Tumgik
sampahnegara · 7 years
Photo
Tumblr media
Yo mosok aku ngrumat bojone uwong rek, dadi tempat penitipan lak an, yo ojo sampek lah 😆
0 notes
sampahnegara · 8 years
Text
Wajah Negeriku
Upaya modernisasi yang dilakukan oleh negara-negara maju kepada negara-negara berkembang masihlah belum cukup untuk menuntaskan kemiskinan, kebodohan pada negara berkembang. Menurut Huntington (1996) Cita-cita yang dijunjung tersebut telah banyak memberikan sumbangsih buruk pada berbagai negara berkembang, karena konsekuensi dari modernisasi adalah timbulnya berbagai konflik peradaban, diantaranya adalah berbagai konflik etnis, suku, ras, agama dan gender. Meskipun usaha-usaha untuk menanggulangi hal tersebut sudah dilakukan oleh berbagai lembaga internasional, konflik yang terjadi pada negara berkembang tidak kunjung selesai dan semakin bertambah. Tidak hanya konflik yang dilatar belakangi SARA saja yang tumbuh di negara berkembang, akan tetapi konflik-konflik yang dilatar belakangi perbedaan kepentingan, ekonomi dan lain-lain juga meningkat. Konflik yang berupa tindak kejahatan pembunuhan, pemerkosaan, penyelundupan narkoba, pelecehan seksual, perkelahian antar pelajar dan lain-lain juga meningkat di negara berkembang seperti Indonesia. Kesemua faktor terjadinya tindak kejahatan yang dilatar belakangi ekonomi, kepentingan, suku, ras, agama, dan gender sering menjadi topik panas di televisi nasional. Pada harian Republika (29 September 2015) terjadi pembunuhan yang dilakukan oleh puluhan orang terhadap Salim Kancil secara sadis bertempat di Desa Selok Awar-awar Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang, kejadian pembunuhan tersebut dilakukan dengan cara menyetrum korban, menggergaji korban dan menghantam korban dengan batu. Sebelum terjadi pembunuhan tersebut, ada sebuah rapat besar yang dilakukan oleh para pembunuh untuk menyingkirkan sosok aktivis lingkungan tersebut.Ketika melakukan aksinya, korban berada di rumah sambil menggendong cucunya, kemudian datang puluhan orang berkendara sepeda motor dengan membawa senjata tajam, korban lalu masuk ke rumah untuk menaruh cucunya agar tidak terjadi apa-apa pada cucunya, tak berlangsung lama setelah korban keluar rumah, korban lalu diseret ke balai desa untuk disiksa menggunakan gergaji, alat setrum, kayu dan lain-lain, lalu korban dibawa ke jalan raya sehingga terjadilah pembunuhan sadis di jalan raya dekat tempat pemakaman. Kasus pembunuhan ini sampai sekarang masih diselidiki oleh berbagai elemen masyarakat, dari polisi sampai lembaga swadaya masyarakat. Salim Kancil (52 tahun) adalah sosok aktivis lingkungan yang berusaha untuk menyingkirkan penambangan ilegal di Lumajang, dia beserta warga desa yang kontra dengan penambangan pasir sudah melakukan berbagai usaha  untuk menyingkirkan penambangan pasir yang dilakukan oleh berbagai perusahaan di Lumajang mulai dari aksi demonstrasi, pelaporan ke polisi dan sosialisasi kepada warga desa lain. Usaha tersebut dilakukan agar lahan pertanian warga desa tidak dieksploitasi oleh para penambang. Menurut harian JPNN (30 September 2015) ada 22 orang yang terlibat dalam aksi pembunuhan Salim Kancil, 2 diantara para pembunuh tersebut masihlah remaja. Para pembunuh tersebut sudah ditahan di Polda Jatim, meskipun mereka sudah ditahan dan akan mendapatkan hukuman berpuluh-puluh tahun di penjara, dari raut muka wajah mereka tidak menampakan rasa penyesalan melainkan mereka saling tertawa dan bercanda ketika di bawa ke Polda Jatim. Kasus pembunuhan Salim kancil ini tergolong kasus pembunuhan berencana, terlah terbukti bahwasannya sebelum melakukan pembunuhan, para pembunuh mengadakan rapat dahulu di Balai desa. Kejahatan pembunuhan berencana merupakan tindak kejahatan dengan hukuman yang berat seperti yang tertulis dalam UU KUHP pasal 340 “Barangsiapa dengan sengaja dan dengan direncanakan lebih dahulu menghilangkan nyawa orang lain, dihukum karena pembunuhan direncanakan (moord), dengan hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun.” Kasus ini juga tergolong kasus penganiayaan sehingga hukuman yang nantinya akan diterima oleh para pembunuh tersebut akan bertambah berat, tetapi yang terjadi para pembunuh tersebut tidak mengalami rasa penyesalan sama sekali ketika ditahan oleh Polda Jatim. Kasus kejahatan berupa tindak kejahatan pembunuhan yang terjadi di Indonesia masihlah tergolong tinggi, berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (2014) angka pembunuhan di indonesia dari tahun 2011 sampai tahun 2013 mengalami penurunan dari angka 1467 menjadi 1386, penurunan angka pembunuhan ini bukanlah hasil dari lembaga pemerintahan semata, melainkan dari berbagai komponen masyarakat yang berusaha untuk menjaga keamanan dan ketertiban di indonesia, meskipun begitu angka pembunuhan di indonesia tetaplah tinggi terbukti tetap pada angka 1000 lebih dan angka penurunannya juga tetap sedikit. Hal ini seharusnya menjadi refleksi bagi negara indonesia agar upaya penyadaran dan sosialisasi yang dilakukan oleh berbagai komponen masyarakat harus ditingkatkan lagi. Kasus pembunuhan yang terjadi di Lumajang merupakan salah satu dari beribu kasus pembunuhan sadis di negara Indonesia, hal ini menjadi sebuah gambaran ketidaksempurnanya negara  yang menjungjung tinggi nilai persatuan dan juga mayoritas orang yang tinggal di Lumajang adalah orang islam. Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi nilai moralitas, harmonitas dan juga toleransi antar manusia. Islam juga mengharuskan agar umat manusia saling memberi manfaat terhadap manusia yang lain, menjaga kelestarian alam dan juga menjaga ketaqwaan terhadap tuhan. Hal ini seharusnya menjadi pondasi manusia untuk saling menghormati satu sama lain dan saling menjaga sesama umat muslim.
0 notes
sampahnegara · 8 years
Text
Para Anjing dan Generasi Merunduk
Orang-orang pernah bilang bahwasannya kita akan mendapat informasi secara fakta dan faktual dari sebuah berita yang disajikan oleh media, tak hanya itu juga kita juga sering mendengar kalau berita itu bermula dari sebuah fenomena kemudian disajikan kepada khalayak umum tanpa sebuah tendensi atau bumbu-bumbu. Mungkin kita memang perlu percaya pada jargon-jargon tersebut karena tanpa media pers kita tidak akan tahu berbagai informasi. Seperti halnya ketika berita tentang kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak tidak disajikan oleh media, pastinya kita tidak akan tahu mengenai informasi pelecehan tersebut. Tetapi ketika hanya satu berita saja  yang disajikan secara terus-menerus kepada khalayak, apakah kita tidak merasa janggal atau merasa aneh?. Hal ini yang saya rasakan dikemudian hari setelah sering mengikuti berita di media televisi ataupun dimedia yang lain. Saya yakin anda semua merasakan hal itu juga, pasti para pembaca tahu berita mengenai perselisihan KPK vs Polri yang diputar terus-menerus setiap hari yang membuat saya berfikir “apakah tidak ada berita yang lebih penting lagi sehingga hanya berita ini saja yang disajikan terus-menerus oleh media?”