Tumgik
#Perpindahan
abidahsy · 7 months
Text
Mengambil Jeda
Aku terbiasa melakukan perpindahan secara cepat. Bagiku, semakin cepat proses perpindahan, maka semakin kecil peluang tenggelam dan berlarut-larut pada satu masalah yang sama. Kalau bisa hari ini, mengapa harus besok? Jika bisa sekarang, mengapa harus nanti? Kecepatan merupakan sebuah pencapaian bagiku.
Itulah mengapa dalam dunia profesional, aku bisa dibilang tidak pernah menganggur lama. Paling cepat jedanya tidak sampai seminggu. Bagaimana bisa? Tentu saja karena aku menginvestasikan waktu sekitar 3 bulan sebelumnya untuk bekerja di dua tempat. Yang artinya, bisa sampai 20 to-do list harus selesai dalam sehari dan ucapkan selamat tinggal pada work-life balance. Weekend pun aku tetap sibuk luar biasa. Tapi setidaknya, keputusan itu aku ambil secara sadar dan tanpa paksaan.
Seperti yang terjadi saat ini, setelah aku resign dari kantor lama, tidak ada sepekan, tawaran pekerjaan baru langsung datang. Awalnya mau aku tolak saja karena aku rindu libur panjang. Bahkan saat kuliah, liburku bisa lebih banyak dibanding saat ini. Aku termasuk dalam golongan orang yang jarang memanfaatkan fasilitas cuti. Bisa dibayangkan, saking tidak pernah cuti, aku pernah berhasil memangkas one month notice hingga kurang dari setengahnya karena sisa jatah cuti tahunan yang masih banyak.
Tidak hanya perpindahan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain. Perpindahan momen dalam hidup seperti sekolah ke kuliah dan kuliah ke kerja pun tidak berjeda. Masuk kuliah dengan jalur undangan membuatku memulai martikulasi lebih awal. Juga sepekan setelah wisuda kuliah, aku sudah langsung ke luar kota memulai hari pertamaku di dunia profesional.
Kebiasaan ini juga terjadi di dunia percintaan. Jika aku gagal dalam berproses, tidak lama kemudian aku dengan mudahnya mampu memulai proses baru. Tidak ada nangis-nangis di bawah shower, bengong-bengong mikirin mantan, atau mungkin tidak berselera makan. Lebih jauh lagi, beberapa kali aku bahkan melakukan proses secara paralel. Menariknya, sejauh ini belum ada yang protes, sebagian karena tidak tahu, sebagiannya lagi tahu tapi tidak melarang.
Cukup melelahkan memang. Tapi sejauh ini aku berpikir akan lebih melelahkan jika aku melakukan hal yang sebaliknya.
Bagaimana menurutmu? Perlukah aku mengambil jeda?
3 notes · View notes
guide-saveurs · 1 year
Text
Top News Jelaskan Penerapan Prinsip Perpindahan Kalor Pada Panas Termos
Tumblr media
Jelaskan Penerapan Prinsip Perpindahan Kalor Pada Panas Termos adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Jelaskan Penerapan Prinsip Perpindahan Kalor Pada Panas Termos yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Jelaskan Penerapan Prinsip Perpindahan Kalor Pada Panas Termos? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/jelaskan-penerapan-prinsip-perpindahan-kalor-pada-panas-termos/
0 notes
ghostlysongbeard · 1 year
Text
Top News Jelaskan Penerapan Prinsip Perpindahan Kalor Pada Panas Termos
Tumblr media
Jelaskan Penerapan Prinsip Perpindahan Kalor Pada Panas Termos adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Jelaskan Penerapan Prinsip Perpindahan Kalor Pada Panas Termos yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Jelaskan Penerapan Prinsip Perpindahan Kalor Pada Panas Termos? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/jelaskan-penerapan-prinsip-perpindahan-kalor-pada-panas-termos/
0 notes
forresthom · 1 year
Text
Top News Jelaskan Penerapan Prinsip Perpindahan Kalor Pada Panas Termos
Tumblr media
Jelaskan Penerapan Prinsip Perpindahan Kalor Pada Panas Termos adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Jelaskan Penerapan Prinsip Perpindahan Kalor Pada Panas Termos yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Jelaskan Penerapan Prinsip Perpindahan Kalor Pada Panas Termos? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/jelaskan-penerapan-prinsip-perpindahan-kalor-pada-panas-termos/
0 notes
foodmucem · 1 year
Text
Top News Jelaskan Penerapan Prinsip Perpindahan Kalor Pada Panas Termos
Tumblr media
Jelaskan Penerapan Prinsip Perpindahan Kalor Pada Panas Termos adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Jelaskan Penerapan Prinsip Perpindahan Kalor Pada Panas Termos yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Jelaskan Penerapan Prinsip Perpindahan Kalor Pada Panas Termos? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/jelaskan-penerapan-prinsip-perpindahan-kalor-pada-panas-termos/
0 notes
beritadarianfield · 2 years
Photo
Tumblr media
Messi, Ronaldo, Neymar, Mo Salah, dan Arthur Melo
Arthur Melo bakal menjadi pemain pertama menjadi rakan sepasukan Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, Neymar Jr dan Mohamed Salah (bakal rakan sepasukan).
