Tumgik
suara-muslim · 1 year
Text
*Sawer Qariah, Bentuk Penghinaan Kepada Al-Quran*
Penulis: Fafida (Penulis Remaja)
Baru-baru ini viral di media sosial seorang qariah yang disawer oleh dua orang pemuda saat dirinya sedang mengisi acara Maulid Nabi Muhammad Saw.
Sang qariah merasa dirinya tidak dihargai, hanya saja pada saat yang sama di saat orang-orang tak beradab sedang menyawer, dirinya tidak bisa melakukan apapun lantaran dirinya sedang berada di hadapan kitabullah.
Kasus disawernya seorang qoriah tersebut jelas merupakan tindakan pelecehan yang amat bertentangan dengan adab saat mendengar Al-Quran. Pembacaan kitab suci telah disamakan dengan acara pesta musik norak yang penuh goyang senggol. Selain bentuk pelecehan juga tentu saja akan menodai kesakralan Al-Quran sebagai Kalamullah. Aktifitas ini jelas merupakan bentuk desakralisasi dan penghinaan terhadap kitab suci Al-Qur'an.
Aktifitas seperti ini tentu amat berbahaya karena umat akan semakin terjauhkan dari Al Qur'an. Mereka tidak akan menjadikannya sebagai sesuatu yang sakral yang berisi pedoman hidup, dan hasilnya kaum muslim akan hidup didalam aturan yang bertentangan dengan Al-Qur'an dan bisa saja umat akan kembali ke sisi gelap jahiliah.
Paham sekularisme ini telah berhasil menjadikan umat tak lagi mementingkan agamanya. Apalagi paham kapitalis yang menilai kebahagiaan berdasarkan materi dan uang, seperti yang dicontohkan oleh dua pemuda yang menyawer qariah, bisa saja mereka berfikir bahwa saweran tersebut dianggap sebagai penghormatan. Dua pemuda itu mengira bahwa sang qariah bahagia mendapat saweran sebagaimana para biduan.
Kalau dibiarkan, hal nyeleneh ini tentu akan dianggap biasa. Mereka akan menganggap bahwa kitab suci bukan lagi hal yang harus disakralkan, namun hanya sebatas buku biasa.
*Al-Quran adalah Kitab Allah yang Harus Dimuliakan*
Al-Qur'an merupakan Kalamullah yang harus dihormati dan dimuliakan. Islam sendiri sebenarnya telah mengajarkan bagaimana baiknya seorang muslim bila didengarkan bacaan Al-Qur'an, yaitu dengan cara diam dan mendengarkannya dengan seksama.
Dan penghormatan terhadap Al-Qur'an tentu tidak cukup bila hanya diletakkan di rak teratas, menciumnya. Ataupun hanya menghafal dan membacanya saja. Namun juga mempelajari dan memahami isinya, juga mengaplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Namun selama umat masuk berada di lingkungan sekularisme dan kapitalisme, kaum muslim tidak akan bisa menghormati Al-Qur'an dengan sempurna. Tetapi justru malah terus-terusan dipengaruhi pikiran barat yang terus menggerus keimanan.
Umat membutuhkan Islam sebagai sistem kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk melindungi dan memuliakan Al-Qur'an.
_Wallahu a'lam_
Tumblr media
4 notes · View notes
suara-muslim · 1 year
Text
*Sekularisme Membuat Perempuan dan Anak Terus Dalam Bahaya*
Penulis: Zahidah 'Adn (Penulis Remaja)
Menjadi pembahasan besar, bahwa dengan membuat agenda penghargaan Kota Layak Anak (KLA) di daerah Binjai, kasus kekerasan terhadap anak bisa terselesaikan.
Mengutip dari cnnIndonesia.com, Senin (2/1/2012) Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengunjungi Bunga (bukan nama asli), anak perempuan yang berusia 12 tahun ini sedang hamil 8 bulan. Diduga karena kekerasan seksual yang dialaminya di kota Binjai, Jum'at (6/1). Dalam kunjungannya itu, menteri PPPA meminta keterangan dari orang tua dan pasangan suami istri yang sedang merawat si korban.
Berdasarkan kesepakatan bersama, agar beberapa waktu selanjutnya korban akan tinggal bersama dengan pasangan suami istri yang kali ini sedang membantu mengasuh di kota Binjai. Pasangan suami istri itu merupakan penguasa kebun karet yang dimana orang tua korban bekerja. Yang kemudian berinisiatif untuk bikin konten edukasi dari kasus ini di medsos.
Pertama kali kasus ini diunggah oleh sosmed milik @mommychutela.
Dalam kunjungannya menemui Menteri PPPA, HZ melaporkan, bahwa korban merupakan anak perempuan yang polos dan suka bermain layaknya anak-anak, ia pun menceritakan tentang kronologi sampai pada akhirnya korban tinggal di rumahnya. HZ mengatakan, bawah ia dan suaminya akan mengasuh korban untuk sementara hingga kondisinya membaik sampai bisa kembali pulang bersama orangtuanya.
Banyaknya peristiwa na'as yang menimpa perempuan dan anak, sejatinya telah menunjukkan betapa mandulnya sistem kehidupan sekularisme dalam melindungi perempuan dan anak.
Menantikan sekularisme, kapitalisme dan sistem saat ini bisa menuntaskan kekerasan terhadap perempuan dan anak, layaknya pungguk yang merindukan bulan. Berharap kebaikan, akan tetapi tidak juga mendapatkan. Pasalnya, selama kapitalisme ini diterapkan pada berbagai negara, angka kriminalitas malah terus meningkat setiap tahunnya.
Sebab itu, satu-satunya harapan masyarakat dalam melindungi anak dan perempuan adalah sistem kehidupan yang berdasarkan syariat Islam. Sejarah telah mencatat bahwa ketika sistem kehidupan di bawah naungan Islam, maka manusia bukan hanya perempuan dan wanita terjaga dari berbagai macam tindakan kejahatan, terbentuknya keamanan bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Memang, satu-satunya sistem yang akan mencegah dan mengatasi efek jera hanya lahir dari Islam. Buktinya, semasa 1.400 tahun kekhalifahan memimpin dunia, aksi kejahatan bisa dilindas, masyarakat pun hidup dengan tenang dan aman. Justru, tidak hanya untuk kemaslahatan umat Islam, tidak lain adalah untuk seluruh umat manusia di dunia.
