Tumgik
syipidu · 2 years
Text
Pain
this is the feeling when you feel upset, not always like that
you can feel this feeling because you remember with some memories, person, or place
i hate this feeling, but this is the part of human feeling
i want let this feeling go, but they didn’t want go
when i think i’m okay with this feeling, at that time too the feeling is getting bigger inside on me
it’s okay to feel this feeling
0 notes
syipidu · 3 years
Text
BERKELANA
Hari – hari selalu terasa melelahkan bahkan Ketika kita tidak melakukan apa – apa. Setiap hari selalu memikirkan apa yang harus dilakukan, hanya berpikir tanpa melakukan Tindakan, waktu terus berputar dan aku masih diam di tempat tanpa Tindakan. Entah sudah berapa banyak waktuku terbuang hanya untuk berpikir.
 Aku ingin berkelana, berkeliling dunia entah dimana itu, tanpa perlu memikirkan besok aku harus apa? Hanya terus berjalan, menyusuri setiap jengkal kehidupan yang di ciptakan sang maha kuasa, melihat banyak orang yang sibuk dengan masing – masing kesibukannya dan aku merasa senang untuk mereka.
 Aku yang sepi, hampa, gelap Ketika keluar dan menjelajah sudut kota yang aku datangi berubah menjadi tenang, terisi, dan berharga. Aku selalu merindukan momen Ketika aku bisa menjelajah suatu tempat dan tanpa berpikir apakah aku berguna? Aku ingin terus berada di momen itu, momen yang tidak akan membuatku terluka karena pikiranku sendiri.
 Ini adalah cerita perdana ku setelah sekian lama kehilangan Hasrat untuk bercerita. Terakhir kali aku bercerita itu Ketika aku masih duduk di bangku SD, sangat lama. Dan sekarang aku memberanikan diri untuk Kembali bercerita tentang diri ku.
 Aku suka berada di tempat baru yang asing, tanpa tau tempat apa itu dan siapa semua orang disana. Menjadi asing dan tak terlihat itu sungguh mengasyikkan, awal mula aku menyukai hal tersebut adalah saat aku bermimpi berada di ruang hampa yang sangat sunyi dan gelap, tetapi menenangkan untukku yang saat itu sedang hancur dan kalut, aku merasa nyaman di mimpi itu, semakin aku merasa nyaman dan tenang aku akan berpindah ke tempat lain, seperti disebuah pasar yang dimana semua orang disana berbicara dengan Bahasa yang sangat asing di telingaku, kemudian berpindah lagi menjadi disebuah gurun yang sangat gersang dan tandus tetapi aku tidak merasakan panas atau kegerahan melainkan sejuk dan damai, aku bingung apa maksud dari mimpi – mimpi itu.
 Hingga akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari zona ku, aku yang terbiasa berkelompok dan selalu Bersama, mencoba untuk mejadi individual dan sendiri, menjelajahi sudut kota yang biasanya aku kunjungi Bersama teman – teman ku, namun sekarang aku sendiri. Awalnya terasa aneh karena tidak ada teman bicara seperti biasanya, tetapi lama kelamaan itu menenangkan dan menyenangkan, ternyata aku tidak harus selalu berbicara, aku bisa diam saja semauku atau berbicara sendiri senyamanku tanpa perlu memikirkan perspektif orang lain tentang diriku.
 Dan setelah itu aku sering melakukan hal serupa secara berkala, mungkin Ketika aku sedang kalut, bosan, sedih, kecewa, aku akan keluar dari rumah dan menikmati kesendirianku di jalanan bebas sambil melihat orang diluar sana yang hidupnya tidak seberuntung hidupku, masalahnya lebih pelik dari masalahku, tawa anak kecil yang tanpa beban juga kadang membuatku Bahagia dan lupa dengan alasan mengapa aku ada di luar sana.
 Aku Lelah dengan diriku sendiri, terlalu banyak berpikir hingga aku lupa dengan hal – hal kecil yang sudah berhasil aku lewati, aku terlalu memaksakan diri untuk sama seperti mereka orang yang lebih dari pada aku, aku pun tidak tau mengapa aku harus seperti mereka atau bahkan harus menjadi lebih dari mereka. Aku tidak bisa mengubah sudut pandangku, tidak ada yang memberitahuku bagaimana caranya untuk berubah, atau memang aku tidak harus berubah menjadi seperti mereka? Rasanya aku adalah jiwa yang tua tetapi tinggal diraga yang muda.
