HIJRAH
di sore hari tanggal 08 Mei aku sedang merasa bosan. Astagfirullah maafkan aku Ya Allah. Aku sungguh merindukan keberadaanmu. Jauhkanlah aku dari rasa kemalasan dan kantuk yang tidak bermanfaat. Aku ingin menyelesaikan tugasku , maafkan aku jika ini tergesa-gesa.
0 notes
Aku dalam ketersesatan sekarang. Aku bertanya, apa arti cinta pada diriku sendiri. Sisi ke binatanganku menjawab, cinta manusia itu nafsu.
0 notes
Send my love to your past lover.
0 notes
Buka kartu masa lalu (tapi belum buka topeng). Selamat menikmati sajalah, hanya ini yang dapat disuguhkan untuk para majenun yang mampir. Mungkin secangkir kisah pahit masa lalu dapat mengusir dan membuat anda semua segan untuk mampir lagi. Kini majenun sadar bahwasanya majenun sudah tumbuh kembang, termasuk gaya tulis menulis yang berbeda acap kali berpindah bahan pelototan. Tulisan tulisan tuli ini memang terkhusus ditampilkan untuk anda, para majenun, karena seribu kalipun anda mencemoohnya, mereka tuli, tak bisa mendengarnya. Baiklah selamat menikmati masa lalu saya yang kehujanan di dunia melow. Sekarang sepertinya saya cukup dewasa dan menjadi lebih majenun lagi dari masa lalu. “Time has brought me, sir” kata si ketok-ketok blogspot.com. Saya tidak meminta para majenun untuk singgah lama-lama di sini, toh ini bukan warung kopi 24 jam. Kalau mau bersinggah lama, izinlah dengan dua orang tua di kampung halaman. Dasar MAJENUN! Sekian, makasih.
halo, MAJENUN !
1 note
·
View note
halo, MAJENUN !
Buka kartu masa lalu (tapi belum buka topeng). Selamat menikmati sajalah, hanya ini yang dapat disuguhkan untuk para majenun yang mampir. Mungkin secangkir kisah pahit masa lalu dapat mengusir dan membuat anda semua segan untuk mampir lagi. Kini majenun sadar bahwasanya majenun sudah tumbuh kembang, termasuk gaya tulis menulis yang berbeda acap kali berpindah bahan pelototan. Tulisan tulisan tuli ini memang terkhusus ditampilkan untuk anda, para majenun, karena seribu kalipun anda mencemoohnya, mereka tuli, tak bisa mendengarnya. Baiklah selamat menikmati masa lalu saya yang kehujanan di dunia melow. Sekarang sepertinya saya cukup dewasa dan menjadi lebih majenun lagi dari masa lalu. “Time has brought me, sir” kata si ketok-ketok blogspot.com. Saya tidak meminta para majenun untuk singgah lama-lama di sini, toh ini bukan warung kopi 24 jam. Kalau mau bersingah lama, izinlah dengan dua orang tua di kampung halaman. Dasar MAJENUN! Sekian, makasih.
1 note
·
View note
Pagiku Cerahku
Pagi, walaupun mendung. Aku tak pernah membencinya.
Pagi, penuh dengan janji janji kebahagiaan.
Pagi, penuh dengan harapan mimpi.
Pagi, tidak pernah terlambat.
Pagi, dimana pikiran jernih muncul.
Aku sangat mencintai pagi, entah mengapa
ia menawarkan harapan baru akan masa depan selanjutnya.
Aku tak kan pernah ingin melewatkannya.
Melewatkan hawa kesejukan ini.
Pagiku bagaikan langkah awal mengejar mimpi.
Entah bagaimana rasanya jika aku melewatkannya.
Apalagi melewatkan sujud pagi ku.
Semoga aku selalu bangun pagi.
Selalu tersenyum dikala matahari terbit penuh syukur.
Karena aku dibangunkan pagi ini.
Alhamdulillah , terimakasih Allah.
0 notes
Generasi “bukan” Wacana
Kata “Wacana” sudah sering terlempar dalam pembicaraan. Menjadi tren dewasa ini. Mudah orang bilang “wacana”, bukan hal yang tabu lagi untuk lempar isu ini. OMDO, rasanya sudah jarang digunakan lagi. Lebih keren “wacana”.
Berhati-hatilah dengan kata ini. Jangan asal lempar kepada orang. Bisa jadi dia juga dapat berbalik arah padamu.
0 notes
INI tentang PANDA dan CINTA
Jika aku diperkenankan bertemu dengannya.
InshaaAllah apapun yang akan terjadi kedepan aku siap menghadapi.
Tunggulah panda. Aku akan segera bertemu denganmu.
Walau aku tahu kau tak kan pernah bisa punya pemikiran sepertiku.
Kau tidak akan pernah menungguku.
0 notes
KEMBANG kuburan
Aku mulai suka menamaiku kembang kuburan. Pada kenyataannya memang aku adalah kembang kuburan. Bukan kembang desa. Bukan bermaksud apa-apa aku menamaiku kembang kuburan. Ada sesuatu lain yang tidak ingin kuungkap mengapa aku memperkenalkan diri sebagai sebuah kembang. Perkenalkan saya kembang kuburan.