. Dikatakan bahwasannya media pers adalah sebuah penyaji dan penginforman yang memiliki independensi yang tidak diragukan. Tetapi pertanyaanya mengapa sering kali media menayangkan hal-hal yang itu saja secara terus menerus apalagi berbulan-bulan, padahal setiap hari pasti ada beberapa masalah yang melibatkan sosok-sosok populis seperti pemerintah, TNI, atau lembaga-lembaga lain yang seharusnya lebih pantas disajikan oleh media. Kalau memang media pers bertindak secara independen dan profesional dengan menyajikan segala berita yang dibutuhkan masyarakat, saya rasa keragu-raguan seperti ini tidak akan muncul dibenak saya. Kemudian saya kembali berfikir ketika memang hari ini media pers tidak bisa independen dan profesional, apakah mungkin ada suatu kekuatan dibalik media yang memegang kendali penuh dalam proyek penyajian berita sehingga menjadi penyebab media pers tidak bisa leluasa untuk menyajikan berita, siapa dan apa yang diinginkan oleh orang tersebut sehingga harus merencanakan hal itu. Dari beberapa kejanggalan dan keanehan itu menjadikan saya ragu-ragu atas apa saja yang disajikan oleh media apapun dan dimanapun terkait penyajian beritannya kepada masyarakat, karena banyak sekali kejanggalan disetiap penyajian berita dimana pun dan kapan pun. Saya berfikir kekuatan tersebut sangatlah mengikat media pers, kekuatan itu terdiri dari para pemodal ataupun pemerintah sebagai dalang yang dengan kekuatannya membuat lembaga pers yang dikata independen menjadi anjing-anjing yang siap tunduk kepadanya. Saya rasa dimana pun kalian berada dan menemui adanya sebuah berita, saya yakin sajian faktanya hanyalah rekayasa dari dalang-dalang yang memegang kendali media pers. Apa pun yang kalian tahu dan kalian lihat kemarin di televisi, semua berita dan informasi tentang KPK vs Polri hanyalah sebuah informasi yang telah dibumbu-bumbi oleh media supaya kita semua sebagai khalayak umum menikmati dan mementingkan berita atau informasi itu. Kita lupa dan kita dikibuli oleh media pers dengan mengandalkan berita itu supaya informasi lain yang lebih penting tentang kemajuan indonesia tidak diliput dan tidak di publikasikan. Kita semua tahu media apa pun bulan-bulan kemarin selalu menayangkan berita tentang KPK vs Polri, entah media elektronik, ataupun media cetak. Saya sampai berfikir apakah mereka semua ini disuap sampai-sampai mereka menayangkan hal itu terus-menerus, yang jelas mereka tidak menayangkan dan tidak menyajikan informasi yang lebih penting lainnya. Sebenarnya informasi apa yang disembunyikan media pers kemarin itu, yang saya tahu kemarin waktu bulan januari ada peristiwa yang sangat penting dimana perusahaan multinasional milik amerika yang bertempat di papua bernama Freeport yang dikatakan menyejahterakan masyarakat indonesia dengan ekspor barang tambangnya telah menyelesaikan kontraknya selama berpuluh-puluh tahun. Freeport merupakan salah satu industri terbesar di indonesia dengan ekspor barang tambangnya, industri tersebut juga telah banyak sekali membantu defisit negara meskipun Cuma 1%, dengan bantuannya itu indonesia bisa jaya sampai hari ini. Freeport sudah mengakar di Indonesia sejak zamannya Soekarno sampai Jokowi atau sampai hari ini. Dahulu waktu zamannya Soekarno menjadi presiden freeport sudah menancapkan akarnya di papua, kemudian seiring berjalannya waktu banyak sekali perusahaan yang ikut menancapkan akar nya di indonesia untuk mengeksploitasi sumber daya alam yang ada disini supaya dibawa ke kandang mereka. Sumber daya alam yang mereka ekspor masih berbentuk barang mentah dan harga jualnya sangat murah tetapi setelah dibawa ke kandang mereka, barang tersebut berubah bentuk menjadi permata, emas dan besi yang harga jualnya lebih tinggi, setelah itu barang-barang yang sudah jadi bagus dijual kembali kepada kita dengan harga yang sangat mahal. Dari sini sudah mulai kita ketahui bahwasannya kita hanya dikibuli oleh industri-industri tersebut, kita menjual barang tambang yang mentah dengan harga yang murah  kepada mereka kemudian kita membeli barang-barang hasil tambang kita yang sudah diolah menjadi berbagai macam barang yang layak jual dengan harga yang sangat mahal. Kita tahu hal itu sebagai hal yang wajar bagi negara dunia ke tiga seperti negara kita, tetapi apakah momok seperti itu harus kita lanjutkan dan teruskan sampai nanti, apakah kita mau negara kita terus-menerus dieksploitasi oleh mereka sampai anak cucu kita tidak kebagian apa-apa. Mungkin memang lumrah bagi orang-orang yang otaknya masih sempit  dan tidak membuka mata mereka dari kebutaan akan kejahatan para kapitalis tersebut dengan memandang peristiwa itu tidak menganggu tetapi bagaimana dengan orang-orang yang sudah sadar dengan kebutaannya, jelas-jelas mereka tidak akan mau untuk terus-terusan dikibuli dan diperkosa oleh industri-industri multinasional atau bisa disebut para kapitalis itu. Kita sudah lama merdeka dengan usaha yang sangat keras tetapi kenapa kemerdekaan tersebut masih tdak terasa bagi orang-orang pinggiran dan yang termarjinalkan di negara kita. Apakah pemerintah tidak tahu-menahu mengenai hal ini, pastilah mereka tahu dan ikut serta didalam nya, tetapi kenapa pemerintah tidak tegas untuk mengusir mereka dari bumi indonesia kita, supaya kita benar-benar merdeka sehingga kita dan anak cucu kita nanti bisa menikmati seluruh kekayaan alam tanpa campur tangan asing atau para kapitalis itu. Peristiwa kemarin adalah ujian yang sangat berat bagi indonesia untuk nasionalisasi freeport, karena ketika pemerintah menolak perpanjangan kontrak dengan freeport maka indonesia akan siap-siap dimusuhi oleh asing dengan segala konsekuensinya dan ketika pemerintah setuju dengan perpanjangan kontrak tersebut maka alamatlah bagi indonesia akan kerelaan untuk diperkosa oleh perusahaan asing. Kemarin kita dibuat tidak sadar oleh anjing-anjing kapitalis (media pers) dengan menayangkan berita tentang KPK vs Polri secara terus-menerus, mungkin sampai hari ini banyak sekali masyarakat tidak tahu tentang informasi bahwasannya pemerintah menyetujui perpanjangan kontrak dengan freeport. Saya sangat berterimakasih dan bersyukur atas kebijakan pemerintah untuk perpanjangan kontrak tersebut, saya tertawa terbahak-bahak dengan rasa sakit yang menusuk-nusuk hati saya karena kebijakan pemerintah itu. Saya kira pemerintah bisa menasionalisasikan industri-industri asing dengan mengawalinya dari freeport tetapi kenyataanya berbeda dengan fikiran saya, pemerintah malah dengan bangga dan senyum lebar setuju perpanjangan kontrak sedangkan rakyat tidak mengetahui informasi itu. Dengan bangganya pemerintah merunduk kepada asing dan kita sebagai masyarakat merunduk mengamati handphone kita. Dari pihak manapun tidak ada yang melawan dan mendongakkan kepala mereka. Semua masyarakat merunduk memperhatikan game atau media sosial lain yang ada di HP atau Laptop nya dan tidak ada yang melawan. Alangkah lucu nya kita merelakan pemerkosaan yang akan berjalan begitu panjang sedangkan kita merunduk untuk rela diperkosa mereka. Cobalah kalian mendongakkan kepala sedikit untuk melihat fenomena-fenomena yang ada disekeliling kalian, saya yakin pasti kalian akan merasakan kemuakan dan kesedihan pada raut wajah kalian karena kalian menyadari bahwasannya dengan merunduk tersebut kalian sudah diperkosa dan dijajah oleh mereka. Janganlah kalian menjadi generasi merunduk terus-menerus karena kalian akan mati sedikit demi sedikit karena merelakan tubuh kalian dan negara kalian untuk mementingkan sesuatu entah HP, selangkangan, Laptop atau pun yang lain yang ada dibawah kalian. Sudahilah merundukmu atau pemerkosamu akan terus-terusan menjajahi tubuhmu! Setelah mendongakkan kepala marilah kita hancurkan para anjing-anjing kapitalis dan pemerintah yang telah membuang waktu kita untuk mengetahui informasi yang tidak penting, marilah kita hancurkan apa saja yang telah memalingkan perhatian kita, sudah waktunya kita bangkit dan kita singkap tabir kenyamanan kita, sudah waktunya lembaga pers untuk menjadi lembaga masyarakat yang jujur dan mementingkan masyarakat dari pada kapitalis dan pemerintah, karena ketika mereka masih mementingkan kapitalis dan pemerintah, kita akan terus dikibuli oleh pers-pers busuk itu. Mereka hanya membawa berita sampah yang tidak penting. Sampah-sampah yang tidak akan mensejahterakan kita, dan tidak akan pernah mensejahterakan bangsa indonesia! Saya harap kita semua sadar akan pemerkosaan yang keterlaluan ini, mari bangkit! Sudah waktunya nasionalisasi kita suarakan dan sudah waktunya kita berhenti untuk merengek pada asing. Mari usir mereka untuk kesejahteraan bersama!