Wallahu ta'ala a'lam
Tumblr media
7 notes · View notes
suara-muslim · 1 year
Text
*Sawer Qoriah Bentuk Penistaan Agama*
Penulis: Annisa H.Z (Penulis Remaja)
Al Qur'an merupakan kitab suci umat Islam dan merupakan sumber hukum penting dari kaum muslimin. Alqur'an adalah Kalamullah yang berisi hukum dan perintah untuk berperilaku dan moral, serta berisi filosofi agama Islam. Tentu akan menjadi persoalan yang besar ketika Alqur'an dilecehkan.
*Cara yang Tidak Tepat*
Video seorang qariah yang disawer oleh dua orang pemuda saat membaca Al Qur'an sudah viral di media sosial manapun.
Pasalnya menyawer seorang qariah merupakan tindakan yang tidak tercela serta tidak menghormati majelis. Bahkan perbuatan tersebut merupakan perilaku yang haram serta melanggar nilai kesopanan.
*Akibat Kehidupan Sekularisme*
Kejadian diatas merupakan tindakan yang bertolak belakang dengan adab mendengarkan Al Quran dan merupakan buah dari sistem sekularisme yang saat ini merambah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Perbuatan tersebut jelas merupakan tindak pelecehan terhadap kitab suci umat Islam dan seakan akan berusaha untuk menghilangkan nilai sakral nya.
Kehidupan sekular perlahan secara pasti ternyata sudah mengupas habis keimanan. Karena sekulerisme umat Islam tidak lagi peduli dengan agamanya.
Pola pikir kehidupan kapitalisme juga sudah merubah pemikiran umat. Dimana kebahagiaan hanya bisa didapat dengan harta.Semua perbuatan baik dan buruk dinilai berdasarkan materi termasuk aksi sawer qori tersebut. Dua orang pemuda tadi mengira seorang qariah bisa bahagia dengan uang saweran yang diberikan sebagai bentuk penghormatan.
Jika hal ini dibiarkan, perbuatan tidak pantas ini akan menjadi hal yang lumrah dikalangan masyarakat. Mereka bisa menganggap Al Qur'an bukan lagi kitab yang sakral dan hanya sebatas buku biasa.
Tak hanya itu, masyarakat juga semakin menjauh dari petunjuk yang benar. Mereka tidak akan pernah menjadikannya sebagai sebuah pedoman hidup. Akibatnya umat Islam akan hidup dalam aturan non Islam dan bisa saja masa kelam jahiliyah akan terjadi lagi.
*Adab Mendengar Al Qur'an*
Allah SWT dan Rasulnya telah mengajarkan adab mendengar lantunan ayat suci Al Quran.
Rasullullah Saw bersabda:
"Barang siapa mendengarkan (dengan sungguh sungguh) ayat dari Al Qur'an, dituliskan baginya kebaikan yang berlipat ganda dan barang siapa yang membacanya adalah baginya cahaya di hari kiamat."(H.R Bukhari dan Imam Ahmad dari Abu Hurairah RA).
Dalam sabda diatas dijelaskan, bahwa Allah akan menganugerahkan rahmat nya kepada kaum muslimin, jika mereka menaati peraturan Allah dan menghayati isi Al Qur'an.
*Lingkungan yang Mendukung*
Kedekatan dengan Al Qur'an tak hanya dilakukan dengan cara meletakkannya di atas rak, menciumnya, mendengarkannya, dan membacanya saja.
Tapi kita juga harus memahami isinya dan mengamalkan nya juga. Karena Al Quran adalah petunjuk hidup yang benar.
*Khatimah*
Selama masyarakat masih memakai sistem sekularisme dan kapitalisme, maka kaum muslimin tidak bisa mengamalkan Al Qur'an dengan sempurna. Justru pikiran mereka akan terus dipengaruhi oleh pemikiran barat untuk merendahkan kitab suci umat islam hingga mereka jauh darinya.
Wallahualam
Tumblr media
6 notes · View notes
suara-muslim · 1 year
Text
*Penyaweran, Aksi Desakralisasi Terhadap Alquran!*
Penulis: A.Mazaya. Z (Penulis Remaja)
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berfungsi sebagai al-huda (petunjuk) yang dibawa Nabi Muhammad saw untuk umat manusia. Setiap muslim mempercayai kebenarannya.
Akan tetapi belum lama ini viral di media sosial, seorang qariah yang disawer dua orang pemuda ketika membaca Al-Qur’an di Pandeglang, Banten (Hidayatullah, 5-01-2022).
Berkaitan tentang ini, Majelis Ulama Indonesia pun turut bicara. K.H. Cholil Nafis, melalui tweet-nya menyampaikan bahwasanya menyawer qari atau qariah merupakan cara yang salah dan tidak menghargai majelis. Bahkan, menurutnya, merupakan perbuatan haram dan melanggar nilai kesopanan.
*Desakralisasi Kitab Suci*
Sesuatu yang terjadi di video viral tersebut, merupakan tindakan yang berseberangan dengan adab mendengarkan Al-Qur’an. Melafalkan kalamullah disetarakan dengan melagukan lagu dangdut. Nilai kesucian kitab suci umat muslim pun menjadi ternoda. Aktivitas ini merupakan bentuk desakralisasi Al-Qur’an.
Kehidupan sekuler sepertinya telah menghancurkan keimanan. Sekularisme sukses membuat umat ini tidak lagi memprioritaskan agama. Standar materi yang khas pada pola pikir kapitalis pun telah meresap di hati kaum muslim. Dimana kebahagiaan sekedar dinilai dengan banyaknya uang. Seperti yang dicontohkan dua pemuda yang menyawer qariah. Saweran itu dianggap sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan bagi qariah. Dua pemuda tadi beranggapan, dengan saweran sang qariah bahagia sebagaimana para biduan.
Jika dibiarkan, aktivitas aneh ini dapat menetap di kalangan kaum muslim. Mereka sudah tidak menganggap Al-Qur’an sebagai kitab suci yang wajib dijaga kesuciannya. Namun, Al-Qur’an menjadi sebatas buku sebagaimana buku lainnya.
Aktivitas seperti ini amat berbahaya. Umat akan terjauhkan dari petunjuk yang lurus. Mereka tidak bakal menjadikannya sebagai pedoman atau petunjuk hidup. Akibatnya, kaum muslimin akan hidup dalam aturan bukan Islam. Parahnya, sisi gelap jahiliyah bisa kembali dan merusak umat muslim.
