Tumgik
sfwhnsn · 7 years
Text
Relax
Dalam perjalanan, di atas motor. Dua orang sahabat memulai percakapan random.
W: Dude, gw penasaran. Kira-kira Allah mau ngasih hadiah apa ya? Gw curiga, hadiahnya bakal canggih banget nih. Soalnya ujiannya muwantep dan berderet wkwk. Istri solihah mungkin yak? Wkwkwk. Aamiin. *kepedean*
A: Hahahaha. Aamiin.
W: Abis ujian kecelakaan waktu itu, lu di kasih hadiah apa sama Allah, dude? Kan luar biasa berat ujian waktu itu menurut gw. Lu hampir aja lewat. Hiks.
A: Perasaan bersyukur, Bro.
W: Hmm.. menarik. Tolong dielaborasi lagi.
A: Gw jadi lebih bersyukur aja sekarang. Saat ketemu keluarga, main sama anak, ketemu istri. Yang itu semua, dulu perasaannya ga kaya sekarang ini. Dan, gw jadi ga gampang marah, lebih sabar gitu deh. 
W: Perasaan syukur dan sabar ya. Bener juga sih. Itu life skill tingkat tinggi tuh. Super penting. Asik dong yaa.
A: Yoi.
W: Hadiahnya intangible ya. Duh, gw terlalu matrealistis mikirnya. *istighfar*
Bro-tips saat dilanda ujian:
Tetap bernafas. Relax.
Minta ampun sama Allah.
Keep husnudzon. Mungkin mau di kasih “hadiah”; dipersiapkan untuk amanah/ujian yang lebih besar; naik kelas.
Cek ke diri sendiri: makin deket, atau malah jadi jauh dari Allah? Kalo jadi jauh, mungkin “teguran”, bukan ujian. *Istighfar
Cek ke diri sendiri: ngadunya ke siapa? Allah? Sosmed? Temen? 
Ujian sifatnya sementara. Datang dan pergi sesuka Allah :)
Jangan “senggol bacok” ke orang lain, terutama orang-orang terdekat. Mereka ndak ada salah. Usahakan dipakai “topeng” cerianya :D
Tangerang, 11.02pm
491 notes · View notes
sfwhnsn · 7 years
Quote
Salah satu rezeki yang jarang disyukuri adalah tidur lelap, nikmat dan berkualitas. Tidur yang bermutu meringankan kita melakukan berbagai kegiatan yang maslahat dan amal amal shalih. Jika tidur kita bermutu, tak perlu waktu lama untuk terlelap, segala letih akan pulih kembali. Tetapi jika tidur tak berkualitas, berjam-jam di pembaringan, lalu menambah waktu untuk beristirahat kembali, tetap tak menyegarkan. Kadang bahkan menyebabkan sakit-sakit di badan. Tak nyaman untuk berkegiatan. Nikmatnya tidur bukan ditentukan oleh mewahnya tempat kita mengistirahatkan badan. Alangkah banyak yang meraih rezeki tidur yang nikmat berkualitas hanya dengan alas tidur yang sangat sederhana. Uang bisa membeli tempat tidur yang mewah, tetapi bukan lelapnya tidur. Sebagaimana uang juga dapat membeli beragam makanan yang lezat, tetapi bukan nikmatnya makan. Apalagi jika setiap kali mau menyuapkan makanan ke mulut sendiri sudah dibayang-bayangi oleh kata-kata kolesterol, asam urat, darah tinggi dan berbagai macam istilah yang mendebarkan lainnya. Badan sepertinya sehat, tetapi tidak ada ‘afiat dalam dirinya. Maka, alangkah tepatnya jika kita senantiasa memohon 'afiat sesudah meminta dikukuhkan iman dalam diri kita. Dari Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyaLlahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam bersabda: سَلُوْا الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فَإِنَّ أَحَدًا لَمْ يُعْطَ بَعْدَ الْيَقِيْنِ خَيْرًا مِنَ الْعَافِيَةِ “Mohonlah ampunan dan 'afiat. Sesungguhnya seorang hamba tidak memperoleh karunia yang lebih baik setelah (memperoleh) al-yaqiin dari menerima 'afiat” (HR. At Tirmidzi). Kita meminta kepada Allah Tabaraka wa Ta'ala sepenuh harap dengan segenap kesungguhan kita: اللهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةَ, اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِيْ دِيْنِيْ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ “Ya Allah, sesungguhnya aku betul-betul memohon kepada-Mu maaf, dan ‘afiat di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku betul-betul memohon kepada-Mu maaf dan ‘afiat pada agamaku, keluargaku dan hartaku.” (HR. Abu Dawud).