0 notes
sampahnegara · 8 years
Text
Islamku Kebebasanku
Islam adalah sebuah karunia tuhan yang diberikan kepada manusia akhir zaman untuk mengontrol dan membebaskan segala bentuk perbudakan, penindasan, diskriminasi dan segala sesuatu yang merusak. Islam merupakan agama yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW agar para umatnya tunduk, patuh mengamalkan ajaran kebaikan dan meninggalkan perihal keburukan. Islam turun di arab yang secara geografi adalah sebuah negeri yang panas, tak hanya itu saja secara geo-politik, geo-sosial dan geo-ekonomi disana mayoritas banyak terjadi berbagai bentuk diskriminasi yang dilakukan oleh suku-suku yang berkuasa. Salah satu dari suku tersebut adalah suku dimana nabi Muhammad dilahirkan. Nabi Muhammad diutus dan dilahirkan disana untuk membebaskan umat manusia dari segala bentuk penindasan, nabi Muhammad lahir sebagai setitik cahaya yang akan menerangi Jazirah Arab dan menghapuskan kegelapan yang ada disana. Sebagai seorang nabi beliau mempunyai tanggung jawab yang sangat berat dibandingkan dengan manusia-manusia yang lain. Perjuangan beliau dalam membebaskan umat manusia, menemui banyak sekali tantangan berupa percobaan pembunuhan dll. Meski begitu beliau tetap semangat dan tetap menegakkan keadilan sampai akhir hayat beliau. Sampai islam besar dan menyebar kepenjuru negeri di dunia. Mungkin saya sebagai orang yang terkena dampak penyebaran islam hanya tahu cerita tersebut dan berusaha mengilhami sifat dan perjuangan beliau, perjuangan yang sangat keras diterpa banyak sekali rintangan dan cobaan yang hampir membunuh beliau tak membuat mental beliau citu dan lemah seperti orang-orang hari ini. Saya sangat-sangat bersyukur bisa menjadi salah satu umat beliau dan bisa merasakan indahnya islam. Meskipun saya tak tau rupa wajah beliau dan tak pernah bisa bertemu beliau tetapi saya sangat mengagumi beliau dengan segala perbuatannya. Beliau adalah manusia pembebas yang membawa cahaya islam dari Jazirah Arab ke luar sampai ke negara tercinta kita yaitu negara Indonesia. Indonesia dahulu yang terkenal dengan mayoritas hindu budha, hari ini sudah terkenal dengan islamnya karena terkena efek perluasan islam itu sendiri. Indonesia terkenal sebagai negara yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, ras dan agama. Salah satu agama yang terbesar di Indonesia adalah agama islam. Orang di indonesia hampir seluruhnya bisa mengucapkan alhamdulillah, assalamualaikum meskipun mereka bukan beragama islam. Dari hal itu bisa dilihat kalau mereka menghargai agama yang berbeda dari mereka, mereka tak ragu dan tak menghiraukan kalimat-kalimat tersebut dari mana atau seperti apa yang terpenting ketika itu baik dan itu merukunkan maka itu akan dipakai untuk saling menghargai dan menghormati sesuat yang berbeda dari mereka. Meskipun nilai-nilai dan norma-norma harmonisasi selalu dikumandangkan kepada seluruh orang tetapi tetap saja banyak sekali bentuk diskriminasi dan ketidak adilan yang dilakukan oleh salah satu kelompok dari mereka, entah islam kepada kristen,hindu,budha dll ataupun kristen,hindu, budha terhadap islam. Tetapi saya tetapi yakin kalau seluruh konflik di Indonesia yang mengatasnamakan agama dan tuhan adalah sebuah alibi untuk mengorganisir massa agar tujuan-tujuan politiknya tercapai. Politik kekuasaan yang berdalih agama memang sangat cocok dan menggugah hati seseorang untuk menatapnya atau untuk ikut serta dalam bergerak, karena di Indonesia memang sangat mudah untuk mengadudomba antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Islam mengajarkan agar seluruh umat manusia bisa saling menghargai dan menghormati satu sama lain, tercermin didalam firman Alloh SWT “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku (QS Al Kafirun: 6). Pada ayat ini dijelaskan bahwasannya seseorang harus saling menghormati dan harus saling menghargai tak peduli berbeda agama ataupun perbedaan yang lain. Sikap saling tolong-menolong harus tetap ada meskipun pada suatu tempat terdapat berbagai bentuk perbedaan, karena didalam sebuah perbedaan perihal tentang kemanusiaan akan tetap terjaga utuh untuk kesejahteraan bersama. Sudah selayaknya seseorang yang berbeda terus berpegangan tangan dan terus berpelukan agar cita-cita keharmonisan tetap terjaga untuh mengakar sampai kedasar bumi Indonesia kita tercinta!
0 notes
sampahnegara · 8 years
Text
Mahasiswa?!
Tak heran jika setiap masuk kampus timbul pertanyaan seperti itu diotak kami. Lihatlah setiap pagi, pintu gerbang kampus selalu terbuka lebar untuk menyambut para mahasiswa yang akan kuliah. Para mahasiswa pun berbondong-bondong berlari, bersepeda dengan cepat agar tidak terlambat. Mereka para mahasiswa berpakaian rapi dengan dibalut rasa ketakutan akan keterlambatannya dibangku kuliah, tidak ada yang berambut gondrong, memakai sandal ataupun celana sobek-sobek yang biasanya dipakai oleh mahasiswa seni ataupun ilmu sosial di kampus-kampus negeri yang lain. Entah apa karena kampus kita ini menyandang nama islam yang sangat kental ataukah memang kampus kita menjunjung etika moral dengan baik. Yang jelas sedikit sekali mahasiswa yang memancarkan sinar-sinar kebebasan ketika kuliah di sini, sinar-sinar kebebasan yang dulu pernah memancar pada wajah-wajah mahasiswa berupa berpakaian sesuai keinginannya supaya mahasiswa nyaman dalam proses belajarnya, telah lama direnggut oleh kediktatoran kampus hingga hari ini. Di kampus kita banyak sekali aturan-aturan berupa pelarangan memakai pakaian yang tidak rapi, dimana representasinya adalah dilarang gondrong, memakai sandal, memakai celana sobek dan memakai sarung disekitar kampus. Dan apabila ada mahasiswa yang melanggar maka mahasiswa tersebut tidak boleh ikut perkuliahan dan tidak boleh masuk kedalam fakultas ataupun kedalam rektorat.
Dengan diberlakukannya sistem baru dan aturan-aturan yang baru oleh birokrasi kampus dimana banyak sekali pelarangan-pelarangan yang berlaku dilingkungan kampus dan kebijakan-kebijakan mereduksi kebebasan mahasiswa dalam hal berekspresi dan berkarya, entah mahasiswa yang berkarya atau berekspresi diluar maupun didalam kampus. Kesemua pelarangan ini diperuntukan kepada seluruh civitas akademik supaya nilai-nilai di kampus terjaga dengan baik, namun apakah keseluruhan pelarangan ini merupakan sebuah pengontrol yang efektif guna mengontrol etika moral mahasiswa untuk jadi lebih baik? Dahulu ada seorang mahasiswa yang memperdebatkan terkait aturan-aturan untuk memakai pakaian yang rapi, sampai-sampai terjadi adu mulut yang sangat lama dengan dosen. Mahasiswa tersebut tidak puas dengan aturan ini karena dirasa aturan ini menyebabkan mahasiswa tidak akan menggunakan otak kritisnya dan langsung mematuhinya tanpa tahu apa dan kenapa ada suatu aturan tersebut. Dia mengatakan “bahwasannya dari suatu aturan pelarangan untuk tidak memakai pakaian yang rapi meskipun sifatnya biasa akan menimbulkan efek yang luar biasa dimana aturan tersebut akan mereduksi mental keberanian kita untuk mengkritisi birokrasi sehingga ketika birokrasi menelurkan aturan baru maka mahasiswa yang sudah terperangkap oleh aturan-aturan yang sifatnya biasa ini akan secara tidak sadar langsung patuh dan tunduk meskipun berdampak buruk pada mahasiswa”.
Sebenarnya banyak sekali peristiwa-peristiwa yang mengganjal dalam hati saya dimana kampus islam ini memberlakukan suatu kebijakan tanpa proses berdialog dengan mahasiswa, proses dialog yang sangat penting tidak pernah dilakukan dan mahasiswa tidak pernah dilibatkan dalam pembuatan kebijakan kampus, seperti contoh kebijakan kampus dalam memberlakukan UKT yang sungguh menyiksa para orang tua dengan biaya tinggi dan juga kebijakan pembuatan pagu anggaran untuk seluruh program kerja kampus dan mahasiswa yang dari dulu sampai hari ini kita tidak tahu menahu untuk apa uang SPP setiap tahun dengan jumlah yang amat besar kita bayarkan ke pihak kampus. Anehnya kita hanya diam saja dan kita tidak mencoba mencari tahu, entah itu mahasiswa biasa atau pun pejabat mahasiswa seperti MPM/DPM/SEMA maupun DEMA/BEM. Kita menerima peraturan dan semua kebijakan kampus dengan lapang dada tanpa protes tanpa berbuat apa-apa, dan parahnya dari dulu sampai hari ini kita layaknya mendapat hak-hak kita dengan bangga tanpa merasa kita ditindas, digrogoti dengan cara yang sangat halus oleh kampus kita, padahal sudah jelas apa yang dikatakan Asghar Ali Engginer bahwasannya “Masyarakat yang sebagian anggotanya mengeksploitasi sebagian anggota lainnya yang lemah dan tertindas tidak dapat disebut sebagai masyarakat Islam(Islamic Society)” (Engineer,1999). Tetapi nyatanya hari ini kampus kita ini masih tetap melakukan praktek penindasan maupun diskriminasi dan parahnya kita yang ada diposisi tertindas hanya bisa diam dan melakukan hal-hal yang tidak jelas arahnya, mereka pihak kampus pasti mengetahui apa yang kita alami ini, mereka pastinya dengan senang dan bangga menyiksa kita karena sudah sangat jelas bahwasannya kita tidak merasa ditindas ataupun disiksa. Sebenarnya kenapa dan apa yang menyebabkan para mahasiswa menjadi orang-orang yang tidak jelas arah dan tujuannya? Apakah memang hari ini mahasiswa sudah kehilangan jati dirinya? Apakah corak pandang mahasiswa sekarang masih terbawa oleh romantisme ketika menjadi siswa dulu?
