Tumgik
#DaulahAbbasiyah
undanisa-blog · 11 months
Text
Menelisik Kejayaan dan Kemunduran Daulah Abbasiyah
Tumblr media
Dalam perspektif sejarah, pendidikan Islam pernah mengalami masa kejayaan. Masa kejayaan pendidikan Islam merupakan satu periode dimana pendidikan Islam berkembang pesat yang ditandai dengan berkembangnya lembaga pendidikan Islam dan madrasah (sekolah-sekolah) formal serta universitas-universitas dalam berbagai pusat kebudayaan Islam. Lembaga-lembaga pendidikan sangat dominan pengaruhnya dalam membentuk pola kehidupan dan pola budaya umat Islam.
Berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang melalui lembaga pendidikan itu menghasilkan pembentukan dan pengembangan berbagai macam aspek budaya umat Islam. Pada masa kejayaan ini, pendidikan Islam merupakan jawaban terhadap tantangan perkembangan dan kemajuan kebudayaan Islam. kebudayaan Islam telah berkembang dengan cepat sehingga mengungguli dan bahkan menjadi puncak budaya umat manusia pada masa itu.
Bila ditelisik ke belakang, Peradaban Islam mulai dibangun oleh Nabi Muhammad, ketika berhasil merumuskan piagam Madinah.  Kemudian dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar bin Khatab, Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib) sistem yang dikembangkan pada saat itu adalah sistem demokrasi, dimana pucuk pimpinan dipilih musyawarah oleh beberapa orang yang ditunjuk oleh kaum muslimin atau khalifah sebelumnya. Pada masa itu umat islam telah mencapai pusat kemuliaan. Baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, peradaban dan kekuasaan.
Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti islam yang paling berhasil dalam mengembangkan peradaban islam. Pemerintah dinasti ini sangat peduli dalam upaya pengembangan fasilitas untuk kepentingan tersebut, pengembangan pusa-pusat riset dan terjemah seperti baitul hikam, majelis munadzarah, dan pusat studi lainnya.   
Tak   heran   jika   dinasti   ini   dikenang   sebagai   dinasti   yangmembawa peran penting dalam peradaban agama Islam. Dalam makalah ini akan dibahas tentang sejarah berdirinya Abbasiyah, pemerintah dinasti Abbasiyah, masa kejayaan dinasti Abbasiyah.
A. Sejarah Dinasti Abbasiyah
Setelah Dinasti Umayyah runtuh, pada tahun 1300 Hijriyah, mulailah Abu Al Abbasiyah bergelar As Saffah mendirikan negara lslam di Khurasan yang merupakan batu pertama berdirinya Khilafah lslamiyah terbesar, yaitu Dinasti Abbasiyah. Karakteristik pemerintahan yang diwarnai corak keislaman tersebut menorehkan prestasi luar biasa yang dicatat oleh tinta emas sepanjang sejarah manusia.
Abbasiyah ini diambil dari nenek moyangnya Al Abbas bin ‘Abdul Mutalib bin Hasyim, paman Rasulullah.  Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abu Al Abbas As Saffah dan sekaligus sebagai khalifah pertama. As Saffah artinya sang penumpah darah, yang kemudian menjadi julukannya. Julukan itu merupakan pertanda buruk karena dinasti yang baru muncul ini mengisyaratkan bahwa mereka lebih mengutamakan kekuatan dalam menjalankan kebajikannya. Dari 750 M hingga 1258 M, penerus Abu Al Abbas memegang pemerintahan meskipun mereka tidak selalu berkuasa. Orang Abbasiyah mengklaim dirinya sebagai pengusung konsep sejati kekhalifahan, yaitu gagasan negara teokrasi, yang menggantikan pemerintahan sekuler (mulk) dinasti Umayyah. 
 Sebagai ciri khas keagamaan dalam istana kerajaannya, dalam berbagai kesempatan seremonial, seperti ketika dinobatkan sebagai khalifah dan pada shalat Jum’at, khalifah mengenakan jubah (burdah) yang pernah dikenakan oleh saudara sepupunya, Nabi Muhammad. Akan tetapi, masa pemerintahannya begitu singkat. As Saffah meninggal karena penyakit cacar air keika berusia 30 tahun.
 Abu Ja’far, yang mendapat julukan Al Manshur adalah khalifah terbesar dinasti Abbasiyah, meskipun bukan seorang muslim yang saleh. Dialah sebenarnya, bukan As Saffah, yang benar-benar membangun dinasti baru itu. Seluruh khalifah yang berjumlah 35 orang berasal dari garis keturunannya.
 Kekuasaan dinasti Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, yaitu selama lima abad. Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial dan budaya. Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik itu, para sejarawan biasanya membagi masa pemerintah Bani Abbasiyah menjadi lima periode.
