page 9 of 10
Perasaan sesal itu berubah manakala bintang yang aksa jaraknya itu turun melenggang ke bumi. Spontan ku sambut dirinya yang termungut dengan sebuah dekapan hangat. Lantas ku antar sang bintang berkeliling dengan CJ-2A – mobil jeep atap terbuka untuk sipil pertama di Amerika – menuju ke Neverland, tempat yang ia impikan manakala berkunjung ke sini. “ I have no idea where should we go.” ungkapku padanya. “does it really exist?”.
Ia menghembuskan nafas panjang, lalu melanjutkannya dengan kalimat indah yang menembus sukma terdalam.
 “Dear, let me tell you something. Life is not always about where or when we could arrive at the destination. But life’s about the essence of the journey itself. It’s about how the story goes, how you fight the storms, how you face the calamities, and how you make a friend at the half of your journey. Even at a times, you may be betrayed by the one you trusted.” ucapnya sambil tersenyum manis, ”but if you really want to find the Neverland, now look at the sky! Look at where all the sun, the moon, the stars—and everything in between – are born and shine. “
 Aku yang termenung lalu menengadahkan kepala ke langit. Sebuah taman indah bersemayam di angkasa. Ternyata, sang kabut dan sang awan Cumulonimbuslah yang membuat taman itu tersembunyi. Aromanya yang wangi merebak ke seluruh penjuru negeri. Kilauan cahaya warna-warninya terspektrumisasi menjadi cahaya putih nan terang-benderang. Saking indahnya, aku bahkan tak sanggup menggambarkan secara jelas kepada siapapun yang kelak membaca jurnal ini.
“What do you think? It’s beautiful, isn’ it?” ungkapnya yang sedari tadi memperhatikan kelakarku yang tengah berkontemplasi, ”This is the best thing I have ever seen. I couldn’t even figure out that this place does exist. Thank you for showing me something like this. This lighten up my – “
“I’m thank God to see you happy. Now, it’s time for me to go.” Ia memotong ucapanku seraya menghilang. Tubuh ini dengan sigap berusaha memeluknya yang mulai menjadi serpihan. “Ha? what do you mean? Of course I’m really happy to see Neverland. But I’m a lot happier when finally could meet you after a very long time. ” ucapku berusaha mengais jawaban dengan rasa panik.
“Let me introduce my self to you. I’m the princess of the sky. I got cursed and will be shattered into fragments when I let someone see the Neverland.”
“THEN HOW DARE YOU–?”
“As long as you happy, It’s more than enough.”
Aku yang tak kuasa menahan tangis, lalu seraya mengucapkan sesuatu yang sampai kini kusesali.
“THIS ISN’T MY TRUE HAPPINESS! Being with you all the time, is that what I really want to!”
Kala mendengarnya, sang bintang turut menitikkan air mata. Dan tahukah kamu? Bahwa hal itu, adalah kalimat terburuk yang pernah kuuucapkan. Seburuk apa diriku hingga membuat pujaanku meringis? Kini Aku paham, bahwa untuk menemukan kebahagiaan, tak perlu saling berusaha membahagiakan. Aku memang ingin mengetahui Neverland, tapi alasanku ingin mengetahuinya, ialah karena Aku tahu bahwa sang bintang tinggal di sana. Pun demikian dengan sang bintang. 
Ia rela mengorbankan dirinya demi kebahagiaan semu ku itu.
 page 10 of 10
Tumblr media
 Realita memaksa kita untuk menerima segala takdir yang telah ditentukan Tuhan. Kita tidak pernah tahu, bagaimana akhir kisah kita. Yang hanya kita bisa lakukan, adalah memilih jalan cerita mana yang ingin ditempuh. Untuk kemudian, mari berharap agar suatu saat kita dapat bertemu kembali pada suatu persimpangan jalan.
2 notes · View notes
Text
Berikut 7 Hidangan Pembuka Tradisional dan Klasik dari Thailand yang nikmat dan lezat
Tumblr media
Berikut 7 Hidangan Pembuka Tradisional dan Klasik dari Thailand yang nikmat dan lezat - Hidangan Thailand memiliki keunikan tersendiri karena memiliki beberapa variasi bahan tradisional. Banyak orang yang berkunjung ke thailand ingin mencoba makanan khas thailand yang nikmat dan lezat.
Thong krathong
Krathong thong adalah hidangan pembuka tradisional Thailand yang terdiri dari cangkir pastry yang diisi dengan berbagai bahan. Di Thailand, untuk membuat kulit kue, koki menggunakan cetakan khusus yang terlihat seperti loyang cupcake di ujung pegangan yang panjang. Cangkir pastry biasanya dibuat dengan kombinasi tepung biasa dan beras, garam, gula, kuning telur, air, air mineral, dan minyak. Bahan untuk mengisi bervariasi, dan beberapa yang populer termasuk daging babi atau ayam, bawang, wortel, kentang, bubuk kari, dan bawang putih. Gelas emas ini tersedia di banyak restoran dan di warung kaki lima di Thailand.