*Menghormati dan Memuliakan Al-Qur'an*
Islam sesungguhnya telah mengajarkan bagaimana seorang muslim bersikap saat diperdengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an.
Allah SWT berfirman,
Artinya: “Jika dibacakan Al-Qur’an, dengarkanlah (dengan saksama) dan diamlah agar kamu dirahmati.” (QS Al-A’raf: 204)
Berdasarkan ayat di atas, sesungguhnya seorang muslim diperintahkan untuk diam dan mendengarkannya.
Seraya menyimak bacaan Al-Qur’an, dan mencoba untuk memahami dan mentadaburinya, hati akan tenang. Terutama jika memahami isi ayat itu, terdapat kisah luar biasa yang dibawa olehnya. Rasulullah dan para sahabat contohnya, selalu menangis ketika mendengar bacaan ayat suci Al-Qur’an.
Sebagaimana diriwayatkan dalam hadis, “Aku mendatangi Nabi saw dan beliau sedang salat. Dan pada kerongkongannya ada suara seperti suara air di periuk yang mendidih. Yakni, beliau menangis.” (HR At-Tirmidzi, Ahmad, Abu Dawud, dan An-Nasa’i. Hadits ini sanadnya kuat)
*Lingkungan yang Kondusif*
Salah satu cara mencegah desakralisasi Al-Qur’an bertambah luas adalah menciptakan lingkungan yang kondusif atau mendukung. Arti dari lingkungan yang kondusif adalah menyuasanakan lingkungan masyarakat, sekolah atau rumah agar dekat dengan Al-Qur’an.
Tetapi, kedekatan dan pensakralan Al-Qur’an tak cukup hanya dengan meletakkannya di rak, menciumnya, mendengarkan atau menghafal. Tapi wajib memahami isinya dan mencontohnya dalam kehidupan. Karena Al-Qur’an adalah petunjuk hidup. Sebagaimana janji Allah kepada umatnya ketika meneladani Al-Qur’an,
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS Al-Isra: 9).
“Dan Kami turunkan kepadamu Alkitab (Alquran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS An-Nahl: 89)
Ayat-ayat di atas merupakan petunjuk bagi umat manusia, untuk memperlakukan Al-Qur’an dengan cara terbaik.
*Khatimah*
Sepanjang umat ini masih berada pada lingkungan sekularisme dan kapitalisme, kaum muslim tidak akan bisa mensakralkan Al-Qur’an adengan sempurna. Bahkan, mereka akan terus dipengaruhi oleh pemikiran Barat untuk merendahkan Al-Qur’an, hingga terwujud desakralisasi Al-Qur’an dan umat jauh dari kitab sucinya.
Wallahualam.
Tumblr media
3 notes · View notes
suara-muslim · 1 year
Text
*Mustahil Kapitalis Sekularis Menuntaskan Kekerasan Seksual*
Penulis : Fariha_q (Penulis Remaja)
Komnas perempuan mengatakan kasus terhadap perempuan menjadi semakin kompleks dan tidak tertangani atau terlindungi. Sejak Januari hingga November Komnas Perempuan menerima 3.014 kasus kekerasan berbasis gender terhadap perempuan, dengan 860 kasus kekerasan seksual di tanah publik 899 kasus di ranah privat.
Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti telah menyebutkan sebanyak 117 pelajar menjadi korban tindak seksual di berbagai tingkatan jenjang pendidikan sepanjang tahun 2022, yaitu 2 kasus di tingkat SD, 3 kasus di tingkat SMP, 2 kasus tingkat SMA, dan 6 kasus pada jenjang pesantren. hal ini menunjukkan bahwasanya pemerintah belum mampu untuk menuntaskan permasalahan kekerasan seksual terhadap perempuan maupun anak-anak.
Padahal baru baru ini, Mahkamah Agung menghukum mati Hery wirawan karena telah memperkosa 13 santri di Bandung. Namun, hukuman mati tersebut seakan akan tidak memberikan efek jera bagi pelaku (Republika,4/1/2023).
Ironisnya, masalah kasus kekerasan seksual ini tak kunjung usai. Faktanya, belipat gandanya kasus kekerasan seksual hasil dari pemakaian sistem kapitalisme mendewakan kebebasan individu dan mengabaikan konsekuensi yang merugikan masyarakat. Dalam kapitalisme, aturan dibuat ketika masalah muncul diantara kepentingan individu. Seperti halnya "petugas pemadam kebakaran", aturannya adalah ketika masalah telah terjadi dan tidak merata.
Kapitalisme meremehkan perempuan, mengeksploitasi mereka untuk iklan, bisnis hiburan. Peredaran narkoba juga dilegalkan, penyalahgunaan dan hiburan pornografi juga merajalela, yang memicu pemekorsaan.
Kaum feminisnya juga nampaknya menggunakan kasus 13 santri di Bandung untuk terus memperkuat progam mereka, khususnya melalui UU TKPS. Mereka akan selalu menggiring opini publik dengan memanfaatkan aktor perempuan. Tidak ada standar kebenaran dalam kapitalisme dan demokrasi membuatnya dapat diterima untuk menggunakan perempuan sebagai "korban" pengaturan agenda setting kebijakan.
Kapitalisme tidak menganggap sedikitpun dunia perempuan sebagai sesuatu yang harus dijaga. Oleh karna itu, kapitalisme terus melahirkan ide batil. Selama kapitalisme dan demokrasi masih berdiam di negeri ini, hukuman itu tetap tidak akan berefek jera bagi pelaku. Selalu akan ada peluang dan kesempatan lagi untuk terjadinya tindak kekerasan seksual lainnya.
Satu satunya harapan masyarakat hanyalah sistem Islam yang akan menjaga perempuan dari kekerasan seksual. Salah satunya lewat pergaulan Islam. Islam memerintahkan laki-laki dan perempuan agar menutup aurat.
Selain itu, media massa dilarang untuk menyebarkan konten porno dan akan ditindak lanjuti jika terjadi pelanggaran dengan mencabut izin pendiriannya. Khalifah akan menghukum pelaku pelecehan seksual, pembunuhan, dan sejenisnya dengan hukuman yang sesuai hukum Islam. Memang, satu-satunya sistem sanksi yang dapat dan memiliki efek jera memang hanya lahir dari Islam. Bahkan, bukan hanya untuk kepentingan umat Islam, melainkan untuk seluruh umat manusia di dunia.