Dengan kecederaan Jordan Henderson malam tadi, Liverpool FC bertindak pantas mahu menandatangani pemain tengah Juventus dari Brazil, Arthur Melo secara pinjaman.
Arthur Melo menjadi rakan sepasukan Messi di Barcelona apabila dibeli daripada pasukan Gremio dengan nilai €31 juta.
Beliau kemudiannya berhijrah ke Juventus apabila dibeli dengan nilai €72 juta. Beliau telah bermain bersama Cristiano Ronaldo.
Berasal dari Brazil, beliau bermain bersama Neymar untuk pasukan Selecao.
Dikatakan tidak sesuai dengan taktikal Allegri, Juventus mengizinkan Arthur Melo untuk dipinjamkan kepada Liverpool.
Apa pandangan anda, adakah satu signing yang berbaloi? Arthur Melo bakal meletup atau bakal diletupkan?
Originally posted at: https://beritadarianfield.com/pemain/perpindahan/messi-ronaldo-neymar-mo-salah-dan-arthur-melo/
0 notes
x-pressingmey · 2 months
Text
0 notes
hellopersimmonpie · 2 months
Text
Belajar hidup dengan baik itu butuh usaha yang cukup panjang dan butuh self compassion yang besar. Dibesarkan dalam budaya yang mengglorifikasi segala macam ketidaknyamanan membuat gue menyadari betapa sulitnya mencintai diri sendiri. Betapa sulitnya membedakan antara menjadi berlebihan atau pure memang berusaha hidup dengan baik.
Gue hidup dengan ADHD. Salah satu gejalanya adalah mudah depresi ketika siklus hari-hari gue terlalu dinamis. Meskipun struktur otak ADHD pada dasarnya tidak menyukai rutinitas, tapi gue butuh struktur dan jadwal yang tetap dan tidak terlalu banyak agar gue nggak stress karena di setiap perpindahan, gue harus belajar lagi untuk memusatkan perhatian. Gue lebih baik dengan 3 jam diisi 1 kegiatan dibanding 3 jam diisi dengan kegiatan. Ini ngebuat gue stress.
Sewaktu gue menjelaskan ini ke orang lain, nggak banyak yang bisa berempati. Semua mengatakan:
"Kamu harus belajar menyesuaikan diri"
Sekalipun gue sudah menjelaskan kondisi ADHD gue. Karena tidak banyak orang yang familiar dengan kondisi ini dan semua dianggap sebagai sesuatu yang dibuat-buat padahal itu nyata. Akhirnya gue yang berusaha banget sedikit memaksa orang lain mengikuti cara gue. Biar hidup gue less stessfull. Di samping itu, gue juga belajar banget nyari apa yang ngebuat gue merasa nyaman. Entah itu lingkungan yang tidak berisik, harumnya teh dan banyak lagi. Gue belajar untuk tidak merasa bersalah ketika gue menghindari sebuah ruangan hanya karena ruangan itu berisik.
Beberapa tahun lalu, Dea adalah Dea yang dinasehati orang-orang di sekitar karena kamarnya berantakan, jilbabnya tidak disetrika, sering banget telat janjian, dan sering menggunakan kaos kaki yang berbeda antara kanan dan kirinya.
Beberapa tahun lalu, Dea adalah Dea yang sering banget menangis karena selalu merasa dirinya malas. Sering banget time blind dan orang sekitar berkomentar:
"Kamu tuh sebenernya pinter. Tapi kamu kurang effort makanya hasil yang kamu dapatkan nggak banyak"
Gue nangis hanya karena ada temen yang mungkin maunya memotivasi tapi malah ngirim pesen:
Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas.
