sevtiapianus-blog
Sevtia Pianus
Manusia yang belajar hidup dari cobaan-cobaan yang dialaminya, pecinta buku dan photography
27 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
Last Seen Blogs
jeweledunicorns
A Dappervolk Blog
edenblossom5
eden's blog
shinypond
Shinypond
arehman407292
Untitled
yellow--moon
I will protect you my feeble turtle duck
Audio
Don’t You Give Up, I Won’t Give Up Let Me Love You
0 notes
Text
Temu-Hilang-Ganti
Manusia tampan, cantik, ganteng, manis, hitam, putih, sawo matang dan lainya. Dilahirkan dengan fitrah dan kebebasan, memilih dan dipilih, ditinggalkan dan meninggalkan.
Waktu berjalan, membentuk pola kehidupan, mandiri, keras kepala, baik hati, cerewet dan pendendam, semua terbentuk dengan pola waktu.
Bodoh menjadi pandai, cerdik menjadi licik, baik hati menjadi jahat, pemaaf menjadi pendendam, pola lingkungan membentuknya.
Berani menjadi penakut, muda dan tua memilikinya, keberanian untuk memiliki dan ketakutan untuk kehilangan, berani mempertahankan yang sudah dimiliki akan tetapi takut untuk kehilangan atas apa yang dimiliki.
Dibalik itu ada satu kata yaitu pengganti, menggantikan yang hilang, menggantikan yang pergi dan menggantikan yang berlalu, jika telah ada pengganti tak kan ada ketakutan akan sebuah kehilangan.
Tak seharusnya ada kata pengganti jika tak ada kata kehilangan, dan tak seharusnya ada kata kehilangan jika tak ada kata menemukan,
Batusangkar 19-10-16
0 notes
Text
18 dan Sajak Aku tak Kan Kembali
18, angka yang memiliki nilai lebih dari kehidupan saya, dimana angka ini awal saya melihat dunia, menangis sekeras-kerasnya dan tertidur dengan nyenyak nya.
18, angka yang memiliki cerita yang sangat berharga bagi saya, mengarungi dan mengisi kehidupan saya selama 5 tahun lamanya, dan di angka ini saya mengingat terus teringat makna dibalik kejadian-kejadian yang saya alami baik itu sendiri atau pun bersamanya.
Pada angka 18 saya membuat sebuah sajak yang berjudul Aku tak kan kembali, makna dari sajak itu tak akan ada situasi yang sama jika aku kembali, tak kan ada posisi yang sama jika aku kembali.
Tak ada lagi situasi dimana suatu hubungan itu dipisahkan oleh jarak, tak ada posisi yang hanya sebagai matahari dan bulan.
Saya akan menjadi teman hidup untuk mengisi hari-hari bersama bukan sebagai seorang yang bisa datang dan pergi dengan sesuka hati.
Tuhan tidak hanya menghadirkan orang yang tepat tapi juga memberikan waktu yang untuk menjadi teman hidup.
Batusangkar, 18-10-16
0 notes
Text
Aku Tak Kan Kembali
Aku tak kan kembali seperti situasi yang dulu.
Aku tak kan kembali untuk menjadi seperti posisi yang dulu.
Aku tak kan kembali....
Batusangkar, 18-10-16
0 notes
Text
Sebuah Kata “MAAF”
Dalam pemahaman orang-orang banyak kata maaf adalah sebuah penyesalan atas suatu hal yang telah dilakukan dan berjanji untuk tidak mengulangi nya lagi.
Maaf, memiliki konsekuensi luas yang sangat multi tafsir dan kata yang sering sekali digunakan bagi orang yang melakukan suatu kesalahan baik itu hubungan sesama manusia atau dengan Tuhan.
Ketika beribu-ribu kata maaf telah diucapkan maka beribu-ribu penyesalan yang akan menghampiri apalagi jika konsekuensi dari kata maaf berakibatkan kehilangan orang yang selama ini ada dalam kehidupan kita, karena sebuah kesalahan yang dilakukan berulang-ulang bahkan sekali pun melakukan kesalahan.
Itu yang terjadi dalam kehidupan individu dan hubungan satu sama lain bagi satuan manusia, bagaimana jika hubungan dengan masyarakat luas, akan banyak pemahaman dan nada-nada sinis yang mengatakan maaf telah dimaafkan tapi konsekuensi tetap dijalankan.
Bagaimana kata maaf itu tidak menghilangkan efek yang terjadi bagi seorang yang melakukan kesalahan, kesalahan membuat bekas luka yang tidak bisa sembuh dengan hanya disiram oleh air, tapi juga memerlukan obat-obat yang tak murah.
Dalam hubungan sesama manusia sering terjadi kesalahan yang berbekas dihati, tak bisa dilupakan dan kadang terbawa sampai mati. fitrahnya manusia untuk melakukan kesalahan agar dapat menemukan sebuah kebenaran atau kebaikan.
Manusia sering melakukan suatu kesalahan entah itu di sengaja atau tidak di sengaja agar mendapatkan pelajaran dari kesalahan nya tersebut, dan hanya beberapa saja yang sadar untuk tidak melakukan nya lagi di lain waktu, selebihnya hanya berlindung dari sebuah kata mujarab yang bernama maaf.