Padahal mahasiswa mempunyai cara hidup dan cara pandang yang berbeda dibanding dengan siswa,karena otak mahasiswa lebih kritis dan terbuka dari pada otak siswa yang sempit dan kaku. Dahulu kita sebagai siswa diajarkan untuk patuh terhadap aturan dan segala apa yang dikatakan oleh guru maupun sekolah, kita tunduk terus-menerus menjalani setiap peraturan yang berlaku disekolah, kita setiap hari memakai seragam dengan dasi dan sepatu yang serba hitam dengan pembalut kaki yang harus putih tanpa mengetahui apa dan kenapa kita harus melakukannya. Kita tidak pernah menanyakan secara detail tentang peraturan tersebut terhadap sekolah, kita juga tidak pernah mengetahui program kerja serta apa yang dilakukan sekolah untuk mengembangkan segala potensi dan tingkahlaku kita, kesemuanya kita lalui secara tidak sengaja tanpa proses fikir panjang dari otak kita. Dari sini kita tahu bahwasannya kita sebagai mahasiswa adalah kebalikan dari siswa, dimana ketika menjadi siswa kita tidak pernah memakai otak kritis kita untuk berfikir panjang juga menunjukan keberanian kita untuk belajar mengetahui apa yang ada dibalik tabir gelap sebuah aturan dan mulai hari inilah semua paradigma siswa yang telah menyangkok otak kita untuk dengan mudah mematuhi sebuah aturan tanpa mengetahui isi darinya harus kita buang dan kita singkirkan, kalau perlu kita kuliti mental budak kita supaya kita tidak mudah dibodohi dan tidak diperlakukan seperti anjing lagi oleh mereka.
Ribut-ribut ngomongkan mahasiswa, hari ini sudah tergambar jelas bahwasannya mahasiswa hanya sekumpulan orang-orang yang tidak jelas arah dan tujuannya, mulai dari suka berkumpul di teras kelas, teras parkiran dan juga di cafe-cafe berkelas. Meskipun ada pembeda antara mahasiswa yang suka ngumpul-ngumpul di cafe-cafe berkelas dengan mahasiswa yang berkumpul di warung kopi, mungkin pembedannya hanyalah soal uang semata tetapi apa yang dibahas dan apa yang dibicarakan hampir sama yaitu soal hubungan jantan betina, sports, tugas dan yang lebih menjijikan lagi adalah semua mahasiswa hari ini hanyalah pembual bagi mahasiswa lainnya dan lebih parah lagi hari ini banyak sekali mahasiswa yang suka melihat hp nya dengan sangat serius, dikira mahasiswa tersebut baca artikel islam kiri atau gerakan kiri tetapi nyatanya mereka para mahasiswa bermain game online yang ada di hp nya. Akibat situasi seperti ini saya pun membuat slogan untuk para mahasiswa terkini yaitu “BACA BUKU TAK PERLU, YANG PENTING NGOMONG GAK BIKIN MALU”. Kenyataan hari ini memang sangat menggelikan, di kira di warung kopi itu terjadi sebuah konsolidasi dan pengkoordiniran massa untuk melakukan sebuah gerakan aksi guna kemajuan kampus dan negara ternyata setiap warung kopi di sekitar kampus hanya digunakan untuk mengumpat dan membual guna menenangkan diri karena depresi akibat tugas-tugas kuliah. Antara mahasiswa dengan sekumpulan mahasiswa yang terkoordinir ataupun tidak sudah terbilang lemah secara ideologi maupun mental berfikir dan bergeraknya terbukti organisasi mahasiswa (ORMAWA) hari ini hanyalah sekumpulan ABG galau yang mengorientasikan diri untuk membuat sebuah acara berupa kegiatan atau apapun. Jika para mahasiswa tersebut dapat mendatangkan artis atau siapapun itu pada acaranya, bagi mereka itu adalah sebuah prestasi yang besar. Prestasi yang dijunjung tinggi untuk dibangga-banggakan kepada mahasiswa lain ataupun generasi baru organisasi mereka. Sebenarnya mereka itu mahasiswa atau sekumpulan Event Organizer (EO)? Saya sebagai mahasiswa sebenarnya sungguh merasa berat hati untuk mengatakan mereka adalah sekumpulan EO tetapi apalah daya kenyataan memang mengatakan seperti itu, organisasi mahasiswa yang dulu digembor-gemborkan sebagai ujung tombak dalam proses koordinir massa untuk menggulingkan tirani yang menindas sekarang telah lenyap tergilas oleh para mahasiswa woles-pragmais dan kariris-oportunis itu. Sejarah sudah terbolak-balik dari organisasi mahasiswa gerakan menjadi organisasi mahasiswa berbasis kepanitiaan.
Mengutip tulisan Arif Novianto dalam jurnal indoprogress, Setelah hampir 17 tahun masa reformasi, banyak sekali kegundahan rakyat terhadap aktivisme gerakan Mahasiswa. Mitos mahasiswa sebagai agent of change menjauh dari realita yang ada. Para mahasiswa lebih senang dan bangga jadi juru keplok (tepuk tangan) di acara-acara TV atau duduk manis di pusat perbelanjaan atau di tempat nongkong modern yang begitu gemerlap dan jauh dari kesulitan hidup rakyat kecil. Di sana mereka dapat leluasa berbicara tentang artis idola, film populer serta trend atau mode pakaian terbaru, dan tak lupa mencibir setiap kali ada demo yang memacetkan jalan atau tak terima ketika upah buruh naik yang membuat para buruh dapat hidup layak.  Hari ini mahasiswa ataupun organisasi mahasiswa sudah tak bermakna eksistensinya bagi masyarakat sekitar, ngomongkan soal diskusi keilmuan, jarang sekali terlihat disetiap warung kopi sekitar kampus, apalagi ngomongkan soal negara, sudah jelas tak mungkin adanya. Mahasiswa sekarang hanya bisa mencibir dan membual ketika ada gerakan massa dijalanan meskipun mereka menginginkan perubahan, seperti apa yang dikatakan Martin Suryajaya dalam jurnal indoprogress, Dalam kosakata kultural Indonesia saat ini, situasi ini terpotret dengan cemerlang dalam posisi ‘kelas menengah ngehe:’ menginginkan perubahan sosial tetapi sinis bila ada demo buruh, mengangankan kesetaraan tetapi jijik pada kolektivitas, mendambakan kebebasan tetapi lupa pada syarat adanya kebebasan itu sendiri, yakni pemilikan bersama atas sarana produksi kekayaan. Situasi dimana kaum menengah yaitu  orang-orang yang bisa bersekolah sampai taraf perguruan tinggi hanya menginginkan situasi yang baik saja tetapi mereka tak melakukan apa-apa kecuali merasa jijik ketika ada demo yang bikin macet.
Bersambung .....
1 note · View note
sampahnegara · 8 years
Text
Wah hai Penguasa
Hai penguasa! Kau duduk berkuasa layaknya raja Kau berdiri tegak layaknya tonggak Kau berlaku keji layaknya nazi Kau beretorika layaknya nabi Apakah seperti itu tingkahmu, hai penguasa! Bertindak sesuka hati, yang penting tak mati Berfikir segelintir, yang penting uang mengalir Bergerak terpaksa, yang penting cari muka Hai penguasa! Kau bilang kami masih merangkak untuk maju Kau bilang kami masih menyusu pada tetekmu Kau bilang kami masih mengemudi atas kemauanmu Kau bilang kami masih terpana oleh mimpimu Kau bilang kami masih tidur oleh lamunanmu Hai penguasa! Apakah kau tahu sampai kapan kau berfikir kalau kau akan tetap berdiri Sampai kapan kau bermimpi kalau kau tak akan pernah mati
0 notes
sampahnegara · 8 years
Photo
Tumblr media
Kalian yang diatas emamg benar-benar pintar dalam menutup mata. (at Malang, Indonesia)
3 notes · View notes
sampahnegara · 9 years
Text
Katanya Mahasiswa?