Mohammad Fauzil Adhim (via fauziladhim)
115 notes · View notes
sfwhnsn · 7 years
Text
Setelah bertahun-tahun sekolah, dengan alur hidup yang banyak digiring sama kurikulum yang dijalanin, fixed, kadang jadi ‘keenakan’. Sekarang, giliran sudah dilepas untuk mandiri, sempet banyak pertanyaan, jalan hidup kemana, kayak gimana yang mau ditempuh dari sekian banyak pilihan hidup yang ada. Dari sekian pilihan yang ada, mungkin sekarang sudah mulai memilih. Mencoba lingkungan baru, meninggalkan zona nyaman, mengorbankan banyak waktu luang, dan tetap mencoba juggling untuk bisa seimbang di beberapa peran yang sekarang dijalanin. Jangan sampai ada yang berat sebelah. Mudah? Sama sekali enggak. Ini lagi tergopoh-gopoh adaptasi sebenernya :“) Cuma kalau mikir lagi tujuan hidup mau apa, niat memilih jalan yang sekarang kenapa, rasanya ga mungkin dan ga boleh mundur dan menyerah. Semua yang udah ditinggalin, dikesampingin, harus dikompensasi dengan kerja maksimal, niatin Lillaahi ta'ala. Supaya ga sia-sia. Supaya jadi berkah dan mendatangkan banyak kebaikan-kebaikan lain yg insya Allah menyusul.
Semoga lelahnya liLLAH ya ☺
2 notes · View notes
sfwhnsn · 7 years
Text
Totally Agree. Karena kehilangan itu yng mungkin bikin lebih banyak belajar :)
Merelakan Kehilangan
Saya adalah orang yang sulit sekali move on dari banyak hal, terutama kejadian - kejadian buruk yang menimpa. Saya tidak selalu mengerti hikmah di balik setiap kejadian yang saya anggap buruk saat itu juga. Saya bisa menjadi bersedih karena hal itu bertahun - tahun kemudian.
Tapi di belakang hari, di suatu hari di depan, entah itu berapa tahun kemudian, saya baru menemukan. Bahwa saya tidak akan kehilangan tanpa ada yang lebih baik yang diberikan Tuhan.
Setiap kali kehilangan, saya selalu dibelokkan menuju jalan yang lebih menenangkan. Kita memang harus belajar untuk tidak terlalu mempertahankan hal - hal duniawi yang bersifat sementara.
Suatu hari, di suatu masa, kita akan menemukan bahwa kehilangan yang dulu, adalah sebuah kebaikan. Apapun itu.
Suatu hari, di suatu masa, kita akan mendapatkan pemahaman. Kita akan sampai di suatu titik di mana kita tidak ingin kehilangan kita dikembalikan. Bukan karena itu tidak berharga, tapi karena menyadari bahwa itu adalah hal paling baik yang bisa kita dapatkan. 
Kita tidak bisa terus hidup di logika manusia, sebab manusia ada batasnya. Kita hanya bisa merelakan kehilangan ketika yang kita genggam dalam hati adalah iman.
Bandung, 24 April 2017. PS : ini bukan tentang kehilangan roman picisan.
578 notes · View notes
sfwhnsn · 7 years
Text
Ubat Hati Keras
Berkata Ibnu Ruslan رحمة الله تعالى :
“ Ubat hatimu yang keras ada lima. Amalkan kelima hal itu nescaya anda akan selamat :
1. Tidak mengenyangkan perut,
2. Merenungkan makna Al-Qur’an,
3. Rendah diri pada-Nya dengan menangis di waktu sahur,
4. Lalu solat tahajud di malam hari,
5. Dan bergaullah dengan orang-orang yang baik dan soleh. ”
320 notes · View notes
sfwhnsn · 7 years
Text
Hari ini adalah hari pertama kembali ke real life setelah menjalani 'kehidupan lain' beberapa bulan terakhir. Merasa dipaksa harus bisa 'naik kelas' sama Allah dengan keadaan yang ada sekarang Meskipun kehidupan berdaster di rumah lebih menggiurkan mungkin But nothing worth comes easy, rite? Kembali harus terbiasa dengan kondisi unpredictable, adrenalin rush :"""" Bismillah tawakkaltu 'alaLLAH Laa Hawla walaa quwwata illaa billah.