Yam naem sot
Berasal dari wilayah Isan, yam naem sot adalah salad Thailand dengan potongan sosis babi fermentasi yang dikenal sebagai naem. Sosis dikeluarkan dari casing dan dirobek menjadi beberapa bagian, yang dapat dimasak atau dibiarkan mentah. Potongan sosis kemudian dikombinasikan dengan sayuran dan rempah-rempah cincang halus, dan campurannya dibasahi dengan saus yang manis, asam, dan gurih. Bahan-bahan khas termasuk bawang merah, daun bawang, daun mint, daun ketumbar, bawang putih, jahe, serai, saus ikan, jus jeruk nipis, gula, dan cabai. Salad Thailand pedas ini biasanya atasnya dengan kacang panggang, kacang mede, dan daun ketumbar yang baru dicincang untuk hidangan yang tampak lebih bersemangat. Orang Thailand biasanya memakan ubi naem sot sebagai hidangan pembuka sendiri atau di atas sayuran cincang. Salad ini juga dapat dipasangkan dengan nasi melati untuk hidangan yang lebih substansial.
Thot man khao phot
Berasal dari Thailand, thot man khao phot adalah penggorengan jagung goreng yang dibuat dengan campuran berdasarkan biji jagung manis, daging babi atau udang, tepung beras, dan telur. Goreng jagung biasanya disempurnakan dengan pasta kari merah Thailand, daun jeruk purut, dan kecap asin, dan sering mengandung irisan kacang panjang. Ada juga versi vegetarian dari hidangan ini yang mengabaikan penambahan daging dan menggunakan tahu. Renyah di luar dan dengan gigitan kenyal, penggorengan jagung ini biasanya disajikan sebagai makanan pembuka atau makanan ringan, dipadukan dengan irisan tomat dan mentimun segar dan saus celup di samping, seperti saus cabai manis atau saus asam-manis dengan mentimun irisan dan kacang panggang yang dihancurkan.
Yam kun chiang
Yam kun chiang adalah salad Thailand yang dibuat dengan irisan sosis babi goreng renyah. Irisan sosis dikombinasikan dengan bahan-bahan seperti cabai mata burung, bawang merah, mentimun, tomat, daun ketumbar, seledri, dan bawang. Manis, asin, dan berlemak, sosis yang digunakan dalam masakan ini dikenal sebagai kun chiang di Thailand, dan itu berasal dari Cina, di mana ia disebut lap cheong atau lap chong. Salad biasanya dicampur dengan saus ikan dan jus jeruk nipis atau cuka beras, dan sering dikonsumsi sebagai makan siang ringan atau hidangan pembuka dengan bir dingin di sampingnya. Yam kun chiang juga berpasangan dengan nasi putih atau bubur nasi biasa, dan bahkan bisa digunakan sebagai isian roti isi.
Yam nuea yang
Yam nuea yang adalah salad Thailand yang dibuat dengan irisan tipis daging sapi panggang, sayuran segar, dan rempah-rempah yang dicampur dengan saus pedas, manis, asam, dan gurih. Sayuran dan bumbu khas yang digunakan dalam salad termasuk bawang merah, tomat, mentimun, daun ketumbar, daun mint, kemangi Thailand, cabai mata burung, dan daun bawang. Salad daging sapi ini biasanya dibumbui dengan campuran saus ikan, jus jeruk nipis, cabai mata burung, dan gula aren, sementara bahan-bahan seperti bawang putih, jahe, serai, dan akar ketumbar juga dapat dimasukkan dalam saus. Ubi nuea yang dapat dimakan sendiri atau disajikan dengan mie beras, ketan, atau nasi melati.
Kai ho bai toei
Kai ho bai toei adalah hidangan pembuka yang memiliki kelezatan ayam yang dibuat dengan potongan ayam yang diasinkan biasanya paha ayam atau dada ayam yang tertutup daun pandan aromatik dan digoreng. Berbagai bahan dapat digunakan dalam rendaman ketumbar, saus ikan, saus tiram atau kecap, bawang putih, serai, jahe, lada putih, bubuk kari, kunyit, serai, krim kelapa, gula aren, minyak wijen, tepung, cuka , bawang merah, dan cabai kering. Ayam biasanya dikukus sebelum digoreng untuk menyegel jusnya. Saus yang dicelupkan seperti saus cabai manis atau saus wijen secara tradisional menyertai ayam daun pandan ini. Di Thailand, kai ho bai toei biasanya dikonsumsi sebagai hidangan pembuka, lauk, atau lauk utama, dan dapat ditemukan pada menu di banyak restoran Thailand.
Thot man kung
Hidangan Thailand klasik yang menjadi makanan pembuka disebut thot man kung biasanya terdiri dari campuran udang atau udang, dibentuk menjadi kue atau bola pipih bulat kecil, yang kemudian digulung dengan remah roti panko dan digoreng hingga berwarna emas dan renyah. Variasi lain dari hidangan ini membutuhkan berbagai jenis makanan laut, ikan, atau daging, bukan udang. Makanan klasih thailand ini memiliki tekstur renyah dan lembut, kue udang lezat ini biasanya disajikan sebagai makanan pembuka, dipadukan dengan saus pedas, asam manis dan asam, serta irisan mentimun dan tomat segar di sampingnya.
1 note · View note
kulinersedap-blog · 5 years
Text
Kumpulan Dan Jenis Kuliner Asal Riau Yang Sangat Lezat Dan Enak
Siapa lagi yang ada di Riau? nah kawan kalian yang berada di Riau benar-benar wajib mencoba makanan tradisional yang ada di bawah, kuliner tradisional sangat enak, dan pasti disarankan untuk memanjakan lidah saat berada di Riau.