Mahasiswa adalah julukan untuk seseorang yang belajar di perguruan tinggi dan juga bisa diartikan sebagai seseorang yang telah menyelesaikan masa studinya di Sekolah Menengah Atas maupun Sekolah Menengah Kejuruhan kemudian melanjutkan studinya di perguruan tinggi negeri maupun swasta. Dalam artian yang sangat sederhana mahasiswa adalah seseorang yang mempunyai pendirian dan daya berfikir kritis untuk menunjang keilmuannya, oleh karena itu bisa dikatakan mahasiswa adalah seseorang yang telah lulus dari masa studinya di sekolah kemudian belajar di perguruan tinggi dengan mempunyai nalar kritis yang tidak diragukan dan mempunyai prinsip dalam hidupnya. Sedangkang perguruan tinggi atau yang lebih dikenl dengan sebutan kampus adalah lembaga negara yang bergerak dalam proses pembelajaran setelah SMA maupun SMK yang nantinya menciptakan orang-orang yang siap untuk bekerja dan membuat lapangan pekerjaan untuk mensejahterkan masyarakat dengan berlandaskan Tri Dharma perguruan tinggi. Dari kedua elemen ini akan ada proses interaksi yang dimana interaksi tersebut dapat memberikan keuntungan pada salah satu elemen ataupun kerugian pada elemen yang lain dikarenakan saling berkorelasinya antara perguruan tinggi dengan mahasiswa. Semisal antara mahasiswa dengan perguruan tinggi bisa saling menguntungkan apabila keduanya sama-sama melaksanakan hak dan kewajibannya dengan baik, sebaliknya keduanya bisa saling merugikan ketika interaksi diantara keduanya tidak berjalan dengan baik, semisal perguruan tinggi tidak memenuhi hak-hak mahasiswa ataupun sebaliknya mahasiswa tidak memenuhi kewajiban kepada perguruan tinggi. Dari sini bisa dilihat bahwasannya sangat penting untuk mengusahakan kerjasama yang baik agar tidak ada kesenjangan antara pihak mahasiswa dengan pihak perguruan tinggi. Kampus kita yang lebih dikenal oleh masyarakat malang sebaga kampus islam terbaik adalah kampus yang didirikan oleh para kyai sebagai upaya untuk internalisasi agama islam bagi para pemuda-pemudi di Indonesia khususnya di Malang sendiri. Kampus ini memiliki cita-cita integrasi ilmu sains dengan ilmu islam dalam terapannya secara praxis pada kehidupan masyarakat oleh karena itu kampus kita sangatlah berupaya untuk menanamkan nilai-nilai islam yang luhur dalam kehidupan mahasiswanya agar mahasiswanya mampu untuk terjun mengabdi ke dalam masyarakat dan menjawab tantangan globalisasi supaya islamic society bisa terwujud . Kampus kita ini memiliki banyak sekali fasilitas yang diperuntukan bagi mahasiswa berupa masjid,ma’had dan juga perpustakaan untuk menunjang akhlaq dan juga libido intelektual para mahasiswa. Dengan seluruh fasilitas tersebut kampus kita mengharapkan mahasiwanya untuk menjadi insan ulul albab yang mempunyai makna secara mendalam yaitu seseorang yang berakhlaq karimah dan juga haus akan ilmu dan mampu mengamalkan ilmunya untuk masyarakat luas. Untuk itu kampus kita dengan berlandaskan insan ulul albab yang sering kali disebutkan dalam al-quran berharap dengan sangat agar seluruh mahasiswanya bisa menjadi sinar kehidupan ketika lulus dari kampus dan mulai mengabdi pada masyarakat. Namun kenyataannya kampus kita yang mempunyai cita-cita seluhur itu memiliki kebobrokan dan memiliki mahasiswa yang lemah akan mental yang semuanya tidak diketahui oleh masyarakat luar. Masyarakat luar menganggap kampus kita adalah kampus yang paling baik dalam hal agama,sains maupun fasilitas-fasilitasnya, mereka beranggapan demikian karena mereka hanya melihat luarnya tanpa melihat isinya seperti kulit mangga yang enak luarnya tetapi di dalamnya banyak belatungnya. Ketika masyarakat luar tahu akan isinya sudah bisa dipastikan mereka tidak akan membiarkan putra-putrinya untuk belajar disini. Kenapa saya mengatakan bahwasannya kampus kita ini memiliki kebobrokan dan mempunyai mahasiswa yang lemah akan mental? Cobalah perhatikan dan lihat dengan seksama bagaimana kampus tidak menjalankan kewajiban-kewajibannya dan tidak memberikan hak-hak mahasiswa. Kampus adalah lembaga negara dimana setiap lembaga negara mempunyai kewajiban untuk melakukan transparansi publik berupa program kerja dan juga anggaran dana nya. Kewajiban transparansi ini sudah ditetapkan dalam Undang-undang Negara nomor 14 tahun 2008, Undang-undang ini berfungsi untuk mereduksi praktek korupsi, manipulasi pada lembaga negara dengan cara lembaga negara tersebut melakukan transparansi kebijakan dan anggarannya supaya diketahui oleh seluruh masyarakat sehingga masyarakat bisa mengontrol dan menyimak bagaimana uang mereka dialokasikan oleh lembaga negara tersebut. Apabila lembaga negara tidak melakukan transparansi publik maka lembaga negara tersebut sudah menyalahi aturan dan bisa dibawa ke ranah hukum karena bisa dicurigai lembaga negara tersebut melakukan praktek manipulasi anggaran atapun korupsi. Kita sebagai mahasiswa mempunyai hak untuk mengetahui perihal tersebut karena kita adalah rakyat di perguruan tinggi,apalagi kita juga sudah menjalankan kewajiban-kewajiban kita berupa membayar SPP setiap semester tetapi sampai saat ini kita belum tahu untuk apa uang SPP tersebut dari beribu mahasiswa dialokasikan dan dipergunakan oleh pihak kampus. Terbukti dari segi sarana dan pra-sarana kuliah masih banyak yang rusak dan sampai saat ini belum diperbaiki apalagi diperbaharui. Kenyataan ini seharusnya menjadi tanda tanya besar dalam otak kita, karena dengan semua sarana pra sarana tersebut menjadi bukti bahwa uang kita dan uang negara tidak dipakai selayaknya. Padahal dengan banyaknya sarana dan pra sarana yang rusak tersebut proses belajar mengajar tidak dapat berjalan maksimal sehingga apa yang dicita-cita kan kampus juga tidak akan bisa tercapai. Tidak hanya dari segi sarana dan pra sarana saja yang perlu kita lihat, dari segi aturan pun harus kita telisik lebih dalam, semisal aturan tentang jam malam yang membuat para mahasiswa tidak bisa mengadakan acara atau kegiatan di dalam kampus tanpa seizin pihak kampus, padahal acara atau kegiatan mahasiswa tersebut banyak sekali yang bermanfaat bagi diri mahasiswa terutama dalam proses pengembangan potensinya. Dimana aturan tersebut melarang segala aktifitas di atas jam 8 malam tanpa seizin pihak yang berwenang. Aturan-aturan seperti ini mengakibatkan mahasiswa tidak dapat berkumpul antar mahasiswa, sharing ilmu, diskusi, atau belajar hal-hal yang tidak didapatkan di kelas sehingga dapat menghambat pengembangan diri para mahasiswa. Ini membuktikan bahwasannya kampus sangat berperan aktif dalam mengkostruk perilaku, mindset dan mengontrol seluruh kegiatan mahasiswa tanpa peduli acara atau kegiatan tersebut baik bagi mahasiswa itu sendiri. Meskipun hal ini dianggap remeh oleh banyak orang akan tetapi hal semacam ini sangat mengena dalam mindset para mahasiswa yang mengakibatkan para mahasiswa tunduk dan patuh akan seluruh aturan yang diberlakukan oleh kampus. Terbukti sampai saat ini para mahasiswa tidak ada yang melakukan protes secara frontal terkait hal ini, padahal sudah bisa difahami kalau aturan ini sangat membelenggu seluruh aktifitas mahasiswa. Apakah mungkin otak kritis mahasiswa hari ini sudah mati ataukah sebaliknya otak kritis para mahasiswa masih berfungsi tetapi mental berjuangnya sudah punah tertelan oleh hegemoni kampus secara terus-menerus?. Pertanyaan seperti ini sebenarnya tidak etis untuk ditanyakan dan tidak layak untuk diutarakan, karena pertanyaan tersebut sangatlah merusak citra mahasiswa sebagai agen of change dan agen of control, akan tetapi realita sudah berbicara dan memang itu bukti realita hari ini. Pernah suatu ketika ada sekelompok mahasiswa yang ingin mempertanyakan dan meminta kejelasan terkait alokasi anggaran, program kerja, sarana dan pra sarana yang menjadi hak mahasiswa akan tetapi pihak kampus berusaha menutup-nutupinya dengan cara mengintimidasi mahasiswa seperti diancam di drop out (DO) atau diberi uang untuk menutup mulut. Kejadian-kejadian seperti ini sangat jarang diketahui oleh seluruh mahasiswa karena seringkali mahasiswa yang mempertanyakan terkait hal itu dengan datang ke rektorat untuk usaha meminta transparansi anggaran sebuah program kerja, pasti sepulang dari rektorat tidak membawa hasil apapun. Mereka para mahasiswa hanya pulang dengan tangan kosong dan muka lemas karena telah diancam drop out oleh pihak kampus, usaha ini dilakukan oleh kampus sebagai cara untuk menutup mulut mahasiswa agar tidak melakukan hal-hal yang aneh. Untuk menyikapi hal ini kampus dengan upayanya mengalihkan perhatian mahasiswa dengan program yang menarik agar mahasiswa terlena dan tidak melirik hal-hal yang bersifat rahasia tersebut sehingga mahasiswa tidak akan mempermasalahkan hal tersebut. Apa yang dilakukan kampus untuk menutupi kebobrokannya dengan usaha intimidasi inilah yang membuat mahasiswa bermental lemah, entah mahasiswa yang bergelut di UKM ataupun lembaga lainnya seperti SEMA,DEMA dan komunitas-komunitas yang lain. Belum lagi usaha birokrasi kampus mempersulit lembaga mahasiswa yang meminta anggaran untuk kegiatan dengan berbagai mekanisme yang sangat tidak logis dalam proses pencairan anggaran dana. Dan juga sangat disayangkan ketika UKM pers atau komunitas pers mahasiswa yang digadang-gadang tidak punya tendensi dan berdiri sendiri tanpa ada kepentingan dari birokrasi kampus tidak berani melakukan kritik terhadap pihak birokrasi kampus, sering kali pers mahasiswa melakukan kritik tertuju pada mahasiswa lain terutama terhadap mahasiswa yang aktif di eksekutif dan legislatif republik mahasiswa, coba lihat di mading-mading gedung perkuliahan banyak sekali selebaran dari pers mahasiswa yang mengeritik dan menjatuhkan mahasiswa lainnya apalagi ketika ada momen pemilihan raya di wilayah fakultas maupun universitas. Saya melihat fenomena tersebut sangat miris, karena mahasiswa terpecah belah tidak saling bantu-membantu untuk melawan super struktur yaitu birokrasi kampus yang menindas, mahasiswa hanya menyibukkan diri untuk saling menguasai antara mahasiswa yang satu dengan yang lainnya dengan dalih pembenaran yang selalu berbeda-beda. Kehidupan mahasiswa sekarang sangatlah sukar untuk difahami, dari segi intelektualitas yang rendah, dari segi mental juang yang amburadul, apalagi pertengkaran antar mahasiswa masih belum bisa terselesaikan sampai saat ini. Bagaimana bisa menciptakan kesadaran kolektif, apabila mahasiswa itu sendiri masif bertarung satu sama lain. Tidak dapat dipungkiri memang kehidupan mahasiswa saat ini sama seperti zaman kerajaan dahulu dimana antara mahasiswa yang satu dengan yang lainnya saling merebutkan kekuasaan yang tak jelas fungsinya. Terlebih lagi para mahasiswa yang masih fanatik terhadap organisasinya yang mengakibatkan sentimen antara kelompok mahasiswa yang satu dengan yang lainnya sehingga sering menjadi sebab pertengkaran antar mahasiswa. Kesemua hal ini menjadi bukti bahwasannya mahasiswa memang tidak dapat bersatu melakukan sebuah gerakan transformatif bagi diri mereka sendiri di dalam kampus akibat terlalu gilanya mahasiswa dengan romantisme organisasi dan juga romantisme kekuasaan di kampus. Dari penjelasan diatas penulis ingin supaya para mahasiswa mempunyai kesadaran untuk melawan karena tak akan ada perubahan tanpa perlawanan dan juga tak akan ada perlawanan tanpa penindasan, mahasiswa hari ini sudah tertindas tetapi masih ribut dengan pertengkaran yang tak kunjung usai dari dulu sampai sekarang. Kalau memang mahasiswa hari ini bermental pejuang, tunjukan kedepan! Janganlah takut dituding subversif. Sudahi pertengkaran kalian karena itu semua menyita waktu kalian untuk sadar! Kita satu nama yaitu mahasiswa, kita satu bangsa yaitu bangsa indonesia
0 notes
sampahnegara · 9 years
Photo
Tumblr media
Bukankah ini yang namanya surga?