0 notes
sfwhnsn · 7 years
Text
Kadang bertanya "kenapa ya?" Tapi yasudah. Ga semua hal bisa ditemukan jawabannya sekarang. Sementara hanya butuh penerimaan :")
0 notes
sfwhnsn · 7 years
Text
Back to real life
Setelah sekian bulan berkutat di zona nyaman. Mobile kemana-mana, jadwal bisa diatur sendiri, udah kayak kutu loncat. Ada event, kajian, atau acara keluarga dimana2 availabilitas cukup tinggi. Dan sekarang bersiap (kembali) memasuki real life dimensi yang lain. Yang waktu bukan lagi punya sendiri. Yang ga akan bisa selalu ngikutin pergantian siang-malam dengan leluasa. Dan yang jelas kembali belajar untuk menomorsekiansekiankan urusan dan kepentingan pribadi. Kembali belajar empati. Kembali dengan dinamika perasaan dan keilmuan yang bikin suka berdebar, gelisah. Kembali menyadari, buanyak hak orang lain, yang dititipkan di diri ini. Kembali harus terbiasa melihat kesulitan, kesempitan, airmata, bahkan menuju kematian. Semoga banyak hikmahnya, semoga lebih banyak bersyukur. Mungkin ga selalu akan mulus. Mungkin ga semua yang diharapkan bisa tercapai. Tapi Bismillah. Semoga Allah jadikan ini jalan yang barokah dalam mengabdikan ilmu. Semoga Allah tuntun dan bimbing sepanjang perjalanan, tak dilepaskan. Syukur Alhamdulillah, diberikan tempat, lingkungan, media belajar yang insya Allah sangat baik. Sejalan sama mimpi dan passion selama ini. Terharu, Allah baik banget :" Semoga aku tidak termasuk golongan yang sia-sia dan merugi. Lemme say : welcome back those sleepless nights. Tapi selamat datang juga, ladang amal yang baru. ❤
0 notes
sfwhnsn · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
Alhamdulillahirobbil ‘alamin. Hari ini berkesempatan melipir di acara Gebyar Jalan Sehat se-Menteng Dalam. Alhamdulillah, ramai sekali, masyarakat antusias, lebih dari 1000 peserta terdaftar. Acaranya ada jalan sehat, pelayanan kesehatan umum (timbang, tensi cek asam urat dan gula darah), konsul dokter kulit, dokter anak, pemeriksaan dokter gigi, dan usg oleh dokter kandungan, dan pembagian doorprize. Masya Allah, paripurna, Alhamdulillah rezeki masyarakat menteng Dalam 💕
Rezeki lainnya, hari ini salah satu PJ pelayanan kesehatannya dr. Gintha, Sp.OG. Beliau mengajak teman-teman sejawatnya, yg dulu se-kosan, yang kini sudah menjadi dokter anak, dokter kulit, dokter gigi buat melipir membaktikan secuil dari ilmunya disini. Menjadi bagian dalam ikhtiar untuk perubahan Jakarta yang lebih baik, yang ikhtiar ini kini sedang digempur (sangat) habis-habisan. Bahkan ga semua mereka orang DKI, tapi salutnya, karena mereka tau, insya Allah, ikhtiar ini akan Allah catat, dan menelurkan banyak keberkahan. Ini mungkin salah satu #friendshipgoals. Bukan tentang berada di jalur politik yang selalu sama. Tapi punya visi yang sama untuk berkhidmah, untuk menebar manfaat.
Dan langsung……teringat sama ceciwiciwi keshayangaaan di foto ini. Semoga kita ga sekadar seiring di hari kemarin. Semoga kita juga ga sekadar punya ritme tertawa yang (masih akan selalu) sama. Tapi semoga derap langkah kita pun seiring, berada di jalan yang Allah ridho, Allah berkahi. Kita bisa menjadi bagian dari pergerakan menuju kebaikan, sudah setinggi apapun sejauh apapun ilmu kita nanti. Semoga Allah kumpulkan kita selalu dalam kebaikan, di dunia ataupun di akhirat. ❤❤
1 note · View note
sfwhnsn · 7 years
Quote
The heart is the most resilient organ we have. It can be crushed. It can be shattered. It can be stabbed. It can even have essential parts of it amputated, due to necessity. And yet, it can survive. It can regrow. And remake itself, again and again and again. This is the miracle of the heart.
Yasmin Mogahed (via islamicrays)
It can survive. It can regrow. ❤
214 notes · View notes
sfwhnsn · 7 years
Photo
Tumblr media
2 notes · View notes
sfwhnsn · 7 years
Quote
Tak ada yang lebih mulia di hadapan Allah Ta'ala kecuali doa.
Bapak Pembina Daerah KarTim
Ndak mudeng, saya selalu ngefans dgn wejangan ini. Jadi semacam alarm: Dan, koe cuma manusia, hlo. Doa! Doa! Doa! Do everysinglething Lillah.