  Kari ikan lele
Tumblr media
Nah, hidangan pertama ini sudah sangat terkenal di Riau dan terkenal di Indonesia karena rasanya yang enak. Kari lele ini adalah makanan favorit Riau, dan bagi mereka yang tidak tahu apa itu, kari lele ini memiliki rasa enak dengan rasa pedas dan manis dan memberikan rasa gurih pada manusia. Menambahkan sepotong lele untuk diberikan, ikan kari ini kari biasanya dinikmati dengan nasi hangat, dan tunas daun gunung rebus adalah perpaduan sempurna. Ketika Anda berada di Riau, hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah gulai ikan lele. Anda bisa pergi ke warung dan restoran untuk mencari kari ikan lele ini. Makanan tradisional ini mudah ditemukan ketika Anda berada di Riau.
Ikan pedas asam pedas
Tidak seperti ikan di atas manusia, ikan ini juga sangat populer di Riau dan merupakan makanan khas Riau yang harus Anda coba. Ikan ini sebenarnya adalah hidangan Melayu yang disukai oleh Sumatera, yang pedas dan asam dalam kombinasi dengan rempah-rempah tradisional seperti bawang putih, bawang, inger mentah, kunyit, lengkuas, serai dan tentu saja ikan Bang Saus adalah ikan laut yang diberikan Untuk Anda yang melakukan tahu bulat bahwa ikan haluan ini memiliki tekstur yang sangat mirip dengan ikan lele, dagingnya keras, lembut dan lezat! Untuk menemukan ikan pedas dan asam, Anda dapat dengan mudah menemukannya di warung dan restoran besar. Nah, setelah mencoba kari lele, Anda juga wajib benar-benar merasakan bouncing sourfish yang benar-benar enak.
  Myeso
Makanan dari Pekanbaru tentu tersedia di setiap sudut kota Riau dan di tengah kota. Hidangan ini sudah sangat banyak dan bagi mereka yang tidak tahu apa itu, terdiri dari mie kuning, mie putih, tahu kering, kulit ayam renyah, ayam lezat. 15rb 1 porsi. Ketika Anda berada di Riau, Anda benar-benar perlu mencoba koki ini.
Mie sagu
Tumblr media
Ketika Anda mendengar kata Sagu, Anda mungkin ingat bahwa Papua memakan Sagu. Di Riau, sagu ini diolah menjadi makanan Melayu, atau makanan sagu. Mie sagu rendah dan mie sagu memiliki tekstur renyah, membuatnya ideal untuk mencegah diabetes. Mie sagu Riau adalah ikan teri, daun bawang, rebusan tauge, dan bumbu pasti terhubung dengan bahasa Melayu, tetapi jika Anda mengunjungi Riau coba mie sagu ini yang dijamin menjadi orang yang benar-benar membuat ketagihan.
  Panci jala
Roti jala ini juga menjadi kuliner hit di Riau, yang masih berbau dan berbau seperti orang mati. Roti mesh ini adalah tepung olahan yang biasanya dimakan dengan saus durian dan sangat cocok untuk mereka yang suka permen dan mereka yang tidak suka permen. Roti jalan ini biasanya dimakan dengan kari ayam atau kambing. Untuk rasa yang tidak perlu ditanyakan lagi, pasti enak dan sangat lezat, makanan ini benar-benar ide yang baik untuk dicoba ketika Anda berada di Riau
Mie lendir
Tumblr media
Mie lendir ini merupakan makanan pekanbaru yang membuat ketagihan. Makanan ini adalah mie dengan sup yang terdiri dari kacang tanah, kentang manis dan rempah-rempah Riau, dilengkapi dengan telurium, cabai rawit, tauge, mangkuk, dll. Mie lendir ini sangat cocok !!! Harganya masuk akal. Penampilan penyajian menarik, tetapi Anda sudah dapat menikmati hidangan lezat ini dengan hanya menghabiskan 15 ribu, tetapi jika Anda mencobanya, Anda pasti akan merasakan pria yang membuat ketagihan. Tunggu apa lagi mencari mie lendir!
Es Laksamana menjadi liar
Tidakkah Anda akan terkejut jika Anda mendengar nama makanan ini? Tentu saja, makanan ini memiliki nama yang sangat unik, dan pada zaman kuno ada seorang pengagum yang marah di kebun Kwini karena istrinya dibawa pergi, dan laksamana ini melemparkan pedang ke pohon Kwini untuk mengusir amarah. Warga mengumpulkan buah-buahan yang jatuh dan merusak. mengolahnya dengan kuliner santan kelapa dan gula. Ini disebut es Laksamana, yang benar-benar mempengaruhi orang-orang Riau. Jika Anda belum pernah mencoba Admiral Ice mengamuk, jangan mengakui Anda pergi ke Riau. Bagi mereka yang tidak tahu es krim, ini adalah campuran dari buah quani (semacam mangga harum), santan, dan kemangi.
youtube
#kuliner #kulinerriau #makananriau #jajananriau
1 note · View note
tulisanainun · 5 years
Text
[Kesesuaian yang Hebat]
Akhirnya, setelah melalui proses berpikir yang panjang, pelan-pelan kamu sadar.
Bahwa segala apa yang kamu terima dengan ikhlas dari kehendakNya, adalah kesesuaian yang hebat.
Jika sampai sekarang masih belum kamu sadari, maka mulailah berpikirmu disertai keikhlasan. Bukan dengan penyesalan dan berusaha memaksakan titik lemahmu sebagai manusia: tidak berwenang atas kehendak dan takdir terlepas dari semua rencana dan usaha.