Gue, setiap ganti rutinitas secara mendadak, dampaknya bakal insomnia berhari-hari. Sementara pekerjaan menuntut gue bisa berpindah dari satu tugas ke tugas lain dengan cepat dan jadwal rapat yang kadang mendadak. Gue baru nemu perubahan jadwal ini ngebuat gue stress dan insomnia tuh ya setelah melewati journaling yang cukup lama. Sampai gue pada akhirnya bisa membaik dengan mengurangi beban pikiran satu persatu. Berusaha hidup dengan sangat terstruktur agar ada beberapa hal yang bisa di-otomasi dan di-optimasi sehingga gue punya waktu kosong untuk bernafas.
Belakangan, gue merasa hidup gue berprogress ketika gue sudah nggak pernah kehabisan kaos kaki meskipun kaos kaki gue cuma 5. Gue juga nggak pernah pakai kaos kaki yang berbeda. Gue nggak pernah menangis kalau tugas nggak selesai. Gue sudah kerja keras. Gue perlu menyadari bahwa waktu adalah resource. Kalau tugas nggak selesai, yang perlu terus diupgrade adalah prosesnya. Kalau sudah mengerjakan semuanya dan tetap belum selesai, berarti memang bebannya yang terlalu banyak.
Gue sudah paham bahwa kerja itu memang harusnya 40 jam per minggu. Tidak mudah termakan gaslight orang lain. Tetap aware bahwa gue sangat mungkin punya kekurangan. Demikian juga dengan orang lain :")
Menulis ini untuk mendokumentasikan jika kelak gue harus melewati peristiwa besar lagi dan gue lupa bahwa untuk hidup dengan baik memang butuh usaha panjang banget. Jangan sampai gue patah semangat untuk menjalani hidup.
Terimakasih Dea yang sudah minum vitamin sama supplemen zat besi rutin, makan makanan bergizi, bikin jadwal tidur, nyari macam-macam teh, berolahraga, mencari teman, mengejar cita-cita, ngoding, meneliti, dan menulis lagi. Semoga nanti bisa hidup dengan baik, penuh kasih sayang dari sekitar dan di lingkungan yang tenang.
Terimakasih buat keluarga yang mau jemput gue dari kampus ke rumah biar nggak capek tiap kali pulang. Terimakasih buat temen-temen yang sudah menyediakan "lab riset" sehingga gue bisa eksplore dunia storytelling lagi.
Mari menghargai diri dengan baik dan menemukan teman-teman yang baik juga.
106 notes · View notes
melelehweh3 · 3 days
Text
Tumblr media
Lorong Jalang #03
Maka sekali lagilah tibanya malam untuk berpindah. Aku pun lakukanlah sepertimana yang biasa dilakukan pada setiap kali menjelangnya malam perpindahan. Tak lain tak bukan aku menuju ke kedai si budak Rosli tu. Nak perdayakan dia buat kali terakhir. Lepas ni jangan haraplah nak terjumpa aku lagi. Di malam terakhir tu memang aku dah set nak tekan habis-habisan. Lagi pun hutang aku di kedai tu belum lagi mencecah angka ribu. Maklumlah sebab masa dah tak mengizinkan. Aku nampak ini sebagai satu kesempatan yang cukup mudah. Pasal sembang dan reka alasan tu memang belumlah pernah aku gagal.
Dengan hanya berkain batik dan berbaju T aku bergerak menuju ke kedai Rosli. Aku melenggang dengan tangan kosong. Se sen duit pun aku tak bawak. Begitu kuat keyakinan aku. Make-up aku pun hanya sekadar ringan-ringan sebab masa tu tengah sibuk nak pindah. Aku nampak hanya Rosli seorang saja yang ada di dalam kedai. Dia pun dah macam nak tutup kedai. Peluang sebegini memang kira dah cukup cantik. Aku pun pantas berjalan dan masuk ke dalam kedai. Rosli tersenyum riang apabila menyedari aku dah berdiri di depannya. Aku jadi seronok dengan sambutan yang diberikan. Maklumlah si anak muda tu kelihatan begitu merindukan aku. Tapi ianya taklah menghairankan sebab memang ramai pemuda yang berahikan tubuh montok aku.