Lidah manusia dengan mudah mengatakan kata maaf, mengekpresikan nya dari wajah-wajah kesedihan dan penyesalan, dan Maha Pemaaf hanya lah milik Tuhan seorang menerima penyesalan manusia dan melupakan semua hal yang terjadi dari sebuah kesalahan tanpa membawa embel-embel konsekuensi.
Semoga masih ada kata maaf yang tidak memiliki konsekuensi ditinggalkan bahkan dihilangkan, kata maaf bukan untuk dihilangkan bahkan dilupakan tapi kata maaf untuk kembali bersama untuk hidup berdampingan seperti sediakala.
Batusangkar, 11-102016
0 notes
Quote
Some things are hard to write about. After something happens to you, you go to write it down, and either you over dramatize it, or underplay it, exaggerate the wrong parts or ignore the important ones. At any rate, you never write it quite the way you want to.
Sylvia Plath, The Unabridged Journals of Sylvia Plath
(via booksqouted)
7K notes
·
View notes
Text
Pilkada DKI hari ini
Jakarta memang perwakilan peta politik dari seluruh Indonesia, banyak hal yang terjadi di Jakarta berimbas ke daerah baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
Kekacauan yang terjadi di Jakarta daerah pun ikut serta untuk berperan setengah-setengah bahkan aktif dalam perpolitikkan Jakarta, semuanya punya argumentasi dan terkotak-kotak dalam ambisi.
Begitu pun dalam porpolitikan Pilkada, yang tidak bisa memilihpun akan ikut serta untuk mendukung usungannya, walaupun dengan adu argumen-argumen.
Dalam lini massa twitterland telah tersebar buzzer-buzzer pasangan calon, baik itu yang resmi atau pun tidak resmi. dan jika ada salah satu pasangan calon yang melakukan blunder maka akan siap-siap saja untuk dikritisi.
Akhir-akhir ini yang terjadi adalah sebuah video yang menjadi viral di beberapa media massa saat pasangan calon melakukan yang bisa disebut dengan blunder. Masyarakat Jakarta khususnya Indonesia sangat sensitif dengan isu-isu SARA, karena budaya Indonesia bukan budaya barat yang bisa secara terang-terangan mengkritik Agama, Suku, dan Ras.
Bangsa ini bangsa Melayu yang mengedepankan etika dan estetika, menjujung keramahan dari pada kebencian, maka jangan salah jika Indonesia disebut salah satu negara ramah dan murah senyum.
Tapi ramah dan murah senyum tersebut bisa hilang jika salah satu dari agama, Suku, dan Ras terusik, bahkan satu sama lain bisa saja baku hantam untuk membela masing-masing.
Orang-orang Indonesia yang tinggal lebih lama di luar negeri pada umumnya lebih toleran dan lebih demokrat dari pada orang-orang Indonesia yang tidak pernah ke luar negeri bahkan hanya sebentar ke luar negeri.
Begitu pula pelomik yang terjadi belakangan ini, yang satu melapor dan yang satu dilaporkan serta yang dilaporkan melaporkan balik, judul laporanya pun memiliki benang merah tentang penistaan agama.
Saya bukan ahli tafsir dan saya bukan ahli bahasa, dengan penggunaan kata satu bersangkut dengan katu satu lainnya sebagai objek dari kata tersebut sangat memperngaruhi bahkan jikalau dihilangkan salah satu kata yang berkaitan dengan konteks kalimat.
Al-Quran memiliki susunan kata yang komplek dan bisa berubah satu makna ke makna yang lainnya jika salah satu tanda baca berubah tapi tidak merubah huruf.
Begitu pula dengan arti secara harfiah dalam bahasa Indonesia, untuk memahami Al-Quran tidak hanya dengan menggunakan arti secara harfiah tapi juga dengan arti secara tafsiran (makna) yang lebih luas.
Penggunaan Surat bahkan ayat dalam Al Quran tidak lah boleh serampangan bahkan seenaknya saja, ujung-ujungnya yang akan terjadi adalah pro dan kontra dari penggunaan ayat tersebut.
Dalam konterks ini saya memahami jika pasangan calon tersebut menggunakan ayat dengan maksud untuk tidak dibodohi orang-orang luar yang tidak mendukungnya tapi kesalahan yang terjadi adalah pasangan calon tersebut seharusnya tidak menggunakan ayat-ayat atau bahkan surat-surat dalam kitab suci, biarkan saja para pemuka agama menyeruhkan ajaran agamanya bagi umat mereka masing-masing.
Setiap agama memiliki khalifah dalam agamanya masing-masing dan para khalifah ini memiliki amanah dan ajaran bagi umat mereka masing-masing, dalam konteks ber-Indonesia, pancasila sangat menjujung tinggi nilai-nilai ke-Tuhanan Yang Maha Esa, bagimu agamamu bagiku agamaku.
Sekarang roda telah bergelinding, laporan tentang penistaan agama telah masuk dalam ranah pidana, kebenaran hukum akan ditentukan di pengadilan jika laporan tersebut masuk dalam pengadilan.
Semoga apa yang terjadi hari ini bisa menjadi pelajaran bagi lainnya persoalan agama sangat sensitif setiap umat beragama punya ghirah dalam diri masing-masing.
Batusangkar, 09-10-2016
untuk agama, bangsa dan tanah airku
0 notes