Mari, kuceritakan tentang perjalanan ikhlasku, dan kesesuaian yang hebat ini.
Empat tahun yang lalu, saat aku harus melanjutkan jenjang pendidikanku. Aku bermimpi, untuk bisa menjadi bagian dari salah satu sekolah bonafit di kota Serang, jauh dari kota asalku, Pandeglang. Bisa berasrama, memakai seragam batik kebanggaan, dan lain-lain yang terbayang indah di benakku.
Tentu, sebelum test masuk, hari sebelumnya aku mengerahkan segala kemampuanku untuk bisa menaklukan sekolah impianku itu. Ku turunkan kembali buku-buku yang sudah tertata rapi di atas rak, dan aku mulai ber-ikhtiar.
Alhasil, Allah kuasa. Aku Lolos masuk sekolah favorit yang ku idam-idamkan. Bonusnya, lolos kelas unggulan. Fyi: jujur. Masih sedih saat ingat hal itu.
Lalu, apa? Aku menangis tersedu setelah melihat pengumuman di layar monitor warnet dekat rumahku. Lho, kok menangis? Terharu?
Ya, jelas. Karena aku harus menerima kenyataan, bahwa Mama dan Papa tidak punya uang cukup untuk biaya daftar ulang, apalagi, disana perbulan bisa mencapai lima ratus ribu untuk biaya makan dan asrama. Duhai, pedih. Aku yang baru berumur lima belas tahun, masih sangat bau kencur untuk memahami hidup, seketika kehilangan harapan sejadi-jadinya.
Berhari-hari mengurung diri, bersembunyi dari realita, menelan mentah-mentah kehendakNya. Ikhlas? Hanya teori yang ku tahu. Mama selalu bilang, "ikhlas, nak. Eyes harus ikhlas." Aku? Mangut-mangut dungu sembari menahan sesak yang menahun.
Putus sekolah? Tidak. Aku tetap melanjutkan asaku. Ku ikuti alur cerita, bukan karena aku telah memahami arti ikhlas seutuhnya. Tapi karena, sekolah adalah kebutuhanku. Belajar adalah kewajibanku. Itu yang ku tahu. Akhirnya, ku yakini, dimana pun aku, aku akan tetap gemilang laiknya emas yang indah.
Masih kah ada sesak itu? Ya. Tentu saja. Di sekolah yang ku tekuni, dekat dengan rumahku, dan lumayan murah, aku sama sekali tidak bisa menerima semuanya. Bahkan untuk test masuk? Malam sebelumnya aku tidak belajar sama sekali, dan kuasa Allah. Aku lolos. Hingga bulan-bulan purnama seiring berganti, baru seumur jagung aku menjadi siswi SMA, Allah bawa aku berlibur. Kala itu, aku dipanggil untuk mengikuti pelatihan menulis di salah satu hotel ternama di anyer.
Dari sini, ada dialog hangat bersama Mama.
"Cara kamu menerima, walau hati kamu belum sepenuhnya ikhlas, tetap Allah bayar lunas. Ikhlas gak gratis. Allah kasih yang berlimpah. Coba bayangin, kalau kamu jadi sekolah di Kota Serang itu, jangankan bisa ke hotel, sayang. Untuk jajan aja mungkin kamu gigit jari. Disini, seenggaknya kamu bisa makan apa aja yang Mama sediain di rumah. Allah kasih kamu jalan-jalan ke hotel, pula."
Dan dari sini, aku mulai memahami arti ikhlas seutuhnya. Tentang janji, bahwa ikhlas tidak gratis. Ikhlas akan ada bayaran berlipat ganda atas apa yang kamu gadaikan kepadaNya. Ya, kamu gadaikan impianmu, dengan mengikuti alur cerita yang Dia mau.
Di perjalanan SMA-ku, banyak juga kisah-kisah menyenangkan lainnya. Perlahan, saat itu, aku ikhlas dan bahagia menjalankan peran.
Hingga...
Diujung kisah SMA, aku kembali bermimpi dan bertekad lagi. Aku harus kuliah. Melanjutkan langkah. Jangan menyerah dan berhenti di kisah monochrome ini. Namun, tatap saja. Masalahnya sama.
"Mama enggak bisa bayarin kuliah kamu nanti, dek. Uang SPP kamu aja pake dana BOS. Terserah kamu deh, dek. Kalau kamu nanya Mama lagi, itu jawaban Mama. Mama gak bisa dukung kamu pake materi. " Mama menangis, benar-benar menangis.
Pedih. Sakit bukan main sampai ke Ulu hati. Tapi anehnya, bara keyakinan dan harapan itu tidak redup sama sekali. Aku malah semakin yakin dan ingin membuktikan, bahwa aku bisa menjadi mahasiswa. Walau Mama dan Papa tidak perlu menggeloyorkan uang untuk biaya uang kuliah tunggal yang semestinya. Aku bisa. Saat itu, aku begitu yakin Allah selalu memihak pada mimpiku. Toh, aku jujur. Aku ingin kuliah karena ingin membuat Mama dan Papa bahagia, ingin menunjukkan pada dunia, bahwa anak seorang supir angkutan, bisa kuliah, bisa menjadi sarjana. Begitu tekadku.