1. Periode pertama (132 H/750 M s/d 232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia Pertama.
2. Periode kedua (232 H/847 M s/d 334 H/945 M), disebut periode pengaruh Turki pertama.
3. Periode ketiga (334 H/945 M s/d 447 H/1105 M), masa kekuasaan dinasti Buwaihi dalam pemerintah Khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut pengaruh periode kedua.
4. Periode keempat (447 H/1105 M s/d 590 H/1195 M), masa kekuasaan dinasti Saljuk yang biasa disebut dengan masa pengaruh Turki kedua.
5. Periode kelima (590 H/1195 M s/d 656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari pegaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di Baghdad. 
Dinasti Abbasiyah, seperti halnya dengan dinasti lain dalam sejarah Islam, mencapai masa kejayaan politik dan intelektual mereka setelah didirikan. Kekhalifahan Baghdad yang didirikan oleh As Saffah dan Al Manshur mencapai masa keemasannya antara masa khalifah ketiga, Al Mahdi dan khalifah kesembilan, Al Wastiq, dan lebih khusus lagi pada masa Harun Ar Rasyid dan anaknya, Al Ma’mun. Hal ini karena pada masa kedua khalifah yang hebat itulah, dinasti Abbasiyah memiliki kesan baik dalam ingatan politik, dan menjadi dinasti paling terkenal dalam sejarah Islam. Seorang penulis antologi, Ats Tsa’alabi menyatakan, dari para khalifah Abbasiyah, “Sang Pembuka” adalah Al Manshur, “Sang Penengah” adalah Al Ma’mun, dan “Sang Penutup” adalah Al Mu’tadhid adalah benar. 
B. Pemerintahan pada Masa Dinasti Abbasiyah
Dalam pemerintahan dinasti Abbasiyah, kepala negara adalah khalifah, yang setidaknya dalam teori memegang semua kekuasaan. Ia dapat melimpahkan otoritas sipilnya kepada seorang wazir, otoritas pengadilan kepada seorang hakim (qadhi), dan otoritas militer kepada seorang jendral (amir), namun khalifah tetap menjadi pengambil keputusan akhir dalam semua urusan pemerintah. Dalam melaksanakan fungsi dan tugas pemerintahnya khalifah Baghdad mengikuti pola administrasi persia. Penolakan masyarakat terhadap pemerintah sekuler Umayyah dimanfaatkan Abbasiyah dengan menampilkan diri sebagai pemerintahan imamah, yang menekankan karakteristik dan kewajiban religius. 
 Pemerintah kepemimpinan secara turun-menurun seperti yang dilakukan pada masa Umayyah yang diikuti oleh dinasti Abbasiyah, beserta dampak buruknya. Khalifah yang sedang berkuasa akan menunjuk penggantinya seorang anak, atau saudaranya yang menurutnya paling tepat. Khalifah dibantu oleh pejabat rumah tangga istana yang bertugas memperkenalkan utusan dan pejabat yang akan mengunjungi khalifah. Ada juga seorang eksekutor yang menjadi tokoh penting istana yang bertugas dibawah tanah istana, yakni tempat penyiksaan.
Ada beberapa biro dalam pemerintahan Abbasiyah, biro pajak, biro arsib menagani semua surat-surat resmi, dokumen politik serta instruksi dan ketetapan khalifah, dewan penyelidik atau semacam pengadilan tingkat banding pengadilan tinggi, departemen kepolisian dan pos. 
Kekuatan militer dinasti Abbasiyah terdiri atas pasukan infantri yang bersenjata tembok, pedang dan persisai, pasukan panah dan pasukan kavaleri yang mengenakan pelindung kepala dan dada serta bersenjatakan tembok panjang. Peradaban dan kebudayaan islam tumbuh karean dinasti Abbasiyah lebih menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaan islam dari pada pelunasan wilayah. 
Dunia Islam pada waktu itu dalam keadaan maju, jaya, makmur, sebaliknya, dunia Barat masih dalam keadaan gelap gulita dan primitif. Dunia Islam telah sibuk mengadakan penyelidikan di laboratorium dan observator, dunia Barat masih dengan jampi-jampi dan dewa-dewa. Hal ini disebabkan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad telah menimbulkan dorongan untuk menumbuhkan suatu kebudayaan baru yakni kebudayaan Islam. 
 Dalam sejarah pemerintahan Bani Abbasiyah tercatat ada 38 khalifah yang menjabat, salah satu diantranya yaitu Khalifah Al Wastiq. Pada pemerintahan dinasti Abbasiyah di atas, masa keemasan hanya berlangsung sampai khalifah Al Wastiq. Para khalifah benar-benar tokoh yang sangat kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun, setelah periode ini berakhir, pemerintah bani Abbasiyah mulai menurun dalam bidang politik, meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan terus berkembang. 