Wallahu a'lam
Tumblr media
3 notes · View notes
suara-muslim · 1 year
Text
*Sawer Untuk Pembaca Al-Qur'an, Bentuk Desaklarisasi Al-Qur'an*
Penulis: Hana H.A. (Penulis Remaja)
Qoriah Nadia Hawasy berbicara setelah videonya disawer saat mengaji viral di media sosial. Nadia mengaku merasa tidak dihargai dengan aksi sawer tersebut.
"Saya merasa tidak dihargai." ucap Nadia dalam pesan singkatnya. Namun, dia tidak bisa marah saat itu karena posisinya sedang mengaji. "Tidak mungkin saya mau langsung tegur atau saya langsung berhenti dan turun dari panggung, karena itu termasuk adan dalam membaca Al Qur'an," ungkapnya. Setelah selesai membaca ayat suci Al Qur'an dan turun dari panggung, Nadia langsung menegur panitia.
"Jadi sebetulnya panitia yang salah, tidak menghormati saya selagi pelaku pembaca Al Qur'an," kata Nadia
Nadia menyampaikan bahwa kejadian dalam video tersebut terjadi saat dia menghadiri acara maulid di kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang.
Saat itu ia dipanggil untuk mengisi acara Maulid Nabi sebagai Qoriah.
"Dan saya tidak tahu pada saat saya mengaji, panitia baik laki-laki ataupun perempuan akan sawer saya," kata Nadia. Dalam video yang bersebaran di media sosial, terdapat laki-laki menyawer Nadia dengan uang saat ia sedang melantunkan ayat suci. Bahkan, ada seorang laki-laki yang menyelipkan uang di kerudungnya.
Dimana kebahagiaannya dinilai dengan banyak uang. Seperti yang dicontohkan dua pemuda ini yang menyawer Qoriah. Saweran itu diibaratkan sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan bagi Qoriah. Dua pemuda tadi mengira, dengan saweran sang Qoriah bahagia sebagaimana para biduan.
*Salah Cara*
Berkenaan dengan kejadian tersebut, Majelis Ulama Indonesia pun ikut angkat bicara. K.H. Cholil Nafis, melalui tweet-nya bahwa menyawer qari atau qariah merupakan cara yang salah dan tidak menghormati majelis. Bahkan, menurutnya, merupakan perbuatan haram dan melanggar nilai kesopanan.
Yang terjadi di video viral tersebut merupakan tindakan yang bertentangan dengan adab terhadap Al-Qur’an. Membaca Kalamullah disamakan dengan mendendangkan lagu dangdut. Nilai kesakralan kitab suci umat muslim pun menjadi ternoda. Aktivitas ini merupakan bentuk desakralisasi Al-Qur’an.
Jikalau dibiarkan, aktivitas nyeleneh ini bisa saja menjamur di kalangan kaum muslim. Mereka menganggap Al-Qur’an bukan lagi kitab suci yang wajib disakralkan. Namun, Al-Qur’an akan menjadi sebatas buku sebagaimana buku lainnya.
*Islam Mengajarkan Cara Memuliakan Al-Qur'an*
Islam sendiri sebenarnya telah mengajarkan bagaimana seorang muslim bersikap ketika diperdengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an.
Allah Taala berfirman,
وَاِذَا قُرِئَ الْقُرْاٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
Artinya: “Jika dibacakan Al-Qur’an, dengarkanlah
(dengan saksama) dan diamlah agar kamu dirahmati.” (QS Al-A’raf: 204)
Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS Al-Isra: 9)
“Dan Kami turunkan kepadamu Alkitab (Alquran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS An-Nahl: 89)
“Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS Thaha: 123—124)
Ayat-ayat di atas merupakan petunjuk bagi umat manusia, bagaimana cara terbaik memperlakukan Al-Qur’an.
Selama umat ini masih berada pada lingkungan sekularisme dan kapitalisme, kaum muslim tidak akan bisa mensakralkan Al-Qur’an dengan sempurna. Bahkan, mereka akan terus dipengaruhi oleh pemikiran Barat untuk merendahkan Al-Qur’an, hingga terwujud desakralisasi Al-Qur’an dengan harapan umat semakin jauh dari kitab sucinya.
Wallahu a'lam.
Tumblr media
2 notes · View notes
suara-muslim · 1 year
Text
*Sawer Untuk Pembaca Al-Qur'an, Bentuk Desaklarisasi Al-Qur'an*
Penulis: Hana H.A. (Penulis Remaja)
Qoriah Nadia Hawasy berbicara setelah videonya disawer saat mengaji viral di media sosial. Nadia mengaku merasa tidak dihargai dengan aksi sawer tersebut.
"Saya merasa tidak dihargai." ucap Nadia dalam pesan singkatnya. Namun, dia tidak bisa marah saat itu karena posisinya sedang mengaji. "Tidak mungkin saya mau langsung tegur atau saya langsung berhenti dan turun dari panggung, karena itu termasuk adan dalam membaca Al Qur'an," ungkapnya. Setelah selesai membaca ayat suci Al Qur'an dan turun dari panggung, Nadia langsung menegur panitia.
"Jadi sebetulnya panitia yang salah, tidak menghormati saya selagi pelaku pembaca Al Qur'an," kata Nadia
Nadia menyampaikan bahwa kejadian dalam video tersebut terjadi saat dia menghadiri acara maulid di kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang.
Saat itu ia dipanggil untuk mengisi acara Maulid Nabi sebagai Qoriah.
"Dan saya tidak tahu pada saat saya mengaji, panitia baik laki-laki ataupun perempuan akan sawer saya," kata Nadia. Dalam video yang bersebaran di media sosial, terdapat laki-laki menyawer Nadia dengan uang saat ia sedang melantunkan ayat suci. Bahkan, ada seorang laki-laki yang menyelipkan uang di kerudungnya.
Dimana kebahagiaannya dinilai dengan banyak uang. Seperti yang dicontohkan dua pemuda ini yang menyawer Qoriah. Saweran itu diibaratkan sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan bagi Qoriah. Dua pemuda tadi mengira, dengan saweran sang Qoriah bahagia sebagaimana para biduan.
*Salah Cara*
Berkenaan dengan kejadian tersebut, Majelis Ulama Indonesia pun ikut angkat bicara. K.H. Cholil Nafis, melalui tweet-nya bahwa menyawer qari atau qariah merupakan cara yang salah dan tidak menghormati majelis. Bahkan, menurutnya, merupakan perbuatan haram dan melanggar nilai kesopanan.