Minggu-minggu beranjak menjadi bulan yang membulat indah di langit malam, terus bergantian menjadi sabit, bulat lagi, dan terus begitu.
Perlahan, Mama dan Papa akhirnya mendukungku.
Satu, dua, hingga tiga bulan berlanjut. Pengumuman seleksi bersama masuk perguruan tinggi tiba, dan...
AKU KULIAH.
Tidak selesai disitu, ada bimbang merasuk hatiku seketika. Ada satu lagi yang masih harus kutunggu, dan jika yang kutunggu bukan kabar baik, maka aku tidak bisa kuliah.
Tapi, Allah memang Maha Segalanya.
Aku lolos beasiswa bidikmisi atas izinNya.
Dan satu langkah puncak itu, kini telah berhasil ku pijak.
Aku, berada disini, adalah kesesuaian yang hebat.
Ekonomi syariah adalah doaku. Sebagaimana pintaku yang begitu jujur,
"Ya Rabb, aku ingin belajar sesuatu yang membuatku selalu bersyukur dan selalu merasa berada di dekatmu."
Lalu, aku lupa doaku itu. Aku pilih ekonomi syariah ini, bukan karena aku tahu bahwa doaku ada disana. Tapi, karena ku rasa, disana aku bisa mencoba ilmu baru yang belum ku dapat di sekolah menengah atas.
Enam bulan berlalu, semester satu telah kulampaui, adalah kesesuaian yang hebat.
Disetiap hela nafas yang ku hembus, aku teringat atas kehendakNya. Mempelajari ilmu dan keislaman dari aspek lain, dari kehidupan ekonomi yang tidak bisa terlepas dari diri setiap manusia, adalah kesesuaian yang hebat.
Disetiap mata kuliah yang ku pelajari, selalu membuatku bersyukur untuk bisa menjadi bagian dari mujahid IlmuNya. Tidak terlepas dari apa itu Islam, apa itu ekonomi dalam islam.
-Bersambung-
Masya Allaah❤️
2 notes · View notes
Text
TERLARIS TLP WA 0812 5758 1474 Jual Kulit Siomay Tipis
Tumblr media
Klik https://wa.me/6281257581474Jual Kulit Siomay Tipis, Jual Kulit Pangsit Mentah Semarang,Jual Kulit Pangsit Mataram,Jual Kulit Pangsit Murah,Jual Kulit Pangsit Magelang
Kami Adalah Produsen kulit pangsit, kulit siomay,
kulit gyoza bentuk bulat dan kotak
Cocok untuk usaha catering, restoran,
rumah makan atau sekedar mau masak pangsit /
dimsum tanpa repot repot membuatnya sendiri.
kulit yg kami buat tanpa bahan pengawet
dan teksturnya sangat lembut dan kenyal.
produk kami bisa tahan sampai dengan 1 bulan
di dalam freezer dan 2 minggu
setelah keluar dari freezer.
HALAL 100%
Siap Kirim ke Seluruh Indonesia
Untuk Pemesanan Silahkan Hubungi WA 0812 5758 1474
Atau KLIK https://wa.me/6281257581474
#ProdusenKulitDimsumHakau,#ProdusenKulitDimsumDiIndomaret,#ProdusenKulitDimsumDiJambi,#ProdusenKulitDimsumDiJogja,#ProdusenKulitDimsumDiJakarta,#ProdusenKulitDimsumDiJember,#ProdusenKulitDimsumDiMedanJohor,#ProdusenKulitDimsumJambi,#ProdusenKulitDimsumJombang,#ProdusenKulitDimsumJember
Resep Dimsum Ayam Kulit Lumpia,Resep Dimsum Kulit Pangsit,Resep Dimsum Kulit Tahu,Resep Kulit Dimsum Kukus,Resep Lumpia Kulit Tahu
0 notes
Text
TERMURAH TLP WA 0812 5758 1474 Jual Kulit Pangsit Mentah Semarang
Tumblr media
Klik https://wa.me/6281257581474Jual Kulit Pangsit Mentah Semarang, Jual Kulit Gyoza Denpasar,Jual Kulit Gyoza Jakarta,Jual Kulit Gyoza Makassar,Yang Jual Kulit Gyoza
Kami Adalah Produsen kulit pangsit, kulit siomay,
kulit gyoza bentuk bulat dan kotak
Cocok untuk usaha catering, restoran,
rumah makan atau sekedar mau masak pangsit /
dimsum tanpa repot repot membuatnya sendiri.
kulit yg kami buat tanpa bahan pengawet
dan teksturnya sangat lembut dan kenyal.
produk kami bisa tahan sampai dengan 1 bulan
di dalam freezer dan 2 minggu
setelah keluar dari freezer.
HALAL 100%
Siap Kirim ke Seluruh Indonesia
Untuk Pemesanan Silahkan Hubungi WA 0812 5758 1474
Atau KLIK https://wa.me/6281257581474
#ProdusenKulitDimsumKediri,#ProdusenKulitDimsumKarawang,#ProdusenKulitDimsumKlaten,#ProdusenKulitDimsumDiLubukPakam,#ProdusenKulitDimsumLampung,#ProdusenKulitDimsumRumputLaut,#ProdusenKulitDimsumDiMedan,#ProdusenKulitDimsumDiMalang,#ProdusenKulitDimsumDiMadiun,#ProdusenKulitDimsumDiMarelan
Cara Membuat Dimsum Ayam Dengan Kulit Lumpia,Resep Dimsum Ayam Kulit Pangsit,Resep Dimsum Ayam Kulit Tahu,Cara Membuat Dimsum Kulit Pangsit,Cara Membuat Dimsum Dari Kulit Pangsit
0 notes
fortunecandy · 6 years
Text
#17 SIAPA YANG MENCIPTAKAN TUHAN?
