Tumgik
sebintiksstuff-blog · 5 years
Text
The Only One "Why"
Aku pernah baca ungkapan ini,
"Lalu apa yg akan kamu lakukan, jika pergi membuatmu sakit, namun bertahan membuatmu terluka?"
Aku pernah memilih pergi. Memilih menyerah. Aku melihat esok bagi kami tak lagi ada. Lalu untuk apa bertahan?
Sakit iya. Tapi tidak sesakit pergi karena rasa sayang yg tidak lagi ada, tidak sesakit pergi karena penghianatan. Melainkan tradisi yang tak se-kasta.
Malam itu, kita memilih berpisah. Aku meminta untuk menghilang sekejap. Hatiku lemah. Tidak mungkin bisa aku melangkah maju jika dia masih membayangi. Ketika itu dia hanya diam. Tidak mengiyakan namun tidak meminta ku tinggal.
Sehari. Dua hari. "Aku baik-baik saja", gumam ku. Sekarang aku jago berdusta. Sebab berkata jujur tak akan merubah keadaan.
Beberapa waktu kemudian, dipertengahan malam itu, ketika keheningan malam semakin mencekam, hati semakin peka untuk merasa dan pikiran terperangkap dalam gua masa silam. Dia menyapa.
"Hi. Bagaimana kabarmu?"
Kabarku? Aku hancur. Hatiku retak terluka. Begitu sakit sampai aku tidak lagi bisa menangis. Aku muak dengan tradisi keluargamu yang kolot itu.
"Mama ku sedih dan menangis. Ayahku padahal sudah mendapatkan informasi mengenai prosesi akad nikah di masjid sebelah rumah".
Lalu untuk apa informasi ini? Untuk membuatku semakin meratapi betapa semesta sangat membenci kita? Aku senang ibumu memikirkan ku. Aku senang ayahmu mengusahakan ku. Walaupun pada akhirnya mereka tak berkutik memperjuangkan aku dihadapan keluarga besarmu.
Ada kalanya aku hanya tertawa melihat diriku di cermin. Sungguh lucu nasibku. Aku mencintaimu dan tak bisa memilikimu. Sungguh ironis merasakan kutukan tradisi dan kasta yg turun temurun di keluargamu itu. Ini sudah abad ke 21.
Ke esokan harinya..
Dia menelpon. Kami bercerita panjang dan mendalam. Betapa kutukan itu menyiksa kami. Dia bercerita tentang pertikaian hebatnya dengan tantenya. Tantenya, kakak tertua dari ayahnya adalah sosok yang dituakan dan pemegang segala keputusan di keluarga besarnya. Berkat wanita setengah baya inilah perasaan kami terpontang-panting tak karuan.
Dia bercerita dengan suara sedikit parau. Dia menangis, gumam ku. Aku bisa merasakan betapa berat situasinya. Betapa hancur hatinya ketika wanita itu berteriak, "keluar kau dari rumahku" saat ia masih menyantap makan malam di meja bersama anggota keluarga wanita itu.
Mungkin aku egois. Aku hanya memikirkan diriku yang begitu malang harus ditinggalkan. Lalu apa yang harus aku lakukan? Jika pergi pun membuatku terluka. Namun aku juga butuh kepastian. Tak mungkin aku bertahan untuk sesuatu yang sudah tak bisa lagi menahanku.
"Aku ingin tetap berusaha. Aku masih akan terus mencoba. Bisakah kau menunggu sedikit lagi?" Katanya.
Sungguh, kalimat ini seperti mantra yang menyembuhkan. Entah apa yg dia lakukan. Malam itu, segala kekhawatiran lenyap. Gelisahku hilang. Kami terjerumus ke obrolan yang semakin ringan dan sederhana. Kami melupakan masalah pelik yg tak akan bisa lenyap dalam semalam sekalipun kami bahas hingga pagi. Kami bercerita tentang apa saja yg kami lakukan beberapa hari ke belakang ketika komunikasi kami tak berjalan. Sungguh obrolan ini yang aku rindukan.
Untuk saat ini, aku hanya ingin kita baik-baik saja. Aku tidak ingin memikirkan hal lain. Aku hanya ingin menikmati saat-saat ini, yg mungkin akan berakhir.