Malangnya belum pun sempat aku nak memilih barang, beberapa lelaki melayu pantas menerpa masuk ke dalam kedai. Aku menjadi serba keliru. Satu persatu muka mereka aku tatap. Tiba-tiba saja menggeletar sekujur tubuh ku. Memang kesemuanya aku kenal. Merekalah diantara beberapa peniaga yang dah pernah hidup-hidup aku tipu. Diantara mereka saja jumlah hutang aku dah cecah puluhan ribu. Muka aku pucat lesu. Suara aku dah jadi tersekat-sekat. Maklumlah orang dah buat salah. Masing-masing pulak nampaknya penuh dengan hasrat dendam. Niat untuk menagih penyelesaian jelas terpamir di wajah mereka.
Rupa-rupanya sudah dua hari dua malam kedatangan aku dinantikan. Sepanjang masa tu memang aku tak sempat ke kedai sebab sibuk mencari rumah sewa baru. Sekarang barulah aku sedar bahawa rahsia aku dah pun terbongkar. Alangkah melesetnya sangkaan aku. Senyum riang si Rosli tadi bukanlah sebab rindukan aku. Pepatah “secekap-cekap tupai melompat akhirnya ke tanah juga” mula terngiang-ngiang di telinga. Kini aku dah terperangkap. Pergelangan tangan ku sudah kemas diberkas oleh dua lelaki gagah. Manakala yang lainnya tu memerhati sambil memantau keadaan. Nak melawan pun tak berguna sebab tenaga mereka memang jauh lebih kuat. Lagi pun bilangan mereka ramai. Maka terpaksalah aku pasrah dan menyerah diri tanpa sebarang tentangan fizikal.
Melihatkan aku dah tak melawan mereka pun mulalah mencapai dua utas tali. Dengan tali itulah kedua belah tangan aku ditambat ke kiri dan kanan seperti huruf T. Maka berdirilah aku di situ di dalam keadaan mengadap mereka. Aku cuba juga nak melepaskan diri. Tapi segala usaha menemui kegagalan. Tali itu dah ditambat dengan kemas dan teliti. Mereka garang memberitahu bahawa segala hal-hal penipuan aku sudah dilapurkan kepada polis. Segala bukti yang ada pun sudah cukup jelas untuk mengheret aku ke penjara. Malahan pihak polis juga dah lama nak tangkap aku.
Berita pembabitan pihak berkuasa itu ternyata amat mengejutkan. Tergamam aku setelah mendengarkan. Selama ini di fikiran tak terlintas langsung mengenai perkara tersebut. Kecut perut aku dibuatnya. Dengan nada yang serba ketakutan aku merayu agar pihak berkuasa tidak dibabitkan. Malahan aku berjanji akan selesaikan semua hutang-hutang mereka. Apa saja yang dikehendaki aku akan patuhi. Jual puki pun aku dah nyatakan kesanggupan. Malahan aku sampai berani bersumpah akan mengangkang siang-malam pagi-petang sehinggalah langsai segala hutang. Tak cukup dengan itu, aku juga lebih rela sentiasa dibuntingkan supaya anak-anak tu bolih dijual untuk cepat dapat selesaikan hutang. Segala-galanya aku sanggup asalkan tidak melibatkan pihak berkuasa.
Tetapi tawaran yang ku sangkakan hebat itu hanya disambut dengan ketawa yang berdekah-dekah. Hati ku amat terguris. Begitu hina layanan mereka. Maruah diri ku bagaikan dah direntap robek. Mereka seolah-olah dah dapat membaca bahawa segala sumpah dan janji aku tu hanyalah sekadar cubaan melepaskan sesak. Semakin jelas mesej yang mahu disampaikan. Memang tak ada apa pun yang mereka nak dari aku. Tujuan utama mereka hanyalah nak pastikan aku merengkok dalam penjara. Terkedu aku mendengarkan hasrat yang sebegitu kejam.
Sejurus kemudian aku nampak salah seorang daripada mereka mencapai handfon. Aku jadi semakin gelisah mengenai kemungkinannya. Namun perkara yang paling aku takuti berlaku jua. Jelaslah dia memanggil polis untuk datang menangkap aku. Memang sungguhlah kehendak mereka nak tengok aku masuk penjara. Dia memberitahu rakan-rakannya bahawa polis akan sampai dalam masa setengah jam. Kesemuanya tersenyum terangguk-angguk menyambut perkabaran tersebut.