Yang terjadi di video viral tersebut merupakan tindakan yang bertentangan dengan adab terhadap Al-Qur’an. Membaca Kalamullah disamakan dengan mendendangkan lagu dangdut. Nilai kesakralan kitab suci umat muslim pun menjadi ternoda. Aktivitas ini merupakan bentuk desakralisasi Al-Qur’an.
Jikalau dibiarkan, aktivitas nyeleneh ini bisa saja menjamur di kalangan kaum muslim. Mereka menganggap Al-Qur’an bukan lagi kitab suci yang wajib disakralkan. Namun, Al-Qur’an akan menjadi sebatas buku sebagaimana buku lainnya.
*Islam Mengajarkan Cara Memuliakan Al-Qur'an*
Islam sendiri sebenarnya telah mengajarkan bagaimana seorang muslim bersikap ketika diperdengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an.
Allah Taala berfirman,
وَاِذَا قُرِئَ الْقُرْاٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
Artinya: “Jika dibacakan Al-Qur’an, dengarkanlah
(dengan saksama) dan diamlah agar kamu dirahmati.” (QS Al-A’raf: 204)
Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS Al-Isra: 9)
“Dan Kami turunkan kepadamu Alkitab (Alquran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS An-Nahl: 89)
“Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS Thaha: 123—124)
Ayat-ayat di atas merupakan petunjuk bagi umat manusia, bagaimana cara terbaik memperlakukan Al-Qur’an.
Selama umat ini masih berada pada lingkungan sekularisme dan kapitalisme, kaum muslim tidak akan bisa mensakralkan Al-Qur’an dengan sempurna. Bahkan, mereka akan terus dipengaruhi oleh pemikiran Barat untuk merendahkan Al-Qur’an, hingga terwujud desakralisasi Al-Qur’an dengan harapan umat semakin jauh dari kitab sucinya.
Wallahu a'lam.
Tumblr media
3 notes · View notes
suara-muslim · 1 year
Text
*Saweran Tak Pantas didalam Lantunan Ayat Suci*
Penulis: W.D.A (Penulis Remaja)
Nadia Hawasyi langsung menegur panitia yang melakukan penyaweran setelah selesai membaca Al-Quran. Nadia merasa kecewa karena tidak dihargai bahkan dilecehkan terutama pada saat orang melakukan saweran kepadanya.
Pada saat yang bersamaan, Nadia hanya bisa menahan kekesalannya sampai selesai membaca Al-Quran. Nadia membaca Al-Quran sembari hanya bisa mencabuti uang yang ada di kepalanya. Dia baru bisa menegur panitia selesai membaca ayat suci.
"Saya juga merasa tidak dihargai Ustadz, karena saya posisinya lagi ngaji tidak mungkin saya marah marah di atas panggung, karena itu salah satu adab membaca Al-Quran.
Makanya saya hanya bisa mencabuti uang yang ada di kerudung saya" Ungkap Nadia. Dia juga menceritakan bahwa ia menjadi pengisi Maulid Nabi Muhammad SAW, menjadi Qariah. Nadia langsung menjelaskan sebenarnya dia tidak tau kalau akan disawer oleh panitianya pada saat mengaji.
"Pada saat disawer itu saya memang marah dan kesal sekali, enggak lama setelah saya disawer saya langsung
marah, turun dari panggung saya langsung tegur panitia nya. Jadi sebenarnya panitia yang salah, enggak menghormati kita yang lagi membaca Al-Quran. "Imbuhnya
Ketua Majelis Ulama Indonesia pusat Cholil Nafis kesal sebelumnya mengetahui vidio yang lagi viral ketika ada seorang qariah yang lagi membaca ayat Al-Quran disawer oleh beberapa orang. Beliau mengatakan, saweran pada acara qariah merupakan perilaku yang salah, tidak beradab dan tidak menghormati majelis yang ada.
*Solusi Islam Menghormati Ayat Suci*
Islam mengajarkan bahwa adab untuk mendengar saat lantunan ayat suci dibaca terdapat dalam firman Q.s Al A'raf : 204 yang artinya; jika dibacakan Al Quran, dengarkanlah (dengan seksama) dan diamlah agar kamu dirahmati. (QS AL-A'RAF:204).
Salah satu upaya untuk mencegah desakralisasi AlQur'an akan meluas adalah menciptakan lingkungan kondusif. Maksud dari kondusif yaitu menyuasanakan lingkungan masyarakat, sekolah dan rumah supaya bisa dekat dengan Al Qur'an.
Al Qur'an sebagai petunjuk hidup. Seperti janji Allah kepada umatnya yang mempelajari Al Qur'an sampai dilakukan kehidupan sehari-harinya.
Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar. (QS Al-Isra: 9).
Maka jika datang kepada kamu petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tak akan sesat dan ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya di hari Kiamat dalam keadaan buta. (QS Thaha: 123—124).
Wallahu ta'ala a'lam
Tumblr media
3 notes · View notes
suara-muslim · 1 year
Text
*Saweran Tak Pantas didalam Lantunan Ayat Suci*
Penulis: W.D.A (Penulis Remaja)
Nadia Hawasyi langsung menegur panitia yang melakukan penyaweran setelah selesai membaca Al-Quran. Nadia merasa kecewa karena tidak dihargai bahkan dilecehkan terutama pada saat orang melakukan saweran kepadanya.
Pada saat yang bersamaan, Nadia hanya bisa menahan kekesalannya sampai selesai membaca Al-Quran. Nadia membaca Al-Quran sembari hanya bisa mencabuti uang yang ada di kepalanya. Dia baru bisa menegur panitia selesai membaca ayat suci.
"Saya juga merasa tidak dihargai Ustadz, karena saya posisinya lagi ngaji tidak mungkin saya marah marah di atas panggung, karena itu salah satu adab membaca Al-Quran.
Makanya saya hanya bisa mencabuti uang yang ada di kerudung saya" Ungkap Nadia. Dia juga menceritakan bahwa ia menjadi pengisi Maulid Nabi Muhammad SAW, menjadi Qariah. Nadia langsung menjelaskan sebenarnya dia tidak tau kalau akan disawer oleh panitianya pada saat mengaji.
"Pada saat disawer itu saya memang marah dan kesal sekali, enggak lama setelah saya disawer saya langsung
marah, turun dari panggung saya langsung tegur panitia nya. Jadi sebenarnya panitia yang salah, enggak menghormati kita yang lagi membaca Al-Quran. "Imbuhnya
Ketua Majelis Ulama Indonesia pusat Cholil Nafis kesal sebelumnya mengetahui vidio yang lagi viral ketika ada seorang qariah yang lagi membaca ayat Al-Quran disawer oleh beberapa orang. Beliau mengatakan, saweran pada acara qariah merupakan perilaku yang salah, tidak beradab dan tidak menghormati majelis yang ada.