Dia mungkin tidak pernah berpikir tentang satu hal ini. Bahwa ketika aku berkata aku mencintainya, itu berlaku untuk segala keadaan. No matter what.
3 notes · View notes
sebintiksstuff-blog · 6 years
Text
When people talked with me with words.. But I talked with them with heart.
My pieces
0 notes
sebintiksstuff-blog · 6 years
Text
Di akhir kisah, aku yang pilu
Waktu tak lagi bisa aku buru
Kau yang ku tunggu, bertahun - tahun lalu
Bersimpuh meminta luluh
Kenangan pun tak sudi lagi kau sentuh
Kau menyerah, melebur bersama waktu
Kau relakan diri termakan kecewa kisah masa lalu
Berlutut, marah dan menangis
Mengutuk diri atas penghianatan dia yang dulu mencuri hatimu
Kau merontah, merasa hidupmu paling penuh gemuruh
Kau menjadi manusia tak punya rasa, mati
Hilang semua yang ada padamu
Kau lenyapkan juga 'sosok' yang aku rindukan dalam dirimu
Kau merasa paling hancur di muka bumi,
Paling sial di muka bumi
Aku terpaku tiada daya, apa boleh aku meminta?
Kau tengoklah sekejap keadaan ku
Jika kau umpamakan dirimu patah dan hancur, Maka apakah aku ini?
Debu?
0 notes
sebintiksstuff-blog · 6 years
Text
She killed the older version of herself.
The tiny spark inside her grew brighter.
The smile on her face turned real and grew wider.
From a sad soul to a happy soul,
She learnt not to lose herself for anyone.
Discovering the mystery in her,
She lives a life void of tears.
@therendingflame
2K notes · View notes
sebintiksstuff-blog · 6 years
Text
Ini baru Tumblr yang diblokir penguasa, yang mungkin biasanya bisa berkali-kali kamu buka dalam sehari. Lalu bagaimana dengan Al-Qur'an yang sudah syukur jika kamu buka sekali saja sehari, yang mungkin tanpa sadar pernah terblokir sehari penuh oleh kesibukanmu sendiri?
— Taufik Aulia
923 notes · View notes
sebintiksstuff-blog · 6 years
Link
Yang masi bisa buka tumblr, maukah kita sama sama membela halaman ini? Ahseg. 
Ramaikan yuk @gincumerah @jagungrebus @hujanmimpi @estehmanistanpagula @kunamaibintangitunamamu @melisalalalaa @a-hap @aksarannyta @kotak-nasi @lookitasari @sendingfailed @crescenthemums @rubahlicik @dwsrkhns tag yang lainnya juga ya, ehe ehe ’-’)/
2K notes · View notes
sebintiksstuff-blog · 6 years
Text
Tidak mengetahui semua hal adalah cara untuk bahagia.
Semarang, 7 Maret 2018.
0 notes
sebintiksstuff-blog · 6 years
Text
Kenyataannya, membangun kembali apa yang pernah roboh, tidaklah mudah. Bahkan mustahil untuk bisa kembali sama.
Kepercayaan dan rasa yang sudah termakan waktu.
0 notes
sebintiksstuff-blog · 6 years
Text
Hukum Alam
Bagi seseorang yang tidak mempercayai orang lain, maka dia tidak akan mendapatkan kepercayaan.
That's life~
1 note · View note
sebintiksstuff-blog · 7 years
Text
Pupus
Kamu ku perhitungkan. Sejak malam itu, sejak segalanya kau utarakan. Tetapi keseriusan dan ketulusanmu belum bisa ku rasakan, apalagi satu persatu hati mengaku pernah kau singgahi juga, bukan hanya aku. Lalu, apakah aku ini? Kau, hari ini atau besok, akan ku hapus.
0 notes
sebintiksstuff-blog · 7 years
Quote
Padahal aku bukan rumah, namun kau selalu singgah. Padahal aku tidak pernah menyuruhmu bertamu, namun kau selalu mengetuk pintu. Padahal aku tidak mempersilahkanmu masuk, namun kau sudah bersiap untuk duduk.