Aku pula tersentak keciwa. Semangat aku dah tersentap habis. Secara tiba-tiba dunia menjadi semakin gelap. Aku dah mula terbayangkan nasib diri. Buat beberapa tahun yang akan datang terpaksalah aku hidup di dalam penjara. Alangkah hinanya menjadi seorang banduan. Malunya bukan alang kepalang. Sungguh berat hatiku nak terima hakikat itu. Airmata ketakutan mulai membasahi pipi. Dada ku juga menjadi semakin sebak. Aku dah kehilangan arah. Nasi telah menjadi bubur. Semakin sukar aku menahan perasaan. Akhirnya aku pun menanggis teresak-esak tak ubah seperti si budak kecil kena cubit.
Setelah hampir 30 minit menanggis dan merenget, pundi kencing aku pulak dah mula buat hal. Sebenarnya sejak dari rumah tadi pun aku dah berhajat sangat nak kencing. Tapi masa tu budak-budak yang mengangkut barang pindahan tu pula tengah sibuk bekerja kat rumah. Bilik air tu pulak memang dah lama tak berpintu. Maka terpaksalah aku tangguhkan. Kerana tak nak buang masa aku pun buat keputusan untuk tahan kencing sehingga pulang dari kedai Rosli.
Kini desak hajat itu sudah terlampau sarat. Keadaan berdiri aku pun mula jadi tak tentu hala. Kelam kabut usaha aku untuk merapatkan kangkang. Injab saluran kencing aku dah hampir tak terkawal. Tanpa segan silu aku bersuara memaklumkan hajat. Sekali lagi mereka ketawa terbahak-bahak melihatkan kaki aku dah terkinjal-kinjal menahan kencing. Namun permintaan aku telah ditolak bulat-bulat. Malahan aku dihina lagi. Mereka suruh aku kencing saja di situ di dalam keadaan berdiri dan berkain batik. Merah padam muka aku menanggung malu penghinaan. Maruah kewanitaan aku sudah tak lagi mereka perdulikan.
Sambil geleng kepala aku menyambung rayuan. Lagipun bila-bila masa saja polis akan sampai. Kalau tak sekarang mungkin entah berapa jam lagi baru aku jumpa tandas. Memang akan terkencing dalam kainlah nanti. Tak sanggup aku dimalukan sebegitu rupa. Sesuatu mesti segera dilakukan. Akhirnya aku bersumpah tak akan cuba lari. Tiada lagi jalan lain yang upaya diikhtiarkan. Sebagai jaminan aku rela melucutkan kesemua pakaian yang ada di tubuh. Aku sanggup bertelanjang bulat untuk melepaskan hajat. Biar aku kencing di kawasan gelap di luar sana. Bila dah siap barulah diserahkan kembali pakaian aku.
Mereka terdiam sekejap setelah mendengarkan cadangan aku. Hati aku lega sikit kerana ianya tidak ditertawa atau dijadikan bahan penghinaan. Mereka mula berbincang mengenai permintaan aku. Aku memang berharap sangat agar diberikan peluang kencing sepuas-puasnya sebelum diseret ke balai polis. Nampaknya mereka bersetuju. Aku sendiri pun tak bercadang nak lari. Lagipun sampai ke manalah yang dapat aku pergi di dalam keadaan bertelanjang bulat. Mungkin di atas pertimbangan faktor itulah mereka akhirnya menerima cadangan aku.
Setelah ikatan tangan dilepaskan aku pun pantas bertindak untuk membogelkan diri. Tangan aku terketar-ketar menahan desakan kencing. Kain batik, baju, bra, panties dan kasut telah pun terpisah dari tubuh ku. Tanpa perasaan malu kesemuanya ku serahkan kepada mereka. Manakala aku pula dah berkeadaan tanpa seurat benang di tubuh. Sebab aku baru lepas bersetubuh, air mani suami ku masih lagi meleleh membasahi peha. Kesan cecair pekat yang serba putih itu juga sudah kelihatan bertakung di alur puki aku. Tak sedikit pun tangan aku cuba menutupi mana-mana bahagian malu ditubuh. Puki, tetek dan bontot ku biarkan menjadi bahan tatapan mereka.Masa sudah kecemasan sangat. Kini matlamat aku hanyalah nak kencing sepuas-puasnya.