 C. Kemajuan pada Masa dinasti Abbasiyah
Sebagai sebuah dinasti, kekhalifahan Bani Abbasiyah yang berkuasa lebih dari lima abad, telah banyak memberikan sumbangan positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Dari sekitar 37 orang khalifah yang pernah berkuasa, terdapat beberapa orang khalifah yang benar-benar memiliki kepedulian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, serta berbagai bidang lainnya, sebagai berikut:
1. BIDANG SOSIAL BUDAYA
Kemajuan dalam bidang sosial budaya diantaranya adalah terjadinya proses akulturasi dan asimilasi masyarakat. Keadaan sosial masyarakat yang majemuk itu membawa dampak positif dalam perkembangan dan kemajuan peradaban Islam pada masa ini. Karena dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki, dapat dipergunakan untuk memajukan bidang-bidang sosial budaya lainnya yang kemudian menjadi lambang bagi kemajuan bidang sosial budaya dan ilmu pengetahuan lainnya.
Dalam kemajuan ilmu pengetahuan sosial budaya yang ada pada masa kekhalifahan dinasti Abbasiyah adalah seni bangunan dan arsitektur, baik untuk bangunan istana, masjid, bangunan kota dan lain sebagainya. Seni asitektur yang dipakai dalam pembangunan istana dan kota-kota, seperti pada istana Qashrul Dzahabi, dan Qashrul Khuldi, sementara bangunan kota seperti pembangunan kota Baghdad, Samarra dan lain-lainnya.
Kemajuan juga terjadi pada bidang sastra bahasa dan seni musik. Pada masa inilah lahir seorang sastrawan dan budayawan terkenal, seperti Abu Nawas, Abu Athahiyah, Al Mutanabby, Abdullah bin Muqaffa dan lain-lainnya. Karya buah pikiran mereka masih dapat dibaca hingga kini, seperti kitab Kalilah wa Dimna dan lain sebagainya. Sementara tokoh terkenal dalam bidang musik yang kini karyanya juga masih dipakai adalah Yunus bin Sulaiman, Khalil bin Ahmad, pencipta teori musik Islam, Al farabi dan lain-lainnya.
2. BIDANG POLITIK DAN MILITER
Di antara perbedaan karakteristik yang sangat mancolok antara pemerintahan dinasti Umayyah dengan dinasti Abbasiyah, terletak pada orientasi kebijakan yang dikeluarkannya. Pemerintahan dinasti Umayyah orientasi kebijakan yang dikeluarkannya selalu pada upaya perluasan wilayah kekuasaan. Sementara pemerintahan dinasti Bani Abbasiyah, lebih memfokuskan diri pada upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, sehingga masa pemerintahan ini dikenal sebagai masa keemasan peradaban Islam. Meskipun begitu, usaha untuk mempertahankan wilayah kekuasaan tetap merupakan hal penting yang harus dilakukan. Untuk itu, pemerintahan dinasti Bani Abbasiyah memperbaharui sistem politik pemerintahan dan tatanan kemiliteran. Agar semua kebijakan militer terkoordinasi dan berjalan dengan baik, maka pemerintah dinasti Abbasiyah membentuk departemen pertahanan dan keamanan, yang disebut Diwanul Jundi. Departemen inilah yamg mengatur semua yang berkaitan dengan kemiliteran dan pertahanan keamanan.
3. BIDANG ILMU PENGETAHUAN
Keberahasilan umat Islam pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah dalam pengembangan ilmu pengetahuan sains dan peradaban Islam secara menyeluruh, tidak terlepas dari berbagai faktor yang mendukung. Di antaranya adalah kebijakan politik pemerintah Bani Abbasiyah terhadap masyarakat non Arab (Mawali), yang memiliki tradisi intelektual dan budaya riset yang sudah lama melingkupi kehidupan mereka. Mereka diberikan fasilitas berupa materi atau finansial dan tempat untuk terus melakukan berbagai kajian ilmu pengetahuan malalui bahan-bahan rujukan yang pernah ditulis atau dikaji oleh masyarakat sebelumnya.