*Solusi Islam Menghormati Ayat Suci*
Islam mengajarkan bahwa adab untuk mendengar saat lantunan ayat suci dibaca terdapat dalam firman Q.s Al A'raf : 204 yang artinya; jika dibacakan Al Quran, dengarkanlah (dengan seksama) dan diamlah agar kamu dirahmati. (QS AL-A'RAF:204).
Salah satu upaya untuk mencegah desakralisasi AlQur'an akan meluas adalah menciptakan lingkungan kondusif. Maksud dari kondusif yaitu menyuasanakan lingkungan masyarakat, sekolah dan rumah supaya bisa dekat dengan Al Qur'an.
Al Qur'an sebagai petunjuk hidup. Seperti janji Allah kepada umatnya yang mempelajari Al Qur'an sampai dilakukan kehidupan sehari-harinya.
Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar. (QS Al-Isra: 9).
Maka jika datang kepada kamu petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tak akan sesat dan ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya di hari Kiamat dalam keadaan buta. (QS Thaha: 123—124).
Wallahu ta'ala a'lam
Tumblr media
4 notes · View notes
suara-muslim · 1 year
Text
*Wujud Penghinaan Al-Qur'an Akibat Sistem Sekular*
Penulis: Khonsa N. (Penulis Remaja)
Istilah "sawer" biasanya terjadi pada pentas musik atau dalam KBBI bisa diartikan penonton memberikan uang kepada pemain. Tapi akhir-akhir ini kita dihebohkan dengan aksi "sawer" yang dilakukan kepada seorang qariah.
Aksi viral ini terjadi di kawasan Tangerang, Banten. Seorang qariah ini merasa tidak dihargai dan dilecehkan. Pasalnya dia mengaku diundang untuk mengisi acara maulid nabi Saw sebagai qariah, dan tidak mengerti bahwa akan ada acara penyaweran uang ketika ayat Alqur'an dibacakan.
*Berbagai Tanggapan Tokoh Masyarakat*
Dalam persoalan ini, ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat Cholil Nafis. Dengan geram ia menyatakan bahwa aksi penyaweran terhadap qari' atau qariah adalah perbuatan yang salah sekaligus tidak menghormati majelis.
"Ini cara yang salah dan tak menghormati majelis. Perbuatan haram dan melanggar nilai-nilai kesopanan" Kata beliau yang diambil melalui akun twitternya.
*Kurang Adab Akibat Penerapan Sekularisme*
Kasus ini adalah bentuk pelecehan dan upaya desakralisasi terhadap Al-qur'an. Hal inipun terjadi sebab kurang adanya adab terhadap kitab suci yang seharusnya dijunjung tinggi. Suatu keniscayaan akan hal tersebut karena terdapat sistem sekular yang memisahkan agama dengan kehidupan. Yang berlandaskan dan menjunjung tinggi nilai HAM serta mengedepankan nilai nilai kebebasan berperilaku.
*Makna Menghormati Kitab Allah Dalam Islam*
Dalam Islam, Al-quran merupakan kitab suci sekaligus petunjuk dan pedoman bagi umat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Di dalamnya terdapat hukum hukum Allah yang mengatur kehidupan manusia dan seluruh alam semesta.
Umat Islam tidak cukup hanya membacanya tetapi sangat penting juga untuk mentadabburi dan mengamalkannya. Sehingga sangat penting untuk menjaga marwah dan kemuliaan Alqur'an. Nilai nilai di dalam Alqur'an harus bisa diterapkan sebagai sistem kehidupan. Tujuan tersebut akan terwujud ketika umat memiliki institusi yang memuliakan Alquran dengan adanya Khilafah Islamiyah.
Wallahu a'lam
Tumblr media
3 notes · View notes
suara-muslim · 1 year
Text
*Di Balik Kekerasan Seksual yang Tak Kunjung Usai*
Penulis: Zahra. N (Penulis Remaja)
Kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak menjadi semakin merebak dan tidak teratasi. Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan sebanyak 117 pelajar menjadi korban seksual dalam berbagai jenjang pendidikan, selama tahun 2022.
Padahal dalam waktu yang tidak terlalu lama Mahkamah Agung (MA) telah memberikan hukuman mati terhadap pelaku yang memerkosa 13 santri di Bandung. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) berharap dengan adanya keputusan hukuman ini menjadi tonggak penegakan hukum pidana yang maksimal dan adil, serta bisa membuat efek jera terhadap pelaku. (Republika, 4-1-2023).
Menjunjung tinggi kebebasan akan tetapi di satu sisi merendahkan harkat dan martabat perempuan merupakan hasil dari produk produk sistem kehidupan saat ini.
Sungguh menyedihkan melihat kasus-kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak semakin merebak maka jika di telusuri dengan seksama maka akar masalah di balik semua kasus dan kenapa tidak segera terselesaikan adalah sebab dari penerapan dari sistem kehidupan sekularisme dan kapitalisme yang menjunjung kebebasan. Kebebasan tanpa ada batasan termasuk tidak lagi mengindahkan kebaikan bagi perempuan dan anak.
Aturan dalam kehidupan sekularisme kapitalisme dibuat hanya ketika terjadi konflik benturan di antara kepentingan individu dan kelompok, sehingga wajar jika sama sekali tidak akan bisa menyelesaikan masalah yang ditimbulkannya. Fenomena tersebut perlu disadari oleh berbagai pihak termasuk pemerhati perempuan dan anak. Bahwa persoalan ini justru lahir dari ide kebebasan.
Sangat tidak memungkinkan jika kapitalisme dan demokrasi diharapkan mampu menuntaskan kekerasan seksual. Ibarat pungguk yang merindukan rembulan. Jangan berharap mendapatkan kebaikan dari sistem ini, karena telah terbukti secara nyata bahwa sistem yang hampir mendunia ini justru menimbulkan beragam problematika kehidupan yang semakin lama semakin parah, termasuk membuat angka kriminalitas semakin meningkat.
Sehingga sistem sekulerisme dan kapitalisme harus dicampakkan dari sistem kehidupan. Islam merupakan satu satunya harapan dari masyarakat yang jika diterapkan secara kaffah akan melindungi manusia dari berbagai kriminalitas, tak hanya perempuan dan anak.