0 notes
sampahnegara · 9 years
Quote
Abot tibak e dunyo, meh gak kuat nyonggo
0 notes
sampahnegara · 9 years
Text
Ideologi Besar Dunia
Negara memiliki komponen dalam kemajuannya, salah satu komponen tersebut adalah ideologi. Perkembangan sebuah negara tak luput dari peran ideologi yang diyakini, proses pembuatan hukum, azas, nilai norma, dan sistem ekonomi, semuanya dipengaruhi oleh ideologi. Negara berdiri tanpa ideologi akan mengalami kemrosotan dan ideologi tanpa negara akan menjadikan ideologi tersebut angan-angan. Setiap negara di dunia mempunyai ideologi sendiri-sendiri, ada yang bercirikan ideologi kebebasan dan ada juga ideologi yang bercirikan kesetaraan. Oleh karena banyak sekali negara yang menganut berbagai macam ideologi menjadikan adanya pertentangan antara ideologi yang satu dengan yang lainnya. Pertentangan tersebut sering kali menimbulkan permusuhan dan peperangan antar negara, seperti contoh antara Amerika, Rusia, Korea Utara, Jerman, Perancis dll. Untuk melangkah lebih jauh lagi mengenai pengetahuan ideologi dunia, sudah selayaknya kita harus tahu terlebih dahulu tentang arti ideologi itu sendiri. Secara etimologi ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ideas dan logos, ideas berarti suatu ide, gagasan sedangkan logos berarti ilmu, dari kedua kata tersebut arti ideologi sendiri yaitu sekumpulan ilmu tentang ide atau gagasan yang bertujuan untuk meraih cita-cita bersama. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu, secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama di balik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit1. Ideologi besar dunia sangatlah beragam dengan ciri-cirinya masing-masing oleh karena itu saya akan memaparkan berbagai macam ideologi besar dunia supaya kita dapat mengetahui apa saja ideologi besar dunia yang hari ini masih sangat berpengaruh dalam perkembangan dunia. Liberalisme yang berasal dari kata dalam Bahasa Latin yaitu liber yang berarti “Bebas”. Liberalisme adalah sebuah ideologi yang mendukung kebebasan individu dan hak-hak sipil. Liberalisme umumnya ditunjukkan dengan sikap mereka yang mendukung hak asasi manusia, pemilu yang adil, kebebasan beragama, konstitusionalisme, demokrasi liberal, dan perdagangan bebas. Liberalisme menjadi ideologi yang cepat diterima diseluruh dunia karena konsepnya banyak dipakai oleh para kaum cendekiawan. Kapitalisme dan demokrasi adalah produk dari ideologi ini, karena kebebasan dan individualisme melekat pada corak berfikir dari kapitalisme dan demokrasi. Sosialisme dapat dikatakan sebagai sebuah ideologi kiri sama seperti komunisme, anarkinisme, dan anarko-sindikalisme. Inti dari sosialisme adalah kebersamaan dimana seluruh masyarakat akan sejahtera secara kolektif dan keadilan akan dicapai bersama bukan individu saja. Sosialisme sebagai sebuah ideologi lahir atas reaksi kaum kapitalis yang mengeksploitasi kelas pekerja. Dalam perkembangannya sosialisme mengalami fragmentasi di negara-negara dimana ia dianut. Sosialisme demokratis banyak lahir di negara barat, sosialisme demokratis berkembang bersamaan dengan masalah-masalah kapitalisme yang tidak diatur dan lebih terbukanya terhadap perwakilan kelas pekerja dalam arena politik. Komunisme adalah sebuah ideologi koreksi terhadap perkembangan dari kapitaslime pada abad ke-19. Komunisme bercirikan bahwa segala milik pribadi juga milik negara. faham ini bersumber dari buku karangan Karl Mark yaitu manifesto komunis. Komunisme sebagai sebuah ideologi sebenarnya tidak dapat diterapkan secara sempurna karena komunisme menghapuskan individualitas masyarakat dalam kepemilikan komoditas dan menyerahkan seluruh kepemilikan kepada negara. Negara sebagai alat untuk mencapai kesejahteraan bersama tanpa ada kepemilikan pribadi atas komoditas. Konservatisme adalah padanan kata yang berasal dari kata dalam Bahasa Latin, conservare, yang berarti melestarikan, menjaga, memelihara dan mengamalkan. Sebagaimana yang diketahui arti dari konservatisme adalah filsafat politik yang didukung oleh nilai-nilai tradisional yang berusaha mempertahankan apa yang ada sehingga tidak ada perubahan yang berarti. Seorang konservatif enggan menerima pembaharuan apa pun karena seorang konservatif meyakini hal-hal yang lama akan menyejahterakan masyarakat. Indonesia adalah salah satu negara dunia ketiga, dimana negara dunia ketiga atau bisa disebut negara berkembang merupakan negara yang mengusahakan berbagai macam cara untuk menuju perubahan ekonomi, sosial, politik dll yang lebih baik. Proses transformasi tersebut menjadikan negara kita sebagai sasaran eksploitasi negara-negara barat yang menempati posisi sebagai negara yang diyakini negara dunia ketiga sebagai negara maju karena negara berkembang akan selalu mengaca kemajuannya entah itu sistemnya, ideologinya, ataupun yang lain sehingga negara kita akan mengalami krisis identitas akibat menjadikan barat sebagai tolak ukur dan role model kemajuan ekonomi,sosial, politik dll. Negara kita hari ini akan mengalami yang namanya pergeseran identitas akibat kebijakan MEA, MP3EI dan RUU RIPIN yang akan dilaksanakan oleh pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat. Kebijakan tersebut akan memancing berbagai investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, tak hanya barat saja seluruh Asia pun akan berlomba-lomba menghabiskan sumber daya alam dan manusia di negeri kita. Kita sebagai warga negara Indonesia nantinya hanya akan melihat pertarugan modal dan perdagangan bebas yang dilakukan oleh para investor asing tersebut. Entah kebijakan tersebut akan berdampak menyejahterakan rakyat ataukah sebaliknya menyejahterakan para pemodal atau investor? Kita sebagai rakyat jangan lah apatis terhadap kebijakan pemerintah, kita sebagai rakyat harus tahu dan ikut serta dalam proses pembuatan kebijakan dan proses legitimasi kebijakan itu, kalau tidak pemerintah akan semena-mena membuat kebijakan yang entah itu mementingkan rakyat atau malah mementingkan investor asing. 1 http://id.wikipedia.org/wiki/
0 notes
sampahnegara · 9 years
Text
DOAKU!