Maka terbeliaklah mata mereka menikmati kemontokkan susuk tubuh aku yang tinggi lampai. Bontot tonggek ni saja sudah cukup untuk merangsang syahwat. Masa pakai kain pun ramai yang keras punai ini kan pulak bila dah bogel. Persetubuhan yang tidak mengeciwakan. Itulah janji yang diundang oleh tundun puki aku memang ketara gebunya. Semasa berkain sempit pun dah bolih jelas nampak tingginya bonjolan tundun tu membusut inikan pula bila dah telanjang bulat. Setiap pelusuk tubuh ku sudah pun terdedah. Yang pastinya aku kini menjadi bahan tatapan yang sedang membangkitkan berahi di punai mereka. Memang ada pun yang dah keras punai. Bagi mereka inilah bonus usaha memburu aku. Selesai nanti masing-masing kena balik cari pukilah jawabnya.
Setelah mendapat izin aku pun bergeraklah untuk menunaikan hajat. Berkaki ayam aku melangkah keluar seorang diri sambil berlari anak secara terjingkek-jingkek. Aku mencari tempat.yang agak gelap dan terselindung dari pandangan. Liar mata aku meneliti persekitaran. Pantas aku buat keputusan. Tempat yang paling sesuai ialah di kawasan semak di belakang kedai. Malangnya tak sempat pun sampai ke situ kencing aku sudah berburai. Airnya keluar memancut-mancut dengan deras. Sambil berlari anak, sambil itu jugalah aku kencing. Ianya sudah di luar upaya kawalan. Peha aku lenjun dibasahi air kencing. Namun aku tetap juga teruskan perjalan ke tempat yang dituju. Sampai di situ barulah aku berpeluang kencing bertenggung. Walaupun separuh pundi kencing aku dah dikosongkan tapi masih ada lagi separuh yang belum lega.
Baru beberapa saat bertenggung aku menyedari bahawa kaki aku terpijak sesuatu yang rasanya diperbuat daripada kain. Aku pun segera berdiri meraba-raba benda tersebut. Sambil itu air kencing aku tetap juga terus mengalir. Memang sah ianya kain. Tapi kain apa, maupun warna dan keadaannya tak dapat aku pastikan di dalam kegelapan malam yang pekat ini. Yang pasti ialah saisnya cukup besar untuk menyaluti tubuh ku. Aku mula bertindak nekad. Ini sajalah secebis peluang yang ada untuk elak daripada menghuni penjara. Segala sumpah janji tadi sudah mula nak ku khianati.
Dalam masa beberapa saat saja kain tersebut dah pun terlilit ditubuh. Sambil kencing ku lakukan. Masa sudah menjadi faktor keutamaan. Ternyata kain itu penuh diseliputi pasir dan ada bahagian yang agak lembap. Baunya juga teramatlah busuk. Namun yang penting ianya cukup muat. Sambil masih kencing aku pun mulalah bergerak untuk melarikan diri. Laluan jauh menjadi pilihan. Di malam yang gelap itu aku terpaksa meredah kawasan semak dan belukar dengan hanya berkaki ayam. Arah mana nak dituju pun aku tak tau. Yang penting aku mesti bergerak pantas dan sejauh yang bolih. Biarlah malam ni aku penat mengharungi sesat. Biarlah malam ini kaki aku luka terpijak duri dan ranjau. Apa saja asalkan aku tak menanggis kerana merengkok di dalam penjara. Aku berharap sungguh agar sakit tanggis aku ini tidak sia-sia. Janganlah sampai aku kejar dan ditangkap semula. Cukuplah sekali tu tadi aku terjebak.
Setelah hampir setengah jam barulah aku sampai ke rumah. Aku tercunggap-cunggap keletihan. Terdengkut-dengkut aku berlari. Kaki aku luka dan berdarah. Rambut dan muka aku dah berselerak tak tentu hala. Suami aku kelihatan gelisah. Van kecil itu juga sudah lama bersiap sedia untuk bergerak. Semuanya hanya menantikan kemunculan aku. Bila aku muncul, suami aku bukan main marah lagi. Dia juga mendesak nak tau kemana dan kenapa begitu lama aku menghilangkan diri. Yang paling dia nak tau ialah tentang pakaian dan keadaan aku yang tak ubah macam baru lepas kena rogol. Sebab tak nak buang masa aku berjanji akan ceritakan segala-galanya di rumah baru nanti. Mujurlah dia bersetuju dengan perjanjian tersebut. Dengan keadaan aku yang serba sebegitu aku pun naiklah ke dalam van manakala suami aku pula menunggang motosikalnya menuju ke rumah sewa kami yang ke dua belas.
bersambung…
43 notes · View notes
Text
Hidup yang Tak Hidup
@coklatjingga
Ia hidup tapi tak hidup. Begitu orang menyebutnya saat tangan-tangan besinya menyasar hidup banyak orang. Seakan tak ada hidup yang layak dijalani oleh selainnya. Ia, yang hidup tapi tak hidup.