Sudah banyak sekali mekanisme penjagaan perempuan terhadap kekerasan dalam sistem Islam, Khalifah akan menghukum pelaku pelecehan seksual, pemerkosaan, pembunuhan, dan sejenisnya dengan hukuman yang setimpal sesuai syariat Islam.
Sesungguhnya, satu satunya sistem sanksi yang dapat membuat efek jera hanya lahir dari Islam, sudah terbukti selama 1.400 tahun kekhalifahan memimpin dunia, segala tindak kejahatan bisa di cegah, masyarakat pun terlindungi, bahkan keuntungannya bukan hanya untuk umat Islam, melainkan untuk seluruh umat manusia di dunia.
Wallahu alam.
Tumblr media
5 notes · View notes
suara-muslim · 1 year
Text
*Di Balik Kekerasan Seksual yang Tak Kunjung Usai*
Penulis: Zahra. N (Penulis Remaja)
Kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak menjadi semakin merebak dan tidak teratasi. Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan sebanyak 117 pelajar menjadi korban seksual dalam berbagai jenjang pendidikan, selama tahun 2022.
Padahal dalam waktu yang tidak terlalu lama Mahkamah Agung (MA) telah memberikan hukuman mati terhadap pelaku yang memerkosa 13 santri di Bandung. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) berharap dengan adanya keputusan hukuman ini menjadi tonggak penegakan hukum pidana yang maksimal dan adil, serta bisa membuat efek jera terhadap pelaku. (Republika, 4-1-2023).
Menjunjung tinggi kebebasan akan tetapi di satu sisi merendahkan harkat dan martabat perempuan merupakan hasil dari produk produk sistem kehidupan saat ini.
Sungguh menyedihkan melihat kasus-kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak semakin merebak maka jika di telusuri dengan seksama maka akar masalah di balik semua kasus dan kenapa tidak segera terselesaikan adalah sebab dari penerapan dari sistem kehidupan sekularisme dan kapitalisme yang menjunjung kebebasan. Kebebasan tanpa ada batasan termasuk tidak lagi mengindahkan kebaikan bagi perempuan dan anak.
Aturan dalam kehidupan sekularisme kapitalisme dibuat hanya ketika terjadi konflik benturan di antara kepentingan individu dan kelompok, sehingga wajar jika sama sekali tidak akan bisa menyelesaikan masalah yang ditimbulkannya. Fenomena tersebut perlu disadari oleh berbagai pihak termasuk pemerhati perempuan dan anak. Bahwa persoalan ini justru lahir dari ide kebebasan.
Sangat tidak memungkinkan jika kapitalisme dan demokrasi diharapkan mampu menuntaskan kekerasan seksual. Ibarat pungguk yang merindukan rembulan. Jangan berharap mendapatkan kebaikan dari sistem ini, karena telah terbukti secara nyata bahwa sistem yang hampir mendunia ini justru menimbulkan beragam problematika kehidupan yang semakin lama semakin parah, termasuk membuat angka kriminalitas semakin meningkat.
Sehingga sistem sekulerisme dan kapitalisme harus dicampakkan dari sistem kehidupan. Islam merupakan satu satunya harapan dari masyarakat yang jika diterapkan secara kaffah akan melindungi manusia dari berbagai kriminalitas, tak hanya perempuan dan anak.
Sudah banyak sekali mekanisme penjagaan perempuan terhadap kekerasan dalam sistem Islam, Khalifah akan menghukum pelaku pelecehan seksual, pemerkosaan, pembunuhan, dan sejenisnya dengan hukuman yang setimpal sesuai syariat Islam.
Sesungguhnya, satu satunya sistem sanksi yang dapat membuat efek jera hanya lahir dari Islam, sudah terbukti selama 1.400 tahun kekhalifahan memimpin dunia, segala tindak kejahatan bisa di cegah, masyarakat pun terlindungi, bahkan keuntungannya bukan hanya untuk umat Islam, melainkan untuk seluruh umat manusia di dunia.
Wallahu alam.
Tumblr media
3 notes · View notes
suara-muslim · 1 year
Text
*Jangan Rendahkan Marwah Islam*
Penulis: Qoalnima Al-hizaq (Penulis Remaja)
Baru-baru ini beredar vidio Qoriah Nadia Hawasy disawer saat tilawah AlQuran yang telah viral di medsos. Nadia mengaku merasa tak dihargai dengan aksi sawer tersebut. Saya merasa tidak dihargai , ujar Nadia dalam pesan singkatnya.(kompas.com)
"Tidak mungkin saya mau langsung tegur atau saya langsung berhenti dan turun dari panggung karena itu termasuk adab dalam membaca Al Quran." ungkap Nadia secara singkat.
*Saweran Terhadap Qori' Seolah Lumrah*
Sampai saat ini, saweran seakan menjadi tradisi.
tak hanya pada penyanyi dangdut dan koplo, kini saweran juga mulai ditujukan kepada para qori. Mirisnya Nadia juga mengungkapkan bahwa tragedi saweran ini pun menimpa sesama rekan qori' atau qoriah lainnya.
Mereka menganggap bahwa bacaan Al-qur'an seperti tak ada bedanya dengan musik dangdut dan campursari. Kemaksiatan dan pelecehan terhadap kitab suci telah dipertunjukkan di depan mata, ironisnya masyarakat membatu.
Penyebab tragedi dan budaya saweran dianggap lumrah di tengah masyarakat di antaranya adalah karena menipisnya pendidikan dalam kekeluargaan. Selain itu budaya saweran ini timbul juga karena msyarakat mulai mengabaikan amanat amar makruf nahi mungkar.
Sementara itu yang paling dominan dalam melestarikan budaya saweran hingga ada saweran untuk qori' adalah karena sekularisme dan kapitalisme diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di negeri ini.
*Dengarkan dengan Baik dan Fokus*
Aksi mensawer terhadap Qoriah ini, ialah perbuatan yang tak terpuji dan terkesan melecehkan, pasalnya hal ini adalah hal yang keliru, tidak menghormati majelis dan tak menghargai ayat- ayat Al-qur'an yang sedang dilantunkan.
Islam telah mengajarkan dalam Q.S Al A'raf ayat 204
"Dan ketika Al-qur'an dibaca, maka dengarkanlah secara fokus dan diamlah. Semoga kalian dirahmati."
Dari ayat ini telah jelas.