(via pintalan-pelangi)
65 notes · View notes
sebintiksstuff-blog · 7 years
Text
Kita Sedang Patah.
Hai, Hati! Apa kabarmu? Masih kuatkah kau bertahan, memapah selubung duka? Akhir-akhir ini perjalanan kita rumit. Terhalang oleh banyaknya jerami yang menyimpan tumpukan duri. Tangis selalu berderai bagai hujan dibulan januari. Masih mampukah kau bersahabat dengan perih yang tak terperi?
Andai kau tak punya indera perasa. Andai kau tak melekat dengan jiwa. Mungkinkah kita dapat menjalani hidup dengan ‘baik-baik saja’?
Ketahuilah, Hati. Aku pun lelah lelap dalam sedu yang terus terisak. Aku taklagi kuat berlama-lama tenggelam dalam air mata yang beriak. Aku bahkan bosan berjalan dengan langkah yang terpincang-pincang.
Hidup memang tidak pernah semudah ketika kita menyalakan televisi. Hidup tidak pernah semanis kue ulangtahun yang semasa kecil sering kau cicipi.
Orang-orang yang berhati itu sedang giat meracuni kita dengan cacian. Tenang, Hati. Aku bersamamu. Walau mereka seringnya membuatku menjadi perempuan yang terlalu perasa. Yang meski tak berhenti tersenyum mengiringi hari, namun tak lantas meredakan tangis secara sembunyi-sembunyi. Walau mereka telah mengubahku menjadi seorang penipu. Berperan layaknya perempuan tangguh, padahal sebenarnya mudah runtuh.
Hati, tersungkur memang menyakitkan. Jatuh memang tak mengenakkan. Menjadi patah bukan yang kita inginkan. Namun kuatlah. Kita masih berbekal rengkuhan Tuhan. Ia didekat kita, tak pernah menjauh barang sebatas mata. Tangan-Nya sedang bekerja. Merekatkan kembali bagian-bagian yang terpisah. Tidakkah kita rindu dengan bahagia? Sabar, bahagia pasti menghampiri kita.
Aku dan Hati yang patah. 11:48 am. Friday, July 10. 2015
56 notes · View notes
sebintiksstuff-blog · 7 years
Audio
0 notes
sebintiksstuff-blog · 7 years
Audio
0 notes
sebintiksstuff-blog · 7 years
Quote
Kecewakah? Cemburu? Ataukah egomu yang tersakiti? ….bukan hatimu (?)
Melody Hujan
0 notes
sebintiksstuff-blog · 7 years
Text
Dilema anak 20+
Karena hidup diusia ini selalu tentang "cinta". Jaman dimana anak-anak ingusan sudah mengerti apa itu gebetan, dan yang berumur malah tak berpasangan. Jaman dimana yg memproklamirkan jomblo itu merdeka justru dianggap topeng kesepian. Ayolah. Menjadi 'single' itu tidak semenyedihkan yang si 'double' katakan. WHY? karena ada orang yang sengaja menjaga hatinya untuk yang dia anggap pantas. Simplenya gini, lebih cepat laku mana, mobil ferrari atau sedan? silakan dijawab sendiri 😆 Kalian pernah mmbayangkan ketika sudah brpacaran bertahun2, jalan ke sanalah, jalan ke sinilah, dia sakit kamu yg jagain, suruh dia makanlah, beliin obat dll, lalu kemudian putus. Dia jalan sama yg lain, nikah sama yg lain. nah? jadi selama bertahun-tahun itu apa yg kita lakukan? Hanya jagain jodoh orang. Sedih gak tuh? Tapi sih balik lagi, tergantung tiap orang mau memilih jalan mana untuk menjemput kebahagiaannya 😊 Semoga kita dipertemukan dengan yg benar-benar jodoh ya jadi gak salah jagain org hehe.. Selamat menikmati irama hujan #Semarang #MelodyHujan
0 notes
sebintiksstuff-blog · 7 years
Text
Embun
~ Aku adalah embun di ujung daun yang menggigil menunggu jatuh, lalu kau angin yang mempercepat tiadaku ~
0 notes