Manusia hidup saling memaki sana-sini, tidak ada salah satu pun dari mereka yang hidup berdampingan dengan mesra. Otak memikirkan sebuah hal yang ideal dengan sangat sempurna meskipun implementasi nya hanya sebuah nama belaka. Wujud rupa tak ada adanya, cibir-mencibir sudah biasa dilakukan untuk kejayaan muka. Kesetaraan dan kebersamaan hanya jadi semboyan belaka, kepentingan demi kepentingan disembunyikan dibalik tirani birahi mereka. Setiap hari tak lupa semua orang saling sapa, bertemu bertatap muka untuk melepaskan rasa cemas hidupnya. Sapaan dan candaan menggema dilangit-langit tempat singgah mereka, warung kopi salah satunya. Sebuah warung dengan irama asap rokok dan mewangi kopi menemani para pemuda yang kesusahan akan masa depan kerja. In-telek-tual yang mereka kumandangkan disana tak lagi bisa menyaingi adzan menggema, keagungan in-telek-tual mereka sudah tak bermakna dan tak  berguna bagi rakyat semua. Orang tak lagi mementingkan arti mereka ada, keadaan yang munafik jadi baik bagi diri mereka. Contoh saja pemuda kedokteran, kuliah dengan biaya mahal selama masanya, setelah lulus mereka berlomba-lomba meninggikan harga periksa karna biaya kuliahnya dulu mahal harganya. Rakyat sakit tak bisa periksa, ngomongkan soal biaya, dompetpun mereka tak punya. Ini juga dialami oleh jurusan lainnya, kuliah perguruan, tapi lulusnya jadi guru tak tau malu. Arti guru mereka tak tahu, arti mengabdi mungkin sudah jadi artefak museum saat ini. Murid tak mengerti, disalahkan sana-sini, murid pandai diakui sana-sini. Konon ceritanya guru itu pahlawan tanpa tanda jasa, eh ternyata gaji guru lebih tinggi dari pahlawan kita. Nasib memang nasib, jadi rakyat miskin tak ada yang bantuin, jadi orang cukup hanya ngomong sudah cukup, jadi orang kaya mau bantu tak biasa. Kehidupan memang begini adanya, semuanya menerima dengan lega. Bagaimana tidak menerima, mau protes ke tuhan ternyata tuhan nyuruh lapang dada, mau protes ke sesama manusia, ternyata manusia pura-pura buta, lebih baik bunuh diri saja ketimbang hidup hanya tersiksa. Doa saya semoga para manusia tak lagi ada karena adanya manusia hanya jadi sampah dunia! Dari binatang, tumbuhan dan orang-orang yang
0 notes
sampahnegara · 9 years
Text
Wahai Mahasiswa, Kemana Dan Dimana Gerakanmu?
Pergulatan dari zaman kolonial ke zaman neo-liberal menjadikan berbagai macam elemen masyarakat di Indonesia terkena dampaknya. Mulai dari elemen masyarakat kecil yaitu buruh, tani, kaum miskin kota tak peduli muda maupun tua terkena mode pembaharuan yang dibawa oleh neo-liberal, produk-produk neo-liberal telah mencangkok tajam menembus pori-pori dalam diri masyarakat membuat elemen yang paling kecil tersebut terperangai dan terkagum-kagum dengan pembaharuannya. Pembaharuan yang berupa berbagai teknologi, budaya, musik, paradigma, nilai norma masyarakat dll membuat kaum kecil mudah untuk mengikuti arah pembaharuannya. Mereka kaum kecil tidak tahu kemana mereka mau dibawa, entah ke jurang penyiksaan ataupun ke neraka penindasan, yang jelas mereka para kaum kecil tidak tahu mengenai rekayasa yang telah dilakukan oleh antek-antek neo-liberal. Karena dalam diri mereka semua, sesuatu yang nyaman tetapi menyiksa dan menindas akan selalu diterima oleh mereka disebabkan mereka sudah terkondisikan untuk hal itu dan yang sangat jelas sekali, mereka tidak mempunyai pra anggapan untuk menolak dan melawan. Untuk membentuk sebuah perlawanan dibutuhkan berbagai komponen, dan komponen yang paling dasar adalah kesadaran dan juga mentalitas. Ketika masyarakat kecil tidak mempunyai kedua-duanya, maka yang terjadi adalah mereka akan tertindas sampai selamanya.
Tak hanya masyarakat kecil yang terkena dampak neo-liberal tersebut, mahasiswa sebagai aktivis dan juga kaum terpelajar atau kata Martin Suryajaya sebagai kaum menegah ngehe’ juga terkena efek tersebut. Kaum menengah adalah kaum yang berdiri secara cukup dalam hal ekonomi, dimana sering melahirkan sosok-sosok pahlawan perang seperti Soe Hok Gie, Munir, Soekarno, Tan Malaka dan aktivis-aktivis lain. Semua pahlawan tersebut memerangi segala bentuk penindasan, diskriminasi yang dilakukan oleh antek-antek kapitalis dan neo-liberal. Kaum menengah, aktivis atau mahasiswa yang dulunya terkenal sebagai agent of change dan agent of control gara-gara peruntuhan tirani otoritarian Soeharto dalam membela rakyat sudah berevolusi menjadi agent wifi, agent pulsa, agent pria wanita, dan agent bola akibat terlindas tergerus oleh produk-produk yang dibawa oleh neo-liberal. Dimana seluruh produk tersebut menginternalisasikan diri kedalam hati dan otak para mahasiswa sehingga kesadaran dan mentalitas mahasiswa yang dulunya terkenal sebagai ujung tombak dalam membela rakyat dengan live-in turun jalan menjadi sempit, ciut, lemah, alay, sering galau,dan hanya berani ngomong di sosmed. Parahnya lagi mereka bangga dengan apa yang mereka lakukan, mereka bangga dengan gelar mahasiswanya, mereka bangga dengan gelar aktivisnya, mereka bangga dengan ketidaktahuannya akan perlawanan tetapi mereka malah menyombongkan dirinya dan mereka bangga dengan ketertindasannya yang mereka akui sebagai kebebasan. Kaum menengah sekarang memang tidak tahu malu, ngomongkan sedikit soal buku atau bacaan kiri dengan bangga mereka kowar-kowar sudah mendalami perihal kiri. Hari ini orang kiri mati-matian bersama rakyat melakukan demonstrasi di Rembang melawan kapitalis tetapi mahasiswa yang sok-sokan mendalami kiri tidak melakukan apa-apa, melainkan hanya berceloteh di twitter soal hastag #savehajilulung atau apapun itu yang gak jelas tujuannya. Apakah kalian tidak jijik dengan kelakuan kalian yang mengatasnamakan kiri atau yang mengatasnamakan aktivis? Kemana kalian saat sawah para petani di gusur? Kemana kalian saat buruh menderita dipukuli preman-preman, polisi dan juga tentara sewaan antek-antek kapitalis dan neo-liberalis?
Sangat menyakitkan sekali melihat realita hari ini, mahasiswa diajak diskusi lama sudah tak kuat, diajak berpikir mendalam sudah angkat tangan, hanya membaca pengantar buku sudah merasa hebat, ngomongkan pemerintah tak tahu tetapi kalau diajak berfikir soal pria wanita sangat semangat sampai-sampai gak tidur semalaman. Mahasiswa hanya bisa berpikir sempit, lebih suka yang bersifat praktis, instan terlebih lagi mereka berlomba-lomba mencari peluang sana-sini untuk memperkaya diri. Corak hidup seperti inilah yang menjadi kunci supaya neo-liberal tetap mengakar ketulang-tulang kita sampai seribu tahun akan datang. Orang akan memandangi dirinya tidak apa-apa meskipun ditindas, orang akan selalu menginginkan keadilan meskipun dia tahu dia tidak suka turun jalan untuk melawan, orang akan menjaga jarak dengan pemerintah, pemodal dan juga rakyat. Mereka akan berada ditengah-tengah saling mengkritisi sana-sini untuk menghilangkan kecemasannya, untuk turun jalan pun mereka tidak akan mau dan tidak akan berani. Karena kesemuannya adalah dampak cangkokan dari neo-liberal yang dibawa oleh barat.