Bahwasanya ketika ada seseorang yang sedang membacakan ayat-ayat Al-qur'an, maka seharusnya kita tidak bergurau, mendengarkan dengan khusu' dan fokus.
Seseorang yang berkelakuan tercela dan tidak menghormati ketika Qur'an dilantunkan, dicemaskan ia terjerumus ke dalam perbuatan haram dan kekufuran,karena telah merendahkan Al-quran.
Aksi sawer ini juga memberikan dampak buruk terhadap marwah Islam terutama Alqur'an. Para qori dan qoriah sudah seharusnya dihargai dan dijaga kemuliaannya bukan untuk dilecehkan, karena upaya mereka dalam melantunkan ayat Al- Qur'an sebagai syiar dan petunjuk bagi umat Islam. Upaya untuk memuliakan Alqur'an sekaligus para pembacanya hanya bisa terlaksana jika Islam telah diterapkan dalam sistem kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Termasuk diterapkannya Islam dalam sistem pemerintahan di negeri ini.
Wallahu a'lam
Tumblr media
6 notes · View notes
suara-muslim · 1 year
Text
Sawer Bukan Cara Memuliakan Alqur'an.
Penulis: Salsabila N. (Penulis Remaja)
Rasulullah Saw bersabda:
"Telah aku tinggalkan kepadamu dua perkara, kamu tidak akan tersesat selamanya, selama kamu berpegang teguh pada keduanya yaitu kitabullah (Al-Qur'an) dan Sunnah Rasul".(HR. Hakim dan lain-lain)
Al-Qur'an adalah al-Furqan pembeda antara Haqq dan bathil,serta kitab terakhir yang menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya, kitab yang diturunkan kepada nabi terakhir khatmul anbiya' yaitu "Nabi Muhammad Saw".
Maka sungguh tidak pantas jika kitab suci Al-Qur'an yang begitu di muliakan kini dilecehkan dan dihina. Pelecehan pembaca Alqur'an terkategori dalam melecehkan melecehkan Alqur'an itu sendiri.
Viral di media sosial baru-baru ini seorang qari'ah yang tengah membaca Al-Qur'an disawer oleh dua pemuda di Pandeglang, Banten (Hidayatullah, 5-01-2022).
Kejadian yang ditunjukkan oleh dua pemuda tersebut jelas mencerminkan tindakan yang bertentangan dengan adab mendengarkan Al-Qur'an.
Seakan-akan membaca Al-Qur'an seperti mendendangkan lagu dangdut yang penuh goyang seronok. Nilai kesucian Al-Qur'an jelas ternodai oleh perbuatan amoral mereka.
Aktivitas tersebut harus dicegah karena jika hal ini dibiarkan maka akan dianggap hal biasa dan cepat menyebar ke segenap kalangan muslim.
Semakin lama akan terbentuk narasi bahwa Al-Qur'an bukanlah kitab yang perlu dimuliakan lagi, dan disamakan sebagaimana buku-buku biasa lainnya.
Padahal Islam mengajarkan untuk senantiasa memuliakan Al-Qur'an.
Allah SWT berfirman:
"Jika di bacakan Al- Qur'an, dengarkanlah (dengan seksama) dan diamlah agar kamu dirahmati."(QS Al-A'raf: 204)
Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa mendengarkan suatu ayat dari Kitabullah, maka dicatatkan baginya kebaikan yang berlipat ganda. Dan barangsiapa yang membacanya, maka ia mendapat nur (cahaya) di hari kiamat." Dengan terus mencoba untuk memahami dan mentadabburinya, maka hati akan tenang. Apalagi bila dipahami di dalamnya terdapat kabar kabar yang luar biasa.
Agar dapat mencegah semakin luasnya desakralisasi dan pelecehan terhadap Al-Quran, maka harus diupayakan menjadikan lingkungan masyarakat, sekolah maupun rumah supaya dekat dengan Al-Qur'an.
Akan tetapi jika umat masih berada di tengah kehidupan yang berasaskan sekularisme dan kapitalisme, maka kaum muslim sendiri tak akan dapat memuliakan Al-Qur'an dengan keseluruhan atau sempurna. Bahkan mereka akan terus dimasuki pikiran barat agar Al-Qur'an diabaikan bahkan direndahkan.
Hingga akhirnya umat pun jauh dan mulai meninggalkan sedikit- demi sedikit kitab sucinya.
Wallahu alam bishawab
Tumblr media
5 notes · View notes
suara-muslim · 1 year
Text
/PENDIDIKAN ISLAM/
"Tujuan pendidikan sebenarnya adalah untuk membentuk kepribadian Islam dalam pola pikir (aqliyah) dan pola jiwa (nafsiyah). Bukan untuk membentuk manusia sebagai alat produksi. Walhasil, pemuda saat ini acuh tak acuh terhadap agamanya sendiri." (Fastaghfiruu llallah, Aktivis Muslim)
-------
#PahamilslamKafah
#GenerasiMuda Pimpin Perubahan #SelamatkanGenerasidenganIslam
Tumblr media
4 notes · View notes
suara-muslim · 1 year
Text
Tumblr media
/PENDIDIKAN ISLAM/
"Tujuan pendidikan sebenarnya adalah untuk membentuk kepribadian Islam dalam pola pikir (aqliyah) dan pola jiwa (nafsiyah). Bukan untuk membentuk manusia sebagai alat produksi. Walhasil, pemuda saat ini acuh tak acuh terhadap agamanya sendiri." (Fastaghfiruu llallah, Aktivis Muslim)
-------
#PahamilslamKafah
#GenerasiMuda Pimpin Perubahan #SelamatkanGenerasidenganIslam
4 notes · View notes
suara-muslim · 1 year
Text
Tumblr media
Risalah Akhir Tahun
"Peduli Generasi Pemimpin Umat"
"Ketika akidah dan ad-din umat Islam kuat sekalipun mereka dalam kemunduran, mereka berhasil menundukkan dua kekuatan dunia saat itu, yaitu Romawi dan Persia. Tetapi apabila akidah dan ad-din umat Islam lemah, sekalipun mereka sedang berada di puncak kemajuan dunia, Baghdad dihancurkan oleh tentara Tartar yang asalnya datang dari kemah-kemah kecil lagi mundur kehidupan mereka di gurun rumput Mongolia." Fastaghfiruu IlaLlah (Aktivis Muslim)
#PahamilslamKafah #SelamatkanGenerasidenganIslam
5 notes · View notes