0 notes
kamar MALAM
Kamar Malam.Penuh dengan lesuh kepenatan hidup seharian penuh.
Kamar Malam.Berisi doa-doa permintaan yang sudah terpenuhi. Berisi doa-doa kebaikan untuk esok hari. Berisi ingatan dosa-dosa seharian yang menari-nari. Dosa tanpa disadari.Hidup hanya sekali. Terus terulang kembali.Fluktuatif.
Satu kegelisahan di suatu malam.
"Kenapa hanya Kamar Malam yang dapat menyadarkan?"
Kamar Malam.
Sesak dengan dosa-dosa seharian.
Sesak dengan banyak ucapan bertobat.
Sesak dengan penyesalan.
Sesak dengan kegelisahan yang mengganjal.
Sesak dengan penolakan.
Kamar Malam.Selalu Membutuhkan Kesendirian untuk penghayatan.Penghayatan tobat masa depan.Tobat yang harus dilakukan.
Terkadang juga,Kamar Malam.Beserta kesendirian.Menyakitkan.
Dapat menjatuhkan kembali.
Kembali jatuh di lubang yang sama.
Lebih dari itu juga, "terkadang dan seringkali"
Kenapa hanya sebuah "Kamar Malam" ?
"Kamar" ini sesak.
Dapatkah sebuah "Kamar" berubah menjadi sebuah "Rumah" ?
"Rumah" yang megah.
"Rumah" yang terbuka.
Membuka pikiranku.
Agar ingatanku tak tertuju pada satu sisi kebaikanku.
Namun juga sisi buruk kejahatanku.
Agar seluruh ajaran itu "TERTANAM " di hati.
0 notes
Kebiasaan LamaLama tak bersuaLama tak bersapaLama tak bertemuRindu.Mengapa rindu Kebiasaan Lama?Rindu.Entah mengapa tiba-tiba datangRindu.
Kebiasaan BaruSelalu datang bersuaSelalu datang bersapaSelalu datang bertemuBerubah.Teman baru si Kebiasaan Baru lebih asyik diajak bermainBerubah.Hidup berbeda, Kebiasaan berbedaBerubah.
Ketika mengingat Kebiasaan Lama.Penuh dengan hal negatifTak berproduktifMembuang masa mudaWajah suram
Ketika menyadari Kebiasaan Baru.Penuh dengan hal positifProduktifMengejar masa mudaWajah bahagia
Ingat dua hal yang bertolak belakang ini ketika kau mulai bersalaman 'LAGI' dengan Kebiasaan Lama.
Hiduplah untuk Hari Ini
BARU atau LAMA?
0 notes
Aku Kamuku
Duhai aku
Aku yang sedang
Bersenang hati
Aku yang sedang
Menikmati hari
Aku yang sedang
Ingin tetap begini
Begini oleh rasa
Bahagia ini
Duhai kamu
Kamu yang sedang
Berbimbang hati
Kamu yang sedang
Berbingung pikir
Kamu yang sedang
Ingin keluar pergi
Pergi dari rasa
Carut-Marut ini
Duhai aku dan kamu
Menjalin cinta kasih
Saat aku dan kamu
Keharmonian datang
Diantara aku dan kamu
Saling melengkapi
Tapi aku dan kamu
Tak pernah bersama
Aku dan kamu
Datang silih berganti
0 notes
I am (still) ALIVE. I am not DEAD.
DEAD
DEAD.
DEADLINE.
LINE.
LINE
"DEAD" kematian aktivitas rutin
"LINE" harus sesuai garis yang dilukiskan
Mati Suri sejenak dalam Garis Pembatasan
"LINE" harus sesuai garis yang dilukiskan
"DEAD" kematian aktivitas rutin
LINE
LINE.
DEADLINE.
DEAD.
DEAD
0 notes
Malam, Gelap
Perjalanan malam.
Perjalanan kegelapan.
Perjalanan dimana,
Semak belukar tampak seperti pohon.
Manusia?
Jangan kau pertanyakan itu di kegelapan.
Manusia tak bedanya dengan hewan buas.
Semua tak ada bedanya, bermain insting sama saja.
Perjalanan kegelapan membutakan.
Perjalanan malam penuh jebakan.
Ilusi kegelapan selalu menyelimuti sepanjang perjalanan.
"Jangan lupa membawa senter ya kawan ! dikala kau sedang melakukan perjalanan malam penuh kegelapan"
Karena apa yang kau lihat dan kau tebak belum tentu benar.