Dengan demikian, banyak bermunculan banyak ahli dalam bidang ilmu pengetahaun, seperti Filsafat,filusuf yang terkenal saat itu antara lain adalah Al Kindi (185-260 H/ 801-873 M). Abu Nasr al-faraby, (258-339 H / 870-950 M) dan lain-lain. Kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban islam juga terjadi pada bidangilmu sejarah, ilmu bumi, astronomi dan sebagainya. Diantara sejarawan muslim yang pertama yang terkenal yang hidup pada masa ini adalah Muhammad bin Ishaq (152 H / 768 M)
4. BIDANG KEAGAMAAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam ini, khususnya kemajuan dalam bidang ilmu agama, tidak lepas dari peran serta para ulama dan pemerintah yang memberi dukungan kuat, baik dukungan moral, material dan finansial, kepada para ulama. Perhatian yang serius dari pemerintah ini membuat para ulama yang ingin mengembangkan ilmu ini mendapat motivasi yang kuat, sehingga mereka berusaha keras untuk mengembangkan dan memajukan ilmu pengetahuan dan perdaban Islam. Diantara ilmu pengetahuan agama Islam yang berkembang dan maju adalah ilmu hadist, ilmu tafsir, ilmu fiqih dan tasawuf.
D. Kemunduran Dinasti  Abbasiyah
Banyak para ahli sejarah mengungkapkan teori-teori mereka mengenai faktor-faktor kemunduran dinasti Abbasiyah, dalam tulisan ini penulis mengambil dua tokoh yaitu, William Montgomery Watt dan Badri Yatim. Menurut William Montgomery Watt, ada beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran Islam pada masa Abbasiyah, yaitu: luasnya wilayah kekuasaan Dinasti Abbasiyah, ketergantungan dengan tentara bayaran, dan kemerosotan ekonomi.
 Sedangkan menurut Badri Yatim, penyebab kemunduran dinasti Abbasiyah meliputi dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Dari segi faktor internal yaitu: Pertama, persaingan antar bangsa. Kedua, kemunduran di bidang ekonomi bersamaan dengan kemunduran di bidang politik. Ketiga, konflflik keagamaan. Sementara faktor eksternal yang menyebabkan Dinasti Abbasiyah lemah dan akhirnya hancur. Faktor-faktor eksternal itu, yakni: Pertama, terjadinya Perang Salib. Perang Salib yang berlangsung beberapa gelombang banyak menelan korban. Konsentrasi dan perhatian pemerintahan Abbasiyah terpecah belah untuk menghadapi tentara Salib, sehingga memunculkan kelemahan-kelemahan. Kedua, serangan tentara Mongol ke wilayah kekuasaan Islam menyebabkan kekuatan Islam menjadi lemah.
2 notes · View notes
Tumblr media
... فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ "... maka ceritakanlah berbagai kisah agar mereka berpikir". (Al-A'raf: 176) Info pemesanan http://bit.ly/082169830415 #sejarahislam #khilafahbaniumayyah #daulahabbasiyah #daulahzankiyah #andalusia #daulahayyubiyah #daulahfathimiyah #bangsamongol #daulahbanisaljuk #khilafahutsmaniyah https://www.instagram.com/p/B4-CmNWHZ5s/?igshid=k83ufg8omt55
0 notes
Photo
Tumblr media
PAKET HEMAT!!! 9 Buku Sejarah Peradaban Islam Cuma Rp. 990.000.- 1. BANGKIT DAN RUNTUHNYA DAULAH ABBASIYAH. 2. BANGKIT DAN RUNTUHNYA DAULAH BANI SALJUK. 3. BANGKIT DAN RUNTUHNYA DAULAH ZANKIYAH. 4. BANGKIT DAN RUNTUHNYA DAULAH FATHIMIYAH. 5. BANGKIT DAN RUNTUHNYA BANGSA MONGOL. 6. BANGKIT DAN RUNTUHNYA DAULAH AYYUBIYAH. 7. BANGKIT DAN RUNTUHNYA BANGKIT DAN RUNTUHNYA ANDALUSIA. 8. BANGKIT DAN RUNTUHNYA KHILAFAH UTSMANIYAH 9. BANGKIT DAN RUNTUHNYA BANGKIT DAN RUNTUHNYA KHILAFAH BANI UMAYYAH. Info 085225044022 WA ------------------------------------ #bangkitdanruntuhnyadaulahabbasiyah #daulahabbasiyah #bangkitdanruntuhnyadaulahbanisaljuk #banisaljuk #bangkitdanruntuhnyadaulahzankiyah #daulahzankiyah #bangkitdanruntuhnyadaulahfathimiyah #daulahfathimiyyah #bangkitdanruntuhnyabangsamongol #bangsamongol #bangkitdanruntuhnyadaulahayyubiyah #daulahayyubiyah #bangkitdanruntuhnyaandalusia #andalusia #bangkitdanruntuhnyadaulahkhilafahutsmaniyah #daulahutsmaniyah #bangkitdanruntuhnyadaulahkhilafahbaniumayyah #baniumayyah
0 notes