Di matanya ada ruang kosong, yang tak memancarkan apa-apa selain kehampaan. Ia merasa hidup dalam geraknya, dan aku melihatnya mata dalam jiwanya.
Ia hidup, tapi tak mau mengaku tak hidup. Hidup yang ia jalani hanyalah sekumpulan perpindahan hari tanpa arti yang bisa disyukuri. Hidupnya tak lagi hidup. Dan kini matanya semakin redup.
Ia hidup, tapi tak tahu jika ia hidup.
48 notes · View notes
nurunala · 2 years
Text
Tumblr media
Pernahkah kamu berada di titik derita, saat berbagai masalah seperti bola salju yang terus bergelinding memburumu?
Rasanya ingin lari ... sembunyi ... tapi kamu sadar bahwa itu juga melelahkan.
Saat itu, barangkali kamu berpikir hidupmu akan hancur selama-lamanya.
Namun, lihatlah, ternyata detik ini kamu masih ada dan baik-baik saja.
Memang begitulah hidup.
Terkadang malam terasa panjang karena bingung dan cemas, tetapi ketika pagi datang, matahari terbit bersama aneka kesempatan.
Gelap mungkin menyelimutimu dengan ratusan pertanyaan, tetapi terang selalu hadir dengan ribuan jawaban.
Barangkali senja membawa hidupmu ke ujung-ujung jalan buntu, tetapi fajar akan datang menawarkan pilihan-pilihan baru.
Hidup adalah perjalanan dari titik ke titik. Perpindahan dari fase ke fase. Dari berbagai proses itu, kita dapatkan pengalaman. Dan di dalam pengalaman selalu terkandung pelajaran yang membawa pencerahan.
Akan selalu ada jalan.
Akan selalu datang kesempatan.
Akan kamu temukan jawaban.
Selama kamu terus bergerak. Selagi kamu terus mencari. Jika kamu terus percaya.
Bersama dengan segala upaya itu, ingatlah bahwa ada banyak pertanyaan dalam hidup yang cuma bisa dijawab oleh waktu.
Bersabarlah ...
582 notes · View notes
isnahidayatifauziah · 9 months
Text
Hidup hanyalah perpindahan dari kesulitan satu menuju kesulitan yang lain; dari masalah satu ke masalah yang lain.
Selagi di dunia, kita akan senantiasa ditimpa ujian. Berat ringannya bergantung pada bagaimana kita percaya bahwa setiap ujian yang menimpa adalah bentuk dari kasih sayang-Nya.
33 notes · View notes
guide-saveurs · 1 year
Text
Top News Jelaskan Perpindahan Panas Secara Konveksi
Tumblr media
Jelaskan Perpindahan Panas Secara Konveksi adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Jelaskan Perpindahan Panas Secara Konveksi yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Jelaskan Perpindahan Panas Secara Konveksi? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/jelaskan-perpindahan-panas-secara-konveksi/
0 notes
ghostlysongbeard · 1 year
Text
Top News Jelaskan Perpindahan Panas Secara Konveksi
Tumblr media
Jelaskan Perpindahan Panas Secara Konveksi adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Jelaskan Perpindahan Panas Secara Konveksi yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Jelaskan Perpindahan Panas Secara Konveksi? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/jelaskan-perpindahan-panas-secara-konveksi/
0 notes
forresthom · 1 year
Text
Top News Jelaskan Perpindahan Panas Secara Konveksi
Tumblr media
Jelaskan Perpindahan Panas Secara Konveksi adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Jelaskan Perpindahan Panas Secara Konveksi yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Jelaskan Perpindahan Panas Secara Konveksi? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/jelaskan-perpindahan-panas-secara-konveksi/
0 notes
foodmucem · 1 year
Text
Top News Jelaskan Perpindahan Panas Secara Konveksi
Tumblr media
Jelaskan Perpindahan Panas Secara Konveksi adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Jelaskan Perpindahan Panas Secara Konveksi yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Jelaskan Perpindahan Panas Secara Konveksi? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/jelaskan-perpindahan-panas-secara-konveksi/
0 notes