(via saathujanreda)
2 notes · View notes
sfwhnsn · 7 years
Text
Jangan lupa untuk meng-hidup-kan hari ini. Karena yang kemarin sudah lewat, ga akan kembali, namun hari esok pun belum tentu datang. Jadi kalau mau berubah, ya harus mulai dari hari ini :)
Mari kita tanyakan pada diri sendiri, sudah berapa usia kita saat ini? Lalu, sudah berapa usia kita yang dicuri oleh waktu? Tahukah kamu bagaimana waktu mencuri usia manusia? Waktu mencuri usia manusia melalui angan-angan akan hari esok sehingga kita melupakan hari ini, terus berulang setiap harinya hingga usia kita habis. Saat kecil, kita ingin menjadi remaja. Saat remaja, kita ingin menjadi dewasa. Saat dewasa, kita ingin menikah dan berkeluarga. Saat berkeluarga, kita ingin melihat anak kita tumbuh dewasa. Dan kita sendiri telah menua. Di hari tua, kita ingin kembali ke masa muda, sementara senja sudah di depan mata.
1K notes · View notes
sfwhnsn · 7 years
Quote
“Live neither in your past, or in your future. You cannot change the past, nor can you definitively predict the future. For if you hold yourself hostage to the sins and bitterness of the past, and occupy yourself with fears of suffering in the future, you will be losing on your presence, hence not living at all. What is worse than suffering itself, is living hostage to such fear. Be assured that Allah Ta'ala is close to you, closer than you think, and closer than me and you can ever comprehend”
Shaykh Muhammad bin Yahya Al-Husayni (via islamicrays)
Nih. Inih.
136 notes · View notes
sfwhnsn · 7 years
Text
Percakapan sama senior. S : Teh, kok dalam waktu sekian bulan, cepet banget, bisa yakin ? N : ya kata orang yang ngeliatnya sih emang nampak cepet. Padahal didalemnya teeeeh.....teu pararuguh. Galau tingkat apa tau lah....😭😭 S : Teh. Eta pisan. Sedetik bisa rasa sejam. Hati bisa goyah, goyang kamana-mana. Syaitan berbisik biar gelisah, was-was, ber-prasangka macem-macem, supaya lupa untuk tawakkal. N : Peh, pesan teteh, apapun semoga Allah tunjukkin yg terbaik. Harus tetep waras ya Peh, dalam keadaan begini. Insya Allah Teh. Aku harus tetep waras. Harus tetep nitipin segala sama Allah, setelah ikhtiar sebaik-baiknya, tentu saja. ☺
0 notes
sfwhnsn · 7 years
Quote
Pada banyak waktu, emosi butuh pelampiasan, bukan? Tidak dipendam sendirian tanpa sebuah kerelaan, yang berakhir memenjarakan.
K. Aulia R. (via ourmetime)
162 notes · View notes
sfwhnsn · 7 years
Text
Tentang Berbagi
Semua ada zamannya ya. Dari dahulu, memang sangat extrovert, ekspresif. Dan bercerita, brainstorming, deeptalking adalah salah satu hobi. Tapi kalau dulu, mungkin kalau cerita apapun, seneng atau sedih, rasanya seneng kalau direspon dengan bayang bayang perasaan yang membahagiakan, dengan angan-angan manusia. Dulu banyak lupa rasanya, untuk melibatkan Allah dalam setiap momen hidup. Dikira manusia bisa menjawab segalanya. Sekarang rasanya zaman berganti. Mulai belajar selektif dalam berbagi. Tentang apa yang akan dibagi, urgensi nya bagaimana, manfaat atau nggak, pantas atau nggak, dan kepada siapa akan berbagi. Karena ternyata ini sangat berpengaruh. Tidak semua hal ketika dibagi akan mendatangkan kebaikan. Tidak semua orang bisa menjadi tempat yang tepat untuk dibagi. Dan sekarang bahagia, ketika berbagi, jawabannya bukan lagi dengan 'selamat ya' terhadap kebahaiaan atau 'jangan bersedih' dalam cerita duka, and so on. Tapi lebih banyak diingatkan untuk banyak merapat sama Allah. Manusia bukan apa apa, yang bisa mendatangkan bahagia atau menghilangkan duka. Hati manusia kan Allah yang genggam. Allah yang bolak balik. Jadi, mau senang, mau sedih, itu sudah hukum yang Allah tetapkan untuk menjadi bagian dari cerita hidup. Merapat sama Allah, menitipkan segala urusan kita, tawakkal, itu menjadi wajib. Tapi tetap, kehadiran orang di sekitar tetap menjadi penting. Karena kita butuh lingkungan yang baik. Yang supportif juga. Allah bilang, Allah mencintai orang yang bertawakkal. Kalau Allah sudah cintai kita, apa yang sulit bagiNya untuk melapangkan kita dalam sempit, mengangkat saat terjatuh, dan membahagiakan saat berduka?
0 notes