0 notes
GABUT
Tak ada standar khusus untuk menyatakan seseorang gabut atau tidak. Toh, itu hanya subyektifitas. Namun, jika subyektifitas opini banyak orang menyatakan seseorang demikian, apakah pantas baginya untuk dinyatakan gabut? Karena ini bersifat subyektif opini publik tak bisa diukur dengan penggaris sekalipun. Tapi, boleh jadi opini publik yang terlanjur ada dan terbentuk itu adalah hasil dari pembicaraan satu dua orang yang menyebar pada banyak orang. Susah sekali memang, mengukur dan mendefinisikan para orang gabut. Apakah itu dapat diukur dengan jumlah keringat tenaga yang dikeluarkan? Atau uang maupun waktu yang dihabiskan? Mungkin bukan masalah itu, secara pengalaman, bagaimana jika seseorang tersebut telah memenuhi persyaratan uang, tenaga, dan waktu namun tak pernah sekalipun mengeluarkan ide pikiran? Menjual komunikasi juga dapat membingungkan makna gabut itu sendiri. Iya, jika mereka tak mengeluarkan apa-apa hanya saja berpengaruh dan komunikatif. Hmm.. susah juga menyatakan orang tersebut gabut. Jika begitu, apakah aku perlu mencari keadilan? Gabut dan adil. Sama saja. Ratu adil sepertinya tak mau menampakkan diri. Tidak baik juga berseru pada banyak orang untuk sebuah keadilan yang tak bisa diukur. Aku masih buram, suratan takdir bagaimana yang membawaku terjerumus pada keadaan ini. Keadaan dimana 4 tahun itu akan selalu berhubungan dengan manusia dalam kerjasama satu tim. Mungkin ini memang jalan takdirku. Setidaknya aku harus bersyukur. Karena kelak aku bukan lagi manusia individualis beregoisme tinggi. Karena disini, kebersamaan adalah kunci utama kesuksesan. Walau dibalik kebersamaan ada duri kecil tajam.
0 notes
Memantaskan Pantas
MEMANTASKAN | Dua hal yang meiliki kata dasar yang sama, bahkan "PANTAS" adalah sebuah kata dasar. "MEMANTASKAN" berasal dari pantas. Sama tapi berbeda makna. Jika kamu pantas, artinya kamu berhak atas sesuatu yang kamu peroleh. "MEMANTASKAN" bukan berarti pantas walaupun berasal dari anak dasar "PANTAS". Ada orang bilang, "Ini semua bukan masalah pantas atau tidak pantas nya dirimu. Namun bagaimana cara kamu memandang ini semua? Jika kamu merasa pantas dan yakin, iya itu memang hak milikmu." Itu yang dia bilang "MEMANTASKAN" diri.
Pantas atau tidak pantas memang bukan diri sendiri yang menilai, orang lain. Guna pribadi hanya memantaskan. Anggap saja dirimu tidak pantas, kau memantaskan dirimu pada bagian tidak terhormat, orang lain akan menganggap rendah sama apa yang kau rasakan. Walaupun sejujurnya tindakanmu hanyalah ingin menangkis arogansi pada sesuatu yang berhak kau dapatkan.
Jika saja, memilih pantas atau tidak pantas, pilih memantaskan. Memantaskan akan sejalan beriringan dengan potensi apa yang kau miliki. Memantaskan berarti punya keinginan untuk pantas. Bukan merasa pantas, apalagi tak pantas. Ambil jalan tengah, memantaskan. Apa yang sudah kau kerjakan biarkan orang lain menilai apakah kau pantas atau tidak pantas atas apa yang ingin kau dapatkan. Masa lalu suram biar tinggalkan, proses apa yang sedang kau kerjakan sekarang lah yang sebaiknya kau pikirkan.
Memantaskan diri walau tak punya apa-apa lebih baik daripada arogan atau penakut terhadap sebuah gelar kepantasan. Tidak perlu takut tak mendapatkan gelar berharga, karena sudah rahasia umum gelar kepantasan dinilai oleh subjek(orang), tentu saja bersifat subjektif banyak orang. Walau terkadang disematkan pula tulisan, ketentuan dan persyaratan-persyaratan "kepantasan", tetap saja subjek yang memberi gelar. Ssst, ini rahasia kepantasan kita | PANTAS
0 notes
Berdiam
Apalah arti kau berlelah lelah
Jika kau hanya duduk berdiam
Menyimak pembicaraan orang
Sudah terlalu lama
Semenjak kau datang
Banyak ucap tak keluar
Mulut bisumu terdiam
Sekedar menengok keadaan
Untuk apalah semua pengorbanan
Waktu yang tercurah
Habis dilahap detik jam
Keringat yang bercucuran
Menapak kebungkaman
Juga pula itu pikiran
Berpikir tapi tak ada
Tak ada perkataan
Kau bilang akan berpendapat
Entah semenjak kapan ketakutan
Melihat orang diseberang
Penuh keberanian
Menyerang mu tajam dengan lidah
Egois mu egois mereka
Bersama dalam satu perdebatan
Perdebatan yang tak sengit sukar
Engkau terlanjur menyerah
Menyerah berucap berkata berpendapat
Kau kalah di medan perang
Medan perang perdebatan
Katamu kau pandai berdiskusi bermusyawarah
Hanya bicara hanya tulisan hanya kenangan
Dalam hati berteriak lantang
Bersuara pelan dalam kalbu jiwa
Tak ada tindakan
Tak ada suara
Wahai engkau yang sedang berdiam melihat
Sudah terlalu lama kau tertidur pulas
Dalam zona kenyamanan
0 notes