Mungkin penulis hanya bisa berharap supaya kaum kecil bisa sadar akan rekayasa sosial yang dilakukan oleh para antek kapitalis dan neo-liberal sehingga kaum kecil bersatu padu saling bergotong-royong melawan untuk kesejahteraan bersama. Kebijakan pemerintah soal MP3EI dan RIPIN harus segera dikaji ulang supaya tidak menimbulkan penindasan dan penyiksaan yang dilakukan oleh oknum-oknum pabrik dan pemerintah terhadap para petani. Sawah adalah harapan para petani, ketika sawah petani tidak ada, maka kita semua akan mengimpor beras yang ada diluar Indonesia. Negara kita digadang-gadang sebagai negara agraris tetapi ladang dan sawah di negara kita sedikit demi sedikit digusur oleh pabrik-pabrik gara-gara kebijakan MP3EI tersebut. Ya jelas sekali kita mengimpor beras dari luar gara-gara beras produksi sendiri mahal, orang para petani sawahnya digusur terus. Ketika sawah petani digusur maka yang terjadi para petani tidak akan bisa menanam padi sehingga padi akan semakin sedikit dan menyebabkan harganya mahal. Ini adalah realita yang akan kita hadapi dalam MEA, bukan soal kita kalah kualitas barang produksi tetapi memang kita yang tidak bisa memproduksi barang karena ulah pemerintah yang bersekongkol dengan antek-antek kapitalis. Untuk membuat sebuah perlawanan harus ada elemen yang mengorganisir rakyat, elemen tersebut tak lain adalah mahasiswa atau aktivis-aktivis lainnya. Kalau tidak ada yang mengorganisir maka rakyat akan kelabakan dan akan tertindas terus-menerus. Untuk itu mahasiswa harus mulai sadar akan ketertipuannya dengan dunia, sudahilah saling bertengkar satu sama lain, sudahilah menyombongkan diri dan sudahilah bermain politik ditempat yang bukan politik seperti apa yang dikatakan Martha Harnecker dalam Ideas for Struggle “ Mereka yang bekerja dengan sektor-sektor paling radikal akan memiliki pandangan berbeda terhadap negaranya, dibandingkan dengan mereka yang melakukan aktivitas politiknya ditengah-tengah sektor-sektor yang paling tidak politis. Kader revolusioner yang bekerja di lingkungan rakyat militan tidak akan memiliki pandangan yang sama dengan mereka yang aktif di sektor-sektor kelas menengah”. Sudah waktunya kalian live-in bersama rakyat untuk mengorganisir mereka guna melawan segala bentuk penindasan dan diskriminasi. Janganlah kalian jadi apparatchik-apparatchik 1 organisasi dengan dalih pergerakan rakyat. Gerakan kalian sangat-sangat dirindukan oleh rakyat ketika kalian juga merindukan rakyat!
1 Apparatchik berasal dari kata Rusia ‘apparat’ menurut kamus Merriam-Webster adalah pengikut, anggota atau petugas organisasi
0 notes
sampahnegara · 9 years
Text
Dominasi Stigma Masa Lalu
Dalam pergulatan kontelasi politik di indonesia, sosok kaum hawa tak lebih dan tak kurang hanyalah sebagai peramai di waktunya. Artinya hanya segelintir kaum hawa yang memang sudah merdeka dan berdikari secara mindset untuk mau duduk sebagai pengendali dan perubah tatanan struktur sosial ke arah yang lebih baik, entah di lembaga yang lokusnya kecil maupun yang mempunyai lokus yang luas. Dalam hal ini seringkali saya menjumpai bahwa sosok perempuan merasa tidak mampu dan tidak punya kuasa untuk menjadi pemimpin atau penggenggam dunia karena stigma masa lalu dan rule model sang penguasa masih di dominasi secara internal maupun eksternal oleh kaum adam. Mereka kaum hawa yang dikatakan hari ini sudah merdeka secara jasmani masih merasakan dominasi kaum adam, entah secara sadar maupun tidak sadar. Meskipun seringkali disinggung dalam berbagai buku bahwa semua manusia itu sama, semua manusia lahir ke bumi dengan tanpa derajat apa pun, tetapi upaya itu tetap saja tidak mengubah sekecil apa pun dominasi kaum adam pada mindset masyarakat. Stigma masa lalu masihlah melekat pada diri generasi tua untuk menanamkan bahwasannya kaum adam lebih kuat dari pada kaum hawa, kaum hawa itu lemah dan suka menangis. Hal itu lah yang membuat dominasi pria sampai hari ini masih tetap kuat dan akan tetap mengakar sampai masa depan nanti sehingga akan membuat kaum hawa menjadi termarjinalkan meskipun legitimasi merdeka telah dikumandangkan. Oleh karena itu sudah selayaknya kita sebagai kaum adam harus tetap mendukung dan tetap menjunjung transformasi sosial ke arah kemajuan yang lebih baik, dimana kaum hawa bisa menjadi apa pun yang dia inginkan tanpa mencederai nilai-nilai dan norma masyarakat indonesia terutama agama yang digadang-gadangkan sebagai penyelamat umat. Usaha kesetaraan gender yang sudah digarap oleh pemerintah untuk kemajuan peradaban di indonesia harus tetap kita junjung tinggi dengan materi ataupun tanpa materi, karena tanpa dukungan dari pemerintah hal itu tak akan terwujud. Pemerintah sudah menganggarkan berjuta-juta untuk perihal gender sendiri, hal ini dikarenakan pemerintah memang peduli dengan gender dan kesejahteraan sosial. Namun hari ini masih banyak sekali ditemui orang-orang yang memang anti gender dan anti apa pun itu produk barat meskipun hal itu baik untuk peradaban kita. Yah memang acap kali otak mereka tumpul sampai ke akar atau memang mereka menumpulkan otaknya. Mulai hari ini marilah kita mencoba untuk membuka otak dan hati kita lebar-lebar untuk menerima apa yang baik meskipun itu bukan dari kita dan marilah kita merefleksikan diri kita supaya pemahaman tentang kesetaraan gender bisa terwujud dengan baik. Sudah selayaknya kita sebagai kaum terpelajar untuk mendukung dan menjunjung tinggi kesetaraan gender supaya indonesia ini benar-benar merdeka secara lahir maupun batin. Jangan sampai kita menanamkan pada diri kita sikap iri dan dengki dengan kaum hawa yang ingin beruji nyali duduk di kursi pemerintahan, marilah kita percaya pada mereka, marilah kita merubah mindset yang telah lama mengakar pada diri kita, jangan lupa indonesia itu sudah merdeka dari dulu tapi kenapa otak dan hati kita belum merdeka, jangan lah sampai merusak konsep kemerdekaan yang sudah diusahakan oleh para tetua kita karena hal itu merupakan bentuk penghianatan pada negeri kita! Indonesia akan merdeka kalau bangsanya sudah sadar akan kemerdekaannya! Sudah saatnya wanita menggenggam dunia dengan hati dan logika untuk kemajuan peradaban tanpa penindasan! Salam rindu pada kemerdekaan
0 notes
sampahnegara · 9 years
Text
Kebenaran Yang Kelam
Farag Fouda, pemikir yang berani menentang negara demi meneguhkan kebenaran yang ia ketahui. Farag Fouda adalah seorang sarjana di mesir, dia dibunuh oleh dua orang pembunuh yang diduga disuruh oleh negara dan ulama di Universitas al-Azhar. Dia dibunuh setelah bukunya diterbitkan dan setelah dia menghadiri forum diskusi yang diadakan di universitas tersebut. Sebenarnya isi dari buku itu sepele, dia menyatakan bahwasannya pada masa Khulafaur Rasyidin, bani Umayah dan badi Abbasiyah yang terkenal dengan kebajikan dan kebesaran islam ternyata membawa pertempuran, kekejihan dan pembunuhan dimana-mana. Dia ingin mengungkapkan kejahatan di masa lalu guna untuk menyadarkan generasi muda islam supaya mereka sadar bahwasannya islam itu adalah agama tentang tauhid dan perlu dikaji ulang untuk menjadikan islam sebagai agama negara. Banyak sekali generasi sekarang yang tahu segelintir tentang islam, sudah menggebu-nggebu ingin mendirikan negara islam yang berasaskan dan berlandaskan zaman Khulafaur Rasyidin. Dengan al-quran dan sunnah nabi yang mereka fahami luarnya saja tanpa mempertimbangkan substansi dari keduanya mereka sudah berani menentang demokrasi, seperti kata pepatah “Hanya kulitnya tanpa isinya” . Seperti dijelaskan di buku Kebenaran yang hilang milik Farag Fouda bahwasannya pada zaman Khuafaur Rasyidin mereka para khalifah yang mati wajar seperti orang-orang biasa hanyalah sahabat Abu Bakar dan yang lain mereka mati dibunuh oleh penentangnya. Kita lihat pada masa sahabat Usman bin Affan, dia mati karena dibunuh oleh orang islam sendiri, padahal dia adalah seseorang yang dijamin masuk surga dan dia juga memperistri putri nabi, pertanyaan yang mengganjal dari peristiwa tersebut ialah kenapa orang islam pada zaman itu sampai tega membunuh khalifah ketiga, apakah mereka sudah tidak mempunyai hati nurani dan tak bisa berfikir secara rasional lagi? Keadaan yang mengganjal juga dialami pada masa sayidina Ali, pada zaman beliau banyak terjadi peperangan antar umat islam sendiri, seperti contoh perang yang dialami oleh Umayah dengan beliau dan peperangan antara Siti Aisyah (istri nabi) dengannya. Dari sini banyak sekali kejanggalan yang tidak pernah dijelaskan dan dipaparkan di buku-buku sejarah SD,SMP,SMA maupun pondok pesantren dengan sangat valid. Entah para ulama-ulama menutup diri dan membungkam semua itu atau entah mereka tidak tahu tentang hal itu. Sebenarnya negara agama atau negara yang berasaskan syariat islam dengan embel-embel akan dapat memecahkan masalah terkini, seperti masalah inflasi,deflasi atau masalah perbankan dan pasar bebas masih belum bisa ketika generasi muda hanya disibukkan dengan pembahasan tentang turunnya imam mahdi, dajal, surga neraka atau pun yang lain yang membuat otak hanya menyebut wallahu a’lam .....
0 notes
sampahnegara · 9 years
Text
nanti ketika senja berbunga jingga, segeralah mandi dan gosok gigi. Lalu, kita bertemu membunuh rindu. #berbururindu
161 notes · View notes
sampahnegara · 9 years
Photo
Tumblr media
Terimakasih sampai hari ini kau masih setia menemani
0 notes