Tumblr media
Click bait nggak cuma ada di youtube. Di tumblr juga nih. Aku mungkin akan menjadi pencetus click bait di tumblr lol. Walaupun judulnya bikin pengen ngeklik dan tahu apa isinya, tapi topiknya nggak jauh-jauh dari itu kok. Kalau ada yang menghujat "nggak boleh mikir begitu, nanti Allah murka!" blokir aja dede kak, dede lelah. Dede mau pindah planet aja.
Kita semua tahu bahwasanya Allah adalah sang pencipta. Pencipta bumi dan seluruh makhluknya, tak ada pencipta lain selain Allah. Allah SWT ibarat rantai pencipta yang menempati posisi paling atas di dunia ini. Misalnya saat kita menciptakan robot. Secara teknis manusia lah yang menciptakan robot, tapi siapa pencipta manusia yang memiliki kecerdasan untuk menciptakan robot tersebut? Tentu saja Sang Maha Pencipta. Ketika aku memikirkan rantai pencipta tersebut, robot diciptakan manusia, manusia diciptakan Allah, kemudian siapa yang menciptakan Allah?
"SST! Nggak boleh ngomong begitu!" Iya, iya, aku tahu. But seriously you won't use your sense yang diciptakan oleh Allah? Saat kecil kita diajarkan oleh orang tua maupun guru-guru kita kalau teori mengenai Allah adalah sang pencipta adalah salah satu ilmu yang sangat penting untuk membangkitkan keimanan kita. Kita terima saja karena memang itu adanya. Tapi beneran kalian nggak pernah kepo mengenai seputar "siapa yang menciptakan Tuhan?". Apakah kalian tidak merasakan bahwa semakin dewasa kita (apalagi dengan jiwa kita yang masih muda yang ingin tahu banyak), semakin kritis pemikiran kita ketimbang kita saat masih kanak-kanak yang otaknya main terima saja informasi yang diterimanya pertama kali?
Ketidakbolehan kita memikirkan siapa pencipta Allah justru membuat tanda tanya besar untukku. Ketika pertanyaan itu aku lontarkan kepada ibuku, beliau sama saja menasihatiku dengan kalimat yang biasa aku dengar dari orang lain dan sebenarnya kalimat itu sudah basi sekali untuk aku serap ke dalam kepala. Aku tidak terima jika itu jawabannya. Jika tidak tahu jawabannya, aku ingin ALASANNYA. Tidak semua pertanyaan ada jawabannya. Apalagi jika ruang lingkupnya bersangkutan dengan kuasa Allah. Karena itu rahasia Allah. Kapan kiamat terjadi? Kita tidak tahu karna itu rahasia Allah. Tapi kenapa kita boleh memikirkannya. Kenapa perihal siapa yang menciptakan Allah sangat dilarang seperti kita ingin tahu seperti apa Ia dan mungkin nyaris sama levelnya dengan pertanyaan seperti apa wajah Rasulullah. Kita hanya diperintahkan untuk tidak memikirkannya apalagi menggambarkannya. Jika ingin menggambarkan Allah dan Rasulullah, kita hanya boleh menggambar wujud mereka seperti sebuah cahaya. Tahukah kalian MENGAPA?
Kalian pasti tahu kutipan salah satu orang terpengaruh di dunia, Steve Jobs yang bunyinya "connecting the dots". Jika kalian mempraktekkannya bukan hanya untuk saat mencari ide tapi untuk memahami segala hal yang ada di dunia ini dari yang kasat mata maupun tidak, sebenarnya everything is connected. Jika kalian mengetahui salah satu ilmu, ilmu itu merupakan salah satu pecahan puzzle yang membentuk semua misteri di dunia ini. False or true, those are informations! Sepertinya aku harus menyarankan kalian agar menghilangkan mindset "menangkis informasi" jika informasi tersebut tidak match dengan ilmu-ilmu yang kalian ketahui sebelumnya dengan dalih aliran sesat. Buruk sekali pola pikir ini menurutku. Soalnya kita belum menelusuri informasi tersebut dengan W5 H1. Siapa tahu justru yang sudah kita ketahui justru adalah yang sesat. Atau minimal kali saja informasi tersebut merupakan potongan puzzle dari munculnya suatu teori ilmu lain jadi kita bisa tahu hubungan-hubungannya. Aku tidak pernah suka dengan orang yang asal main tepis saja suatu informasi yang disampaikan dengan mengatakan, "Alah! Orang bodoh saja yang berpikir seperti itu. Salah itu!". Kadang juga menanamkan pikiran negatif seperti "kalau kamu mikir kayak gitu mau juga dikira bodoh?" dan kemudian para pendengarnya tertawa seakan mereka adalah orang-orang pintar. Padahal menurutku sebenarnya dia yang bodoh karena adanya informasi seperti itu justru mengguncang ekspetasi dan standar yang telah ditanamnya sehingga ia tidak mau mempertimbangkan informasi yang menurutnya salah karena akan membingungankannya. Mempertimbangkan kemudian tidak menerima lebih baik daripada langsung menolak mentah-mentah.