 Pola pikirku, cara ku melihat sesuatu, selera ku dalam hal – hal keseharian itu sangat berbeda dengan teman – teman sebayaku. Mengapa aku seperti ini?
 Ketika teman sebayaku memikirkan hal – hal yang sesuai dengan usianya, aku tidak. Aku selalu berpikir jauh, sangat jauh hingga membuat diriku terjebak dalam pikiranku sendiri. Tidak ada hari, jam, menit, ataupun detik tanpa berpikir. Yang membuatku lebih kesal lagi adalah Ketika semua pikiran – pikiran tidak memiliki jawaban dan pada akhirnya aku akan terus memikirkan hal itu, entah sampai kapan.
 Pikiranku berkelana semaunya sendiri dan menyiksaku, Ketika aku berusaha mencoba hal – hal yang ada dipikiranku, aku selalu gagal, semuanya tidak sesuai dengan yang ada dipikiranku. Kemudian aku akan berhenti melakukannya dan akan tetap terus berpikir mengapa aku harus gagal? Rasanya seperti aku dilahirkan untuk gagal, atau aku melupakan momen keberhasilanku?
 Hidup disekitar orang – orang hebat membuatku harus melakukan hal yang bisa mereka capai, karena kita sama, sama – sama manusia dan ciptaan Tuhan. Tetapi teori itu tidak semuda yang aku pikirkan, mejadi diri sendiri saja sulit apalagi menjadi mereka.
 Hidup dalam bayangan ketakutan akan gagal, khawatir tidak akan bisa melaluinya, malu, bingung apakah aku sudah melakukan hal yang benar. Aku selalu terbayangi oleh mereka. Dulu sebelum pandemic dating melanda, aku baik – baik saja, tidak pernah se stress ini menjalani kehidupan. Pandemic merubahku, merubah pola pikirku, caraku memandang suatu hal, dia merubah segalanya.
 Awalnya aku merasa semuanya akan baik – baik saja, tetapi Ketika semuanya berjalan lebih lama dari yang diperkirakan aku mulai mempertanyakan apa tujuanku hidup? Tuhan menciptakan aku untuk apa? Apakah aku akan berguna? Apakah aku akan tetap waras melihat kondisi yang sangat tidak waras ini? Dan banyak sekali pertanyaan – pertanyaan yang sampai Sekarang aku belum menemukan jawabannya.
 Ketika aku keluar dari rumah dan melihat orang – orang dijalanan yang tetap melanjutkan hidupnya meskipun semuanya terasa susah dan mustahil, aku mulai berdamai dengan pertanyaan – pertanyaan tanpa jawaban yang sering menghantui hari – hari ku, mungkin memang sekarang bukan waktuku untuk menjadi seperti mereka, mungkin ini semua adalah proses untuk menuju ke tempat mereka. Harusnya aku menikmati hidupku selayaknya teman – teman diusiaku, aku masih muda masih banyak waktu yang tersisa untuk mencari jawaban dari setiap pertanyaan yang ada di kepalaku. Masih banyak waktu untuk mencoba hal – hal baru yang dari lama aku inginkan. Aku harus sabar dan menikmati setiap Langkah, jengkal, dan waktu yang sudah aku lalui.
 Aku masih memiliki banyak sekali waktu untuk menjelajahi setiap sudut kota, bertemu orang baru, mendengarkan cerita mereka, berdiskusi tentang kehidupan, bercanda dan tertawa Bersama. Aku ingin Kembali menjadi diriku yang dulu, aku yang tidak perlu berpikir terlalu banyak dan aku yang tidak perlu memaksakan hal – hal yang belum bisa aku capai saat ini. Tapi diriku yang sekarang tidak terlalu buruk juga, aku yang memiliki rasa toleransi yang lebih besar dari sebelumnya, aku yang bisa berpikir lebih luas mengenai suatu hal, aku yang tidak mudah menghakimi orang lain, aku yang sedikit bicara karena tidak semua hal harus dibicarakan.
 Mungkin tidak sebahagia dulu, tetapi aku yang sekarang sangat luar biasa dan aku sedang berjuang menerima diriku yang sekarang. Semoga kalian bisa berdamai dengan diri sendiri dan berhenti berlari dari apa yang sebenarnya tidak mengejarmu, hadapi mereka semua, mereka juga bagian dari dirimu.
1 note · View note