Ngomong-ngomong soal sesat, mungkin aku yang mengajak kalian berpikir seperti ini juga dianggap sesat. It's okay. Orang yang tidak memiliki pemikiran kritis tidak mungkin mengerti. Akan susah menjelaskannya kepada orang yang pemikirannya tidak terbuka. Jalan pikir mereka pendek, penjelasanku panjang, tidak mungkin kecerdasan mereka akan menerimanya. Tipe yang asal menelan informasi emang menyusahkan. Jika suatu informasi yang salah ia telan, kemudian ada orang yang menerangkan informasi tersebut, maka ia akan berpikir keterangan tersebut masuk akal. Masalahnya informasi awalnya saja sudah salah. Memangnya informasi tersebut sudah ditelurusi sendiri? Hasilnya jadi asumsi di atas asumsi nanti.
Nah dari kata asumsi ini, kita bisa tahu kalau manusia memiliki suatu ilmu yang sangat unik. Yaitu ilmu komunikasi. Kadang suatu informasi yang disampaikan, setiap orang pasti menangkap hal yang berbeda-beda. Tidak bisa dipungkiri memang manusia memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Maka dari itu dasar pemikiran kita juga berbeda-beda. Misalnya jika ada suatu jamur besar berwarna-warni di suatu kota, orang psikolog akan mengiranya "jika kita melihat jamur tersebut seperti ada tanda halusinasi sehingga membuat warnanya berbeda-beda". Akan lain lagi jika dilihat dari kacamata scientist. Mungkin menurut mereka jamur tersebut merupakan salah satu jenis yang memiliki mutasi sehingga warnanya berbeda-beda. Luar biasa sekali manusia ciptaanNya bukan? Bagaimana bisa Ia menciptakan manusia dengan kecerdasan yang berbeda pada tiap insan? Apa yang memengaruhinya? Misteri Illahi sangat menarik untuk dibahas namun juga sangat sulit untuk menemukan jawabannya.
Tak akan ada larangan jika tak ada alasannya. Pertama soal kita tidak boleh menggambar wajah Rasulullah. Pasti akan disalahgunakan oleh para art worker nanti jika Allah tidak melarang. Seperti melukis Rasulullah dengan keadaan telanjang bulat misalnya. Sangat merusak kesucian Rasul kita bukan? Begitu demikian dengan larangan berpikir siapa yang menciptakan Allah. Manusia merupakan makhluk yang senang berasumsi. Akan berbahaya bila Ia menerangkan seperti apa dirinya. Bila Ia tidak melarang, mungkin sudah banyak teori palsu yang beredar mengenai cara Tuhan diciptakan. Dan lagipula satu yang perlu kita ketahui sebagai manusia agar kita tidak menyombongkan diri adalah akal dan nalar manusia memiliki batas. Tidak mungkin kita menemukan jawaban dari rahasia Allah mengenai dirinya.
Connecting the dots, jadi hari ini (tepatnya tanggal 2 April karena aku tidak tahu kapan aku akan share tulisan ini) ustadzku di pengajian menjabarkan ayat ke-28 dari surah Al-Baqarah. Saat menafsirkan ayat tersebut, beliau menerangkan sedikit mengenai eksistensi Allah. Aku tidak mengutip langsung perkataan beliau. Ini akan aku jabarkan dengan kalimatku dari perkataan beliau yang aku tangkap sendiri. Ingat soal ilmu komunikasi itu unik ya. Allah dan penciptaNya merupakan dua hal yang berbeda itu sudah jelas. Tapi apa yang menjadi pembeda antara Allah dan semua makhlukNya. Termasuk jin, iblis, setan, dan para malaikat yang tak dapat dilihat langsung dengan mata kita. Makhluk ciptaanNya merupakan suatu wujud yang dibentuk di dalam lingkup waktu. Kapan ia diciptakan, di mana ia diciptakan pasti ada jawabannya. Walaupun jawabannya bukan berupa tanggal atau suatu tempat.  Tapi kita bisa tahu urutan makhluk yang pertama kali diciptakan oleh Allah. Malaikat dahulukah baru manusia atau sebaliknya (misalnya!).
Namun kapan dan di mana ini tidak berlaku untuk Allah. Karena Allah adalah sang Kholik, yang tidak terpengaruh oleh waktu. Karena sang pencipta waktu adalah Allah. Dia yang menciptakan pagi dan malam agar kita dapat membedakan hari, menciptakan siklus fase bulan sehingga kita mengetahui bulan-bulan pada kalender islam, menciptakan bintang agar kita mengetahui berapa usia bumi dalam bentuk tahunan. Kita tidak tahu apa yang terjadi ketika Allah belum menciptakan apa-apa atau apa yang akan dilakukanNya setelah hari kiamat. Semua rahasia Tuhan. Nalar kita tidak akan sampai untuk menemukan jawabannya. Itulah sebabnya kita dilarang keras untuk mengetahui siapa yang menciptakan Allah dan seperti apa Allah. Karna itu benar-benar di luar batas kemampuan kita dalam berpikir. Coba saja kalian pikir wujud atau zat seperti apa yang memungkinkan diriNya hingga tidak lekang oleh waktu dan susunan-susunan alkemis yang sebenarnya diciptakan pula olehNya, bagaimana mungkin Ia muncul dari ketiadaan yang benar-benar tidak ada unsur apapun yang dapat membentukNya. Kita bukan apa-apa, kita benar-benar tidak berdaya. Tak ada yang pantas kita sombongi walaupun derajat kita sudah dinaiki oleh Allah. Masih berani menentangNya¿
Jika kalian tidak percaya dengan keajaiban seperti di novel-novel fiksi fantasi, percaya lah jika kalian sedang menelusuri keagungan Allah SWT. Apapun jika Ia berkehendak, maka pasti akan terjadi. Like a magic.
📷: Mi-Kyung Choi’s Illustration
1 note · View note
vinskata · 4 years
Text
03. Melahirkan perasaan dan meliarkannya
Mungkin hal yg bikin kenapa komunikasi menjadi sulit adalah keinginan untuk membuatnya sempurna.
Gue merasa sangat buruk dalam urusan mengomunikasikan perasaan gue yang sebenarnya. It will turn out to be very extreme or not at all. Gue sangat payah dalam hal memilah hal-hal penyerta agar ia bisa berada di kadar cukup dan layak untuk dikonsumsi. At times ketika gue berhasil untuk mengutarakan maksud-maksud gue, hal itu akan keluar jadi bentuk-bentuk aneh. Paling seringnya adalah confession yang tidak umum dan tangisan yang tidak pada tempatnya. Itu sangat menguras energi. Sehingga selebihnya, gue memilih untuk nggak menjabarkan apa yang terjadi. Nggak ada proses berpikir yang rela gue luangkan untuk memahami labirin perasaan itu. Dia hanya berupa sesuatu yang mentah yang berada di ruang yang entah terletak di sebelah mana, tapi membayangi semua keputusan-keputusan yang melibatkannya.
Menjelaskan perasaan tentang kesulitan memahami perasaan sendiri dalam tulisan ini, misalnya, adalah sesuatu hal yang merepotkan. Gue harus bergulat dan memilah kronologis-kronologis yang masuk di akal dan di rasa dari trigger yang terjadi tadi sore, lalu menghubungkannya ke masa lalu ketika kejadian serupa pernah terjadi, dan juga menabrakkannya lagi dengan kejadian berbeda dengan feel yang mirip dengan ini semua. Kemudian gue tetap harus bertanya pada diri sendiri, satu-persatu, meyakinkan bahwa yang gue gunakan untuk mempresentasikan perasaan ini ke luar, sudah merupakan deskripsi terdekat dari apa yang betul-betul terjadi di dalam sana.
Apalagi, ketika sebenarnya nggak ingin membuka semua perasaan secara bulat-bulat: lebih repot lagi karena ada hal yang harus ditutupi, tapi semua mesti natural bagaikan no make up make up look. Tanpa betul-betul mendalami aspek yang ingin kita jadikan tameng, kita malah akan menunjukkan hint tanpa diinginkan. Seolah secara verbal berkata bahwa ini semua belum yang paling telanjang! Masih ada layer yang belum terbuka, di baliknya ada yang lebih vulgar lagi! Ayo, lawan bicara, lanjutkan pertanyaannya.
...
Kesulitan ini mungkin bersebab dari keterlanjuran gue dalam meletakkan hal yang tidak seharusnya metodis ke wadah metodis. Perasaan mungkin memang seharusnya dibiarkan lahir seliar-liarnya sampai kemudian dia berhasil menjadi jinak dengan caranya sendiri. Bukan sebaliknya: di-supress supaya tidak tampak terlalu ganas dengan alasan masih mencari cara untuk menampilkannya secara lebih gemas. 
Atau gue sebetulnya terlalu bosan untuk mengulangi cara yang sama, maka enggan untuk melakukannya sama sekali. Kita dan perasaan adalah seperti rutinitas yang tidak pernah selesai, dan selalu masuk ke babak-babak baru yang asing. Tanpa benar-benar dijamah, tak akan kita tahu bahwa ini sebetulnya medan yang sama. Atau medan berbeda tapi lebih mudah dari yang sebelumnya. Atau lebih sulit tapi kita pernah tahu caranya. Atau kita tidak tahu caranya tapi kita bisa bertanya ke si siapa.
Banyak orang berpikir dan menganalisis perasaannya tanpa perlu berusaha dan sering kali malah tidak dapat mereka kontrol  prosesnya. Terjadi kapan saja tanpa diinginkan. Bisa ditebak, sih, itu nggak mengenakkan.
Namun jika semuanya terlalu under control, seperti to-do list yang menunggu dikerjakan, akan jadi terlalu PR juga.
Sayangnya, seperti menggambar, merasakan dan menganalisis perasaan dengan benar, untuk orang seperti gue, butuh lebih banyak latihan. Mungkin lebih baik bukan akurasi terlebih dahulu yang dikejar, melainkan presisi. Keberanian untuk menembak anak panahnya pada 1 tujuan dan membiarkan dia menancap berulang kali melalui perulangan-perulangan yang telah kita sepakati dengan diri sendiri.
Supaya lain kali setiap ada hal serupa menerpa, bisa langsung teridentifikasi dia termasuk hal apa dan yang mana. Bukan berupa upaya untuk menghindari badai perasaan, tapi jadi bentuk kita dalam menerjang badai musiman dengan amunisi yang pelan-pelan kita lengkapi keberadaannya, sesuai kebutuhan.
Komunikasi seadanya memang rawan salah sangka, tapi lebih baik daripada tidak diupayakan untuk ada.
0 notes